PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerupuk merupakan suatu jenis makanan ringan yang sudah lama dikenal oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk memiliki tekstur yang renyah dan
garing yang dapat dikonsumsi sebagai makanan selingan maupun sebagai variasi
dalam lauk pauk. Kerupuk merupakan salah satu produk olahan tradisional yang
digemari oleh masyarakat Indonesia. Makanan tersebut dikenal baik di segala usia
maupun tingkat sosial masyarakat. Mudah diperoleh dan dijual dengan harga murah
baik dalam kemasan yang sudah digoreng maupun dalam kemasan yang masih
mentah. (Koswara, 2009). Pada umumnya Kerupuk memiliki bentuk dan rasa yang
beragam tergantung pada bahan dasar yang digunakan serta daerah asal
Pati merupakan salah satu polimer alami yang tersusun dari struktur bercabang
yang disebut amilopektin dan struktur lurus yang disebut amilosa. Pati diperoleh
dengan cara mengekstraksi tanaman yang kaya akan karbohidrat seperti sagu,
singkong, jagung, gandum, dan ubi jalar. Menurut kamus besar bahasa Indonesia
(KKBI) Pati merupakan tepung halus hasil endapan dari ubi, singkok dan lain
sebagainya yang telah diparut. Pati sebagai sumber karbohidrat dapat dijumpai dari
berbagai jenis tepung, diantaranya tepung tapioka, tepung sagu, tepung beras maupun
tepung kanji. Tepung tapioka merupakan pati dari umbi singkong yang telah
1
2
Saat ini, jenis kerupuk sudah sangat beragam mulai dari kerupuk yang hanya
terbuat dari tapioka sampai dengan kerupuk yang dicampur dengan bahan pengisi
atau bahan penambah aroma seperti ikan, udang, sayur-sayuran dan masih banyak
lagi, khususnya di Daerah Sumatra Selatan bahan penambah yang lebih sering
digunakan sebagai tamabah tepung tapioka adalah ikan karena selain sebagai bahan
pengisi atau bahan penambah aroma, ikan yang ditambahkan juga berfungsi untuk
meningkatkan kandungan gizi kerupuk, terutama protein. Jenis ikan yang umum
digunakan dalam pembuatan kerupuk antara lain ikan belida, ikan tenggiri, ikan ekor
kuning, ikan kakap, dan ikan tongkol. Walaupun begitu, sebenarnya segala jenis ikan
dapat dijadikan sebagai bahan utama dalam pembuatan kerupuk, salah satunya
Kerupuk ikan merupakan salah satu jenis makanan ringan yang sudah cukup
dikenal oleh masyarakat. Kerupuk ikan mempunyai rasa yang lezat dan gurih
sehingga banyak disukai oleh masyarakat. Selain dapat dimakan sebagai makanan
selingan seperti halnya makanan cemilan, kerupuk ikan juga dapat dikonsumsi
sebagai lauk pauk bersama nasi serta juga dapat menghasilkan nilai tambah dan
beraneka ragaman jenis olahan sehingga mampu bersaing dengan produk lain di
pasaran. Selain itu proses pembuatan kerupuk ikan cukup sederhana, sehingga dapat
dijadikan usaha pokok atau sampingan bagi keluarga. Kerupuk merupakan suatu
jenis makanan kecil yang sudah lama dikenal oleh sebagian besar masyarakat
Salah satu makan tradisional yang khas di Daerah Sumatra Selatan Khususnya
Daerah Palembang adalah Kerupuk ikan atau yang lebih dikenal dengan sebutan
beberapa bentuk seperti, Kemplang Badak, Kemplang Anggur, Kemplang Koin, dan
masih banyak lagi. Kemplang biasanya berbahan dasar tepung tapioka dan Ikan
gabus ataupun ikan tenggiri. Ikan Gabus dipilih karena merupakan bahan pangan
yang mudah didapat dan murah, kaya zat gizi dan sangat baik bagi jantung karena
rendah lemak.
Selain itu, menurut Suprayitno (2003), menyebutkan bahwa ikan gabus sangat
kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting. Pemanfaatan ikan gabus di
masyarakat telah banyak digunakan mulai dari ukuran benih sampai ukuran dewasa.
Untuk ukuran benih ikan gabus banyak dimanfaatkan sebagai pakan ikan hias
sedangkan untuk ukuran dewasa, selain sebagai ikan konsumsi (lauk), ikan gabus
juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku olahan seperti dalam pembuatan
Usaha kecil dan menengah (UKM) adalah salah satu bidang yang memberikan
kontribusi yang segnifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini
dikarenakan daya serap UKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat
dengan rakyat kecil (Kuncoro, 2008). Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
data departemen koperasi dan UMKM jumlah UKM sampai dengan tahun 2012
sebanyak 56.534.592 unit usaha. Dari jumlah UKM yang ada mampu menyerap
59.08% sedangkan usaha besar hanya sebesar 40.92% (Departemen Koperasi dan
UKM).
4
Keadaan ini didukung karena dikenalnya Kota Palembang sebagai kota yang
songket, kain tajung, kain jumputan, ukiran kayu, rotan, kerupuk kemplang dan lain
Adapun produk unggulan di Kota Palembang dari sektor industri kecil tersebut
antara lain kerupuk kemplang, tajung, kain jumputan, tenun songket, serta ukiran
kayu. Dari beberapa produk unggulan di Kota Palembang produk olahan kerupuk
dan kemplang merupakan produk yang paling digemari tidak hanya di Kota
Palembang bahkan di daerah sekitar Kota Palembang. Selain dapat diadikan lauk
pauk kerupuk kemplang juga bias dijadikan oleh-oleh saat berpergian. Salah satu
Seberang Ulu I dan Kecamatan Kertapati, yang sebagian besar UKM kerupuk
kemplang di daerah ini merupakan usaha rumahan dengan tenaga kerja yang
dan pengelolaan keuangan yang baik. UKM kerupuk kemplang yang menjadi
pengamatan penulis adalah usaha kerupuk kemplang milik Hj. Eva Yunus. Usaha
Kerupuk Kemplang milik Hj. Eva ini dilakukan Secara turun temurun sejak tahun
1960 hingga saat ini. Dari uraian di atas peneliti bermaksud melakukan penelitian
5 Ulu Palembang”.
5
Palembang.
2. Untuk mengetahui saluran pemasaran yang ada di Usaha Kerupuk Kemplang Ikan
2. Sebagai sumber informasi kepada semua pihak yang membutuhkan dan sebagai