OLEH :
CANDRA PURNAMA
K1A017046
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
curahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah Kimia Minyak Atsiri. Dalam pembuatan makalah ini,
penulis masih memiliki banyak kesulitan dan hambatan, dikarenakan kurangnya
wawasan penulis dan sumber informasi pengetahuan yang terbatas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
informasi yang bermanfaat bagi pembaca untuk saat ini dan dapat pula dijadikan
pedoman pada masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………... i
DAFTAR ISI ……………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 3
1. 1 Latar Belakang ……………………………… 3
1. 2 Rumusan Masalah ………………....………….... 4
1. 3 Tujuan ……………....……………………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………….... 5
2. 1 Minyak Atsiri …....………………………………… 5
2. 2 Minyak Melati ....…………........…………………… 6
2. 3 Ekstraksi Penguap ....…………………………… 7
BAB III PEMBAHASAN …………………………………........ 9
3. 1 Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Rendemen ....... 9
3. 2 Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Minyak .. 10
3. 2. 1. Aroma ……………………………………… 10
4. 1 Kesimpulan ……………………………………… 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, etherial oils,
atau volatile oils adalah komoditi ekstrak alami dari jenis tumbuhan yang berasal
dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga. Setidaknya ada 150 jenis
minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar internasional dan 40 jenis
di antaranya dapat diproduksi di Indonesia. Meskipun banyak jenis minyak atsiri
yang bisa diproduksi di Indonesia, baru sebagian kecil jenis minyak atsiri yang
telah berkembang dan sedang dikembangkan di Indonesia.
3
mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan proses pengolahan
terhadap bunga melati menjadi produk olahan. Salah satu contoh pengolahan
bunga melati yaitu diolah menjadi minyak atsiri. Salah satu metode untuk
mendapatkan minyak bunga melati adalah metode ekstraksi pelarut menguap.
1. 2 Rumusan Masalah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Minyak Atsiri
Minyak atsiri juga dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau
minyak terbang. Pengertian atau definisi minyak atsiri yang ditulis dalam
Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa minyak atsiri
merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud cairan, yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, dan biji maupun dari bunga
dengan cara ekstraksi (Sastrohamidjojo 2004). Minyak atsiri mempunyai sifat-
sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai tanaman penghasilnya, umumnya
larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Minyak atsiri akan
mengabsorpsi oksigen dari udara sehingga akan berubah warna, aroma, dan
kekentalan sehingga sifat kimia minyak atsiri tersebut akan berubah (Ketaren
1985).
5
1) industri makanan sebagai bahan penyedap dan penambah cita rasa,
2) industri farmasi sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, dan anti bakteri,
4) industri kosmetik dan personal care product seperti sabun, pasta gigi,
lotion, skin care, produk-produk kecantikan, dan sebagainya,
5) industri parfum.
Penggunaan minyak atsiri dapat melalui konsumsi langsung melalui mulut atau
dengan pemakain luar. Minyak atsiri yang dikonsumsi secara langsung dapat
berupa makanan atau minuman seperti jamu yang mengandung minyak atsiri,
penyedap, flavor ice cream, permen, dan pasta gigi. Pemakaian luar minyak atsiri
antara lain pemijatan, lulur, obat luka, pewangi (parfum), pewangi ruangan,
lotion, dan sebagainya (Ketaren 1985).
2. 2. Minyak melati
6
disebabkan oleh penyulingan dengan uap air atau air mendidih yang relatif lama
cenderung merusak komponen minyak karena proses hidrolisa, polimerisasi dan
resinifikasi, komponen yang bertitik didih tinggi khususnya yang larut dalam air
tidak dapat diangkut oleh uap air sehingga rendemen minyak dan mutu yang
dihasilkan lebih rendah (Ketaren, 1985). Oleh karena itu melati harus diproses
dengan metode ekstraksi lain untuk mengambil minyak atsirinya (minyak
melati). Salah satu metode ekstraksi yang dapat dilakukan untuk melati adalah
metode enfleurasi (ekstraksi dengan lemak dingin) dan ekstraksi pelarut
menguap (Sani, 2012).
2. 3 Ekstraksi Penguap
7
Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap ini mengacu pada
prosedur Rosmayati (1999) yaitu dengan cara merendam bunga melati dalam
pelarut n-heksan selama 12 jam pada suhu ruang dengan massa bunga dan
pelarut disesuaikan dengan perlakuan yang digunakan. Pelarut akan berdifusi
ke dalam bunga melati dan melarutkan minyak bunga melati beserta lilin dan
albumin serta zat warna. Larutan tersebut selanjutnya dievaporasi dalam
keadaan vakum pada suhu 35 ᵒC untuk dipisahkan dari pelarut nheksan. Setelah
n-heksan dievaporasi, lilin dan zat semi padat yang dikenal dengan concrete
akan tertinggal (Benedicta, 2016).
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
tetapi setelah mencapai waktu optimal jumlah minyak yang terambil
mengalami penurunan.
3. 2. 1. Aroma
Uji organoleptik ini terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama, panelis
menguji panelis menguji keharuman aroma dan tingkat kewangian terhadap
aroma minyak bunga melati yang dihasilkan dengan bahan uji pembanding
berupa minyak bunga melati yang sudah beredar dipasaran (komersil) dan yang
kedua menguji keharuman aroma dan tingkat kesukaan terhadap aroma minyak
bunga melati hasil penelitian. Hasil pengujian tingkat kewangian minyak
bunga melati terlihat pada Gambar 2.
10
komersil masuk pada kategori wangi. Akan tetapi, ada perlakuan yang masuk
pada kategori agak wangi yaitu perlakuan lama ekstraksi 16 jam. Adapun
pengaruh lama ekstraksi terhadap aroma minyak bunga melati yaitu pada
perlakuan lama ekstraksi 12 jam waktu yang optimal untuk mendapatkan
wangi yang baik, karena lama ekstraksi yang pendek akan memberikan hasil
yang rendah sebab tidak semua komponen dapat diharapkan untuk terekstrak
sedangkan semakin lama waktu ekstraksi akan menyebabkan minyak atsiri
menguap dan mengalami oksidasi, sehingga menimbulkan perubahan bau
(Irawan, 2010).
3. 2. 2. Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan perbandingan massa suatu zat dengan massa air
pada suhu dan volume yang sama. Bobot jenis menjelaskan banyaknya
komponen yang terkandung dalam zat tersebut. Menurut Simbolon (2012),
besar kecilnya nilai bobot jenis sering dihubungkan dengan fraksi berat
komponen-komponen yang terkandung didalamnya. Maka dari itu, apabila
semakin besar fraksi berar yang terkandung dalam minyak, maka semakin
besar pula nilai bobot jenisnya. Perbandingan nilai bobot jenis berdasarkan
lama ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 3.
Secara keseluruhan, nilai bobot jenis minyak bunga melati hasil ekstraksi
antara 0,8446 hingga 0,8675. Perlakuan lama ekstraksi berpengaruh terhadap
11
nilai bobot jenis. Semakin lama ekstraksi, maka semakin tinggi pula nilai bobot
jenis minyak bunga melati yang dihasilkan. Hal ini diduga karena semakin
lama ekstraksi maka semakin banyak komponen yang terekstraksi dari dalam
bunga sehingga menaikkan nilai bobot jenisnya.
12
3. 2. 4. Kadar Sisa Pelarut
Kadar sisa pelarut erat kaitannya dengan rendemen total minyak bunga
melati. Apabila rendemen tinggi namun kadar sisa pelarut masih tinggi
menandakan tingginya rendemen tersebut karena masih banyaknya pelarut
yang tertinggal pada minyak. Guenther (1987) menyatakan bahwa minyak
atsiri merupakan campuran yang kompleks, sehingga sulit menentukan dengan
pasti sisa pelarut yang tidak menguap. Hal ini karena lilin dan bahan tidak
menguap bertitik didih tinggi cenderung mengikat komponen bertitik didih
rendah.
13
Tabel 3. Rekapitulasi hasil terbaik minyak bunga melati
14
senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya beraroma lebih
wangi dan mempunyai kelarutan yang tinggi dalam alkohol encer, serta lebih
tahan dan stabil terhadap proses oksidasi dan resinifikasi. Sebaliknya, senyawa
hidrokarbon lebih mudah mengalami proses oksidasi dan resinifikasi di bawah
pengaruh cahaya dan udara atau pada kondisi penyimpanan yang kurang baik,
sehingga dapat merusak aroma dan menurunkan nilai kelarutan minyak dalam
alkohol. Berdasarkan analisis GC-MS, minyak bunga melati dengan perlakuan
16 jam karena perlakuan tersebut yang terbaik berdasarkan hasil penelitian ini
mengandung 38 komponen dengan persentase komponen utama dapat dilihat
pada Tabel 5.
15
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Amiarsi, D., Yulianingsih, dan Sabari S.D. 2006. Pengaruh Jenis dan
Perbandingan Pelarut terhadap Hasil Ekstraksi Minyak Atsiri Mawar.
Jurnal Hortikultura 16 (4) : 356-359.
Benedicta, Nur Oktavia, dkk. 2016. Pengaruh Rasio Bunga Dengan Pelarut
Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Melati (Jasminum Sambac)
Menggunakan Metode Ekstraksi Pelarut Menguap (Solvent Extraction).
Jurnal Teknotan Vol. 10 No. 2, November 2016
Atawia, B.A., S.A.S. Hallabo, and M.K Morsi. 1988. Effect of type of solvent on
quantity and quality jasmine concrete and absolute. Egyptian J. Food Sci.
l6(1-2):213224.
Prabawati, S., Endang D.A., Suyanti, dan Dondy. 2002. Perbaikan Cara
Ekstraksi untuk Meningkatkan Rendemen dan Mutu Minyak Melati. Jurnal
Hort. Vol. 12 No. 4 : 270-275.
Sani, Nazma Sabrina dan Rofiah Racchmawati dan Mahfud. 2012. Pengambilan
Minyak Atsiri dari Melati dengan Metode Enfleurasi dan Ekstraksi Pelarut
Menguap. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4