Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk

membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Sehingga

obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang ditawarkan kepada

publik. Meskipun obligasi dianggap sebagai investasi yang aman, namun

obligasi tetap memiliki resiko. Salah satu resiko tersebut adalah

ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi obligasi pada investor.

Fenomena peringkat obligasi dapat dilihat pada kasus salah satu

emitenya itu Mobile8 Telekom, Tbk dimana pada tahun 2010 perusahaan

ini telah gagal memenuhi kewajiban membayar bunga ke-12 serta bunga

dan denda ke-9 untuk obligasi Mobile8 yang terus mengalami penurunan

dari tahun ke tahun, sehingga menyebabkan perusahaan tersebut tidak

memiliki dana yang cukup untuk membayar obligasinya. Masalah gagal

bayar obligasi ini bukan pertama kali yang terjadi, pada Maret 2009 BEI

juga melakukan suspense saham FREN maupun obligasinya seiring

perusahaan tersebut tidak membayar bunga obligasinya sebesar Rp. 675

milyar. Dengan adanya gagal bayar tersebut, lembaga pemeringkat

PEFINDO menurunkan peringkat obligasi perusahaan tersebut menjadi

‘D’ dari ‘CC’.

1
2

Bursa Efek Indonesia mendefinisikan obligasi sebagai surat utang

jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi

janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa

bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu

yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Peringkat obligasi diberikan oleh lembaga yang independen, objektif,

dan dapat dipercaya. Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat

efek, yaitu PT PEFINDO dan PT KASNIC Credit Rating. Perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak

menggunakan jasa pefindo untuk memperingkat obligasi yang diterbitkan.

Oleh karena itu penelitain ini lebih mengacu pada hasil yang diberikan

oleh PT Pefindo.

Salah satu yang mempengaruhi peringakat obligasi adalah

manajemen laba. Manajemen laba mempengaruhi tingkat laba yang

ditampilkan dalam laporan keuangan. Salah satunya adalah kasus

Worldcom. Dalam laporannya Worldcom mengakui bahwa perusahan

mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai

pengeluaran modal. Dengan memindahkan akun beban kepada akun

modal, Worldcom mampu menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom

mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah,

sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi

disajikan sebagai beban investasi. Dengan adanya peningkatan laba


3

tersebut kinerja pasar Worldcom menjadi baik daripada sebelum

terungkapnya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

Faktor yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi selain

manajemen laba, menurut penelitian Yuliana, dkk (2011:31), bahwa rasio-

rasio keuangan tersebut mempunyai pengaruh terhadap peringkat

obligasi. Rasio keuangan sebagai alat analisis keuangan perusahaan

untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data

keuangan yang terdapat pada laporan keuangan (neraca, laporan

laba/rugi, laporan arus kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau

perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu

dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk

membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau

pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa

datang.

Magreta dan Nurmayanti (2009:44), menemukan bahwa rasio

keuangan seperti profitabilitas, produktivitas, mempunyai kemampuan

untuk memprediksi peringkat obligasi sedangkan rasio likuiditas dan

leverage tidak mempunyai kemampuan untuk memprediksi peringkat

obligasi. Almiliadan Devi (2007:50), menemukan bahwa variabel likuiditas

yang diukur dengan current ratio, merupakan variabel yang dominan untuk

memprediksi peringkat obligasi.

Perusahaan pada dasarnya didirikan dengan tujuan meningkatkan

nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para


4

pemegang saham menurut Almilia dan Sifa (2006:22). Namun sering kali

manjemen sebagai pihak pengelola perusahaan melakukan tindakan-

tindakan yang hanya mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan

pihak lain yang berkepentingan. Oleh karenanya dibutuhkan adanya suatu

perlindungan terhadap berbagai pihak yang berkepentingan dengan

perusahaan tersebut. Sistem corporate governance memberikan

perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka

yakin akan memperoleh return atas investasinya dengan benar. Menurut

Ujiyantho dan Pramuka (2007:20), Corporate governanace merupakan

salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang

meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan

komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya.

Corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang

menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak

kreditor, pemerintah, karyawan dan para pemegang kepentingan intern

dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka.

Dallas (2004) dalam Nuryaman (2007:60), menyatakan bahwa corporate

governance sebagai suatu mekanisme yang digunakan pemegang saham

dan kreditor perusahaan untuk mengendalikan tindakan manajer.

Mekanisme tersebut dapat berupa mekanisme internal yaitu ; struktur

kepemilikan, struktur dewan komisaris, kompensasi eksekutif, struktur

bisnis multidivisi, dan mekanisme eksternal yaitu ; pengendalian oleh


5

pasar, kepemilikan institusional, dan pelaksanaan audit oleh auditor

eksternal menurut Babic (2001) dalam Nuryaman (2007:12).

Setyapurnama dan Norpratiwi (2006:30), meneliti pengaruh corporate

governance terhadap peringkat obligasi dan menemukan bahwa

kepemilikan institusional dan komisaris independen tidak mempunyai

pengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian Setyaningrum

(2005:26), menemukan bahwa kepemilikan institusional mempunyai

pengaruh terhadap peringkat obligasi, ukuran dewan komisaris dan

komisaris independen tidak mempengaruhi peringkat obligasi.

Penelitian mengenai manajemen laba, rasio-rasio keuangan dan

corporate governance ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris

bahwa salah satu penentuan peringkat obligasi didasari oleh kinerja

keuangan, dengan anggapan bahwa kinerja keuangan yang dilihat

dari laporan keuangan lebih menggambarkan kondisi perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat adanya masalah antara

harapan dengan kenyataan. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan

penelitian.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran manajemen laba pada PT PEFINDO tahun

2008-2011.
6

2. Bagaimana gambaran rasio keuangan pada PT PEFINDO tahun 2008-

2011.

3. Bagaimana gambaran mekanisme corporate governance pada PT

PEFINDO tahun 2008-2011.

4. Bagaimana gambaran peringkat obligasi pada PT PEFINDO tahun

2008-2011.

5. Bagaimana pengaruh manajemen laba terhadap peringkat obligasi

pada PT PEFINDO tahun 2008-2011.

6. Bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap peringkat obligasi pada

PT PEFINDO tahun 2008-2011.

7. Bagaimana pengaruh mekanisme corporate governance terhadap

peringkat obligasi pada PT PEFINDO tahun 2008-2011.

8. Bagaimana pengaruh manajemen laba, rasio keuangan, dan

mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi pada PT

PEFINDO tahun 2008-2011.

9. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi peringkat obligasi

PT PEFINDO tahun 2008-2011.

10. Indikator yang mengukur manajemen laba pada PT PEFINDO

tahun 2008-2011.

11. Indikator yang mengukur rasio keuangan pada PT PEFINDO tahun

2008-2011.

12. Indikator yang mengukur mekanisme corporate governance pada

PT PEFINDO tahun 2008-2011.


7

13. Indikator yang mengukur peringkat obligasi pada PT PEFINDO

tahun 2008-2011.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran manajemen laba, rasio keuangan, mekanisme

corporate governance, dan peringkat obligasi pada PT PEFINDO tahun

2008-2011.

2. Bagaimana pengaruh manajemen laba, rasio keuangan, dan

mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi pada PT

PEFINDO tahun 2008-2011 baik secara simultan maupun parsial.

1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui bahwa

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran manajemen laba, rasio keuangan,

mekanisme corporate governance, dan peringkat obligasi pada PT

PEFINDO tahun 2008-2011.

2. Untuk mengetahui pengaruh manajemen laba, rasio keuangan, dan

mekanisme corporate governance terhadap peringkat obligasi pada PT

PEFINDO tahun 2008-2011 baik secara simultan maupun parsial.


8

1.4.2. Kegunaan Penelitian

Disamping memiliki tujuan, penulisan ini juga memiliki kegunaan.

Penulisan ini diharapkan akan memberikan kegunaan kepada pihak-pihak

yang membutuhkan, yaitu:

1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana

Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung

dan untuk memberikan wawasan, dan pengetahuan mengenai

manajemen laba, rasio keuangan, mekanisme corporate governance,

dan peringkat obligasi

2. Bagi Manajemen Perusahaan

Sebagai sumber informasi yang dapat membantu manajemen

keuangan dalam hal mengambil keputusan yang berguna untuk

mempertahankan dan meningkatkan peringkat obligasi yang dapat

memberikan gambaran mengenai peringkat obligasi yang

sesungguhnya.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan dan sumber informasi yang dapat membantu dalam

melakukan penelitian selanjutnya mengenai manajemen laba, raiso

keuangan dan mekanisme corporate governance terhadap peringkat

obligasi
9

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi ini terdiri dari enam bab

dan beberapa sub bab. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam

pembahasan penelitian, penulis menyusun sistematika penulisan untuk

menggambarkan keselarasan isi penulisan laporan hasil penelitian ini.

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab satu merupakan bab yang berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika

penulisan. Uraian teoritis, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta

merupakan inti dari tujuan tinjauan pustaka yang terdapat pada bab dua.

Metode penelitian yang meliputi desain penelitian, objek penelitian,

waktu dan tempat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional

variabel, populasi dan sampel, jenis data, sumber data, teknik

pengumpulan data, alat pengumpulan data, dan teknik analisis data

diuraikan pada bab tiga. Pada bab empat penulis menguraikan gambaran

umum perusahaan yang diteliti.

Selanjutnya pada bab lima penulis menguraikan tentang analisis dan

evaluasi yang diperoleh selama melakukan penelitian mengenai pengaruh

manajemen laba, rasio keuangan, dan mekanisme corporate governance

terhadap peringkat obligasi. Sebagai penutup dalam penulisan skripsi ini

akan dijelaskan kesimpulan dan saran yang akan diuraikan pada bab

enam.

Anda mungkin juga menyukai