Gerak Menggelinding
Gerak Menggelinding
Abstak. Telah dilakukan praktikum yang berjudul “gerak menggelinding” dengan tujuan agar
mahasiswa dapat menjelaskan konsep-konsep fisika yang digunakan dalam membahas gerak
menggelinding, dan dapat menentukan momen inersia dari silender dan bola. Adapun alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum ini seperti silinder pejal, silinder berongga, bola pejal 1,
bola pejal 2, landasan (bidang miring), stopwatch, mistar ( meteran), jangka sorong, dan neraca
ohauss 311 gram. Pada praktikum ini hanya terdapat satu kegiatan yaitu dengan mengukur tinggi
(cm) bidang miring yang berbeda-beda dengan menggunakan meteran adapun tinggi bidang miring
yaitu bidang miring yang pertama | 11,80 ± 0,05 |, bidang miring yang kedua | 15,90 ± 0,05 |,
bidang miring yang ketiga | 18,10 ± 0,05 |, bidang miring yang keempat | 18,40 ± 0,05 | dan bidang
miring yang terakhir | 22,50 ± 0,05 |, dan mengukur kecepatan benda saat digelindingkan dengan
menghitung waktu yang diperlukan silinder maupun bola untuk sampai ke titik B. setelah itu,
untuk menentukan momen inersianya kita harus mengetahui konstanta pada setiap ketinggian pada
benda.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menjelaskan konsep-konsep fisika yang digunakan dalam membahas
gerak menggelinding ?
2. Bagaimana menentukan momen inersia dari silinder dan bola ?
TUJUAN
1. Menjelaskan konsep-konsep fisika yang digunakan dalam membahas gerak
menggelinding
2. Menentukan momen inersia dari silinder dan bola
TEORI SINGKAT
Jika sebuah benda kaku berotasi terhadap suatu sumbu tetap dengan kelajuan
sudut 𝜔, energi kinetik rotasinya dapat dituliskan,
1
𝐾𝑅 = 2 𝐼𝜔2 [6.4]
dimana I adalah momen inersia terhadap sumbu rotasi. Momen inersia dari benda
kaku dapat diperoleh melalui persamaan
𝐼 = ∫ 𝑟 2 dm [6.5]
dimana r adalah jarak dari elemen massa dm ke sumbu rotasi. Jika sebuah benda kaku
yang berotasi bebas terhadap sumbu tetap memiliki torsi luar yang bekerja padanya,
maka benda tersebut mengalami percepatan sudut 𝛼, dengan
∑𝜏 = 𝐼𝛼 [6.6]
dimana besar torsi yang berkaitan dengan gaya F yang bekerja adalah
𝜏 = 𝐹𝑑 [6.7]
dimana dadalah lengan momen gaya yang merupakan jarak tegak lurus dari sumbu
rotasi ke garis aksi dari gaya. Torsi merupakan ukuran kecenderungan gaya
mengubah rotasi benda terhadap suatu sumbu.
Perhatikan gambar 6.2, sebuah silinder pejal diletakkan di puncak bidang miring,
ketika silinder dilepas, silinder akan bergerak menggelinding sepanjang bidang
miring.
∑𝐹 = 𝑚𝑎 [6.8]
𝐼 = 𝐶 (𝑚𝑅 2 ) [6.10]
𝑔𝑠𝑖𝑛𝜃
𝐶= 𝑎
-1 [6.11]
𝑔ℎ
𝐶 = 2𝑥 2 𝑡 2 - 1 [6.12]
Dengan mengukur tinggi bidang miring (h), panjang bidang miring (x), dan waktu
tempuh (t) benda dari puncak ke dasar bidang miring, nilai konstanta c dapat di hitung.
Untuk memperoleh nilai momen inersia benda subtitusikan nilai c ini ke persamaan 6.10.
METODE EKSPERIMEN
Identifikasi variabel
Variabel kontrol : massa (gram), diameter (cm), dan panjang bidang miring (cm)
Variabel manipulasi : tinggi bidang miring (cm)
Variabel respon : waktu tempuh (s), torsi, dan momen inersia (gramcm²)
Definisi variabel
Variabel kontrol
1. Massa adalah berat benda yang diukur dengan menggunakan neraca ohauss 311
gram.
2. Diameter adalah hasil ukur yang diperoleh dari pengukuran benda yang
berbentuk lingkaran ataupun benda yang memiliki alas berbentuk lingkaran
seperti bola dan silinder berongga dengan menggunakan jangka sorong.
3. Panjang adalah jarak antara titik A ke titik B yang diukur dengan menggunakan
mistar atau meteran.
Variabel manipulasi
Tinggi adalah jarak dari titik A ke titik B yang diukur dalam posisi vertikal
dengan menggunakan mistar atau meteran
Variabel respon
1. Waktu tempuh adalah waktu yang dibutuhkan benda (silinder dan bola ) dari titik
A ke titik B.
2. Torsi adalah adalah ukurann kecenderungan gaya mengubah rotasi benda
terhadap suatu sumbu
3. Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap
porosnya.
Prosedur kerja
Menyusun atau merangkai alat-alat tersebut seperti pada gambar 6.3 pada buku
penuntun. Kemudian cek semua alat ukur yang akan digunakan, dan memastikan semua
benda beroperasi dengan baik. Selanjutnya mengukur massa bidang miring dan
ketinggian bidang miring, dan juga mengukur massa dan diameter benda yang akan
digunakan. Setelah itu meletakkan silinder pejal di posisi A, kemudian lepas dan
mengukur waktu yang dibutuhkan silinder dari A ke B, melakukan pengukuran berulang
sebanyak tiga kali. Mengubah ketinggian h sebanyak lima kali, dan melakukan kegiatan
yang sama dengan ukuran berbeda, setelah itu mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil
pengamatan.
Analisis data
Silinder Pejal
Untuk ketinggian landasan |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |𝑡̅ − 𝑡1 | = |3,0 − 3,0|𝑠 = 0,0 𝑠
t2 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |𝑡̅ − 𝑡1 | = |3,0 − 3,0|𝑠 = 0,0 𝑠
t3 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |𝑡̅ − 𝑡1 | = |3,0 − 3,0|𝑠 = 0,0 𝑠
3,0+3,0+3,0
𝑡̅ = 3
= 3,0 𝑠 ∆𝑡 = 0,1 𝑠
∆𝑡
KR = 𝑡̅ × 100 %
0,1𝑠
= 3,0𝑠 × 100 %
= 3,3 % (memiliki 3 angka penting)
PF = |𝑡̅ ± ∆𝑡|= |3,00 ± 0,10|s
Untuk ketinggian landasan |15,90 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,6 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,53 − 2,6|𝑠 = 0,07 𝑠
t2 =|2,5 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,53 − 2,5|𝑠 = 0,03
t3 =|2,5 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,53 − 2,5|𝑠 = 0,03 𝑠
2,6+2,5+2,5
𝑡̅ = 3
= 2,53 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07𝑠
KR = 2,53 𝑠
× 100 %
= 2,76 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,53 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |18,10 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,5 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,5 − 2,5|𝑠 = 0,0 𝑠
t2 =|2,5 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,5 − 2,5|𝑠 = 0,0 𝑠
t3 =|2,5 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,5 − 2,5|𝑠 = 0,0 𝑠
2,5𝑠+2,5𝑠+2,5𝑠
𝑡̅ = 3
= 2,5 𝑠 ∆𝑡 = 0,1 𝑠
0,1 𝑠
KR = 2,5 𝑠 × 100 %
= 4,0 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,50 ± 0,10|s
Untuk ketinggian landasan |18,40 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,3 ± 0,2|𝑠 𝛿1 = |2,3 − 2,3|𝑠 = 0,0 𝑠
t2 =|2,3 ± 0,2|𝑠 𝛿2 = |2,3 − 2,3|𝑠 = 0,0 𝑠
t3 =|2,3 ± 0,2|𝑠 𝛿3 = |2,3 − 2,3|𝑠 = 0,0 s
2,3𝑠+2,3𝑠+2,3𝑠
𝑡̅ = 3
= 2,3 𝑠 ∆𝑡 = 0,1 𝑠
0,1 𝑠
KR = × 100 %
2,3 𝑠
= 4,34 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,30 ± 0,10|s
Untuk ketinggian landasan |22,50 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,1 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,17 − 2,1|𝑠 = 0,07 s
t2 =|2,2 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,17 − 2,2|𝑠 = 0,03 𝑠
t3 =|2,2 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,17 − 2,2|𝑠 = 0,03 𝑠
2,1𝑠+2,2𝑠+2,2𝑠
𝑡̅ = 3
= 2,17 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = × 100 %
2,17 𝑠
= 3,22 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,17 ± 0,07|s
Silinder berongga
Untuk ketinggian landasan |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|3,5 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |3,5 − 3,43|𝑠 = 0,07 𝑠
t2 =|3,4 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |3,4 − 3,43|𝑠 = 0,03 𝑠
t3 =|3,4 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |3,4 − 3,43|𝑠 = 0,03 𝑠
3,5+3,4+3,4
𝑡̅ = 3
= 3,43𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 3,43𝑠 × 100 %
= 2,04% (memiliki 3 angka berarti)
PF = |3,43 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |15,90 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|3,2 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |3,2 − 3,07|𝑠 = 0,13 𝑠
t2 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |3,0 − 3,07|𝑠 = 0,07 𝑠
t3 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |3,0 − 3,07|𝑠 = 0,07 𝑠
3,2+3,0+3,0
𝑡̅ = 3
= 3,07 𝑠 ∆𝑡 = 0,13 𝑠
0,13 𝑠
KR = 3,07 𝑠 × 100 %
= 4,23 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |3,07 ± 0,13|s
Untuk ketinggian landasan |18,10 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,9 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,9 − 2,9|𝑠 = 0,0 𝑠
t2 =|2,9 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,9 − 2,9|𝑠 = 0,0 𝑠
t3 =|2,9 ± 0,2|𝑠 𝛿3 = |2,9 − 2,9|𝑠 = 0,0 𝑠
2,9+2,9+2,9
𝑡̅ = = 2,9 𝑠 ∆𝑡 = 0,1 𝑠
3
0,1 𝑠
KR = 2,9 𝑠
× 100 %
= 3,45 (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,90 ± 0,10|s
Untuk ketinggian landasan |18,40 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,8 ± 0,2|𝑠 𝛿1 = |2,8 − 2,87|𝑠 = 0,07 𝑠
t2 =|2,9 ± 0,2|𝑠 𝛿2 = |2,9 − 2,87|𝑠 = 0,03 𝑠
t3 =|2,9 ± 0,2|𝑠 𝛿3 = |2,9 − 2,87|𝑠 = 0,03 𝑠
2,8+2,9+2,9
𝑡̅ = 3
= 2,87 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,87 𝑠 × 100 %
= 2,43 % (memiliki 3 angka berarti)
PF= |2,87 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |22,50 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,4 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,4 − 2,43|𝑠 = 0,03 𝑠
t2 =|2,5 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,5 − 2,43|𝑠 = 0,07 𝑠
t3 =|2,4 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,4 − 2,43|𝑠 = 0,03 𝑠
2,4+2,5+2,4
𝑡̅ = = 2,43 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
3
0,07 𝑠
KR = × 100 %
2,43 𝑠
= 2,88 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,43 ± 0,07|s
Bola pejal 1
Untuk ketinggian landasan |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|3,2 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |3,2 − 3,07|𝑠 = 0,13
t2 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |3,0 − 3,07|𝑠 = 0,07
t3 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |3,0 − 3,07|𝑠 = 0,07
3,2+3,0+3,0
𝑡̅ = 3
= 3,07 𝑠 ∆𝑡 = 0,13
0,13 𝑠
KR = 3,07 𝑠
× 100 %
= 4,23% (memiliki 3 angka berarti)
PF = |3,07 ± 0,13|s
Untuk ketinggian landasan |15,90 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,7 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,7 − 2,63|𝑠 = 0,07 𝑠
t2 =|2,6 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,6 − 2,63|𝑠 = 0,03 𝑠
t3 =|2,6 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,6 − 2,63|𝑠 = 0,03 𝑠
2,7+2,6+2,6
𝑡̅ = 3
= 2,63 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,63 𝑠
× 100 %
= 2,66 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,63 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |18,10 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,3 ± 0,2|𝑠 𝛿1 = |2,3 − 2,33|𝑠 = 0,03 𝑠
t2 =|2,4 ± 0,2|𝑠 𝛿2 = |2,4 − 2,33|𝑠 = 0,07 𝑠
t3 =|2,3 ± 0,2|𝑠 𝛿3 = |2,3 − 2,33|𝑠 = 0,03 𝑠
2,3+2,4+2,3
𝑡̅ = 3
= 2,33 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,33 𝑠 × 100 %
= 3,00 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,33 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |18,40 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,3 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,3 − 2,37|𝑠 = 0,07 𝑠
t2 =|2,4 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,4 − 2,37|𝑠 = 0,03 𝑠
t3 =|2,4 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,4 − 2,37|𝑠 = 0,07 𝑠
2,3+2,4+2,4
𝑡̅ = 3
= 2,37 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,37 𝑠
× 100 %
= 2,95 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,37 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |22,50 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,1 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,1 − 2,1|𝑠 = 0,0 𝑠
t2 =|2,1 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,1 − 2,1|𝑠 = 0,0 𝑠
t3 =|2,1 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,1 − 2,1|𝑠 = 0,0 𝑠
2,1+2,1+2,1
𝑡̅ = = 2,1 𝑠 ∆𝑡 = 0,1 𝑠
3
0,1 𝑠
KR = 2,1 𝑠 × 100 %
= 4,76 % (memiliki 3 angka berarti)
t = |2,10 ± 0,10|s
Bola pejal 2
Untuk ketinggian landasan |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,9 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,9 − 2,97|𝑠 = 0,07 𝑠
t2 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |3,0 − 2,97|𝑠 = 0,03 𝑠
t3 =|3,0 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |3,0 − 2,97|𝑠 = 0,03 𝑠
2,9+3,0+3,0
𝑡̅ = 3
= 2,97 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,97 𝑠 × 100 %
= 2,36 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,97 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |15,90 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,6 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,6 − 2,57|𝑠 = 0,03 𝑠
t2 =|2,5 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,5 − 2,57|𝑠 = 0,07 𝑠
t3 =|2,6 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,6 − 2,57|𝑠 = 0,03 𝑠
2,6+2,5+2,6
𝑡̅ = 3
= 2,57 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,57 𝑠 × 100 %
= 2,72 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,57 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |18,10 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,3 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,3 − 2,3|𝑠 = 0,0 𝑠
t2 =|2,3 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,3 − 2,3|𝑠 = 0,0 𝑠
t3 =|2,3 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,3 − 2,3|𝑠 = 0,0 𝑠
2,3+2,3+2,3
𝑡̅ = = 2,3 𝑠 ∆𝑡 = 0,1 𝑠
3
0,1 𝑠
KR = 2,3 𝑠
× 100 %
= 4,34 % (memiliki 3 angka berarti)
PF= |2,30 ± 0,10|s
Untuk ketinggian landasan |18,40 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,3 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,3 − 2,27|𝑠 = 0,03 𝑠
t2 =|2,2 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,2 − 2,27|𝑠 = 0,07 𝑠
t3 =|2,3 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,3 − 2,27|𝑠 = 0,03 𝑠
2,3+2,2+2,3
𝑡̅ = 3
= 2,27 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,27 𝑠
× 100 %
= 3,08 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,27 ± 0,07|s
Untuk ketinggian landasan |22,50 ± 0,05|𝑐𝑚
t1 =|2,0 ± 0,1|𝑠 𝛿1 = |2,0 − 2,07|𝑠 = 0,07 𝑠
t2 =|2,1 ± 0,1|𝑠 𝛿2 = |2,1 − 2,07|𝑠 = 0,03 𝑠
t3 =|2,1 ± 0,1|𝑠 𝛿3 = |2,1 − 2,07|𝑠 = 0,03 𝑠
2,0+2,1+2,1
𝑡̅ = 3
= 2,07 𝑠 ∆𝑡 = 0,07 𝑠
0,07 𝑠
KR = 2,07 𝑠
× 100 %
= 3,38 % (memiliki 3 angka berarti)
PF = |2,07 ± 0,07|s
𝑔𝑡 2 𝑔ℎ2𝑡 𝑔ℎ𝑡 2 (𝑥 −2 )
∆𝑐 = |2𝑥 2 ∆ℎ| + | 2𝑥 2 ∆𝑡| + | 2
∆𝑥|
𝑔𝑡 2 𝑔ℎ𝑡 −𝑔ℎ𝑡 2
∆𝑐 = |2𝑥 2 ∆ℎ| + | 𝑥2 ∆𝑡| + | 𝑥 3 ∆𝑥|
𝑔𝑡2 𝑔ℎ𝑡 −𝑔ℎ𝑡2
∆𝑐 ∆ℎ ∆𝑡 ∆𝑥
2𝑥2 𝑥2 𝑥3
𝑐
= | 𝑔ℎ𝑡2
|+ | 𝑔ℎ𝑡2
|+ | 𝑔ℎ𝑡2
|
−1 −1 −1
2𝑥2 2𝑥2 2𝑥2
𝑔𝑡2 𝑔ℎ𝑡 −𝑔ℎ𝑡2
∆𝑐 ∆ℎ ∆𝑡 ∆𝑥
2𝑥2 𝑥2 𝑥3
𝑐
= | 𝑔ℎ𝑡2 −2𝑥2
|+ | 𝑔ℎ𝑡2 −2𝑥2
|+ | 𝑔ℎ𝑡2 −2𝑥2
|
2𝑥2 2𝑥2 2𝑥2
𝑔𝑡2 𝑔ℎ𝑡 −𝑔ℎ𝑡2
∆𝑐 ∆ℎ ∆𝑡 ∆𝑥
2𝑥2 𝑥2 𝑥3
𝑐
= | 𝑔ℎ𝑡2 − 2𝑥2
|+ | 𝑔ℎ𝑡2 − 2𝑥2
|+ | 𝑔ℎ𝑡2 − 2𝑥2
|
2𝑥2 2𝑥2 2𝑥2
∆𝑐 (𝑔𝑡 2 ∆ℎ) (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)(2𝑥 2 )
𝑐
= |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥 2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥 3 )|
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐 = |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
a. Silinder pejal
Konstanta untuk ketinggian |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
980𝑐𝑚/𝑠 2 11,80 𝑐𝑚
𝐶=( (3,0 𝑠)2 − 1)
2(194,50 𝑐𝑚)2
11.564 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 9,0 𝑠 2 − 1)
2(37.830,25 𝑐𝑚2 )
104.076 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75.660,5 𝑐𝑚2
𝐶 = 1,37 − 1
𝐶 = 0,37
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐 = |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(3,0)2 (0.05) 2(980)(11,80)(3,0)(0.1)
∆𝑐 = | | + |980(11,80)(3,0)2 −2(194.50)2 | +
980(11,80)(3,0)2 −2(194.50)2
−2(980)(11,80)(3,0)2 (0.05)
| | (0.37)
980(11,80)(3,0)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.0155| + |0.2441| + |0.0071|(0.37)
∆𝑐 = 0,0155 + 0,2441 + 0,0071 (0,37)
∆𝑐 = 0.098
Kesalahan relatif
0.098
KR = 0.37
x 100% = 26,48 % (2 AB)
Derajat kebenaran
DK = 100% - 26,48 % = 73,52 %
Pelaporan fisika
c= |0.37± 0.09|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,37 [50,14 𝑔𝑟4(2,30 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,37(12,53 𝑔𝑟. 5,29 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,37(66,2837 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 24,5249 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
𝐼 = 24,52 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,098 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,37 | + |50,14 𝑔𝑟| + | 2,30 𝑐𝑚
|) 24,52 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,2648 + 0,0002 + 0,0043)24,52 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,1631)17,49 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 6,60 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
6,60
KR =24,52 x 100% = 26,91% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 26,91% = 73,09%
Pelaporan fisika
I = |24± 6| gr.cm2= |24 ± 6| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
980𝑐𝑚/𝑠 2 15,90𝑐𝑚
𝐶=( (2,53 𝑠)2 − 1)
2(194,50 𝑐𝑚)2
15582 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 6,401 𝑠 2 − 1)
2(37830,25 𝑐𝑚2 )
99740,382 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75660,5 𝑐𝑚2
𝐶 = 1,318 − 1
𝐶 = 0,318
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐 = |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(2,53)2 (0.05) 2(980)(15,90)(2,53)(0.1)
∆𝑐 = |980(15,90)(2,53)2 −2(194.50)2 | + |980(15,90)(2,53)2 −2(194.50)2 | +
−2(980)(15,90)(2,53)2 (0.05)
| | (0.318)
980(15,90)(2,53)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.0130| + |0.3274| + |0.00068|(0.318)
∆𝑐 = 0,0130 + 0,3274 + 0,00068 (0,318)
∆𝑐 = 0.108
Kesalahan relatif
0.108
KR = 0.318
x 100% = 33,96 % (2 AB)
Derajat keasaman
DK = 100% - 26,48 % = 66,04 %
Pelaporan fisika
c= |0.32± 0.11|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,32 [50,14 𝑔𝑟4(2,30 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,32(12,535 𝑔𝑟. 5,29 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,32(66,31015)
𝐼 = 21,23 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,108 0,01 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (|0,318| + |50,14 𝑔𝑟| + | 2,30 𝑐𝑚
|) 21,23 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,3396 + 0,00019 + 0,0434)21,23 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,38289)21,23 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 8,129𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
8,129
KR =21,23 x 100% = 38,29% ( 2 angka penting )
Derajat keasaman
DK = 100% - 38,29% = 61,71%
Pelaporan fisika
𝐼 = |21 ± 8|𝑔𝑟𝑐𝑚2 = |21 ± 8| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,46 [50,14 𝑔𝑟4(2,30 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,46(12,535 𝑔𝑟. 5,29 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,46(66,31015)
𝐼 = 30,50 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,120 0,01 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,46 | + |50,14 𝑔𝑟| + | 2,30 𝑐𝑚
|) 30,50 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,2609 + 0,00019 + 0,0434)30,50 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,30449)30,50 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 9,287 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahn relatif
9,287
KR = x 100% = 30,45% ( 2 angka penting )
30,50
Derajat kebenaran
DK = 100% - 30,45% = 69,55%
Pelaporan fisika
I =|30 ± 9|𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 = |30 ± 9| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,26 [50,14 𝑔𝑟4(2,3 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,26(12,535 𝑔𝑟. 5,29 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,26(66,31015)
𝐼 = 17,24 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,113 0,01 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (|
0,26
| + | 50,14 | + | 2,30 |) 17,24𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,4346 + 0,00019 + 0,0434)17,24 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,47819)17,24 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 8,244 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
8,244
KR =17,24 x 100% = 47,82% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 47,82% = 52,18%
Pelaporan fisika
I = |17± 8|𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 = |17 ± 8| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,37 [50,14 𝑔𝑟4(2,3 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,37(12,535 𝑔𝑟. 5,29 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,37(66,31015)
𝐼 = 24,53 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,129 0,01 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,37 | + | 50,14
| + | 2,3 |) 24,53 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,3486 + 0,00019 + 0,0434)24,53 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,39219)24,53 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 9,620 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
9,620
KR =24,53 x 100% = 39,21% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 39,21% = 60,79%
Pelaporan fisika
PF = |24± 9|𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 = |24 ± 9| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
b. Silinder berongga
Konstanta untuk ketinggian |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
980𝑐𝑚/𝑠 2 11,80 𝑐𝑚
𝐶=( (3,43 𝑠)2 − 1)
2(194,50 𝑐𝑚)2
11.564 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 11,7649 𝑠 2 − 1)
2(37.830,25 𝑐𝑚2 )
136049,30 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75660,5 𝑐𝑚2
𝐶 = 1,80 − 1
𝐶 = 0,80
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐= |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(3,43)2 (0.05) 2(980)(11,80)(3,43)(0.1)
∆𝑐 = |980(11,80)(3,43)2 −2(194.50)2 | + |980(11,80)(3,43)2 −2(194.50)2 | +
−2(980)(11,80)(3,43)2 (0.05)
| | (0.80)
980(11,80)(3,43)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.0028| + |0.1611| + |0.0009|(0.80)
∆𝑐 = 0,0028 + 0,1611 + 0,0009 (0,80)
∆𝑐 = 0.132
Kesalahan relatif
0.132
KR = x 100% = 16,5 % (2 AB)
0.80
Derajat kebenaran
DK = 100% - 16,6 % = 83,50 %
Pelaporan fisika
I= |0.80± 0.13|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,80 [17,46 𝑔𝑟4(1,6 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,80(4,365 𝑔𝑟. 2,56 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,80(11,1744 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 8,9395 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,132 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,80 | + |17,46 𝑔𝑟| + | 1,60 𝑐𝑚
|) 8,9395 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,165 + 0,0005 + 0,0062)8,9395 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,1717)8,9395 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 1,53 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
1,53
KR =8,94 x 100% = 17,11% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 17,11% = 82,89%
Pelaporan fisika
I = |8,9±1,5| gr.cm2= |8,9 ± 1,5| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Konstanta untuk ketinggian |15,90 ± 0,05|𝑐𝑚
980𝑐𝑚/𝑠 2 15,90 𝑐𝑚
𝐶=( (3,07 𝑠)2 − 1)
2(194,50 𝑐𝑚)2
11.564 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 9,4249 𝑠 2 − 1)
2(37.830,25 𝑐𝑚2 )
108989,54 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75660,5 𝑐𝑚2
𝐶 = 1,4 − 1
𝐶 = 0,40
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐= |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(3,07)2 (0.05) 2(980)(15,60)(3,07)(0.1)
∆𝑐 = |980(15,60)(3,07)2 −2(194.50)2 | + |980(15,60)(3,07)2 −2(194.50)2 | +
−2(980)(15,60)(3,07)2 (0.05)
| | (0.40)
980(15,60)(3,07)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.0067| + |0.13717| + |0.0007|(0.40)
∆𝑐 = 0,14457 (0,40)
∆𝑐 = 0.057
Kesalahan relatif
0.057
KR = x 100% = 1,42 % (3 AB)
0.40
Derajat kebenaran
DK = 100% - 1,42 % = 98,58 %
Pelaporan fisika
c= |0.40± 0.06|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,40 [17,46 𝑔𝑟4(1,6 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,40(4,365 𝑔𝑟. 2,56 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,40(11,1744 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,057 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,40 | + |17,46 𝑔𝑟| + | 1,60 𝑐𝑚
|) 4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,1425 + 0,0005 + 0,0062)4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,1492)4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 0,666 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahn relatif
0,66
KR =4,47 x 100% = 14,65% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 14,65% = 85,35%
Pelaporan Fisika
I = |4,5±0,7| gr.cm2= |8,9 ± 1,5| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,40 [17,46 𝑔𝑟4(1,6 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,40(4,365 𝑔𝑟. 2,56 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,40(11,1744 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,057 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,40 | + |17,46 𝑔𝑟| + | 1,60 𝑐𝑚
|) 4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,1425 + 0,0005 + 0,0062)4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,1492)4,46976 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 0,666 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
0,66
KR = x 100% = 14,65% ( 2 angka penting )
4,47
DK = 100% - 14,65% = 85,35%
PF = |4,5±0,7| gr.cm2= |8,9 ± 1,5| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,72 [17,46 𝑔𝑟4(1,6 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,72(4,365 𝑔𝑟. 2,56 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,72(11,1744 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 5,0224 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,142 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,72 | + |22,50 𝑔𝑟| + | 1,60 𝑐𝑚
|) 5,0224 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,241 + 0,0005 + 0,0062)5,0224 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,2477)5,0224 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 1,24 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
1,24
KR = x 100% = 24,7% ( 2 angka penting )
5,02
DK = 100% - 24,7% = 75,3%
PF = |5,0± 1,2| gr.cm2= |5,0 ± 1,2| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
980𝑐𝑚/𝑠 2 22,50𝑐𝑚
𝐶=( (2,07 𝑠)2 − 1)
2(194,5 𝑐𝑚)2
22050 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 4,2849 𝑠 2 − 1)
2(37830,25 𝑐𝑚2 )
94482,045 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75660,5𝑐𝑚2
𝐶 = 1,25 − 1
𝐶 = 0,25
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐= |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥 2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(2,07)2 (0.05) 2(980)(22,50)(2,07)(0.1)
∆𝑐 = |980(22,50)(2,07)2 −2(194.50)2 | + |980(22,50)(2,07)2 −2(194.50)2 | +
−2(980)(22,50)(2,07)2 (0.05)
| | (0.25)
980(22,50)(2,17)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.0111| + |0,4850| + |0.00065|(0.25)
∆𝑐 = 0,0111 + 0,4850 + 0,00065 (0,25)
∆𝑐 = (0,49666)(0,25)
∆𝑐 = 0,124
0,124
KR = 0,25 x 100% = 49,60% ( 2 angka penting )
DK = 100% - 49,60% = 50,40%
PF = |0,25± 0,12|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,25 [32,63 𝑔𝑟4(2,20 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,25(8,1575 𝑔𝑟. 4,84 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,25(39,4823)
𝐼 = 9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,124 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,25 | + | 32,63
| + | 2,20 |) 9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,496 + 0,0003 + 0,0045)9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,5008)9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 4,9428 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
4,9428
KR = 9,870 x 100% = 50,08% ( 2 angka penting )
DK = 100% - 50,08% = 49,92%
PF = |9,9± 4,9|𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 = |9,9 ± 4,9| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
c .Bola pejal 1
Konstanta untuk ketinggian |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
980𝑐𝑚/𝑠 2 11,80𝑐𝑚
𝐶=( (3,07 𝑠)2 − 1)
2(194,50 𝑐𝑚)2
11.564 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 9,42 𝑠 2 − 1)
2(37.830,25 𝑐𝑚2 )
108.932,88 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75.660,5 𝑐𝑚2
𝐶 = 1,44 − 1
𝐶 = 0,44
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐 = |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(3,07)2 (0.05) 2(980)(11,80)(3,07)(0,13)
∆𝑐 = |980(11,80)(3,07)2 −2(194.50)2 | + |980(11,80)(3,07)2 −2(194.50)2 | +
−2(980)(11,80)(3,07)2 (0.05)
| | (0.44)
980(11,80)(3,07)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.0138| + |0.2774| + |0.00018|(0.44)
∆𝑐 =|0,2914|(0,44)
∆𝑐 = 0.128
Kesalahan relatif
0.128
KR = 0.44
x 100% = 29,09% (2 AB)
Derajat kebenaran
DK = 100% - 29,09 % = 7091%
Pelaporan fisika
PF = |0.44 ± 0.128|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,44 [66,760 𝑔𝑟4(2,80 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,44(16,69 𝑔𝑟. 7,84 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,44(130,85 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 57,574 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
𝐼 = 57,57 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,128 0,005 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (|
0,44
| + |66,760 𝑔𝑟| + | 2,80 𝑐𝑚 |) 57,57 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,290 + 0,000075 + 0,0357 )57,57 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,326)57,57 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 18,77 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
18,77
KR = 57,57 x 100% = 32,60% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 32,60% = 67,40%
Pelaporan fisika
PF = |57,57± 18,77| gr.cm2= |5,7 ±| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Rambat ralat
0,079 0,005 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,42 | + |66,760 𝑔𝑟| + | 2,80 𝑐𝑚
|) 54,96 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,1880 + 0,000075 + 0,0357 )54,96 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,2238)54,96 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 12,30 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
12,30
KR = 54,96 x 100% = 22,37% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 22,37% = 77,63%
Pelaporan fisika
PF = |54,96± 12,30| gr.cm2= |54 ± 12| × 10−7 𝑘𝑔𝑚2
Rambat ralat
0,081 0,005 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,27 | + |66,760 𝑔𝑟| + | 2,80 𝑐𝑚
|) 35,33 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,300 + 0,000075 + 0,0357 )35,33 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,3358)35,33 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 11,86 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
11,86
KR = x 100% = 33,56% ( 2 angka penting )
35,33
Derajat kebenaran
DK = 100% - 33,56% = 66,44%
Pelaporan fisika
PF = |35,33± 11, 86| gr.cm2 = |35 ± 11| × 10−7 𝑘𝑔𝑚2
Rambat ralat
0,123 0,005 𝑔𝑟 2(0,05 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (|
0,28
| + |66,760 𝑔𝑟| + | 2,80 𝑐𝑚 |) 36,64 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,4392 + 0,000075 + 0,0357 )36,64 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,4749)36,34 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 17,26 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
17,26
KR = 36,64 x 100% = 47,10% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 47,10% = 52,90%
Pelaporan fisika
PF = |36,64± 17, 26| gr.cm2 = |36 ± 17| × 10−7 𝑘𝑔 𝑚2
d. Bola pejal 2
Konstanta untuk ketinggian |11,80 ± 0,05|𝑐𝑚
980𝑐𝑚/𝑠 2 11,80 𝑐𝑚
𝐶=( (2,97 𝑠)2 − 1)
2(194,50 𝑐𝑚)2
11.564 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 8,82 𝑠 2 − 1)
2(37.830,25 𝑐𝑚2 )
101994,48 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75660,5 𝑐𝑚2
𝐶 = 1,34 − 1
𝐶 = 0,34
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐 = |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(2,97)2 (0.05) 2(980)(11,80)(2,97)(0.1)
∆𝑐 = |980(11,80)(2,97)2 −2(194.50)2 | + |980(11,80)(2,97)2 −2(194.50)2 | +
−2(980)(11,80)(2,97)2 (0.05)
| | (0.34)
980(11,80)(2,97)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.00046| + |0.2607| + |0.00070|(0.34)
∆𝑐 = 0,0155 + 0,2441 + 0,0071 (0,34)
∆𝑐 = 0.089
Kesalahan relatif
0.089
KR = 0.34
x 100% = 26,17 % (2 AB)
Derajat kebenaran
DK = 100% - 26,17 % = 73,83 %
Pelaporan fisika
PF = |0.34± 0.09|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,34 [32,63 𝑔𝑟4(2,20 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,34(8,1575 𝑔𝑟. 4,84 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,34(39,4823 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 13,42 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,089 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,34 | + |32,63 𝑔𝑟| + | 2,20 𝑐𝑚
|) 13,42 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,2617 + 0,00031 + 0,0045)13,42 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,26651)17,49 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 3,58 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
3,58
KR = x 100% = 26,67% ( 2 angka penting )
13,42
Derajat kebenaran
DK = 100% - 26,67% = 73,33%
Pelaporan fisika
I = |13± 3| gr.cm2= |13 ± 3| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
980𝑐𝑚/𝑠 2 15,90𝑐𝑚
𝐶=( (2,57 𝑠)2 − 1)
2(194,50 𝑐𝑚)2
15582 𝑐𝑚2 /𝑠 2
𝐶=( 6,6049 𝑠 2 − 1)
2(37830,25 𝑐𝑚2 )
102917,5518 𝑐𝑚2
𝐶=( − 1)
75660,5 𝑐𝑚2
𝐶 = 1,36 − 1
𝐶 = 0,36
Rambat ralat
𝑔𝑡 2 ∆ℎ (2𝑔ℎ𝑡∆𝑡) (−2𝑔ℎ𝑡 2 ∆𝑥)
∆𝑐 = |𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 | + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )| + |(𝑔ℎ𝑡 2 −2𝑥2 )(𝑥)| 𝐶
980(2,57)2 (0.05) 2(980)(15,90)(2,57)(0.1)
∆𝑐 = |980(15,90)(2,57)2 −2(194.50)2 | + |980(15,90)(2,57)2 −2(194.50)2 | +
−2(980)(15,90)(2,57)2 (0.05)
| | (0.36)
980(15,90)(2,57)2 − 2(194.50)2 (194.50))
∆𝑐 = |0.01187| + |0.2938| + |0.00070|(0.36)
∆𝑐 = 0,01187 + 0,2938 + 0,00070 (0,36)
∆𝑐 = 0.110
Kesalahan relatif
0.110
KR = 0.36
x 100% = 30,6 % (2 AB)
Derajat kebenaran
DK = 100% - 26,48 % = 66,04 %
Pelaporan fisika
c = |0.36± 0.11|
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,36 [32,63 𝑔𝑟4(2,20 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,36(8,1575 𝑔𝑟. 4,84 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,36(39,4823)
𝐼 = 14,21 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,110 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| | + |32,63 𝑔𝑟| + | 2,20 𝑐𝑚 |) 14,21 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
0,36
∆𝐼 = (0,3056 + 0,00031 + 0,0045)14,21 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,31041)14,21 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 4,41𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
4,41
KR = 14,21 x 100% = 31,03% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 31,03% = 68,97%
Pelaporan fisika
𝐼 = |14 ± 4|𝑔𝑟𝑐𝑚2 = |14 ± 4| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,24 [32,63 𝑔𝑟4(2,20 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,24(8,1575 𝑔𝑟. 4,84 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,24(39,4823)
𝐼 = 9,476 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,111 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,24 | + |32,63 𝑔𝑟| + | 2,20 𝑐𝑚
|) 9,476 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,4625 + 0,000306 + 0,0045)9,476 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,429806)9,476 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 4,072 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Kesalahan relatif
4,072
KR = 9,476 x 100% = 42,97% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 42,97% = 57,03%
Pelaporan fisika
I =|9,5 ± 4,1|𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 = |9,5 ± 4,1| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,23 [32,63 𝑔𝑟4(2,20 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,23(8,1575 𝑔𝑟. 4,84 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,23(39,4823)
𝐼 = 9,0809 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,127 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,23 | + | 32,63
| + | 2,20 |) 9,0809𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,55217 + 0,0003 + 0,0045)9,0809 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,55697)9,0809 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 5,0577 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Ketidakpastian relatif
5,0577
KR = 9,0809 x 100% = 55,70% ( 2 angka penting )
Derajat kebenaran
DK = 100% - 55,70% = 44,30%
Pelaporan fisika
I = |9,1± 5,0|𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 = |9,1 ± 5,0| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen Inersia
1
𝐼 = 0,25 [32,63 𝑔𝑟4(2,20 𝑐𝑚)2 ]
𝐼 = 0,25(8,1575 𝑔𝑟. 4,84 𝑐𝑚2 )
𝐼 = 0,25(39,4823)
𝐼 = 9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
Rambat ralat
0,124 0,01 𝑔𝑟 2(0,005 𝑐𝑚)
∆𝐼 = (| 0,25 | + | 32,63
| + | 2,20 |) 9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,496 + 0,0003 + 0,0045)9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = (0,5008)9,870 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
∆𝐼 = 4,9428 𝑔𝑟. 𝑐𝑚2
4,9428
KR = 9,870 x 100% = 50,08% ( 2 angka penting )
DK = 100% - 50,08% = 49,92%
PF = |9,9± 4,9|𝑔𝑟. 𝑐𝑚2 = |9,9 ± 4,9| × 10−7 𝑘𝑔. 𝑚2
Momen inersia
Jenis benda
Dengan eksperimen Dengan teori
I(h1 ) = 28.54 x 10-7kg.m2
I(h2 ) = 61.92 x 10-7 kg.m2
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan tentang gerak menggelinding
diperoleh bahwa Percobaan kali ini menggunakan 4 buah benda, yaitu silinder pejal,
silinder berongga, bola pejal 1(besar) dan bola pejal 2 (kecil). Namun dalam percobaan
ini terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap massa benda yang akan digunakan
dengan neraca Ohauss 311 gram serta panjang landasan (bidang miring) dengan
menggunakn meteran dan diameter benda yang akan digunakan dengan menggunakan
jangka sorong. Karena pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran berulang maka
data yang diperoleh dari setiap benda pada ketinggian tertentu akan dirata-ratakan sebagi
hasil pengukuran. Hasil pengukuran dari silinder pejal yaitu dengan ketinggian pertama
|11,80 ± 0,05| cm dengan PF = |3,00 ± 0,10| s, ketinggian kedua |15,90 ± 0,05| cm
dengan PF = |2,53 ± 0,07| s, ketinggian ketiga |18,10 ± 0,05| cm dengan PF = |2,50 ±
0,10| s, ketinggian keempat |18,40 ± 0,05| cm dengan PF = |2,30 ± 0,10| s, ketinggian
kelima | 22,50 ± 0,05 | cm dengan PF = |2,17 ± 0,07|s. hasil pengukuran dari silinder
berongga yaitu dengan ketinggian pertama |11,80 ± 0,05| cm dengan PF = |3,43 ±
0,07| s, ketinggian kedua |15,90 ± 0,05| cm dengan PF = |3,07 ± 0,13| s, ketinggian
ketiga |18,10 ± 0,05| cm dengan PF = |2,90 ± 0,10| s, ketinggian keempat |18,40 ± 0,05|
cm dengan PF = |2,87 ± 0,07| s, ketinggian kelima | 22,50 ± 0,05 | cm dengan PF =
|2,43 ± 0,07| s. Hasil pengukuran dari bola pejal 1 yaitu dengan ketinggian pertama
|11,80 ± 0,05| cm dengan PF = |3,07 ± 0,13| s, ketinggian kedua |15,90 ± 0,05| cm
dengan PF = |2,63 ± 0,07| s, ketinggian ketiga |18,10 ± 0,05| cm dengan PF = |2,33 ±
0,07| s, ketinggian keempat |18,40 ± 0,05| cm dengan PF = |2,37 ± 0,07| s, ketinggian
kelima | 22,50 ± 0,05 | cm dengan PF = |2,10 ± 0,10| s. Hasil pengukuran dari bola pejal
2 yaitu dengan ketinggian pertama |11,80 ± 0,05| cm dengan PF = |2,97 ± 0,07| s,
ketinggian kedua |15,90 ± 0,05| cm dengan PF = |2,57 ± 0,07| s, ketinggian ketiga |18,10
± 0,05| cm dengan PF = |2,30 ± 0,10| s, ketinggian keempat |18,40 ± 0,05| cm dengan
PF = |2,27 ± 0,07| s, ketinggian kelima | 22,50 ± 0,05 | cm dengan PF = |2,07 ± 0,07|s.
SIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, saya menyimpulakan bahwa pada praktikum
“Gerak Menggelinding” ini dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan konsep-konsep
fisika mengenai gerak mnggelinding atau yang lainya, dibutuhkan nilai dari variabel –
variabel tertentu untuk menyelesaikan permasalah mengenai gerak menggelinding.
momen inersia bergantung pada massa dari benda, sehingga apabila massa besar, jumlah
partikel didalamnya akan semakin banyak. Akibat banyaknya partikel yang menyebar
pada benda, maka benda akan semakin sulit untuk dibuat berotasi. Semakin tinggi bidang
miring maka semakin sedikit pula waktu yang diperlukan untuk bergerak dari posisi A
ke B. Begitupun sebaliknya, semakin rendah bidang miring maka banyak pula waktu
yang diperlukan untuk bergerak dari posisi A ke B.
Saran
Sebaiknya saat melakukan praktikum, praktikan lebih memperhatikan praktikum dan
penjelasan dari asisten. Dan juga Untuk para praktikan, sebaiknya dalam melakukan
praktikum, lebih teliti dalam hal membaca hasil pengukuran pada alat ukur.
REFERENSI
[1] Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM. 2015. Penuntun Praktikum Fisika
Dasar 1. Makassar