Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PENDIDIKAN

1. Pengertian Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan menurut Purwanto (1970: 9) adalah semua kegiatan
sekolah dari yang meliputi usaha-usaha besar, seperti mengenai perumusan
policy, pengarahan usaha-usaha besar, koordinasi, konsultasi, korespondensi,
kontrol perlengkapan, dan seterusnya sampai kepada usaha-usaha kecil dan
sederhana, seperti menjaga sekolah dan sebagainya. Menurut Usman (2004: 8)
manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa Manajemen
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses
pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan menggunakan
fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan dan Manfaat
Menurut Fattah (2012: 123) tujuan dan manfat manajemen pendidikan antara
lain sebagai berikut (a) terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; (b) terciptanya peserta
didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara; (c)
terpenuhinya salah satu dari empat kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan; (d) tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien; (e)
terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas
administrasi pendidikan; (f) Teratasinya masalah mutu pendidikan.
3. Pendekatan Dalam Manajemen Pendidikan
Penggunaan istilah “pendekatan” memiliki arti yang berbeda-beda tergantung
pada objek apa yang akan menjadi tema sentral perencanaan kerja dan kajian

1
pemikiran apa yang dikembangkan. Dalam konteks belajar, pendekatan dipahami
segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik untuk menunjang efesiensi
dan efektifitas dalam proses pembelajaran tertentu. Dengan demikian pendekatan
adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikiam rupa, untuk
memecahkan masalah atau untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Adapun
macam-macam pendekatan dalam manajemen pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Pendekatan Kontekstual (contextual teaching learning)
Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey yang
menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari
terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang
akan terjadi disekilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang
tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisa data,
memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok.
b. Pendekatan Sains
Pendekatan sains adalah suatu rengkaian pendidikan untuk menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu
tertentu sebagai dasarnya. Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains
pendidikan atau ilmu pendidikan.
c. Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofis adalah suatu pendekatan yang menelaah dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan metode filsafat. Pendidikan
membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya terbatas
pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas,
kompleks dan mendalam. Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan
dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh
tentang pendidikan.
d. Pendekatan Religius
Pendekatan religius adalah suatu pendekatan untuk menyusun teori-teoi
pendidikan yang bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Didalamnya
berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan
sebagai sumber untuk menentukan tujuan metode bahkan sampai dengan jenis-
jenis pendidikan. Cara kerja pendekatan religius berbeda dengan pendekatan sains

2
maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya pada akal atau
rasio. Dalam pendekatan religius menuntut orang untuk meyakini dulu terhadap
segala sesuatu yang diajarkan dalam agama baru kemudian mengerti.
4. Fungsi Manajemen Pendidikan
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan dilakukan untuk menentukan target dari tujuan organisasi ataupun
bisa juga perusahaan secara keseluruhan dan untuk memikirkan cara terbaik untuk
mencapai tujuan yang di tetapkan. atau definisi dari planning ini sebagai proses
dalam menyusun tujuan maupun sasaran organisasi yang memperlihatkan cara-
cara pencapaian target atau tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
b. Pengorganisasian (organizing)
Yaitu membagi-bagi kegiatan yang asalnya besar menjadi bagian-bagian
kegiatan kecil. pengorganisasia dapat memmudahsan seorang manajer dalam
melakukan pengawasan. Dengan melakukan pengorganisasian akan lebih efisien
dan efektif dalam mencapai target atau tujuan suatu organisasi.
c. Pelaksanaan (actuating)
Yaitu suatu proses penggerakan tenaga kerja untuk melakukan kegiatan
pencapaian tujuan sehingga dapat terwujud efisiensi proses dan efektivitas dari
hasil kerja. Fungsi ini dapat memotivasi tenaga pekerja untuk bekerja secara
sungguh-sungguh agar tujuan dari organisasi atau perusahaan dapat tercapai
secara efektif.
d. Pengendalian (controlling)
Dapat di artikan sebagai keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan
operasional untuk menjamin bahwa seluruh kegiatan tersebut telah sesuai dengan
rencana yang dirumuskan sebelumnya. Pengawasan didalam manajemen yaitu
merupakan fungsi yang terakhir dalam sistem manajemen khususnya manajemen
pendidikan. Atau aktivitas dalam menilai kinerja berdasarkan rencana yang telah
dirumuskan sebelumnya untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan.
5. Prinsip Manajemen Pendidikan
Drucker (1995) melalui MBO (Mangement by Objective) memberikan
gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam
perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas

3
memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas, dan
stakeholder untuk merumuskan visi, misi, dan objektif dinas pendidikan. Tujuh
langkah MBO antara lain 1) menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai oleh
sekolah; 2) menganalisis apakah hasil itu berkaitan dengan tujuan sekolah; 3)
berunding menetapkan sasaransasaran yang dibutuhkan; 4) menetapakan kegiatan
apa yang tepat untuk mencapai sasaran; 5) menyusun tugas-tugas untuk
mempermudah mecapai sasarannya; 6) menentukan batas-batas pekerjaan dan
jenis pengarahan yang akan dipergunakan oleh atasan; 7) lakukan monitoring dan
buat laporan.
6. Proses Manajamen
Adapun proses manajemen yaitu : POLC (Planning, Organizing, Leading,
Controlling). Dalam hal ini ada dua ide penting dalam definisi yaitu empat fungsi
manajemen (perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian)
serta pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.
Empat tahap dalam proses manajemen, yakni:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan definisi mengenai organisasi di masa depan dan cara
mencapai tujuannya. Perencanaan berarti penentuan sasaran sebagai pedoman
kinerja organisasi di masa depan, ditambah dengan penetapan tugas serta alokasi
sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
Ketiadaan rencana atau perencanaan yang buruk dapat menjatuhkan kinerja
organisasi. Dalam proses manajemen, rencana jangka panjang untuk
kelangsungan organisasi (usaha) sangat diperlukan. Perkembangan organisasi
sangat bergantung salah satunya oleh perencanaan yang baik dan tepat sasaran
untuk organisasi, tanpa perencanaan, kelangsungan organisasi kedepannya tidak
terjamin.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan
organisasi yang mencoba untuk menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian
melibatkan penetapan dan pengelompokan tugas ke departemen, dan alokasi
berbagai sumber daya ke berbagai departemen. Melalui pengorganisasian
diharapkan organisasi bersifat lebih sistematik dan tim lebih mempunyai tanggung

4
jawab. Hal itu berguna untuk manajemen pribadi menempati posisi yang
seharusnya.
c. Kepemimpinan
Dalam organisasi memberikan kepemimpinan adalah elemen manajemen yang
semakin penting. Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh untuk
memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi. Memimpin berarti
menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada
karyawan, dan memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi. Memimpin
termasuk memotivasi seluruh departemen, divisi, dan juga orang yang bekerja
langsung dengan manajer.

Anda mungkin juga menyukai