dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan
dihormati (BKKBN, 2006).
4. Karakteristik Kesehatan Seksual
a. Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan
kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
b. Gambaran tubuh positif, ditunjukan dengan kepuasaan diri terhadap
penampilan pribadi.
c. Kongruen antara seks biologis, identitas gender, dan perilaku peran
gender,.
d. Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenenai
kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan etik
sosial.
e. Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi,
sentuhan, emosional dan cinta.
f. Kemampuan menerima pelayanan kesehatan seksual untuk
mencegah dan mengatasi semua masalah, dan gangguan seksual.
g. Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan peran gendernya.
h. Menghargai sistem yang berlaku.
i. Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain.
B. Konsep Stress Dan Adaptasi
1. Definisi Stress dan Stressor
Stress memiliki berbagai pengertian, salah satunya menurut Hans
selye (1950) menyatakan bahwa stress merupakan suatu respon yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban. Hoskins juga
berpendapat bahwa stress adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh
perubahan dari lingkungan yang dirasakan dari tantangan, ancaman atau
merusak equilibrum seseorang.
Definisi stressor secara umum yaitu keadaan yang dapat
menimbulkan stress. Tanpa adanya stressor atau kejadian yang
menimbulkan stress, maka stress tidak akan terjadi.
6