Anda di halaman 1dari 21

MODUL 7

Materi dan Pembelajaran Demokrasi


Kegiatan Belajar 1 : Hakikat Demokrasi dan Pilar-Pilar Demokrasi Konstitusional

Demokrasi dapat diterjemahkan “rakyat berkuasa” atau government or rule


of people (pemerintahan oleh rakyat). Dengan kata lain demokrasi pemerintahan yang
dijalankan oleh rakyat baik secara langsung atau tidak langsung (melalui perwakilan) setelah
adanya proses pemiliham umum secara LUBER dann JURDIL.
Menurut Alamudi (Ed, 1991) demokrasi adalah seperangkat gagasan dan prinsip
tentang kebebasan, tetapi juga menyangkut seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk
melaui sejarah panjang dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut
suatu pelembagaan dari kebebasan.
Alamudi (Ed, 1991) mengemukakan soko guru demokrasi sebagai berikut :
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan hak asasi manusia
6. Pemilihan yang bebas daan jujur
7. Persaamaan di depan hukum
8. Proses hukum yang wajar
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatism, kerja sama dan mufakat
Budiarjo mengkategorikan aliran pemikiran demokrasi itu atas dua ,yaitu demokrasi
konstitusional dan demokrasi.
Budiardjo (1988) mengidentifikasi demokrasi konstitusional sebagai suatu gagasan
pemerintahan demokratis yang kekuasaannya terbatas dan pemerintahannya tidak dibenarkan
bertindak sewenang-wenang. Demokrasi konstitusional sering juga disebut constitutional
government, limited government, atau restrained government.Lord Acton berpendapat bahwa
setiap orang yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunajan kekuasaanya,
tetapi orang yang mempunyai kekuasaan tak terbatas sudah pasti akan menyalahgunakan
kekuasaanya.
Demokrasi konstitusional menurut Immanuel Kant dan F.Julius Stahl (dalam
Budiardjo : 1988) ada 4 unsur Rechtsstaat, yakni :
1. Hak-hak Asasi Manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintahan berdasarkan praturan-peraturan
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan
Sedangkan menurut Anglo Saxon dan A. V. Dicey mengidentifikasi unsur Rule of
Law dalam demokrasi konstitusional adalah :
1. Supremasi aturan-aturan hukum (Supremacy of the Law)
2. Kedudukan yang sama di depan hukum (Equality before the Law)
3. Terjaminnya hak manusia oleh Undang-Undang
Demokrasi konstitusional yang menjunjung tinggi supremasi hukum ditafsir seolah-
olah negara hanya sebagai penjaga malam (nachtwachterstaat).Negara tidak mau ikut campur
dalam urusan lain kecuali dalam bidang ketertiban dan keamanan umum.
Budiarjo mengidentifikasi sejumlah syarat –syarat dasar untuk terselenggaranya
pemerintah yang demokratis dibawah rule of law:
1. Perlindungan konstitusional
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berserikat /berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan
Untuk membangun dan menegakkan demokrasi di Indonesia, menurt Sanusi
(1999) mengidentifikasi 10 pilar konstitusional Indonesia (The Ten Pilars of Indonesian
Constitutional Democracy) yaitu : 1) Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) hak Asasi Manusia, 3)
Kedaulatan Rakyat, 4) Kecerdasan Rakyat, 5) Pemisahan Kekuasaan Negara, 6) Otonomi
Daerah, 7) Seupremasi Hukum (Rule of Law), 8) Peradilan yang bebas, 9) Kesejahteraan
Rakyat, 10) Keadilan Sosial.
Bahmuller mengemukakan bahwa ada3 faktor yang dapat mempengaruhi penegakan
demokrasi konstitusional di suatu negara yaitu faktor ekonomi,sosialpolitik dan budaya
kewarganegaraan dan akar sejarah
Faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan dan penegakkan demokrasi
konstitusional di suatu negara meliputi ;
1. Faktor pertumbuhan ekonomi, alasanya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dapat
mencerdaskan masyarakat dan masyarakat yang cerdas merupakan salah satu kriteria suatu
masyarakat denokratis ,dan pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan proses demokrasi.
2. Faktor sosial politik
3. Faktor budaya kewarganegaraan dan akar sejarah.

Kegiatan Belajar 2 :Pembelajaran Materi Demokrasi

Pendidikan demokrasi perlu terus diupayakan dan dilaksanakan melalui proses


pembelajaran, baik melalui sekolah (schools based civic education) maupun dalam lingkungan
masyarakat (community based civic education).
Untuk mengembangkan pendidikan demokrasi di Indonesia perlu ada paradigm baru
yang lebih mengembangkan kecerdasan warga Negara (civic intelligence) dalam dimensi
spiritual, rasional, emosional, dan social ; tanggung jawab warga Negara (civic responsibility);
serta partisipasi warga Negara (civic participation) agar terbentuk warga Negara yang baik.
Veldhuis meyatakan bahwa keberhasilan demokrasi umumnya ditentukan oleh
Partisipasi masyarakat dalam proses dan dalam respon dari sistem kebutuhan yang
populer,tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah merangsang partisipasi aktif warga negara
dalam masyarakat madani dan dalam pengambilan keputusan politik. Proses pendidikan
kewarganegaraan kita harus membedakan antara aspek-aspek : pengetahuan (knowledge),
sikap dan pendapat (attitudes and opnions), keterampilan partisipasi (participatory skills).
James Macgregor menyatakan bahwa pembelajaran demokrasi mempunyai banyak
cara yang dapat ditempuh dengan mengaitkan lingkungan diluar kelas.Couto memberikan
gambaran bahwa pembelajaran demokrasi memerlukan sejumlah proses yang secara implisit
terjadi dalam peran guru maupun siswa selama proses pembelajaran dikelas yang demokratis
dengan mengaitkan persoalan-persoalan dari lingkungan sekitar.
Keberhasilan pembelajaran demokrasi sebagai suatu seni akan ditentukan oleh prinsip-
prinsip pembelajaran interaktif model John Dewey, yakni :
1. Menghormati dan penuh perhatian kepada orang lain.
2. Berpikir kreatif
3. Menghasilkan sejumlah solusi tentang masalah-masalah bersama
4. Berusaaha menerapkan solusi-solusi tersebut
Veldhuis (1998) mengemukakan kemampuan dasar sering disebut pula”minimal
package” ditentukan oleh : (1) kebutuhan individu untuk memecahkan isu-isu dan masalah
sosial dan politik mereka sedang dan akan dihadapi, (2) isu dan masalah yang telah menjadi
topik dan agenda publik.
Ada 2 faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembelajaran
demokrasi, antara lain :
1. Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung, meliputi
a. Jenis sekolah
b. Jenis pendidikan orang dewasa
c. Masyarakat tetangga
d. Kelompok kepentingan
e. Partai politik
f. Asosiasi atau perkumpulan di masyarakat
2. Karakteristik sosial, ekonomi dan budaya peserta didik, meliputi :
a. Karakteristik individu (usia dan jenis kelamin)
b. Karakteristik sosial individu, dan status sosial ekonomi (pendapatan, pekerjaan)
c. Karakteristik budaya
Langkah –langkah yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan
proses pembelajaran demokrasi,sbb:
1. Merumuskan tujuan
2. Menyajikan kata-kata (istilah)yang perli diketahui
3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari
4. Memecahkan masalah
5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai
MODUL 8
Memahami Materi dan Mampu Membelajarkan Hukum dan Penegakan
Hukum
Kegiatan Belajar 1 : Hukum dan Penegakan Hukum

Norma agama bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang beriman.


Menurut Sudikno Merto kusumo yang dimaksud dengan kaidah kepercayaan atau agama
ditujukan kepada kehidupan beriman.Selanjutnya Kelsen menyatakan bahwa norma
keagamaan mengancam sipelanggar dengan hukuman oleh otoritas Tuhan.
Norma kesusilaan bertujuan agar manusia hidup berahlak atau mempunyai hati nurani
bersih. Sumber dari norma kesusilaan adalah hati sanubari manusia itu sendiri.
Norma kesopanan bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan
menyenangkan.Menurut Kensel norma kesopanan merupakan peraturan hidup yang timbul
dari pergaulan segolongan manusia.
Norma adat merupakan sekumpulan peraturan hidup yang tumbuh dan berkembang
pada suatu masyarakat dan ditaati serta dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan
karena dirasakan sebagai suatu kewajiban
Norma hukum menurut Soerjono Soekanto yaitu bertujuan untuk mencapai
kedamaian dalam pergaulan hidup antar manusia.Kedamain tersebut akan tercapai dengan
menciptakan suatu keserasian (yang bersifat lahiriah) dengan ketentraman (yang bersifat
batiniah).Menurut Kelsen ,hukum adalah suatu tata yang bersifat memaksa .Suatu tata sosial
yang berusaha menimbulkan perilaku para individu sesuai dengan yang diharapkan melalui
perundangan tindakan-tindakan paksaan.
Menurut Achmad Sanusi,hukum dapat digolongkan,hal2 berikut:
1. Sumber-sumber dan bentuk sumber keberlakuanya
2. Kepentingan yuang diatur atau dilindunginya
3. Hubungan aturan-aturan hukum itu satu sama lain.
4. Pertalianya dengan hubungan-hubungan hukum.
5. Hal kerjanya berikut pelaksanaan sanksinya.
Ditinjau dari sumbernya, hukum digolongkan dan diklarifikasikan menjadi : 1)
Hukum undang-undang, 2) Hukum persetujuan, 3) Hukum traktat peranjian antar Negara, 4)
Hukum kebiasaan dan hukum adat, 5) Hukum yurisprudensi.
Ditinjau dari bentuknya, hukum dapat dibedaakan lebih lanjut dalam :1) hukum
tertulis (meliputi hukum undang-undang,hukum perjanjian,hukum trakat)dan 2) hukum tidak
tertulis(meliputi hukum kebiasaan dan hukum adat).
Ditinjau dari sudut kepentingan diaturnya, hukum dapat digolongkan ke dalam
hukum privat dan hukum public.Hukum privat adalah hukum yang mengatur kepentingan
orang perseorangan dan juga kepentingan negara dalam kedudukanya bukan sebagai
penguasa.Hukum publik adalah hukum yang mengatur /melindungi kepentingan negara
sebagai penguasa
I. Hukum Privat:
a. Hukum perdata
b. Hukum Dagang
c. Hukum privat internasional
II Hukum Publik:
a. Hukum tata negara
b. Hukum tata usaha negara
c. Hukuim antarnegara
d. Hukum Pidana
e. Hukum Acara Pidana
f. Hukum Acara Perdata
g. Hukum (Acara) Pengadilan tata usaha negara

Dilihat dari hubungan antara aturan-aturan hukum satu sama lain, dapat
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu (1) hukum seragam dan (2) hukum beraneka
ragam.Cabang-cabang dari hukum inim antara lain:Hukum antar waktu,Hukum antar
tempat,Hukum antar golongan,Hukum Antar agama,Hukum privat internasional
Penggolongan hukum selanjutnya adalah penggolongan hukum formal dan
material.Hukum formal sering dipersamakan dengan hukum acara,yakni yang mengatur
tentang tata cara bagaimanakaidah-kaidah hukum (materiel)dipertahankan /
dilaksanakan,Hukm materiel ialah ketentuan hukum yang mengatur wujud dari hubungan-
hubungan hukum itu sendiri.
Sedangkan tinjauan dasar dalam suatu cabang hukum diutamakan tentang keharusan/
larangan dan tentang sanksinya maka dapat dibedakan
a) Hukum kaidah (normenrecht)
yaitu ketentuan-ketentuan hukum ,baik publik maupun privat,dimana dinyatakan ada
perintah/larangan/perkenaan tentang sesuatu.
(b) Hukum sanksi (sanctienrecht)
Yaitu ketentuan hukum yang menetapkan apakah hukuman yang dapat dikenakan kepada
seseorang yang melanggar kaidah-kaidah undang/kaidah hukum lain.
Konsep-konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum meliputi norma, sanksi,
delik (tindak pidana), kewajiban dan hak hukum, dan tanggung jawab.Berkenaan dengan
hukum pidana,terdapat 2 jenis hukuman,yaitu hukuman pokok dan hukuman
tammbahan.Pasal KUHP menyebutkan hukuman-hukuman itu adalah sbb:
1. Hukuman-hukuman pokok:Hukuman mati,penjara,kurungan,denda.
2. Hukuman-hukuman tambahan:
a. Pencabutan dari hak-hak tertentu
b. Penitaan dari benda-benda tertentu
c. Pengumuman dari putusan hakim.
Pasal 362 KUHP
“Barang siapa mengambil sesuatu benda yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain ,dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara hukum karena salah telah
melakukan pencurian ,dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 5 tahun atau
dengan denda setinggi-tingginya sembilan ratus rupiah”
Pasal 1365 KUH Perdata
“Tiap perbuatan melanggar hukum ,yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,mengganti kerugian
tersebut”
Dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, dikenal beberapa macam jenis delik
(Lamintang;1984), antara lain :
1) Delik formal,
2) Delik material,
3) Delik komisi,
4) Delik omisi,
5) Delik kesengajaan,
6) Delik kelalaian,
7) Delik aduan,
8) Delik biasa,
9) Delik biasa,
10) Delik khusus.
Kewajiban hukum bukan sesuatu yang terpisah dari norma hukum. Perbuatan yang
berlawanan dengan perbuatan yang merupakan kondisi dari sanksi (delik) adalah kewajiban
untuk menghindari delik adalah kewajiban untuk mematuhi norma hukum. Konsep yang
berhubungan dengan konsep kewajiban hukum adalah tanggung jawab hukum.
Dalam teori tradisional dibedakan 2 jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab absolut, yaitu menghubungkan sanksi dengan perbuatan tanpa
memperhitungkan antara keadaan jiwa si pelaku dengan akibat dari perbuatannya.
2. Tanggung jawab atas dasar kesalahan., yaitu tanggung jawab hukum atas suatu sanksi dari
suatu perbuatan melawan hukum dengan menghubungkan antara jiwa si pelaku dengan
akibat dari perbuatannya.
Orang lazim membuat perbedaan di antara 2 macam hak, yaitu (1) just in rem, yaitu
hak atas suatu barang, dan (2) just in personal, yaitu hak untuk menuntut seseorang agar
berbuat menurut suatu cara tertentu, yakni hak atas perbuatan seseorang lainnya.
Berkenaan dengan hak dan kewajiban tersebut diatas ,lazim dibedakan 2 karakter yang
berbeda ,yaitu
1. hak dan kewajiban mutlak disatu pihak,yaitu kewajiban yang dimiliki seseorang terhadap
sejumlah individu tak terbatas atay terhadap semua individu lainya.
2. hak dan kewajiban relatif dipihak lainya,yaitu kewajiban yang dimiliki seseorang relatif
terhadap seseorang terhadap seseorang individu yang ditunjuk.
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya, maka dibentuk lembaga penegakan
hukum (law enforces) antara lain Kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidk;
Kejaksaan; yang fungsi utamanya sebagai lembaga penuntut; Kehakiman yang berfungsi
sebagai lembaga pemutus/pengadilan; Lembaga Penasihat atau bantuan hukum.
Dalam upaya penegakan hukum dan keadilan serta kebenaran, hakim dberi kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya hakim tidak boleh dipengaruhi oleh
kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara.
Penyelesaian perbuatan yang melawan hukum, dapat dilakukan dalam berbagai badan
peradilan sesuai dengan masalah dan pelakunya. Dalam Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang No.
14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman ditegaskanbahwa kekuasaan
kehakiman dilaksanakan oleh badan pengadilan dalam 4 lingkungan, yaitu 1) Peradilan
Umum, 2) Peradilan Agama, 3) Peradilan Militer, 4) Peradilan Tata Usaha Negara.
1) Peradilan Agama
Diatur dalam Undang Undang No 7 th 1989,peradilan agama bertugas dan berwenang
memeriksa perkara di tingkat pertama antara orang –orang beragama islam di bidang
a) perkawinan,
b) kewarisan,wasiat,dan hibah,
c) wakaf dan sedekah
2) Peradilan militer
Menurut Undang-Undang darurat No.16/1950 adalah bertugas memeriksa perkara Pidana
terhadap kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh:
a. orang yang pada waktu itu adalah anggota Angkatan Perang RI
b. Seorang yang pada waktu itu adalah orang yang oleh presiden dengan perturan
pemerintahditetapkan sama dengan Angkatan Perang RI
c. seseorang yang pada waktu itu adalah anggota suatu golongan yang
dipersamakan/dianggap sebagai angkatan perang RI oleh /berdasarkan Undang - undang
d. Orang yang tidak termasuk golongan diatas tetapi atas keterangan Menteri
Kehakiman harus diadili oleh Pengadilan dalam lingkungan peradilan Militer
3) Peradilan Tata usaha negara
Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-undang no 5 tahun 1986 disebitkan bahwa Tata usaha
negara adalah administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan baik dipusat maupun di daerah.
Peradilan Tata usaha negara bertugas untuk mengadili perkara atas perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh pegawai tata usaha negara.
4) Peradilan Umum
Saat ini peradilan umum diatur dalam Undang-undang No.2 tahun 1986.yang dituangkan
dalam Lembaran Negara Nomor 30 tahun 1986.Adapun tugas peradilan umum adalah
mengadili perkara sipil mengenai penyimpangan-penyimpangan dari aturan hukum
Perdata Material dan hukum Pidana Materiil. Untuk mengatasi perkara yang termasuk
wewenang Peradilan umum ,digunakan beberapa tingkat atau badan pengadilan yaitu:
a. Pengadilan negeri
Pengadilan negeri dikenal dengan istilah pengadilan tingkat pertama yang
Wewenangnya meliputi 1 daerah Kabupaten/kota. Untuk memperlancar proses
pengadilan, dipengadilan negeri terdapat beberapa unsur yaitu: Pimpinan, Hakim
anggota, Panitera, sekertaris, juru sita.
Fungsi Pengadilan negeri adalah memeriksa dan memutuskan serta
menyelesaikan perkara dalam tingkat pertama dari segala perkara perdata
dan pidana sipil untuk semua golongan penduduk.
b. Pengadilan tinggi
Putusan hakim Pengadilan negeri yang dianggap oleh satu pihak belum memenuhi rasa
keadilan dan kebenaran dapat diajukan banding.proses banding tersebut ditangani oleh
Pengadilan tinggi yang berkedudukan disetiap ibu kota provinsi.Dengan demikian
pengadilan tinggi adalah pengadilan banding yang mengadili lagi pada tingkat kedua.
Menurut Undang-undang No. 2 btahun 1986, tugas dan wewenang Pengadilan
tinggi adalah:
1. Memeriksa,memutus,dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat
banding
2. Mengadili ditingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan merndadili antar
pengadilan negeri di daerah hukumnya.
Pengadilan tinggi mempunyai susunan: Pimpinan, hakim anggota, Panitera,
sekertaris.
c. Pengadilan tingkat kasasi
Mahkamah agung bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan :
1. Permohonan kasasi
2. Sengketa tentang kewenangan mengadili.
3. Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap
Dalam kaitanya dengan pengujian terhadap produk hukum, mahkamah agung
mempunyai wewenang:
1) untuk menguji secara materi hanya terhadap peraturan perundang-undangan dibawah
undang-undang
2) untuk menyatakan tidak sahnya peraturan perundang-undangan dari tingkat yang
lebih rendah dari undang-undang atas alasan bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
d. Penasihat hukum
Yang dimaksud penasehat hukum menurut KUHP adalah orang yang memenuhi syarat
yang ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum.
Dalam pelaksanakan bantuan hukum ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh semua pihak,yaitu:
1. Penegak hukum yang memeriksa tersangka,terdakwa wajib memberi ksempatan
kepada terdakwa untuk memperoleh bantuan hukun
2. bantuan hukum tersebut merupakan usaha untuk membela diri
3. tersangka/terdakwa berhak dan bebas untuk memilih sendiri penasehat hukumnya

Kegiatan Belajar 2 : Pembelajaran Materi Hukum dan Penegakan Hukum

Pendidikan hukum merupakan upaya penanaman kesadaran akan norma tingkah laku
dalam masyarakat, dipandang sangat strategis untuk diberikan kepada seluruh jenis dan jenajng
pendidikan sekolah.
Tujuan utama dari pendidikan hukum seperti dikemukakan Bank (1977: 258-258)
adalah untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan untuk memproleh hak-hak hukumnya secara maksimum dalam masyarakat. Di
samping itu, setiap warga Negara memikul tanggung jawab atas terciptanya sistem hukum yang
bekerja secara efektif dan adil. Seperti dikutip oleh Bank pendidikan hukum memuat tujuan-
tujuan sebagai berikut:Sebagai hasil pendidikan hukum ,siswa diharapkan dapat
mengembangkan pemahaman tentang hak-hak dan tanggung jawab nya yang ditegaskan dalam
konstitusi:
1. Memahami tuntutan masyarakat akan peraturan dan hukum, sumber hukum, perubahan
hukum, sanksi hukum.
2. Memahami berbagai aspek hukum sipil yang mempengaruhi kehidupan –hukum perkawinan
dan perceraian,perjanjian/kontrak,asuransu,kesejahteraan sosial,pajak dan lembaga bantuan
hukum.
3. Memahami sistem peradilan,struktur organisasi dan fungsi lembaga penegak hukum.
4. Mengembangkan pengetahuan dan sikapnya berkenaan dengan hukim dan sistem peradilan
pidana jadi mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi dalamsistem hukum masyarakat
kontenporer
Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and
Government (1997) mengembangkan bahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan
hukum, antara lain :
(1) fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum, (2) kedudukan hukum dalam sistem
pemerintahan konstitusional, (3) perlindungan hukum terhadap hak-hak individu, (4) kriteria
untuk mengevaluasi peraturan dan hukum, (5) hak warga Negara, (6) tanggung jawab warga
Negara.
Hal lain yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
1) Tingkat kesulitan
Berkenaan dengan beban belajar (learning task)
2) Tingkat kemampuan berfikir
Berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa.
Taksonomi Bloom (1956),Rooijakkers (1989:112) menyusun tingkat kemampuan berfikir
sebagai berikut:
Taraf Nama taraf berfikir Macam kerja pikir yang dibelajarkan
5 Evaluasi Berfikir kreatif/berfikirmemecahkan masalah
4 Analisis dan sintesis Berfikir menguraikan dan menggabungkan
3 Aplikasi Berfikir menerapkan
2 Komprehensif./pemahaman Berfikir dalam konsep dan belajar pengertian
1 pengetahuan Belajar reseptif/menerima
Erat kaitanya dengan pembelajaran hukum adalah Tingkat penalaran moral. Atas dasar
karya Piaget dalam penelitianya tentang perkembangan moral.Kohlberg mengembangkan
teori perkembangan moral kognitif.Dari hasil penelitian yang menggunakan dilema moral
hipotetik,Kohlberg menyusun tingkat perkembangan moral ke dalam 6 tingkatan sbb:
Taraf Tingkat perkembangan moral
Prakonvensional 1.orientasi hukuman dan kepatuhan .konsep tentang baik buruk
ditentukan oleh konsekuensi fisik tanpa memperhatikan
makna atau nilai dari konsekuensi ini bagi individu
2.Orientasi instrumental .konsep tentang baik lebih ditentukan
oleh kepuasan diri
Konvensional 1.Orientasi keselarasan antarpersonal,apa yang
menyenangkan/membantu orang lain adalah baik
2.orientasi terhadap peraturan hukum dan ketertiban
,memelihara ketertiban sosial,menghormati kekuasaandan
melaksanakan kewajiban sendiri adalah baik.
Pasca 1.Orientasi legalistik kontrak sosial.apa yang benar ditentukan
konvensional oleh nilai-nilai yang disepakati oleh masyarakat,termasuk hak-
hak individu dan aturan konsensus.
2.Orientasi terhadap prinsip-prinsip etika universal,yang benar
merupakan masalah nurani sesuai dengan prinsip pilihan
sendiri yang dipandang logis,ajeg.universal.
MODUL 7

MATERI DAN PEMBELAJARAN DEMOKRASI

Kegiatan Belajar 1

Hakikat Demokrasi dan Pilar-pilar Demokrasi Konstitusional

Secara etimologis, demokrasi berasal dari kata yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos atau
kratein” berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diterjemahkan “rakyat berkuasa” atau
government or rule by the people ( pemerintahan oleh rakyat).

Demokrasi dapat juga berarti seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga
mencangkup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering
berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut sebagai suatu pelembagaan dari kebebasan. Mengapa
demokrasi karena demokrasi sebagai dasar sistem pemerintahan konstitusional sudah teruji oleh
zaman yang menunjunjung tinggi kebebasan, hak asasi manusia, persamaan di depan hukum yang
harus dimilki setiap individu dan masyarakat.

Demokrasi konnstitusional adalah suatu gagasan pemerintah demokratis yang kekuasaannya terbatas
dan pemerintahnya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang. Ketentuan dan peraturan hukum
yang membatasinya kekuasaan pemerintah ini ada dalam konstitusi sehingga demokrasi
konstitusional sering disebut “pemerintahan berdasarkan konstitusi”.

Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan hukum (Rule of Law).
Sejumlah syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis dibawah Rule of
Law, sebagai berikut :

1. Perlindungan konstitusional.

2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

3. Pemilihan umum yang bebas.

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.

5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.

6. Pendidikan kewarganegaraan.

Untuk membangun dan menegakkann demokrasi di Indonesia diperlukan pilar-pilar demokrasi


konstitusional berdasarkan filsafat bangsa pancasila dan konstitusi Negara RI UUD 1945 ialah
demokrasi berdasarkan.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Hak Asasi Manusia.

3. Kedaulatan Rakyat..
4. Kecerdasan Rakyat.

5. Pemisahan Kekuasaan Negara.

6. Otonomi Daerah.

7. Supremasi Hukum (Rule of Law).

8. Peradilan Bebas.

9. Kesejahteraan Rakyat.

10. Keadilan Sosial.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan dan penegakan Demokrasi konstitusional


disuatu negara meliputi faktor pertumbuhan ekonomi, faktor sosial politik, dan faktor budaya
kewarganegaraan dan akar sejarah.

Kegiatan Belajar 2

Pembelajaran materi Demokrasi

Pendidikan demokrasi perlu diupayakan dan dilaksanakan melalui proses pembelajaran, baik melalui
sekolah (schools-based civic education).

Untuk mengembangkan pendidikan demokrasi di Indonesia, maka perlu adanya paradigma baru yang
lebih mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence) dalam dimensi spritual, rasional,
emosional,, dan sosial; tanggung jawab warga negara (civic responsibility); serta partisipasi warga
negara (civic participation) agar terbentuknya warga negara Indonesia yang baik.

Proses pendidikan kewarganegaraann kita harus membedakan antara aspek-aspek: pengetahuan


(knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions), keterampilan intelektual (intellectual
skills), dan keterampilan partisipasi (participatory skills).

Untuk mengadakan suatu proses pembelajaran, terlebih dahulu ada sejumlah kemampuan dasar (core
competencies) untuk setiap dimensi atau aspek-aspek diatas, seperti: (1) kebutuhan individu untuk
memecahkan isu-isu dan masalah-masalah sosial dan politik yang mereka sedang dan akan dihadapi;
dan (2) isu-isu dan masalah-masalah yang telah menjadi topik dan agenda publik.

Ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembelajaran demokrasi,

1. Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung.

2. Karekteristik sosial, ekonomi, dan budaya peserta didik.


Langkah-langkah yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan proses pembelajaran
demokrasi, adalah :

1. Merumuskan tujuan.

2. Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui.

3. Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari.

4. Memecahkan masalah.

5. Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai.


MODUL 8

MEMAHAMI MATERI DAN MAMPU MEMBELAJARKAN HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM

Kegiatan belajar 1

HUKUM DAN PENEGAK HUKUM

Sebagai makluk pribadi mempunyai sifat, watak, kehendak, dan kepentingannya masing-masing.
kehendak dan kepentingan setiap individu mungkin sejalan atau mungkin berbeda bahkan
bertentangan dengan kehendak dan kepentingan individu lainnya.

Bertentangan kepentingan antar individu ini mengakibatkan terganggunya pemenuhan kepentingan


para individu itu sendiri. Kebutuhan inilah yang menjadi cikal-bakal terbentuknya tata kehidupan
bersama yang di kenal dengan tata kehidupan bermasyarakat. Pergaulan kehidupan manusia dalam
masyarakat di atur oleh berbagai macam kaedah atau norma, yang hakikatnya bertujuan untuk
menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan tenteram, di dalam pergaulan hidup tersebut
manusia mendapat pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidup, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan-kebutuhan bersifat sekunder atau tersier.

Pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini menghasilkan nilai-nilai


fositif maupun negatif sehingga manusia mempunyai konsepsi-konsepsi abtrak mengenai apa yang
baik dan harus di anut ,dan apa yang buruk dan harus di hindari. Sistem nilai tersebut sangat
perpengaruh terhadap pola-pola pikiran manusia ,yang merupakan suatu pedoman mental baginya.
Pola-pola pikiran manusia mempengaruhi sikapnya atau kecendrungan untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu terhadap manusia, benda maupun keadaan-keadaan .

sikap-sikap manusia ini selanjutnya membentuk kaedah-kaedah oleh karena manusia cendrung untuk
hidup teratur dan manusia-manusia adalah berbeda-beda , oleh sebab itu di perlukan patokan-
patokan yang berupa kaedah-kaedah .dengan demikian dapat di katakana bahwa kaedah atau norma
merupakan faktor-faktor atau pedoman-pedoman prihal tingkah laku yang di harapkan.di dalam
kehidupan manusia sehari-hari,terhadap bagai macam kaedah atau norma yang mengatur peri
kehidupannya.berkenaan dengan kaedah-kaedah atau norma tersebut ,kita mengenal berbagai
kaedahatau norma yang meliputi norma agama ,norma kesusilaan, norma kesopanan ,normaadat,dan
norma hukum.Hukum adalah suatu organisasi paksaan. sebab hukum melekatkan kondisi-
kondisitertentu terhadap pengunaan paksaan di dalam hubungan-hubungan antara
manusia,pengesahan pengunaan paksaan hanya oleh individu-individu tertentu dan hanya dibawah
kondisi-kondisi tertentu.hukum menyebabkan pengunaan paksaan sebagaimonopoli masarakat .

sunguh karena monopoli pengunaan tindakan paksaan bahwahokum menciptakan ketentraman


masarakat.pedamayan adalah suatu kondisi dimanatidak dapat pengunaan paksaan menurut
pengertian ini, hukum hanya memberikan perdamayan relatif ,bukan absolute,dimana hukum
mencabut hak para individu untuk mengunakan paksaan tetapi mencadangkan nya kepada masarakat
.perdamayan hukumbukan suatu kondisi dari ketidaan paksa mutlak ,suatu keadaan anarkis
;perdamayan hukum adalah suatu kondisi monopoli paksaan ,suatu monopoli paksaan
olehmasarakat.di tinjau dari sumber-sumbernya ,hukum hukum dapat kita golongkankedalam
klasifikasi berikut.

1. hukum undang-undang.

2. hukum persetujuan.

3. hukumtraktat(perjanjian antar Negara).

4. hukum kebiasaan dan hukum adat.

5. hukum yurifrudensi.

Di tinjau dari bentuknya hukum dapat di bedakan lebih lanjut kedalam berikut ini.

1. hukum tertulis.

2. hukum tidak tertulis.

Di tinjau dari sudut kepentingan yang di aturnya, hukum dapat di golongkan ke dalam hukum privat
dan hukum publik, hukum seragam, hukum beraneka ragam, hukum beraneka ragam di maksudkan
sebagai hukum antar tata hukum. Hukum beraneka ragam antara lain berikut ini.

1. hukum antar waktu

2. hukum antar tempat

3. hukum antargolongan

4. hukum antaragama

5. hukum privatinternasional .

Pergolongan hukum berikutnya adalah pergolongan ataranya hukum formal dengan hukum metrial.
Hukum formal sering di samakan dengan hokum acara ,yakni hukumyang mengatur tentang tata cara
bagaimana kaida-kaidah hukum (metrial) di pertahankan atau di laksanakan yang di maksud dengan
hukum metrial ialah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur wujud dari hubungan-hubungan
hukum itu sendiri dengan kata lain hukum metrial adalah hukum yang mengatur tentang isi dari
hubungan-hubungan hukum. atas dasar tinjauan apa dalam suatu cabang hukum diutamakan tentang
keharusan/larangan atau kah tentang sangsinya maka kita dapat membedakan;

1. hukum kaidah(normenrecht)

2. hukum sangsi(sanctienrecht)

Konsep-konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum ,yang meliputi norma, saksi, delik
(tindakan pidana), kewajiban hukum, tanggung jawab hukum, dan hak hukum, norma prilaku yang di
atur dalam peraturan hukum memuat keharusan-keharusan (gobod) dan atau larangan-larangan
(Verbod).

Sanksi merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dianggap merugikan masyarakatdan yang harus
dihindarkan. Sanksi diberikan oleh tata hukum dengan maksud untuk menimbulkan perbuatan
tertentu yang dianggap dikehendaki oleh pembuat undang-undang. Sanksi merupakan tindakan
memaksa untuk menjamin perbuatan manusiayang dikehendak oleh peraturan hukum. Pada hukum
pidana kita kenal sanksi pidana. Berkenaan dengan hukuman pidana, terdapat dua jenis hukuman,
yaitu hukuman pokok dan hukuman tambahan. Pasal 10 KUHP menyebutkan “Hukuman-hukuman itu
adalah berikut ini.

1. Hukuman-hukuman pokok

· Hukuman mati.

· Hukuman penjara.

· Hukuman kurungan.

· Hukuman denda.

2. Hukuman-hukuman tambahan

· Pencabutan dari hak-hak tertentu

· Penyitaan dari benda-benda tertentu

· Pengumuman dari putusan hakim.

Untuk memahami lebih lanjut tentang norma dan sanksi, perhatikanlah kutipan pasal-pasal dari
peraturan hukum berikut. Pasal/ 362 KUHP “Barang siapa mengambil sesuatu benda yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaanorang lain, dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara
melawan hukum karena salah telah melakukan pencurian,dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya 5 tahun atau dengan. Pasal 1365 KUHP Perdata “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang
membawa kerugian kepada seorang lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugiantersebut.”Konsep hukum berikutnya adalah “delik”. Dalam hukum
pidana istilah delik atau “strafbaar feit” lazim diterjemahkan sebagai tindak pidana, yaitu suatu
perbuatan yang bersifat melawan hukum (wederrechtelijk atau onrechtmatige). Dalam hukum
perdata istilah delik tidak lazim digunakan. Untuk menyebut seseorang melakukan delik, biasanya
digunakan istilah seseorang telah melakukan wanprestasi. Namun demikian. Delik-baik dalam
lapangan hukum pidanamaupun hukum perdata, dapat didivinisikan sebagai perbuatan seseorang
terhadap siapa sanksi sebagai konsekuensi dari perbuatannya itu diancamkan. fakta tentang delik
bukan hanya terletak pada suatu perbuatan tertentu saja, melainkanjuga pada akibat-akibat dari
perbuatan tersebut. Di dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, dikenal beberapa macam jenis delik
(Lamintang, 1984), antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.

a. Delik formalDelik yang dianggap telah sepenuhnya terlaksana dengan dilakukannya suatu
perbuatanyang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang. Contohnya, Pasal209,
210, 242, 362 KUHP.

b. Delik material Delik yang dianggap telah sepenuhnya terlaksana dengan di timbulkannya
akibatyang dilarang dan diancam dengan hukuman olehundang-undang. Contohnya, Pasal 149, 187,
338, 378 KUHP.

c. Delik komisiDelik yang berupa pelanggaran terhadap larangan (verbod) menurut undang-
undang, yang terjadi karena melakukan suatu. Contohnya, Pasal212,263, 285, 362 KUHP.
d. Delik omisi Delik yang berupa pelanggaran terhadap keharusan (gebod) menurutundang-undang,
yang terjadi karena dilalaikannya suatu perbuatan yangdiharuskan. Contohnya, Pasal 217, 218, 224,
397 angka 4 KUHP.

e. Delik kesengajaanDelik yang mengandung unsur kesengajaan. Contohnya, Pasal 338KUHP.

f. Delik kelalaian delik yang mengandung unsur kelalaian. Contoh Pasal 359 KUHP.

g. Delik aduan Delik yang hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan dari orang yang
dirugikan.Contoh Pasal 72 – 75, 284 ayat (2), 287 ayat (2) KUHP.

h. Delik biasaDelik yang dapat dituntut tanpa diperlukan adanya suatu pengaduan.Contoh Pasal
362, 338 KUHP.

i. Delik umumDelik yang dapat dilakukan oleh setiap orang.

j. Delik khususDelik yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.

Hal-hal yang berkaitan erat dengan konsep delik ialah konsep kewajiban hukum. Konsepkewajiban
hukum merupakan pasangan dari konsep norma hukum. Konsep kewajibanhukum menunjuk hanya
kepada individu terhadap siapa sanksi ditujukan dalam hal diamelakukan delik. Menurut hukum dia
diwajibkan menghindari delik jika delik ituberupa tindakan positif maka dia.diwajibkan untuk tidak
melakukan tindakan tersebutjika delik itu berupa kelainan untuk melakukan suatu tindakan
tertentu (delik omisi) maka diwajibkan untuk melakukan tindakan tersebut. dengan demikian,
kewajiban hukum adalah kewajiban untuk menghindari delik adalah kewajiban sisubjek untuk “untuk
mengetaui`norma hukum.

satu konsep yang di hubungkan dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tangung jawab
hukum, berati dibertangung jawab atas suatu saksi dalam hal melakukan suatu perbuatan yang
bertentangan. Perlu untuk membedakan istilah kewajiban hukum dari tanggung jawab hukum tatkala
sanksi tidak atau tidak hanya ditujukan kepada pelaku delik langsung, melainkan juga kepada para
individu lain yang menurut hukum mempunyai hubungan dengan pelaku langsung. Dalam hukum
masyarakat beradab, individu yang diwajibkan kepada perbuatan tertentu, dalam keadaan normal
adalah juga orang yang bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. Biasanya orang bertanggung
jawab hanya terhadap perbuatannya sendiri, bertanggung jawab terhadap delik yang dilakukannya
sendiri.

Tetapi ada kasus-kasus kekecualian di mana seseorang menjadi bertanggung jawab terhadap
perbuatan yang merupakan kewajiban dari seseorang lainnya, menjadi bertanggung jawab terhadap
suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung jawab dan juga kewajiban menunjuk kepada
delik itu juga, tetapi kewajiban selalu menunjuk kepada delik dari pelaku itu sendiri, sementara
tanggung jawab seseorang dapat menunjuk kepada suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Norma
hukum mengandung kewajiban dan tanggung jawab.

Norma hukum mengandung arti kewajiban dalam hubungan dengan orang yang berpotensi sebagai
pelaku delik; pelaku delik, tetapi juga terhadap individu-individu lainnya yang mempunyai suatu
hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan si pelaku delik. Pelaku delik adalah seseorang
yang perbuatannya karena telah ditentukan oleh tata hukum, merupakan kondisi dari suatu sanksi
yang ditujukan terhadapnya atau terhadap individu lainnya yang mempunyai suatu hubungan yang
ditentukan menurut hukum dengan pelaku delik Subjek. Konsep kewajiban biasanya dibedakan dari
konsep hak , kita hanya berkepentingan dengan istilah hak hukum. Orang lazim membuat perbedaan
antara 2 hak macam hak yaitu:

1. jus is rem,yaitu hak atau suatu barang.

2. jus is personam, yaitu hak untuk menuntut seorang untuk menurut sesuatu cara tertentu yakni
hak atas perbuatan seorang lainya.

Jika hak itu adalah hukum maka hak tersebut harus merupaka hak atas perbuatanseseorang lainnya
,atas perbuatan yang menurut hukum merupakan kewajiban dariseorang lainnya .hak hukum
masarakat kan kewajiban dari seseorang lainnya .kewajibanini adalah dengan sendirinya tatkala kita
berbicara tentang suatu hak atas perbuatan diriseseorang lainya.Keberadaan atau ketidak hak
masarakat suatu norma umum yang mengatur perbuatanmanusia.oleh sebap itu jika ada suatu
pernyataan tentang hak hukum maka suatuperaturan hukum harus di saratkan .tidak tidak mungkin
ada hak hukum sebelum ada hukum itu sendiri. selama suatu hak tidak“dijamin“oleh peraturan hukum
maka hak itubelum merupakan hak hukum Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh
jaminan dan peraturan hukum.

Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak tersebut. Berkenaan dengan hak
dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan kewajiban
mutlak di satu pihak dan hak dan kewajibanrelatif di pihak lainnya. Kewajiban relative adaah
kewajiban yang dimiliki seseorangrelatif terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara
kewajiban mutlak adalahkewajiban yang dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau
terhadapsemua individu lainya. Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya makadibentuk
lembaga Penegakan hukum (law enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai
lembaga penyidik; Kejaksaan, yang sebagai lembaga penuntut;Kehakiman, yang berfunsi sebagai
lembaga pemutus/pengadilan, dan lembagaPenasihat atau bantuan hukum.

1. KEPOLISIAN

Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memeliharakeamanan di dalam
negeri. Dalam kaitannya dengan hukum hususnya Hukum acaraPidana, Kepolisian negara bertindak
sebagai penyelidik dan penyidik.Menurut Pasal 4UU nomor 8 tahun 198 tentang undang-undang
Hukum Acara Pidana (KUHP),

Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. Penyelidik mempunyai wewenang.

a) menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak Pidana.

b) mencari keterangan dan barang bukti.

c) menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal
diri.

d) mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:

a. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.

b. pemeriksaan dan penyitaan surat.


c. mengambil sidikjari dan memotret seseorang.

d. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.

Hukum itu sendiri selama suatu hak tidak “dijamin“ oleh peraturan hukum maka hak itu belum
merupakan hak hukum. Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh jaminan dan peraturan
hukum. Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak tersebut. Berkenaan
dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan
kewajiban mutlak di satu pihak dan hak dan kewajiban relatif di pihak lainnya. Kewajiban relative
adaah kewajiban yang dimiliki seseorang relatif terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara
kewajiban mutlak adalahkewajiban yang dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau
terhadap semua individu lainya. Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya makadi bentuk
lembaga Penegakan hukum (law enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai
lembaga penyidik; Kejaksaan, yang sebagai lembaga penuntut; Kehakiman, yang berfunsi sebagai
lembaga pemutus/pengadilan, dan lembaga Penasihat atau bantuan hukum.

Setelah itu, penyelidik berwewenang membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
tindakan tersebut di atas kepada penyidik. Selain penyelidik, polisi bertindak pula sebagai penyidik.
Menurut Pasal6 UU No. 8/1981 yang bertindak sebagai penyidik, yaitu:

a. pejabat Polisi negara Republik Indonesia

b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

2. KEJAKSAAN

Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap. Jadi, Kejaksaan
adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka Jaksa (penuntut umum) berwewenang, antara lain untuk;

a. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan

b. membuat surat dakwaan.

c. melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri sesual dengan peraturan yang berlaku.

d. menuntut pelaku perbuatan melanggar hukum (tersangka) dengan hukuman tertentu.

e. melaksanakan penetapan hakim, dan lain-lain.

Khusus dalam bidang Pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang untuk :

a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana.

b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan

c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat (yaitu keputusan yang
dikeluarkan oleh menteri kehakiman)

d. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaantambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
3. KEHAKIMAN

Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.Sedangkan Hakim
adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Menurut Pasal 1 UU nomor 8/1981 mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa, dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang
pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang tersebut. dalam Pasal 5
UU Nomor 14 Tahun 1970 di tegaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak
membeda-bedakan orang. Demikian pula dalam Pasal 1disebutkan bahwa . Kekuasaan kehakiman
adalah kekuasaan Negara yang merdekauntuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkanPancasila, demi terselenggaranya negara Hukum RI,Dalam Pasal 10 ayat 1
Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa
kekuasaan kehakiman dilaksanakan olehbadan pengadilan dalam 4 lingkungan, yaitu:

a. Peradilan Umum

b. Peradilan Agama

c. Peradilan Milker

d. Peradilan Tata Usaha Negara.

Keempat lingkungan peradilan tersebut, masing-masing mempunyai lingkungan wewenang


mengadili tertentu dan meliputi badan peradilan secara bertingkat. Peradilan militer, peradilan
Agama, dan peradilan Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus karena mengadili perkara-
perkara tertentu atau mengadili golongan rakyat tertentu. Sedangkan peradilan umum merupakan
peradilan bagi rakyat pada umumnya baik mengenai perkara Perdata maupun perkara Pidana.

Kegiatan belajar 2

Pembelajaran Materi Hukum dan Penegakan Hukum

Oleh sebab itu, pendidikan hukum sebagai salah satu bentuk upaya penanaman kesadaran akan
norma tingkah laku dalam masyarakat, dipandang sangat strategis untuk diberikan pada seluruh jenis
dan jenjang pendidikan persekolahan. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma sosial kemasyarakatan
merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses sosialisasi anak menuju realita
kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat.

Program pendidikan hukum (law-related education) di persekolahan hendaknyadiarahkan untuk


membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yangdiperlukan agar mereka kelak
dapat berpartisipasi secara efektif dalam lembaga-lembaga hukum. Tujuan utama dari pendidikan
hukum, seperti dikemukakan oleh Bank (1977: 258-259) adalah untuk membantu siswa
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh hak-
hak hukumnya secaramaksimum dalam masyarakat. Center for Civic Education (CCE) dalam National
Standards for Civics and Government (1997) mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan
dengan pendidikan hukum, antara lain meliputi:
a. fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum.

b. kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional.

c. perlindungan hukum terhadap hak-hak individu

d. kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum

e. hak warga negara.

f. tanggung jawab warga negara.

Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada pembelajaran
materi hukum dan penegakan hukum.

Pembelajaran tentang materi hukum bertujuan untuk membekali siswa dengan sejumlah
pengetahuan tentang norma-norma hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh
kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan
secara sukarela dan sikap menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku.

Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan hukum
diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem peradilan dalam
menegakkan norma-norma hukum. Keadaan hidup manusia dalam masyarakat modern dewasa ini
berubah sangat pesat. oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan
arus danlaju perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilan dan
kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secara manusiawi dengan
perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan dan menyempurnakan pola laku,
membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah-ubah maka
metode pembelajaran harus mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola
laku, membina kebiasaan, dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:

a. tingkat kesulitan,

b. tingkat kemampuan berpikir.

Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan tingkatkemampuan
berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa. Kemampuanberpikir, menurut sejumlah
hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yangsederhana/mudah kepada yang
kompleks/rumit, dan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh hak-hak hukumnya secara
maksimum dalam masyarakat.

Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government (1997)
mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara lain meliputi:

(1) fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum,

(2) kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional,

(3) perlindungan hukum terhadap hak-hak ind.vidu,

(4) kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum


(5) hak warga negara, dan

(6) tanggung jawab warga negara.

Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada pembelajaran
materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran tentang materi hukum bertujuan untuk
membekali siswa dengan sejumlah pengetahuan tentang norma-norma hukum yang mempengaruhi
kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka
dapat menampilkan kepatuhan secara sukarela dan sikap menghormati terhadap norma-norma
hukum yang berlaku.

Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan hukum
diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem peradilan dalam
menegakkan norma-norma hukum.Keadaan hidup manusia dalam masyarakat modern dewasa ini
berubah sangat pesat.

oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan arus danlaju perubahan
yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilandan kebiasaan, yang terbuka
dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secaramanusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan
pembelajaran adalah menumbuhkan danmenyempurnakan pola laku, membina kebiasaan dan
kemahiran menyesuaikan diridengan keadaan yang berubah-ubah maka metode pembelajaran
harus mampumendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina
kebiasaan,dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.Hal lainnya yang perlu
diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:

a. tingkat kesulitan.

b. tingkat kemampuan berpikir.

Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan tingkatkemampuan
berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa. Kemampuan berpikir, menurut sejumlah
hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yang sederhana ,mudah kepada yang
kompleks,rumit.

Perlu di tegaskan lagi bahwa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa belajar, terutama
mendorong siswa berpikir adalah model pelajaran inkuri, mengapa ingkuri?model ini sangat ampuh
merangsang siswa berpikir ( kritis, kreatif ,induktif, dedukif) inkuiri pada hakekatnya adalah bertanya
atau mempertanyakan. Terhadap banyak ragam model pelajaran inkuiri dari mulai yang sederhana
hinga yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai