Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SETENGAN PADAT


REKONSTITUSI
13 NOVEMBER 2019
Kelompok :4/D
Penyusun : 1.Melliavita Putri (066118120)
2. Yel Nova Putri Sari Sinaga (066118125)
3. Lusiana Suci Pangestu. (066118147)
4. Aulia Azmi (066118150)

Dosen : 1. Septia Andini ,M.Farm,Apt.


2. Erni Rustiani, M.Farm,Apt.
3. Rini Ambarwati,M.Si.Apt.
4. CyntiaWahyuningrum,M. Farm. Apt
5. Asriwulandari , S . Farm
6. Wilda Nurhikmah, M.Si,Apt

Asisten dosen :1. Melyartati 7. Monicha Sri Mahesa


2. Fitri Widya S. 8. Mirna
3. Suci Puspa 9. Nuha Dzikri
4. Shinta Mustika Febriana
5. Rahma Dila Novianda
6. Erisa

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
Mengetahui dan melihat pengaruh bahan suspensi alam dan semi sintesis tunggal dan
campuran dalam suspensi, dengan penambahan konsentrasi bahan pembasah yang paling baik
dari hasil pengamatan praktikum suspensi II.
I.2 Dasar Teori
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus yang tidak
larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat
mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan haris segera terdispersi kembali. Suspensi
umumnya mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat
dipergunakan bahan-bahan disebut sebagai emulgator. (joenoes, 1990)
Suspensi juga dapat didefenisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat
yang terbagi sevara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara merata dalam
pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat minimum. Beberapa suspensi resmi
diperdagangkan tersedi dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan dalam cairan pembawa
dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik lainnya .
Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah :
1. Ukuran partikel
2. Sedikit banyak nya bergerak partikel (viskositas )
3. Tolak menolak antar partikel karena adanya muatan listrik
4. Kadar partikel terdispersi.
(Ansel, 1989)
Bahan obat yangdiberikan dalam bentuk suspensi untuk obat minum, mempunyai
keuntungan bahwa (oleh karena partikel sangat halus) penyarapan zat berkhasiatnya lebih cepat
dari pada bila obat diberikan dalam bentuk kapsul atau tablet, bioavailabilitasnya pun baik.
Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis yaitu: suspensiyang siap digunakan atau suspensi yang
dikonstitusikan dengan jumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum
digunakan. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intevena. Pada bentuk sediaan suspensi
harus diperhatikan bahawa obatnya betul diminum denagn sendok yang sesuai, sehingga obat
diminum dengan dosis yang tepat.
Ciri-ciri sediaan suspensi adalah :
 Terbentuk 2 fase yang heterogen
 Berwarna keruh
 Mempunyai diameter > 100 mm
 Dapat disaring dengan kertas saring biasa
 Akan memisah jika didiamkan
(loenoes, 1990)
Suspensi memiliki kelebihan dalam hal disintegrasi dan kelarutan yang lebih baik
dibandingkan sediaan tablet. Umumnya suspensi yang tersedia di pasaran antara lain:
antibiotik, antasida dan analgesik. Sebagian besar obat yang diformulasi dalam bentuk suspensi
oral telah diperkenalkan di pasaran, untuk menanggulangi masalah pengenceran yang kurang
tepat, terkait dengan kekeliruan ketika pelabelan. (Ahmed,2010)
Ada sifat lain yang lebih spesifik untuk suspensi farmasi:
1. Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat mengendap secaralambat dan harus rata
kembali bila dikocok.
2. Zat yang tersuspensi (disuspensikan) tidak boleh cepat mengendap.
3. Partikel-partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadahtidak boleh membentuk
suatu gumpalan padattapi harus dengancepat terdispersi kembali menjadi suatu campuran
homogen bilawadahnya dikocok.
4. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuranpartikel dari suspensoid tetap
agak konstan untuk yang lama padapenyimpanan.
5. Suspensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen.

(Ansel, 2005)
Sistem Pembentukan Suspensi
1. Sistem Flokulasi
Dalam sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada
penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.
2. Sistem Deflokulasi
Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, akan terjadi
agregasi, dan akhinya terbentuk cake yang kerass dan sukar tersuspensi kembali.
3. Formulasi Suspensi
Untuk membuat suspensi stabil secara fisik ada dua cara, yaitu:
a. Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi.
Structured vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-
lain.
b. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun cepat terjadi
pengendapan, tetapi dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.

(Syamsuni,2006)
BAB II
DATA PREFORMULASI

Avicel

Pemerian : berupa serbuk kristal poros, putih, tidak berbau, tidak berasa dan memiliki aliran
yang baik. Kelarutan : praktis tidaklarut dalam air, cairan asam dan kebanyakan pelarut
organik, sedikit larut dalam larutan NaOH 5% b/v. Khasiat : zat tambahan (sebagai
disintegran). Penggunaan : 5-15% b/b. Alasan : karena avicel meskipun higroskopis tetapi
stabil dan juga

Aspartam

Khasiat : sebagai bahan pemberi rasa dan pemanis


Penggunaan : 0,8% Alasan : tidak terdapat interaksi dengan vitamin C dan bahan tambahan
lain serta dilihat dari segi ekonomi aspartam lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai