Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEKNIK LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

DESTILASI FRAKSINASI DAN DESTILASI VAKUM

Disusun Oleh :
Anne Karenina Rizky A K1A017043
Rokhi Masithoh K1A017044
Candra Purnama K1A017046
Rini Larasati K1A017047
Dewi Nensi Purnamasindhi K1A017048
Vania Utami Pangestika K1A017049

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahhirrobbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang


Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya, memberikan nikmat islam, nikmat iman,
nikmat sehat dan nikmat lainnya. Atas segala izin Allah SWT inilah penyusunan
makalah ini berjalan dengan baik. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Teknik Laboratorium Kimia Organik.
Adapun judul dari tugas yang telah kami buat ini adalah “Destilasi Fraksinasi
dan Destilasi Vakum”. Berkat pertolongan dan petunjuk-Nya lah penulis bisa
mengemban amanat ini. Sholawat dan salam penulis sampaikan kepada Baginda
Rasulullah Muhammad SAW beserta Keluarganya dan sahabatnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jenis destilasi
yaitu destilasi fraksinasi dan destilasi vakum. Sebuah kebanggaan yang tidak ternilai
bagi penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Semoga apa yang
ada dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi orang lain khususnya semua civitas
akademisi yang ada di Jurusan Kimia Universitas Jenderal Soedirman. Semoga makalah
ini bisa menambah wawasan bagi mahasiswa kimia lainnya khususnya pada kajian
kimia organik. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Purwokerto, 13 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 RumusanMasalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN............................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Destilasi ............................................................................................... 3

2.2 Destilasi Fraksinasi ................................................................................................. 3

2.2.1 Pengertian Destilasi Fraksinasi ........................................................................ 3

2.2.2 Rangkaian Alat Destilasi Fraksinasi dan Kegunaannya .................................. 5

2.2.3 Proses pada Destilasi Fraksinasi ...................................................................... 6

2.2.4 Prinsip kerja distilasi fraksinasi ....................................................................... 7

2.2.5 Syarat-Syarat Terjadinya Destilasi Fraksinasi ................................................. 9

2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Destilasi Fraksinasi ............................................. 9

2.2.7 Aplikasi Destilasi Fraksinasi ......................................................................... 10

2.3 Destilasi Vakum ................................................................................................... 12

2.3.1 Pengertian Destilasi Vakum .......................................................................... 12

2.3.2 Rangkaian Alat Destilasi Vakum dan Kegunaannya ..................................... 14

2.3.3 Produk Destilasi Vakum ................................................................................ 15

2.2.4 Treatment dan Proses Destilasi Vakum ......................................................... 16

ii
2.3.5 Aplikasi Destilasi Vakum .............................................................................. 18

BAB III ........................................................................................................................... 20

KESIMPULAN .............................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan
atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai
susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala labolatorium
maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni
atau beberapa zat murni dari campuran . Destilasi merupakan salah satu suatu
metode pemisahan campuran yang menggunakan prinsip perbedaan titik didih
untuk pemisahannya. Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi
pemanasan dan salah satu komponen campurannya akan menguap setelah mencapai
titik didihnya, yang paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau
mudah menguap. Uap tersebut akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi
proses pendinginan) sehingga terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang
disebut juga destilat. Indonesia adalah merupakan Negara penghasil minyak
didunia. Dalam mengelolah minyak mentah atau crude oil menjadi minyak jadi
berbagai macam langka telah dilakukan termasuk didalamnya dengan metode
pemisahan dengan destilasi fraksinasi. Destilasi bertingkat atau destilasi fraksinasi
merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat pencampurnya berupa
senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda jauh dengan titik didih
senyawa yang akan dimurnikan. Destilasi ini bertujuan untuk memisahkan cairan
dari suatu campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih
relatif kecil.
Untuk mengatasi permasalahan diatas telah dilakukan usaha-usaha
untukpemurnian biogas. Pemurnian biogas dapat dilakukan menggunakan zeolit
yang telah diaktivasi. Sehingga sangat diperlukan pembahasan mengenai zeolit
yang digunakan pada pemurnian biogas dikarenakan kadar zat biogas yang
berbahaya akan semakin menumpuk jika tidak dimurnikan.

1
1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami membatasi pokok pokok
permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini. Adapun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan destilasi, destilasi fraksinasi, dan destilasi vakum?
2. Apa prinsip destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?
3. Apa fungsi dan produk destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?
4. Apa saja syarat-syarat terjadinya destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?
5. Apa saja aplikasi destilasi fraksinasi dan destilasi vakum dalam kehidupan?
6. Apa kelebihan serta kekurangan dari destilasi fraksinasi dan destilasi vakum?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Memahami pengertian destilasi, destilasi fraksinasi, dan destilasi vakum.
2. Memahami prinsip destilasi fraksinasi dan destilasi vakum.
3. Mengetahui fungsi dan produk dari destilasi fraksinasi dan destilasi vakum.
4. Mengetahui syarat-syarat terjadinya destilasi fraksinasi dan destilasi vakum.
5. Mengetahui aplikasi destilasi fraksinasi dan destilasi vakum dalam kehidupan.
6. Mengetahui kelebihan serta kekurangan dari destilasi fraksinasi dan destilasi
vakum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Destilasi


Menurut GG.Brown (1987), distilasi adalah suatu metode pemisahan suatu
komponen dari campurannya dengan menggunakan panas sebagai tenaga pemisah
serta didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing komponennya. Misalnya
untuk memisahkan natrium klorida dan air dari larutan NaCl, maka pelarut yang
mempunyaai titik didih rendah dalam hal ini air diuapkan kemudian diembunkan
(dikondensasikan) kembali untuk mendapatkan air murni (aquades). Bila proses ini
dilanjutkan maka semua air akan habis menguap dan terkondensasi sehingga yang
tertinggal hanya padatan zat terlarut natrium klorida (Yazid, 2005). Dasar dari
pemisahan dengan destilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka
komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk komponen yang
memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan komposisi yang cenderung
lebih besar pada fase uapnya, uap ini akan diembunkan dan dididihkan kembali
secara bertingkat-tingkat maka akan diperoleh komposisi yang semakin murni pada
salah satu komponen (Abbasato, 2007).

2.2 Destilasi Fraksinasi


2.2.1 Pengertian Destilasi Fraksinasi
Destilasi fraksinasi adalah proses pemisahan distilasi ke dalam bagian-bagian
dengan titik didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-
bagian ini dimaksudkan untuk destilasi ulang. Destilasi ini berfungsi untuk
memisahkan campuran larutan/cairan yang terdiri dari dua komponen atau lebih,
dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah (Gustini dan Antika,
2013).
Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang
berbeda-beda pada setiap plate atau tahapnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini

3
bertujuan untuk pemurnian destilat yang lebih dari tahap-tahap di bawahnya
(Gustini dan Antika, 2013). Secara skematis, peralatan pada proses destilasi
fraksionasi disajikan pada gambar berikut:

Gambar 2.2.1 Alat Distilasi Fraksionasi (Chang, 2002)

4
2.2.2 Rangkaian Alat Destilasi Fraksinasi dan Kegunaannya

Gambar 2.2.2 Rangkaian Alat Destilasi


Menurut Rusli (2013), berikut ini fungsi alat-alat pada destilasi fraksinasi:
1. Labu destilasi/flask

Labu distilasi berfungsi sebagai wadah atau tempat sampel yang akan
didestilasi

2. Steel Head

Berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin
(kondensor), dan biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher
yang berfungsi sebagai steel head.
3. Thermometer

Thermometer berfungsi untuk mengamati suhu dalam proses destilasi


sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan.
4. Kondensor atau pendingin

Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap destilat yang melewati


kondensor sehingga menjadi cair.
5. Kolom destilasi/fraksinasi

Kolom fraksinasi bertujuan untuk memisahkan uap campuran senyawa cair


yang titik didihnya sama/tidak begitu berbeda

5
6. Adaptor/pipa penghubung

Adaptor berfungsi untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah


penampung destilat.
7. Pemanas

Berfungsi untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat atau
labu destilat
8. Batu didih

Berfungsi untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan


tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan
panas yang ada ke seluruh bagian sampel.
9. Statif dan klem

Berfungsi untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi


sehingga tidak jatuh atau goyang.

2.2.3 Proses pada Destilasi Fraksinasi


Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa
dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash
chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk
menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan
dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas
kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,
sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas
melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu
yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang
titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum,

6
kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak
mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin,
lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.

2.2.4 Prinsip kerja distilasi fraksinasi


1. Skala laboratorium

Secara prinsip destilasi fraksinasi sama dengan destilasi sederhana, perbedaan


ada pada perbedaan titik didih antar komponen, dimana untuk destilasi sederhana
perbedaan titik didih lebih besar dari 30 derajat Celsius, sedangkan destilasi
bertingkat perbedaan titik didih <30 derajat Celsius, keadaan ini karena pada
destilasi bertingkat adanya kolom fraksinasi.
Pemisahan campuran cairan menjadi komponen dicapai dengan distilasi
fraksional. Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi digunakan di
laboratorium memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang berjalan naik
dan cairan yang turun dapat bersentuhan. Di puncak kolom, termometer digunakan
untuk mengukur suhu fraksi pertama yang kaya dengan komponen yang lebih
mudah menguap A. Dengan berjalannya distilasi, skala termometer meningkat
menunjukkan bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga ikut terbawa.
Wadah penerima harus diubah pada selang waktu tertentu.
Bila perbedaan titik didih A dan B kecil, distilasi fraksional harus
diulangulang untuk mendapatkan pemisahan yang lebih baik. Produksi minyak

7
bumi tidak lain adalah distilasi fraksional yang berlangsung dalam skala sangat
besar. (Reski, 2012)

2. Skala industri
Mula-mula minyak bumi disestilasi di bwah tekanan atmosfer dan kemudian
pada kondisi vakum. Pada saat menggunakan tekanan atmosfer, minyak bumi
dipanaskan pada suhu tidak lebih dari 370°C karena suhu yang lebih tinggi akan
menyebabkan pemecahan (cracking) atau dekomposisi hidrokarbon. Hal ini harus
dihindari karena hidrokarbon jenuh yang terbentuk akan menurun kualitasnya.
Destilasi pada tekanan atmosfer akan menghasilkan fraksi dengan titik didih sekitar
30° hingga 350°-360°C. Fraksi ini terdiri dari senyawa yang berguna bagi manusia,
yaitu bensin, minyak tanah, minyak diesel (solar), dan bahan bakar jet (aftur).
Selain itu juga menghasilkan bahan baku sintesis petrokimia seperti benzene,
etilbenzena, xilena, etilena, propilena, dan butadiene. (Anonime, 2014)

8
Skema Sistem Fraksinasi Minyak Bumi.
Keterangan :
1 = kolom fraksinasi atmosferik, 2 = tungku untuk pemanasan minyak bumi dan mazut, 3 = kolom
fraksinasi atmosferik, 4 = kolom fraksinasi vakum, 5 = kondenser pendingin, 6 = penukar panas
I = minyak bumi, II = bensin ringan, III = bensin atas, IV = bensin berat, V = minyak tanah, VI = uap air,
VII = mazut, VIII = dekomposisi gas dan uap air, IX = fraksi oli, X = residu aspal

2.2.5 Syarat-Syarat Terjadinya Destilasi Fraksinasi


Syarat-syarat terjadinya distilasi bertingkat agar berjalan dengan baik dan
sempurna adalah (Rabianti dan Nurwahida, 2017):
1. Adanya perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap
2. Dilakukan secara pengolahan secara fisika yang primer
3. Harus homogen
4. Zat yang dicampurkan atau bercampur tidak boleh menghasilkan panas, warna,
ataupun tanda-tanda reaksi kimia lainnya
5. Dilakukan dengan paling banyak pelarutnya

Zat yang titik didihnya rendah akan memiliki fraksi fase uap yang lebih banyak/baik
daripada fraksi pada fase cair, ataupun sebaliknya

2.2.6 Kelebihan dan Kekurangan Destilasi Fraksinasi


Adapun kelebihan dari metode distilasi fraksionasi yaitu (Rabianti dan
Nurwahida, 2017):
1. Waktu penguapan dan pengembunan berjalan cepat, sehingga hasil lebih mudah
didapat

9
2. Bisa dilakukan distilasi bertingkat atau distilasi fraksional, sehingga didapat
aneka bahan dikarenakan titik didih masing-masing komponen berbeda
3. Bisa diatur suhu sepanjang distilasi berlangsung agar hanya produk tersebut
yang didapat

Selain kelebihan, kekurangan dari metode fraksionasi diantaranya (Rabianti dan


Nurwahida, 2017):
1. Distilasi fraksional membutuhkan energi panas yang besar untuk menguapkan
seluruh komponen berdasarkan titik didihnya
2. Hasil distilasi bias bercampur dengan solvennya dikarenakan merupakan
campuran azeotrop, seperti alcohol dan air yang pada suhu lebih dari titik didih
alcohol tidak bisa lagi dipisahkan

Hanya bisa memisahkan campuran berfase cair yang berbeda titik didihnya.

2.2.7 Aplikasi Destilasi Fraksinasi

Jumlah atom karbon dalam rantai hidrokarbon bervariasi. Untuk dapat


dipergunakan sebagai bahan bakar maka dikelompokkan menjadi beberapa fraksi atau
tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut :

a. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.

b. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan
proses petrokomia

c. Kerosin (Minyak Tanah)


Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C

10
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar
rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia

c. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industry

d. Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300C
Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia

e. Residu
Rentang rantai karbon diatas C40.Trayek didih diatas 300C
Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis
anti bocor.

Dalam kehidupan sehari-hari, distilasi fraksinasi berfungsi untuk memisahkan


komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan
titik didihnya. Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi fraksinasi
adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus
seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll.

11
Berdasarkan jurnal yang kami ambil yaitu dengan judul “DESAIN SISTEM
INSTRUMENTASI PROSES DISTILASI FRAKSINASI BATCH BERBASIS
KENDALI SUHU” oleh Muhammad Arman, Agus Prasetya, Sihana dari Politeknik
Negeri Bandung.
Desain sistem instrumentasi untuk kolom distilasi dengan fraksinasi batch
berbasis kendali suhu telah dapat dibuat dengan kemampuan 6 channel dan bersifat
portable serta memiliki keakurasian yang baik. Proses integrase sensor, DAQ board
dan perangkat lunak telah dilakukan dengan memiliki 5 menu penting meliputi
halaman mukastatistik, kolom fraksionasi, pengaturan flow dan table data. Sistem
ini memiliki karakteristik tanggap yang kurang dari satu detik untuk tampilan data,
grafik, dan data statistik serta indikator.

2.3 Destilasi Vakum

2.3.1 Pengertian Destilasi Vakum


Destilasi vakum adalah teknik destilasi yang biasanya digunakan jika
senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi
sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di
atas 150֩ C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan
digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun
tekanan pada sistem destilasi vakum. Fungsi dari destilasi ini adalah untuk
menurunkan titik didih pada minyak berat atau long residu sehingga menghasilkan
produk-produknya (Walangare, 2013).

12
Gambar 2.3.1 Rangkaian Alat Destilasi Vakum

Prinsip destilasi vakum didasarkan pada hokum fisika dimana zat cair akan
mendidih dibawah titik didih normalnya apabila tekanan pada permukaan zat cair
pada permukaan itu diperkecil atau vakum. Untuk memperkecil tekanan permukaan
zat cair digunakan alat jet ejector dan barometric condesor. Pada prinsipnya
pronsep vakum ini tidak jauh dari proses destilasi atmosferik. Proses destilasi
vakum pada sistem vakum berlangsung dibawah kondisi normal ±30-35 mmHg
dengan tujuan menurunkan titik didihnya (Soebagio, 2005).

13
2.3.2 Rangkaian Alat Destilasi Vakum dan Kegunaannya

Alat-alat yang digunakan pada pross destilasi vakum antara lain :

1. Pompa adalah alat pemindahan fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain
melalui suatu media pipa dengan memberikan energi dan dilakukan secara terus
menerus/kontinyu. Pompa mempunyai bermacam–macam jenisnya misalnya
pompa centrifugal, pompa piston dan lain –lain.
2. Kolom distilasi merupakan alat yang paling vital karea proses destilasi terjadi
pada alat ini. Kolom destilasi biasanya berbentuk silinder yang terbuat dari
bahan baja dimana di dalamnya dilengkapai alat kontak (tray) yang berfungsi
untuk memisahkan komponen campuran larutan. Di dalam kolom tersebut
dilengkapi dengan sambungan untuk saluran umpan, hasil samping reflux,
reboiler, produk dan produk bottom dan steam stripping.

 Kolom stripper berfungsi untuk menajamkan pemisahan komponen-


komponendengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang lebih ringan
didalam produk yang dikehendaki.

14
 Heat Exchanger Berfungsi untuk berlangsungnya proses pemindahan panas antara
fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai kepentingan.
 Condensor berfungsi untuk mengembunkan uap yaitu mengubah fase uap menjadi
fase cair, dan umumnya yang dipakai sebagai pendingin adalah air.
 Separator berfungsi untuk memisahkan dua zat yang saling melarutkan, misalnya
gas dan cairan, minyak dan air dan sebagainya.
 Furnace berfungsi sebagai tempat mentransfer panas yang diperoleh dari hasil
pemabakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa pemanasan yang disusun
sedemikian rupa sehingga proses pemindahan panas dapat berjalan sebaik mungkin.
 Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk yang masih
mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan dalam tangki.
 Perpipaan adalah suatu sistem jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan
satu dengan peralatan lainnya. Pipa berfungsi sebagai alat penyaluran/mengalirkan
cairan atau gas. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis bahan misalkan dari baja,
karet, PVC dan lain – lain bergantung biasanya jenis baja dengan panduan carbon.
 Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan di dalamproses pengolahan
minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang diharapkan dalam
proses pengolahan dapat tercapai.
 Jet Ejektor adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang tinggi didalam HVU
(High Vaccum Unit).

2.3.3 Produk Destilasi Vakum


Produk-produk yang dihasilkan pada destilasi vakum antara lain :

1) Produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ), produk ini digunakan untuk bahan
baku proses cracking (hydro cracking unit / HCU).produk POD bila tidak
diolah di wax plant digabungkan dengan produk HVGO untuk unpan di HCU
2) Produk Light Vacum Sloop ( LVS ), adalah produk Light Vacum Gas Oil
(LVGO) , digunakan untuk komponen blending solar.
3) Produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO ),
4) Produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku bagi
proses pembuatan lilin atau wax, di unit proses wax plant. Produk ini

15
merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk
ini.
5) Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk fuel
oil di dapur atau digunakan untuk aspal jalan. Produk-produk tersebut keluar
dari kolom kemudian diambil panasnya dipreheater atau heat-exchager dan
didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya dikirim ke tangki produksi atau ke
proses selanjutnya.

2.2.4 Treatment dan Proses Destilasi Vakum

a. Treatment Destilasi Vakum


Proses distillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer, bertujuan untuk
mengambil minyak midle distillate yang tidak terambil diproses CDU, dengan cara
menarik ( vacum ) produk tersebut dari long residue, sebenarnya minyak midle
distillate tersebut mungkin dapat dipisahkan dengan menaikkan suhu inlet kolom
pada proses distillasi atmosfer (Abas, 2011).

16
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa minyak bumi bila dipanaskan
pada suhu 370 derajat Celcius minyak bumi akan mengalami cracking, patahan
yang terjadi dapat membentuk senyawa hydrocarbon tidak jenuh berupa olefin,
dimana senyawa ini dalam produk minyak bumi tidak dikehendaki karena sifatnya
yang tidak stabil. Untuk menyiasati supaya suhu tidak tinggi maka tekanan
prosesnya yang dibuat rendah sehingga tujuan menguapkan minyak midle distillate
dapat diuapkan pada temperatur kurang dari 370 derajat celcius ( ± 345֩ C ) (Abas,
2011).

b. Proses Destilasi Vakum


Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada preheater
dan dapur sampai temperatur ± 345 OC, kamudian dimasukkan dalam kolom
distilasi vacum yang tekanannya ± 13 mmH2O. Dalam kolom ini terdapat tray-tray
seperti halnya di kolom distilasi atmosferik. Untuk memperluas kontak uap dan
cairan biasanya kolomnya dibuat lebih lebar. Untuk mendapatkan tekanan dibawah
atmosfer digunakan peralatan yang disebut ejector dan kondensor (Abas, 2011).

Menurut Abas (2011), dari kolom ini akan keluar produk masing-masing :
1. Top kolom berupa produk Light Vacum Sloop ( LVS ), produk ini merupakan
produk yang jelek, yang biasa nya di tampung sebagai minyak sloop.

17
2. Dibawah Light Vacum Sloop ( LVS ) adalah produk Light Vacum Gas Oil ( LVGO
), digunakan untuk komponen blending solar.
3. Selanjutnya produk Parafine Oil Distillate ( POD ), produk ini adalah bahan baku
bagi proses pembuatan lilin atau Wax di unit proses Wax Plant. Produk ini
merupakan produk yang khusus, jadi tidak semua HVU mempunyai produk ini.
4. Produk selanjutnya adalah produk Hight Vacum Gas Oil ( HVGO ). Produk ini
digunakan untuk bahan baku proses cracking ( Hydro Cracking Unit / HCU ).
Produk POD bila tidak di olah di wax plant di gabungkan dengan produk HVGO
untuk umpan di HCU.
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue yang digunakan untuk Fuel Oil di
dapur atau digunakan untuk asphal jalan.
6. Produk-produk tersebut keluar dari kolom kemudian diambil panasnya di preheater
atau heat exchanger dan didinginkan dengan fin fan dan selanjutnya di kirim ke
tanki produksi atau ke proses selanjutnya.

2.3.5 Aplikasi Destilasi Vakum


a. Dalam Skala Laboratorium
Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling
memiliki titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu mendekati titik
didih atmosfer mereka. Suhu bahan sensitif (seperti beta karoten) juga memerlukan
distilasi vakum untuk menghapus pelarut dari campuran tanpa merusak produk.
Alasan lain penyulingan vakum digunakan adalah bahwa dibandingkan dengan
penyulingan uap ada tingkat yang lebih rendah residu membangun. Hal ini penting
dalam aplikasi komersial dimana transfer suhu diproduksi menggunakan penukar
panas (Abas, 2011).

b. Dalam Skala Industri


Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup
mendidih campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan untuk
memisahkan komponen-komponen. Satu alat untuk mengurangi jumlah tahapan
yang diperlukan adalah dengan memanfaatkan penyulingan vakum. Vacuum kolom
distilasi biasanya digunakan dalam penyulingan minyak telah diameter berkisar

18
sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi badan berkisar sampai sekitar 50 meter
(164 kaki), dan harga berkisar sampai sekitar 25.400 meter kubik per hari (160.000
barel per hari) (Abas, 2011).

Menurut Abimayu dkk (2003) dalam jurnal PEMISAHAN DAN


PEMURNIAN KOMPONEN Δ –GUAIEN DARI MINYAK NILAM DENGAN
METODE DESTILASI FRAKSINASI VAKUM destilasi fraksinasi vakum
merupakan metode pemisahan secara fisika dengan menggunakan tekanan yang
sesuai. Distilasi terfraksi digunakan untuk menghasilkan destilat yang lebih murni,
sedangkan vakum dalam proses ini digunakan agar suhu yang digunakan tidak
terlalu tinggi, sehingga menjaga kerusakan komponen dari suhu terlalu tinggi.
Prinsip kerja destilasi ini adalah pemisahan campuran yang berbentuk cair
berdasarkan perbedaan tekanan uap senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
tersebut. Saat destilasi fraksinasi vakum berlangsung, peralatan destilasi harus
benar-benar tidak mengalami kebocoran agar kondisi vakum dapat diraih (Ayu,
2013).

19
BAB III
KESIMPULAN

Destilasi fraksinasi merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana zat


pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Sedangkan destilasi vakum
adalah teknik destilasi yang biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi
tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik
didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 1500C.

Destilasi fraksinasi dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik


didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah. Sedangkan Prinsip destilasi vakum didasarkan pada hokum fisika dimana
zat cair akan mendidih dibawah titik didih normalnya apabila tekanan pada
permukaan zat cair pada permukaan itu diperkecil atau vakum.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Fraksinasi Minyak Bumi. http://www.ilmukimia.org/2014/05/fraksinasi


-minyak-bumi.html. (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019)
Abas, Akbar. 2011. Makalah Destilasi Vakum. https://akbarcules46.blogspot.com/2012/
06/makalah-destilasi-vakum.html. (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019)
Ayu, P. K., Nur Hidayat, Edi Priyo Utomo, Egi Agustian. 2013. Pemisahan dan
Pemurnian Komponen δ–Guaien dari Minyak Nilam dengan Metode Destilasi
Fraksinasi Vakum. Jurnal Ilmu Kimia. Universitas Brawijaya: Malang
Chang, Raymond. 2002. Chemistry. McGraw-Hill: Boston
Gustiny, Dini, dan Antika, Neli Ulpah. 2013. Evaluasi kinerja Ethylene Fractionator
Unit Cold Section di Ethylene Plant PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Tugas
Akhir. JBPTPOLBAN: Bandung
Khopkar,SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press: Jakarta
Komariah, LN, dkk. 2009. Tinjauan Teoritis Perancangan Kolom Distilasi Untuk Pra-
Rencana Pabrik Skala Industri. Jurnal Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya. No.4 Vol.16
Rabianti dan Nurwahida, 2017. Makalah Kimia Analitik II Destilasi Fraksinasi. FMIPA
Universitas Negeri Makassar: Makassar
Reski, Tri. 2012. Destilasi Bertingkat. http://queentri.blogspot.com/2012/06/destilasi-
bertingkat.html. (diakses pada tanggal 26 Maret 2015)
Rusli, Rolan. 2013. Destilasi. www.rolanrusli.com/destilasi (diakses tanggal 13 Oktober
2019)
Soebagio, dkk. 2005. Kimia Analitik II. UM Press: Malang
Wanglare, dkk. 2013. “Rancangan Bangunan Alat Konversi Air Laut menjadi Air
Murni dengan Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanasan Elektrik”.
Jurnal Teknik Elektro dan Kompter

21

Anda mungkin juga menyukai