Halaman
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi
keuangan yang digunakan oleh pemakainya untuk menghasilkan keputusan
bisnis. Tujuan informasi ini adalah memberikan petunjuk dalam memilih
tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada
aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun pemilihan dan penetapan suatu keputusan
bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari pengambil keputusan.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia
serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntasi.
Akhirnya akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, akan tetapi selalu berkembang
agar dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Audit pada saat ini menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi. Selain
pemahaman umum atas pentingnya fungsi audit, peningkatan atas keberadaan
auditor dan lembaganya juga menambah pemahaman umum terhadap audit.
Lebih lanjut lagi, tuntutan-tuntutan hukum yang biasanya dihadapi oleh auditor
dan kerugian keuangan yang terkait dengan tuntutan tersebut memunculkan
berbagai dimensi keperilakuan pada diri auditor, khususnya aspek-aspek yang
terkait dengan proses pengambilan keputusan dan aktivitas auditor dalam
mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan. Terdapat banyak hal
yang perlu dipertimbangkan sebagai data pendukung dalam pengambilan
keputusan yang mengarah pada aspek keperilakuan auditor. Hakikat dari audit
adalah proses pembuktian oleh orang independen (imparsial) terhadap suatu
asersi manajemen dengan menggunakan judment (pertimbangan) dan bukti yang
membuktikan (evindential matter). Pengauditan adalah suatu kegiatan yang
2
penting. Setiap organisasi atau perusahaan selayaknya secara suka rela
melakukan audit untuk memberikan umpan balik atas kinerja yang telah
dilakukan. Audit dilakukan oleh auditor yang jati dirinya adalah seorang
manusia. Komputer atau malahan robot sekalipun bisa saja membantu proses
pengauditan, tetapi tetap saja manusia yang menentukan dalam memberikan
pertimbangan dan pengambilan keputusan. Manusia dengan segala
keterbatasannya akan menentukan kualitas pertimbangan yang dihasilkan. Ada
faktor human being ( keinginan manusia), emosi dan subjektivitas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Hakikat Audit
2. Untuk Mengetahui Pertimbangan dan Pengambilan Keputusan pada
Pengauditan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Rational-Emotive Therapy dalam Audit
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Fenomena Kelompok dalam Audit
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Audit
Menurut Siegel dan Marconi (1989) seharusnya auditor terlepas dari iaktor-
faktor personalitas dalam melakukan audit. Personalitas akan bisa Tienyebabkan
kegagalan audit sekaligus membawa risiko yang tinggi bagi mditor. Untuk itu
risiko inheren dalam audit harus diperhitungkan iengan baik. Ada dua tipe
keperilakuan yang dihadapi oleh auditor :
4
B. Pertimbangan dan Pengambilan Keputusan dalam audit
5
b. Kemungkinan pendekatan
audit yang berbeda
c. Penekanan terhadap
keseimbagan atau aliran
transaksi
d. Identifikasi terhadap asersi
strategik
Pengembangan program audit Memilih kombinasi yang tepat dari
prosedur audit spesifik dan
menentukan ruang lingkup dan
waktu aplikasi.
Memilih dan mengevaluasi prosedur a. Prosedur tertentu untuk
review analitis diaplikasikan
b. Pengembangan ekspektasi
c. Formulasi untuk menjelaskan
fluktuasi
Mengevaluasi hasil-hasil dari pengujian Kesimpulan terhadap prosedur audit
audit spesifik dalam kaitan dengan tujuan
dan hasil yaang diperoleh
Menentukan status going concern Status going concern perusahaan 1
perusahaan tahun kedepan
Mengaplikasiakan standar audit yang a. Identifikasi terhadap standar
berterima umum dan prinsip-prinsip auditing
akuntansi b. Identifikasi terhadap arah dari
strategi audit yang
diaplikasikan
Mengaplikasiakan aturan-aturan Ada pelanggaran etik atau tidak
mengenai kode etik
6
Memilih opini audit yang tepat Apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar selama 1
perode akuntansi
7
kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan mampu bangkit kembali
dengan cepat. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dapat mengelola
emosi akan terus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri
pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri.
3) Memotivasi diri sendiri: kemampuan seseorang memotivasi diri dapat
ditelusuri melalui bagaimana caranya mengendalikan dorongan hati, derajat
kecemasan yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Dengan
kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan
cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu
yang terjadi dalam dirinya.
4) Mengenali emosi orang lain: empati atau mengenai emosi orang lain
dibangun berdasarkan.pada kesadaran diri. Jika sesorang terbuka pada emosi
diri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang
lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan
emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan
orang lain.
5) Membina hubungan dengan orang lain: seni dalam membina hubungan
dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung
keberhasilan pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan
sesorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Orang yang
tidak memiliki keterampilan ini akan dianggap angkuh, menggangu atau
tidak berperasaan terhadap orang lain.
8
diinginkan. Ini berdasarkan ide di mana seseorang mungkin lebih mudah
memecahkan suatu permasalahan dalam suasana pikiran yang tenang
dibandingkan ketika seseorang mendekati suatu permasalahan dalam kondisi
marah, cemas, atau depresi.
9
sekaligus melihat praktik-praktik terbaiknya. Beberapa tugas audit yang
membutuhkan keputusan kelompok adalah:
10
BAB III
KESIMPULAN
Audit merupakan salah satu bidang kajian akuntansi. Dalam audit tidak
hanya dibicarakan tentang teknik – teknik audit tetapi juga bagaimana auditor
mengambil kebijakan untuk menentukan suatu fakta. Sering kali, pertimbangan –
pertimbangan yang diambil oleh auditor menjadi penentu dalam memutuskan suatu
masalah, terutama dalam hal menetapkan pendapat. Untuk itu, sikap, persepsi, dan
perilaku menjadi acuan dalam pembahasan mengenai pertimbangan seorang auditor,
baik auditor internal maupun eksternal.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dr. I Wayan Suartana, S.E., Ak., M.Si. (2010). “Akuntansi Keperilakuan Teori dan
Implementasi”. Denpasar
http://kurniatynawawi.blogspot.com/2012/06/aspek-keperilakuan-dalam-audit.html
https://www.anggawipat24.com/2018/05/resume-akuntansi-perilaku-bab-10-
14.html?m=1
12