Isi Referat Bedah
Isi Referat Bedah
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah hidrokel berasal dari bahasa Yunani, yang berarti pembengkakan yang
berisi air ( hidro = air, cele = pembengkakan). 2 Saat ini, definisi hidrokel adalah
penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika
vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga ini memang ada
dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh limfatik
sekitarnya.1 (Purnomo, 2009).
Menurut penelitian Samiadji dkk (1992) satu dari sepuluh bayi laki-laki menderita
hidrokel. Dan 90 -95% di antaranya, akan menghilang dengan sendirinya dalam tahun
pertama kehidupan.5 Sedangkan pada dewasa, insiden hidrokel didapatkan pada satu
dari seratus laki-laki dewasa. Hidrokel yang muncul saat dewasa biasanya terjadi
setelah dekade kedua kehidupan6 (Aryo, 1988).
Anderson (2007) mengemukakan bahwa, ada dua tipe hidrokel testis, yaitu tipe
primer (idiopatik) dan tipe sekunder (didapat). Pada tipe primer, hidrokel terjadi akibat
defek kongenital pada tunika vaginalis testis. Sedangkan untuk tipe sekunder, hidrokel
disebabkan oleh iritasi pada tunika vaginalis testis. 3 Jika dilihat dari letak kantong
hidrokel terhadap testis, secara klinis ada tiga macam hidrokel yaitu, (1) hidrokel
komunikan, (2) hidrokel non-komunikan, dan (3) hidrokel funikulus.4 (Tanagho, 200).
Pasien dengan hidrokel testis, mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum
yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran skrotum dengan
perabaan kistik, fluktuasi positif, transiluminasi positif, Pada hidrokel komunikan,
besarnya kantong dapat berubah-ubah dan pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari
testis. Sedangkan pada hidrokel non-komunikan besar kantong hidrokel tidak berubah
dan pada palpasi testis tidak dapat teraba. Dan pada hidrokel funikulus, besarnya tetap
dan testis dapat diraba.1,(Purnomo, 2009).
BAB II
ISI
A. Definisi
Istilah hidrokel berasal dari bahasa Yunani, yang berarti pembengkakan yang
berisi air ( hidro = air, cele = pembengkakan). 2 Saat ini, definisi hidrokel adalah
penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika
vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga ini memang ada
dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh limfatik
sekitarnya.1 (Purnomo, 2009).
B. Epidemiologi
Menurut penelitian Samiadji dkk (1992) satu dari sepuluh bayi laki-laki menderita
hidrokel. Dan 90 -95% di antaranya, akan menghilang dengan sendirinya dalam tahun
pertama kehidupan.5
Pada dewasa, insiden hidrokel didapatkan pada satu dari seratus laki-laki dewasa.
Hidrokel yang muncul saat dewasa biasanya terjadi setelah dekade kedua kehidupan 6
(Aryo, 1988).
kranial lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang
menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi
dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus. Membran di antara lipatan uretra
disebut membran urogenital, sedang membran di antara lipatan anus disebut membran
analis.4
skrotum. Proses penurunan testis ini masih bisa berlangsung sampai bayi usia 9-12
bulan. 4
D. Anatomi skrotum
Secara anatomis skrotum terdiri atas lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Kutis dan subkutis.
b. Tunika dartos.
c. Fascia spermatica eksterna.
d. Fascia dan muskulus kremasterika.
e. Tunika vaginalis eksterna.
f. Tunika vaginalis interna.
Dan di dalamnya terdapat testis dan epididimis. Pada linea mediana terdapat
raphe skrotum. Kulit skrotum lebih hitam,berambut jarang, mengandung kelenjar
sebasea dan kelenjar sudorifera, sehingga member bau spesifik. Tunika dartos
mengandung serabut-serabut oto polos dan tidak mengandung lemak. Hubungan
dengan kulit sangat erat dan dengan fascia superfascialis dipisahkan oleh jaringan ikat
longgar.
Vaskularisasi skrotum :
A.scrotalis superior merupakan cabang dari arteri pudenda externa superfascialis yang
kemudian menyilang funikulus spermatikus di sebelah depan, untuk kemudian
bercabang dua menjadi rami penis dan rami scrotalis anterior.
A.scrotalis posterior/ lateralis posterior merupakan cabang dari arteri pudenda interna.
Persarafan skrotum :
N. scrotalis anterior merupakan cabang dari N. Genitofemoralis.
N. scrotalis posterior merupaka cabang dari N. Pudenda Interna.
Sistem limfatik skrotum mengikuti jalannya arteri skrotalis anterior dan arteri skrotalis
posterior. 6
Testis
Testis merupakan gonad laki-laki yang dapat memproduksi sperma dan hormone
reproduksi (testosterone). Testis berada didalam skrotum dan digantung oleh spermatic
cord. Testis sebelah kiri cenderung lebih rendah.Permukaan testis dilapisi oleh lapisan
visceral tunika vaginalis kecuali bagian testis yang menempel dengan epididimis dan
spermatic cord. Testis mempunyai lapisan luar berupa fibrosa yang kuat yag disebut
tunika albuginea. Tunika albuginea akan menebal membentuk mediastinum testis dan
akan memanjang membentuk septa. Septa membatasi lobula yang berada didalam
testis. Testis dibagi menjadi 200-300 lobula, yang masing-masing lobula tersebut berisi
1-3 tubula seminiferous. Setiap tubula mempunyai panjang sekitar 62 cm yang
menggulung dan tersusun secara padat di dalam testis. Bagian posterior tubula
terhubung dengan plexus yang masuk ke dalam rete testis yang kemudian akan
penetrasi kedalam tunika albuginea di bagian atas testis. Setelah itu menuju bagian
head epididimis yang dibentuk oleh duktus eferen. Duktus eferen berfusi untuk
membentuk satu tuba yang akan membentuk body dan tail epididimis.
Vaskularisasi:
- Arteri : berasal dari abdominal aorta yang akan bercabang menjadi arteri
testicular. Arteri tersebut akan bercabang dan berhubungan dengan arteri duktus
deferen.
- Vena : membentuk pampiniform plexus dari bagian anterior duktus deferens dan
mengelilingi testis. Pampiniform plexus berfungsi sebagai thermoregulatory, yaitu
penjaga temperatur testis agar konstan. Vena testicular kanan akan menuju vena kava
inferior, sedangkan vena testicular kiri akan masuk ke vena renal kiri.
Epididimis
Merupakan struktur per[anjangan dari bagian posterior testis. Duktus eferen yang
berasal dari testis memindahkan sperma yang baru dibuat menuju epdidimis. Epididimis
dibentuk oleh duktus epididimis yang kecil dan melilit secara padat. Saluran tersebut
akan menjadi lebih kecil ketika melalui bagian atas epididimis (head of epididimis).
Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan, penyimpanan dan sekresi
Epididimis terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
- Head of epididymis : dibentuk oleh lobule yang berisi 12—14 duktus eferen.
- Body of epididymis
- Tail of Epididymis : bagian epididimis yang akan menu vas deferens.
Duktus deferens
Merupakan perpanjangan saluran epididimis. Duktus deferens:
- Mempunyai dinding otot yang tebal dengan lumen yang halus sehingga
memberikan struktur yang kuat
- Dimulai dari bagian tail of epididimis yang terletak di ujung bawah testis
- Merupakan komponen utama spermatic cord
- Masuk ke dinding anterior abdomen melalui inguinal canal
- Berakhir dengan menyatu dengan duktus vesika seminalis untuk membentuk
duktus ejakulatori
- Bagian ujung duktus deferens akan membesar yang disebut Ampulla.
Vaskularisasi:
- Arteri : berasal dari arteri vesical superior yang akhirnya akan menyatu dengan
arteri testicular.
- Vena : berasal dari vena testicular, termasuk plexus pampiniform. Bagian
ujungnya menuju vena vesicular plexus atau vena prostatic plexus.
b. Sekunder (didapat) :
Pada tipe ini penyebabnya adalah kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi dan reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan yang mungkin terjadi antara lain, tumor, infeksi, atau trauma pada
testis/epididimis.
Jika dilihat dari letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis ada tiga macam
hidrokel, yaitu :
(1) hidrokel komunikan,
Terjadi karena prosesus vaginalis yang masih terbuka, sehingga membawa cairan
peritoneum masuk ke tunika vaginalis testis. Terdapat hubungan antara hidrokel dengan
rongga abdomen.
(2) hidrokel non-komunikan,
Terjadi karena akumulasi cairan pada tunika vaginalis testis, tanpa adanya hubungan
hidrokel dengan rongga abdomen.
(3) hidrokel funikulus.4 (Tanagho, 2000).
Hidrokel yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian prosesus vaginalis
yang tidak mengalami obliterasi, tanpa adanya hubungan dengan rongga abdomen dan
tunika vaginalis testis.
F. Patofisiologi
Prosesus vaginalis yang tidak mengalami obliterasi, akan menyebabkan adanya
hubungan antara tunika vaginalis testis dengan rongga abdomen. Dan akan
G. Diagnosa
1) Anamnesa dan pemeriksaan fisik
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan
konsistensi kistik dan pada pemeriksaan inspeksi menunjukkan adanya
transiluminasi.
Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal
kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu
dengan pemeriksaan USG.
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan
beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus, dan
(3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan
metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
2) Pemeriksaan penunjang
1. Transiluminasi
Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya menemukan
massa skrotum..Dilakukan didalam suatu ruang gelap, sumber cahaya
diletakkan pada sisi pembesaran skrotum . Struktur vaskuler, tumor, darah,
hernia dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai
bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
hidrokel .
2. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan
membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena abnormal
(varikokel) dan kemungkinan adanya tumor. 4,5
H. Diagnosa banding
Selain hidrokel testis, adanya pembesaran skrotum tanpa disertai rasa nyeri
dapat terjadi karena :
a. Hernia
Isi benjolan terkadang dapat masuk ke dalam rongga abdomen, bila dilakukan
auskultasi dapat terdengar bising usus, transiluminasi (-).
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah 12
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
Periode 30 Mei – 6 Agustus 201
Hidrokel Dian Natalia (406107040)
b. Spermatokel
Benjolan terletak di epididimis dan melekat ke testis.
c. Hematokel
Ada riwaya trauma sebelumya, ada bekas trauma / lesi di sekitar benjolan.
d. Varikokel
Inspeksi dan papasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam
kantung yang berada di sebelah kranial testis.
e. Tumor testis
Pembesaran skrotum teraba lebih padat, permukaan tidak rata, kemungkinan terdapat
pembesaran kelenjar getah bening.3,4
I. Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan tepat, hidrokel dapat menyebabkan
komplikasi, antara lain :
1. Kompresi pada peredaran darah testis
2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokelpermagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis
sehingga menimbulkan atrofi
testis.
3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi
4. Sekunder Infeksi
J. Penatalaksanaan
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru
dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman
atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke
testis. 2,3
Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan
sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan
besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi,
bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin,natrium tetra desil sulfat atau urea)
untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum, sehingga cairan tidak
Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan
benang chromic cat gut. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang
chromic cat gut.
BAB III
KESIMPULAN
Hidrokel Testis adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara
lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis yang sebagian besar kasus
ditemukan pada anak-anak usia 0-12 bulan dan jarang pada dewasa.Mekanisme
terjadinya hidrokel testis pada anak yaitu belum sempurnanya penutupan
prosesus vaginalis dan belum sempurnanya sistem limfatik dalam reabsorbsi,
sedangkan pada dewasa disebabkan oleh factor idiopatik dan adanya kelainan
pada testis atau epididimis.
Diagnosis Hidrokel Testis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang berupa USG.
Penatalaksanaan Hidrokel Testis terbagi menjadi observasi untuk anak
usia 0-12 bulan, aspirasi dan tindakan operatif yang ditinjau dari factor usia dan
risiko terjadinya rekurensi. Hidrokel testis dapat menimbulkan komplikasi berupa
kompresi peredaran darah testis, atrofi testis, perdarahan, dan sekunder infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
2. Purnomo BB. Dasar - dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2003.h.137-40.
3. Schneck FX, Bellinger MF. Abnormalities of the testes and scrotum and their surgical
management. Dalam: Walsh PC. Campbellµs Urology Vol 1.
8thedition.Philadelphia: WB Saunders Company. 20003. Tanagho EA, Nguyen
HT.
5. http://bedahurologi.wordpress.com/2008/06/21/varikokel
6. http://www.urology-textbook.com/testis-anatomy.html