Anda di halaman 1dari 18

PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN REMAJA DI

KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

Naskah Publikasi

Oleh

FERY AGUNG SANTOSO

NIM. 090569201055

PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut

dibawah ini:

Nama : FERY AGUNG SANTOSO


NIM : 090569201055
Jurusan/Prodi : ILMU SOSIOLOGI
Alamat : Jalan Nusantara, Perumahan Al Azhar Mahkota Bintan, KM 18 Kijang,
Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan
Nomor TELP : +6281365591603
Email : sumanik116@gmail.com

Judul Naskah : PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN


REMAJA DI KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk

dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 27 Juni 2017


Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Suryaningsih, M.Si Rahma Syafitri,M,Sos


NIDN.1016076901 NIP. 198508202015042001

1
PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN REMAJA DI
KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

Fery Agung Santoso sumanik116@gmail.com


Suryaningsih, M.Si ningsih.umrah@yahoo.com
Rahma Syafitri,M,Sos rsyafitri77@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di Kecamatan Bintan Timur untuk mengetahui fenomena balap liar dan faktor
yang mempengaruhi timbulnya perilaku balap liar kalangan remaja di Kecamatan Bintan Timur
Kabupaten Bintan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, untuk
menggambarkan, meingkaskan berbagai kondisi, situasi dan fenomena realitas sosial yang ada di
masyarakat yang menjadi objek penelitian.

Perilaku menyimpang balap liar kalangan remaja di Kecamatan Bintan Timur ditinjau
dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kelompok bermain dan lingkungan
masyarakat. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi
dan wawancara dengan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang terdiri
dari 5 remaja pelaku balap liar, 5 orang tua pelaku balap liar dan 1 tokoh masyarakat dikecamatan
Bintan Timur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja melakukan balap liar karena ingin mencoba
hal baru dan mencari kepuasan yang kemudian kecanduan dan menjadi hobi. Hal ini karena balap
liar dapat memacu adrenalin, rasa gengsi yang masih tinggi, mendapatkan sanjungan dari teman
pergaulannya atau tergiur oleh besarnya uang taruhan yang didapatkan. Timbulnya perilaku
menyimpang pelaku balap liar kalangan remaja di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan
karena kekosongan kontrol atau pengendalian sosial dan dipengaruhi oleh faktor keluarga yaitu
kurangnya pengawasan dan bimbingan orang tua terhadap anaknya. Pengaruh faktor lingkungan
sekolah dan pergaulan kelompok bermain dan lingkungan masyarakat yang kurang baik membuat
anak remaja tersebut dengan mudah dan bebas untuk ikut dalam dunia balap liar.

Kata Kunci : Perilaku Menyimpang, Remaja, Balap Liar

2
PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN REMAJA DI
KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

Fery Agung Santoso sumanik116@gmail.com


Suryaningsih, M.Si ningsih.umrah@yahoo.com
Rahma Syafitri,M,Sos rsyafitri77@yahoo.com

ABSTRACT

The study was conducted in Kecamatan Bintan Timur to know the phenomenom of illegal
racing and the factors that affect the incidence of illegal racing behavior among teenagers in
Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. This study used descriptive qualitative method, to
describe, summarize a variety of conditions, situations and phenomenom of social reality in the
society which is the object of research.

Wild race deviant behavior among teenagers in Kecamatan Bintan Timur in terms of
environmental factors family, school, play groups and communities. Primaryv data in this study
are the data obtained through observations and interviews with informants. Informants in this
study a total of eleven informants consisiting of five juvenile offenders wild race, five parents
perpetrators of illegal racing and community leaders in Kecamatan Bintan Timur.

The results showed that adolescents do wild race because I wanted to try something new
and find satisfaction then the addiction and become a hobby. This is because the illegal racing can
be adrenaline, a sense of pride is still high, gaining praise from her social friends or templed by
the amount of money bet obtained. Not with standing the onset of conduct performers wild race
among teens in district east Bintan, Bintan regency because of the delay control or control of
social adn family factors are affected by the lack of supervision and guidance of parent to their
children. The influence of environmental factors play school and social groups and communities
are less well that makes teenagers are easily and freely to participate in the world of illegal
racing.

Keyword: Deviant Behavior, Juvenile, illegal racing.

3
I. Pendahuluan Efek dari pergaulan baik itu dari lingkungan
1.1. Latar Belakang masyarakat maupun dilingkungan sekolah
dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu
Pengaruh dari globalisasi terhadap
kesadaran atau minat yang bisa menunjang
remaja sudah tidak terbendung lagi, baik
kreatifitas maupun bakat yang dimiliki.
dari media komunikasi maupun pergaulan
Perilaku menyimpang yang juga biasa
yang tersalurkan tanpa batas tanpa adanya
dikenal dengan nama penyimpangan sosial
pengawasan. Diakibatkan remaja melakukan
adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
perilaku menyimpang atau tingkah laku
nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik
hingga pelanggaran norma sosial sudah
dalam sudut pandang kemanusiaan (agama)
marak terjadi baik didaerah-daerah hingga
norma-norma secara individu maupun
kota besar di indonesia. Masa remaja sering
pembenarannya sebagai bagian daripada
menimbulkan kekuatiran bagi para orang tua
makhluk sosial.
padahal bagi si remaja sendiri, masa ini
Penyebab terjadinya perilaku
adalah masa yang paling menyenangkan
menyimpang yang terjadi pada kalangan
dalam hidupnya. Oleh karena itu, para
remaja dikarenakan ketidaksanggupan me-
orangtua hendaknya berkenan menerima
nyerap norma - norma kebudayaan.
remaja sebagaimana adanya. Orang tua para
Seseorang yang tidak sanggup menyerap
remaja hendaknya menjadi pemberi teladan
norma-norma kebudayaan kedalam
didepan, ditengah membangkitkan semangat
keperibadiannya, ia tidak dapat mem-
dan dibelakang mengawasi segala tindak
bedakan hal yang pantas dan tidak pantas.
tanduk si remaja.
Belakang ini jika kita perhatikan, setiap hari
Kesalahan yang dilakukan sering
selalu saja terjadi peristiwa penyimpangan
menimbulkan kekuatiran serta perasaan
sosial yang dilakukan oleh remaja.
yang tidak menyenangkan bagi lingkungan
Penyimpangan sosial muncul akibat
dan orang tuanya. Remaja membutuhkan
tidak adanya kesadaran remaja untuk
sosialisasi, paling tidak kebutuhan untuk
mentaati norma dan peraturan sosial.
diterima oleh teman sebaya, sehingga
Perilaku menyimpang harus dihindari
seorang remaja bisa berinteraksi, bergaul,
karena dapat mengganggu ketertiban dan
berbaur, dan berkembang bersama teman
ketentraman hidup masyarakat. Bentuk-
sebayanya. Biasanya seorang remaja takut
bentuk penyimpangannya pun beragam
tersingkirkan atau tidak dianggap dalam
seperti melakukan tindakan-tindakan
pergaulan dengan sesama remaja.
kenakalan, seperti perkelahian, merokok,
Kebutuhan aktualisasi para remaja
pergaulan bebas, urakan yang mengacaukan
yang kadang-kadang menjuruskannya pada
ketentraman sekitar, seperti mencoret-coret
dampak-dampak negatif. Remaja begitu
tembok umum dan kebut-kebutan dijalan
mudah hanyut terhadap hal-hal baru yang
yang mengganggu keamanan lalu lintas dan
belum tentu positif bagi masa depannya.

4
membahayakan jiwa sendiri serta orang lain. pengguna jalan lain, mereka juga
Kebut-kebutan sangat liar dan dilakukan membahayakan diri sendiri karena memacu
tidak pada tempatnya yaitu dijalan raya yang motor tanpa menggunakan helm, bahkan ada
banyak kendaraan melintas dan dilakukan yang tanpa lampu. Belum lagi polusi suara
secara ilegal. dan udara yang mereka ciptakan karena
Remaja-remaja masa kini banyak motor-motor mereka sudah dimodifikasi
terpengaruh oleh media-media informasi. sedemikian rupa sehingga mengeluarkan
Balapan liar banyak ditiru anak remaja dari suara yang sangat bising serta asap dari
film dalam ataupun luar negeri. Remaja knalpot yang dikeluarkan sangat tebal.
sekarang ini lebih menuruti egonya daripada Faktor-faktor penyebab terjadinya
keselamatan dirinya, anak sekolah dari SMP balapan liar yaitu bisa disebabkan oleh
sampai SMA melakukan kegiatan balapan buruknya kontrol diri dari remaja yang tidak
liar sepeda motor, bisa dibilang sebagai dapat mengkontrol keinginan untuk mencari
hobby oleh mereka, penuh tantangan dan jati diri dengan cara melakukan hal-hal baru
sportifitas yang mereka rasakan. Tidak dan juga melemahnya kontrol sosial
jarang dari kegiatan yang mereka lakukan diakibatkan kegagalan keluarga, lingkungan,
ini berawal dari rasa iseng atau persaingan sekolah. Para remaja memilih melakukan
untuk memperoleh sesuatu hal, mengadu aksi balapan liar dijalan umum disebabkan
kecepatan motor yang dimilikinya, berebut tidak adanya sarana berupa sirkuit balapan
pacar atau uang yang dipertaruhkan sebagai resmi yang disediakan oleh pemerintah dan
tujuan dari kegiatan lomba liar ini. besarnya modal yang dibutuhkan untuk
Fenomena balap liar ini sebenarnya menjadi seorang pembalap.
bukan hal yang asing lagi untuk masyarakat. Pada tahun 2015, Polsek Bintan Timur
Malahan bagi sebagian masyarakat menemukan dua titik yang menjadi lokasi
merupakan hiburan tersendiri. Sebagian balapan liar motor anak-anak muda atau
besar pelaku balapan liar ini justru bukannya remaja. Sebelumnya, polisi mendapatkan
golongan menengah tapi golongan bawah. keluhan dari masyarakat mengenai aksi
Remaja yang berasal dari keluarga golongan tersebut. Dua titik lokasi balapan liar berada
bawah/keluarga miskin ini adalah aktor dari di jalan raya Tanah Kuning dan titik yang
acara balap liar jalanan. Mulai dari motor kedua berada di jalan raya baru dari Kijang
curian sampai membawa lari motor orang menuju Tanjungpinang tepatnya dekat
tuanya yang masih kredit, juga sah-sah saja dengan simpang wacopek dan batu licin
buat mereka, yang penting mendapat tepuk karena jalanya merupakan aspal baru dan
tangan dari teman atau geng mereka. lebar sehingga leluasa untuk dijadikan
Balapan liar ini bukanlah suatu aksi balapan. Para remaja biasanya melakukan
positif, karena aksi balapan liar ini terbilang trek-trekan atau balapan pada sore hari dan
nekat, selain ngebut dan membahayakan sabtu malam saat waktu-waktu tertentu

5
dimana petugas tidak melakukan operasi dan 1.3. Tujuan Peneltiian
beraksi hingga melewati tengah malam.
Penelitian ini bertujuan untuk
Adanya balapan liar bisa ditandai dengan
mengetahui mengapa remaja melakukan
banyak motor yang parkir dipingir jalan
balap liar di Kecamatan Bintan Timur
menonton para pembalap-pembalap
Kabupaten Bintan
amatiran ini memacu motornya.
Dengan adanya temuan dari Polsek 1.4. Manfaat Penelitian
Bintan Timur tentang lokasi balapan liar di 1. Dari hasil penelitian ini diharapkan
wilayah Kecamatan Bintan Timur pada dapat memberikan masukan kepada
tahun 2015, penulis mendapatkan data dari pihak kepolisian, keluarga dan
hasil observasi awal pada tahun 2015, remaja pada umumnya.
semakin maraknya balapan liar akhir-akhir 2. Agar kedepannya khususnya remaja
ini yang menjadi miris kita sebagai dapat mengetahui dan mengerti
masyarakat mendengarnya. Mulai dari akibat dampak buruk dari balapan
balapan liar atau kebut-kebutan dijalan, liar itu sendiri
minum-minuman keras bahkan menjurus 3. Sebagai bahan masukan dan
anarkis, seperti bentrok dengan warga referensi bagi peneliti berikutnya
sekitar maupun pengguna jalan lainnya yang yang melakukan penelitian dengan
merasa terganggu kepada anak-anak remaja permasalahan yang sama
yang balap liar dijalan raya. Semua itu II. Landasan Teori
mereka lakukan hampir disetiap kesempatan 2.1. Perilaku Menyimpang
dalam ngumpul dan nongkrong bersama Secara keseluruhan, semua tingkah
teman-temannya. Hal ini menjadi latar laku yang menyimpang dari ketentuan yang
belakang untuk melakukan penelitian berlaku dalam masyarakat (norma agama,
dengan judul “Perilaku Menyimpang Pelaku etika, peraturan sekolah dan keluarga) dapat
Balap Liar Kalangan Remaja Di Kecamatan disebut sebagai perilaku menyimpang.
Bintan Timur Kabupaten Bintan”. Bentuk penyimpangan sebagai kenakaan
1.2. Rumusan Masalah remaja ini merupakan tindakan oleh
seseorang yang belum dewasa yang sengaja
Berdasarkan latar belakang yang telah
melanggar hukum dan yang diketahui oleh
dikemukakan pada bagian awal penulisan
anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya
ini, maka perumusan masalahnya adalah:
tidak sempat diketahui oleh petugas hukum
Mengapa kalangan remaja melakukan balap
maka dirinya dapat dikenai hukuman
liar di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten
(Sarwono, 2011:253).
Bintan ?
Menurut Soetomo (2013:94) perilaku
menyimpang dianggap menjadi sumber
masalah sosial karena dapat membahayakan

6
tegaknya sistem sosial. Perilaku dewasa, yang melakukan tindak kriminal
menyimpang adalah tingkah laku yang disebut dengan kejahatan.
melanggar, bertentangan atau menyimpang 2.1.1 Bentuk - Bentuk Perilaku Me-
dari aturan yang berlaku. Penyebab nyimpang
terjadinya perilaku penyimpangan antara Menurut Kartini Kartono (2010:49), Tipe-
lain, adanya proses sosial yang dapat tipe perilaku menyimpang atau kenakalan
membentuk kepribadian individu secara remaja dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
negatif. Baik dari agen sosialisasi keluarga, a. Kenakalan terisolir (Delinkuensi
teman sepermainan, lingkungan sekolah, terisolir) merupakan jumlah terbesar
media massa, dll (Rumiyati, dkk. 2006:19). dari remaja nakal. Pada umumnya
Penyimpangan perilaku remaja atau mereka tidak menderita kerusakan
kenakalan remaja adalah suatu perbuatan psikologis.
yang melanggar norma, aturan atau hukum b. Kenakalan Neurotik (Delinkuensi
dalam masyarakat yang dilakukan pada usia neurotik). Pada umumnya, remaja
remaja. Penyimpangan perilaku dapat di nakal tipe ini menderita gangguan
definisikan sebagai suatu perilaku yang kejiwaan yang cukup serius, antara lain
diekpresikan oleh seorang atau lebih dari berupa kecemasan, merasa selalu tidak
anggota masyarakat, tidak menyesuaikan aman, merasa bersalah dan berdosa dan
diri dengan norma-norma yang berlaku atau lain sebagainya.
yang telah diterima oleh sebagian c. Kenakalan Psikopatik (Delinkuensi
masyarakat (Kartono, 2010:6). psikopatik) merupakan oknum kriminal
Pada masa remaja, perilaku menyimpang yang paling berbahaya.
tidak disebut dengan kejahatan melainkan d. Kenakalan Defek Moral (Delinkuensi
disebut dengan kenakalan remaja. Hal ini defek moral) Mereka merasa cepat puas
disebabkan karena remaja yang masih masa dengan prestasinya, namun perbuatan
pencarian jati diri dan ingin melakukan mereka sering disertai agresivitas yang
segala hal termasuk hal-hal yang bersifat meledak.
negatif untuk sekedar coba-coba. Berbeda Sedangkan bentuk-bentuk perilaku
dengan orang dewasa yang melakukan hal- menyimpang atau kenakalan di kalangan
hal negatif seperti tindak kriminal tersebut remaja menurut Matondang (2011: 32)
berdasarkan niat dari dalam diri. Jika adalah sebagai berikut:
remaja melakukan perilku menyimpang a. Balapan Liar yaitu mengendarai
seperti kabur dari rumah, melanggar kendaraan dengan kecepatan yang
peraturan sekolah, masuk geng motor, melampaui kecepatan maksimum yang
hingga melakukan tindak kriminal seperti ditetapkan, sehingga dapat me-
pencurian maka itu disebut dengan ngganggu dan membahayakan pemakai
kenakalan remaja. Sedangkan orang jalan yang lain (kecepatan maksimum

7
di dalam kota adalah 25 sampai 40 orang tua sebagai media sosialisasi
kilometer per jam). yang pertama mengajari atau mem-
b. Peredaran pornografi di kalangan bimbing anaknya untuk berperilaku
pelajar, baik dalam bentuk gambar - atau melakukan kebiasaan yang telah
gambar cabul, majalah, dan cerita teratur.
porno yang dapat merusak moral anak, b. Lingkungan Sekolah
sampai peredaran obat-obat pe- Lingkungan sekolah adalah wahana
rangsang, kontrasepsi, dan sebagainya. kegiatan dan proses pendidikan ber-
c. Membentuk kelompok atau geng langsung. Lingkungan sekolah sangat
dengan norma yang menyeramkan, berpengaruh terhadap pembentukan
seperti kelompok bertato, kelompok kepribadian anak. Teman sekolah pada
berpakaian acak-acakan, dan umumnya adalah teman sebaya yang
sebagainya. memiliki pengaruh, bisa pengaruh yang
d. Berpakaian dengan mode yang tidak positif maupun pengaruh yang negatif.
selaras dengan selera lingkungan, Peranan sekolah tidak kalah penting
sehingga dipandang kurang atau tidak dalam pembangunan karakter, karena
sopan di mata lingkungannya. pada umumnya anak yang sudah
2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi bersekolah menghabiskan waktu
Perilaku Menyimpang sekitar 7 jam disekolahnya. Sering
Perilaku menyimpang pada remaja bisa terjadi masalah dalam sekolah karena
disebabkan oleh faktor internal maupun adanya imaturitas, yang disebabkan ke-
faktor eksternal. Faktor eksternal yang sukaran dalam pengalaman sebelum-
dapat mempengaruhi perilaku menyimpang nya. Tekanan untuk me-nentukan masa
pada remaja menurut Kartono (2010:56) depan remaja atau pekerjaannya terlalu
antara lain: cepat dan tergesa-gesa seharusnya tidak
a. Lingkungan Keluarga boleh diadakan. Remaja memerlukan
Keluarga adalah unit terkecil dari waktu untuk bereksperimen. Terkadang
masyarakat yang terdiri atas kepala tekanan untuk membuat keputusan
keluarga dan beberapa orang yang yang terlalu cepat menyebabkan remaja
terkumpul dan tinggal disuatu tempat mengalami ansietas yang besar.
dibawah suatu atap dalam keadaan c. Kelompok Bermain
saling ketergantungan. Keluarga Kelompok bermain merupakan media
mempunyai fungsi dalam pengawasan sosialisasi yang sangat berkaitan,
sosial. Keluarga memberi pengertian karena seorang individu akan memiliki
kepada anak tentang peranannya dalam kelompok bermain atau pergaulan
masyarakat. Dalam berhubungan dalam lingkungan tempat tinggalnya.
dengan orang lain, biasanya pihak Kelompok bermain dapat mem-

8
pengaruhi kepribadian seseorang untuk warganya taat dalam ibadah agama dan
melakukan penyimpangan sosial. melakukan perbuatan-perbuatan yang
Mereka saling meniru dan selalu baik maka keadaan ini akan
belajar dari segala apa yang dilihatnya mempengaruhi kepribadian seseorang
dari teman sepermainan yang sebaya. menjadi baik sehingga terhindar dari
Kemudian timbullah kesadaran dalam penyimpangan sosial dan begitu juga
diri anak tentang orang lain sebaliknya.
disekitarnya. Pada saat itulah kehadiran e. Media Masa
dan pembentukan kepribadian dimulai. Media masa dapat juga disebut sebagai
Teman sepermainan juga dapat sosialisasi yang dapat mempengaruhi
mempengaruhi kepribadian seseorang kepribadian dan perilaku seorang
untuk melakukan penyimpangan sosial. individu. Pesan yang disampaikan
Jika seorang anak bergaul dengan lewat media masa seperti televisi
teman-teman yang berperilaku baik, mampu mempengaruhi kepribadian
maka kemungkinan perilaku anak itu bagi orang yang melihatnya. Melalui
juga baik, begitu juga sebaliknya. media cetak dan media elektronik serta
d. Lingkungan Masyarakat alat komunikasi seperti telepon atau
Masyarakat adalah lingkungan yang smartphone yang dapat mengubah
terluas bagi remaja sekaligus paling informasi dunia tanpa ada batasnya.
banyak menawarkan pilihan. Remaja Dari media tersebut, ada yang
dihadapkan dengan berbagai bentuk digunakan masyarakat untuk hal-hal
kenyataan yang ada dalam kehidupan positif juga hal-hal negatif.
masyarkat yang berbeda-beda, Dari media-media sosial tersebut, bisa
perkembangan moral kemajuan ilmu memunculkan penyebab terjadinya
pengetahuan dan teknologi. perilaku menyimpang, apabila tidak
Peran masyarakat dalam pengawasan difungsikan dengan baik. Hal semacam
terhadap pola perilaku remaja dapat ini sering terjadi pada kalangan remaja
mengurangi tindakan penyimpangan yang merupakan peralihan dari masa
terhadap nilai dan norma yang berlaku. kanak-kanak kemasa pembentukan
Masyarakat harus bersikap tegas dalam kepribadian individu dari sesuatu hal
menangani tindakan penyimpangan yang baru dikenalnya.
perilaku remaja, sehingga mendorong 2.2. Remaja
remaja untuk lebih bertanggung jawab, Remaja berasal dari kata latin
hati-hati, dan menjaga tingkah lakunya adolensence yang berarti tumbuh atau
agar sesuai dengan norma yang tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
berlaku. Seseorang yang tinggal dalam mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
lingkungan tempat tinggal yang baik, mencakup kematangan mental, emosional

9
sosial dan fisik. Menurut Sri Rumini & Siti tepukan tangan yang meriah dari penonton
Sundari (2004: 53) masa remaja adalah di pinggir jalan yang sedang asyik
peralihan dari masa anak dengan masa melihatnya saat sebuah sepeda motor melaju
dewasa yang mengalami perkembangan kencang.
semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa Balapan liar terdiri dari dua kata yaitu
dewasa. Artinya remaja adalah masa kata “balapan” dan kata “liar”. Kata balapan
pertumbuhan anak-anak menjadi dewasa berasal dari kata “balapan” dalam Kamus
mencakup kematangan mental, emosional Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
dan fisik, dimana masa remaja ini adalah mengandung arti (lomba) adu kecepatan,
masa yang tidak tergolong anak-anak dan pacuan. “membalapan” artinya berlari
juga tidak tergolong dewasa. kencang hendak mendahului orang yang
Perubahan psikologis yang terjadi pada berlari di depannya, memacu lebih cepat.
remaja meliputi intelektual, kehidupan “membalapankan” artinya membawa
emosi dan kehidupan sosial. Perubahan fisik kendaraan berlari kencang. “pembalapan”
mencakup organ seksual yaitu alat-alat artinya orang yang turut dalam lomba adu
reproduksi sudah mencapai kematangan dan cepat . “balapan” artinya yang sama dengan
mulai berfungsi dengan baik (Sarwono, “berbalapan” yaitu lomba adu kecepatan.
2006). Hal senada diungkapkan oleh III. Metode Penelitian
Santrock (2003: 26) bahwa remaja 3.1. Jenis Penelitian
(adolescene) diartikan sebagai masa Menurut Moleong (2006:6) Penelitian
perkembangan transisi antara masa anak dan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
masa dewasa yang mencakup perubahan untuk memahami fenomena tentang apa
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. yang dialami oleh subjek penelitian
2.3. Balap Liar misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
Kenakalan anak muda yang sedang tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan
popular di jaman sekarang ini adalah dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kenakalan geng motor. Salah satu kegiatan kata dan bahasa pada suatu yang alamiah.
yang dilakukan oleh geng motor / komunitas Penelitian yang dilakukan ini adalah
motor dan sering mengganggu ketertiban penelitian kualitatif, oleh karena jawaban
umum adalah adanya aksi balapan liar di yang diperlukan untuk menjawab per-
jalan raya. Balapan liar dapat kita lihat di tanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor
jalan umum, dimana raungan suara sepeda penyebab kalangan remaja mengikuti aksi
motor berderu kecang di tengan jalan, balap liar.
pekikan klakson tiada henti berbunyi 3.2. Lokasi Penelitian
diantara hilir mudik beberapa kendaraan Lokasi penelitian terletak di Kecamatan
yang lewat. Saat iring-iringan sepada motor Bintan Timur, Kabupaten Bintan, tepatnya
melewati simpang jalan, terdengar suara dijalan raya baru Kijang menuju

10
Tanjungpinang dekat dengan simpang SMA, pelaku balapan liar di
wacopek dan batu licin karena jalanya Kecamatan Bintan Timur
merupakan aspal baru dan lebar sehingga b. Orang Tua dari remaja pelaku balapan
leluasa untuk dijadikan balapan. Para remaja liar
biasanya melakukan balapan pada sore hari c. Tokoh Masyarakat.
dan sabtu malam saat waktu-waktu tertentu Salah satu tokoh masyarakat di
dimana petugas tidak melakukan operasi dan Kecamatan Bintan Timur
beraksi hingga melewati tengah malam. Tekhnik pemilihan informan yang
3.3. Jenis Data dilakukan adalah bola salju (snow-ball
sampling), yaitu peneliti memilih responden
Data primer
secara berantai. Jika pengumpulan data dari
Data primer adalah data yang langsung
informan ke-1 sudah selesai, peneliti minta
diperoleh dari sumber data pertama dilokasi
agar informan tersebut memberikan
penelitian atau objek penelitian. Sumber data
rekomendasi untuk informan ke-2, lalu yang
primer diperoleh dari kata-kata atau tindakan
ke- 2 memberikan rekomendasi informan
informan yang diamati serta diwawancarai
ke-3, dan selanjutnya.
sebagai sumber data utama, yakni remaja
3.5. Teknik Pengumpulan Data
yang melakukan balap liar. Selain itu
Pengumpulan data adalah segala
terdapat juga sumber data pendukung dalam
kegiatan yang di lakukan dalam usaha
data primer, yakni data yang diperoleh dari
mengumpulkan data-data atau informasi
orang tua remaja dan tokoh masyarakat.
yang menunjang penelitian di antaranya
Data sekunder
pengetahuan mengenai permasalahan dan
Data sekunder dalam penelitian ini
data yang berhubungan dengan latar
diperoleh melalui kepustakaan, seperti buku-
belakang informan terhadap penelitian.
buku, skripsi, tesis dan internet, sebagai
Adapun teknik dan alat pengumpul data
referensi yang dapat memperluas wawasan
yaitu berupa observasi, wawancara, dan
tentang permasalahan yang dikaji agar dapat
dokumentasi guna mematangkan hasil yang
mempermudah proses analisis.
akan di analisis.
3.4. Tekhnik Pemilihan Informan
3.6. Teknik Analisa Data
Informan yaitu sumber utama yang
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
memberikan informasi kepada peneliti.
peneliti, teknik analisa data yang digunakan
Informan dalam penelitian ini berjumlah 11
adalah teknik analisa deskriftif kualitatif
informan yang terdiri dari 5 remaja, 5 orang
yaitu analisa data yang bermaksud membuat
tua remaja pelaku balap liar, serta 1 orang
pemaparan secara sistematis dan akurat
tokoh masyarakat di Kijang Kecamatan
mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan.
Bintan Timur .
Analisa data bisa dimulai dengan
a. Remaja berusia 12-18 tahun atau yang
mengumpulkan hasil temuan yang telah
masih duduk di bangku SMP atau

11
diperoleh dan membuat semacam transkrip IV. Pembahasan
ataupun catatan-catatan dari hasil obeservasi 4.1. Hasil Penelitian
dan wawancara di lapangan. 4.1.1 Prilaku Menyimpang Remaja
Setelah seluruh hasil temuan penelitian Analisis penelitian terhadap anak-anak
baik dilapangan (observasi dan wawancara remaja berperilaku menyimpang yang sering
mendalam) media, maupun literatur dan mengikuti balapan liar dijalan raya ini
dokumen-dokumen telah diperoleh, maka bertujuan untuk memperoleh pemahaman
peneliti akan melakukan analisa secara mengenai lingkungan keluarga, lingkungan
menyeluruh. Selanjutnya, data-data tersebut teman bermain, maupun menganalisis dari
akan dibaca secara berulang dan memilah maraknya balapan liar dari anak remaja
data-data yang dianggap relevan dan tersebut. Untuk memahaminya diperlukan
berguna. Artinya, tidak semua informasi informasi (data) yang lengkap dan dapat
yang didapat selama proses pencarian data dipercaya. Namun informasi (data) yang
akan digunakan. Dengan adanya proses dibutuhkan tersebut tidaklah mudah untuk
penyaringan data, maka peneliti bisa didapat, kendalanya adalah karena umumnya
memahami dan memastikan bahwa data anak remaja yang sering mengikuti balapan
yang digunakan benar-benar relavan dan liar cenderung agak curiga terhadap
dibutuhkan untuk bisa menjawab rumusan kehadiran pihak lain yang mengharapkan
masalah dan tujuan penelitian. informasi darinya.
Penyaringan data ini sekaligus Untuk memperoleh informasi (data)
dilakukan untuk mengkategorikan data–data yang diinginkan tersebut diperlukan
yang ada sesuai dengan perencanaan bab kesabaran untuk tidak langsung
yang telah ditentukan. Membaca data secara mendapatkannya. Upaya ini bertujuan untuk
berulangulang juga bisa membantu peneliti mendapatkan sikap penerimaan dan
untuk lebih mudah memahami gambaran kepercayaan anak-anak remaja tersebut yang
permasalahan secara utuh. Dengan sering berperilaku balapan liar ditengah
demikian, data dan informasi yang diperoleh malam hari terhadap pihak lain yang
akan tersusun secara sistematis sehingga memerlukan informasi. Dan tidak jarang
dapat dengan mudah dipahami dan pula menyebabkan peneliti mendapatkan
diinformasikan kepada orang lain sebagai kesulitan untuk memperoleh gambaran
pembaca. Rangkaian proses analisa data ini secara menyeluruh dari tiap-tiap anak remaja
akan memudahkan peneliti untuk menarik yang berperilaku balapan liar yang diamati
kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan dilapangan secara langsung. Akibatnya, dari
masalah. sekian banyak anak remaja yang berperilaku
menyimpang dengan balapan liar dijalan
raya yang ada didaerah kijang tersebut,
hanya 5 (lima) remaja yang sering balapan

12
liar saja yang dapat diamati selama dalam penelitian ini. Sejarah singkat para
penelitian dilakukan. remaja yang menjadi informan mulai
4.1.2 Profil Informan menyukai dan melakukan proses balapan liar
Profil informan sebagai obyek di Kecamatan Bintan Timur, lokasi balapan
penelitian, bersumber dari data waktu di jalan raya baru dari Kijang menuju
wawancara. Tekhnik penarikan informan Tanjungpinang tepatnya dekat dengan
dilakukan dengan menggunakan non simpang wacopek dan batu licin akan
probabilitas sampling, artinya tidak semua dijelaskan dalam uraian-uraian berikut :
orang berpeluang untuk menjadi informan, a. Data Informan Pertama
disebabkan peneliti tidak bermaksud Remaja informan pertama berinisial
menarik generalisasi atas yang diperoleh DN lahir di Kijang pada tanggal 07 Juli 2001
tetapi menelusurinya secara mendalam. yang merupakan anak bungsu dari 3
Sedangkan tekhnik penarikan informan yang bersaudara abangnya sudah bekerja
dilakukan adalah Bola Salju (Snow-Ball sedangkan kakaknya masih kuliah, ayahnya
Sampling), yaitu peneliti memilih responden bernama Lukman sedangkan ibunya sudah
secara berantai. Jika pengumpulan data dari meninggal. DN mempunyai ciri-ciri : tinggi
responden ke-1 sudah selesai, peneliti minta ±150 cm, warna kulit sawo matang, rambut
agar reponden tersebut memberikan hitam berombak, dan agak gemuk. DN lahir
rekomendasi untuk responden ke-2, lalu dan besar di Kijang merupakan salah
yang ke-2 juga memberikan rekomendasi seorang yang sering melakukan balapan liar
untuk responden ke-3, dan selanjutnya. di jalanan. DN mulai menyukai balapan liar
Proses bola salju ini berlangsung terus sejak kecil karena terpengaruh oleh
sampai peneliti memperoleh data yang abangnya.
cukup sesuai kebutuhan. b. Data Informan Kedua
Remaja dalam penelitian ini merupakan Remaja informan kedua berinisial AP
informan yang paling banyak apalagi yang lahir di Tanjungpinang pada tanggal 14
pernah ataupun masih sering malakukan Februari 2001. AP merupakan anak pertama
balapan liar. Tidak menutup kemungkinan dari 3 bersaudara, adiknya kedua perempuan
seorang ayah menjadi informan apabila berusia 13 tahun masih duduk dibangku
memang mendapat rekomendasi dari SMP dan adik bungsunya juga perempuan
informan sebelumnya yang lebih tahu. berusia 8 tahun. AP mempunyai ciri-ciri:
Selanjutnya bagaimana, apa, dan mengapa ia tinggi ±160 cm, warna kulit sawo matang,
sampai tertarik melakukan balapan liar yang rambut hitam lurus. AP mulai ikut balapan
sampai melakukan taruhan ini semuanya sejak kelas satu SLTP. Awalnya ikut-ikutan
akan terbahasakan dalam hasil wawancara. teman-teman disekolah yang sering kumpul
Gambaran umum mengenai identitas saat jam istirahat dan membicarakan tentang
dari 5 (lima) remaja yang menjadi informan

13
balapan motor, lama kelamaan menjadi duduk dikelas 5 SD sedangkan ES sudah
pelaku balap liar kelas 2 SLTP. ES mempunyai ciri-ciri :
c. Data Informan Ketiga tinggi ±160 cm, warna kulit sawo matang,
Remaja informan ketiga berinisial SS rambut pendek, dan agak kurus. ES
lahir di Kijang pada tanggal 25 Maret 2001. menyukai balapan liar.
SS adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, 4.2. Perilaku Menyimpang Balapan Liar
kakaknya sri berusia 22 tahun sudah bekerja Kalangan Remaja
4.2.1 Pengaruh Lingkungan Keluarga.
di PT. Swakarya di Tanjungpinang.
Dari hasil wawancara terhadap
Ayahnya sudah almarhum sedangkan ibunya
informan remaja pada penelitian ini, faktor
Ulfa berjualan kecil-kecilan dirumahnya.
keluarga sangat berpengaruh terhadap
DN mempunyai ciri-ciri : tinggi ±150 cm,
timbulnya kenakalan remaja dalam hal
warna kulit sawo matang, rambut pendek
balapan liar. Kurangnya dukungan keluarga
hitam berombak, dan kurus. SS sekarang
seperti kurangnya perhatian orangtua
berusia 16 tahun, masih SLTA dan setelah
terhadap aktivitas anak, kurangnya
pulang sekolah bekerja disalah satu bengkel
penerapan disiplin yang efektif, kurangnya
motor dekat rumahnya sebagai mekanik. SS
kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu
suka balapan liar karena ia juga bekerja
timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya
sebagai mekanik kendaraan bermotor.
perhatian dan pengawasan orang tua
d. Data Informan Keempat
membuat para remaja informan menjadi
Remaja informan keempat berinisial bebas dalam pergaulan dengan teman-
SR lahir di Kijang pada tanggal 25 Oktober
temannya.
2003. SR adalah anak kedua dari 4
4.2.2 Pengaruh Lingkungan Sekolah.
bersaudara, abangnya Yono berusia 21 tahun
sudah bekerja di bengkel Yamaha Kijang Lingkungan sekolah sangat
sedangkan kedua adiknya masih kelas 5 dan berpengaruh terhadap pembentukan
kelas 3 SD. SR mempunyai ciri-ciri : tinggi kepribadian anak. Teman sekolah pada
±165 cm, warna kulit sawo matang, rambut umumnya adalah teman sebaya yang
hitam rapi, dan kurus. SR mulai ikut balapan memiliki pengaruh, baik yang positif
liar karena ikut abangnya yang jadi maupun yang negatif. Jika seorang anak
pembalap dan dilingkungan teman-teman bergaul dengan teman-teman yang
pergaulannya banyak yang hoby ikut berperilaku baik, maka kemungkinan
balapan liar. perilaku anak itu juga baik. Namun
e. Data Informan Kelima sebaliknya jika seorang anak bergaul dengan
Remaja informan kelima berinisial ES anak-anak yang berperilaku negatif maka
lahir di Kijang pada tanggal 15 Juli 2002. ES dimungkinkan anak tersebut juga akan
adalah anak pertama dari 2 bersaudara, terpengaruh dengan perilaku tersebut.
adiknya perempuan berusia 11 tahun masih

14
Lingkungan sekolah sangat miliki. Tempat itu bisa dibengkel atau rumah
berpengaruh terhadap perilaku menyimpang yang sepi atau jauh dari masyarakat yang
remaja yang melakukan balap liar. Karena dapat menjadi wadah bagi mereka untuk
dari pergaulan remaja disekolah dengan berkumpul dan melakukan hal-hal yang
teman-temanya saat jam istirahat. Pada kurang bermanfaat. Seperti seting motor
waktu jam istirahat para siswa sering untuk persiapan balapan, minum-minuman
berkumpul dikantin dan salah satu topik keras, ngobrol sampai larut malam.
pembicaraan biasanya tentang balapan,
4.2.4 Pengaruh Lingkungan Masyarakat.
mulai dari modifikasi motor atau seting
motor agar meningkat kecepatanya. Masyarakat adalah lingkungan yang
Banyaknya tugas dari guru menyebabkan terluas bagi remaja sekaligus paling banyak
siswa membolos yang kemudian nongkrong menawarkan pilihan. Remaja dihadapkan
dengan teman-teman yang hoby balapan liar. dengan berbagai bentuk kenyataan yang ada
dalam kehidupan masyarkat yang berbeda-
4.2.3 Pengaruh Kelompok Bermain
beda, perkembangan moral kemajuan ilmu
Lingkungan kelompok bermain tempat pengetahuan dan teknologi.
anak bergaul dengan teman-temanya,
Para informan kurang baik dalam hal
dimana seorang anak belajar berinteraksi
bermasyarakat para remaja lebih sering
dengan orang atau teman sebaya. Kelompok
sekali berkumpul dan nongkrong bersama
bermain merupakan media sosialisasi yang
teman-temannya. Mereka berkumpul
sangat berkaitan, karena seorang individu
mabuk-mabukan dan balapan liar, tidak ada
akan memiliki kelompok bermain atau
hal lain yang dapat mereka lakukan. Para
pergaulan dalam lingkungan tempat
remaja ini kurang mengembangkan
tinggalnya. Kelompok bermain dapat
kerukunan antar warga masyarakat, seperti
mempengaruhi kepribadian seseorang untuk
kepedulian terhadap gotong-royong. Anak-
melakukan penyimpangan sosial. Mereka
anak zaman sekarang sudah tidak mau
saling meniru dan selalu belajar dari segala
gotongroyong. Mereka lebih suka
apa yang dilihatnya dari teman sepermainan
melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat,
yang sebaya. Kemudian timbullah kesadaran
seperti ngumpul-ngumpul yang tidak jelas,
dalam diri anak tentang orang lain
utak atik motor, balapan, mabuk-mabukan.
disekitarnya. Pada saat itulah kehadiran dan
pembentukan kepribadian dimulai. Jika didalam suatu masyarakat
terciptanya suatu kekompakan, maka
Lingkungan kelompok bermain tempat
perilaku penyimpangan dapat
para informan bergaul dengan teman-
diminimalisirkan. Membudayakan perilaku
temanya adalah tempat mereka berkumpul
disiplin bagi warga atau anak remaja seperti
dan membahas tentang motor yang mereka
penetapan jam belajar anak, menjaga

15
kebersihan lingkungan, dan sebagainya. menuruti egonya sendiri dan untuk
Peran masyarakat dalam pengawasan mendapatkan sanjungan dari teman-
terhadap pola perilaku remaja dapat temanya. Kurangnya peranan orang tua
mengurangi tindakan penyimpangan yang cenderung apatis terhadap
terhadap nilai dan norma yang berlaku. anaknya
Masyarakat harus bersikap tegas dalam 5.2. Saran
menangani tindakan penyimpangan perilaku
1. Remaja pelaku balapan liar ini adalah
remaja, sehingga mendorong remaja untuk
remaja yang berusia belasan, agar lebih
lebih bertanggung jawab, hati-hati, dan
memperhatikan sekolah dibanding ikut
menjaga tingkah lakunya agar sesuai dengan
balapan liar yang tidak ada manfaatnya
norma yang berlaku.
karena bisa membahayakan diri sendiri
V. Kesimpulan dan Saran dan pengguna jalan umum lainnya
5.1. Kesimpulan 2. Orang tua dapat bisa meluangkan lebih
banyak waktunya untuk berkumpul
Berdasarkan pada hasil pembahasan dan
dengan anak-anaknya sehingga bisa
pada hasil penganalisaan terhadap data yang
mendidik dan mengarahkan si anak
diperoleh, maka dapat dikemukakan sebagai
agar bisa lebih menghormati dan
hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai
menghargai dirinya sendiri. Dapat
Perilaku Menyimpang Pelaku Balap Liar
memberikan bimbingan dan
Kalangan Remaja Di Kecamatan Bintan
pengawasan terhadap anaknya
Timur Kabupaten Bintan, dapat ditarik
3. Agar aparat kepolisian lebih
kesimpulan sebagai berikut:
memperhatikan dan menjaga lokasi-

a. Anak remaja ikut balapan liar lokasi yang biasa digunakan untuk

dikarenakan oleh faktor keluarga yaitu balapan liar

kurangnya pengawasan dan bimbingan 4. Penelitian berikutnya bisa ditambahkan

orang tua terhadap anaknya yang mengenai akibat-akibat yang dapat


membuat anak remaja tersebut dengan ditimbulkan dari balapan liar.Bagi

mudah dan bebas untuk ikut dalam pemerintah hendaknya di buat suatu

dunia balap liar pengaruh pergaulan wadah atau rehabilitasi dimana para

dan lingkungan yang kurang baik. pengamen jalanan yang mempunyai

b. Anak remaja yang terlibat dalam balap bakat agar di bina hingga bisa membuat

liar di Kecamatan Bintan Timur masih suatu karya dan bisa mencari jati

berusia sangat muda. Anak remaja dirinya selain sebagai pengamen yang

tersebut tidak terlalu memikirkan mana pada profesi ini hanya di pandang

resiko dari balap liar mereka lebih sebelah mata oleh masyarakat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Gunarsa, Singgih, 1989. Psikologi Remaja, PT BPK Gunung Mulia: Jakarta

Hurlock, Elizabeth, B. 2006, Psikologi Perkembangan, Erlangga: Jakarta

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu: Yogyakarta

Kartono, Kartini, 2010. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. PT Raja Grafindo : Jakarta

Marlina, 2009. Sociology, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo.

Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Monks, & Knoers. 2006. Psikologi Perkembangan. Gadjah University Press: Yogyakarta

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, 2007. Sosiologi Teks Pengantar & Terapan. Kencana
Prenada Media Group: Jakarta

Rumini, Sri. Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Rineka Cipta: Jakarta

Santrock. J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Erlangga: Jakarta

Sarwono, S. W. 2010. Psikologi Remaja, PT Raja Grafindo: Jakarta

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Sagung Seto: Jakarta

Soekanto, Soerjono, 1988. Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta

Sunarto, 2004. Pengantar Sosiologi, Pranata Rahardja, Jakarta.

Sugiyono, 2012, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung

Zulkifli. 2003. Psikologi Perkembangan Remaja. Rosdakarya: Bandung

17

Anda mungkin juga menyukai