KAJIAN PUSTAKA
(Reni Akbar Hawadi, 2002: 195) istilah adversity dalam kajian psikologi
definisi di atas yang cukup beragam, terdapat fokus atau titik tekan, yaitu
dan
kesulitan.
dan rintangan dengan mengubah cara berfikir dan sikap terhadap kesulitan
tersebut.
12
a. Kendali/control ( C )
menghadapi kesulitan dan tetap teguh dalam niat serta ulet dalam
b. Daya tahan/endurance ( E )
Dimensi ini lebih berkaitan dengan persepsi seseorang akan lama atau
mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap
dihadapi. Semakin tinggi daya tahan yang dimiliki oleh individu, maka
sebagai sesuatu hal yang bersifat sementara dan orang yang mempunyai
sedang dihadapi adalah sesuatu yang bersifat abadi, dan sulit untuk
diperbaiki.
13
c. Jangkauan /reach ( R )
lain dari individu. Reach juga berarti sejauh mana kesulitan yang ada
akan lebih berdaya dan perasaan putus asa atau kurang mampu
14
3. Faktor Pembentuk Adversity Quotient
a. Daya saing
b. Produktivitas
yang rendah.
c. Motivasi
kemampuan.
15
d. Mengambil resiko
tinggi lebih berani mengambil resiko dari tindakan yang dilakukan. Hal
e. Perbaikan
f. Ketekunan
g. Belajar
anak yang merespon secara optimis akan banyak belajar dan lebih
pesimistis.
16
4. Tiga Tingkatan Kesulitan
masyarakat (Mulyadi & Mufita, 2006: 39). Pada seorang siswa Sekolah
tersebut.
17
tantangan, meliputi proses sosialisasi orientasi lingkungan sekolah, proses
mengerjakannya.
siswa (Diana Nidau, 2008: 22). Kesulitan tersebut dapat diatasi apabila
a. Quitters
menyerah (Ginanjar Ary Agustian, 2001: 271). Orang dengan tipe ini
18
cukup puas dengan pemenuhan kebutuhan dasar atau fisiologis saja dan
bentuk piramida.
b. Campers
dan rasa aman pada skala hirarki Maslow. Kelompok ini juga tidak
19
c. Climbers
selalu bergairah untuk maju. Nokta kecil yang dianggap sepele, bagi
adalah tipe manusia yang berjuang seumur hidup, tidak perduli sebesar
hidup. Tipe ini akan selalu siap menghadapi berbagai rintangan dan
perubahan.
20
menghadapi kesulitan yang sedang ia hadapi. Kehidupan climbers
Climbers
Campers
Quitters
a. Psikologi kognitif
21
menyimpan, dan menggali kembali pengetahuan, dan bagaimana
b. Neuropsikologi
22
medis kontemporer terhadap penanganan seorang pasien (Nelson dan
c. Psikoneuroimunologi
antara otak dan sistem kekebalan, hubungan antara apa yang individu
ketahanan tubuh. Hal ini esensial untuk kesehatan dan panjang umur,
menimbulkan depresi.
114).
stimulusnya ambigu.
(C) atau kendali, origin and ownership (O2) atau asal-usul dan pengakuan,
reach (R) atau jangkauan dan endurance (E) atau daya tahan. Jika skor
adversity quotient yang tinggi sebaliknya, jika skor total yang diperoleh
24
B. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.
Dalam kamus ilmiah populer (Partanto & Al Barry, 1994: 623) prestasi
diartikan sebagai hasil yang dicapai. Arif Gunarso (Sukardi Abbas, 2010:
sebagai berikut :
(2002: 19) belajar merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari, dan hasil
25
Wasty Soemanto (1998: 104) belajar adalah proses dasar dari
berbagai bidang.
merupakan hasil belajar sebagai kualitas belajar siswa dari proses belajar
dengan tingginya nilai yang dicapai dalam raport dalam kurun waktu yang
pada mata pelajaran Matematika. Prestasi belajar antara siswa satu dengan
siswa yang lain berbeda, karena prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
macam, yaitu faktor yang berasal dari dalam (internal), dan faktor yang
26
a. Faktor internal, adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang
meliputi :
keadaan fisik seperti panca indra, organ tubuh. Kondisi fisik yang
konsentrasi.
27
e) Motif. Motif mempunyai pengaruh besar dalam pencapaian
158).
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu, yang
meliputi :
28
sarana dan prasarana turut menyumbang keberhasilan siswa dalam
siswa.
dan bakat semakin tinggi pula prestasi belajar yang diraih. Demikian pula
dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir (2008: 34)
29
hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu
didasarkan pada alasan bahwa ketiga ranah yang diajukan lebih terukur,
diajukan oleh Ahmad Tafsir (2008: 35) sangat sulit untuk diukur.
khususnya pada aspek being, di mana proses pengukuran aspek ini harus
konsekuen.
30
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa jenis
prestasi belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah
atau prestasi belajar pada ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-
berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut.
kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa
sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar
indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis
prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.
Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-
adalah bahwa pemilihan dan penggunaan alat evaluasi akan menjadi lebih
siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat
31
evaluasi, dimana dalam dunia pendidikan lebih dikenal dengan tes, ujian,
dan ulangan.
karena itu, ragamnya pun juga banyak, mulai yang paling sederhana
yaitu :
Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
b. Evaluasi prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pre test. Evaluasi prasyarat
c. Evaluasi Diagnostik
d. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan
32
e. Evaluasi Sumatif
laporan resmi mengenai prestasi belajar siswa dan bahan penentu naik
menghitung nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan umum.
Keterangan :
NA = Nilai Akhir
T = Nilai Tugas
f. UAN
alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk yaitu (1) bentuk objektif,
1) Bentuk Objektif
Bentuk tes objektif yaitu tes yang jawabannya dapat diberi skor
nilai secara lugas. Ada lima macam tes yang termasuk dalam
a) Tes Benar-Salah
c) Tes Pencocokan
bersebelahan.
34
d) Tes Isian
tertentu dikosongkan.
2) Bentuk Subjektif
atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari”. Sedangkan
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
35
Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari
fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul (sebagai gejala),
secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat
adalah hasil yang dicapai siswa dalam proses belajar matematika yang
36
ketrampilan, dan kecakapan baru yang dinyatakan dengan simbol, huruf
atau angka.
37
divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
pada hasil belajarnya dalam mata pelajaran Matematika. Standar ini dirinci
ini adalah bilangan, pengukuran dan geometri, aljabar serta peluang dan
statistik.
38
5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMP
Bilangan. Standar kompetensi tersebut dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel
2, sebagai berikut :
39
Tabel 1. Standar Kompetensi Matematika Kelas IX, Semester 1
40
Tabel 2. Standar Kompetensi Matematika Kelas IX, Semester 2
Bilangan
5. Memahami sifat-sifat 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bilangan
bilangan berpangkat dan berpangkat dan bentuk akar
bentuk akar serta 5.2 Melakukan operasi aljabar yang melibatkan
penggunaannya dalam bilangan berpangkat bulat dan bentuk akar
pemecahan masalah
sederhana 5.3 Memecahkan masalah sederhana yang
berkaitan dengan bilangan berpangkat dan
bentuk akar
Matematika
quotient dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar Matematika pada siswa
kelas IX A SMP Negeri 1 Tempel, maka dalam hal ini perlu diperjelas
mempengaruhi.
41
Adversity quotient oleh peneliti diartikan sebagai kemampuan
seorang siswa selama proses belajar dalam kurun waktu tertentu dalam
bidang atau mata pelajaran matematika. Prestasi belajar seorang siswa dapat
diketahui melalui nilai dalam raport. Dalam usaha pencapaian prestasi belajar
tidak terlepas dari berbagai kesulitan. Begitu pula bagi siswa Sekolah
tersendiri yang berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lain.
adversity quotient.
42
resiko, perbaikan, dan belajar. Berdasarkan pembahasan di atas, dikatakan
akan mempunyai prestasi belajar yang tinggi, diperlukan adanya daya tahan,
kemampuan menjangkau kesulitan yang lebih luas dan rasa tanggung jawab,
serta kontrol yang kuat agar dapat menghadapi berbagai kesulitan dan
E. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, dapat dilihat hubungan
antara variabel bebas yaitu adversity quotient dengan variabel terikat yaitu
H
X Y
Keterangan :
H = Hipotesis
= garis penghubung
43
F. Hipotesis Penelitian
adversity quotient pada diri individu atau siswa, maka semakin tinggi pula
quotient maka semakin rendah pula prestasi belajar matematika pada siswa.
44