Anda di halaman 1dari 4

“STM IMBALAN DAN PEMBERHENTIAN PEG.

KONSEP”

DISUSUN OLEH :

PROGRAM KOMPAS MAGNET

NAUTIKA

SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, segala puji dan syukur bagi Tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “STM IMBALAN
DAN PEMBERHENTIAN PEG. KONSEP” tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada …. Demokrasi atas
bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam
pengerjaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca
sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Jakarta, 10 Juni 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Para pelajar tersebut turun ke jalan dan mulai melakukan demonstrasi di flyover Slipi,
Jakarta, sejak pukul 14.42 WIB. Sebagian di antara mereka tampak mengenakan seragam
sekolah dan sebagian lainnya memakai baju biasa.

Para pelajar ini mengakui turun ke jalan untuk melanjutkan perjuangan para mahasiswa
yang telah melakukan aksi pada hari sebelumnya. Tak lupa, para pelajar ini juga
membawa sejumlah spanduk dan karton yang berisikan tuntutan mereka melalui tulisan
penolakan RUU dan penghapusan RUU.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana permasalahan unjuk rasa STM imbalan?
2. Bagaimana arti unjuk rasa yang terjadi di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini ini adalah
1. Mengetahui permasalahan terjadinya unjuk rasa di Indonesia
2. Mengetahui cara mengatasi permasalahan unjuk rasa.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan unjuk rasa ini.
2. Untuk mengetahui bagaimana arti pentingnya kesetaraan gender dalam kehidupan
politik di Indonesia.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya memperjuangkan kesetaraan gender dalam
kehidupan politik di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Kesetaraan Gender di Indonesia


Seperti diketahui, puncak aksi unjuk rasa yang dimotori oleh mahasiswa terjadi di berbagai
daerah di Indonesia. Sejatinya, Ia merupakan puncak dari kegelisahan mahasiswa maupun
elemen masyarakat atas kerja-kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla serta Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Jika ditelusuri, titik mula dari ini semua adalah betapa gercep-nya DPR membahas revisi UU
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Revisi itu
dinilai melumpuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lantaran sejumlah poin seperti
pembentukan dewan pengawas.

Pada pekan lalu, meskipun menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, DPR
mengesahkan RUU KPK dalam rapat paripurna. Walaupun tidak ditandatangani Presiden
sekalipun, UU itu akan berlaku 30 hari ke depan.

Selain UU KPK, sorotan publik lain mengarah kepada RUU Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (RUU KUHP). Walapun pemerintah dan DPR berniat baik lantaran berkeinginan
memiliki kitab hukum asli Indonesia (KUHP sebelumnya merupakan produk kolonial),
publik menilai RUU KUHP masih jauh dari harapan. Masih banyak pasal-pasal karet yang
berpotensi mengebiri hak-hak warga negara macam pasal penghinaan presiden.

Kegelisahan mahasiswa semakin membuncah, utamanya saat tahu RUU KUHP akan
disahkan dalam Rapat Paripurna, Selasa (24/9/2019). Tagar #GejayanMemanggil (sebuah
seruan yang mengingatkan akan peristiwa bersejarah pada era reformasi 1998) pun
menggema di media sosial. Ia tak hanya masif di dunia maya, melainkan juga di dunia nyata.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Dalam upaya kesetaraan gender di Indonesia, khususnya dalam dunia politik, perlu
adanya upaya yang sinergis dan berkesinambungan, dengan melibatkan semua pihak yang
menjadi pelaku politik khususnya partai politik, organisasi kemasyarakatan dan pemerintah
melalui instansi terkait dalam penyelenggaraan pendidikan politik bagi perempuan.

Anda mungkin juga menyukai