Anda di halaman 1dari 28

Analisis Fenomena Public Relations Menggunakan Teori-teori Public

Relations

(Studi Kasus Dugaan Kandungan Bahan Kadaluarsa Maragume Udon & Pizza
Hut)

Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Teori-teori Public


Relations

Dosen Pengampu: Maulina Pia Wulandari,Ph.D

Ditulis Oleh:

Ni Luh Aninda Feniasari Utami

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan,pasti ada masa ketika perusahaan mengalami


sebuah krisis. Selain CEO yang diincar para pemburu berita atau media ketika
krisis menerpa perusahaan, Tim Public Relation (PR) menjadi salah satu incaran
mereka berikutnya. Oleh karena itu, mengelola krisis perusahaan tak hanya berada
di “pundak” CEO. Justru peran tim PR-lah yang menjadi penentu sukses-tidaknya
perusahaan melewati krisis sekaligus melakukan langkah recovery. Peran strategis
PR menjadi sangat penting bilamana CEO terhitung “gagap” dalam menghadapi
krisis perusahaan. Maka dari itu seorang Public Relations sangat diperlukan oleh
perusahaan untuk menjaga reputasi perusahaan tersebut.

Menurut Spillan (dalam An-Sofie Claeys, Verolien Cauberghe, dan Patrick


Vyncke Barton, 2010) tidak ada organisasi yang terhindar dari krisis selama
hidup. Barton dikutip Coombs (2007) menyatakan “perubahan yang terjadi akibat
krisis juga dapat mempengaruhi bagaimana stakeholder berinteraksi dengan
perusahaan”.

Definisi krisis menurut Davlin dikutip Kriyantono (2012a, h. 171) adalah


“sebuah situasi yang tidak stabil dengan berbagai kemungkinan menghasilkan
hasil yang tidak diinginkan”. Jika organisasi mengalami situasi krisis, maka
prosedurprosedur normal tidak dapat berjalan dengan baik. Organisasi akan
mengalami situasi berbeda sehingga menyebabkan beberapa hal akan berubah
secara spontan. Situasi seperti ini jika tidak segera ditangani dengan cepat dan
tepat akan memberikan dampak yang negatif terhadap organisasi.
Banyak kasus krisis dalam perusahaan yang dapat kita ambil
contohnya,salah satunya kasus Dugaan Kandungan Bahan Kadaluarsa Maragume
Udon & Pizza Hut yang kasusnya masih berjalan di meja hijau sampai saat ini
karena 2 restoran tersebut melaporkan media tersebut ke meja hijau.

1.2 Deskripsi Kasus dan Kronologi

1.2.1 Deskripsi Kasus

Cover Majalah Tempo Senin 5 September 2016

Kepolisian melancarkan penyelidikan atas dugaan penggunaan


bahan makanan yang melampaui masa kedaluwarsa di sebuah jaringan
restoran internasional. Marugame Udon adalah jaringan restoran Jepang
yang merupakan bagian dari Sriboga Food Group, yang membawahi
berbagai usaha restoran di PT Sriboga Raturaya. Di dalamnya termasuk
Pizza Hut Indonesia, Pizza Hut Delivery (PHD), The Kitchen by Pizza Hut
selain Marugame Udon.
Sejauh ini polisi hanya melakukan penyelidikan terhadap
Marugame Udon, dan tidak terhadap Pizza Hut dan Pizza Hut Delivery
ataupun The Kitchen by Pizza Hut.Betapa pun, informasi dan berkas
dokumen yang diperoleh BBC Indonesia dan Tempo menyebutkan
perpanjangan masa kedaluwarsa ini pernah juga dilakukan Pizza Hut
Indonesia dan Pizza Hut Delivery -yang dibantah oleh Stephen McCarthy,
Presiden Direktur PT. Sarimelati Kencana, anak perusahaan PT Sriboga
Raturaya yang mengelola operasional Pizza Hut dan PHD.

Kabar orang dalam

Tim investigasi gabungan BBC dan Tempo memperoleh sejumlah


dokumen, surat elektronik atau email, dan foto-foto dari seorang mantan
petinggi di Sriboga Food Group yang menunjukkan itu.Sumber yang
sudah bekerja lama di grup itu berbicara kepada tim BBC Indonesia dan
Tempo dengan syarat identitasnya tidak dibuka.

Ia mengatakan, praktik memperpanjang masa kedaluwarsa secara


tidak sah ini terjadi secara sistematik, melibatkan manajemen tinggi
perusahaan itu di Indonesia, dan sudah berlangsung bertahun-tahun.
Ditambahkannya upayanya selama ini untuk menghentikan praktik itu sia-
sia.

Saat pertama kali menyampaikan kasus ini kepada BBC Indonesia,


ia berkata:“Awalnya saya tidak ingin berbicara kepada pers, karena sekali
diungkapkan kepada pers, hal ini akan diketahui umum, dan akan menjadi
masalah yang merusak, yang tak bisa diperbaiki dengan cepat, bahkan bisa
tak bisa lagi dikendalikan.”Lalu ia memaparkan keputusannya untuk
berbicara kepada kami.“Namun tampaknya, pers merupakan satu-satunya
jalan terakhir untuk memastikan (bahwa praktik perpanjangan masa
kedaluwarsa ini dihentikan)."Yang penting (praktik ini) tidak terjadi lagi
dan orang yang bertanggung jawab dihukum secara setimpal."
Narasumber berkisah, bagaimana ia memergoki kasus ini. Suatu
hari ia dikagetkan oleh adanya beberapa galon berisi saos Tempura dengan
stiker yang menandakan perpanjangan masa simpan. Ini bukan hal yang
wajar. Ia pun menanyakan soal itu, dan mendapat penjelasan bahwa
langkah ini sudah disetujui oleh bagian Quality Assurance (QA, Jaminan
Mutu).Mencari tahu lebih lanjut, dia pun mendapat kabar tentang dugaan
bahwa memperpanjang masa simpan adalah praktik yang sejak beberapa
waktu biasa dilakukan di Sriboga Food Group.

Awalnya dia mengaitkannya dengan mulai beroperasinya


Marugame Udon di Indonesia, tahun 2013. Jadi ia berasumsi, praktik ini
baru berlangsung tiga tahun. Tapi katanya, ia dikabari bahwa hal ini sudah
berlangsung jauh lebih lama. Marugame Indonesia pertama kali dibuka
pada Februari 2013. Adapun Pizza Hut Indonesia diambil alih oleh PT
Sriboga Raturaya sejak tahun 2004. Ia tak habis pikir, karena menurut
pengetahuannya, sebenarnya penanganan bahan makanan di outlet-outlet
Pizza Hut luar biasa bagus.

"Mulai dari kapal sampai ke warehouse itu bagus. Di outlet, bagus


sekali. Pizza Hut dan PHD benar-benar dijaga (kesehatan makanannya).
Banyak ketentuannya, trainingnya juga bagus, (karenanya) jarang ada
pegawai keluar dari Pizza Hut." Kecuali, katanya, kasus ini."Apa yang
terjadi di warehouse sampai gudang-gudang kecil di daerah itu yang abu-
abu," katanya.

Berkas-berkas yang bocor

Dokumen yang diperoleh tim investigasi BBC-Tempo -dan kami


tak punya alasan untuk meragukan keasliannya- menunjukkan
dilakukannya perpanjangan masa pakai bahan-bahan yang digunakan
untuk Marugame Udon, Pizza Hut Indonesia dan Pizza Hut Delivery.

Dalam berkas berjudul Summary Extension Shelflife 2015-


2016 dengan kop surat Sriboga Food Group itu dicantumkan, produk yang
diperpanjang sendiri masa kedaluwarsanya itu antara lain produk berbahan
daging : Veggie Chicken Sausage (sosis ayam dan sayuran), dan produk
berbahan susu, Carbonara Sauce Mix -adonan saus karbonara.

Produk lain yang diperpanjang masa kedaluwarsanya adalah Puff


Pastry - bahan pembuatan kue, Brownies Mix -adonan brownies, bahan
marinade Citrus Marinade, dan saus sate, Satay Sauce dan saus XO -XO
Sauce.Bahan-bahan makanan itu, berdasarkan berkas tersebut,
diperpanjang masa kedaluwarsanya selama satu bulan, diperuntukkan bagi
Pizza Hut dan Pizza Hut Delivery (PHD).

Selain itu ada juga beberapa makanan yang digunakan untuk


restoran Marugame, seperti bubuk bonito, saos tempura dan
sukiyake.Sejumlah foto yang diambil sumber kami menunjukkan antara
lain bahan untuk kuah ikan udon Marugame, bubuk Bonito, yang
diperpanjang masa simpannya selama tiga bulan dari tanggal kedaluwarsa
yang dikeluarkan produsen di Shanghai.

Stiker tambahan

Pada kemasan bubuk Bonito tersebut ditempel stiker berisi


keterangan: nama perusahaan eksportir, berat bersih produk, kode
produksi, tanggal produksi dan tanggal kedaluwarsa.Tetapi di kemasan itu
ditempel juga stiker tambahan, yang menginstruksikan agar dilakukan
perpanjangan waktu selama tiga bulan sejak masa kedaluwarsa yang
seharusnya.
Berdasarkan keterangan di stiker, instruksi ini diberikan lewat
email oleh bagian pembelian (purchasing).Selama semester kedua 2015,
menurut data yang diperoleh tim investigasi, ada delapan paket bubuk
bonito yang diperpanjang masa simpannya. Masing-masing diperpanjang
tiga bulan dari masa kedaluwarsa.Menambahkan label atau stiker baru
diduga melanggar Undang-Undang Pangan No 18 tahun 2012 Pasal 143,
kendati ancaman hukumannya tergolong ringan penjara paling lama dua
tahun atau denda paling banyak empat miliar rupiah.

PT Sriboga Muragame Indonesia menyangkal dugaan


perpanjangan masa simpan tidak sah tersebut.Kepada Tim BBC-Tempo
yang mendatangi kantornya, Presiden Direktur Sriboga Raturaya, induk
Sriboga Food Group, Alwin Arifin – mengaku bahwa dia telah diperiksa
polisi, namun menyebut dugaan itu tidak benar dan bahkan merupakan
fitnah.“Saya dilarang polisi (bicara ke media) Pokoknya, kuncinya
(tudingan itu) gak bener. Itu fitnah,” katanya pendek saat diminta
komentarnya.

Stephen McCarthy, Presiden Direktur PT. Sarimelati Kencana,


anak perusahaan PT Sriboga Raturaya yang mengelola operasional Pizza
Hut dan PHD dalam email kepada tim BBC-Tempo juga
membantah.“Kami tidak pernah dan tidak akan pernah menyimpan,
mendistribusikan, ataupun menggunakan produk yang tak layak
dikonsumsi,” tulis Stephen McCarthy dalam emailnya.

Lepas dari itu, dokumen yang diperoleh tim investigasi BBC


Tempo memperlihatkan bahwa perpanjangan masa simpan di Pizza Hut
Indonesia telah diinformasikan ke Pizza Hut Asia di Singapura.

Pankaj Batra, Direktur Marketing Pizza Hut Asia, lewat surat


elektronik, tidak menyangkal pernah terjadi perpanjangan masa simpan
yang dilakukan pemegang franchise Indonesia, namun menurutnya, itu
dilakukan secara sah.
“Perpanjangan masa simpan dapat disetujui oleh bagian QA dari
pemegang franchise lokal, hanya setelah mereka menerima rekomendasi
tertulis dari produsen atau pemasok untuk mengkonfirmasi bahwa masa
simpan dapat diperpanjang, dan tidak ada resiko keamanan. Bagian R&D
atau QA juga diharapkan melakukan uji sensorik internal,” tulis Pankaj
Batra.

“Pemegang waralaba kami di Indonesia telah mengkonfirmasi


bahwa proses tersebut telah dilakukan,” tandasnya. Masalahnya,
perpanjangan masa simpan, jika benar dilakukan, merupakan pelanggaran
hukum, kata Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan
Berbahaya BPOM, Suratmono.“Apapun alasannya, Undang-Undang Pasal
90 (menyebutkan), setiap orang dilarang mengedarkan pangan tercemar,
Dan produk lewat tanggal kedaluarsa itu termasuk pangan tercemar,” kata
Suratmono.

Lepas dari berbagai bantahan, polisi sudah melakukan


penggrebekan ke sebuah gerai Marugame Udon dan gudang milik Sriboga
Food Group (SFG), pada 26 April lalu dan menyita sejumlah barang bukti.

Penggrebekan dilancarkan terhadap gerai Marugame Udon di pusat


berbelanjaan Gandaria City, Jakarta Selatan, dilanjutkan ke gudang
penyimpanan bahan beku SFG di Bekasi, yang menurut poisi dipakai
untuk bahan-bahan bagi Pizza Hut, PHD dan Marugame Udon. Betapapun,
sejauh ini penyelidikan hanya menyasar Marugame. Asep Adisaputra,
Kasubdit Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) mengatakan, memang
mereka tidak menemukan bukti awal terkait Pizza Hut."Kasus ini sedang
dalam penanganan dan penyidikan kami. Masih dalam pendalaman. Kita
juga masih menunggu hasil laboratorium untuk kemungkinan bisa terjadi
atau akibat (kesehatan) dari yang mereka lakukan," kata Asep. Ia mewanti-
wanti, proses hukum yang dilakukan polisi untuk kasus ini masih 'belum
sempurna.'
Sejauh ini polisi juga sudah memeriksa 15 orang, dari petugas
outlet hingga manajemen Marugame.Ia mengukuhkan, polisi menerima
laporan pada tanggal 18 April 2016 lalu melakukan penyitaan bubuk
bonito dari gudang pendingin (chiller storage) PT. SFG di Bekasi pada
tanggal 26 April 2016.

Dari hasil penyitaan di gudang Bekasi, ditemukan bubuk Bonito


dalam kemasan 8x250gram, diproduksi 24 Agustus 2015. Dan di labelnya,
tanggal kedaluwarsa seharusnya jatuh pada 23 Februari 2016 namun
bagian tersebut ditutup label baru bertanggal 23 Agustus 2016.Menurut
polisi, temuan ini sudah dibawa ke laboratorium independen.

Saat laporan investigasi bersama BBC Indonesia dan Tempo ini


siap turun, Pizza Hut dan Marugame menggelar jumpa pers terpisah,
namun di tempat yang sama -dengan waktu berselang beberapa menit.
Intinya, mereka mengatakan laporan yang menyebut baik "Marugame
Udon" maupun "Pizza Hut, PHD dan The Kitchen by Pizza Hut di
Indonesia menggunakan produk kedaluwarsa adalah tidak akurat."
1.2.2 Kronologi
Waktu Penjelasan
4 September BBC merilis berita investigasi “Benarkah Pizza
2016 Hut dan Marugame pernah gunakan bahan
kedaluwarsa?”
Tim investigasi gabungan BBC dan Tempo
memperoleh sejumlah dokumen, surat elektronik
atau email, dan foto-foto dari seorang mantan
petinggi di Sriboga Food Group yang menunjukkan
itu.
5 September Investigasi majalah Tempo dan BBC
2016 Indonesia menemukan indikasi penggunaan bahan
makanan kedaluwarsa pada tiga restoran waralaba
milik PT Sriboga Raturaya, yaitu Pizza Hut, Pizza
Hut Delivery (PHD), dan Marugame Udon.

5 september Klarifikasi Marugame Udon dan Pizza Hut atas


2016 berita penggunaan bahan kedaluwarsa

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan studi kasus diatas ditemukan sebuah rumusan masalah :
1. Bagaimana tanggapan restoran waralaba Pizza Hut dan Marugame Udon
terhadap kasus bahan kadaluarsa yang dituduhkan pada PT.Sriboga Group
sebagai pemasok bahan kedua restoran tersebut?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Apologia

Pada mulanya teori apologia membahas tentang upaya individu untuk


mempertahankan diri atas serangan atau tuduhan telah melakukan kesalahan,
termasuk serangan yang melecehkan dirinya. Serangan berupa tuduhan itu
menuntut adanya upaya mempertahankan diri, yaitu apologia. Pendekatan
apologia ini didorong oleh situasi yang dibangun oleh jenis serangan dan
strategi pertahanan diri itu ( ware & Linkugel, 1973). Individu dalam
menghadapi tuduhan akan melakukan :

1. Menyatakan dirinya tidak bersalah


“saya tidak melakukannya”
2. Mejelaskan definisi
“saya tidak melakukan apa yang dituduhkan”
3. Menjustifikasi kualitas
“saya telah berbuat baik” / “saya bermaksud baik”
4. Mencoba menanyakan lagi argument orang lain yang menuduhnya
“saya sangan meminta untuk diberikan khalayak atau juri yang berbeda
sehingga bisa memahami argument saya”
(Ware & Linkugel, 1973 : 282)

Penelitian mengenai apologia tersebar diberbagai dalam disiplin dan


humanitas (Coombs, 2010). Dalam sosiologi apologia didefinisikan sebagai
perilaku sosial atau isntrumen sosial. Dalam psikologi apologia dikaitkan dengan
perasaan emosi, seperti rasa malu, rasa bersalah dan perasaan dilecehkan. Dalam
komunikasi antar budaya apologia dikaitkan dengan perilaku permintaan maaf
dalam berbagai budaya. Oleh linguistic apologia menyebutnya sebagai perilaku
berbicara. Jadi, pada dasarnya apologia mengandung banyak makna.
Seiring perkembangan waktu teori apologia menjadi suatu upaya bagi
organisasi untuk menghadapi situasi situasi krisis, yaitu komunikasi krisis atau
crisis communication atau merespon krisis (crisis response) (Coombs, 2010;
Dionisopolous and Vibbert, 1988). Alasannya:

1. Perusahaan memiliki karakter atau reputasi yang berpeluang mendapat


serangan dari luar dan manajemen dapat melakukan pertahanan diri, yaitu
merespon serangan itu (Dionisopolous and Vibbert, 1988) .
2. Berdarakan pendekatan dramaturgi dapat pula disimpukan bahwa
organisasi merupakan salah satu aktor sosial selain individu manusia.

Teori apologia berperan penting bagi pengembangan penelitian


komunikasi krisis (Coombs, 2010). Teori apologia menjadi dasar
pengembangan teori lain seperti teori situational crisis communication dan
teori image restoration. Teori tersebut memiliki kesamaan prinsip dalam
mengatasi krisis yaitu : Prioritas pertama untuk menjaga keselamatan
stakeholder dengan mencegah stakeholder dari bahaya kerusakan atau
kerugian fisik, ekonomi, sosial, budaya dan psikologi.

Jika prioritas tersebut tercapai maka upaya merespon krisis bisa


dilanjutkan dengan mengatasi berbagai isu yang berpotensi merusak reputasi,
asset bernilai dari perusahaan. Teori image restoration menggabungkan ide-
ide dari retorika termasuk apologia dengan penjelasan dari ilmu sosial tentang
bagaimana individu membuat pembenaran tindakan mereka.

2.2.Teori Atribusi

Jurnal yang ditulis oleh W. Timotius Coombs ini membahas peran teori
atribusi dalam memainkan peran dalam krisis menajerial dengan menyediakan
mekanisme integratif berupa metode impiris dalam penanganan krisis yang
mencakup berbagai disiplin ilmu. Penelitian komunikasi pasca krisis
memberikan nilai lebih terhadap teori dan praktek PR dengan menyatukan dan
mengintegrasikan berbagai genre dalam pengetahuan agar dapat diaolikasikan
dalam bentuk apa yang harus perusahaan katakan atau lakukan setelah krisis.
Penulis mengutip pendapat beberapa ah li komunikasi diantaranya adalah
Arpan & Roskos Ewoldsen, 2005; Dean 2004; Huang,L & Su, 2005) yang
menyebutkan bahwa teori atribusi bermanfaat untuk melacak evolusi bidang
komunikasi dan empiris yaitu :

a. Teori atribusi sebagai panduan

Dalam teori ini disampaikan ciri-ciri dan karakteristik kunci krisis dalam
teori atribusi. Teori ini mencoba menghubungkan krisis dengan teori atribusi
dimana stakeholder akan membuat atribusi penyebab krisis, mereka akan
menilai tanggungjawab penanganan krisis oleh perusahaan. Atribusi
stakeholder membuat tanggungjawab krisis memiliki konsekuensi afektif dan
perilaku organisasi (Coombs & Holladay, 2005; McDonald & H’artel, 2000).
Managemen dianggap memiliki kepentingan dalam mencegah dari war of
mouth negatif dan putus hubungan dengan stake holder.

Dalam jurnal ini diceritakan awal penerapan teori atribusi krisis


berdasarkan pendapat Mowen (2008) yang menyatakan untuk pertama kalinya
ide penaganan krisis secara sistematis dan melakukan inisisi penting dalam
konsep hubungan dam komunikasi krisis yang digunakan dalam teori atribusi.
Ditambah lagi dengan pendapat Wiener (1986) yang membangun teori atribusi
berupa premis bahwa setiap orang perlu untuk menetapkan tanggungjawab
pada setiap kegiatan dan adanya pendapat bahwa orang sebagai penyebab
kegiatan terutaha hal tak terduga dan negatif.

Penulis menilai ketika menggunakan teori atribusi, sebagian besar


ancaman krisis berupa tanggungjawab ataupun menyalahkan. Manajer harus
mengevaluasi situasi untuk menentukan penanganan yang terbaik dalam
situasi krisis.untu menangani krisis ada empat tidakan yang bisa dilakukan :
penyangkalan, pemaksaan untuk patuh, kepatuhan secara sukarela dan usaha
yang ekstra. Penyangkalan melibatkan organisasi yang dituduh tidak
mendapat ancaman atas produk mereka. Kepatuhan secara sukarela
melibatkan kepatuhan sukarela dengan kompensasi , kampanye dan upaya
promosi (Siomkos &Kurzbard, 1994). Penanganan krisis dapat mengurangi
atau dapat menghilangkan efek negatif.

Bradford and Garrett (1995) mengembangkan teori atribusi terhadap krisis


etika.berangkat dari penelitian terhadap kerusakan produk .dari penelitian ini
dihasilkan model atribusi krisis yang dirancang untuk menjelaskan pemilihan
penanganan krisis berdasarkan sifat etis dari krisis tersebut.

Seperti yang kita temukan sekarang, teori ini banyak digunakan dalam
berbagai bentuk tipe krisis. Setiap penelitian dibuat dengan membandingkan
hubungan antar teori. Penelitian menghasilkan teori dan asumsi metode yang
hampir sama. Situational Crisis Communication Theory (SCCT) merupakan
aplikasi teori atribusi yang berdasarkan ide untuk penengan krisis yang
lebih luas.SCCT digambarkan dalam bentuk metode eksperimental dan teori
sosial psikologis.SCCT dimulai pada saat manajer krisis memeriksa situasi
krisis untuk menilai tingkat ancaman krisis dan menentukan tindakan yang
akan diambil. Lebih jauh ada tiga faktor dalam ancaman krisis terhadap
reputasi yaitu tanggungjawab awal krisis, sejarah timbulnya krisis, dan
shubungan ejarah sebelum krisis.

Penelitian SCCT telah mengidentifikasikan tiga kelompok berdasarkan


atribusi dari tanggungjawab krisis yaitu kelompok korban yang memiliki
atribusi yang lemah terhadap tanggungjawab krisis (bencana alam, tempat
kerja, dll), kelompok secara tiak sengaja yang memiliki atribusi terhadap
tanggungjawab krisis (kecelakaan akibat kesalahan teknis, kerusakan produk
karena kesalahan teknis,dll), kelompok yang secara intens berhubungan yang
memiliki atribusi yang sangat kuat terhadap tanggungjawab kitis (kecelakaan
karena human error, keruasakan produk karena human error, dll).Dengan
mengidentifikasi tipe krisis, manajer krisis dapat menentukan seberapa
banyak tanggungjawab stakeholder akan mengatribusi organisasi pada awal
terjadinya krisis.

b. Teori atribusi integratif secara alamiah


Teori ini menyediakan konsep dan metode bersama yang memmungkinkan
terintegrasinya hasil penelitian dari peneliti yang berbeda.peneliti akan
berbagi metode eksperimental dan mengupayakan bagaimana masing-
masing variabel harus berhubungan dengan satu sama lainnya. Contoh
yang ditampilkan penulis adalah prinsip kovarian dari Kelly dimana
pekerjaan Kelly dibangun pada konse-konsep konsensus, kekashan dan
konsistensi (Kelley& Michella, 1980).Kesimpulan yang diambil penulis
yaitu komunikasi pasca krisis harus terus dilakukan dari awal sampai akhir
secara empiris dimana keputusan yang diambil berbasis pada data yang
sistematis dan bukti yang ada.

Menurut Kriyantono (2014, h.170), upaya membuat atribusi yang


menyebebkan timbulnya atribusi disebabkan karena beberapa hal
diantaranya adalah karena krisis bersifat negatif, tidak terduga dan tidak
diharapkan, dan stakeholder mempunyai respon emosional terhadap situasi
krisis tersebut. Dari pemaparan diatas saya melihat organisasi harus segera
merespon terhadap atribusi stakeholder sebagai pihak yang mesti
bertangungjawab atas konflik agar tidak terjadi atau memicu kemarahan
publik atau bahkan justru dengan segera merespon akan muncul simpati
dari publik.

2.3 Critical Theory of Public Relations

Public relations kritis menganggap organisasi seperti sistem politik, yaitu


terdapat bentuk dominasi di dalamnya. Setiap organisasi memiliki publik
internal dan eksternal yang memiliki kepentingan dan tujuan yang berbeda-
beda. Dominasi dalam organisasi ditunjukkan dari beberapa publik yang tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk akses ke dalam organisasi. Dalam hal
ini public relations dituntut mendukung atau membela kepentingan publik
internal dan eksternal serta meningkatkan power dan pengaruh yang dimiliki
publik di dalam persaingan pasar, juga Public relations diterapkan untuk
mendukung atau membela keperntingan publik internal dan eksternal serta
meningkatkan power dan pengaruh yang dimiliki publik di dalam persaingan
pasar. Public Relations muncul dengan alasan sebagai berikut :

- Kritik terhadap pendekatan obyektif, Kriyantono (2014, h. 260) beberapa


hal yang mendorong kajian public relations kritis, yaitu:
a. Agenda riset dikritik karena cenderung menganggap public relations
hanya sebagai fungsi manajemen, public relations juga dinilai lebih
banyak menggunakan model komunikasi transmisi, lebih menekankan
teori organisasi, dan tidak dapat mengungkap kekuatan utama relasi
yang terbentuk antar individu maupun dengan organisasi
b. Teori public relations mendapatkan kritik dari kelompok postmodernis
karena telah ketinggalan zaman, dalam hal ini yaitu masih berorientasi
pada positivistik.
c. Public relations dinilai tidak dapat terlepas dari ideologi organisasi
karena menerapkan model komunikasi dua arah yang cenderung
mengadopsi pendekatan fungsional dalam organisasi. Hal ini juga
sependapat oleh Leichty & Springton (dalam Health, 2000)
menjelaskan bahwa kebanyakan dari model public relation lebih
memilih menggunakan konsep satu arah ataupun dua arah. Konsep
satu arah atau dua arah ini tidak dapat membantu memecahkan
masalah kompleks bagaimana interaksi organisasi dengan publik
memiliki pengaruh hubungan pada publik. Leichty dan Springton
(dalam Health, 2000) berpendapat tentang teori normatif yang
menjelaskan “one best” atau pendekatan yang ideal untuk humas ini
mengancam untuk membatasi pemahaman kita tentang lingkungan
public relation.

Pendekatan kritis dalam public relations memiliki tujuan untuk mengubah


struktur sosial, politik, dan ekonomi yang membatasi potensi individu.
Pendekatan kritis adalah upaya mengkritisi, menantang dan mendebat
strategi dari kelompok tertentu yang dianggap mendominasi (Kriyantono,
2014, h. 260). Dalam public relations pendekatan kritis digunakan untuk
mengungkapkan realitas dalam praktik public relations misalnya kebijakan
yang diterapkan oleh public relations dan hal-hal yang mempengaruhi
kebijakan tersebut. Kemudian pendekatan kritis digunakan untuk mengkritik
dan menantang asumsi yang sedang berlangsung di area public relations,
misalnya sepeti yang kita ketahui public relations harus menerapkan teori
boundary spanning yaitu sebagai penjaga gerbang yang menghubungkan
organisasi dan publiknya, pendekatan kritis digunakan untuk menganalisi
asumsi tersebut. Apakah asumsi tersebut bersifat faktual atau hanya sebagai
pencitraan saja?. Selanjutnya, dapat mengubah cara pandang yang sudah
mrnjadi kebenaran umum menggunakan pendekatan kritis.

Postmodernism public relations

Public relations dalam kacamata postmodernism, public relations idealnya


menjadi aktivis dalam organisasi untuk mendorong adannya perubahan
(Holtzhausen & Voto, 2002 dalam Kriyantono, 2014). Beberapa pendekatan
teoritis yang disampaikan postmodernisme dalam kajian public relations
menurut Holtzhausen & Voto (2002, dalam Kriyantono, 2014):

A. Politik organisasi
Sebagai sistem politik Power adalah sumber daya yang paling
utama. Untuk memiliki power public relations harus menjadi
kelompok dominan, dalam kacamata postmodernisme public
relations menjadi kelompok dominan bukan berarti public relations
berada di puncak kekuasaan hierarchy. Postmodernisme public
relations menolak kewenangan otoritatif. Kekuasaan yang dimiliki
oleh postmodernis public relations bersifat multi arah dan tidak
diskriminasi.
B. Mikropolitik dan sekutu (alliance)
Dalam postmodernis public relation mikropolitik merupakan
tempat pertarungan antara pihak-pihak yang termarginal yang juga
bukan bagian dari kelompok dominan. Pihak-pihak ini beragam
latar belakang sosial budayanya. Postmodernisme mengakui
makropolitik baru tercapai akibat jalinan kekuasaan di level mikro.
Jadi public relations harus menjalin relasi kerja sama dengan
individu di level mikropolitik dan memahaminya, sehingga dapat
meraih sebuah kekuasaan dan pada akhirnya dapat memengaruhi
organisasi

C. Lokal, etik,dan pengambilan keputusan


Agar sesuai etika yang berlaku dalam pengambilan keputusan,
praktisi public relations harus memperhatikan masalah yang
terjadi dalam area lokal dan kompleksitas dari situasi
lingkungannya. Harus sesuai dengan lingkungannya tidak
memaksakan standar dunia yang sering mengelompokkan
kelompok-kelompok tertentu untuk sebuah kepentingan organisasi

Kontrol kekuasaan dan Public Relations

Dalam organisasi, keputusan akhir biasanya ditentukan oleh koalisi


yang dominan. Menurut Oliver (2001) sebagian besar praktisi public
relations jarang membuat keputusan akhir. Teori kontrol kekuasaan
menjelaskan dalam sebuah organisasi hanya akan memilih tipe program
public relations dengan alasan-alasan yang diketahui oleh mereka. Kultur
dalam organisasi diciptakan oleh koalisi dominan, terutama oleh CEO
organisasi. Kultur dalam organisasi dapat memengaruhi public relations
dalam jangka waktu yang panjang. Dengan begitu akan berpengaruh
terhadap model public relations dalam organisasi tersebut.

2.4 Teori Situational Crisis Communication Theory

Bagi sebuah perusahaan, badan pemerintah, dan individu, image dan


reputasi sangatlah penting. Karena itu bila reputasi jatuh, dibutuhkan sumber daya
yang besar untuk memulihkan. Dalam bahasan sehari-hari, reputasi dimaksudkan
sebagai image yang menancap di benak stakeholder terhadap sebuah organisasi
berdasarkan fakta seberapa baik suatu organisasi memenuhi harapan mereka
(Kriyantono, 2012).

Situational Crisis Communication Theory (SCCT) digagas oleh Timothy


W. Coombs dan Holladay S.J,16 teori SCC ini dapat digunakan untuk
menjelaskan reaksi public terhadap sebuah krisis dan strategi krisis (crisis
response) yang dibuat oleh praktisis public relations. SCCT mengantisipasi reaksi
public terhadap krisis yang dapat mengancam reputasi organisasi (W. T. Cooms &
L. Schmidt, 2000).

Menurut teori ini, pada dasarnya publik mempunyai atribusi tertentu


tentang krisis, dimana atribusi tersebut akan menentukan reputasi organisasi.
Atribusi pada dasarnya adalah persepsi public terhadap krisis. Kata-kata yang ada
pada manajemen akan mempengaruhi bagaimana public mempersepsi organisasi
dan krisis (W. T. Cooms & L. Schmidt, 2000).

Teori SCC dapat diartikan bahwa reputasi berkorelasi dengan legitimasi,


jika reputasi positif berarti organisasi mempunyai legitimasi. Legitimasi adalah
hak sebuah organisasi untuk eksis (organization’s right to eist). Legitimasi
diperoleh dari persetujuan komunitas disekitar organisasi (Oliver, 2007).Tentang
siapa yang bertanggung jawab terhadap krisis pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok krisis, dimana disebut sebagai klaster
krisis (crisis-cluster), yaitu :

 Klaster korban (victim cluster)


Organisasi dikategorikan ke dalam klaster korban jika publik meyakini
bahwa organisasi bukanlah penyebab krisis. Dengan kata lain, organisasi
dipercaya sebagai korban dari krisis tersebut.
 Klaster kecelakaan atau tanpa kesengajaan (accidental cluster)
Muncul ketika public meyakini bahwa peristiwa yang terjadi bukanlah
kesengajaan yang dilakukan oleh organisasi. Dengan kata lain, organisasi
tidak mempunyai maksud sengaja yang menyebabkan krisis.
 Klaster kesengajaan (intentional cluster)
Terjadi jika organisasi diatribusi sebagai pernyebab terjadinya krisis.

Ketiga klaster di atas dapat disebut sebagai tipe-tipe krisis, yaitu


sebuah bingkai atau frame yang mengindikasikan bagaimana
menginterpretasi situasi krisis. Coombs menyimpulkan bahwa atribusi
tentang penanggung jawab krisis berada pada level sangat rendah terjadi
pada klaster korban (Oliver, 2007).

2.5 Teori Encroachment

Dalam Kriyantono (2014),Teori encroachment membahas fenomena pr yg


dilakukan oleh orang-orang yg bukan berlatar pendidikan ilmu pr atau ilmu
komunikasi. Dalam organisasi pengambilan terjadi, ketika pimpinan organisasi /
top manajemen memperkerjakan, mempromosikan/ memindahkan individu dari
beberapa departemen / profesi lain di luar departemen pr untuk melaksanakan
peran manajerial praktisi pr. Teori encroachment terkait dgn teori excellence, serta
menjelaskan kelemahan teori sistem dalam praktik pr.
BAB III

Analisis Kasus

Dalam Kasus ini,jika dikaitkan dengan 4 Teori Public


Relations,Kekurangan pertama dari tindakan Pizza Hut & Marugame Udon justru
terletak dari "senjata" pertama mereka, yaitu pernyataan resmi atau standby
statement . Pada minggu awal September 2016, PT Sarimelati Kencana (Pizza
Hut) diikuti oleh Marugame Udon mengeluarkan standby statement yang
dipublikasikan ke media sosial Twitter, Facebook, dan Instagram serta melalui
siaran pers kepada media.

Dalam pernyataannya, Marugame Udon Indonesia dengan tegas


menyatakan bahwa pemberitaan mengenai isu kadaluwarsa yang ditujukan kepada
produk mereka "tidak akurat". Memang dalam hal ini fungsi Public Relations
dalam teori Boundary Spanning sudah dilakukan pihak Pizza Hut dan Marugame
Udon dengan menggunakan media sosial dan website mereka untuk menjawab
pertanyaan publik.

Pernyataan Resmi oleh PT.Sarimelati Kencana Pizza Hut (via Instagram)


Pernyataan resmi PT Sriboga Marugame Indonesia (via twitter)

Ketika menelisik kembali pernyataan yang dikeluarkan, beberapa


pertanyaan yang muncul kemudian adalah penggunaan pernyataan "tidak akurat"
yang digunakan oleh Pizza Hut menjadi sedikit ambigu. "tidak benar" dan "tidak
akurat" memliki makna yang sedikit berbeda namun jelas mengenai apakah
sebuah tuduhan benar atau salah. Sedangkan, tidak benar" dapat berarti tuduhan
tersebut salah, merupakan fitnah, sudah dijamin tidak terjadi, merupakan
kebohongan sedangkan "Tidak Akurat": tuduhan tersebut bisa jadi benar adanya,
hanya pemberitaan yang ada tidak memberikan keterangan yang lengkap atau
terdapat bagian yang tidak sepenuhnya benar.

Informasi yang jelas

Hal ini karena dalam klarifikasi yang diberikan PT.Sarimelati Kencana


tidak ada kronologi,Kronologi memberikan kesempatan bagi perusahaan yang
dilanda krisis untuk menjelaskan posisi mereka ketika isu muncul, dan
memberikan referensi yang jelas kepada publik mengenai asal-usul isu
kadaluwarsa yang muncul. Menyatakan "berdasarkan pemberitaan dari media"
akan menjadi sangat relatif baik secara skala maupun kekuatan isu. Sebuah berita
online dari media kelas 3 dan pemberitaan yang muncul dari media besar (misal
Tempo atau Kompas) menjadi sama kedudukannya mengingat keduanya sama
sama media, dan sama sama memberitakan isu kadaluwarsa.

Ketika menjelaskan via sosial media seperti Instagram, ada


ruang Caption yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menjelaskan
kronologi, dan ketika menggunakan Twitter, perusahaan bisa
menggunakan Twitter Thread atau twit bersambung. Dengan kata lain, selalu ada
"ruang" untuk menjelaskan sedikit kronologi kasus tak peduli medium apa yang
digunakan, yang sayangnya kemudian disia-siakan kesempatannya oleh PR
Marugame Udon & Pizza Hut.

Tidak ada Permintaan Maaf

Dalam kasus diatas,jika dilihat dari bukti BBC dan Tempo sangat kuat
karena mempunyai bukti data-data yang bocor dari orang dalam.namun disini
Pihak PT.Sriboga Food Group tetap tidak mengakui hal yang dituduhkan tersebut
tetapi tidak ada bukti akurat. Bagaimana merespon serangan-serangan dari pihak
seberang?dalam teori Apologia,pihak perusahaan khususnya PR perusahaan
tersebut memang berhak mempertahankan reputasi perusahaan dari serangan
berita-berita negatif namun harus ada respon organisasi dalam bentuk strategi
apologia diferensiasi,disini perusahaan meminta publik untuk menunda penilaian
mereka terhadap perusahaan sampai perusahaan dapat mengumpulkan bukti-bukti
yang didesain untuk mengungkapkan fakta sebenarnya yang menguntungkan
perusahaan. Karena kasus ini masih berjalan di Meja Hijau,Disini PT.SFG bisa
memohon publik jangan men-judge dulu sebelum keputusan Pengadilan keluar.

Selain itu Pihak PT.SFG juga bisa menggunakan strategi apologia lainnya
yaitu konsiliasi,contohnya dengan sebuah permintaan maaf dan berupaya bekerja
sama dengan pihak lain yang berseberangan. Melalui strategi ini,pihak perusahaan
menyatakan bahwa segala tuduhan diterima dan menyampaikan permohonan
maaf.

Permintaan maaf menujukkan adanya empati dari perusahaan kepada


konsumen yang terpengaruh oleh pemberitaan negatif atau isu yang menimpa
mereka. Pizza Hut dan Marugame Udon pasti memiliki konsumen setia yang ikut
membantu perusahaan terus berkembang. Konsumen ini jugalah yang menjadi
amunisi marketing para perusahaan, ketika para konsumen bukan hanya membeli,
namun juga merekomendasikan produk tersebut bagi keluarga, teman, dan rekan
kerja. Apa yang konsumen lakukan, berperan besar bagi berkembangnya produk
dan diterimanya produk tersebut di masyarakat umum.

Klarifikasi yang dilakukan Pizza Hut dan Marugame Udon yang dilakukan
secara tertulis itu seperti yang sudah dibahas diatas,jawabannya harus lebih jelas
dan cerdas agar tidak diserang oleh pihak-pihak luar yang mengambil keuntungan
dari masalah ini. Menurut Schleiermacher (1768-1834) dalam memahami wacana
ada unsur penafsir, teks, maksud pengarang, konteks historis, dan konteks kultural
(Lutfi , 2009).

“Dalam praktik Public relations metode ini penting karea kegiatan Public relations
sebagian besar adaah menulis dan berhubungan dengan penggunaan bahasa. Keti
ka produk tulisan Public relations dibaca oleh seseorang, secara sadar ataupun
tidak tulisantersebut akan menimbulkan interpretasi dari pembaca.”

Hal ini sesuai dengan Critical Public Relations Theory memandang


organisasi sebagai arena pertarungan ideologi dan ekonomi seperti kekuasaan,
pengaruh, dan kontrol serta memandang publik sebagai koalisidan konstituen
yang memiliki kebutuhan, nilai, dan persepsi yang berbeda-beda.

Public relations dituntut untuk cerdas dan pandai dalam penggunaan


bahasa yang digunakan dalam produk tulisannya sehingga menimbulkan
interpretasi baik bagi pembaca dan berdampak pada peningkatan citra positif
perusahaan.

Bayangkan ketika Pizza Hut dan Marugame Udon yang merupakan


produk makanan yang sudah cukup akrab dengan masyarakat Indonesia,
diasumsikan menyajikan makanan dengan bahan yang kadaluwarsa kepada
konsumen mereka. Isu yang menyatakan bahwa Pizza Hut dan Marugame Udon
dengan sengaja memperpanjang masa kadaluwarsa bahan makanan mereka dan
membahayakan kesehatan para konsumennya tentu meresahkan dan mengundang
kekhawatiran konsumen mereka.

Stephen McCarthy, Presiden Direktur PT. Sarimelati


Kencana sebagai representatif sudah menyatakan bahwa tidak ada masalah
kesehatan yang menimpa lebih dari 3 juta konsumen dari kedua produk selama
puluhan tahun, namun pemberitaan ini sekali lagi membawa kekhawatiran
sebagian konsumen kedua produk makanan ini khususnya mengenai kesehatan
mereka dan aman tidaknya makanan yang selama ini mereka sering konsumsi.

Disini public mempunyai karakteristik emosional. Menurut teori


Atribusi,ada 2 emosi yaitu kemarahan dan simpati. Atribusi yang ada dalam
pikiran seseorang dan rasa emosional seseorang merupakan pendorong untuk
melakukan tindakan tertentu dalam merespon krisis. Jika pihak perusahaan di
atribusikan sebagai pihak yang mesti bertanggung jawab atas terjadinya krisis dan
memicu kemarahan publik. Sebaliknya,respons seseorang akan cenderung positif
jika organisasi diatribusikan sebagai pihak yang tidak bertanggung jawab
(Weiner,1986).

Contoh seperti kasus diatas,ketika terjadi krisis,public akan belajar tentang


krisis dari berita-berita di media. Ketika membaca berita itu,biasanya public akan
mencari informasi dari krisis tersebut bukan penyebabnya. Dan akan muncul
emosi seperti tidak mau makan di Pizza Hut atau Marugame Udon lagi walaupun
selama ini belum ada korban yang jatuh. Namun di mata public 2 restoran itu
yang bertanggung jawab terhadap krisis ini,jika 2 restoran tersebut tidak
memberikan bukti yang kuat,karena jika dilihat saja konferensi pers yang
dilaksanakan berjalan alot.

Jika menurut teori Situational Crisis Communication,hal ini membuat


pihak perusahaan menjadi pihak intentional cluster.Teori SCC dapat mengukur
bagaimana respon public ketika terkena krisis.misalnya disini, Perusahaan
diketahui secara sengaja menyebabkan krisis yang membahayakan stakeholder
dan perusahaan mengambil tindakan yang tidak benar. Jika Hal yang tuduhkan
media Tempo dan BBC benar,maka PT.SFG melakukan pelanggaran hukum atau
aturan yang dilakukan organisasi,stakeholder dibohongi tetapi tidak
mengakibatkan korban luka. Karena jelas-jelas sudah memperpanjang kadaluarsa
dan membahayakan konsumen.

Selain itu jika dilihat dari pembicaranya,disini bukan terlalu banyak


“Spokeperson” sehingga tidak focus dalam satu suara. Berdasarkan pemberitaan
yang gue baca di beberapa media, terdapat kurang lebih dua spokesperson yang
berbicara mengenai isu ini, yaitu:

Stephen McCartney, Presiden Direktur PT Sarimelati Kencana atau Pizza Hut

"Kami tidak pernah memperpanjang masa simpan bahan makanan, saya


menegaskan, Kami tidak pernah memperbolehkan makanan kedaluwarsa.
Keamanan kami perhatikan dengan serius, kami tidak menyajikan makanan
kedaluwarsa" (berdasarkan pemberitaan tribunnews.com)

Pankaj Batra, Direktur Marketing Pizza Hut Asia

“Pemegang waralaba kami di Indonesia telah mengkonfirmasi bahwa proses


tersebut telah dilakukan” “Perpanjangan masa simpan dapat disetujui oleh
bagian QA dari pemegang franchise lokal, hanya setelah mereka menerima
rekomendasi tertulis dari produsen atau pemasok untuk mengkonfirmasi bahwa
masa simpan dapat diperpanjang, dan tidak ada resiko keamanan. Bagian R&D
atau QA juga diharapkan melakukan uji sensorik internal,” (berdasarkan
pemberitaan tribunnews.com)

Alwin Arifin, Presiden Direktur PT. Sriboga Ratu Raya

"Kami selalu menyuguhkan makanan dan minuman berkualitas, halal,


higienis dan aman. Tidak pernah kami menggunakan bahan makanan yang
kadaluwarsa, jadi tuduhan sebuah majalah nasional itu sangat berani dan
tidak akurat. Tuduhan majalah itu berdasarkan asumsi-asumsi, saya
meragukan, apa motivasi majalah seperti ini," (berdasarkan
pemberitaan suara.com)
Disini bisa terjadi kerancuan informasi,jika disinggung dengan Teori
Encroachment, fenomena Public Relations dilakukan oleh orang-orang yang
bukan berlatar belakang pendidikan ilmu Public Relations atau ilmu komunikasi
(Kriyantono,2014.h.267).

Beberapa sumber dari tim 2 restoran itu tidak mempunyai latar belakang
pendidikan ilmu Public Relations atau ilmu komunikasi karena seharusnya humas
tersebut bisa memberikan masukan kepada pimpinannya bagaimana seharusnya
peran humas dalam suatu organisasi kelebihan dari teori ini menurut saya,
menggambarkan realitas yang ada di organisasi dimana posisi PR ditempati oleh
orang-orang yang berlatar belakang pendidikan di luar PR atau ilmu komunikasi
sehingga informasi yang diberikan rancu sehingga tidak meyakinkan masyarakat
sehingga kepercayaan public hilang.

Kesimpulan

Dalam mengatasi sebuah krisis,perusahaan harus memikirkan strategi


Public Relations yang cocok untuk membenahi masalah itu. Jangan sampai
melakukan kesalahan seperti kesalahan pada kata-kata baik tulisan ataupun lisan
karena dapat membentuk persepsi public.

Kasus Pizza Hut dan Marugame Udon VS Tempo dan BBC diatas dapat
menjadi pelajaran untuk kita,dalam menghadapi krisis yang sama. Public
Relations harus cepat tanggap dalam memberikan klarifikasi dengan data yang
akurat. Public Relations juga harus memberikan Statement yang tidak ambigu dan
dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah disampaikan ke masyarakat.
Berusaha mengambil simpati masyarakat untuk mengembalikan kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan.
Daftar Pustaka
Kriyantono, R. (2014). Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal : Aplikasi
penelitian dan praktek. Jakarta : Prenadamedia Group.

Oliver, S. (2007). Strategi Public Relations. Jakarta: Erlangga.

Lutfi, Mochtar. 2009. Hermeneutika: Pemahaman Konseptual dan Metodologis.


JurusanSastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Airlangga, Surabaya (Online)
Kriyantono, Rachmat. 2012. Public Relations & Crisis Management (Pendekatan Public
Relations Etnografi Kritis & Kualitatif). Jakarta: Kencana
Coombs, T.W. (2006). Attribution Theory as A Guide for Post-Crisis Communication
Research . ISSN: 0363-8111.

T. Cooms & L. Schmidt. (2000). An empirical analysisi of image restoration: Texaco’s


racism crisis. Journal of Public Relations Research

Berita Online:
BBCIndonesia.(2016,September 4). Pizza hut dan Marugame Udon gunakan bahan
expired.BBC.com.diakses dari
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/09/160904_pizzahut_marugame_
expired
Tempo.co.(2016,September 5).Pizza Hut Asia Akui ada perpanjangan masa
kadaluarsa.Tempo.co. diakses dari
https://m.tempo.co/read/news/2016/09/05/078801683/pizza-hut-asia-akui-ada-
perpanjangan-masa-kedaluwarsa
Twitter.com.(2016,September 5). Gambar Pernyataan Resmi Marugame Udon. Diakses dari
https://twitter.com/marugameudonid?lang=en
Twitter.com.(2016,September 5). Gambar Pernyataan Resmi Pizza Hut. Diakses dari
https://twitter.com/pizza_hutid?lang=en
Rappler.com.(2016,September 5).Klarifikasi Marugame Udon dan Pizza Hut.diakses dari
http://www.rappler.com/indonesia/145283-klarifikasi-marugame-udon-dan-pizza-hut
Siswanto.(2016,September 4). Pizza Hut Bela Diri, Tanyakan Motif Media Angkat Isu
Kadaluwarsa. Suara.com.Diakses dari
http://www.suara.com/news/2016/09/04/180117/pizza-hut-bela-diri-tanyakan-
motif-media-angkat-isu-kadaluwarsa
Tribunnews.(2016,September 5). Benarkah Pizza Hut dan Marugame gunakan bahan-bahan
kadaluarsa?.Tribunnews.com.diakses dari
http://www.tribunnews.com/internasional/2016/09/05/benarkah-pizza-hut-dan-
marugame-gunakan-bahan-bahan-kadaluarsa?page=6

Anda mungkin juga menyukai