2ea16605 PDF
2ea16605 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk provinsi maupun
merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk
daerah. Hal ini terkait dengan dampak anggaran terhadap kinerja pemerintah,
10
Menurut Halim (2004:15):
dan belanja daerah yang selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau yang disebut APBD adalah
bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung
11
Proses penyusunan anggaran melibatkan dua pihak, eksekutif (Pemerintah
APBD dan Prioritas & Plafon Anggaran yang akan menjadi pedoman untuk
Kebijakan Umum APBD dan Prioritas & Plafon Anggaran yang kemudian
No. 29 Tahun 2002, terdiri atas 3 bagian, yaitu: “pendapatan, belanja, dan
pembiyaan.”
12
Struktur APBD yang terbaru adalah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Bentuk dan susunan APBD yang didasarkan pada Permendagri No. 13 Tahun
2006 pasal 22 ayat (1) terdiri atas 3 bagian, yaitu : “pendapatan daerah, belanja
13
II.2 Belanja Modal
daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset
atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin
aparatur.
Tabel 2.1
Tabel Komponen Biaya yang Termasuk dalam Belanja Modal
Jenis Belanja
Komponen Biaya yang Dimungkinkan di dalam Belanja Modal
Modal
14
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel Komponen Biaya yang Termasuk dalam Belanja Modal
Jenis Belanja
Komponen Biaya yang Dimungkinkan di dalam Belanja Modal
Modal
15
Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, belanja menurut kelompok
Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri
dari belanja pegawai, bunga, subsudi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi
b. Belanja langsung
belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja
pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset
tetap lainnya.”
16
Pergeseran komposisi belanja merupakan upaya logis yang dilakukan
Pergeseran ini ditujukan untuk peningkatan investasi modal dalam bentuk aset
pelayanan publik, karena aset tetap yang dimiliki sebagai akibat adanya belanja
pemerintah daerah.
dinamis karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki serta terdapat banyak
Namun, adanya kepentingan politik dari lembaga legislatif yang terlibat dalam
Khemani, 2003)
17
ukuran-ukuran atau jenis-jenis penerimaan pemerintah daerah lainnya. Dalam
variabel keuangan yang digunakan adalah beberapa ukuran atau jenis penerimaan
daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU)
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Salah satu indikator makro
ekonomi yang paling penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah
Domestik Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi.
dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar
harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah dari
barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada
tahun berjalan setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan memakai harga
yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga
18
berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi,
kenaikan PDRB tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih
19
terhadap belanja modal. Berdasarkan landasan teoritis dan penelitian empiris
penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, maka
disebut PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, serta Lain-lain PAD yang sah.
20
Klasifikasi PAD berdasarkan Permendagri 13/2006 adalah sebagai berikut:
Pengelolaan PAD yang baik adalah pengelolaan PAD yang mampu meningkatkan
21
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakannya sebagai
diterima, maka akan semakin besar pula kewenangan pemerintah daerah tersebut
daerah, khususnya penerimaan dari pendapatan asli daerah harus diarahkan pada
usaha yang terus menerus dan berlanjut agar pendapatan asli daerah tersebut terus
(pemerintah pusat).
masyarakat untuk lebih aktif dan bergairah dalam bekerja karena ditunjang oleh
fasilitas yang memadai. Selain itu, investor juga akan tertarik kepada daerah
aktivitas sehari – harinya secara aman dan nyaman yang akan berpengaruh pada
22
belanja modal maka akan berdampak pada periode yang akan datang yaitu
terhadap Belanja Modal. Hasil penelitian ini juga dibuktikan oleh Darwanto dan
perimbangan dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas: dana bagi hasil,
disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
persen) dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN
23
(penerimaan dari minyak dan gas, penerimaan pajak serta penerimaan dari non-
Dana Alokasi Umum (DAU). Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang
berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang dialokasikan
pelaksanaan desentralisasi.”
“Bagi daerah yang relatif minim Sumber Daya Alam (SDA), DAU
(Saragih, 2003:132).
kemampuan keuangan relaitf kecil akan memperoleh DAU yang relatif besar,”
(Sidik, 2004:96).
24
pendapatan masyarakat di daerah, sehingga perbedaan antara daerah yang maju
dengan daerah yang belum berkembang dapat diperkecil. Pada dasarnya, dengan
(sumbangan DAU kecil), atau dengan kata lain sumber pendapatan daerah bisa
daerah dapat mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga tidak hanya
karena kebijakan belanja daerah lebih didominasi oleh jumlah DAU daripada
PAD (Sidik et al, 2002). Setiap transfer DAU yang diterima daerah akan
pemerintah daerah menetapkan rencana daerah secara pesimis dan rencana belanja
cenderung optimis supaya transfer DAU yang diterima daerah lebih besar.
(http://www.Balipost.co.id).
(2007) bahwa Dana Alokasi Umum (DAU) secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap anggaran belanja modal. Penelitian ini juga pernah
dilakukan oleh Sari dan Yahya (2009) bahwa secara parsial DAU berpengaruh
25
Berdasarkan landasan teoritis dan penelitian empiris terdahulu, maka
26
Tabel 2.2
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama dan
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
Analisis Pengaruh
Variabel dependen:
Dana Alokasi
Kesit Belanja Daerah; DAU dan PAD
Umum(DAU) dan
Bambang Variabel independen: berpengaruh
Pendapatan Asli
Prakosa Pendapatan Asli Daerah signifikan terhadap
Daerah (PAD)
(2004) (PAD), dan Dana belanja daerah.
terhadap prediksi
Alokasi Umum(DAU).
Belanja Daerah.
Hubungan antara
PAD maupun
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Ekonomi Daerah,
Variabel dependen: Ekonomi
Belanja
Priyo Hadi PDRB dan PAD; memberikan dampak
Pembangunan, dan
Adi (2006) Variabel independen: yang positif dan
Pendapatan Asli
Belanja Pembangunan. signifikan terhadap
Daerah (PAD) di
Belanja
Kabupaten dan Kota
Pembangunan.
se Jawa-Bali.
1. Secara parsial
hanya PAD dan DAU
Pengaruh yang berpengaruh
Pertumbuhan secara signifikan
Variabel dependen:
Ekonomi, Pendapatan trerhadap belanja
Belanja Modal;
Darwanto Asli Daerah (PAD) modal;
Variabel independen:
dan Yulia dan Dana Alokasi
PDR, Pendapatan Asli
Yustikasari Umum (DAU)
Daerah (PAD), dan
(2007) terhadap 2. secara simultan;
Dana Alokasi
pengalokasian PDRB,PAD,dan
Umum(DAU).
anggaran Belanja DAU berpengaruh
Modal. signifikan terhadap
belanja modal.
27
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama dan
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
1. Secara parsial
hanya DAU yang
berpengaruh secara
Pengaruh Dana signifikan terhadap
Alokasi Umum belanja langsung;
Variabel dependen: sedangkan PAD
Noni (DAU) dan
Belanja Langsung menunjukkan
Puspita Pendapatan Asli
Daerah; Variabel pengaruh yang tidak
Sari dan Daerah (PAD)
independen: Pendapatan signifikan terhadap
Idhar terhadap Belanja
Asli Daerah (PAD), dan Belanja Langsung.
Yahya Langsung pada
Dana Alokasi
(2009) pemerintahan
Umum(DAU). 2. secara simultan;
Kabupaten/Kota
PAD,dan DAU
Provinsi Riau.
berpengaruh
signifikan terhadap
belanja langsung.
28