Anda di halaman 1dari 8

J.REKAPANGAN, Vol.10, No.

1, Juni 2016

PROFILING ATRIBUT JAMU KUNYIT ASAM DAN JAMU SINOM


DENGAN METODE RATA (Rate-All-that-Apply)
PADA BEBERAPA KOTA di JAWA TIMUR
(Profiling Attribute Of Jamu Kunyit Asam And Sinom By Rata
(Rate-All-That-Apply) At Several Cities In East Java)

Kiki Fibrianto, dan Mayrizky Dwihindarti


Dosen dan Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP
Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145
email: kiki.fibrianto@ub.ac.id

ABSTRAK
Jamu merupakan salah satu obat tradisional di Indonesia yang diolah dengan
cara pengolahan sederhana berdasarkan pengalaman turun-temurun. Profiling produk
jamu merupakan salah satu pendekatan sensori yang dapat menjadi suatu upaya
dalam perbaikan daya terima konsumen terhadap produk. Metode yang digunakan
merupakan pendekatan sensori terbaru, yaitu metode RATA (Rate-All-that-Apply) yang
bersifat objektif kuantitatif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat 13 atribut
sensoris yang memiliki intensitas berbeda antara jamu kunyit asam dan sinom.
Kata kunci : Jamu, Profiling, RATA

ABSTRACT
Jamu is known as a typical Indonesian traditional medicine which is produced
by simple processing based on experience over generations. Product profiling to jamu
is one of sensory approach that can improve consumer acceptance to product.
Sensory evaluation is related to sensory perception. Sensory perception can be
influenced by demography factor. Method of this research is the latest knowledge
approach. RATA (Rate-All-that-Apply)method is a quantitative methods are objective.
The aim of this review is to know the distinguishing attributes of jamu and the influence
of demography factors of human in product profiling. This current study suggest that
there are 13 perceived sensory attributes with different intensities for distinguishing
kunyit asam and sinom.
Keywords : Jamu, Profiling, RATA

PENDAHULUAN hewan). Obat bahan alam dapat


Jamu merupakan ramuan dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu
tradisional sebagai salah satu upaya jamu, obat herbal terstandar, dan
pengobatan yang telah dikenal luas dan fitofarmaka. Jamu (Empirical based
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan herbal medicine) adalah obat bahan
tujuan mengobati penyakit ringan, alam yang disediakan secara
mencegah datangnya penyakit, tradisional, misalnya dalam bentuk
menjaga ketahanan dan kesehatan serbuk seduhan, pil, dan cairan yang
tubuh (Paryono, 2014). Jamu telah berisi seluruh bahan tanaman yang
diangkat sebagai tuan rumah atau obat menjadi penyusun jamu tersebut dan
tradisional khas Indonesia berdasarkan digunakan secara tradisional. Bentuk
permenkes No.03 tahun 2010 tentang jamu tidak memerlukan pembuktian
Saintifikasi Jamu (Badan Litbangket, ilmiah sampai dengan klinis, tetapi
2010). Obat bahan alam merupakan cukup dengan bukti empiris saja
obat yang menggunakan bahan baku (Lestari, 2007).
berasal dari alam (tumbuhan dan

15
J.REKAPANGAN, Vol.10, No.1, Juni 2016

Dewasa ini, Tingginya sektor penglihatan, penciuman, sentuhan,


permintaan jamu pada tahun 2012 yang rasa dan pendengaran (Lawless dan
mencapai 12 triliun menengaskan Heymann, 2010). Hasil yang diperoleh
bahwa produk jamu banyak diminati melalui pendekatan ini memiliki model
(Ervina, 2013). Hal ini berkaitan dengan yang lebih baik terutama mengenai
trend masyarakat saat ini yang serba bagaimana seseorang memberikan
back to nature sehingga menyadarkan reaksi terhadap suatu produk pangan
masyarakat akan pentingnya karena melibatkan manusia sebagai
penggunaan bahan alami. instrumennya (Valentin et al., 2012).
Seiring perkembangan zaman, Evaluasi sensori memiliki tiga
banyak produk jamu instan jenis metode, antara lain uji afektif yang
bermunculan yang membutuhkan didasarkan pada penerimaan atau
standar untuk dijadikan pembanding preferensi, uji diskriminatif untuk
atribut sensori jamu tradisional dengan menentukan ada tidaknya perbedaan
jamu instan. Namun, berdasarkan antara sampel dan uji deskriptif yang
penelitian terhadulu belum ada digunakan untuk menentukan
penelitian yang mengkaji atribut sensori karakteristik produk serta intensitas
yang melekat pada jamu. Penelitian karakteristik tersebut. Dari ketiga uji
yang dilakukan oleh Djamaludin (2009) tersebut, uji deskriptif merupakan uji
lebih berfokus kepada karakteristik yang sering digunakan dalam explorasi
pelanggan jamu gendong baik dari sisi atribut suatu produk pangan yang
produk maupun pelayanan. Atribut berkaitan dengan karakteristik
yang didapatkan dalam penelitian sensorinya. Metode deskriptif
tersebut hanya sebatas atribut merupakan metode yang paling luas
eksternal diantaranya faktor pemanfaatannya, dimana dapat
kebersihan; karakteristik produk jamu memberikan deskripsi yang lengkap
gendong; karakteristik penjual jamu mengenai karakteristik sensori produk
gendong; warna jamu gendong dan pangan. Analisa deskripsi pada
pelayanan penjual jamu gendong; daya umumnya lebih banyak digunakan oleh
tanggap dan keramahan penjual jamu; ilmu sosial. Namun, metode ini mulai
serta baruan pemasaran. berkembang dalam bidang pangan. Di
Atribut produk adalah industri pangan, analisis deskriptif
pengembangan suatu produk atau jasa sensori banyak digunakan untuk
yang melibatkan penentuan manfaat mengetahui penerimaan konsumen
yang akan diberikan (Kotler dan terhadap produk, pengendalian mutu
Amstrong, 2008). Pada dasarnya dan juga pengembangan produk.
perilaku konsumen dalam mengambil Metode RATA (Rate-All-that-
keputusan untuk mengkonsumsi suatu Apply) merupakan suatu metode
produk tertentu sangat dipengaruhi oleh kuantitatif dalam melakukan sensory
atribut yang melekat pada produk profiling yang bertujuan untuk
tersebut (Schiffman dan Kanuk, 2008). mengetahui persepsi konsumen dalam
Atribut sensori dapat diperoleh dari menentukan karakteristik suatu produk.
sensory lexicon. Lexicon dikembangkan Melalui karakteristik tersebut dapat
dengan membuat sebuah daftar dari diketahui perbedaan antara sampel
rasa tertentu atau tekstur dari suatu yang diujikan secara objektif. Metode
produk. Lexicon dapat mempersempit ini merupakan implementasi dari
dan membatasi atribut serta penentuan metode sebelumnya yaitu CATA
komponen produk (Thompson, 2007). (Check-All-that-Apply) dimana metode
Evaluasi sensori merupakan sebelumnya bersifat kualitatif dan tidak
sebuah metode yang digunakan untuk menentukan intensitas pada setiap
mengukur, menganalisis dan atribut yang dipilih (Ares et al., 2014).
menginterpretasikan respon terhadap Kelebihan dari metode RATA (Rate-All-
produk pangan tertentu melalui indra that-Apply) adalah adanya kesempatan

16
J.REKAPANGAN, Vol.10, No.1, Juni 2016

yang diberikan kepada panelis untuk Surabaya, Malang, Mojokerto, Madiun


menggambarkan seberapa besar dan Pasuruan. Dari masing-masing
intensitas atribut tersebut (Ares et al., kota tersebut dipilih 10 laki-laki dan 10
2014). Penelitian yang dilakukan perempuan.
merupakan usaha penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat Peralatan
memberikan gambaran profil jamu Peralat yang akan digunakan
kunyit asam dan jamu sinom secara dalam penelitian ini antara lain
spesifik dengan dengan menggunakan timbangan analitik dengan merk Tanita;
metode RATA (Rate-All-that-Apply). digital thermometer -40˚C - 200˚C merk
Sehingga dihasilkan definisi sensori TFA Dostmann/Wertheim; beakerglass
yang jelas untuk masing-masing ukuran 50 ml merk Pyrek; timbangan
sampel. badan digital merk Elitech
Technovision; meteran tinggi badan
METODOLOGI PENELITIAN merk Shanghai; ice box ; cup karton
putih; cup plastik bening; cup plastik
Penelitian ini dilaksanakan di polkadot; nampan mika; pengaduk;
Laboratorium Sensori dan Laboratorium botol 1 L dan kertas label.
Pengolahan Pangan Fakultas
Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi Metode dan Tahapan
Hasil Pertanian Universitas Brawijaya Metode yang digunakan adalah
Malang pada bulan Januari sampai metode RATA (Rate-All-that-Apply).
September 2015. Penerapan metode RATA (Rate-All-
that-Apply) dalam penelitian ini adalah
Sampel dan Panelis untuk mengetahui karakteristik atribut
Sampel yang digunakan dalalm dari kedua jenis jamu yaitu jamu kunyit
penelitian terdiri dari jamu kunyit asam asam dan jamu sinom dengan cara
dan jamu sinom yang diproduksi di mencentang daftar istilah atau atribut
daerah Sawojajar pada hari yang sama. yang mendeskripsikan sampel dan
Panelis akan disajikan sampel secara mengintensitaskannya dalam tiga skala
bergantian. Sampel disajikan pada terstruktur (3-point structured scale)
suhu 19±1oC (untuk meningkatkan rasa yaitu “low”, “medium” dan “high”. Skor
segar dan menyesuaikan sampel RATA (Rate-All-that-Apply) dapat
dengan suhu awal saat pembelian) dihitung dengan menjumlahkan skor
diatas nampan plastik berukuran 35 cm dari konsumen yang memilih
x 26,5 cm x 5 cm. Setiap sampel terminologi tersebut untuk deskripsi
disajikan dalam cup karton putih sampel.
dengan bawah 3,5 cm, diameter atas 6 Data yang diperoleh dengan
cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml. dengan metode RATA (Rate-All-that-
Panelis yang digunakan dalam Apply) ditabulasikan dan dilakukan
penelitian ini adalah panelis tidak analisa pembobotan dengan cara
terlatih yang merupakan panelis memberi skor “0” untuk intensitas
konsumen. Panelis yang terlibat atribut yang tidak dipilih, skor “1” untuk
sebanyak 100 orang, direkrut secara intensitas atribut “low”, skor “2” untuk
acak dari beberapa Universitas di intensitas atribut “medium” dan skor “3”
Malang. Panelis juga dipilih untuk intensitas atribut “high”.
berdasarkan faktor demografi (kota di Kemudian atribut tersebut dianalisa
Jawa Timur dan jenis kelamin) dari data menggunakan analisa sidik ragam
kepadatan penduduk pertengahan (ANOVA) dengan General Linear Model
tahun 2010-2013 (Sumber BPS: dan analisa lanjut dengan Tukey Test
Provinsi Jawa Timur). Panelis dipilih pada program Minitab 16 dan untuk
dari 5 kota dengan kepadatan mengetahui pengaruh faktor demografi
penduduk tertinggi di Jawa Timur yakni dapat dilakukan dengan analisa

17
J.REKAPANGAN, Vol.10, No.1, Juni 2016

multivariat PCA (Principal Component value>0,05. Sedangkan untuk 13 atribut


Analysis). yang lain dinyatakan signifikan atau
berbeda nyata (p-value<0,05). Hasil p-
HASIL DAN PEMBAHASAN value berdasarkan General Linear
Profiling Atribut Sensori Model (GML) tersebut diperkuat
Profiling atribut sensori jamu dengan hasil uji paried-t test. Hal
kunyit asam dan jamu sinom dilakukan tersebut menunjukan bahwa 13 atribut
dengan metode RATA untuk tersebut dirasakan nyata ada pada
mengetahui deskripsi atribut sensori di sampel oleh panelis.
dalam jamu kunyit asam dan jamu
sinom. Terdapat 19 atribut sensori Pengaruh Kota Asal dan Jenis
yang tersedia pada kuesioner. Kelamin terhadap Atribut
Berdasarkan hasil analisa ANOVA Berdasarkan hasil analisa
dengan General Linear Model, ANOVA dengan General Linear Model
diperoleh p-value untuk masing-masing seperti pada Tabel 2 dapat diketahui
atribut sensori seperti pada Tabel 1. bahwa dari 19 atribut sampel yang ada,
tidak semua atribut dipengaruhi oleh
Tabel 1. Hasil Analisa Ragam p-value kota asal dan jenis kelamin.
untuk Atribut Sensori Jamu Kunyit
Asam dan Jamu Sinom Tabel 2. Hasil Analisa Ragam p-value
p-value Berdasarkan Kota Asal dan Jenis
No. Atribut Kelamin terhadap Atribut Sampel
sampel
1 Rasa Manis 0,001 * p-value
2 Rasa Asam 0,000 * No. Atribut Asal Jenis
3 Rasa Getir/Pahit 0,000 * Kota Kelamin
4 Aroma Khas kunyit 0,000 * 1 Rasa Manis 0,001 * 0,701
5 Aroma Asam 0,000 * 2 Rasa Asam 0,340 0,499
6 Aroma Khas Gula Merah 0,931 3 Rasa Getir/Pahit 0,009 * 0,690
7 Aroma Rempah-rempah 0,794 Aroma Khas
8 Flavor Manis Jambu 0,678 4 kunyit 0,022 1,000
9 After flavor Kunyit 0,000 * 5 Aroma Asam 0,125 0,239
Tekstur/Mouth feel Aroma Khas Gula
10 Kekentalan 0,000 * 6 Merah 0,453 0,100
Tekstur/Mouth feel Aroma Rempah-
11 Sensasi Berpasir 0,245 7 rempah 0,774 0,100
12 Tekstur/Mouth feel Sepat 0,021 * Flavor Manis
13 After feel Sepat 0,035 * 8 Jambu 0,907 1,000
14 Warna Kuning 0,453 9 After flavor Kunyit 0,711 0,701
15 Warna Orange 0,000 * Tekstur/Mouth
16 Warna Coklat 0,000 * 10 feel Kekentalan 0,006 * 0,793
17 After taste Asam 0,000 * Tekstur/Mouth
18 After taste Manis 0,405 feel Sensasi
19 After taste Pahit 0,000 * 11 Berpasir 0,988 0,485
Ket: Tanda * menyatakan signifikan/beda nyata Tekstur/Mouth
(p-value<0,05) 12 feel Sepat 0,000 * 0,780
13 After feel Sepat 0,122 0,347
Berdasarkan Tabel 1 dapat 14 Warna Kuning 0,926 0,306
diketahui bahwa dari 19 atribut sensori 15 Warna Orange 0,079 0,735
yang diujikan, terdapat 6 atribut yang 16 Warna Coklat 0,115 0,468
tidak berbeda nyata antar sampel yaitu 17 After taste Asam 0,957 0,687
aroma manis gula merah, aroma 18 After taste Manis 0,127 0,644
rempah-rempah, flavor manis jambu, 19 After taste Pahit 0,625 0,707
tekstur/mouth feel sensasi berpasir, Ket: Tanda * menyatakan signifikan/beda nyata
warna kuning dan after taste manis (p-value<0,05)
yang artinya memiliki nilai p-

18
J.REKAPANGAN, Vol.10, No.1, Juni 2016

Berdasarkan Tabel 2 dapat ambang mutlak pada region jawa, jenis


diketahui bahwa kota asal memberikan kelamin tidak memberikan pengaruh
pengaruh nyata terhadap 4 atribut nyata oleh karena itu hasil yang sama
sampel yakni atribut rasa manis, atribut juga ditunjukkan pada penelitian ini
rasa getir/pahit, tekstur/mouth feel bahwa jenis kelamin tidak memberikan
kekentalan dan tekstur/mouth feel pengaruh terhadap atribut sampel.
sepat yang artinya memiliki nilai p-
value<0,05. Wilayah tempat tinggal Analisa PCA Profiling Jamu Kunyit
dapat mempengaruhi bagaimana Asam dan Jamu Sinom
kebiasaan hidup seseorang termaksud Principal Component Analysis
kebiasaan makan. Kebiasaan makan (PCA) digunakan untuk mengetahui
seseorang merupakan salah satu faktor besar pengaruh dari faktor-faktor yang
yang mempengaruhi preferensi rasa terjadi selama pengujian dengan RATA.
dasar. Menurut Prescott (1995) dalam Berdasarkan Hasil dari uji PCA seperti
Hasanah et al., (2014) menyatakan pada Gambar 1, dapat diketahui bahwa
bahwa variasi kultural memberikan data terbagi menjadi dua komponen,
pengaruh sangat nyata terhadap yaitu PC1 (sumbu X) sebagai
bagaimana persepsi atau preferensi komponen 1 yang mewakili individu
terhadap makanan serta komponen panelis dan asal kota sebesar 98,7%.
rasa dan flavor. Namun, terdapat 15 Pada PC1 (sumbu X) faktor dominan
atribut lainnya yang menyatakan bahwa dalam mempengaruhi atribut berasal
kota asal tidak mempengaruhi respon dari respon individu panelis, sedangkan
yang diberikan oleh panelis (p- keberadaan faktor kota asal hanya
value>0,05). Diduga terdapat faktor lain memberikan sedikit pengaruh terhadap
yang menyebabkan kota asal tidak atribut yaitu sebesar 0,4%. Sedangkan
berpengaruh terhadap atribut pada PC2 (sumbu Y) sebagai komponen 2
sampel. Faktor yang dapat mewakili faktor jenis kelamin sebesar
menyebabkan kota asal tidak 0,2%. Namun, keberadaan jenis
berpengaruh nyata terhadap sampel kelamin pada PC2 (sumbu Y)
adalah region, dimana region panelis dinyatakan tidak memberikan pengaruh
yang digunakan dalam penelitian ini terhadap atribut.
berasalkan dari provinsi yang sama
yakni Jawa Timur. Dilihat dari
gastromoni sisi rasa, rata-rata hidangan 5

makanan masyarakat Jawa Timur dan 4

Madura cenderung kurang manis dan 3


pedas dibandingkan dengan orang- 2
PC2 (0.2%)

orang Jawa Tengah (Ketaren, 2014). 1 warna


after
aroma orange
flavour
asamkunyit
aroma khas kunyit
Hal tersebut dapat menjadi faktor rasa
tekstur getir/pahit
after
sepat
after
tekstur
taste
rasa
taste
afterwarna
tekstur
aromasensasi
flavour
rasa
manis
khas
Jenis
after taste
warna
asam
asam
pahit
feel sepat
cokelat
kekentalan
berpasir
jambu
rempah-rempah
gula
Kelamin
manis
manis
kuning
merah Asal Kota ID_PANELIS
0
penyebab kota asal secara populatif sampel

-1
memberikan respon yang sama
-2

Pengaruh Jenis Kelamin (Gender) -3


-50 -25 0 25 50
terhadap Atribut PC1 (98.7%)

Pada penelitian ini


menggunakan panelis dengan jumlah Gambar 1. PCA Profiling Jamu Kunyit
proporsi yang sama, dimana 50 panelis Asam dan Jamu Sinom
laki-laki dan 50 panelis perempuan.
Tidak ada kriteria khusus berdasarkan Dilihat dari Gambar 2 sampel
jenis kelamin, hanya saja panelis harus menunjukan terdapat pola tertentu
memenuhi persyaratan data pribadi dimana pada sampel diketahui ada
pada screening panelis. Dari hasil segregasi. Hal tersebut juga didukung
penelitian Yolanda (2015) mengenai uji oleh hasil secara statistik (ANOVA)

19
J.REKAPANGAN, Vol.10, No.1, Juni 2016

berdasarkan General Linear Model


8 Asal
(GML) menyatakan bahwa sebagian Kota
1
7
besar sampel mempengaruhi 2
3
perbedaan atribut yang ada. Perbedan 6 4
5

sampel dipengaruhi oleh komposisi 5

PC2 (0.2%)
yang terdapat didalamnya. 4

8 sampel 2
1
7 2 1

6 0
0 20 40 60 80 100
PC1 (98.7%)
5
PC2 (0.2%)

4
Gambar 3. PCA Profiling Jamu
3 terhadap Kota Asal
2

1
8 Jenis
0 Kelamin
1
0 20 40 60 80 100 7
2
PC1 (98.7%)
6

5
PC2 (0.2%)

Gambar 2. PCA Profiling Jamu


4
terhadap Sampel
3

Berdasarkan berdasarkan kota 2

asal dari hasil sidik ragam (ANOVA) 1

dengan selang kepercayaan 95%, 0


0 20 40 60 80 100
keberadaan kota asal memberikan PC1 (98.7%)
pengaruh terhadap 4 atribut sampel,
Jika dilihat dari Gambar 3 sebaran Gambar 4. PCA Profiling Jamu terhadap
gambar yang dihasilkan antara kelima Jenis Kelamin
kota membentuk pola yang homogen.
Namun, apabila dilihat dari Gambar 4
KESIMPULAN
menunjukan jenis kelamin memang
Berdasarkan hasil profiling jamu
tidak memberikan pengaruh nyata
kunyit asam dan jamu sinom
terhadap respon atribut, dimana pola
menggunakan metode Rate-All-that-
yang terbentuk antara laki-laki dan
Apply (RATA), dari 19 atribut yang
prempuan tidak menunjukan pola yang
terdapat didalam sampel terdapat 13
homogen. berdasarkan hasil secara
atribut yang dinyatakan berbeda nyata
statistik (ANOVA) dengan selang
(p-value<0,05) antara sampel yakni
kepercayaan 95%, faktor jenis kelamin
atribut rasa manis, rasa asam, rasa
tidak memberikan pengaruh berbeda
getir/pahit, aroma khas kunyit, aroma
terhadap atribut didalam sampel.
asam, after flavor kunyit, tekstur/mouth
Disimpulkan bahwa faktor mayor dalam
feel kekentalan, tekstur/mouth feel
penelitian ini adalah individu dari
sepat, after feel sepat, warna orange,
panelis, dimana individu panelis
warna coklat, after taste asam, dan
memberikan pengaruh besar dalam
after taste pahit. Namun, terdapat 6
mendeskripsikan atribut yang ada
atribut yang tidak berbeda nyata antar
didalam sampel.
sampel (p-value>0,05) yaitu aroma
manis gula merah, aroma rempah-
rempah, flavor manis jambu,

20
J.REKAPANGAN, Vol.10, No.1, Juni 2016

tekstur/mouth feel sensasi berpasir, Lawless, H.T., and Heymann, H. 2010.


warna kuning dan after taste manis. Sensory Evaluation of Food:
Secara demografik perbedaan Principles and Practices. New
jenis kelamin tidak memberikan York: Chapman & Hall. Page.15.
pengaruh nyata terhadap ke-19 atribut. Lestari, E.Dwi. 2007. Analisis Daya
Akan tetapi berdasarkan kriteria kota Saing, Strategi dan Prospek
asal, kota asal memberikan pengaruh Industri Jamu di Indonesia.
nyata terhadap 4 atribut sampel yakni Institut Pertanian Bogor : Bogor.
atribut rasa manis, rasa getir/pahit, Paryono, A.K. 2014. Kebiasaan
tekstur/mouth feel kekentalan dan Konsumsi Jamu untuk Menjaga
tekstur/mouth feel sepat dimana nilai p- Kesehatan Yubuh pada saat
value<0,05. Hamil dan Setelah Melahirkan di
Desa Kajoran Klaten Selatan.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan
Ares, G., Fernanda, B., Leticia, V., 3(1): 64-72.
Rafael, S.C., Ana, G., Benedicte, Schiffman, L. dan Leslie, L.K. 2008.
P., Denise C. Hunter., Amy, G. Perilaku Konsumen. Edisi
Paisley., and Sara, R.J. 2014. Ketujuh. Cetakan Keempat. PT
Evaluation of a Rating-Based Indeks: Jakarta.
Variant of Check-All-That-Apply Thompson, K.R. 2007. Sensory
(CATA). Food Quality and Charateristic Of Ice Cream
Preference 36: 87-95. Produced In The United Stated
Badan Litbangkes. 2010. The Dance of and Italy. [Thesis].
Minds: 35 tahun Badan Interdisciplanary Food Science
Litbangkes. Kementrian Graduate Program. Kansas State
Kesehatan Republik Indonesia. University.
Djamaludin, M.D., Ujang, S., Gustia, Valentin, D., Chollet, S., Lelièvre, M., &
N.A.M. 2009. Analisa Kepuasan Abdi, H. 2012. Quick and dirty but
dan Loyalitas Konsumen Jamu still pretty good: A review of new
Gendong di Kota Sukabumi. descriptive methods in food
Jurnal Ilmu Keluarga dan science. International Journal of
Konsumen hal (174-184) Vol.2 Food Science & Technology, 47,
No.2 ISSN : 1907 – 6037. 1563-1578.
Institute Pertanian Bogor: Bogor. Yolanda, S. 2015. Uji Ambang Mutlak
Ervina. 2013. Pengembangan Jamu Lima Rasa Dasar pada Sampel
Sebagai Warisan Budaya. Dilihat Penduduk Jawa Bagian Barat,
8 Maret 2015. Tengah, dan Timur dengan
<evrinasp.wordpress.com> Metode 3-AFC (Alternative
Hasanah, U., Dede, R.A., dan Budi, N. Forced Choice).
2014. Preferensi dan Ambang [Skripsi].Universitas Brawijaya.
Deteksi Rasa Manis dan Pahit: Malang.
Pendekatan Multikultural dan
Gender. Jurnal Mutu Pangan,
Vol.1(1): 1-8. ISSN 2355-5017.
Ketaren, I. 2014. Identitas Gastronomi
Indonesia. Dilihat 4 Oktober 2015.
http:// indonesia food
channel.com
Kotler, P., dan Gary, A. 2008. Prinsip-
prinsip Pemasaran. Jilid Kesatu.
Edisi kedua belas. Alih Bahasa:
Bob Sabran. Erlangga: Jakarta.

21
J.REKAPANGAN, Vol.10, No.1, Juni 2016

22

Anda mungkin juga menyukai