Anda di halaman 1dari 3

1.

Kepemimpinan Menurut Para Ahli

 George R. Terry (1972:458): Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-


orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
 Jacobs dan Jacques (1990:281): Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti
terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran.

 Sutarto (1998b:25): Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa
kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi, kepemimpinan adalah kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan menuju
sesuatu target yang diharapkan dapat dicapai dengan sukses.

2. Keterampilan Kepemimpinan
1. Keterampilan Konseptual, yaitu membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan
organisasi. Gagasan atau ide tersebut dijabarkan menjadi rencana kegiatan yang
disebut proses perencanaan / rencana kerja. Termasuk juga memiliki visi yang jauh
kedepan, misi yang jelas, program kerja yang real, strategi, dan terus menjaga nilai
competitive advantage sebuah organisasi.

2. Keterampilan Komunikasi, yaitu keterampilan berinteraksi secara baik dengan banyak


orang. Disebut juga keterampilan kemanusiaan. Kepada bawahan bersifat mengayomi,
persuasif, dan bersahabat. Kepada rekan kerja saling menghormati. Kepada customer
dan atasan bersifat melayani. Manajer berkomunikasi dengan baik kepada semua
orang, menshare visinya, dan membuat semua orang menjadi tim sukses visi tersebut.

3. Keterampilan Teknis, merupakan bekal agar lebih matang pada bidang yang ditangani.
Umumnya diperlukan untuk manajer tingkat rendah. Misalnya menggunakan program
komputer, membuat code program, dsb. Tentu saja ada keunggulan tersendiri
dibanding manajer yang hanya mengerti konsep, akan tercipta efektifitas dan efisiensi
yang ideal.

4. Keterampilan Manajemen Waktu. Seorang manajer digaji besar, setiap menit begitu
berharga untuk perusahaan. Dia harus bisa mengalokasi waktu agar mendapat hasil
yang optimal. Akan teruji dalam penyusunan waktu yang digunakan dalam melakukan
sebuah project. Termasuk juga keterampilan untuk membuat skala prioritas.

5. Keterampilan membuat keputusan, termasuk juga kemampuan untuk mengidentifikasi


masalah, memandangnya secara keseluruhan dan komprehensif (helicopter view), dan
menentukan solusi terbaik untuk memecahkannya. Keputusan yang baik adalah yang
tidak terburu2, namun adakalanya keputusan diperlukan dalam waktu yang singkat.
Seiring dengan waktu dan pengalaman, manajer akan terbiasa menghadapi kondisi
seperti ini.
6. Keterampilan Kepemimpinan, program kerja, eksekusi, dan evaluasi diperlukan
komitmen, ketegasan, dan keberanian. Karenanya manajer betul-betul harus
menjadi pemimpin, dan tidak terlalu terpengaruh terhadap hal-hal yang tidak perlu.
Manajer yang kuat akan menciptkan trust kepada lingkungannya, dan menumbuhkan
teamwork yang solid.

3. Pendekatan Dalam Kepemimpinan


Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan anggota
kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak langsung mengarahkan
kegiatan pimpinan. Dengan kata lain seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan
apa yang harus dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah
pemimpin.
A. Pendekatan Sifat (trait approach)
Keberhasilan atau kegagalan seseorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-
sifat yang dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena
pembawaan dan keturunan. Jadi, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya yang dibawa
sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
B. Pendekatan Kekuasaan (power aprroach)
Dalam pengertiannya, kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua
atau lebih individu (a quality inherent in an interaction between two or more individuals). Jika
setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang
muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Orang-orang yang berada pada puncak pimpinan suatu organisasi seperti manajer, direktur,
kepala dan sebagainya, memiliki kekuasaan power) dalam konteks mempengaruhi perilaku
orang-orang yang secara struktural organisator berada di bawahnya. Sebagian pimpinan
menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu menumbuhkan motivasi bawahan
untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih baik.

C. Pendekatan Perilaku (behaviour approach)


Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan
atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh
pemimpin. Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan sehari-hari, dalam hal
bagaimana cara pemimpin itu memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan
pengawasan, cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat
anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya.
D. Pendekatan Situasi (situational approach)
Pendekatan situasional biasa disebut dengan pendekatan kontingensi. Pendekatan ini didasarkan
atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan suatu organisasi atau lembaga tidak hanya
bergantung atau dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja. Tiap organisasi atau
lembaga memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi atau lembaga yang sejenispun
akan menghadapi masalah yang berbeda karena lingkungan yang berbeda, semangat, watak dan
situasi yang berbeda-beda ini harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai