1
model pembelajaran yang dilaksanakan atau disesuaikan dengan revolusi industri 4.0.
Awal 2018 adalah zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan sistem cyber-
physical. Saat ini industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia,
mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana. Istilah ini dikenal dengan nama internet of
things (IoT). Tentunya, Pemerintah Republik Indonesia melihat peluang ini dan dianggap bisa
menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru yang berbasis
teknologi. Sehingga dibentuklah roadmap dengan nama “Making Indonesia 4.0” (Junaidi,
2018).
Era Revolusi Industri 4.0: 75% pekerjaan melibatkan kemampuan sains, teknologi,
teknik dan matematika, internet of things, pembelajaran sepanjang hayat (Zimmerman, 2018
dalam Pannen, 2018). Paradigma Tri Darma Perguruan Tinggi harus diselaraskan dengan era
industri 4.0: Tiga Literasi baru (digital, teknologi dan human), Kegiatan ekstra kurikuler untuk
pengembangan kepemimpinan dan bekerja dalam tim, Entrepreneurship dan internship agar
diwajibkan, serta Pendidikan Sepanjang Hayat, PT menyiapkan pendidikan sepanjang hayat–
reskilling –upskilling.
Dalam Panduan Penyusunan KPT 2018 disebutkan bahwa perguruan tinggi dalam
menyusun atau mengembangkan kurikulum, wajib mengacu pada KKNI dan Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi dalam pengembangan
kurikulum di era Revolusi Industri 4.0 adalah menghasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan literasi baru meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yg
berakhlak mulia berdasarkan pemahaman ke-yakinan agama. Perguruan tinggi perlu
melakukan reorientasi pe-ngembangan kurikulum yang mampu menjawab tantangan tersebut.
Dalam Landasan historis, kurikulum yang mampu menfasilitasi mahasiswa belajar
sesuai dengan jamannya; kurikulum yang mampu mewariskan nilai budaya dan sejarah
keemasan bangsa-bangsa masa lalu, dan mentranformasikan dalam era di mana dia sedang
belajar; kurikulum yang mampu mempersiapkan mahasiswa agar dapat hidup lebih baik di era
perubahan abad 21, memiliki peran katif di era industri 4.0, serta mempu membaca tanda-
tanda revolusi industri 5.0. Pada akhirnya capaian pembelajaran lulusan (CPL) dirumuskan
oleh program studi berdasarkan hasil penelusuran lulusan, masukan pemangku kepenting-an,
asosiasi profesi, konsorsium keilmuan, kecenderungan perkembangan keilmuan/keahlian ke
depan, dan dari hasil evaluasi kurikulum. Rumusan CPL disarankan untuk memuat
2
kemampuan yang diperlukan dalam era industri 4.0 tentang literasi data, literasi teknologi, dan
literasi manusia, serta kemampuan memandang tanda-tanda akan terjadinya revolusi industri
5.0. Revolusi industri 5.0 dapat dipahami sebagai pasar kolaborasi manusia dengan sistem
cerdas yang berbasis pada internet of thinks (IoT) atau sistem fisik cyber, dengan kemampuan
memanfaatkan mesin-mesin cerdas lebih efisien dengan lingkungan yang lebih bersinergi
(Rada, 2017 dalam Ditbelmawa, 2019).
3
13) Berupa kerja kelompok
14) Fleksibilitas untuk menguasai materi ajar sesuai yang terbaik bagi diri mahasiswanya.
Generasi paling muda yang baru memasuki angkatan kerja adalah generasi Z, disebut
juga iGeneration atau generasi internet. Generasi Z memiliki kesamaan dengan generasi Y,
tapi generasi Z mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu (multi tasking)
seperti: menjalankan sosial media menggunakan ponsel, browsing menggunakan PC, dan
mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan
berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil generasi ini sudah mengenal teknologi dan akrab
dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian (Putra,
2016). Putra (2016) juga menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan karakteristik yang signifikan antar generasi Z dengan generasi lain, salah satu faktor
utama yang membedakan adalah penguasaan informasi dan teknologi. Bagi generasi Z
informasi dan teknologi adalah hal yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka, karena
mereka lahir dimana akses terhadap informasi, khususnya internet sudah menjadi budaya
global, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap nilai – nilai, pandangan dan tujuan hidup
mereka. Bangkitnya generasi Z juga akan menimbulkan tantangan baru bagi praktek
manajemen dalam organisasi, khususnya bagi praktek manajemen sumber daya manusia.
Beberapa anjuran oleh Suganda (2018) dalam pembelajaran berbasis IT, antara lain:
1) Bahayanya plagiarisme dan bagaimana menghindarinya (tidak melakukan poting dan
2) tempel atau copy-paste, dan ajarkan cara melakukan paraphrasing.
3) Ajarkan etika dalam berkomunikasi secara elektronik.
Ajarkan cara bagaimana mencari kepustakaan dari internet yang layak untuk keperluan
4) akademik yang baik dan benar.
5) Karena berkomunikasi melalui elektronik (daring) menggunakan teks, ajarkan mereka
6) cara berbahasa tulis yang baik dan bena
4
2. Fasilitas infrastruktur dan dukungan yang memadai dalam penyelenggaraan proses
administrasi dan manajemen, serta proses pembelajaran di Prodi;
3. Distribusi bidang keahliah dosen Prodi memadai dalam penyelenggaraan proses pembelajaran
di Prodi yang mencakup 4 Kelompok Bidang Ilmu, yaitu Ekologi, Zoologi, Botani,
Mikrobiologi, dan Genetika dan Biologi Molekuler.
4. Pendanaan yang cukup dari DIPA Universitas dan Fakultas dalam berbagai aspek pendidika di
Prodi;
5. Kerjasama dengan berbagai pihak bagi di tingkat universitas, fakultas, dan program studi tang
memadai dalam menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Weakness (Kelemahan)
1. Belum tersosialisasinya secara optimal Prodi di masyarakat sehingga minat mahasiswa baru
masih di bawah kuota,
2. Pelaksanaan pembelajaran berbasis web belum dilaksanakan secara optimal’
3. Belum optimalnya kegiatan ekstrakurikuler dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan
soft skill yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Faktor Eksternal:
Opportunities (Peluang)
1. Letak geografis yang menghadap ke Samudera Pasifik memberi peluang berbagai aspek dalam
penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan kerjasama;
2. Kekayaan sumber daya alam hayati dan nonhayati Sulawesi yang beragam dan melimpah yang
memberikan peluang dalam kajian dan pemanfaatannya dalam penyelenggaraan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dan kerjasama.
Threatss (Ancaman)
1. Belum tersosialisainya implementasi pembelajaran di era revolusi industri 4.0 bisa mengancam
daya saing lulusan Prodi;
5
Melalui kajian di atas, Program Studi Biologi memiliki Visi, Misi, dan Tujuan sebagai
berikut ini.
Visi dan Misi :
Visi:
Menjadi Program Studi yang unggul dan berbudaya dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat di bidang biodiversitas, biokonservasi dan bioteknologi di tingkat Nasional dan
Internasional pada tahun 2025.
Misi:
Misi 1 : Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang unggul dan berbudaya dalam bidang
Biologi.
Misi 2 : Menghasilkan sarjana yang bertakwa, mampu mengkaji, memanfaatkan, dan melestarikan
sumber daya alam, dan menyebarluaskan IPTEK bagi kesejahteraan umat manusia secara
berkelanjutan.
Misi 3 : Berperan aktif memecahkan permasalahan dalam masyarakat yang berkaitan dengan
Biologi.
REKOMENDASI:
Dari kajian di atas, beberapa rekomendasi yang harus diakomodasi dalam pengembangan
kurikulum Program Studi Biologi, antara lain:
1. Materi atau bahan kajian biologi mencakup bidang lengkap dari Biologi Molekuler
sampai dengan Ekologi. Dengan kata lain, bahan kajian meliputi seluruh Kelompok
Bidang Ilmu, yaitu Botani, Zoologi, Ekologi, Mikrobiologi, serta Genetika dan Biologi
molekuler.
2. Perlunya memasukkan unsur Revolusi Industri 4.0 yang meliputi: Literasi baru (digital,
teknologi dan human), Kegiatan ekstra kurikuler untuk pengembangan kepemimpinan
dan bekerja dalam tim, Entrepreneurship dan internship agar diwajibkan, serta
Pendidikan Sepanjang Hayat.
3. Pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik generasi Z, yaitu penggunaan teknologi IT
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan tetap mengembangkan keunggulan-keunggulan
pembelajaran kelas yang baurannya dikenal sebagai hybrid/blended-learning.
4. Program studi harus selalu meningkatkan kualitas seluruh sumber daya sehingga dapat
melewati standar nasional pendidikan.
6
Daftar Pustaka:
Amin, M. 2016. Perkembangan Biologi dan Tantangan Pembelajarannya. Seminar Nasional
Pendidikan dan Saintek 2016 (ISSN: 2557-533X). pp. 1-11.
Junaedi. ed. 2018. Tantangan Besar Perguruan Tinggi di Revolusi Industri 4.0. Unilak
Magazine. Edisi 4 Tahun 2018.
Putra, Y.S. 2016. Theoritical Review: Teori Perbedaan Generasi. Among Makarti Vol.9 No.18,.
pp. 123-134.
Sanjaya, A. 2019. Transformasi Perguruan Tinggi Era Pendidikan 4.0 Mewujudkan “Perguruan
Tinggi Kelas Dunia”. PT. Duta Digital Informatika. www.du-gi.com.