Anda di halaman 1dari 5

UPAYA PENANGANAN AWAL YANG DILAKUKAN WANITA

UNTUK MENGATASI DESMINOREA

DI SMP 3 LUWU

2019

SKRIPSI

Oleh
YUYUR
NIM. SDK101029

PROGRAM STUDI STRATA 1 KEPERAWATAN


STIKES DATU KAMANRE
BELOPA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa perkembangan pada anak yang sangat


penting, diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga
nantinya mampu bereproduksi (Putri et al, 2018). Menurut WHO, remaja
adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan
Menteri kesehatan RI nomor 25tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-18 tahun dan menurut badan kependudukan dan keluarga
berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah dalam usia reproduksi.Usia normal bagi seorang wanita mendapat
menstruasi untuk pertama kalinya pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi ada
juga yang mengalaminya lebih awal, yaitu usia 8 tahun atau lebih lama yaitu
usia 18 tahun (Purba et al., 2014).
Menstruasi merupakan perubahan fisiologis pada wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi, biasanya
terjadi setiap bulan. Menstruasi merupakan pelepasan dinding uterus yang
disertai dengan perdarahan dan terjadi berulang setiap bulan , kecuali pada
saat kehamilan (Kusmiyati et al, 2016). Menstruasi akan berhenti dengan
sendirinya pada saat wanita sudah berusia 40-50 tahun, yang dikenal dengan
isilah menopause (Rukmala, S. and Sarwinanti, S., 2017). Beberapa
perempuan yang mendapatkan menstruasi, ada yang mengalami beberapa
keluhan namun ada pula yang tanpa adanya keluhan.Keluhan pada saat
menstruasi salah satunya berupa dismenore yang terjadi pada saat
menstruasi atau setelah menstruasi (Fatmawati et al., 2016).
Dismenore merupakan nyeri sebelum atau saat haid, biasanya
dengan rasa kram dan terpusat diabdomen bawah. Dismenore dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder
(Shanti, E.F.A., 2017). Dismenore primer merupakan rasa nyeri, tanpa
adanya gangguan fisik baik berupa patologi pelvis, penyakit organik
ataupun kelainan pada alat-alat genital. Sedangkan dismenore sekunder
merupakan rasa nyeri yang timbul akibat adanya penyakit pelvis organik,
seperti endometriosis dan penyakit radang panggul (Pradiyanti et al., 2016).
Dismenore atau nyeri saat menstruasi merupakan suatu masalah
ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai tingkat usia.
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-Rata lebih dari 50%
perempuan di setiap Negara mengalami dismenore. Di Indonesia kejadian
dismenore diperkirakan sekitar 55% pada perempuan produktif yang sedang
menstruasi (Kusmiyati et al., 2016). Remaja putri akan lebih sering
merasakan sakit akibat dismenore primer karena siklus hormonal yang
dialami belum begitu stabil, dan remaja putri sering mengalami kontraksi
uterus seperti wanita dewasa muda (Shanti, E.F.A., 2017).
Nyeri saat haid menyebabkan ketidaknyamanan dalam melakukan
aktivitas . Sekitar 70-90 persen kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja, dan
remaja yang mengalami nyeri haid akan terpengaruh aktivitas akademis,
sosial dan olahraganya (Lestari, 2013). Secara umum penanganan nyeri
dismenore terbagi dalam dua kategori yaitu pendekatan farmakologi dan
non farmakologi. Secara farmakologi nyeri dapat ditangani dengan terapi
analgesik seperti aspirin, asam mefenamat, parasetamol, kofein, dan
feminax yang merupakan metode paling umum digunakan untuk
menghilangkan nyeri (Rustam, 2014). Untuk penanganan non-farmakologi
bisa dilakukan dengan tehnik relaksasi dan pemijatan.
Dari kejadian tersebut dapat dilihat bahwa yang mengalami
disminorea di dunia Lebih dari 50%, dan di Indonesia diperkirakan sekitar
55%. Sekitar 70-90% kasus nyeri haid terjadi pada usia remaja.
Adapun Fakta-fakta penelitian sebelumnya oleh :
1. Anggreyani Bertua Br Sitorus ( UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA) Gambaran Pengetahuan Dan Permahasiswi SMA NEGERI 1
Kisaran Terhadap Penggunaan Analgesik Sebagai Penanganan
Dismenorhea
2. Asri Rahayu, Sinar Pertiwi, Siti Patimah ( Pengaruh Endorphine
Massage Terhadap Rasa Sakit Dismenorhea Pada Mahasiswa Jurusan
Kebidanan Poltekes KEMENKES Tasikmalaya Tahun 2017
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah “Bagaimana Upaya
penanganan awal yang dilakukan untuk mengatasi disminorea?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahuinya upaya penganan awal yang dilakukan
untuk mengatasi disminorea
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui jumlah siswi yang mengetahui pengertian
dismenore dengan benar
b) Untuk mengetahui penanganan dismenore yang digunakan siswi
c) Untuk mengetahui persepsi siswi dalam penggunaan analgesik
terhadap dismonerhea
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Responden
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penanganan awal
disminorea
2. Manfaat Bagi Tempat Penelitian
Agar siswi mengetahui bagaimana penaganan awal yang dilakukan baik
dengan farmakologi maupun non-farmakologi.
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dijadikan sebagai sumber informasi dan sumber
referensi diperpustakan untuk penelitian selanjutnya.

4. Manfaat Bagi Peneliti


a. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh semasa
perkuliahan dan menambah pengalaman peneliti dalam mengambil
sampel dan mengolah data.
5. Manfaat Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat setempat
untuk tidak menggonakan obat-obat tertentu saat menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai