Anda di halaman 1dari 4

SECONDARY HEADACHE

1. Meningitis
Sakit kepala akut dan parah dengan kaku pada leher disertai adanya demam. Namun
Meningitis sering disalah artikan sebagai migrain karena memiliki gejala utama berupa sakit
kepala yang berdebar, fotofobia, mual, dan muntah. Salah satu pemeriksaan untuk menginitis
dapat menggunakan Lumbar Puncture yaitu pemeriksaan dengan cara “menusuk” daerah lumbar
vertebrae, untuk mengumpulkan sampel cairan serebrospinal. Pada pasien yang menderita
Meningitis umumnya memiliki kandungan gula darah yang rendah, peningkatan sel darah putih,
dan protein dalam cairan serebrospinalnya.

2. Glaucoma
Glaucoma merupakan penyakit mata yang ditandai oleh kerusakan saraf mata yang
dikaitkan dengan peningkatan tekanan bola mata disertai dengan adengan adanya gangguan
lapang penglihatan. Kerusakan ini bersifat permanen, dan dapat berakhir pada kebutaan.
Glaucoma dapat timbul dengan sakit kepala yang disertai mual dan muntah. Sakit kepala sering
dimulai dengan sakit mata yang parah.Pada pemeriksaan fisik, mata seringkali merah dengan
pupil mata yang tetap dan agak melebar.
3. Brain Tumor
Ditandai dengan nyeri kepala yang muncul tiba – tiba setelah melakukan pergerakan
kepala seperti menunduk, menengadah, bisa juga pada saat batuk, ataupun pada saat mual dan
muntah. Hal tersebut diakibatkan karena adanya massa pada fossa posterior. Karakteristik yang
sangat khas dari tumor otak fossa posterior yaitu muntah yang mendahului kemunculan sakit
kepala selama berminggu – minggu. Penekanan adenoma hipofisis (atau sindrom ovarium
polikistik) merupakan sumber sakit kepala. Sakit kepala yang timbul de novo pada pasien dengan
keganasan diketahui menunjukkan metastasis serebral atau meningitis karsinomatosa, atau
keduanya. Sekitar 10% pasien yang mengidap Brain Tumor akan mengalami gangguan pada saat
tidur akibat sakit kepala yang muncul tiba – tiba.
4. Temporal Arteritis
Arteritis Temporal ( Giant Cell ) adalah gabungan kondisi medis yang ditandai dengan
adanya peradangan pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan kapiler darah sehingga
meningkatkan resiko terhambatnya aliran darah. Kelainan ini umumnya terjadi pada lansia;
Insiden pertahunnya yaitu 77 per 100.000 orang. Temporal Arteritis lebih sering teradi pada
wanita yaitu sekitar 65% dari kasus. Gejala – gejala yang timbul biasanya yaitu sakit kepala,
poliaglia rematik, kaludikasius rahang, demam, dan adanya penurunan berat badan.
Nyeri biasanya muncul secara bertahap selama beberapa jam sebelum intensitas
puncak muncul. Sakit kepala biasanya lebih buruk pada malam hari dibandingkan siang hari dan
sering diperburuk jika terkena paparan dingin. Temuan tambahan pada pasien biasanya
ditemukan kemerahan, nodul ringan atau goresan merah pada kulit yang menutupi arteri
temporal. Arteritis Temporalis giant cell terletak pada daerah sekitar kulit kepala, kepala, dan
pelipis terutama lapisan arteri, karena lokasinya tersebut Arteritis Giant Cell disebut Arteritis
temporal atau krranial. Biopsi arteri temporal yang diikuti oleh pengobatan dengan prednisone
80mg setiap hari selama 4-6 minggupertama harus dilakukan jika kecurigaan klinis tinggi.
5. Intracranial Hemorrhage
Pendarahan yang terjadi didalam cranium yang dapat terjadi pada semua umur dan
juga diakibatkan oleh trauma kepala seperti kapitis, tumor otak dll. 8-13% Intracranial
Hemorrhage menjadi penyebab terjadinya stroke iskemik dan umumnya banyak
mengakibatkan kematian ataupun cacat mayor. Resiko Intracranial Hemorrhage meningkat
pada individu yang berusia lebih dari 55 tahun atau lansia.Penyebab Intracranial Hemorrhage
antara lain yaitu berbagai bentuk kelainan kongenital yang diperoleh pada penyakit
kardiovaskuler, komplikasi tumor otak primer dan sekunder, lemahnya dinding pembuluh
darah yang mudab pecah, dll. Alkohol, Rokok ( 2,5 kali lebih tinggi ) merupakan faktor yang
dspat meningkatkan resiko terjadinya Intracranial Hemorrhage.

Sumber : Harrisons Neurology second edition

Anda mungkin juga menyukai