Renstra Kredensialing
Renstra Kredensialing
Penutup ....................................................................................................................................33
KATA PENGANTAR
Kebangkitan profesi perawat di Indonesia hanya akan terjadi manakala di dalamnya muncul
individu-individu perawat yang memiliki militansi untuk memperjuangkan profesi. Individu
yang memiliki mimpi besar agar profesi ini mandiri dan dihargai. Bukan individu yang terjebak
pada hidup nyaman, menjalankan rutinitas dan mendapat gaji dari aktifitasnya.
Kita membutuhkan energy yang besar untuk mendobrak belenggu sebagai profesi yang hanya
mengikuti arus dan terkebiri. Dan keberhasilan hanya akan didapatkan oleh mereka yang
memiliki akal sehat. Akal sehat adalah suatu kualitas yang mengagumkan, yang cenderung akan
digunakan oleh mereka yang memilikinya. Mereka yang tidak menyadarinya tidak akan
menggunakannya.
Akan tetapi karena lingkungan tempat tinggal kita adalah sebuah dunia yang berubah dengan
cepat, sebuah dunia yang tuntutannya terus bertambah dan harapannya terus meningkat, maka
hal terbesar yang kita semua perlukan adalah peningkatan kualitas diri.
Bagaimana kita menjadi lebih baik dan bertindak lebih baik? Jika kita menerima bahwa dunia
kita tempat tinggal dan belajar adalah dunia milik banyak orang, sangatlah penting bagi kita
untuk memahami diri sendiri, apa yang memotivasi kita, dan bagaimana kita bisa memotivasi.
Sejarah umat manusia penuh dengan prestasi yang menakjubkan: mulai dari penampilan yang
mengagumkan di dunia olah raga sampai dengan keberanian di arena peperangan; mulai dari
keberhasilan di bidang keuangan sebagai pengusaha sampai dengan kemenangan terhadap
penyakit yang mengancam jiwa atau pengorbanan pribadi yang dilakukan seseorang untuk
menjadikan hidup ini bisa lebih baik bagi orang-orang yang kurang beruntung.
Motivasi dari dalam selalu menjadi kekuatan di balik keberhasilan dan prestasi umat manusia.
Dan profesi ini membutuhkan pribadi-pribadi yang memiliki motivasi yang tidak pernah ada
habisnya. Kita bisa, jika kita berfikir bisa.
White Book Keperawatan hanyalah buku panduan yang tidak ada artinya apapun untuk
membawa perubahan ke arah yang lebih baik, kecuali dikawal oleh pribadi-pribadi perawat yang
memiliki motivasi unlimited, pribadi yang memiliki militansi untuk memperjuangkan profesi ini
menjadi profesi yang mandiri dan dihargai.
DAFTAR KEWENANGAN KLINIK KEPERAWATAN
RSU AVISENA
KEWENANGAN KLINIS BERDASAR JANJANG KLINIS
Perawat Klinik I (Novice) adalah: Perawat lulusan D-III Keperawatan dan telah memiliki
pengalaman kerja 2 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan
pengalaman kerja 0 tahun, dan mempunyai sertifikat (Penugasan Klinis) PK-I.
NO KEWENANGAN KLINIS
1. Reduksi Cemas
2. Pembatasan Area
3. Pencegahan Aspirasi
4. Memandikan
5. Perawatan bedrest
6. Pemeriksaan laboratorium di samping TT
7. Bottle feeding
8. Teknik penenangan
9. Perawatan gips: maintenance
10. Peningkatan komunikasi : defisit pendengaran
11. Peningkatan komunikasi : defisit penglihatan
12. Perawatan kontak lensa
13. Peningkatan batuk
14. Manajemen dimensia: memandikan
15. Distraksi
16. Mengenakan pakaian (dressing)
17. Perawatan emergensi
18. Chek kartu emergensi
19. Manajemen lingkungan
20. Manajemen lingkungan : nyaman
21. Bantuan pemeriksaan
22. Therapi latihan : ambulasi
23. Memberikan makan
24. Pertolongan pertama
25. Perawatan rambut
26. Humor
27. Administrasi medikasi: telinga
28. Administrasi medikasi: mata
29. Administrasi medikasi: enteral
30. Administrasi medikasi: inhalasi
31. Administrasi medikasi: nasal
32. Administrasi medikasi: oral
33. Administrasi medikasi: rectal
34. Administrasi medikasi: kulit
35. Administrasi medikasi: vaginal
36. Manajemen mual
37. Perawatan perineal
38. Posisioning
39. Posisioning : neurologi
40. Perawatan jenazah
41. Kehadiran
42. Perawatan ulkus pressure
43. Meminta berkemih
44. Perawatan prostesis
45. Orientasi realita
46. Therapi rekreasi
47. Bantuan perawatan diri
48. Bantuan perawatan diri : mandi / hygiene
49. Bantuan perawatan diri : berpakaian
50. Bantuan perawatan diri : makan
51. Bantuan perawatan diri : toileting
52. Bantuan perawatan diri : transfer
53. Manajemen spesimen
54. Asistensi pembedahan
55. Sentuhan
56. Transfer
57. Perawatan slang
58. Perawatan slang : urinari
59. Cateterisasi urine
60. Cateterisasi urine : intermittent
61. Fasilitasi kunjungan
Perawat klinik II (Advance Beginner) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan
pengalaman kerja 5 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan
pengalaman kerja 3 tahun, dan mempunyai sertifikat PK-II
NO KEWENANGAN KLINIS
1. Abuse protection support
2. Acid base managemen
3. Acid base monitoring
4. Active listening
5. Active listening
6. Activity therapy
7. Admision care
8. Airway insertion and stabilization
9. Airway management
10. Airway suctioning
11. Allergy management
12. Amputation care
13. Analgesic administration
14. Anaphylaxis management
15. Anticipatory guidance
16. Aroma therapy
17. Artificial airway management
18. Asthma management
19. Autotranfusion
20. Behavior management
21. Behavior management : overactivity / inattention
22. Behavior management : self harm
23. Behavior management : sexual
24. Behavior modification
25. Behavior modification: social skill
26. Bladder irrigation
27. Bleeding precaution
28. Bleeding reduction
29. Bleeding reduction : antepartum uterus
30. Bleeding reduction : gastrointestinal
31. Bleeding reduction : nasal
32. Bleeding reduction : postpartum uterus
33. Bleeding reduction : wound
34. Blood product administration
35. Body image enhancement
36. Body mechanics promotion
37. Bowel incontinence care
38. Bowel incontinence care : encopresis
39. Bowel irrigation
40. Bowel management
41. Bowel training
42. Bowel examination
43. Breasfeeding assistance
44. Capillary blood sample
45. Cardiac care
46. Cardiac care : acute
47. Cardiac care : rehabilitative
48. Cardiac precautions
49. Caregiver support
50. Cast care : wet
51. Cerebral edema management
52. Cerebral perfusion promotion
53. Cesarean suction care
54. Chemical restrain
55. Chest physiotherapy
56. Childbirth preparation
57. Circulatory care : arterial insufficiency
58. Circulatory care : mechanical assist device
59. Circulatory care : venous insufficiency
60. Circulatory precautions
61. Circumcision care
62. Code management
63. Communicable desease management
64. Comunication enhancement : speech deficit
65. Constipation/Impaction management
66. Consultation
67. Controlled substance checking
68. Coping enhancement
69. Crisis Path Development
70. Cutaneous stimulation
71. Decision making support
72. Defibrillator management : external
73. Defibrillator management : internal
74. Delegation
75. Delirium management
76. Delusion management
77. Dementia managemen
78. Developmental care
79. Developmental enhancement : adolescenct
80. Developmental enhancement : child
81. Dialysis acces maintenance
82. Diare management
83. Diet staging
84. Discharge planning
85. Documentation
86. Dying care
87. Disreflexia management
88. Dysrhythmia management
89. Ear care
90. Electronic convultion therapy (ECT) management
91. Electrolyte management
92. Electrolyt monitoring
93. Electronic fetal monitoring : antepartum
94. Electronic fetal monitoring : intrapartum
95. Embolus care : peripheral
96. Embolus care : pulmonary
97. Embolus precautions
98. Emotional support
99. Endotracheal extubation
100. Energy management
101. Enteral tube feeding
102. Environmental manegement : safety
103. Environmental risk protection
104. Exercise promotion
105. Exercise promotion: strength training
106. Exercise promotion : streching
107. Exercise therapy : balance
108. Exercise therapy : joint mobility
109. Eye care
110. Fall prvention
111. Family support
112. Fever treatment
113. Flatulence reduction
114. Fluid/electrolyte management
115. Fluid management
116. Fluid monitoring
117. Fluid resuscitation
118. Foot care
119. Gastrointestinal intubation
120. Guided imagery
121. Hallucination management
122. Health education
123. Healt screening
124. Heat exposure treatment
125. Heat/cold aplication
126. Hemodynamic regulation
127. Hemofiltration therapy
128. Hemorrhage control
129. Hope inspiration
130. Hyperglicemia management
131. Hypervolemia management
132. Hypoglicemia management
133. Hypothermia induction
134. Hypothermia treatment
135. Hypovolemia management
136. Immunization/vaccination management
137. Incident report
138. Incision site care
139. Infant care
140. Infection control
141. Infection control: intraoperative
142. Infection protection
143. Intracranial pressure (ICP) monitoring
144. Intrapartal care
145. Intravenous (IV) insersion
146. Intravenous (IV) therapy
147. Invasive hemodynamic monitoring
148. Kangaroo care
149. Lactation counseling
150. Lactation suppresion
151. Learning facilitation
152. Lower extremity monitoring
153. Malignant hyperthermia precaution
154. Massage
155. Mechanical ventilation management : invasive
156. Mechanical ventilation management : noninvasive
157. Mechanical ventilatory weaning
158. Medication administration : intradermal
159. Medication administration : intramuscular
160. Medication administration : intraspinal
161. Medication administration : intravenous
162. Medication administration : subcutaneus
163. Medication management
164. Meditation facilitation
165. Milieu therapy
166. Mood management
167. Music therapy
168. Mutual goal setting
169. Nausea management
170. Neurologic monitoring
171. Newborn car
172. Newborn monitoring
173. Nutrition therapy
174. Nutritional counseling
175. Nutritional monitoring
176. Oral health maintenance
177. Oral health promotion
178. Oral health restoration
179. Oxygen therapy
180. Pacemaker management : permanent
181. Pacemaker management : temporary
182. Pain management
183. Paperipheral sensation management
184. Peritonial dyalisis therapy
185. Pessary management
186. Phlebotomy : arterial blood sample
187. Phlebotomy : blood unit acquisision
188. Phlebotomy : cannulated vessel
189. Phlebotomy :venous bloog sample
190. Phototherapy : mood/sleep regulation
191. Phototherapy : neonate
192. Physical restrain
193. Physician support
194. Positioning : intraoperative
195. Positioning : wheelchair
196. Postanasthesia care
197. Postpartal care
198. Prenatal care
199. Preoperative coordination
200. Pressure management
201. Pressure ulcer prevention
202. Product evaluation
203. Pruritus management
204. Relaxationn therapy
205. Religius ritual enhancement
206. Respiratory monitoring
207. Resuscitation
208. Self care assistance: IADL
209. Selft esteem enhancement
210. Shift report
211. Shock management
212. Shock management : cardiac
213. Shock management : autogenic
214. Shock management : volume
215. Shock prevention
216. Sibling support
217. Skin care : topical treatment
218. Sleep enhancement
219. Spiritual growth facilitation
220. Spiritual support
221. Subarachnoid hemorhage precaution
222. Surgical preparation
223. Surveilance : safety
224. Suturing
225. Swallowing therapy
226. Teaching : desease process
227. Teaching ; foot care
228. Teaching : individual
229. Teaching : infant nutrition
230. Teaching : infant safety
231. Teaching : infant stimulation
232. Teaching : preoperative
233. Teaching : prescribed activity / exercise
234. Teaching : prescribed diet
235. Teaching : prescribed medication
236. Teaching : procedure / treatment
237. Teaching : psychomotor skill
238. Teaching : toilet training
239. Temperature regulation
240. Therapeutic play
241. Thrombolytic therapy management
242. Total parenteral nutrition (TPN) management
243. Traction/immobilitation care
244. Tube care : chest
245. Tube care : gastrointestinal
246. Tube care : ventriculostomy/lumbar drain
247. Urinary incontinentia care
248. Urinary incontinentia care : enuresis
249. Urinary retention care
250. Ventilation assistance
251. Vital sign monitoring
252. Vomiting management
253. Wound care
254. Wound care : burns
255. Wound care : closed drainase
256. Wound irrigation
Perawat Klinik III (competent) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan pengalaman
kerja 9 tahun atau Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi) dengan pengalaman
klinik 6 tahun atau Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 0 tahun, dan memiliki sertifikat PK-
III
NO KEWENANGAN KLINIS
1. Acupressure
2. Amnioinfusion
3. Art Therapy
4. Autogenic training
5. Bibliotherapy
6. Biofeedback
7. Bioterrorism preparedness
8. Birthing
9. Case management
10. Chemotherapy management
11. Cognitive restructuring
12. Cognitive stimulation
13. Conflict mediation
14. Counseling
15. Crisis intervention
16. Eating Disorder Management
17. Electronic Fetal Monitoring : Antepartum
18. Electronic Fetal Monitoring : Intrapartum
19. Exercise Therapy : Muscle Control
20. Family Planning : Infertility
21. Family Therapy
22. Fertility Preservation
23. Fiscal Resource Management
24. Forensic Data Collection
25. Genetic Counselling
26. Hemodialysis Therapy
27. High Risk Pregnancy Care
28. Hormon Replacemen Therapy
29. Hypnosis
30. Impulse Control Training
31. Intrapartal Care : High Risk Delivery
32. Labor Induction
33. Labor Suppression
34. Laser Precautions
35. Medication Administration : Intrapleural
36. Medication Administration : Intraosseous
37. Medication Administration : Ventricular Reservoir
38. Medication Prescribing
39. Memory Training
40. Nutrition Management
41. Ostomy Care
42. Pelvic Muscle Exercise
43. Peripherally Inserted Central (PIC) Catheter
44. Pneumatic Torniquet Precautions
45. Preconseption Counseling
46. Pregnancy Termination Care
47. Premenstrual Syndrome (PMS) Management
48. Program Development
49. Progressive Muscle Relaxation
50. Rectal Prolaps Management
51. Reminiscence Therapy
52. Reproductive Technology Management
53. Resuscitation : Fetus
54. Resuscitation : Neonate
55. Risk Identification : Genetic
56. Sedation Management
57. Self Hypnosis Facilitation
58. Sexual Counseling
59. Social Marketing
60. Substance Use Treatment : Alcohol Withdrawal
61. Substance Use Treatment : Drug Withdrawal
62. Substance Use Treatment : Overdose
63. Support Group
64. Surveilance : Late Pregnancy
65. Therapeutic Touch
66. Therapy Group
67. Trancutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
68. Trauma Therapy : Child
69. Tube Care : Umbilical Line
70. Urinary Bladder Training
71. Urinary Elimination Management
72. Urinary Habit Training
73. Validationn Therapy
74. Venous Acces Devica (VAD) Maintenance
Perawat klinik IV (Proficient) adalah Ners (lulusan S-1 Keperawatan plus pendidikan profesi)
dengan pengalaman kerja 9 tahun atau Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 2 tahun, dan
memiliki sertifikat PK IV atau Ners Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 0 tahun.
Kewenangan Klinis PK IV adalah seluruh Kewenangan Klinis.
Perawat klinik V (Expert) adalah Ners Spesialis dengan pengalaman kerja 4 tahun atau Ners
Spesialis Konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun, dan memiliki sertifikat PK-V.
Kewenangan Klinis PK V adalah seluruh Kewenangan Klinis ditambah dengan menerima
konsultasi dari PK I - IV.
DAFTAR KEWENANGAN KLINIK KEPERAWATA
RSU AVISENA
KEWENANGAN KLINIS INTI SESUAI AREA
A. IDENTITAS PERAWAT
Nama :
NIP/NIK :
TTL :
Alamat :
B. STATUS REGISTRASI
No STR :
No Ijazah :
Asal Institusi :
Tanggal lulus :
Pendidikan :
Kenaikan tingkat
Pemulihan kewenangan
D. PRASYARAT KREDENSIAL
a. Apakah Saudara pernah dilakukan proses kredensial sebelumnya? Kapan?
....................................................................................................................................
b. Apakah Saudara sudah memiliki surat penugasan klinis? Jika memiliki, tulis tangal dan
nomer surat tersebut.
....................................................................................................................................
d. Apakah Saudara pernah terlibat dalam kasus hukum berkaitan dengan kewenangan
klinis Saudara?
...................................................................................................................................
F. PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa segala hal yang tertulis di dalam dokumen ini adalah benar adanya.
Apabila di kemudian hari terbukti ada hal yang tidak benar maka saya bersedia menanggung
segala konsekuansi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
Tanggal : ...........................................................
SURAT REKOMENDASI
Bersama ini kami sampaikan dengan hormat, menindaklanjuti permohonan kredensial atas nama
:
Nama : .............................................................................
NIP/NIK : .............................................................................
Ruang/Istalasi : .............................................................................
Sebagai bahan pertimbangkan kami lampirkan hasil rekomendasi dari Team Kredensial Sub
Komite Kredensial Komite keperawatan RSU Avisena.
Demikian surat rekomendasi ini kami sampaiakan, atas perhatian Bapak Direktur disampaikan
terimakasih.
Bandung,
Ketua Komite Keperawatan
RSU Avisena
..................................................
FORM REKOMENDASIKREDENSIAL PERAWAT
G. IDENTITAS PERAWAT
Nama :
NIP/NIK :
TTL :
Alamat :
Kualifikasi :
Tanggal :
H. IDENTITAS TEAM KREDENSIAL
Tanda tangan :
............................
Tanggal :
K. PERSETUJUAN
Sub Komite Kredensial
Katua Anggota
Nama : Nama :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
Tanggal : Tanggal :
CLINICAL PREVILAGE
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan profesi staf keperawatan dan mekanisme tata
kerja keperawatan perlu dibuat peraturan internal staf keperawatan (nursing staf
bylaws);
b. bahwa agar peraturan internal staf keperawatan dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur RSU Avisena sebagai landasan bagi penyelenggaraan
peraturan internal staf keperawatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir a dan b, perlu
ditetapkan dengan Peraturan Direktur RSU Avisena.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No 369/MENKES/SK/III/ 2007 tentang Standar Profesi
Bidan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktek Perawat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
kesehatan No 17 tahun 2013.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN:
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
b. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
d. Staf Keperawatan adalah seluruh perawat RSU Avisena, termasuk perawat anastesi,
perawat gigi dan bidan.
f. Penugasan Klinis adalah penugasan yang diberikan oleh Direktur RSU Avisena
terhadap staf keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan
kebidanan di RSU Avisena berdasarkan daftar kewenangan klinis.
h. Mitra Bestari (Peer Group) adalah kelompok profesional akademisi yang bekerja sama
dengan RSU Avisena.
i. Rapat Kerja, yaitu rapat yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun untuk
membahas rencana kerja.
j. Rapat Pleno, yaitu rapat koordinasi yang diadakan untuk mengeluarkan rekomendasi
Keperawatan.
k. Sidang Tahunan, yaitu sidang yang dilakukan oleh Keperawatan untuk melakukan
evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.
BAB II
Pasal 2
(1) Maksud dibuatnya Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah agar Komite
keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik melalui mekanisme
kredensial, peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin profesi perawat di
Rumah Sakit Umum Avisena.
KEWENANGAN KLINIS
Pasal 3
Asuhan Keperawatan hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah
diberi Kewenangan Klinis melalui proses Kredensial
Pasal 4
Kewenangan Klinis yang diberikan kepada staf keperawatan disesuaikan dengan kategori
jenjang klinis keperawatan
Pasal 5
Pasal 6
Dalam keadaan tertentu Kewenangan Klinis dapat diberikan kepada staf keperawatan
dengan melihat kondisi berupa:
Pasal 7
Penjabaran Kewenangan Klinis seperti tersebut dalam pasal 5 dan pasal 6 diatur dalam
buku putih.
Pasal 8
Pasal 10
Pasal 11
Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak, maka Sub Komite
Kredensial mengajukan kepada Ketua Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia Ad Hok
untuk melakukan proses kredensial staf keperawatan.
Pasal 12
Dalam hal proses kredensial telah selesai, maka Sub Komite Kredensial
mengeluarkan rekomendasi kepada Komite Keperawatan.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 10
Pasal 10
Pasal 11
Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak, maka Sub Komite
Kredensial mengajukan kepada Ketua Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia Ad
Hok untuk melakukan proses kredensial staf keperawatan.
Pasal 12
Dalam hal proses kredensial telah selesai, maka Sub Komite Kredensial
mengeluarkan rekomendasi kepada Komite Keperawatan.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 10
Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak, maka Sub Komite
Kredensial mengajukan kepada Ketua Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia Ad Hok
untuk melakukan proses kredensial staf keperawatan.
Dalam rangka mendapatkan Kewenangan Klinis, staf keperawatan mengajukan secara
tertulis kepada Komite Keperawatan RSU Avisena dengan melampirkan syarat-syarat
yang telah ditentukan.
Pasal 10
Pasal 11
Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak, maka Sub Komite
Kredensial mengajukan kepada Ketua Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia Ad Hok
untuk melakukan proses kredensial staf keperawatan.
Pasal 12
Dalam hal proses kredensial telah selesai, maka Sub Komite Kredensial
mengeluarkan rekomendasi kepada Komite Keperawatan.
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 10
Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak, maka Sub Komite
Kredensial mengajukan kepada Ketua Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia Ad Hok
untuk melakukan proses kredensial staf keperawatan.
Pasal 12
Dalam hal proses kredensial telah selesai, maka Sub Komite Kredensial
mengeluarkan rekomendasi kepada Komite Keperawatan.
Pasal 13
Pasal 14
BAB IV
PENUGASAN KLINIS
Pasal 15
Pasal 16
Direktur RSU Avisena mengeluarkan Penugasan Klinis kepada staf keperawatan dalam
untuk jangka waktu lima tahun.
Pasal 17
Dalam hal tertentu, Direktur RSU Avisena berhak mengeluarkan surat pengakhiran
Penugasan Klinis kepada staf keperawatan atas rekomendasi Sub Komite Etik dan Disiplin
Profesi melalui Komite Keperawatan.
BAB V
KOMITE KEPERAWATAN
Pasal 18
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Sub Komite
(2) Sub Komite sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 Ayat 1 huruf d, terdiri dari :
a. Sub Komite Kredensial
b. Sub Komite Mutu
c. Sub Komite Etik dan Disiplin
(3) Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan adalah sebagai berikut:
DIREKTUR
KABID
KETUA KEPERAWATAN
SUB KOMITE
SUB KOMITE SUB KOMITE ETIK
KREDENSIAL MUTU DAN DISIPLIN
(4) Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur RSU Avisena dengen
memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di RSU Avisena.
(5) Sekretaris dan Sub Komite diusulkan oleh Ketua Komite Keperawatan dan ditetapkan
oleh Direktur RSU Avisena dengan memperhatikan masukan dari tenaga
keperawatan yang bekerja di RSU Avisena
pasal 19
Personil Komite Keperawatan harus memiliki kompetensi yang tinggi sesuai jenis
pelayanan atau area praktek, mempunyai semangat profesionalisme serta reputasi baik.
Pasal 20
Komite Keperawatan memberikan jaminan kepada Direktur RSU Avisena bahwa tenaga
keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai standar pelayanan dan
berperilaku baik sesuai etika profesinya.
Pasal 21
(1) Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur RSU Avisena
dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan serta pengembangan profesional berkelanjutan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Komite Keperawatan mempunyai fungsi :
b. Menjaga citra dan nama baik Komite Keperawatan pada khususnya dan seluruh
pelayanan keperawatan di RSU Avisena pada umumnya Komite Keperawatan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur RSU Avisena.
c. Menjaga citra dan nama baik Komite Keperawatan pada khususnya dan seluruh
pelayanan keperawatan di RSU Avisena pada umumnya.
Pasal 23
Dalam melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan dibantu oleh Panitia Ad Hoc yang
terdiri dari Mitra Bestari sesuai dengan disiplin/spesifikasi dan peminatan tenaga
keperawatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit.
Pasal 24
Komite Keperawatan sebagai mitra kerja dari Bidang Keperawatan dan tidak bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan
Pasal 25
Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang
Keperawatan serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.
BAB VI
RAPAT
Pasal 26
(1). Komite Keperawatan dan Bidang Keperawatan melaksanakan kerja dan koordinasi
secara berkala dan berkesinambungan melalui rapat koordinasi keperawatan.
(2). Rapat Koordinasi Keperawatan terdiri dari : Rapat Kerja, Rapat Rutin, Rapat Pleno, dan
Sidang Tahunan.
a. Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat terbuka.
b. Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala
Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Bendahara
Komite Keperawatan Sub Komite, Kasie Keperawatan, Panitia Panitia Keperawatan
dan Kepala Ruang Keperawatan
b. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 5 (lima)
tahun.
. a . Rapat Rutin Keperawatan dilaksanakan 1 ( satu ) kali dalam seminggu diikuti oleh
Bidang Keperawatan, Komite Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
C .Rapat rutin keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan atau Ketua
Komite Keperawatan.
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang
Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite dan
Kasie Keperawatan.
c. Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 5 (lima)
tahun.
(6). Sidang Tahunan
Sidang Tahunan Keperawatan diadakan satu kali dalam setahun.
a. Sidang Tahunan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang
Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Bendahara
Komite Keperawatan Sub Komite, Kasie Keperawatan, Panitia Panitia
keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
BAB VII
Pasal 27
(1). Sub Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf a
bertugas:
(2) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 27 ayat (1), Sub
Komite Kredensial dapat mengusulkan dibentuknya team ad hoc kepada ketua
komite keperawatan.
Pasal 28
(1). Sub Komite Mutu Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2)
huruf b bertugas:
(2) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 28 ayat (1), Sub
Komite Mutu profesi dapat mengusulkan dibentuknya team add hoc kepada ketua
komite keperawatan baik insidental atau permanen.
Pasal 29
(1). Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2)
huruf c bertugas:
(2) Guna menindaklanjuti rekomendasi dari Sub Komite Etik dan Disiplin
sebagaimana tersebut dalam pasal 29 ayat (1), komite keperawatan membentuk
panitia add hoc baik insidental atau permanen.
Hasil kerja Panitia Add Hoc sebagaimana tersebut dalam Pasal 29 ayat (2) dibawa dalam
rapat pleno sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 ayat (4).
BAB VIII
Pasal 30
(1). Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional dan kebutuhan dasar pasien.
(2) Memenuhi kebutuhan sebagaimana tersebut dalam pasal 30 ayat (1), Komite
Keperawatan bersama-sama Bidang Keperawatan berkewajiban menyusun:
(3) Dalam keadaan tidak mampu, setiap staf keperawatan berkewajiban melakukan
konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada tenaga keperawatan lain yang dianggap lebih
mampu.
BAB IX
Pasal 31
(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian hari melalui
Rapat Pleno Keperawatan.
(2) Apabila ada Pasal dan/atau Ayat dalam Peraturan Internal Keperawatan ini yang
dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui Sidang
Tahunan Keperawatan.
BAB X
PENUTUP
Pasal 32
Ditetapkan di Cimahi
Pada...........tanggal .....
DIREKTUR RSU
AVISENA
dr.Antiono H.Ishak
NIP.