Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Minati Maulidia selaku Dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Makro Islam Ekonomi IAIN Pekalongan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai kebijakan moneter. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
maka pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah.
b) Membuat perubahan keatas suku diskonto dan suku bunga yang harus
dibayar oleh bank-bank perdagangan.
c) Membuat perubahan ke atas cadangan minimum yang harus disimpan
oleh bank-bank perdagangan.1
1
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Depok : PT Rajagrafindo,2015),hlm. 311
2
Ibid.,hlm. 313
3
Ibid.,hlm. 314
4
bahwa mekanisme moneter seperti halnya Black-box. Ada dua paradigma
dalam memahami mekanisme trasmisi moneter, yakni apa yang disebut
dengan paradigma uang pasif dan paradigma uang aktif. Perbedaan antara dua
paradigma ini terletak dari penggunaan sasaran operasional yang digunakan
dalam mekanisme moneternya.
a) Uang pasif
b) Uang Aktif
5
inelastic sempurna. Sasaran pkok yang ingin dicapai dari kebijakan dengan
paradigma ini adalah terkendalinnya tingkat inflasi dengan menggunakan
besaran moneter (jumlah uang beredar) sebaai sasaran operasional.4
4
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam, cet.2 (Jakarta : Rajawali Pers., 2013), hlm. 193-194.
6
ini tidak berfluktuatif seperti halnya suku bunga maka akan menjadikan
pemintaan uang akan lebih stabil.
Tidak ada suku bunga sebagai biaya dari capital (cost of capital) dan
dikenakannya pajak bagi aset produktif yang menganggur (dues on idle
fund) akan mendorong pemilik modal untuk menginvestasikan sejumlah
kekayaanya pada sektor riil yang produktif.
5
Ibid.,hlm. 194-197.
7
tidak menyebabkan terjadinya inflasi. Untuk mencapai tujuanya tersebut
pemerintah memunyai alat (instrumen) yang biasa digunakan, instrumen ini
dibagi menjadi 2 sudut pandang, yaitu konvensional dan islam.
8
misalnya dari 5 persen menjadi 20%, yang dampaknya sisa uang
yang ada pada komersial bank menjadi lebih sedikit, begitu
sebaliknya.
2. Moral Suassion
Bank sentral dapat membujuk bank-bank meningkat
permintaan kredit sebagai tanggung jawab mereka ketika
ekonomi berada dalam keadaan depresi. Dampaknya, kredit
dikucurkan maka uang dapat dipompa ke dalam ekonomi.
3. Lending Ratio
Dalam ekonom islam, tidak ada istilah Lending
(meminjamkan), lending ratio dalam hal ini berarti pinjaman
kebaikan.
B. Instrumen Moneter Konvensional
9
sentral menurunkan angka tersebut maka dengan uang tunai yang
sama, bank dapat menciptakan uang dengan jumlah uang dengan
jumlah yang lebih banyak daripada sebelumnya.
3. Penentuan Discount rate. Bank sentral merupakan sumber dana
bagi bank-bank umum atau komersial dan sebagai sumber dana
yang terakhir. Bank komersial dapat meminjam dari bank sentral
dengan tingkat suku bunga kredit jangka pendek yang berlaku di
pasar bebas.
4. Moral Suasion atau kebijakan bank sentral yang bersifat persuasif
berupa himbauan/bujukan moral yang mempengaruhi tindak
manajer senior dalam kegiatan operasional keseharian bisnisnya,
agar searah dengan kepentingan publik.
10
3. Penyertaan minimum nasabah untuk perjanjian musyarakah sebagai alat
untuk mengatur jumlah ketersediaan sumber daya untuk kredit .6
2. Iran
Iran adalah satu-satunya negara islam yang menerapkan sistem
perekonomian dengan mengacu pada pemikiran teori ekonomi islam
mazhab yang pertama.
Intrumen-instrumen yang dipakai oleh otoritas moneter iran
1. Reserve Reqiurement Ratio.
Ketentuan rasio cadangan ini adalah antara 10% samapai dengan 30%
biasanya digunakan untuk menyerap kelebihan dana bank yang
dianggurkan yang secara potensial dapat digunakan dalam peningkatan
likuiditas.
2. Credit Ceiling
Intrumen ini digunakan untuk mengendalikan penciptaan uang,
pertumbuhan luikuiditas oleh otoritas moneter. Lebih lanjut instrumen
ini juga digunakan untuk mengalosasikan dana dan fasilitas kredit
terhadap sektpr-sektor tertentu dalam perekonomian yang dikehendaki.
3. Indonesia
Bank yang berdasarkan syariah islam, BI menjalankan fungsinya
bank sentral dengan intrumen-instrumen sebagai berikut.
1. Giro Wajib Minimum (GWM)
Adalah simpanan minimum bank-bank umum dalam bentuk giro
pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI berdasarkan presentase
tertentu dari dana pihak ketiga.7
2. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI)
Yaitu instrumen bank indonesia sesuai dengan syariah islam. SWBI
juga dapat digunakan oleh bank-bank syariah yang kelebihan
liquiditas sebagai sarana penitipan dana jangka pendek.
6
Ibid.,hlm. 202.
7
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, (jakarta : PT raja Grafindo Persada, 2007), hlm.
233-234.
11
Dalam operasional, SWBI mempunyai nilai nominal minimun Rp
500 juta dengan jangka waktu dinyatakan dalam hari (misalnya: 7
hari, 14 hari, 30 hari). Penbayaran atau pelunasan SWBI dilakukan
melalui debet/kredit rekening giro bank indonesia. Jika jatuh tempo,
dana akan dikembalikan bersama bonus yang ditentukan
berdasarkan parameter sertifikat IMA.
12
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kebijkan moneter adalah kebijakan pemerintah untuk memperbaiki
keadaan perekonomian melalui pengaturan jumlah uang. Kebijakan
moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu kebijakan moneter
ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif.
Bank indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No
3 tahun 2004 pasar 7 tentang bank indonesia.
1.2 Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan
dan bermanfaat bagi kami maupun bagi semua pihak. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menjadikan
makalah ini lebih baik dikedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman A. 2013 . Ekonomi Makro Islam, cet.2 . Jakarta : Rajawali Pers.
Karim, Adiwarman A. 2007 . Ekonomi Makro Islami . Jakarta : PT raja Grafindo Persada.
14