Anda di halaman 1dari 74

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Studi Kasus

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kunjungan Awal

Tanggal : 31 Januari 2019

Jam : 10.00 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

a. Pengumpulan Data Dasar

1) Subjektif

a) Identitas Pasien

Identitas Pasien Penanggung jawab: Suami

Nama : Ny. S Nama : Tn. S

Umur : 21 tahun Umur : 41 tahun

Suku, Bangsa : Jawa, Suku, Bangsa : Jawa,

Indonesia Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Klapagading Alamat : Klapagading

Kulon 3/15 Kulon 3/15

b) Alasan Datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan

kehamilannya.

c) Keluhan Utama : Ibu mengatakan nyeri pinggang.

78
79

d) Riwayat Kesehatan

Sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita

penyakit menurun seperti DM, hipertensi,

penyakit jantung, ginjal, dan asma maupun

penyakit menular seperti HIV, PMS, Malaria,

TBC, dan hepatitis.

Dahulu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita

penyakit menurun seperti DM, hipertensi,

penyakit jantung, ginjal, dan asma maupun

penyakit menular seperti HIV, PMS, Malaria,

TBC, dan hepatitis.

Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang

mederita penyakit menurun seperti menderita

penyakit menurun seperti DM, hipertensi,

penyakit jantung, ginjal, dan asma maupun

penyakit menular seperti HIV, PMS, Malaria,

TBC, hepatitis dan Gangguan jiwa.

e) Riwayat Obstetri

(1) Riwayat Haid

Menarche : 13 tahun

Siklus : Teratur, 28 hari

Lama : 7 hari

Nyeri haid : Kadang-kadang pada hari 1-2


80

Banyaknya : Hari 1-2 :3-4 pembalut

Hari 3-6 : 2 pembalut

Warna darah : Hari 1-2 : merah segar

Hari 3-5 : merah kehitaman-kecoklatan

(2) Riwayat Kehamilan Sekarang

G2P1A0, hamil 37 minggu 5 hari

HPHT : 5 Mei 2018

HPL : 12 Februari 2019

ANC : 10x

Tabel 4.1 Riwayat ANC


Tgl Keluhan Pemeriksaan Fisik Lab Pendidikan Tempat
Kesehatan
Terapi
TD: 90/60 mmHg, - Asam
BB: 47cm, Uk: 7+1 Folat,
minggu, TFU: Belum Vitamin
dikaji, Letak Janin: B&C
26/6/ Mual,
Belum Dikaji, Djj: Penkes PKM
18 muntah
Belum dikaji mual
muntah,
nutrisi.
ANC rutin
TD: 90/60mmHg Hb 12,4
,BB: 48,5 kg, Uk: gr/dl,
13+3 minggu, TFU: 3 Golda B+
Pusing, jari diatas Sympisis, Protein urin Kalk X,
24/7/ mual, Djj:Belum Dikaji (-) PCT X
PKM
18 kadang HBSag (-) Nutrisi,
muntah HIV NR ANC rutin
VDRL NR
GDS: 87
mg/dL
TD: 100/60mmHg - Etabion
,BB: 49 kg, Uk: 16+3 XX, kalk
28/8/ minggu, TFU: 3 jari X
t.a.k PKM
18 dibawah pusat, Djj: Nutrisi,
151 x/menit Istirahat,
ANC rutin
TD: 90/60mmHg - Etabion
BPM
25/9/ ,BB: 52,5kg, Uk: 20+3 XX, kalk
t.a.k Bdn.
19 minggu, TFU: 1 jari X
Marni
dibawah pusat, Djj: Nutrisi,
81

154 x/menit Istirahat,


ANC rutin
TD: 90/60mmHg - Etabion X,
,BB: 53 kg, Uk: 26+4 kalk X,
minggu ,TFU: 1 jari PCT X
5/11/ Kelas
Pusing diatas pusat, Nutrisi,
18 Bumil
ballotement +, Djj: senam ibu
128 x/menit hamil
ANC rutin
TD: 100/70mmHg - Etabion X,
,BB: 55 kg, Uk: 30+2 kalk X,
minggu ,TFU: 28 cm, PCT X BPM
3/12/
Pusing ballotement +, Djj: Nutrisi, Bdn.
18
128 x/menit Olahraga Marni
ringan,
ANC rutin
TD: 80/60mmHg - Etabion X, PKM
,BB: 57 kg, Uk: 33+5 kalk X
27/12 Batuk,
minggu ,TFU: 27 cm, Nutrisi,
/18 pilek
letak janin: V, Djj: ANC rutin
142 x/menit
TD: 80/60mmHg Hb: 12,5 Etabion X,
,BB: 56 kg, Uk: 37+3 gr/dl, Protein Kalk X
10/1/
T.a.k minggu ,TFU: 29 cm, Urin : (-) Nutrisi, PKM
19
letak janin: V, Djj: Istirahat,
153 x/menit ANC rutin
TD: 80/60mmHg -
,BB: 56 kg, Uk: 38+3 Etabion X
17/1/
T.a.k minggu ,TFU: 29 cm, Nutrisi, PKM
19
letak janin: V, Djj: ANC rutin
153 x/menit
TD: 90/60mmHg Etabion X
,BB: 56 kg, Uk: 39+3 Nutrisi,
24/1/ Kenceng
minggu ,TFU: 28 cm, - Braxton PKM
19 -kenceng
letak janin: V, Djj: hiks, ANC
150 x/menit rutin

Gerakan Janin : pergerakan janin pertama kali dirasakan

sejak usia kehamilan 16 minggu, lebih dari

10 x dalam 12 jam,

Status TT : TT5

Tanda Bahaya : Selama kehamilan ini ibu mengatakan

tidak ada tanda bahaya apapun.


82

Minum : Ibu mengatakan selama hamil tidak

jamu/obat mengonsumsi jamu atau obat apapun selain

obat dari bidan atau Puskesmas.

Pemberian : Ibu mengatakan selama hamil mendapat

Tablet Tambah tablet tablet tambah darah + 90 tablet yang

Darah diminum 1 hari sekali.

Kekhawatiran : Ibu mengatakan selama hamil tidak

Khusus memiliki kekhawatiran khusus.

(3) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu :

Tabel 4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang


lalu
N Umur UK Jenis Penol Tempat Kompli Riwayat
o Anak Persal ong kasi Nifas
/TL inan Ibu/Ba Yang
yi Lalu
1 3 th 38 Spont Bidan PKM 1 Tidak Keadaan
mg an Wangon ada nifas
baik, ASI
eksklusif
2 Hamil ini

(4) Riwayat Anak yang Lalu :

Jenis kelamin : Perempuan, BB/PB : 2800 kg/ 48 cm,

keadaan anak sehat.

f) Riwayat Perkawinan

Status : Sah Menikah umur : 18 tahun,

suami 38 tahun

Berapa kali : 1 kali Lama : 4 Tahun


83

g) Riwayat Keluarga Berencana :

Ibu mengatakan setelah anak pertamanya ibu memakai alat

kontrasepsi KB IUD selama 3 tahun, dan rencana setelah

melahirkan akan memakai KB Implant.

h) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

Tabel 4.4 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sebelum Hamil dan Pada


Saat Hamil
Jenis Sebelumnya Sekarang
Pola Nutrisi : Makan 3 x/hari, porsi Makan 3-5 x/hari, porsi
sedang, komposisi: nasi, sedikit, komposisi:
lauk, sayur. Minum 8 nasi, lauk, sayur.
gelas/hari, jenis: air putih,
Minum 6-8 gelas/hari,
dan teh. jenis: air putih, susu.
Pola Eliminasi : BAB 1x/ hari, konsistensi BAB 1x/hari,
padat,warna kuning. BAK konsistensi padat,
4-5 x/hari. Konsistensi cair,
warna kuning. BAK 5-
warna kuning jernih 6 x/hari. Konsistensi
cair, warna kuning
jernih
Pola Istirahat : Tidur siang 2 jam/hari, Tidur siang 1-2
malam 6 jam/hari jam/hari, malam 6
jam/hari
Pola Aktivitas : Mengerjakan pekerjaan Mengerjakan
rumah tangga pekerjaan rumah
tangga dan pekerjaan
berat sudah dikurangi
Personal Higiene : Mandi 2 x/hari Mandi 2 x/ hari
Keramas 3 x/minggu ganti Keramas 3 x/minggu
pakaian 2 x/hari ganti pakaian 2 x/hari

Aktivitas Seksual : 2 -3x/bulan 1 x/bulan


Keluhan: tidak ada Keluhan: tidak ada
Pola Hidup Sehat : Jarang berolahraga, Ibu Jalan-jalan pagi
tidak pernah merokok, 1x/minggu, Ibu tidak
minum minuman pernah merokok,
beralkohol, maupun obat- minum minuman
obatan terlarang. beralkohol, maupun
obat-obatan terlarang.

i) Psiko, Sosial, Spiritual, Cultural

Psiko : Ibu dan keluarga mengatakan bahwa kehamilan

ini merupakan kehamilan yang direncanakan, ibu


84

dan suami tetap merasa senang dengan kehadiran

calon anak keduanya.

Sosial : Ibu berhubungan baik dengan keluarga dan

tetangga. Pengambil keputusan dalam keluarga

adalah suami dan setiap keputusan

dimusyawarahkan bersama keluarga.

Spiritual : Ibu dan keluarga taat beribadah.

Cultural : Tidak ada kepercayaan khusus atau budaya

selama menjalani yang bertentangan dengan

kesehatan.

j) Tingkat pengetahuan : Ibu mengetahui cara minum tablet

tambah darah dan kebutuhan nutrisi ibu hamil, manfaat olahraga

ringan, perawatan bayi sehari-hari

2) Obyektif

a) Pemeriksaan Umun

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

BB sebelum/ selama : 46 kg/ 58 kg

IMT : 19,14672 kg/m2 (Rendah)

Tinggi Badan : 155 cm

LILA : 23,5 cm

Tanda Vital

Tekanan darah : 110/80 mmHg


85

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,5 0C

b) Status Present

Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, tidak ada

benjolan abnormal, rambut hitam, tidak

rontok, dan tidak berketombe.

Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda,

sklera berwarna putih,

Hidung : Bersih, tidak ada polip.

Mulut dan : Gigi tidak ada karies, bersih, bibir lembab,

gigi tidak ada stomatitis, tidak sianosis, tidak ada

perdarahan gusi.

Telinga : Simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak

ada gangguan pendengaran.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe,

maupun vena jugularis.

Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,

tidak ada massa atau benjolan abnormal.

Dada : Simetris, suara nafas vesikuler, denyut

jantung reguler.
86

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada

benjolan.

Vulva : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar

bartholini dan kelenjar skene, tidak ada

varises

Ekstremitas :

Atas : Simetris, tidak oedema, fungsi gerak baik,

kuku tidak pucat.

Bawah : Simetris, tidak oedema, fungsi gerak baik,

tidak ada varises.

Anus : Bersih dan tidak ada hemoroid.

c) Status Obstetrik

Muka : Tidak ada edema, ada cloasma

gravidarum.

Mammae : Simetris, ada pengeluaran kolostrum,

hiperpigmentasi areola, puting susu

menonjol, dan payudara bersih.

Abdomen : Pembesaran sesuai dengan usia kehamilan,

ada linea nigra, tidak ada striae

gravidarum dan bekas operasi.

Leopold I : Teraba lunak, bulat, dan tidak melenting

(bokong)
87

Leopold II :

Kanan : Teraba bagian panjang, keras, datar dan

ada tahanan seperti papan (punggung)

Kiri : Teraba bagian kecil-kecil (ekstremitas

janin)

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bagian bulat,

keras, melenting (kepala), tidak dapat

digoyangkan.

Leopold IV : Divergen

TFU : 31 cm

TBJ : = (TFU-11) x 155

= (31 – 11) x 155 = 3100 gram

DJJ : Teratur, frekuensi 134 x/menit

Ekstremitas :

Atas : Tidak oedema, fungsi gerak baik, kuku

tidak pucat.

Bawah : Tidak oedema, fungsi gerak baik, tidak ada

varises.

Genitalia : Tidak ada varises, tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini dan skene, tidak

pengeluaran per vaginam.

Reflek : Kanan (+)/ kiri (+)

pattela
88

d) Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

b. Interpretasi Data Dasar

Diagnosis : Ny. S umur 21 tahun G2P1A0 hamil 38+5 minggu

janin tunggal hidup intrauterin, punggung kanan,

presentasi kepala, sudah masuk PAP, divergen,

hamil fisiologis.

Masalah : Pinggang Sakit.

c. Identifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial

Tidak ada

d. Identifikasi Tindakan Segera

Tidak ada

e. Merencanakan Asuhan Kebidanan

Tanggal : 31 Januari 2019 Pukul : 10.15 WIB

1) Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu tentang keadaan ibu dan

janinnya.

2) Berikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai ketidaknyamanan

Pinggang Sakit.

3) Berikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai tanda bahaya

kehamilan seperti bengkak pada wajah dan kaki, pandangan kabur,

keluar cairan pervaginam (air ketuban pecah sebelum waktunya)

dan perdarahan pervaginam.

4) Berikan suplemen tambah darah etabion 176 mg 10 tablet.


89

5) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

kemudian pada tanggal 7 Maret 2019 atau jika ada keluhan atau

ada tanda-tanda persalinan.

6) Dokumentasi kegiatan di buku KIA.

f. Penatalaksanaan

Tanggal : 31 Januari 2019 Pukul : 10.17 WIB

1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan

janinnya baik.

2) Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang

ketidaknyamana pinggang sakit disebabkan karena uterus yang

membesar sehingga menimbulkan perubahan tubuh pada ibu hamil

terutama tulang punggung yang lordosis yang dapat menimbulkan

neri pinggang.

3) Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai tanda

bahaya kehamilan, meliputi: sakit kepala lebih dari biasa,

perdarahan pervaginam, gangguan penglihatan, pembengkakan

pada wajah atau tangan, nyeri abdomen (epigastrium), mual dan

muntah berlebihan, demam, dan gerakan janin berkurang.

4) Memberikan suplementasi multivitamin berupa Etabion berisi

tablet tambah darah etabion 175 mg 10 tablet 1x1, Kalk 500 mg 10

tablet 1x1.

5) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

kemudian pada tanggal 7 Februari 2019 jika ada keluhan.


90

6) Mendokumentasikan kegiatan di buku KIA.

g. Evaluasi

Tanggal : 31 Januari 2019 Pukul : 10.30 WIB

1) Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan tentang keadaannya dan

janinnya.

2) Ibu sudah memahami mengenai cara mengatasi pinggang sakit.

3) Ibu sudah memahami mengenai tanda bahaya kehamilan.

4) Ibu sudah memahami mengenai persiapan persalinan.

5) Ibu bersedia mengonsumsi suplemen secara rutin sesuai aturan

yang dianjurkan.

6) Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian pada

tanggal 7 Februari 2019 atau jika ada keluhan.

7) Dokumentasi telah dilakukan dan dicatat di buku KIA.

2. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Kunjungan Ulang

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Kamis, 7 Februari 2019 Jam : 10.30 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S 1) Alasan datang dan keluhan utama : Ibu mengatakan ingin memeriksakan


kehamilanya dan sedang tidak ada keluhan.
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,6 0C
3) Berat Badan
BB : 58 kg
4) Pemeriksaan Obstetrik
91

Muka : Tidak ada edema pada muka, mata tidak ikterus dan
tidak anemis, tidak ada oedema pada kelopak mata,
pandangan mata tidak kabur dan tidak ada cloasma
gravidarum.
Ekstremitas :
Atas : Tidak oedema, fungsi gerak normal.
Bawah : Tidak oedema, fungsi gerak normal, tidak ada
varises, reflek patella kanan (+)/ kiri (+).
5) Palpasi
Leopold I : Teraba lunak, agak bulat, dan tidak melenting.
Leopold II :
Kanan : Teraba bagian panjang, keras, datar dan ada tahanan
seperti papan.
Kiri : Teraba bagian-bagian kecil

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bagian bulat, keras,


tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : Divergen
6) TFU : 30 cm
7) DJJ : Teratur, frekuensi 145 x/menit, punctum maximum di kanan bawah
umbilikus, jumlah 1.
A Diagnosa : Ny. S umur 21 tahun G2P1A0 hamil 39+5 minggu
janin tunggal hidup intrauterin, punggung kanan,
presentasi kepala, sudah masuk PAP.
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 7 Februari 2019 Jam:10.35 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam kondisi sehat.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Berikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai persiapan persalinan seperti
tempat persalinan, biaya persalinan, surat-surat, kendaraan, uang dan
pendamping persalinan.
Hasil : Ibu mengetahui tentang persiapan persalinan
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan meliputi
perut mulas secara teratur semakin lama dan semakin sering, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, dan keluar air ketuban dari jalan lahir.
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
4) Menganjurkan ibu untuk meningkatkan istirahat.
Hasil : Ibu sudah mencukupi istirahatnya.
5) Memberikan terapi berupa suplemetasi Etabion berisi tablet tambah darah 176
mg 10 tablet 1x1, Kalk 500 mg 10 tablet 1x1.
Hasil : Terapi telah diberikan dan ibu bersedia meminumnya.
6) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika ada
keluhan.
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
7) Mendokumentasikan kegiatan.
Hasil : Dokumentasi telah dilakukan di buku KIA.
92

3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

a. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala I

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Sabtu, 9 Februari 2019 Jam : 16.20 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S 1) Keluhan utama : ibu mengeluhkan kenceng-kenceng teratur sejak jam


03.00 WIB, mengeluarkan lendir darah sejak jam 16.00 WIB, dan belum
mengeluarkan cairan dari jalan lahir.
2) Tanda-tanda persalinan
Kontraksi : Teratur sejak tanggal 9 Februari 2019 pukul 03.00
WIB.
Frekuensi : 3 x dalam 10 menit lamanya 30 detik, teratur.
Lokasi : Nyeri menyebar dari daerah perut bagian bawah
ketidaknyamanan menjalar sampai ke punggung.
Pengeluaran per : Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir darah
vaginam pukul 16.00 WIB, dan belum mengeluarkan air
ketuban.
3) Pola pemenuhan sehari-hari
a) Pola Nutrisi : Makan terakhir pukul 13.30 WIB, jenis nasi, dan
sayur, porsi 1 piring. Minum terakhir pukul 16.00
WIB, jenis air putih, 2 gelas.
b) Pola Istirahat : Ibu malam hari tidur ± 5 jam
dan Tidur
c) Pola : BAB terakhir pukul 08.00 WIB, konsistensi padat,
Eliminasi warna kuning kecokelatan.
BAK terakhir pukul 16.00 WIB, konsistensi cair,
warna kuning jernih.
d) Personal : Mandi terakhir jam 07.00 WIB, ganti pakaian
Hygiene terakhir pukul 07.15. WIB.
e) Pola : Ibu lebih banyak beristirahat dan jalan-jalan, dan
Aktivitas mulai mengurangi aktivitas pekerjaan rumah
tangga yang berat.
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg RR : 22 x/menit
Nadi : 80 x/menit Suhu : 36,6 0C
2) Status Obstetrikus
a) Inspeksi
Muka : Tidak ada edema pada muka, mata tidak ikterus
dan tidak anemis, tidak ada oedema pada
kelopak mata, pandangan mata tidak kabur dan
tidak ada cloasma gravidarum.
Ekstremitas :
Atas : Tidak oedema, fungsi gerak normal.
Bawah : Tidak oedema, fungsi gerak normal, tidak ada
93

varises
b) Palpasi
(1) Leopold
Leopold I : Teraba lunak, agak bulat, dan tidak melenting.
Leopold II :
Kanan : Teraba bagian panjang, keras, datar dan ada
tahanan seperti papan.
Kiri : Teraba bagian-bagian kecil

Leopold III : Bagian terbawah janin teraba bagian bulat,


keras, tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : Divergen
(2) TFU : 28 cm
(3) Penurunan dengan perlimaan : 3/5
(4) TBJ :
(28-11) X 155 = 2635 gram
(5) Kontraksi : 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik, intensitas kuat.
c) Auskultasi : Teratur, frekuensi 141 x/menit, punctum maximum di
kanan bawah umbilikus, jumlah 1.
d) Perkusi : reflek patella
kanan (+)/ kiri (+).
3) Pemeriksaan Dalam
Indikasi : Untuk mengevaluasi pembukaan pada
persalinan
Tanggal/ Jam : Tanggal 9 Februari 2019, pukul 16.25 WIB
Vulva/ Vagina : Tidak ada parut, licin, dan tenang.
Serviks :
Keadaan : Lunak, tipis
Pembukaan : 5 cm
Efficement : 50 %
Kulit Ketuban : Utuh
POD : Ubun-ubun kecil, posisi kanan depan
Presentasi : Belakang kepala
Moulase : 0
Penurunan : Hodge II
STLD : (+)
A Diagnosa : Ny. S umur 21 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu
janin tunggal hidup intrauterin, punggung kanan,
presentasi kepala, sudah masuk PAP inpartu kala
1 fase aktif
Masalah : Kenceng-kenceng teratur dan keluar lendir darah
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 9 Februari 2019 Jam: 16.25 WIB
1) Memberi dukungan psikologis pada ibu.
Hasil : Dukungan telah diberikan kepada ibu.
2) Saat ibu tampak gelisah atau kesakitan:
a) Membiarkan ibu ganti posisi sesuai keinginan, atau sarankan untuk
miring kiri.
b) Membiarkan ibu berjalan atau beraktivitas ringan sesuai
kesanggupannya.
c) Mengajari teknik bernafas.
Hasil : Ibu tidur miring kekiri, tampak gelisah dan rasa sakit ibu
berkurang
3) Menganjurkan suami atau keluarganya memijat punggung.
94

Hasil : Keluarga bersedia


Menurut penelitian Erni Juniarti, dkk dengan judul Literature Review:
Penerapan Counter Pressure Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I
disimpulkan bahwa penggunaan Counter Pressure efektif untuk
mengurangi nyeri persalinan kala I.
4) Menjaga privasi ibu dengan menggunakan tirai penutup dan tidak
menghadirkan orang lain tanpa seizin ibu.
Hasil : Ibu sudah merasa aman
5) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum disela-sela kontraksi.
Hasil : ibu telah diberi minum
6) Menyarankan ibu berkemih sesering mungkin.
Hasil : ibu bersedia berkemih, kandung kemih tidak penuh.
7) Memantau Kala I persalinan.
Hasil :
Tabel 4.5 Pemantauan Kala I
Urine Pe↓ VT
Waktu DJJ Kontraksi TD N S R kepala Eff KK Ф
(cc)
16.25 140 3x/10’/30” 110/ 84 36,6 20 50 3/5 50 % KK VTф 5 cm
80 (+) porsio tipis
lunak

16.55 144 3x/10’/30” 84


17.25 144 3x/10’/40” 80
17.55 146 4x/10’/40” 80 22 50 1/5 100 K VTф 10 cm
% K porsio tidak
(-) teraba,
pecah
spontan,
jam 16.00
WIB
warna
jernih
8) Mengisi lembar partograf
Hasil : sudah dilakukan
9) Menyiapkan Pertolongan Persalinan
a) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan, dan obat-obatan essensial.
(1) Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril/DTT siap
dalam wadahnya.
(2) Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam
kondisi bersih dan hangat.
(3) Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam
kondisi baik dan bersih.
(4) Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali
pakai dalam partus set/wadah DTT.
(5) Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu
sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi.
(6) Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan kristaloid,
set infus.
b) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu
tertutup kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata.
c) Melepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih kemudian mengeringkan dengan
handuk atau tisu bersih.
Hasil : pertolongan persalinan sudah siap, APD yang digunakan yaitu
95

celemek plastik dan masker, sarungtangan


10) Melakukan dokumentasi
Hasil : sudah didokumentasikan

b. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala II

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Sabtu, 9 Februari 2019 Jam : 17.55 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S Ibu mengatakan kenceng-kenceng makin sering, ingin meneran seperti ingin


BAB, serta ketuban pecah.
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
TD : 84 x/menit RR : 22 x/menit
Nadi : 120/80 mmHg Suhu : 36,8 0C
2) Status Obstetrikus
Perineum : Menonjol
Vulva : Vulva dan sfingter ani membuka
Bloody : Semakin banyak
show
Abdomen : His 5x/10’/50”, penurunan kepala 1/5, presentasi
kepala, DJJ 138 x/menit, teratur, kuat, punctum
maximum berada di antara pusat dan simfisis di bagian
kanan ibu, jumlah 1.
3) Pemeriksaaan Dalam
Indikasi : Memastikan kemajuan persalinan, ketuban pecah
Vulva/ Vagina : Tidak ada parut, licin, dan tenang.
Serviks :
Keadaan : Portio tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Effacement : 100 %
Kulit ketuban : (-)
POD : Ubun-ubun kecil, posisi kanan depan
Presentasi : Belakang kepala
Hodge : Hodge III+
Moulase : 0
4) Kandung kemih : kosong
A Diagnosa : Ny. S umur 21 tahun G2P1A0 hamil 40 minggu
janin tunggal hidup intrauterin, punggung kanan,
presentasi kepala, divergen, inpartu kala II.
Masalah : Kenceng-kenceng sering dan ingin meneran
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 9 Februari 2019 Jam: 17.55 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap
96

Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan


2) Membantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
Hasil : Ibu dalam posisi setengah duduk dan sudah merasa nyaman
3) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran (memberikan cukup asupan cairan/minum, menilai DJJ
setiap kontraksi uterus selesai)
Hasil : Ibu bersedia meneran pada saat ada dorongan yang kuat,
mendapatkan minum, dan DJJ 132x/ menit
4) Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu saat
kepala bayi telah kroning diameter 5- 6 cm di vulva.
Hasil : Handuk bersih sudah di atas perut ibu.
5) Meletakan underpad dibawah bokong ibu.
Hasil : Underpad sudah diletakkan dibawah bokong ibu.
6) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
Hasil : Alat dan bahan sudah siap.
7) Memakai sarung tangan panjang steril pada kedua tangan.
Hasil : Sarung tangan sudah dipakai.
8) Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering, sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk
meneran efektif
Hasil : ibu meneran dan kepala bayi sudah lahir
9) Menganjurkan ibu bernafas dangkal.
Hasil : Ibu terlihat bernafas dangkal
10) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
Hasil :Tidak ada lilitan tali pusat
11) Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan
Hasil : Kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar.
12) Memegang kepala bayi secara biparietal dan menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi, dengan lembut menggerakkan kepala ke arah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
Hasil : Bahu bayi sudah lahir.
13) Menggeser tangan ke bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga
kepala dan bahu, menggunakan tangan atas menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas. Kemudian melanjutkan penelusuran tangan
atas ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Memegang kedua mata
kaki dengan memasukkan jari telunjuk diantara kaki dan memegang
masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
Hasil : Bayi lahir spontan pukul 18.00 WIB, jenis kelamin laki-laki
14) Penanganan bayi baru lahir
a) Melakukan penilaian selintas dengan pertanyaan berikut untuk
menilai apakah bayi mengalami asfiksia:
(1) Apakah bayi menangis atau bernapas dan/ atau tidak megap-
megap?
(2) Apakah tonus otot bayi baik atau bayi bergerak aktif?
Hasil : bayi menangis kuat, tonus otot baik dan bayi bergerak aktif. Bayi
sudah dikeringkan dan diposisikan di atas perut ibu.
15) Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus (janin tunggal).
Hasil : Janin tunggal
97

c. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala III

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Sabtu, 9 Februari 2019 Jam : 18.00 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S Ibu mengatakan lega dan senang bayinya telah lahir, tetapi ari-arinya belum
lahir dan perutnya masih mules
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2) Bayi lahir spontan pukul 18.00 WIB, menangis kuat, kulit berwarna
kemerahan, laki-laki
3) TFU : setinggi pusat, globuler, keras, janin tunggal
4) Vulva/vagina : Tampak tali pusat terlihat menjulur keluar dari vulva.
5) Kontraksi : berkontraksi keras
A Diagnosa : Ny. S umur 21 tahun P2A0 inpartu kala III.
Masalah : Perut mules
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 9 Februari 2019 Jam: 18.00 WIB
1) Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik untuk pengeluaran plasenta. Menyuntikkan oksitosin 10 unit IM
(intramuskuler) 1 menit setelah bayi lahir di 1/3 paha atas bagian distal
lateral.
Hasil : Ibu bersedia disuntik dan oksitosin sudah disuntikkan.
2) Menjepit tali pusat dengan umbilikal klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi
2 menit setelah bayi lahir. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu)
dan menjepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
Hasil : Tali pusat telah dijepit.
3) Memegang tali pusat yang telah dijepit dengan satu tangan dan
melakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut.
Hasil : Tali pusat telah dipotong dan telah diklem dengan umbilikal cord
4) Meletakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Hasil : Bayi diletakkan dengan posisi tengkurap di dada ibu, bahu bayi
lurus sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu,
dan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting ibu.
5) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
Hasil : Bayi dan ibu sudah diselimuti.
6) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5–10 cm dari vulva.
Hasil : Klem sudah dipindahkan.
7) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi kontraksi, tangan lain menegangkan tali pusat.
Hasil : Tangan sudah diletakkan diperut ibu
8) Menegangkan tali pusat dengan hati-hati ke arah dorsokranial setelah
uterus berkontraksi.
Hasil : Tali pusat telah ditegangkan
9) Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta
98

terlepas seperti semburan darah, tali pusat bertambah panjang


Hasil : Ada tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu semburan darah, tali
pusat bertambah panjang.
10) Meminta ibu meneran sambil menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan ke arah atas mengikuti poros jalan lahir (tetap melakukan
tekanan dorsokranial). Tali pusat bertambah panjang, memindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
Hasil : PTT sudah dilakukan, plasenta sudah lepas.
11) Melahirkan plasenta dengan cara memegang dan memutar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin menggunakan kedua tangan saat plasenta
muncul di introitus vagina
Hasil : Plasenta lahir pukul 18.05 WIB
12) Melakukan masase uterus segera setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras).
Hasil : Uterus teraba keras dan fundus teraba keras
13) Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta untuk memastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Memasukkan plasenta ke dalam
kantung plastik atau tempat khusus.
Hasil : Plasenta lahir lengkap dan utuh, bentuk bundar, jumlah kotiledon
±20 buah, diameter plasenta ± 20 cm, panjang tali pusat ± 30 cm, dan
sudah dimasukan ke dalam kendil yang berisi klorin.
14) Menilai perdarahan dan mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum
Hasil : Perdarahan ±150 cc, ada laserasi derajat 2
15) Melakukan dokumentasi
Hasil : sudah didokumentasikan

d. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala IV

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Sabtu, 9 Februari 2019 Jam : 18.05 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S Ibu mengatakan lelah dan perutnya mules, ibu merasa lega karena ari-arinya
sudah lahir.
O 1) Keadaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital
TD : 120/80 mmHg RR : 24 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu : 36, 8 0C
2) Status Obstetrik
Plasenta lahir pukul 18.05 WIB
Mamae : Simetris, hiperpigmentasi aerola, tidak ada massa,
kolostrum keluar
Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari dibawah pusat,
kandung kemih kosong.
99

Genetalia : Perdarahan ± 50 cc, tidak ada laserasi


A Diagnosa : Ny. S umur 21 tahun P2A0 inpartu kala IV
Masalah : lelah dan perut terasa mules
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 9 Februari 2019 Jam: 18.05 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Hasil : Ibu mengetahui keadaan baik
2) Melakukan hecting tanpa lidocain
Hasil : Laserasi sudah di jahit
3) Memastikan kontraksi uterus keras serta kandung kemih kosong
Hasil : kontraksi keras dan kandung kemih kosong
4) Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan
klorin 0,5 % dan membilasnya dengan air DTT kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Hasil : sudah dilakukan
5) Mengajarkan ibu/ keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi
Hasil : ibu mengerti
6) Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
Hasil : darah yang keluar dalam batas normal ± 50 cc
7) Memeriksa nadi dan pastikan keadaan umum baik
Hasil : nadi normal 82x/ menit dan keadaan umum baik
8) Memantau keadaan bayi dan memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali /menit).
Hasil : bayi bernafas normal
9) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi
Hasil : sudah dilakukan
10) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
Hasil : sudah dilakukan
11) Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering
Hasil : membersihkan ibu dengan air biasa
12) Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkannya
Hasil : ibu merasa nyaman
13) Mendekontaminasi tempat bersalin dan apron yang dipakai dengan
larutan klorin 0,5.
Hasil : sudah dilakukan
14) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
melepaskan dalam terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
Hasil : sudah dilakukan
15) Mengucapkan selamat kepada ibu
Hasil : Ibu berterimakasih
16) Melakukan Antropometri bayi
Hasil : BB/PB : 3100 gram / 50 cm, LK/LD : 34/33cm, LILA : 11 cm
17) Memberikan salep mata gentamicin 0,3 % dikedua mata bayi dan vitamin
K1 secara IM di paha kiri
Hasil : Salep mata dan vitamin K sudah diberikan
100

18) Melakukan pemantauan kala IV.


Hasil :
Tabel 4.6 Pemantauan Kala IV
Darah
Jam Kontraksi Kandung
Waktu TD N S TFU yang
ke Uterus Kemih
keluar
1 2 jr ↓
18.20 100/70 80 36,6 Keras - 25 cc
pusat
2 jr ↓
18.35 100/70 82 Keras - 30 cc
pusat
2 jr ↓
18.50 100/80 82 Keras - 35 cc
pusat
2 jr ↓
18.05 110/80 83 Keras - 45 cc
pusat
2. 2 jr ↓
18.35 110/80 84 36,7 Keras - 50 cc
pusat
2 jr ↓
19.05 120/80 86 Keras - 50 cc
pusat
19) Melengkapi partograf.
Hasil : Partograf telah dilengkapi.
20) Mendokumentasikan kegiatan.
Hasil : Kegiatan dokumentasi tercatat di buku laporan persalinan.

4. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

a. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 14

Jam (KF 1)

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Minggu, 10 Februari 2019 Jam : 08.05 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S 1) Keluhan utama : Ibu mengatakan kenceng dan mulas pada perut.


2) Pola Kebutuhan Dasar Sehari-hari
Pola Nutrisi : Makan 2 x, porsi sedang, komposisi: nasi, lauk,
sayur. Minum sudah 3 gelas jenis air putih dan susu
Pola Eliminasi : BAB belum. BAK frekuensi 3 x, konsistensi cair,
warna kuning jernih.
Pola Istirahat : Ibu tidur 6 jam, ibu mengeluh sering bangun saat
bayinya menangis.
Pola Aktivitas : Menyusui, ambulasi dini pada 2 jam ibu miring
kanan dan miring kiri serta pada 6 jam ibu sudah
mulai duduk dan secara perlahan bangun dari
tempat tidur.
Pola Hygiene : Ibu sudah diseka, belum keramas, ganti pakaian 2
x, ganti pembalut 4 x.
Pola Menyusui : Kolostrum sudah keluar, ibu sudah menyusui
bayinya 1 kali.
Pola Psikologi : Ibu saat ini dalam fase teking in yaitu ibu masih
dibantu keluarga dalam merawat bayinya.
101

Ibu Sudah diberi terapi obat amoxilin 500 mg 10 tablet 3x1, Paracetamol
500 mg 10 tablet 3x1, Vitamin A 2 tablet 1x1, dan Tablet Tambah Darah
Etabion 176 mg 10 tablet 1x1
O 1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,5 0C
2) Status Present
Kepala : Kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
warna rambut hitam
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih.
Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip
Mulut : Tidak ada karies pada gigi, tidak ada pembesaran tonsil
Telinga : Tidak ada serumen, tidak ada massa, tidak ada
gangguan pendengaran
Dada : Bunyi jantung teratur, tidak ada pernafasan whezzing,
nafas vesikuler, tidak ada bunyi mur-mur.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan, tidak
ada pembesaran lien.
Ekstremitas :
Atas : Simetris, tidak oedema, capiler refill <2detik, turgor
baik
Bawah : Simetris, tidak oedema, capiler refill <2detik, turgor
baik, tidak ada varises, homan sign (-)
Vulva : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan
kelenjar skene dan tidak ada tanda penyakit menular
seksual (kondiloma akuminata).
Anus : Bersih dan tidak ada hemoroid.
3) Pemeriksaan Obstetri
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
Mamae : Bentuk simetris, puting susu menonjol, kolostrum sudah
keluar.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong.
Kandung : Kandung kemih tidak teraba
kemih
Genitalia :
Lokia : Lokia rubra, berwarna merah. Jumlah ± 50 cc, bau agak
amis.
Perineum : Ada jahitan derajat 1 (mukosa vagina, fourchette, kulit
perineum) masih basah
Reflek Patella : +/+
4) Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada.
A Diagnosa : Ny. S Umur 21 tahun P2A0 post partum 14 jam.
Masalah : Mules dan nyeri luka jahitan
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 10 Februari 2019 Jam: 08.05 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam kondisi sehat.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu saat ini
102

merupakan kondisi yang normal yakni sebagai tanda kembalinya rahim


ibu seperti sebelum hamil.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
3) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah
perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri yaitu dengan cara masase
perut agar tidak terjadi perdarahan/supaya kontraksinya baik .
Hasil : Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan dapat
mempraktikkannya.
4) Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup, menghindari pekerjaan yang
berat, kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap, bila
bayi tidur sebisa mungkin ibu ikut tidur, dan menjelaskan bahwa tidak ada
dampak negatif yang diperoleh ibu nifas jika tidur siang.
Hasil : Ibu bersedia melakukannya.
5) Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti pandangan kabur,
pusing, kaki bengkak, perdarahan dari jalan lahir, infeksi luka jahitan. Jika
timbul tanda bahaya tersebut segera datang kepelayanan kesehatan.
Hasil : Ibu mengerti dan paham
6) Menganjurkan Ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama pada daerah
perineum dengan membersihkan dari depan kebelakang serta mengganti
pembalut setidaknya 2x/hari
Hasil : Ibu bersedia melakukannya.
7) Memberitahu ibu agar memberikan ASI Eksklusif pada bayinya yaitu
bayi diberikan ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan
apapun seperti susu formula, madu, air putih dan jika memungkinkan
diteruskan dengan pemberian ASI tambahan hingga berumur 2 tahun.
Hasil : Ibu mengerti dengan informasi yang diberikan
8) Memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu menyusui yaitu
kebutuhan kalori sebanyak 2900 kal yang dapat dibagi 3 kali makan
sehari, makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,
serat, zat besi, iodium, vitamin A, vitamin C, dan mineral sedikitnya 3
liter.
Hasil : Ibu bersedia untuk melakukan nasehat dari bidan, ibu sudah diberi
terapi obat amoxilin 500 mg 10 tablet 3x1, Paracetamol 500 mg 10 tablet
3x1, Vitamin A 2 tablet 1x1, dan Tablet Tambah Darah Etabion 176 mg
10 tablet 1x1
9) Memberikan informasi tentang KB pascasalin meliputi :
a) Metode Amenore Laktasi, kontrasepsi yang mengandalkan pemberian
ASI. Metode ini efektif sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan
pemakaian kontrasepsi lainnya.
b) Kontrasepsi mantap, tubektomi adalah tindakan oklusi/pengambilan
sebagian saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi.
Waktu yang terbaik untuk melakukan tubektomi pasca persalinan
ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah melahirkan karena posisi tuba
mudah dicapai dari sub umbilikus dan rendahnya resiko infeksi.
c) Alat kontrasepsi dalam rahim/ IUD adalah KB non hormonal yang
diapasang pada rahim ibu dengan efektifitas 5-10 tahun. Keuntungan :
sangat efektif, tidak mempengaruhi ASI, pengembalian kesuburan
yang cepat, kembali ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan, dicabut
sesuai keinginan. Kerugian : perdarahan, keputihan, dapat terjadi
infeksi, tidak melindungi dari IMS, HIV/ AIDS. Indikasi : usia
reproduktif, menyusui, yang menghendaki kontrasepsi dengan
efektivitas yang tinggi dan jangka panjang, serta KB non hormonal,
gemuk atau kurus, setelah melahirkan atau keguguran. Kontraindikasi
: sedang hamil, perdarahan vagina yang tidak diketahui, sedang
menderita infeksi alat genital, adanya tumor jinak yang dapat
103

mempengaruhi rongga rahim, kanker alat genitalia, ukuran rongga


rahim kurang dari 5 cm
d) Implant, kontrasepsi ini efektif selama 5 tahun untuk Norplant dan 3
tahun untuk jadena, indoplant dan implanont. Metode ini dapat
digunakan oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Tidak
mengganggu produksi ASI. Tidak boleh mengangkat beban yang
terlalu berat.
e) Suntikan progestin, metode ini sangat efektif, aman dan dapat
digunakan oleh semua wanita dalam usia reproduksi. Dengan metode
ini, kembalinya kesuburan lebih lambat (rata-rata 4 bulan). Metode
ini cocok untuk masa laktasi akrena tidak menekan produksi ASI.
Hasil : Ibu mengerti dengan informasi yang disampaikan dan berniat
menggunakan KB Implant
10) Menganjurkan Ibu untuk melakukan kunjungan ulang hari ke 4-28
kemudian atau jika ada keluhan.
Hasil : Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
11) Melakukan dokumentasi
Hasil : sudah didokumentasikan.

b. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 11

Hari (KF 2)

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Rabu, 20 Februari 2019 Jam : 11.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

S 1) Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan telah


mampu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi, telah
mampu beradaptasi dengan kebutuhan bayi.
2) Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
Pola Nutrisi : Makan 3-4 x/hari, porsi sedang, komposisi: nasi,
lauk, sayur, buah. Minum sudah 8-10 gelas/hari, jenis
air putih, teh manis, susu
Pola Eliminasi : BAB 1 x/hari, lembek, kuning. BAK 4-5 x/hari,
warna kuning.
Pola Istirahat : Siang 1 jam.
Malam 6 jam, bangun ketika bayi menangis, ingin
menyusu.
Pola Aktivitas : Menyusui, mengurus bayi.
Pola Hygiene : Mandi 2 x/hari, keramas 3 x/minggu, ganti pakaian 2
x/hari, ganti pembalut 3x/hari.
Pola Menyusui : Ibu menyusui secara On demand, 2-3 jam sekali atau
setiap bayi menginginkan, sudah 6x
Pola Psikologis : Ibu dalam fase letting go, ibu sudah mampu
mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi,
telah mampu beradaptasi dengan kebutuhan bayi
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
104

Tekanan Darah : 110/80 mmHg


Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,6 0C
2) Pemeriksaan Obstetri
Muka : Tidak ada oedema, konjungtiva berwarna merah
muda, dan sklera berwarna putih.
Mamae : Bentuk simetris, ASI matur, payudara kanan/kiri:
ASI keluar lancar.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU pertengahan pusat
simfisis, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong.
Genitalia :
Perineum : Tidak ada tanda-tanda infeksi, luka jahitan sudah
kering
Lokia : Serosa yaitu cairan yang berwarna coklat
kekuningan, jumlah ± 10 cc.
Esktremitas : Tidak oedem, tidak ada varises, turgor baik,
A Diagnosa : Ny. S Umur 21 tahun P2A0 post partum 11
hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 20 Februari 2019 Jam : 11.05 WIB
1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu dalam kondisi sehat.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang,
perbanyak telur untuk mempercepat penyembuhan luka jahitan, serta
minum minimal 3 liter perhari atau minimal 12 gelas perhari dan tidak ada
pantangan makanan dan minuman
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan nutrisinya
3) Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup, minimal 8 jam perhari, bila
bayi tidur sebisa mungkin ibu ikut tidur, dan tidak ada dampak negatif
yang diperoleh ibu nifas jika tidur siang.
Hasil : ibu memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia banyak
istirahat.
4) Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan.
Hasil : Ibu bersedia mengikuti saran yang diberikan
5) Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti pandangan kabur,
pusing, kaki bengkak, perdarahan dari jalan lahir, infeksi luka jahitan. Jika
timbul tanda bahaya tersebut segera datang kepelayanan kesehatan.
Hasil : Ibu mengerti dan paham
6) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang antara hari ke 29-42 atau jika
ada keluhan
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian
7) Melakukan dokumentasi
Hasil : Kegiatan terdokumentasi di buku KIA.

c. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 30

Hari (KF 3)

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun


105

Hari/tanggal : Senin, 11 Maret 2019 Jam : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. S

S 1) Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan sudah menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya.
2) Pola Pemenuhan Sehari-hari :
Pola Nutrisi : Makan 3-4 x/hari, porsi sedang, komposisi: nasi, lauk,
sayur, buah. Minum sudah 10-12 gelas/hari, jenis air
putih, teh manis, susu.
Pola Eliminasi : BAB : 1x/hari, padat, kuning. BAK: 3-5 x/hari, warna
kuning,
Pola Istirahat : Siang: 1-2 jam. Malam : 6-8 jam, bangun ketika bayi
menangis, ingin menyusu.
Pola Aktivitas : Menyusui, mengurus bayi.
Pola Seksual : Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual.
Pola Hygiene : Mandi 2 x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian 2
x/hari, ganti pembalut 3x/hari.
Pola Menyusui : Ibu menyusui secara On demand, 2-3 jam sekali atau
setiap bayi menginginkan
Pola Psikologi : Ibu sudah bisa merawat bayinya secara penuh
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6 0C
2) Pemeriksaan Obstetrik
Muka : Tidak ada oedema, konjungtiva berwarna merah muda,
dan sklera berwarna putih.
Mamae : Bentuk simetris, puting susu menonjol, ASI matur, ASI
keluar lancar,tidak ada nyeri tekan, tidak ada kemerahan,
tidak ada pengeluaran nanah.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU tidak teraba, kandung
kemih kosong.
Genetalia
Lokia : Lokia alba, warna putih kekuningan.
Perineum : Tidak ada tanda-tanda infeksi, luka jahitan sudah kering

A Diagnosa : Ny. S Umur 21 tahun P2A0 post partum 30 hari


Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 11 Maret 2019 Jam: 10.05 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam
keadaan baik.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Mengingatkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahatnya
yang cukup.
Hasil : Ibu bersedia
3) Menganjurkan ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan jika ada keluhan atau
106

tanda-tanda bahaya masa nifas.


Hasil : ibu bersedia melakukannya.
4) Mendokumentasikan kegiatan.
Hasil : Kegiatan terdokumentasi di buku KIA.
107

d. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu dengan KB

Implant

Nama : Ny. S Umur : 21 tahun

Hari/tanggal : Minggu, 10 Februari 2019 Jam : 08.30 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S 1) Keluhan : Ibu masih dalam masa pemantauan dan ingin menggunakan KB


Implant
2) Pola Pemenuhan Sehari-hari :
Pola Nutrisi : Makan 2 x/hari, porsi sedang, komposisi: nasi, lauk,
sayur, buah. Minum sudah 6 gelas/hari, jenis air putih
dan susu.
Pola Eliminasi : Ibu belum BAB. BAK: 3 x/hari, warna kuning,
Pola Istirahat : Malam : 4 jam, bangun ketika bayi menangis, ingin
menyusu.
Pola Aktivitas : Menyusui, mengurus bayi.
Pola Hygiene : Ibu belum mandi dan keramas, ganti pakaian 2 x/hari
Pola Seksual : Ibu mengatakan sudah berhubungan seksual 1x dan
tidak ada keluhan
3) Psikologi Implant: Ibu mengatakan suaminya sudah menyetujui ibu untuk
memakai KB implant
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C
2) Status Present
Kepala : Kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok dan
warna rambut hitam
Mata : Simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih.
Hidung : Bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip
Mulut : Tidak ada karies pada gigi, tidak ada pembesaran tonsil
Telinga : Tidak ada serumen, tidak ada massa, tidak ada
gangguan pendengaran
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
Dada : Bunyi jantung teratur, tidak ada pernafasan whezzing
Abdomen : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran lien.
Vulva : Bersih, tidak ada flour alba, tidak ada varises, tidak
oedem.
Ekstremitas :
Atas : Simetris, tidak oedema, capiler refill <2detik, turgor
baik
Bawah : Simetris, tidak oedema, capiler refill <2detik, turgor
baik, tidak ada varises
108

Vulva : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan


kelenjar skene dan tidak ada tanda penyakit menular
seksual (kondiloma akuminata).
Anus : Bersih dan tidak ada hemoroid.

5) Pemeriksaan Obstetri
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
Mamae : Bentuk simetris, puting susu menonjol, kolostrum sudah
keluar.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong.
Kandung : Kandung kemih tidak teraba
kemih
Genitalia :
Lokia : Lokia rubra, berwarna merah. Jumlah ± 50 cc, bau agak
amis.
Perineum : Ada jahitan
Reflek Patella : +/+
A Diagnosa : Ny. S Umur 21 tahun P2A0 akseptor KB Implant
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 10 Februari 2019 Jam: 08.05 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
Hasil: Ibu mengatakan senang karena kondisinya baik.
2) Memberikan inform consent untuk dilakukan tindakan pemasangan implant
Hasil : Ibu bersedia dan sudah menandatangani inform consent
3) Melakukan pemasangan implnat
Hasil Implan sudah dipasang
4) Memotivasi ibu untuk tetap menjaga dan meningkatkan personal hygiene-nya
dengan baik.
Hasil: Ibu akan memenuhi kebutuhannya dengan baik.
5) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan 3 hari setelah pemasangan
atau jika ibu menemui keluhan segera ketenaga kesehatan terdekat seperti
bidan
Hasil: Ibu bersedia
6) Memberitahu ibu bahwa KB Implant dapat digunakan sampai 3 tahun, jika
sudah 3 tahun anjurkan ibu untuk melepas implant.
Hasil ibu mengerti dan paham.
7) Mendokumentasikan tindakan
Hasil: dokumentasi telah dilakukan
109

5. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

a. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus 14 Jam

(KN 1)

Nama : By. Ny. S Umur : 14 Jam

Hari/tanggal : Minggu, 10 Februari 2019 Jam : 08.05 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S 1) Identitas Bayi dan Orang Tua


Nama bayi : By. Ny. S
Tanggal lahir : 19 Februari 2019, Pukul 18.00 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Klapagading kulon rt 3/15
2) Riwayat Kehamilan Ibu
Umur Kehamilan : 40 minggu
Riwayat penyakit selama hamil : Tidak ada
Kebiasaan selama hamil : Ibu mengatakan tidak merokok, tidak
mengkonsumsi alkohol, jamu,
narkoba, ataupun obat-obat bebas.
3) Riwayat Natal
BB : 3100 gram
PB : 50 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Lengan : 11 cm
Tanggal lahir : 19 Februari 2019
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tunggal/ Gemeli : Tunggal
Lama Persalinan : Kala I ±13 jam , kala II 5 menit, kala III 5 menit,
kala IV 2 jam.

Komplikasi : Tidak ada.


Persalinan
4) Riwayat Perinatal : Penilaian Apgar Score
Tabel 4.7 Penilaian Apgar Score
Appearance Pulse Grimace Activity Respiratory Score
1 menit 1 2 2 2 2 9

5 menit
2 2 2 2 2 10
ke-1
5 menit
2 2 2 2 2 10
ke-2
5) Pola Pemenuhan Kebutuhan
Pola Nutrisi : Bayi sudah menyusu, dapat menghisap kuat dan
menelan dengan baik, bayi menyusu setiap 2-3 jam
sekali atau ketika menginginkanya.
Pola Eliminasi : BAK 4x, warna hijau tua
BAB 2x, konsistensi lembek, mekonium berwarna
110

hitam kehijauan.
Pola Istirahat : Bayi sedang tidur.
Pola Aktifitas : Bayi bergerak aktif dan menangis kuat.
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Denyut jantung : 134 x/menit
Respirasi : 42 x/menit
Suhu : 36,8 0C
2) Status Present
Kepala : Mesocephal, ubun-ubun besar rata, tidak ada
peradangan dan kemerahan, tidak ada cephal
hematoma dan caput sucedaneum.
Mata : Simetris, tidak ada secret, konjungtiva merah muda,
sklera putih, tidak ada nanah.
Hidung : Tidak ada obstruksi jalan napas, tidak ada pernapasan
cuping hidung, tidak ada sekret
Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak ada labio-palato-skisis,
tidak terdapat hipersalivasi, tidak ada bercak-bercak
putih pada mulut.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen berlebih, daun telinga
dan ujung mata sejajar, tidak ada tanda-tanda infeksi
Leher : Tidak ada pembesaran tyroid, limfe dan tidak ada
pembesaran vena jugularis
Dada : Simetris, nafas terdengar vesikuler tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada bunyi mur-mur
Pulmo : Bunyi jantung reguler, tidak ada ronchi dan
whezzing, tidak ada bunyi mur-mur.
Jantung : Denyut jantung regular.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar dan limpa, tidak ada
perdarahan, tali pusat bersih.
Genitalia : Terdapat lubang uretra pada ujung penis, testis telah
turun ke skrotum
Punggung : Tidak ada spina bifida.
Anus : Terlihat lubang anus.
Ekstremitas :
Atas : Simetris, pergerakan aktif, warna kemerahan, tidak
ada polidaktily maupun sindaktily.
Bawah : Simetris, pergerakan aktif, warna kemerahan, tidak
ada polidaktily maupun sindaktily.
Kulit : Tidak ada ruam atau bercak tanda lahir, tidak ada
pembengkakan, tidak ada lanugo, tidak kuning, ada
verniks kaseosa
Refleks :
Rooting reflex : Baik, bayi menoleh ketika pipinya disentuh .
Sucking reflex : Baik, bayi menghisap dengan kuat.
Grasp reflex : Baik, bayi menggenggam tangannya saat disentuh.
Moro reflex : Baik, bayi melakukan gerakan seperti memeluk saat
dikagetkan.
Tonic neck : Belum ada
refleks
Babinski refleks : Baik, goresan telapak kaki menyebabkan jari kaki
hiperekstensi
A Diagnosa : By. Ny. S umur 14 jam Neonatus Cukup Bulan
111

Sesuai Masa Kehamilan.


Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 10 Februari 2019 Jam : 08.05 WIB
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga, bayi dalam
keadaan baik dan sehat.
Hasil : Ibu mengetahui pemeriksaan.
2) Memberikan konseling untuk mecegah hipotermi dengan cara menyelimuti
bayi dengan kain bersih dan hangat serta mengganti popok yang basah dengan
yang kering.
Hasil : Ibu mengerti dengan informasi yang diberikan.
3) Mengajarkan ibu cara merawat tali pusat yaitu mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan perawatan tali pusat, jangan membungkus puntung tali
pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun kepuntung tali pusat. Luka
tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering
dan terlepas sendiri. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan
air DTT dan sabun dan segera keringkan
Hasil : Ibu memahami mengenai informasi yang diberikan
Menurut Puji Astuti dalam penelitiannya yang berjudul Pengetahuan Ibu
tentang Perawatan Tali Pusat Berhubungan dengan Waktu Lepas Tali Pusat
disimpulkan bahwa Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan
tali pusat dengan lama waktu lepas tali pusat pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Pekuncen Kabupaten Banyumas tahun 2013 (p= 0,013sehingga
tali pusat cepat kering dan lepas.
4) Memberitahu kepada orangtua tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan agar
merujuk segera untuk perawatan lebih lanjut jika ditemui: Tidak mau minum
atau memuntahkan semua, kejang, bergerak hanya jika dirangsang, merintih,
napas cepat (≥60 kali/menit) atau napas lambat (<30 kali/ menit), tarikan
dinding dada kedalam yang kuat, teraba demam (suhu ketiak >37,5̊ C) atau
teraba dingin (suhu ketiak <36̊C ), nanah yang banyak dimata, nanah keluar
dari umbilikus dan berbau, kemerahan disekitar umbilikus, adanya lebih dari
10 pustula dikulit, pembengkakan, kemerahan, dan pengerasan kulit, tampak
kuning (terutama 24 jam pertama), biru, atau pucat, diare dan perdarahan
Hasil: Ibu memahami mengenai informasi yang diberikan
5) Menganjurkan Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan dan minuman apapun, dan menyusui bayinya secara on
demand yaitu minimal 2 jam sekali atau setiap bayi mau atau menangis
Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif dan menyusui bayinya secara
on demand
6) Memberitahu ibu perawatan bayi sehari-hari seperti menjaga bayi selalu dengan
ibu (aman, nyaman, hangat) jangan tinggalkan bayi sendirian, kemudian
menjaga kebersihan bayi dengan menjaga tetap hangat, mengganti popok dan
selimut jika basah atau kotor dan menjaga ruangan tidak terlalu panas atau
dingin
Hasil : Ibu Bersedia
7) Memandikan Bayi
Hasil Bayi sudah dimandikan
8) Memberikan imunisasi HB0 di 1/3 anterolateral paha kanan bayi secara IM
Hasil : HB0 sudah diberikan
9) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan pada hari ke 3-7 atau jika ada
keluhan.
Hasil : Ibu bersedia melakukankunjungan ulang
10) Melakukan dokumentasi
Hasil : sudah didokumentasikan
112

b. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus 4 Hari

(KN 2)

Nama : By. A Umur : 4 Hari

Hari/tanggal : Rabu, 13 Februari 2019 Jam : 08.30 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S 1) Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada penyulit atau gangguan pada bayi.
2) Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Nutrisi : Bayi sudah menyusu, dapat menghisap kuat dan
menelan dengan baik, bayi menyusu setiap 2-3
jam sekali atau ketika menginginkanya.
Pola Eliminasi : BAB 3-4 x/hari, berwarna kuning, konsistensi
lunak. BAK 6-9 x/hari, warna kuning jernih.
Pola Istirahat : Tidur sekitar 16 jam per hari dan terbangun
ketika lapar atau BAB/ BAK
Pola Aktifitas : Bayi bergerak aktif dan menangis kuat.
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Antropometri : BB 3200 gram, PB : 50 cm, LK/LD : 34/33 cm,
LILA 11 cm
2) Tanda-tanda vital
Denyut jantung : 150 x/menit
Pernafasan : 42 x/menit
Suhu : 36,9 0C
3) Status Present
Kepala : Mesocephal, ubun-ubun besar rata, tidak ada tanda-tanda
peradangan atau kemerahan, tidak ada cephal hematoma
dan caput sucedaneum.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
ada kotoran/sekret
Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Tidak ada oral thrush
Abdomen : Tali pusat belum lepas dan kering, tidak ada infeksi,
tidak ada pembesaran hepar dan limpa, tidak ada
perdarahan tali pusat.
Genetalia : Tidak ada kelainan
Kulit : Tidak kuning, kemerahan, turgor kulit baik ada vernik
caseosa, ada lanugo, tidak ada bercak mongol dan diaper
rush.
A Diagnosa : By. A umur 4 hari Neotatus Cukup Bulan Sesuai
Masa Kehamilan.
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 13 Februari 2019 Jam : 08.35 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya
113

dalam kondisi baik.


Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Menganjurkan Ibu untuk menjaga keamanan bayi, jangan meninggalkan bayi
tanpa ada yang menunggu dan hindari pemberian apapun ke mulut bayi selain
ASI karena bisa tersedak, kemudian menjaga kehangatan bayi dengan cara
menjaga pakaian bersih dan kering dan suhu ruangan tidak terlalu panas atau
dingin
Hasil : Ibu bersedia melakukannya
3) Menganjurkan Ibu untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan dan minuman apapun, dan menyusui bayinya secara on
demand yaitu minimal 2 jam sekali atau setiap bayi mau atau menangis
Hasil : Ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif dan menyusui bayinya secara
on demand
4) Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan segera bawa bayi
ke tenaga kesehatan juka timbul tanda bahaya tersebut
Hasil : Ibu mengerti dan paham
5) Mengingatkan ibu selalu memberikan stimulasi dini pada bayinya yaitu
dengan selalu menyentuh dengan penuh kasih sayang dan mengajak bicara
setiap melakukan aktivitas dengan bayinya.
Hasil: Ibu bersedia memberikan stimulasi dini pada bayinya.
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang hari 8-28 atau jika ada
tanda-tanda bahaya pada bayinya dianjurkan untuk membawanya ke tenaga
kesehatan atau fasilitas kesehatan.
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
7) Mendokumentasikan kegiatan.
Hasil : Kegiatan terdokumentasi di buku KIA.

c. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus 11 Hari

(KN 3)

Nama : By. A Umur : 11 Hari

Hari/tanggal : Rabu, 20 Februari 2019 Jam : 10.30 WIB

Tempat : Puskesmas 1 Wangon

S 1) Alasan datang dan Keluhan utama : Ibu mengatakan bayinya sehat


2) Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Nutrisi : Bayi sudah menyusu, menghisap kuat dan menelan
dengan baik, bayi menyusu setiap 2-3 jam sekali atau
ketika menginginkanya.
Pola Eliminasi : BAB 3-4 x/hari, berwarna kekuningan, ekstensi lunak.
BAK 6-8 x/hari, warna kuning jernih.
Pola Istirahat : Tidur sekitar 16 jam/hari, terbangun ketika lapar atau
BAB/ BAK
Pola Aktifitas : Bayi bergerak aktif dan menangis kuat.
O 1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Denyut jantung : 145x/menit Suhu : 37,1 0C
Pernafasan : 42 x/menit
2) Pengukuran Antropometri : BB 3500 gram, PB : 52 cm, LK/LD : 36/35 cm,
114

LILA 11 cm
3) Status Present
Kepala : Mesocephal, ubun-ubun besar rata, tidak ada tanda-tanda
peradangan dan kemerahan, tidak ada cephal hematoma
dan caput sucedaneum.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
ada kotoran/sekret
Hidung : Tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung
Mulut : Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada oral thrush
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, daun
telinga dan ujung mata sejajar.
Dada : Simetris, tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada
wheezing, bunyi jantung teratur, tidak ada bunyi mur-
mur, nafas vesikuler
Abdomen : Tidak ada pembengkakan hepar dan limpa, tali pusat
sudah lepas dan kering.
Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum, jumlah 2, uretra diujung
tengah penis
Ektremitas : Atas dan bawah : jari lengkap, fungsi gerak baik
Kulit : Tidak kuning, kemerahan, tidak ada vernix caseosa dan
lanugo, tidak ada bercak mongol dan tanda lahir, turgor
baik.
A Diagnosa : By. A umur 11 Hari Neotatus Cukup Bulan Sesuai
Masa Kehamilan.
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada
P Tanggal : 20 Februari 2019 Jam : 10.35 WIB
a. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya
dalam keadaan baik.
Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan kebersihan dan merawat kulit mata,
serta tali pusat dengan baik.
Hasil : Ibu bersedia untuk melakukannya
c. Memotivasi ibu dan keluarga agar bayi mendapatkan imunisasi BCG dan
polio I pada saat berusia 1 bulan.
Hasil : Ibu bersedia membawa bayinya ke BPM untuk diimunisasi.
d. Mengingatkan ibu dan keluarga untuk mengurus akte kelahiran bayi
Hasil : sedang diproses
e. Menganjurkan ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan/ tenaga kesehatan jika
ada keluhan atau penyulit atau jika ada tanda-tanda bahaya pada bayinya
dianjurkan untuk membawanya ke tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan.
Hasil : Ibu bersedia melakukanya.
f. Mendokumentasikan kegiatan.
Hasil : Kegiatan terdokumentasi di buku KIA.

B. PEMBAHASAN

Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S umur 21 tahun

G2P1A0 hamil 38+5 minggu di Puskesmas 1 Wangon yang dimulai sejak

tanggal 31 Januari 2019 sampai dengan 11 Maret 2019 pada masa hamil,
115

bersalin, nifas dan asuhan keluarga berencana, serta bayi baru lahir. Penulis

akan membahas kesenjangan dan kesesuaian antara teori dan penatalaksanaan

dari kasus yang ada.

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

a. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Kunjungan Awal

1) Pengumpulan Data Dasar

a) Subjektif

Pengkajian yang penulis dilakukan pada kunjungan

pertama tanggal 31 Januari 2019 di Puskesmas 1 Wangon

penulis mendapatkan data melalui anamnesa, meliputi:

biodata, alasan datang, keluhan utama, riwayat kesehatan,

riwayat obstetri, riwayat persalinan dan nifas yang lalu,

riwayat perkawinan, riwayat KB, pola pemenuhan sehari-

hari sebelum dan selama kehamilan, data psikososial, data

spiritual, dan tingkat pengetahuan pasien (Mufdlilah, 2009:

h.7-8).

Hasil pengkajian didapatkan Ny. S umur 21 tahun.

Secara teori masa reproduksi yang tidak berisiko tinggi

yaitu antara 16 sampai 35 tahun (Marmi, 2012; h.179).

Dalam kunjungan ini ibu mengeluh punggung sakit. Secara

teori Meningkatnya beban berat janin menyebabkan tekanan


116

ke arah tulang belakang. (Varney, n; h. 538-543)., dengan

demikian keadaan tersebut masih normal.

Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari. HPHT

tanggal 05– 05 - 2018 dan HPL tanggal 12 – 02 – 2019.

Hal ini sesuai dengan bahwa ibu dengan siklus haid 28 hari

HPL dapat dihitung dengan menambahkan 7 pada tanggal,

mengurangi 3 atau menambahkan 9 pada bulan, dan

menambah 1 atau tetap pada tahun (Rukiyah, 2010; h. 31).

Ibu telah melakukan pemeriksaan ANC selama

kehamilan sebanyak 11 kali di BPM dan Puskesmas. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa setiap wanita hamil sedikitnya

memerlukan paling sedikit 4 kali pemeriksaan selama

kehamilan satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada

triwulan kedua, dua kali pada triwulan ketiga(Kemenkes RI,

2012; h. 5).

Pada praktiknya, Ny. S telah melakukan

kunjungan ANC sebanyak 11 kali yaitu 2 kali pada

trimester I, 3 kali pada trimester II, dan 7 kali pada

trimester III. Hal ini sudah sesuai dengan teori.

Pada pemberian Imunisasi TT tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktik, dimana pada teori

menurut Pusdiklatnas, 2015 imunisasi TT1 dilakukan pada

saat imunisasi DPT-HB-Hib 1, TT2 pada saat Imunisasi


117

DPT-HB-Hib2, TT 3 pada saat kelas 1 SD, TT2 Pada saat

kelas 2 SD, TT3 pada saat kelas 3 SD. Pada praktiknya Ny.

S imunisasi imunisasi dilakukan sesuai dengan teori.

Pemberian tablet tablet tambah darah selama hamil

yaitu 90 tablet yaitu pada setiap kunjungan ibu diberikan 20

tablet pada awal-awal pemeriksaan kehamilan dan 10 tablet

pada pemeriksaan ulangnya. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa selama kehamilan ibu harus menerima tablet tambah

darah minimal 90 tablet (Kemenkes RI, 2013; h. 28).dengan

demikian pada pengkajian subyektif tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktek.

b) Objektif

Pengkajian data objektif pada prakteknya sudah

sesuai dengan teori meliputi keadaan umum, kesadaran, TD,

nadi, suhu, pernapasan, BB, TB, dan LILA. Status present

yaitu kepala, mata, mulut, leher, dada, ekstremitas atas dan

bawah, punggung dan anus. Status obstetrik meliputi

inspeksi : muka, mammae, abdomen, vulva, dan palpasi :

mata, abdomen, Leopold I, Leopold II Leopold III dan

Leopold IV, TFU, TBJ dan DJJ. Pemeriksaan penunjang :

Darah meliputi golongan darah, haemoglobin, dan

pemeriksaan protein urine.


118

Berat badan ibu sebelum hamil 46 kg dan berat

badan sekarang 58 kg. Kenaikan berat badan ibu selama

hamil 12 kg. Kenaikan berat badan ibu dapat di

klasifikasikan berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT).

IMT Ny. S yaitu 19,14672 yang termasuk kategori rendah

(IMT >18,8) yang mana kenaikan BB ibu seharusnya 12,5-

18 kg(Prawirohardjo, 2010;h 180). Namun karena kenaikan

ibu hanya 12 kg maka terjadi kesenjangan pada kenaikan

berat badan ibu.

Pengukuran LILA pada kunjungan ini tidak

dilakukan karena memang tidak diperlukan. Hal ini sesuai

dengan teori Kemenkes RI (2012, h.9) bahwa pengukuran

LILA dilakukan pada kontak pertama TM I untuk skrining

ibu hamil yag mengalami kekurangan gizi dimana LILA

<23,5 cm.

Hasil status obstetrik diperoleh data hasil palpasi

leopold I yaitu teraba lunak, agak bulat, dan tidak

melenting, leopold II kiri yaitu teraba bagian-bagian kecil,

kanan yaitu teraba bagian panjang, keras, datar dan ada

tahanan seperti papan, leopold III yaitu bagian terbawah

janin teraba bagian bulat, keras, melenting, tidak dapat

digoyangkan, dan leopold IV yaitu divergen. Data tersebut

sama dengan teori palpasi Leopold normalnya Leopold I


119

teraba bagian lunak, dan tidak melenting, Leopold II pada

satu sisi teraba bagian kecil-kecil yang tak teratur dan

mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerah dan

menendang, sedangkan pada sisi yang lain teraba bagian

yang keras rata dan memanjang. Leopold III teraba bagian

keras, bulat, melenting atau sudah tidak melenting. Leopold

IV teraba konvergen yaitu belum masuk PAP atau divergen

yaitu sudah masuk PAP yang ada (Fatimah, Nuryaningsih,

2017; h. 35-39).

Berdasarkan pemeriksaan DJJ didapatkan hasil yaitu

dengan frekuensi 134 x/menit, teratur, punctum maksimum

di kanan bawah umbilikus, jumlah 1. Data tersebut tidak

berbeda dengan teori yang ada yaitu janin yang sehat bunyi

jantungnya teratur dan frekuensinya berkisar antara 120-160

kali/menit (Mandriwati, 2008; h.103).

Pada pemeriksaan penunjang tidak dilakukan karena

pada pemeriksaan terakhir tanggal 10 Januari 2019 ibu baru

saja tes kadar Hb di Puskesmas yaitu dengan hasil 12,5

gr/dl. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa HB untuk ibu

hamil normal > 11 gr/dl dan protein urine normalnya negatif

(Kemenkes RI, 2012: h.10-11), dengan demikian pada

pengkajian objektif tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan praktek.


120

2) Interpretasi Data Dasar

a) Analisa : Hasil dari pengkajian data subyektif dan obyektif

didapatkan Ny. S umur 21 tahun G2P1A0 hamil 38+5 minggu

janin tunggal hidup intrauterin, punggung kanan, presentasi

kepala, sudah masuk PAP.

b) Masalah : Ibu mengeluhkan pinggang sakit. Masalah

tersebut merupakan masalah fisiologis yang umum dialami

ibu hamil trimester III.

Hal tersebut sesuai teori bahwa diagnosa Ny. X umur …

tahun G..P…A.. umur kehamilan … minggu janin

tunggal/ganda, hidup, intra-uteri, punggung kanan/kiri,

presentasi kepala/bokong, sudah/belum masuk PAP. Masalah

yang dapat mucul meliputi sering berkemih, konstipasi, sakit

punggung dan pinggang, cemas menghadapi persalinan, sakit

perut bagian bawah kanan dan kiri dan varises atau bisa tidak

ditemukan masalah (Sulistyawati, 2009; h.181), sehingga tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Identifikasi Diagnosa Potensial

Kasus ini merupakan kehamilan normal sehingga tidak ada

diagnosa potensial. Hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati

(2009; h. 181) yang mengatakan bahwa dalam keadaan normal

kebutuhan tindakan segera dapat diabaikan, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.


121

4) Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera

Kasus ini merupakan kehamilan normal sehingga kebutuhan

segera tidak ada (Sulistyawati, 2009; h.182).

5) Merencanakan Asuhan Secara Menyeluruh

Perencanaan asuhan pada praktek secara tidak berbeda

dengan teori, meliputi beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaan,

berikan pendidikan kesehatan pada ibu mengenai

ketidaknyamanan yang dialami ibu, berikan informasi ibu

mengenai tanda bahaya kehamilan dan persiapan persalinan

serta tanda-tanda persalinan, berikan terapi atau suplementasi

untuk kehamilan, dan buat kesepakatan kunjungan ulang

(Kemenkes RI, 2013; h.31). Selain itu diberikan juga pendidikan

kesehatan mengenai cara mengatasi ketidaknyamanan pinggang

sakit pada kunjungan ini ibu mengeluh pinggang sakit yaitu

dengan memperbaiki bo dy mekanik ibu hamil.

6) Pelaksanaan Perencanaan

Pelaksananaan pada kasus ini berupa pemberian

suplementasi multivitamin Etabion yang berisi tablet tambah

darah 250 mg 10 tablet 1x1, Kalk 250 mg 10 tablet 1x1 dan

menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

kemudian atau jika ada keluhan. Pada praktik, status total

pemberian tablet tambah darah 60 mg yaitu 90 tablet. Hal

tersebut sesuai dengan teori bahwa ibu hamil sedikitnya 60 mg


122

zat besi setiap hari dan mendapatkan 90 tablet tablet tambah

darah selama kehamilannya (Kemenkes RI, 2013; h.

28).Pemberian tablet tablet tambah darah pada ibu hamil

trimester ketiga ini sangatlah penting karena untuk menghadapi

masa persalinan.

Dalam pemberian terapi tidak terdapat kesenjangan, ibu

hamil secara teori diberikan tablet tambah darah dan asam folat,

namun dalam perencanaan praktiknya diberi tablet tambah darah

yaitu etabion dan tambahan Kalk 500 mg yang merupakan

protap dari Puskesmas 1 Wangon. Hal ini dikarenakan

kandungan kalk yang mengandung kalsium bermanfaat untuk

mengurangi resiko hipertensi pada kehamilan dan pre-eklampsi,

selain itu juga mengurangi risiko terjadinya persalinan prematur

dan bayi dengan berat badan lahir rendah. Dosis pemberian

kalsium 1,5-2 g/hari (Kemenkes RI, 2013; hal.29), sehingga

pada pelaksanaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

7) Evaluasi

Langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang

telah diberikan. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktik karena hasil evaluasi yang didapatkan sudah sesuai

dengan pelaksanaan yang sudah dilakukan, dengan demikian

rencana dan pelaksanaan yang dilakukan sudah efektif.


123

b. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Kunjungan Ulang

1) Subjektif

Pengkajian yang penulis lakukan pada kunjungan ulang

tanggal 7 Februari 2019 di Puskesmas 1 Wangon melalui

anamnesa, bahwa ibu mengatakan sedang tidak ada keluhan

yang dirasakan. Hal ini karena ibu sudah bisa beradaptasi

dengan keluhan yang biasa dialami ibu hamil TM III seperti

sering kencing, konstipasi dan bengkak pada kaki (Astuti, 2010;

h.135).

2) Objektif

Pengukuran berat badan ibu pada kunjungan kali ini 58

kg, berat badan ibu selama seminggu tidak mengalami

peningkatan. Dalam teori bahwa berat badan ibu hamil TM III

mengalami kenaikan 0,4-0,5 kg setiap minggunya

(Prawirohardjo, 2009; h. 180), dengan demikian ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang telah didapatkan maka penulis menegakkan

diagnosa Ny. S umur 21 tahun G2P1A0 hamil 38+4 minggu janin

tunggal hidup intrauterin, punggung kanan, presentasi kepala,

sudah masuk PAP. Tidak ditemukan masalah dan diagnosa

potensial sehingga tidak membutuhkan identifikasi perlunya


124

tindakan segera, maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

praktik.

4) Penatalaksanaan

Asuhan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori

meliputi memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberi pendkes

tentang tanda-tanda persalinan, menganjurkan ibu tetap

mengonsumsi makanan bergizi seimbang, memberikan

dukungan emosional agar ibu tenang menanti persalinan,

memberikan suplemen tablet tambah darah dan Kalk,

menganjurkan ibu kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau

bila ada keluhan

Pada evaluasi, hasil yang didapatkan sudah sesuai

dengan pelaksanaan yang sudah dilakukan dan tidak terdapat

kesenjangan.

2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

a. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala I

1) Subjektif

Ibu datang ke Puskesmas 1 Wangon tanggal 9 februari

2019 jam 16.20 WIB, ibu mengatakan perutnya mules dan

kenceng-kenceng teratur sejak pukul 03.00 WIB, mengeluarkan

lendir darah sejak pukul 16.00 WIB dan merasa belum

mengeluarkan cairan ketuban. Menurut teori, tanda-tanda


125

persalinan diantaranya ibu mengalami kontraksiyang teratur dan

semakin lama semakian kuat, biasanya diserti nyeri punggung

dan pengeluaran lendir (JNPK-KR, 2014). Berdasarkan data

tersebut ibu sudah menunjukkan tanda-tanda persalinan,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

2) Objektif

Pemeriksaan kontraksi uterus di dapatkan hasil kontraksi

terjadi sebanyak 3 x dalam 10 menit, durasi 30 detik. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa HIS permulaan frekuensi minimal 2

kali dalam 10 menit dan HIS pada fase aktif kontraksi dianggap

adekuat/memadai jika terjadi 3x dalam 10 menit, dan

berlangsung 40 detik atau lebih (JNPK-KR, 2014; h.41).

Hasil pemeriksaan pada pembukaan serviks yaitu 5 cm,

hal ini sesuai teori bahwa pembukaan pada servik terbagi

menjadi 2 fase yaitu fase laten pembukaan serviks yang

berlangsung lambat sampai pembukaan 3cm , lamanya 7-8 jam.

Pada fase aktif terjadi pembukaan 4-10 cm berlangsung selama

6jam (Sofian,2012; h.16). Selain pemeriksaan pembukaan

serviks, penulis juga melakukan pemeriksaan penipisan serviks

(efficement), dan hasil yang didapatkan adalah efficement 50%.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa servik menjadi lembek dan

mengalami penipisan 10-100% (JNPK-KR, 2014). Pemeriksaan

keadaan kulit ketuban hasilnya adalah kulit ketuban utuh. Hal


126

ini sesuai dengan teori bahwa untuk memastikan atau

mendeteksi pecah ketuban yang tidak dilaporkan dan

mendeteksi terjadinya ketuban pedah dini (JNPK-KR, 2014;

h.57).

a) Penulis juga melakukan pemeriksaan pada keadaan bagian terbawah janin,

dan hasilnya yaitu presentasi belakang kepala. Hal ini sesuai dengan teori

persalinan fisiologis yaitu presentasi normalnya belakang kepala

(Kemenkes, 2013; h. 36). Hasil lain dari pemeriksaan yang didapatkan

penulis yaitu POD, dengan hasil ubun-ubun kecil kanan depan. Hal ini

juga sesuai dengan teori yaitu normalnya PODnya yaitu ubun – ubun

kanan atau kiri kecil (Prawirohardjo, 2009; h. 210). Pemeriksaan

penyusupan (molase) juga penulis lakukan dan hasilnya tidak ada

penyusupan, atau dapat disimbolkan dengan angka 0. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa molase normalnya 0 atau tidak ada penyusupan

(Prawirohardjo, 2010; h. 319). Pemeriksaan penurunan kepala janin juga

dilakukan dengan hasil yaitu penurunan kepala pada bidang hodge II, hal

ini sesuai teori bahwa bidang hodge II-III yaitu bidang sejajar dengan

bidang pertama dan kedua melalui spina iskiadika (Saifuddin, 2010; h.

195), dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang telah didapatkan dari subyektif sampai

obyektif maka penulis menegakkan diagnosa Ny. S umur 21

tahun G2P1A0 hamil 38+5 minggu, janin tunggal hidup


127

intrauterin, punggung kanan, presentasi belakang kepala, sudah

masuk PAP, inpartu kala I fase aktif. Masalah yang ditemukan

nyeri karena kontraksi. Kebutuhan teknik relaksasi dan karena

tidak ada penyulit dan ini juga merupakan persalinan normal

maka tidak ada diagnosa potensial. Tidak ada diagnosa potensial

sehingga tidak membutuhkan identifikasi kebutuhan tindakan

segera.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan persalinan kala I pada praktik secara

prinsip tidak berbeda berdasarkan penatalaksanaan persalinan

kala I menurut Kemenkes RI (2013; h.36-38) meliputi

pemeriksaan setiap setengah jam sekali pada DJJ, kontraksi,

nadi, dan respirasi, kemudian setiap 4 jam untuk TD, suhu,

urine, dan pemeriksaan dalam yang bertujuan untuk memastikan

proses persalinan akan berlangsung seacara aman. APD yang

digunakan oleh penolong tidak lengkap yaitu hanya

menggunakan celemek, masker dan handscoen saja, hal tersebut

tidak sesuai dengan teori bahwa APD yang digunakan meliputi

baju penutup atau celemek yang bersih, sepatu tertutup kedap

air, tutup kepala, masker dan kacamata (JNPKR-KR, 2012; h.

2). Penggunaan APD yang tidak lengkap dapat membahayakan

penolong persalinan karena dapat terjadi resiko terkena cairan

dari pasien, sehingga terdapat kesenjangan teori dengan praktek.


128

b. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala II

1) Subjektif

Ibu mengatakan kenceng-kenceng makin sering dan

ingin meneran seperti ingin BAB serta ada tekanan pada

kemaluannya. Hal tersebut sesuai teori pada tanda gejala kala II

Ibu mengatakan ingin meneran bersamaan dengan terjadi

kontraksi, dan ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada

rektum dan/atau vaginanya (Walyani E S, Purwoastuti T E 2016,

hal 4). Berdasarkan data tersebut ibu sudah memasuki tanda

gejala kala II, sehingga tidak ada kesenjangan antara praktik dan

teori.

2) Objektif

Pemeriksaan status obstetrikus meliputi inspeksi pada

vulva dan palpasi pada abdomen seperti kandung kemih, dan

kontraksi uterus, sedangkan untuk pemeriksaan dalamnya

meliputi vulva dan vagina normalnya tenang, pembukaan

normalnya 10 cm, efficement normalnya 100%, kulit ketuban

normalnya sudah pecah atau belum pecah, presentasi belakang

kepala, POD normalnya ubun-ubun kecil kanan atau kiri depan,

penyusupan normalnya tidak ada, penurunan bagian terbawah

janin biasanya Hodge III+.


129

Pemeriksaan status obstetrik pada prakteknya secara

inspeksi pada vulva didapatkan hasil vulva membuka, lendir

darah semakin banyak, perineum menonjol, terlihat air ketuban

keluar dari jalan lahir, air ketuban berwarna jernih, sedangkan

secara palpasi abdomen yaitu kandung kemih kosong, kemudian

dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil pembukaan 10 cm,

efficement 100 %, kulit ketuban (-), presentasi belakang kepala,

POD yaitu ubun-ubun kecil kanan depan, molase 0, dan

penurunan kepala pada bidang hodge III+. Berdasarkan data

tersebut ibu sudah memasuki persalinan kala II, sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktik.

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital penulis tidak

mengkaji tekanan darah ibu dikarenakan kondisi pada saat itu

ibu sudah pembukaan lengkap dan kepala bayi sudah crawning,

kemudian dilihat dari waktu pemantauan tekanan darah ibu

terakhir yaitu pada pukul 17.55 WIB dan lengkap pukul 17.55

WIB yang dimana pada teori menunjukan bahwa pemantauan

tekanan darah dilakukan setiap 4 jam sekali sehingga tidak ada

kesenjangan.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif sampai

obyektif maka penulis menegakkan diagnosa Ny. S umur 21

tahun G2P1A0 hamil 38+5 minggu, janin tunggal hidup


130

intrauterin, punggung kanan, presentasi belakang kepala, inpartu

kala II. Tidak ditemukan masalah dan diagnosa potensial

sehingga tidak membutuhkan identifikasi perlunya tindakan

segera, maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan persalinan kala II pada teori dilakukan

berdasarkan penatalaksaan 60 Langkah APN menurut JNPKR-

KR 2012. Pada praktik langkah-langkah yang dilaksanakan

tidak jauh berbeda dengan teori.

Ketika pertolongan kelahiran bayi, penulis menggunakan

underpad untuk menampung cairan dan untuk melindungi

perineum hal tersebut tidak sesuai dengan teori dimana

disebutkan meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di

bawah bokong ibu (JNPK-KR, 2012). Hal ini dikarenakan di

lahan, ibu bersalin mendapat paket persalinan yang salah satu

isinya adalah underpad. Keuntungan penggunaan underpad

adalah lebih praktis, daya serapnya bagus sehingga cairan atau

darah tidak mengotori tempat tidur, dan memudahkan menilai

warna darah atau air ketuban serta penggunaan kain bersih agar

lebih praktis dan efektif. Namun demikian hal tersebut tidak

menimbulkan masalah dalam memberikan asuhan, sehingga

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.


131

c. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala III

1) Subjektif

Ibu mengatakan perutnya mules dan merasa lega bayinya

sudah lahir. Secara teori ibu mengatakan bahwa bayinya telah

lahir melalui vagina, ibu mengatakan bahwa ari-arinya belum

lahir, ibu mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas. Hal

tersebut menunjukan persalinan kala III, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

2) Objektif

Pada status obstetrik didapatkan hasil pada status

obstetrik didapatkan pada abdomen TFU setinggi pusat,

kontraksi baik, kandung kemih kosong, terlihat tali pusat di

depan vulva. Hal tersebut sesuai teori pada kala III pemeriksaan

abdomen TFU setinggi pusat, menjadi bundar karena uterus

terdorong ke segmen bawah rahim dan tali pusat tampak

menjulur keluar melalui vulva (JNPK-KR, 2014; h.96), sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka penulis menegakkan diagnosa Ny. S umur 21 tahun P2A1

inpartu kala III. Tidak ditemukan masalah dan diagnosa potensial


132

sehingga tidak membutuhkan identifikasi perlunya tindakan

segera, maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan persalinan kala III dilakukan

berdasarkan teori dalam JNPK-KR (2012; h. 4-5). Pada praktik

langkah-langkah yang dilaksanakan tidak jauh berbeda.

Tali pusat dijepit menggunakan klem umbilical cord

steril berbahan plastik. Berdasarkan teori dikatakan bahwa

setelah tali pusat dipotong, kemudian mengikatnya dengan

benang DTT atau steril (JNPK-KR, 2012; h. 4). Penggunaan

klem plastik steril sebenarnya jauh lebih efektif yaitu

mempercepat proses penjepitan, klem ini dalam kemasan steril

sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi pada tali

pusat, lebih kencang serta akan terus menempel sampai tali pusat

terlepas sehingga dapat mengurangi terjadinya perdarahan,

dibandingkan menggunakan tali pusat dengan benang katun steril

yang dimana penggunaannya kurang efektif karena cukup

memakan waktu pada saat mengikat tali pusat pada situasi/

kondisi yang gawat, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan praktik.

d. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

Kala IV

1) Subjektif
133

Ibu mengatakan lelah dan perutnya mules, ibu merasa

lega dan senang karena bayi dan ari-arinya sudah lahir. Secara

teori Ibu mengatakan ari-arinya telah lahir, ibu mengatakan

perutnya masih mules, ibu mengatakan merasa lelah tetapi

bahagia. Hal tersebut sesuai keluhan persalinan kala IV,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

2) Objektif

Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan TFU 2 jari

dibawah pusat, konsistensi uterus keras dan berkontraksi kuat,

kandung kemih kosong. Hal tersebut sesuai dengan teori pada

pemeriksaan abdomen TFU 1-2 jari dibawah pusat, normalnya

kontraksi baik dan kuat, kandung kemih kosong (Walyani, 2015;

h.121), sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyketif dan obyektif

maka penulis menegakkan diagnosa Ny. S umur 21 tahun P2A0

inpartu kala IV. Tidak ditemukan masalah dan diagnosa potensial

sehingga tidak membutuhkan identifikasi perlunya tindakan

segera, maka tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan persalinan kala IV dilakukan

berdasarkan teori dalam JNPK-KR (2012; h. 5-6) pada langkah

43-60. Pada praktinya secara prinsip dilakukan sesuai dengan


134

teori, meliputi menilai TD, nadi, TFU, kontraksi uterus, jumlah

urine, dan pengeluaran darah dilakukan setiap 15 menit sekali

pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1 jam

kedua. Sedangkan pemeriksaan suhu dilakukan setiap 1 jam

sekali pada 2 jam pemantauan kala IV. Pada saat membersihkan

ibu tidak menggunakan air DTT melainkan dengan

menggunakan air biasa. Secara teori membersihkan ibu dengan

menggunakan air DTT difungsikan sebagai dekontaminasi

bakteri dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah (JNPK-KR,

2012), sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

IMD pada bayi dilakukan 1 jam dan bayi belum dapat

menemukan puting susu dengan sendirinya. Hal tersebut sesuai

dengan teori dimana IMD dilakukan sedikitnya 1 jam untuk

kontak kulit ibu dan bayi, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

a. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 14

Jam (KF 1)

1) Subjektif

Ibu mengatakan kenceng dan mules pada perut. Secara teori

keluhan sama dengan apa yang dirasakan ibu saat ini misalnya

berupa ketidaknyamanan fisik seperti rasa mulas, nyeri jahitan,


135

kurang tidur, dan kelelahan (Nugroho, 2014; h. 87), ibu masih

membutuhkan bantuan dari keluarga dalam merawat bayinya

yaitu pada tahap Taking In. Hal ini sesuai dengan teori bahwa

pada hari 1-2 post partum ibu masih dalam tahap Taking In

(Kemenkes RI, 2015; h. 137), Ibu sudah makan dan minum,

sudah BAK, Ibu tidur ±6 jam sejak melahirkan, aktifitas yang

dilakukannya yaitu menyusui dan sudah berjalan ke toilet,

diseka, ganti baju dan belum BAB, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

2) Objektif

Pada praktiknya didapatkan data muka tidak edema,

konjungtiva merah muda, sklera putih, kontraksi uterus keras,

kandung kemih kosong. Pada praktiknya didapatkan hasil TFU 2

jari di bawah pusat, lokia rubra yang berwarna merah dan

kolostrum sudah keluar .

Berdasarkan teori ditemukan hasil pemeriksaan pada muka

yaitu edema atau tidak, konjungtiva merah atau pucat, sklera

putih atau tidak, apabila edema pada muka di indikasikan

adanya preeklampsia dan konjungtiva pucat mengindikasikan

adanya anemi, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus

keras, kandung kemih kosong, mengeluarkan lokhea dengan

jenis rubra yang berwarna kemerahan (Marmi, 2011; h. 181,

182), pada payudara kolostrum sudah keluar (Bahiyatun, 2009;


136

h. 10). sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka penulis menegakkan diagnosa Ny. S umur 21 tahun P2A0

nifas 14 jam. Masalah yang dapat muncul adalah mules, nyeri

pada luka jahitan dan kelelahan (Suherni, 2009). Tidak

ditemukan diagnosa potensial dan kebutuhan segera

(Muslihatun, dkk, 2009; h. 123) maka tidak terjadi kesenjangan

antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada asuhan ini disesuaikan dengan

yang ibu rasakan saat ini yaitu ibu mengeluh mules yang

merupakan keadaan yang normal, mengajarkan pada ibu dan

anggota keluarga untuk melakukan massase uterus,

menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan

tidurnya, memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas,

memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan terutama daerah

perineum, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif

dan memberikan pendkes KB pasca salin.

Penatalaksaan menurut teori adalah memberitahu Ibu

hasil pemeriksaan, memotivasi Ibu untuk istirahat cukup,

memotivasi Ibu untuk menjaga kebersihan dirinya, memberikan

penjelasan tentang manfaat ASI, memberitahu untuk makan


137

yang banyak dan bergizi (Bahiyatun, 2009; h. 111), memberikan

sumplemen vitamin A 2x200.000 IU dan zat besi serta

memotivasi kunjungan ulang pada masa nifas (Kemenkes RI,

2013; h. 51)

Terapi obat amoxilin 500 mg 10 tablet 3x1, Paracetamol

500 mg 10 tablet 3x1, Vitamin A 2 tablet 1x1, dan Tablet

Tambah Darah Etabion 176 mg 10 tablet 1x1 sudah diberikan

kepada ibu segera setelah bayi lahir dan pada kasus ini pendkes

KB diberikan lebih awal karena di Puskesmas Wangon 1

pemberian KB diberikan sedini mungkin setelah melahirkan.

Sehingga ada kesenjangan antara teori dan praktik.

b. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 11

Hari (KF 2)

1) Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Sedangkan biasanya

keluhan utama dikaji untuk mengetahui apakah Ibu stress atau

tidak, depresi bahkan pospartum blues atau tidak ada

(Bahiyatun, 2009; h. 94), sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktiknya.

Ibu mengatakan sudah dapat menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran

barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan

bayinya. Secara teori pada nifas hair ke 11 ibu dalam tahap


138

letting go yaitu telah mampu mengambil tanggung jawab

terhadap perawatan bayi, telah mampu beradaptasi dengan

kebutuhan bayi (Kemenkes RI, 2015; h. 137), sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Ibu makan 3x/hari, porsi sedang. Pada kebutuhan

minum, ibu minum 10 gelas per hari atau ±2,5 liter, sedangkan

menurut teori Pusdiknakes (2015; h. 139) kebutuhan minum

pada ibu nifas sedikitnya 3 liter tiap hari, terjadi kesenjangan

antara tori dan praktik. Ibu sudah BAB 1x/hari konsistensi

lembek, warna kuning kecoklatan. BAK 4-5x/hari, bau khas

warna kuning jernih, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik.

2) Objektif

Pada status obstetrik didapatkan data ASI matur sudah

keluar lancar, pemeriksaan abdomen TFU yaitu pertengahan

antara pusat dan simpisis, kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong, pemeriksaan genetalia yaitu Lokia serosa, warna

kecoklatan, jumlah sedikit dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Hal

tersebut sesuai dengan teori pada nifas 11 hari TFU tidak teraba,

kandung kemih kosong, lokea pada hari ke 11 yaitu lokea serosa

yaitu cairan yang berwarna coklat kekuningan, jumlah ± 10 cc,

luka perineum sudah kering, tidak ada tanda-tanda infeksi.

Pada teorinya, pemeriksaan status obstetrik ditemukan


139

payudara mengeluarkan ASI jenis matur, lancar atau tidak

(Bahiyatun, 2009; h. 103), TFU normalnya sudah tidak teraba,

kandung kemih kosong (Marmi, 2012; h. 181), lokhea jenis

serosa berwarna coklat kekuningan (Marmi, 2011; h. 89).

Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka penulis menegakkan diagnosa Ny. S umur 21 tahun P2A0

nifas 6 hari tidak ada masalah. Tidak ditemukan masalah dan

diagnosa potensial sehingga tidak membutuhkan identifikasi

perlunya tindakan segera, maka sesuai dengan teori bahwa

normalnya tidak ada masalah, diagnosa potensial dan kebutuhan

segera (Muslihatun, dkk, 2009; hal. 123) sehingga tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kasus ini sudah sesuai teori

meliputi memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu,

menganjurkan ibu istirahat cukup dan memenuhi kebutuhan

nutrisi dan minum minimal 3 liter perhari, memotivasi ibu untuk

tetap memberikan ASI Eksklusif, mengingatkan ibu tanda

bahaya masa nifas dan menganjurkan ibu untuk segera

kepelayanan kesehatan jika timbul tanda bahaya tersebut,

memberitahu ibu ada kunjungan ulang antara hari 29-42 atau ibu
140

dapat sewaktu-waktu menghubungi bila ada keluhan.

Dalam teori asuhan yang diberikan berupa memberitahu

Ibu hasil pemeriksaan, memotivasi untuk istirahat yang cukup,

memberikan informasi mengenai tanda bahaya pada masa nifas,

memberikan informasi tentang KB pasca salin (Kemenkes,

2013; h. 256). Pada kasus ini ibu sudah menggunakan KB

implant pasca, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

c. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 30

Hari (KF 3)

1) Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Biasanya ibu nifas

akan mengalami beberapa tanda dan gejala lelah karena sulit

tidur. (Bahiyatun, 2009; h. 114). Kemudian ibu sudah dapat

menerima tanggungjawab akan peran barunya yaitu

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya dan dalam

fase letting go, hal ini sesuai dengan teori bahwa pada nifas hari

ke-30 ibu termasuk dalam fase letting go(Kemenkes RI, 2015; h.

137), sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktik.

2) Objektif

Berdasarkan data, didapatkan pemeriksaan fisik secara

umum, tanda-tanda vital, maupun status obstetrik termasuk


141

dalam batas normal. Pada status obstetrik didapatkan ASI yang

keluar ASI matur, lancar, abdomen TFU tidak teraba, kandung

kemih kosong, pemeriksaan genitalia yaitu lokia alba, warna

putih, jumlah sangat sedikit, dan bau agak amis. Hal tersebut

sesuai dengan teori nifas 30 hari TFU tidak teraba, kandung

kemih kosong, lokia alba, warna putih kekuningan

Berdasarkan teori, pada pemeriksaan status obstetrik

ditemukan payudara mengeluarkan ASI jenis matur, lancar atau

tidak, TFU normalnya tidak teraba di atas simfisis (Bahiyatun,

2009; h. 103), lokhea jenis alba warnanya lebih pucat (Marmi,

2011; h. 89), sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka didapatkan diagnosa Ny. S umur 21 tahun P2A0 nifas 30

hari. Tidak ditemukan masalah dan diagnosa potensial sehingga

tidak membutuhkan identifikasi perlunya tindakan segera.

Menurt teori normalnya analisa diagnosa potensial tidak

ada, kebutuhan segera tidak ada (Muslihatun, dkk, 2009; h.

123). Masalah yang bisa muncul dapat berkaitan dengan

keadaan psikologis ibu mengalami demam, cemas tentang

keadaan dirinya, nafsu makan menurun, bendungan payudara,

gatal/ nyeri pada daerah luka perineum, terjadinya infeksi pada


142

luka perineum, masalah pada payudara seperti puting susu tidak

menonjol keluarnya ASI tidak lancar, normalnya tidak ada

masalah (Jannah, 2011; h. 108-109). Sehingga tidak ada

kesenjangan

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kasus ini asuhan yang dilakukan

yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan istirahatnya yang cukup.

Menurut teori, asuhan yang diberikan adalah memberitahu Ibu

hasil pemeriksaan, memberikan konseling tentang

ketidaknyamanan yang dirasakan Ibu (Kemenkes, 2010; h. 138),

karena ibu tidak ada keluhan sehingga tidak ada kesenjangan.

d. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 1

Hari Post Partum dengan Akseptor KB Implant

1) Subjektif

Ibu masih dalam masa pemantauan pasca salin dan

mengatakan tidak ada keluhan, sehingga tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan praktik. Pemasangan implant

dilakukan sehari setelah ibu bersalin ata sebelum ibu pulang.

Hal ini dilakukan karena merupakan protap Puskesmas 1

Wangon yaitu memberikan kontrasepsi sedini mungkin untuk

mencegah kehamilan.

2) Objektif
143

Pemeriksaan fisik secara umum, tanda-tanda vital,

termasuk dalam batas normal, sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka penulis menegakkan diagnosa Ny. S Umur 21 tahun P2A0

dengan akseptor baru KB Implnat. Tidak ditemukan masalah

dan diagnosa potensial sehingga tidak membutuhkan identifikasi

perlunya tindakan segera, maka tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kasus ini asuhan yang dilakukan

sudah sesuai dengan teori meliputi, menganjurkan ibu

mengkonsumsi makanan yang bergizi, menganjurkan ibu

istirahat cukup, menganjurkan ibu untuk tetap menjaga dan

meningkatkan personal hygienenya dengan baik, melakukan

pemasangan implant dan memberi pendkes mengenai pasca

pemasangan KB Implant, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

4. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

a. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus 14

Jam (KN 1)
144

1) Subjektif

By. Ny. S lahir pada tanggal 9 Februari 2019, pukul 18.00

WIB, jenis kelamin laki-laki, riwayat kehamilan ibu : umur

kehamilan 40 minggu, ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan

merugikan saat hamil. Riwayat perinatal : tanggal dan jam lahir :

9 Februari 2019, pukul 18.00 WIB, BB: 3100 gram, PB: 50 cm,

jenis kelamin: laki-laki, lama persalinan : Kala ± 13 jam , kala

II 5 menit, kala III 5 menit, kala IV 2 jam, komplikasi

persalinan: tidak ada, penilaian apgar score: 9,10,10. Hal

tersebut sesuai dengan teori yaitu umur bayi 6 jam, umur

kehamilan: normlanya >37 minggu sampai dengan 42 minggu

(Kemenkes RI, 2013; h.36), BB : Normal 2500-4000 gram, PB :

Panjang lahir normal 48-52 cm, komplikasi persalinan:

normalnya tidak ada, Penilaian apgar score: Nilai apgar skor

normalnya 8 – 10 (Arfiana, Arum, 2016) sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada pola pemenuhan sehari-hari, hasil pengkajian berupa

bahwa bayi menyusu setiap 2 jam sekali, mekonium keluar

dalam 24 jam setelah lahir (Kemenkes RI, 2013; h. 54). Pada

praktiknya bayi sudah mengeluarkan mekonium dan BAK 4

kali, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

2) Objektif

Berdasarkan pemeriksaan fisik secara umum, tanda-


145

tanda vital seperti penapasan : 42 x/menit, suhu : 36,80C, denyut

jantung : 134x/menit. Hasil dari pengukuran tanda-tanda vital

tersebut sudah sesuai teori yaitu pernafasan normalnya 40-60

kali permenit, Suhu normalnya pada bayi baru lahir adalah

36,5-37,5oC, frekuensi denyut jantung normalnya pada bayi baru

lahir normal 120-160 kali per menit ( Kemenkes RI, 2013; h. 53),

Kulit bayi kemerahan,dan tidak ada tanda-tanda infeksi,

ikterus patologis pada kulit dapat terjadi pada 24 jam pertama

dan menetap setelah 2 minggu (Varney, 2008; h. 943), sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka diagnosa By Ny. S umur 14 jam Neonatus Cukup Bulan

Sesuai Masa Kehamilan. Tidak ditemukan masalah dan

diagnosa potensial. Dalam teori, masalah yang dapat terjadi

yaitu hipotermi (JNPK-KR, 2008; h. 141), tetapi normalnya

tidak ada. Diagnosa potensial tidak ada dan kebutuhan segera

tidak ada (Muslihatun, dkk, 2009; h. 123)sehingga tidak

membutuhkan identifikasi perlunya tindakan segera,

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan asuhan yang dilakukan meliputi

memberitahu hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu menjaga

kehangatan bayinya, mengajarkan perawatan tali pusat,


146

memberikan pendkes tentang tanda bahaya BBL, perawatan

bayi sehari-hari, dan menyusui secara on demand. Memandikan

dan memberikan imunisasi HB 0. Secara teori, imunisasi HB 0

diberikan di paha kanan anterolateral setelah satu jam pemberian

vitamin K1 (Kemenkes RI, 2013; h48). Penatalaksanaan pada

praktek dilaksanakan atas dasar kebijakan IDIAI dimana

imunisasi HB 0 dapat diberikan pada umur 0 sampai 7 hari,

Menurut teori Penatalaksanaan bayi 14 jam yaitu

memberitahu Ibu/ keluarga mengenai hasil pemeriksaan,

memberikan konseling mengenai pencegahan hipotermi,

pemberian ASI yang baik dan benar (Rukiyah, 2010; h. 88),

mengajarkan cara merawat tali pusat, memberitahu mengenai

tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (Kemenkes, 2013; h.

56) serta tanda bahwa bayi cukup mendapatkan ASI (JNPK-KR,

2008; h. 140) sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

b. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus 4

Hari (KN 2)

1) Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada penyulit atau gangguan pada

bayi. Karena bayi ibu tidak ada keluhan. Hal tersebut normal,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

2) Objektif
147

Pada pengukuran antropometri didapatkan BB 3200

gram, artinya berat badan bayi naik gram dari berat lahir yaitu

3100 gram, PB 50 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, LILA 11 cm.

Secara teori, berat badan bayi akan turun 10% pada hari ke 3

sampai ke 4 karena hilangnya cairan ektraseluler dan mekonium

yang banyak (Wong, 2009; h. 233). Hal ini dapat disebabkan

oleh faktor produksi ASI ibu yang lancar dan banyak, proses

menghisap bayi yang bagus, adekuatnya bayi dalam menyusu

serta jenis alat pengukur berat badan yang berbeda. Hal ini

berarti ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3) Analisa

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka penulis menegakkan diagnosa By. A umur 4 hari

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan. Tidak

ditemukan masalah dan diagnosa potensial sehingga tidak

membutuhkan identifikasi perlunya tindakan segera,

Bayi 4 hari kemungkinan dapat timbul masalah seperti

oral thrush, diaper rush, infeksi mata (Depkes RI, 2008; h. 38),

tetapi normalnya tidak ada. Diagnosa potensial tidak ada dan

kebutuhan segera tidak ada (Muslihatun, dkk, 2009; h. 123) Dari

pengkajian tidak ditemukan adanya masalah, diagnosa potensial

dan kebutuhan segera, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan pratik.


148

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kasus ini asuhan yang dilakukan

sudah sesuai dengan teori antara lain memberitahu hasil

pemeriksaan, menganjurkan menjaga keamanan dan kebersihan

bayinya, mengingatkan ib untuk memberikan ASI Eksklsif dan

menyusui secara on demand, menganjurkan segera

menghubungi tenaga kesehatan bila ada masalah pada bayinya,

Pada teori, penatalaksanaan asuhan dapat terdiri dari

memberitahu ibu/keluarga mengenai hasil pemeriksaan,

memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif, memberitahu

ibu untuk menjaga keamanan bayinya (Rukiyah, 2010; h. 66,

71) serta mengingatkan Ibu untuk selalu memberikan stimulasi

dini pada bayinya, sehingga tidak terdapat kesenjangan.

c. Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus 11

Hari (KN 3)

1) Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada penyulit atau gangguan pada

bayi. Hal ini secara prinsip tidak berbeda dengan teori yang ada,

yaitu bahwa bayi normal tidak memiliki keluhan atau penyulit

(Kemenkes RI, 2010; h.73-75), sehingga tidak ada kesenjangan

teori dan praktik.

Bayi BAB 3-4x/ hari, berwarna kekuningan, konsistensi


149

lunak, BAK 6-8x/hari warna kuning jernih. Menurut teori, feses

bayi yang diberi ASI akan berubah warna menjadi hijau-emas,

lunak, dan terlihat seperti bibit (seedy). Bayi yang diberi susu

formula memiliki feses berwarna cokelat gelap, seperti pasta

atau padat. Bayi dapat defekasi 1 atau 4 kali per hari. BAK

:Bayi harus berkemih minimal 4-5 kali setiap hari (Varney,

2007; h. 897). Dan bayi menyusui setiap 2 jam sekali, sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

2) Objektif

Pada pengukuran antropometri didapatkan BB 3500

gram yang mengalami kenaikan 400 gram dari berat sebelumnya

sebesar 3100 gram. PB 52 cm, LK/LD : 36/35 cm, LILA 11 cm.

Secara teori Berat badan bayi naik setidaknya 160 gram pada

minggu-minggu berikutnya atau minimal 300 gram pada bulan

pertama (JNPK-KR, 2008; h.140). Berdasarkan data tersebut

kenaikan BB normal sesuai dengan teori, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik. Pada pemeriksaan

abdomen tali pusat sudah puput atau lepas hari ke 6. Hal

tersebut sesuai dengan teori bahwa normalnya akan putus dalam

waktu 1-2 minggu (Varney, 2008; h.897) sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

3) Analisa
150

Data yang didapatkan dari data subyektif dan obyektif

maka penulis menegakkan diagnosa By. A umur 11 hari Neonatus

Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan. Tidak ditemukan masalah

dan diagnosa potensial sehingga tidak membutuhkan identifikasi

perlunya tindakan segera.

Bayi 11 hari kemungkinan dapat timbul masalah seperti

oral thrush, diaper rush, infeksi mata (Depkes RI, 2008; h. 38),

tetapi normalnya tidak ada. Diagnosa potensial dan kebutuhan

segera tidak ada (Muslihatun, dkk, 2009; h. 123), maka tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Pada kasus ini asuhan yang dilakukan sudah sesuai dengan

teori antara lain memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan

keluarga, memotivasi ibu untuk tetap menjaga kebersihan dan

merawat kulit, mata, mengingatkan Ibu agar bayinya

mendapatkan imunisasi pada usia 1 bulan yaitu imunisasi BCG

dan Polio 1, mengingatkan ibu selalu memberikan stimulasi dini

pada bayinya yaitu dengan selalu menyentuh dengan penuh

kasih sayang dan mengajak bicara setiap melakukan aktivitas

dengan bayinya, memotivasi Ibu untuk membawa bayinya ke

fasilitas kesehatan apabila ditemukan salah satu tanda-tanda

bahaya pada bayinya. Berdasarkan hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dan


151

praktik.

Anda mungkin juga menyukai