MAKALAH TLKO Jadi
MAKALAH TLKO Jadi
Disusun Oleh :
Anne Karenina Rizky A K1A017043
Rokhi Masithoh K1A017044
Candra Purnama K1A017046
Rini Larasati K1A017047
Dewi Nensi Purnamasindhi K1A017048
Vania Utami Pangestika K1A017049
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN............................................................................................................... 3
ii
2.3.5 Aplikasi Destilasi Vakum .............................................................................. 18
KESIMPULAN .............................................................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami membatasi pokok pokok
permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini. Adapun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan destilasi, destilasi fraksinasi, dan destilasi vakum?
2. Apa prinsip destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?
3. Apa fungsi dan produk destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?
4. Apa saja syarat-syarat terjadinya destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?
5. Apa saja aplikasi destilasi fraksinasi dan destilasi vakum dalam kehidupan?
6. Apa kelebihan serta kekurangan dari destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Memahami pengertian destilasi, destilasi fraksinasi, dan destilasi vakum.
2. Memahami prinsip destilasi fraksinasi dan destilasi vakum.
3. Mengetahui fungsi dan produk dari destilasi fraksinasi dan destilasi vakum.
4. Mengetahui syarat-syarat terjadinya destilasi fraksinasi dan destilasi vakum.
5. Mengetahui aplikasi destilasi fraksinasi dan destilasi vakum dalam kehidupan.
6. Mengetahui kelebihan serta kekurangan dari destilasi fraksinasi dan destilasi
vakum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari tahap-tahap di bawahnya
(Gustini dan Antika, 2013). Secara skematis, peralatan pada proses destilasi
fraksionasi disajikan pada gambar berikut:
4
2.2.2 Rangkaian Alat Destilasi Fraksinasi dan Kegunaannya
Labu distilasi berfungsi sebagai wadah atau tempat sampel yang akan
didestilasi
2. Steel Head
Berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin
(kondensor), dan biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher
yang berfungsi sebagai steel head.
3. Thermometer
5
6. Adaptor/pipa penghubung
Berfungsi untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat atau
labu destilat
8. Batu didih
6
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak
mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin,
lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
7
bumi tidak lain adalah distilasi fraksional yang berlangsung dalam skala sangat
besar. (Reski, 2012)
2. Skala industri
Mula-mula minyak bumi disestilasi di bwah tekanan atmosfer dan kemudian
pada kondisi vakum. Pada saat menggunakan tekanan atmosfer, minyak bumi
dipanaskan pada suhu tidak lebih dari 370°C karena suhu yang lebih tinggi akan
menyebabkan pemecahan (cracking) atau dekomposisi hidrokarbon. Hal ini harus
dihindari karena hidrokarbon jenuh yang terbentuk akan menurun kualitasnya.
Destilasi pada tekanan atmosfer akan menghasilkan fraksi dengan titik didih sekitar
30° hingga 350°-360°C. Fraksi ini terdiri dari senyawa yang berguna bagi manusia,
yaitu bensin, minyak tanah, minyak diesel (solar), dan bahan bakar jet (aftur).
Selain itu juga menghasilkan bahan baku sintesis petrokimia seperti benzene,
etilbenzena, xilena, etilena, propilena, dan butadiene. (Anonime, 2014)
8
Skema Sistem Fraksinasi Minyak Bumi.
Keterangan :
1 = kolom fraksinasi atmosferik, 2 = tungku untuk pemanasan minyak bumi dan mazut, 3 = kolom
fraksinasi atmosferik, 4 = kolom fraksinasi vakum, 5 = kondenser pendingin, 6 = penukar panas
I = minyak bumi, II = bensin ringan, III = bensin atas, IV = bensin berat, V = minyak tanah, VI = uap air,
VII = mazut, VIII = dekomposisi gas dan uap air, IX = fraksi oli, X = residu aspal
Zat yang titik didihnya rendah akan memiliki fraksi fase uap yang lebih banyak/baik
daripada fraksi pada fase cair, ataupun sebaliknya
9
2. Bisa dilakukan distilasi bertingkat atau distilasi fraksional, sehingga didapat
aneka bahan dikarenakan titik didih masing-masing komponen berbeda
3. Bisa diatur suhu sepanjang distilasi berlangsung agar hanya produk tersebut
yang didapat
Hanya bisa memisahkan campuran berfase cair yang berbeda titik didihnya.
a. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
b. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan
proses petrokomia
10
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar
rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
c. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industry
d. Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300C
Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
e. Residu
Rentang rantai karbon diatas C40.Trayek didih diatas 300C
Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis
anti bocor.
11
Berdasarkan jurnal yang kami ambil yaitu dengan judul “DESAIN SISTEM
INSTRUMENTASI PROSES DISTILASI FRAKSINASI BATCH BERBASIS
KENDALI SUHU” oleh Muhammad Arman, Agus Prasetya, Sihana dari Politeknik
Negeri Bandung.
Desain sistem instrumentasi untuk kolom distilasi dengan fraksinasi batch
berbasis kendali suhu telah dapat dibuat dengan kemampuan 6 channel dan bersifat
portable serta memiliki keakurasian yang baik. Proses integrase sensor, DAQ board
dan perangkat lunak telah dilakukan dengan memiliki 5 menu penting meliputi
halaman mukastatistik, kolom fraksionasi, pengaturan flow dan table data. Sistem
ini memiliki karakteristik tanggap yang kurang dari satu detik untuk tampilan data,
grafik, dan data statistik serta indikator.
12
Gambar 2.3.1 Rangkaian Alat Destilasi Vakum
Prinsip destilasi vakum didasarkan pada hokum fisika dimana zat cair akan
mendidih dibawah titik didih normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair
pada permukaan itu diperkecil atau vakum. Untuk memperkecil tekanan permukaan
zat cair digunakan alat jet ejector dan barometric condesor. Pada prinsipnya
pronsep vakum ini tidak jauh dari proses destilasi atmosferik. Proses destilasi
vakum pada sistem vakum berlangsung dibawah kondisi normal ±30-35 mmHg
dengan tujuan menurunkan titik didihnya (Soebagio, 2005).
13
2.3.2 Rangkaian Alat Destilasi Vakum dan Kegunaannya
1. Pompa adalah alat pemindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain
melalui suatu media pipa dengan memberikan energi dan dilakukan secara terus
menerus/kontinyu. Pompa mempunyai bermacam–macam jenisnya misalnya
pompa centrifugal, pompa piston dan lain –lain.
2. Kolom distilasi merupakan alat yang paling vital karea proses destilasi terjadi
pada alat ini. Kolom destilasi biasanya berbentuk silinder yang terbuat dari
bahan baja dimana di dalamnya dilengkapai alat kontak (tray) yang berfungsi
untuk memisahkan komponen campuran larutan. Di dalam kolom tersebut
dilengkapi dengan sambungan untuk saluran umpan, hasil samping reflux,
reboiler, produk dan produk bottom dan steam stripping.
14
Heat Exchanger Berfungsi untuk berlangsungnya proses pemindahan panas antara
fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai kepentingan.
Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase uap menjadi
fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin adalah air.
Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling melarutkan, misalnya
gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh dari hasil
pemabakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa pemanasan yang disusun
sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas dapat berjalan sebaik mungkin.
Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang masih
mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan dalam tangki.
Perpipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan
satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat penyaluran/mengalirkan
cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis bahan misalkan dari baja,
karet, PVC dan lain – lain bergantung biasanya jenis baja dengan panduan carbon.
Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan di dalamproses pengolahan
minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang diharapkan dalam
proses pengolahan dapat tercapai.
Jet Ejektor adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang tinggi didalam HVU
(High Vaccum Unit).
1) Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ), produk ini digunakan untuk bahan
baku proses cracking (hydro cracking unit / HCU).produk POD bila tidak
diolah di wax plant digabungkan dengan produk HVGO untuk unpan di HCU
2) Produk Light Vacum Sloop ( LVS ), adalah produk Light Vacum Gas Oil
(LVGO) , digunakan untuk komponen blending solar.
3) Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
4) Produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi
proses pembuatan lilin atau wax, di unit proses wax plant. Produk ini
15
merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk
ini.
5) Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk fuel
oil di dapur atau digunakan untuk aspal jalan. Produk-produk tersebut keluar
dari kolom kemudian diambil panasnya dipreheater atau heat-exchager dan
didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya dikirim ke tangki produksi atau ke
proses selanjutnya.
16
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa minyak bumi bila dipanaskan
pada suhu 370 derajat Celcius minyak bumi akan mengalami cracking, patahan
yang terjadi dapat membentuk senyawa hydrocarbon tidak jenuh berupa olefin,
dimana senyawa ini dalam produk minyak bumi tidak dikehendaki karena sifatnya
yang tidak stabil. Untuk menyiasati supaya suhu tidak tinggi maka tekanan
prosesnya yang dibuat rendah sehingga tujuan menguapkan minyak midle distillate
dapat diuapkan pada temperatur kurang dari 370 derajat celcius ( ± 345֩ C ) (Abas,
2011).
Menurut Abas (2011), dari kolom ini akan keluar produk masing-masing :
1. Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini merupakan
produk yang jelek, yang biasa nya di tampung sebagai minyak sloop.
17
2. Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO
), digunakan untuk komponen blending solar.
3. Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku
bagi proses pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax Plant. Produk ini
merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.
4. Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ). Produk ini
digunakan untuk bahan baku proses cracking ( Hydro Cracking Unit / HCU ).
Produk POD bila tidak di olah di wax plant di gabungkan dengan produk HVGO
untuk umpan di HCU.
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk Fuel Oil di
dapur atau digunakan untuk asphal jalan.
6. Produk-produk tersebut keluar dari kolom kemudian diambil panasnya di preheater
atau heat exchanger dan didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya di kirim ke
tanki produksi atau ke proses selanjutnya.
18
sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi badan berkisar sampai sekitar 50 meter
(164 kaki), dan harga berkisar sampai sekitar 25.400 meter kubik per hari (160.000
barel per hari) (Abas, 2011).
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21