Anda di halaman 1dari 11

94 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

ASPEK HUKUM DALAM AUDIT KOPRASI

Syahriyah Semaun

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare


Email: syahriyah_semaun@yahoo.co.id

Abstract: Cooperation can proroses Audit service to public accountan which going to
do increasing efficiency, management who has open carrateristic and protect the side
who has on interest and some reports which cooperation needed appropriate. This
inspection be done reach “Good Corporate Governance” which pinpose to create
good value for all ones who have an interest therefore, cooperation management and
stake out must be understand all about cooperation accountan which are appropriate
on standard for general occur, where as for internal auditing in cooperation must be
really understand auditing standard which is valid for general and should be have
independent spirit.

Kata Kunci: Pemeriksaan (Audit) Koperasi, Good Corporate Governance.

I. PENDAHULUAN dipandang sebelah mata. Kekuatan


ekonomi Indonesia sebenar-nya bisa
Keberadaan koperasi di Indonesia diibaratkan sebagai bangunan yang
mempunyai landasan hukum yang kuat, terdiri dari pondasi, tiang dan atap.
hal itu terbukti dengan adanya Undang- Pondasinya berasal dari usaha mikro dan
Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang kecil, sementara tiangnya ditopang oleh
Perkoperasian yang merupa-kan usaha mene-ngah dan atapnya dilindungi
penjabaran dari Pasal 33 ayat (1) oleh usaha skala basar.
Undang-Undang Dasar 1945 yang
Badan Usaha koperasi didirikan
berbunyi, “Perekonomian disusun
oleh sekelompok individu (berbentuk
sebagai usaha bersama berdasarkan atas
Koperasi Primer) atau sekelompok
asas kekeluargaan”, yang dalam
badan hukum koperasi (berbentuk
penjelasannya dipaparkan bahwa bangun
Koperasi Sekunder) yang biasanya
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
memiliki kepentingan ekonomi yang
Koperasi. Suatu badan usaha koperasi
sama. Koperasi merupakan suatu badan
yang merupakan badan hukum
hukum yang merupakan suatu entitas
diharapkan oleh pemerintah menjadi
ekonomi yang memiliki meka-nisme
sokoguru perekonomian di Indonesia
kerja yang utuh dan membangun suatu
sebagai upaya untuk memperkokoh
sistem yang terdiri dari komponen-
perekonomian rakyat sebagai dasar ke-
komponen di dalam organi-sasi koperasi
kuatan dan ketahanan perekonomian
serta berinteraksi satu sama lain dan
nasional yang merupakan usaha bersama
bergerak ke arah pencapaian tujuannya
berdasar atas asas kekeluar-gaan dan
dengan adanya aturan yang telah
demokrasi ekonomi. Koperasi sebagai
ditetapkan baik berupa undang-undang
motor penggerak utama dan ujung
dan peraturan pemerintah yang berlaku
tombak pembangunan ekonomi tak bisa
ataupun dari Anggaran Dasar serta
95 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

Anggaran Rumah Tangga yang telah akhirnya pengurus dan pengawas


disepakati dalam Rapat Anggota. koperasi harus mempertanggung-
Sistem suatu organisasi koperasi jawabkan setiap tindakannya kepada
dibangun berdasarkan keputusan seluruh seluruh anggota dalam Rapat Anggota
anggota untuk menyelenggara-kan Tahunan
aktivitas ekonomi ber-sama yang Pengurus dan Pengawas yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejah- dalam hal ini dianggap sebagai
teraan hidupnya. Kesatuan kegiatan manajemen koperasi harus mampu
ekonomi dapat terlihat di dalam aktivitas menunjukan kepada serluruh anggota
organisasi koperasi yang mencerminkan bahwa setiap tindakannya selalu
posisi anggota adalah sebagai pemilik mengarah terhadap pencapaian tujuan
dan sekaligus pelang-gannya. Organisasi untuk meningkatkan kesejahteraan
koperasi merupa-kan suatu badan hukum anggotannya dan dijalankan sesuai
yang dalam menjalankan berbagai fungsi dengan Undang-Undang Perkoprasian
organisasi dan kegiatan ekonominya yang berlaku serta seluruh kinerja
akan selalu berhubungan dengan koperasi harus sesuai dengan Anggaran
masalah hak dan kewajiban. Hak dan Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
kewajiban ini akan berhubungan dengan yang telah disahkan. Manajemen
masing-masing individu sebagai anggota koperasi setiap jangka waktu tertentu
baik itu secara internal (pada dirinya harus dapat membuat laporan ke-uangan
sendiri) ataupun secara eksternal (pada koperasi dan laporan opera-sionalnya
anggota yang lain). Seorang anggota yang harus dipertanggung-jawabkan
koperasi yang tidak menggunakan pada seluruh anggota dalam Rapat
haknya akan merugikan diri sendiri dan Anggota Tahunan.
tidak dilak-sanakan kewajibannya akan Lemahnya pengendalian atau
meng-akibatkan kerugian pada orang pengawasan intern merupakan salah satu
lain, sehingga mengenai hak dan penyebab utama terjadinya penye-
kewajiban, wewenang dan tanggung lewengan dalam suatu organisasi
jawab dari setiap komponen didalam koperasi. Sebagai organisasi dibidang
organisasi koperasi telah diatur secara ekonomi dan social koperasi sangat
normatif dengan jelas dan terperinci rawan terhadap resiko kerugian.
yaitu dalam Undang-Undang Nomor 12 Kerawanan tersebut dapat bersumber
Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. dari unsur intern maupun ekstern.
Selain norma-norma yang tertulis Dari unsur intern, adanya sifat
biasanya terdapat pula aturan-aturan manusia yang curang, ambisi, malas,
yang tidak tertulis misalnya etika atau ceroboh, mau menang sendiri dan
kepatutan yang perlu diperhatikan dan sekongkol. Sedangkan dari unsur-unsur
ditegakan di dalam prakteknya. ekstern, karena adanya pihak-pihak atau
Gambaran realitas praktik orga- oknum yang kurang menyukai kegiatan
nisasi koperasi menurut kondisi apa usaha koperasi karena per-saingan atau
adanya dari perangkat organisasi kope- faktor-faktor lain.
rasi merupakan rangkuman tanggung- Adanya kecenderungan dari
jawab pengurus dan pengawas koperasi oknum anggota koperasi yang cenderung
yang diangkat serta diberikan mandat ingin mendahulukan kepen-tingan antara
oleh seluruh anggota untuk melak- lain dengan cara: Memanfaatkan celah-
sanakan berbagai aturan dan kepu-tusan- celah aturan lemah, memanfaatkan
keputusan dari Rapat Anggota. Pada
96 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

kelemahan kepemimpinan koperasi dan dimaksud dengan kriteria-kriteria yang


meman-faatkan kelemahan manajemen telah ditetapkan. Auditing seharusnya
kope-rasi. dilakukan oleh seorang yang inde-
Fenomena yang sering terjadi pendent dan kompeten.1 Pemeriksaan ini
dalam laporan yang dibuat oleh tidak dimaksudkan untuk mencari
seseorang atau suatu manajemen baik itu kesalahan atau menemukan kecu-rangan,
laporan keuangan ataupun laporan non meskipun dalam pelaksanaan-nya sangat
keuangan cenderung tidak sesuai memungkinkan diketemu-kan kesalahan
dengan kenyataan. Hal ini dapat dilihat atau kecu-rangan. Pemeriksaan atas
dari beberapa faktor yang diantaranya laporan keuangan berdasarkan prinsip
adalah adanya ketidak jujuran yang akuntansi yang berlaku umum
dimiliki oleh penyusun laporan diIndonesia.2
keuangan sehingga sering terjadi
Istilah auditing merupakan suatu
pemanipulasian data yang dilakukan
proses pelaksanaan audit dalam hal ini
untuk mencapai tujuan tertentu dan
digunakan definisi dari Mulyadi yang
kadang kelemahan tersebut ditunjang
menyebutkan bahwa: “Secara umum
pula oleh ketidak tahuan atau ketidak
auditing adalah suatu proses sistematik
pahaman tentang standar pembuatan
untuk memperoleh dan mengevaluasi
laporan keuangan tersebut baik yang
bukti secara objektif mengenai
menyusunnya maupun penggunanya.
pernyataan-pernyataan tentang kegia-
Untuk meyakinkan kebenaran laporan
tan-kegiatan dan kejadian ekonomi,
keuangan yang dihasilkan oleh
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
manajemen koperasi, didalam Pasal 40
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
tersebut dengan kriteria yang telah
Tentang Perkoperasian yang berbunyi ,
ditetapkan, serta hasil-hasilnya kepada
“Koperasi dapat meminta jasa audit
pemakai yang berkepentingan”.3
kepada akuntan publik”, maka dalam hal
ini pengawas dan anggota koperasi Definisi tersebut secara umum
berhak untuk meminta auditor selaku tersebut memiliki unsur-unsur penting
pemeriksa kinerja keuangan organisasi yang dapat diuraikan sebagai berikut:
koperasi yang diberikan wewenang Suatu Proses Sistematik artinya auditing
penuh untuk memeriksa keabsahan merupakan suatu rangkaian langkah
laporan keuangan yang telah dibuat oleh yang direncanakan, ter-organisasi, dan
manajemen koperasi yang bersang-kutan bertujuan. Untuk memperoleh dan
jika pengawas tidak mampu mengevaluasi bukti cecara objektif
melakukannya. artinya proses peng-auditan ditujukan
untuk memperoleh bukti yang mendasari
II. PEMBAHASAN pernyataan yang dibuat individu atau
badan usaha, serta untuk mengevaluasi
A. Ruang Lingkup Audit tanpa memihak atau berprasangka
Auditing adalah proses pengum- terhadap bukti-bukti tersebut.
pulan dan pengevaluasian bahan bukti Pernyataan mengenai kegiatan Dan
tentang informasi yang dapat diukur kejadian ekonomi artinya kegiatan dan
mengenai suatu entitas ekonomi yang kejadian ekonomi yang dimaksud adalah
dilakukan seorang yang kompeten dan hasil proses Akuntansi yang meng-
independent untuk dapat menentukan hasilkan suatu pernyataan yang disajikan
dan melaporkan kesesuaian informasi dalam bentuk laporan keuangan.
97 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

Menetapkan tingkat ke-sesuaian artinya Dari kedua pendapat di atas maka


pengumpulan bukti mengenai pernyataan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan
dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan (audit) merupakan suatu proses peng-
data tersebut dimaksudkan untuk evaluasian tentang laporan keuangan
menetap-kan kesesuaian pernyataan yang dibuat oleh suatu perusahaan dari
dengan kriteria yang telah ditetapkan. mulai adanya dokumen yang merupa-
Kriteria yang telah ditetapkan artinya kan bukti dari sebuah transaksi sampai
kriteria atau standar yang digunakan denag pembuatan laporan ke-
sebagai dasar untuk menilai pernyataan uangan yang dicatat dengan mengguna-
(hasil proses akuntansi) dapat berupa: kan pencatatan yang bersumber pada
1. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
badan legislatif. umum.
2. Anggaran atau prestasi lain yang
2. Pelaksana dan Jenis Audit
ditetapkan oleh manajemen.
3. Prinsip akuntansi bersifat umum. Dalam perusahaan yang ber-badan
Penyampaian Hasil artinya hukum, manajemen perusahaan ber-
Penyampaian hasil auditing sering kewajiban untuk dapat melakukan
disebut dengan atestasi yang disampai- pertanggungjawaban operasional per-
kan secara tertulis dalam bentuk laporan usahaan baik tentang laporan ke-
audit yang dapat menaikan atau me- uangannya ataupun tentang non
nurunkan tingkat kepercayaan pemakai keuangannya. Perusahaan selain dapat
informasi keuangan. Pemakai Yang meminta pelaksana jasa dari akuntan
Berkepentingan artinya dalam dunia publik sebagai Audit Ekstern yang
usaha yang termasuk kedalam pemakai biasanya dianggap lebih netral dan
yang berkepentingan terhadap laporan objektif dapat juga memiliki karyawan
audit adalah para pemakai informasi yang bertugas sebagai pelaksana
keuangan. pemeriksa Kinerja Koperasi yang
Menurut Munkner definisi dari disebut dengan Audit Intern yang tentu
Pemeriksaan (Audit) yaitu: “Pengertian saja harus bebas mental (independen).
umum Pemeriksaan (audit) berarti Menurut Hadiwidjaya bahwa,
pengujuan secara sistematis atas buku- “Bentuk pemeriksaan di dalam sebuah
buku dan dokumen, yang dibuat organisasi koperasi dapat digunakan
perusahaan selama kegiatan per-usahaan, istilah Internal Auditor Koperasi kepada
dengan maksud mem-berikan penilaian karyawan koperasi di bawah naungan
apakah buku-buku dan perkiraan- pengurus sedangkan istilah Ek sternal
perkiraan buku besar dise-lenggarakan Auditor adalah Badan pemeriksa dari
secara: benar, lengkap, didukung oleh laporan pengurus untuk dilaporkan
bukti-bukti secara mestinya dan sesuai kepada anggota koperasi yang dalam
dengan ketentuan Undang-Undang perangkat organisasi koperasi disebut
(prinsip-prinsip akun-tansi yang diterima dengan Pengawas”.5 Dari pendapat di
secara umum) dan bertujuan atas dapat disim-pulkan bahwa penem-
memberikan pendapat, apakah patan istilah Eksternal Auditor adalah
pembukuan dan laporan keuangan yang badan pengawas yang memiliki tugas
disajikan memberikan gambaran yang untuk memeriksa kewajaran laporan ke-
benar dan wajar mengenai perusahaan uangan koperasi yang berada diluar
tersebut.”4 kegiatan usaha pengurus bukan Akuntan
98 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

Publik kecuali pengawas memiliki semua perusahaan melakukan hal itu


keterbatasan untuk melak-sanakannya. melainkan hanya dilakukan sebagian
Profesi akuntan publik yang ataupun terkadang tidak sama, sekali hal
dikenal oleh masyarakat sebagai jasa ini dikarenakan adanya keterbatasan
audit hadir karena berkembangnya yang dimiliki oleh setiap perusahaan.
perusahaan dan berbagai bentuk badan
4. Tujuan Audit
hukum di suatu negara yang memer-
lukan pengakuan tentang keabsahan Audit dikembangkan dan dilak-
laporan keuangannya yang akan sanakan karena audit memberi banyak
digunakan untuk tujuan tertentu. manfaat bagi dunia bisnis. Pelaksanaan
Jenis Audit umumnya dibagi audit mempunyai tujuan yang berbeda,
menjadi 3 menurut Mulyadi yaitu: beberapa tujuan audit adalah:
a. Audit Laporan Keuangan (Financial a. Penilaian Pengendalian (Appraisal of
Statement Audit). Audit yang dilaku- Control). Pemeriksaan operasional
kan oleh auditor independen terhadap berhubungan dengan pengendalian
laporan keuangan yang disajikan oleh administratif pada seluruh tahap
kliennya untuk menyatakan pendapat- operasi perusahaan yang bertujuan
nya mengenai kewajaran laporan untuk menentukan apakah pengen-
keuangan tersebut yang harus sesuai dalian yang ada telah memadai dan
dengan prinsip akuntansi berterima terbukti efektif serta mencapai tujuan
umum. Laporan Audit ini dibagikan perusahaan.
kepada para pemakai Informasi b. Penilaian Kinerja (Appraisal of
Keuangan. Performance).Penilaian, Pelaksanan
b. Audit Kepatuhan (Compliance Audit). dan Operasional serta hasilnya.
Audit yang tujuannya untuk Penilaian diawali dengan mengum-
menentukan apakah yang diaudit pulkan informasi-informasi kuantitatif
sesuai dengan kondisi atau peraturan lalu melakukan penilaian efektifitas,
tertentu. Hasil audit kepatuhan efisiensi dan ekonomisasi kinerja.
umumnya dilaporkan kepada pihak Penilaian selanjutnya menjadi infor-
yang berwenang membuat kriteria. masi bagi manajemen untuk mening-
c. Audit Operasional (Operational katkan kinerja perusahaan.
Audit). Audit yang merupakan c. Membantu Manajemen (Assistance to
pemantauan secara sistematik Management). Dalam Pemeriksaan
kegiatan organisasi, atau bagian Operasional dan ketaatan maka hasil
daripadanya, dalam hubungannya audit lebih diarahkan bagi kepen-
dengan tujuan tertentu.6 tingan manajemen untuk performans-
Tujuan dari audit operasional ini nya. Dan hasilnya merupakan reko-
yaitu untuk: mengevaluasi kinerja; mendasi-rekomendasi atas perbaikan-
mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan yang diperlukan pihak
peningkatan; dan membuat rekomen-dasi manajemen.
untuk perbaikan atau tindakan lebih 5. Penerapan Good Corporate
lanjut. Governance Dalam Organisasi
Dalam suatu perusahaan koperasi Koperasi
ataupun bukan koperasi ketiga tipe audit
Resiko merupakan unsur yang
diatas sebaiknya memang dilakukan,
tidak dapat dipisahkan dalam dunia
akan tetapi pada kenya-taannya tidak
usaha. Salah satu yang perlu dilakukan
99 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

agar menghidari terjadinya risiko yang profesional tanpa benturan kepen-


tidak diinginkan maka pemeriksaan tingan dan pengaruh/tekanan dari
(audit) merupakan salah satu cara untuk pihak manapun yang tidak sesuai
memproteksinya. Pemeriksaan yang dengan peraturan perundang-
dilakukan didalam suatu badan usaha undangan yang berlaku dan prinsip-
harus memiliki kekuatan hukum yang prinsip korporasi yang sehat;
tidak dapat diganggu gugat karena c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi,
berhubungan dengan suatu laporan pelaksanaan dan pertanggung jawaban
keadaan sebenarnya dan seadanya organ sehingga pengelolaan perusa-
tentang sesuatu hal yang diperiksa. haan terlaksana secara efektif;
Oranisasi koperasi yang meru- d. Pertanggung jawaban yang berlaku dan
pakan suatu badan usaha yang memiliki prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
stakeholders yang dalam proses kerjanya e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan
bertujuan untuk mensejahterakan ang- dan kesetaraan didalam memenuhi
gota, dengan meminimalkan risiko yang hak-hak stakeholder yang timbul ber-
tidak diinginkan dengan cara yang telah dasarkan perjanjian dan peraturan
diatur dalam undang-undang dan perundang-undangan yang berlaku.
anggaran dasar yang telah ditetapkan. Dari isi pasal di atas dapat disim-
Dalam pelaksanaan sistem kerja koperasi pulkan bahwa prinsip-prinsip penerapan
yang bertujuan untuk meningkatkan GCG berisikan tentang suatu proses yang
kesejahteraan anggota, alangkah lebih berorientasi untuk meningkatkan keber-
baiknya jika dapat pula mengikuti hasilan usaha suatu badan usaha
peraturan pemerintah yang sebenarnya dan penerapan akuntabilitas per-usahaan
ditujukan kepada BUMN dengan pene- yang bertujuan untuk memerhatikan
rapan Good Corporate Governance nya. kepentingan stakeholder dengan berlan-
daskan kepada aturan hukum yang dapat
Pemerintah Republik Indonesia
ditimbulkan dari adanya suatu perjanjian
dalam hal ini kantor kementrian BUMN
ataupun peraturan perundang-undangan.
telah mengeluarkan keputusan yang
Prinsip-prinsip di atas dalam kehi-
mewajibkan setiap BUMN menerapkan
prinsip-prinsip good corporate dupan keorganisasian koperasi memang
seharusnya dilaksanakan seluruhnya,
governance, yang terdapat dalam
karena jika prinsip-prinsip tersebut ter-
Keputusan Mentri BUMN No. Kep-
laksana dengan baik maka hasil dari
117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan
pemeriksaan terhadap kinerja organisasi
Praktik Good Corporate Governance
koperasi yang dilakukan oleh seorang
pada Badan Usaha Milik Negara
auditor akan melaporakan keberadaan
(BUMN). Dalam keputusan ini dijabar-
organisasi koperasi baik itu dalam segi
kan tentang prinsip-prinsip good
finansial ataupun tingkat kesehatannya
corporate governance. Prinsip-prinsip
dalam kategori yang tidak mengalami
yang dimaksud dalam Keputusan ini
penyimpangan.
meliputi:
a. Transparasi, yaitu keterbukaan dalam 6. Kedudukan Hukum Audit Dalam
melaksanakan proses peng-ambilan Organisasi Koperasi.
keputusan dan keterbukaan dalam a. Sumber hukum
mengemukakan informasi materiil
dan relevan mengenai perusahaan; Sumber hukum pemeriksaan dalam
b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan di organisasi koperasi terdiri dari: Pasal 40
mana perusahaan dikelola secara Undang-Undang No.25 Tahun 1992
100 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

Tentang Perkoperasian, aturan yang koperasi harus mendapatkan informasi


dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan tentang keberadan koperasi yang dapat
Indonesia dalam Penyataan Standar dilihat dalam laporan pengurus yang
Akuntansi Keuangan tentang sistem berisikan tentang laporan keuangan
pencatatan akuntansi koperasi dan ataupun laporan tentang kegiatan usaha
Standar Profesional Akuntan Publik koperasi yang biasanya diberikan kepada
tentang standar auditing dan juga para anggota dalam setiap Rapat
keputusan-keputusan menteri yang Anggota. Suatu badan usaha dalam
menunjang tentang diwajibkannya proses organisasinya harus memiliki
pelaksanaan audit pada koperasi. catatan yang berhubungan dengan
keuangan ataupun non keuangan secara
b. Akuntabilitas Koprasi
terinci dan dapat dipertanggungjawabkan
Koperasi sebagai hubungan hukum yang dalam hal ini didalam organisasi
antara perangkat organisasi koperasi koperasi pertanggungjawaban ini harus
dengan anggotanya. dilaku-kan kepada seluruh anggota yang
Koperasi merupakan suatu badan biasanya dilakukan dalam kurun waktu
usaha yang berbadan hukum dan dimiliki satu tahun satu kali dalam rapat anggota
oleh anggota yang merupakan pemakai tahunan.
jasa (users) sedangkan badan usaha lain c. Keabsahan Hukum Pemeriksaan
(perusahaan-perusahaan) pada dasarnya (Audit) Koperasi
dimiliki oleh para penanam modalnya
(investor). Per-bedaan kepemilikan ini Laporan pertanggungjawaban yang
yang merupa-kan sumber dari perbedaan dibuat oleh pengurus seharusnya sesuai
antara badan usaha koperasi dengan per- dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
usahaan-perusahaan bukan koperasi Rumah Tangga yang telah disetujui oleh
selain perbedaan dalam tujuannya. anggota, akan tetapi kalaupun terdapat
Badan usaha yang bukan kope- penyimpangan harus disetai dengan
rasi biasanya bertujuan untuk mendapat- alasan yang jelas dan ada pem-
kan laba yang setinggi-tingginya dengan buktiannya, sehingga disinilah diper-
modal yang sekecil-kecilnya cenderung lukannya auditor untuk mengaudit
mendekati prinsip ekonomi, akan tetapi laporan yang telah dibuat oleh pengurus
di dalam organisasi koperasi tujuan koperasi tersebut. Proses pemeriksaan
utamanya bukan untuk mencari laba hasil laporan akhir dari pengurus
yang setinggi-tingginya akan tetapi koperasi dapat dilakukan oleh badan
berupaya untuk mensejah-terakan pemeriksa yang ada dalam organisasi
anggotanya. koperasi (Internal Audit) yang diangkat
Upaya yang dilakukan oleh suatu oleh pengawas dengan persetujuan
organisasi koperasi dalam mensejah- anggota atau dilakukan oleh pengawas
terakan anggotanya tidak dapat lepas sendiri yang merupakan salah satu
dari besarnya partisipasi yang diberikan perangkat organisasi koperasi, dengan
anggota. Keaktifan seorang anggota catatan keduanya memiliki pengetahuan
dapat diwujudkan antara lain dengan tentang proses pemeriksaan yang sesuai
bersedianya secara pribadi menjadi dengan aturan hukum yang berlaku dan
pengurus atau pengawas koperasi yang juga memiliki sifat yang jujur dan tidak
harus memiliki akuntabilitas yang baik dapat dipengaruhi oleh siapapun.
Anggota koperasi yang merupa- Sedangkan jika menggunakan pemeriksa
kan pemilik mutlak suatu organisasi dari luar organisasi koperasi (Eksternal
101 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

Audit) harus meminta jasa dari Akuntan aturan-aturan pengauditan yang telah
Publik yang independen. berlaku umum.
Pemeriksaan yang dapat dila- Pemerksaan Material seharusnya
kukan dalam organisasi koperasi yaitu; dilakukan pula pada suatu organisasi
“Pemeriksaan yang terbagi menjadi dua koperasi meskipun penilaiannya sulit,
yaitu pemeriksaan Formal dan karena berhubungan dengan pengam-
pemeriksaan Material”.Pendapat tersebut bilan keputusan atau kebijaksanaan yang
pada prinsipnya hampir sama dengan cenderung sering berubah-ubah sesuai
penggolongan audit menurut Mulyadi, dengan keadaan pada saat dipilihnya
akan tetapi Munkner memisahkan alternatif yang terbaik sesuai dengan
pemeriksaan itu menjadi 2 jenis pertimbangan yang akurat. Kedua jenis
sedangkan Mulyadi, menjadi 3 jenis. pemeriksaan ini sangat dibutuhkan
Perbedaan jenis-jenis pemerik-saan dalam penilaian klasifikasi Koperasi
keuangan yang dapat dilakukan oleh yang ditetapkan dalam 4 (empat)
seorang pemeriksa menurut Munkner peringkat sesuai dengan Keputusan
yaitu:7 Menteri Negara Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah Republik
a. Pemeriksaan Keuangan Formal yaitu
Indonesia No. 129/KEP/ M.KUKMI/
pemeriksaan yang berkenaan dengan
XI/2002 Tentang Pedoman Klasifikasi
ketetapan matematis hasil
Koperasi.
pengelolaan manajemen yang diper-
lihatkan dalam neraca keuangan. Dalam Keputusan Menteri
Koperasi, Pengusaha Kecil, Dan
b. Pemeriksaan Material yaitu peme-
Menengah Republik Indonesia tentang
riksaan yang berkenaan dengan
petunjuk Pelaksanaan Penilaian
penilaian yang objektif tentang
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan
kualitas pengelolaan manajemen
Unit Simpan Pinjam No 194/
selama periode tertentu.
KEP/M/IX/1988 25 September 1998
Terhadap laporan keuangan Point V.1 Tentang Faktor Lain Yang
koperasi yang digolongkan kedalam Mempengaruhi Penilaian terdapat
pemeriksaan formal hukum yang berlaku peraturan yang dapat menurunkan satu
yaitu Pernyataan Standar Akuntansi tingkat kesehatan Koperasi Simpan
No. 27 (Revisi 1988) Tentang Akuntansi Pinjam dan Usaha Simpan Pinjam yang
Perkoperasian yang dikeluarkan oleh diantaranya salah satu faktor yang
Ikatan Akuntansi Indonesia Per 1 tercantum dalam huruf e. dan berbunyi:
Oktober 2004 dari halaman 27.1 sampai “jika mempunyai volume pinjaman
dengan 27.18 yang merupakan panduan diatas Rp. 1.000.000.000,- (Satu milyar)
proses pencatatan keuangan yang tetapi tidak diaudit oleh akuntan publik
dimulai dari adannya transaksi sampai atau koperasi jasa audit”. Kalimat diatas
meng-hasilkan laporan keuangan yang memiliki arti bahwa jika suatu Koperasi
berlaku umum. Sedangkan pelaksanaan Simpan Pinjam dan Usaha Simpan
pemeriksaannya baik yang dilakukan Pinjam telah mencapai volume pin-
oleh internal audit ataupun eksternal jamannya melebihi Rp. 1.000.000.000,-
audit harus berdasarkan Pernyataan dan tidak melakukan pemeriksaan oleh
Standar Auditing (PSA) No. 02 sampai akuntan publik atau koperasi jasa audit
dengan PSA No. 58 yang dikeluarkan maka akan menurunkan tingkat
oleh Ikatan Akuntan Indonesia Per 1 kesehatan yang telah dimilikinya hal ini
Agustus 1994 yang berisikan tentang akan beredampak terhadap penilaian
102 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

klasi-fikasi koperasi yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang


oleh Kelompok Kerja yang dibentuk dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
oleh Menteri Negara Koperasi dan Indonesia dengan cara memeriksa semua
Usaha Kecil dan Menengah beserta proses finansial dari mulai terjadi
jajaran-nya. transaksi (perjanjian) yang menghasilkan
Dari paparan diatas merupakan bukti transaksi sampai pembuatan
salah satu contoh tentang kedudukan laporan keuangan koperasi yang sesuai
hukum pemeriksaan dalam koperasi itu dengan Pernyataan Standar Akuntansi
dianggap penting dan menjadi wajib Keuangan (PSAK) No. 27 Tentang
karena berpengaruh dalam penilaian Akuntansi Perkoperasian yang meliputi
tingkat kesehatan suatu Koperasi simpan Neraca, Perhitungan Hasil Usaha,
Pinjam dan Usaha Simpan Pinjam Laporan Arus Kas, Laporan Promosi
karena jika memiliki volume usaha Anggota, dan catatan atas laporan
diatas Rp. 1 Milyar dalam 1 tahun maka keuangan yang diterima umum dengan
termasuk klasifikasi golongan Papan seluruh hasil sesuai dengan
Atas dan merupakan klasifikasi tertinggi kenyataannya.
yang tercantum dalam Keputusan
Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan III. PENUTUP
Menengah No. 351/KEP/M/XII/1998
1. Kesimpulan
Tentang Petun-juk Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Sim-pan pinjam Oleh Koperasi Aturan Hukum Pemeriksaan
Tanggal 17 Desember 1998. (Audit) Koperasi terdapat dalam pasal 40
Hasil dari suatu pemeriksaan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
Keuangan dalam suatu organisasi Tentang Perkoperasian yang berbunyi
koperasi baik yang dihasilkan oleh audit bahwa Koperasi dapat meminta jasa
intern maupun audit ekstern pada audit kepada akuntan publik yang dalam
prinsipnya memiliki fungsi yang sama penjelasannya dipaparkan bahwa
untuk memberikan laporan tentang pelaksanaan pemeriksaan ini dilakukan
keabsahan dan kewajaran Laporan dalam rangka peningkatan efisiensi,
Keuangan tersebut yang akan pengelolaan yang bersifat terbuka, dan
disampaikan pada anggotanya, akan melindungi pihak yang berkepentingan
tetapi jika pemeriksaan Keuangannya dengan cara pemeriksaan (audit)
dilakukan oleh audit eksternal dalam hal terhadap laporan keuangan dan laporan
ini akuntan publik maka kemampuan lainnya sesuai dengan keperluan
laporan hasil pengauditan dapat koperasi.
digunakan lebih luas lagi yaitu antara Aturan hukum yang lain yang
lain kepada Bank jika akan meminjam digunakan sebagai dasar proses
modal atau kepada Investor sebagai pemeriksaan (Audit) dalam Koperasi
penanam modal dan lain sebagainya. yaitu Pernyataan Standar Akuntansi
Hasil laporan audit memiliki Keuangan no. 27 Per 1 Oktober 2004
keabsahan hukum, karena telah (Revisi 1998) Tentang Akuntansi
melakukan proses pembuktian dari hasil Perkoperasian yang harus digunakan
pemeriksaan dengan memberikan dalam laporan material suatu organisasi
laporan pendapat yang di terbitkan oleh koperasi. Sedangkan untuk auditornya
auditor yang independen dengan yaitu harus sesuai dengan Standar
memiliki kekuatan hukum yang kuat. Auditing yang terdapat dalam Standar
Proses pemeriksaan yang dilakukan Profesional Akuntan Publik Per 1
103 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

Agustus 1994 yang dikeluarkan oleh Hadiwidjaja. 1996. Sekilas tentang


Ikatan Akuntan Indonesia. Modal dan Kemandirian Koperasi.
Penerapan Good Corporate Bandung: Penerbit Pionir Jaya.
Governance dalam koperasi sangatlah IAI. 1996. Standar Profesional Akuntan
baik, karena dilihat dari prinsip- Publik. Yogyakarta: Penerbit
prinsipnya telah menggambarkan bahwa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
jika suatu organisasi koperasi mengikuti YKPN Bagian Penerbitan.
penerapan GCG yang bertujuan untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan.
pihak yang berkepentingan maka akan Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
terjadi pula dalam suatu organisasi Kementrian Kop. dan UKM RI. 2003.
koperasi dengan dilihatnya hasil Pedoman Akuntabilitas
pemeriksaan yang dilakukan oleh Karakteristik Koperasi. Jakarta:
auditor intern ataupun ekstern yang Penerbit Kementrian Koperasi
menunjukan laporan pemeriksaan yang Dan Usaha Kecil Dan Menengah
hasilnya diharapkan tanpa penyim- Republik Indonesia.
pangan.
Mulyadi, Kanaka. 1998. Auditing.
2. Saran Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Berdasarkan simpulan di atas maka Munkner, Hans,H. 1987. Hukum
disarankan agar perangkat koperasi Koperasi. Terjemahan Abdul
khususnya pengurus dan pengawas Kadir Muhammad. Bandung:
haruslah yang benar-benar memahami Penerbit Alumni.
tentang akuntansi koperasi yang sesuai
standar yang berlaku umum, begitupun Ria Herdhiana, 2008. Educare Jurnal
dengan anggota koperasi sebagai Pendidikan dan Budaya.
penerima pert-anggungjawaban Universitas Langlangbuana Ban-
manajemen koperasi. Sedangkan untuk dung.
audit internal yang terdapat dalam suatu Sembodo dkk. 2003. Corporate
organisasi koperasi harus benar-benar Governance. Jakarta: Penerbit PT.
memahami Standar Auditing yang Prenhallindo
berlaku umum dan haruslah berjiwa
independen. Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992
Tentang Perkoperasian.
DAFTAR PUSTAKA Keputusan Mentri Koperasi dan
Aren dan Loebbecke (1997). Auditing, Pembinaan Pengusaha Kecil dan
Pendekatan terpadu, diadaptasi Menengah Republik Indonesia No.
oleh Amir Abadi Jusuf. Edisi 194/Kep/M/IX/ 1998 Tentang
Indonesia. Buku satu dan Buku Petunjuk Pelaksanaan Penilaian
Dua. Penerbit Salemba Empat. Kesehatan KSP dan USP.
Jakarta. Simon dan Scuster (Asia) Keputusan Menteri Koperasi dan
Pte.Ltd.Prentice-Hall. Pembinaan Pengusaha Kecil dan
Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing Menengah Republik Indonesia No.
(Pemeriksaan A 351/KEP/M/ XII/1998 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam Oleh
Koperasi.
104 Jurnal Hukum Diktum, Volume 8, Nomor 1, Januari 2010, hlm 94-104

Keputusan Menteri Negara Koperasi Jusuf. Edisi Indonesia. Buku satu dan Buku
dan Usaha Kecil dan Menengah Dua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Simon
dan Scuster (Asia) Pte.Ltd.Prentice-Hall, h. 6
Republik Indonesia No. 2
129/Kep/M.KUKMI/XI/ 2002 Agoes, 2004, Auditing (Pemeriksaan A),
t.tp.h. 29.
Tentang Pedoman Klasifikasi 3
Mulyadi ,1998, Auditing. Jakarta:
Koperasi.
Penerbit Salemba Empat. h.7
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik 4
Munkner ,1987. Hukum Koperasi.
Negara No. KEP-117/M- Terjemahan Abdul Kadir Muhammad. Bandung:
MBU/2002 Tentang Pene-rapan Penerbit Alumni. h. 125
5
Praktik Good Corporate Hadiwidjaya ,1996. Sekilas tentang
Governance pada Badan Usaha Modal dan Kemandirian Koperasi. Bandung:
Penerbit Pionir Jaya. h.172
Milik Negara (BUMN) 6
Mulyadi , op.cit. h. 28
7
Catatan akhir: Munkner, op.cit., h. 137
1
Arens & Loebbecke 1997, Auditing,
Pendekatan terpadu, diadaptasi oleh Amir Abadi

Anda mungkin juga menyukai