Anda di halaman 1dari 11

Nama : Jona Marleana Theresia Luis (32118061)

Indri Minarti (32118067)

4. Ketentuan Hukum Positif Dalam Ketentuan Bisnis


Hukum positif merupakan sederet asas dan kaidah hukum yang berlaku saat ini,
berbentuk kedalam lisan maupun tulisan yang keberlakuan hukum tersebut mengikat secara
khusus dan umum yang diegakkan oleh lembaga peradilan atau pemerintahan yang hidup
dalam suatu negara.Meskipun hukum positif yang dijelaskan merupakan hukum yang
berlaku pada saat ini akan tetapi tidak meninggalkan hukum yang berlaku pada masa lalu.
Memasukkan hukum yang pernah berlaku sebagai hukum positif dapat pula dikaitkan
dengan pengertian keilmuan yang membedakan antara ius constitutum dan ius constituendum.
Ius constituendum lazim didefinisikan sebagai hukum yang diinginkan atau yang dicita-
citakan, yaitu hukum yang telah didapati dalam rumusan-rumusan hukum tetapi belum
berlaku: Berbagai rancangan peraturan perundang-undangan (RUU, RPP, R.Perda, dan lain-
lain rancangan peraturan) adalah contoh-contoh dari ius constituendum.
Termasuk juga ius constituendum adalah peraturan perundang-undangan yang telah
ditetapkan tetapi belum berlaku, misalnya, Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara telah menjadi Undang-Undang pada tahun 1986, tetapi baru
dijalankan lima tahun kemudian (1991).
Selama lima tahun tersebut, Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 merupakan ius
constituendum. Pada suatu ketika didapati berbagai rancangan perubahan Undang-Undang
Dasar yang telah di susun PAH I MPR, merupakan ius constituendum yang diharapkan suatu
ketika ditetapkan sebagai ius constitution.Dipihak lain ada ius constitution yaitu hukum yang
berlaku atau disebut hukum positif.
Hukum yang pernah berlaku adalah ius constitution walaupun tidak berlaku lagi,
karena tidak mungkin dimasukkan sebagai ius constituendum. Dalam kajian ini, hukum
positif diartikan sebagai aturan hukum yang sedang berlaku atau sedang berjalan, tidak
termasuk aturan hukum di masa lalu .
Meskipun hukum positif sendiri bersifat nasional, pada dasarnya hanya berlaku pada
wilayah tertentu yang ada di Indonesia, akan tetapi dalam keadaan yang tertentu dapat pula
berlaku diluar wilayah Indonesia. Dalam KUHP pidana (WvS) dijumpai perluasan
hukum pidana diluaar teritorial negara Indonesia.

1. Ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku terhadap perbuatan pidana di atas kapal
Indonesia yang sedang berada diluar wilayah negara Indonesia (KUH Pidana, Pasa13).
2. Berdasarkan prinsip nasionalitas, ketentuan tertentu hukum pidana Indonesia (seperti
Pasal 160, Pasal 161, Pasal 249), berlaku terhadap warga negara Indonesia yang
melakukan perbuatan pidana diluar negeri (KUH Pidana, Pasa15). Kaidah hukum
keperdataan dapat juga berlaku diluar wilayah Indonesia berdasarkan suatu perjanjian.
Hukum positif Indonesia juga berlaku dimana Indonesia mempunyai hak-hak
berdaulat (sovereign rights) atas wilayah yang tidak lagi masuk wilayah teritorial negara
Indonesia seperti pada Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Hukum positif dapat dikelompokkan
kedalam hukum positif tertulis dan hukum positif tidak tertulis

 Hukum dalam perdagangan

Sudah sepatutnya, para pebisnis juga meluaskan wawasannya sehingga


keputusan-keputusan dalam berbisnis akan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Oleh sebab itu, memahami tentang hukum perdata da lam dunia perdagangan
merupakan hal yang penting. Sehingga ketika ada masalah dengan pinjaman
serbaguna atau hal lain yang berkaitan dengan bisnis, kemudian bisa diselesaikan
berdasarkan hukum yang berlaku. Mari coba kita lihat tentang hukum perdata ini.
Definisi Hukum Perdata dan Kaitannya Dengan Perdagangan
Hukum perdata bisa dikatakan sebagai ketentuan yang sudah mengatur hak
serta kepentingan tiap individu di masyarakat. Maka, jika dikaitkan dengan
aktifitas perdagangan, maka bisa dikatakan sebagai perangkat hukum yang dibuat
untuk mengatur tatacara serta pelaksanaan suatu urusan atau untuk kegiatan
perdagangan, keuangan atau industri yang memiliki dampak pada pertukaran
barang dan jasa. Anda juga bisa memberikan arti bahwa hukum perdata ini bisa
saja berkaitan dengan aktifitas perdagangan.
Adapun yang melatarbelakangi adanya hukum perdata pada dunia bisnis
atau perdagangan ini adalah karena sebuah pemahaman tentang perekonomian
yang sehat dimana ekonomi sehat ini bisa dilihat dari berbagai kegiatan bisnis
atau perdagangan dalam bentuk lain. Maka, sebenarnya, memang sudah
sewajarnya para pengusaha juga memahami akan arti hukum perdata dalam hal
kaitannya dengan perdagangan atau industr i.

Adapaun alasan kenapa aturan hukum perdata ini dibutuhkan oleh para pebisnis,
coba simak.
 Pihak mana saja yang terlibat di suatu bisnis, akan membutuhkan sesuatu yang
lebih resmi dan bukan lagi tentang janji atau hanya sekedar i’tikad baik.
 Upaya untuk menciptakan suatu hukum yang memang sudah seharusnya ada
untuk membantu proses dan kegiatan bisnis atau perdagangan.
 Dengan adanya hukum ini tentunya kegiatan bisnis juga tidak akan melanggar
hukum yang berlaku.
Oleh sebab itu, hukum dalam perdagangan ini memiliki fungsi yang baik untuk
menciptakan serta mengatur kehidupan di dalam masyarakat yang aman, tertib
serta tentram. Selain itu, ada beberapa fungsi lain seperti;
1. Menjadi sebuah sumber informasi yang tentunya bermanfaat bagi semua pelaku
bisnis
2. Memberikan penjelasan lebih luas tentang hak dan kewajiban di dalam kegiatan
bisnis
3. Mewujudkan suatu kegiatan bisnis yang disertai dengan sikap dan perilaku para
pelaku bisnis.
Dengan begitu, maka kegiatan bisnis yang dinamis, sehat serta memiliki nilai
adil akan mendapatkan kepastian hukum.Sedangkan yang menjadi sumber hukum
perdata dalam perdagangan ini tentunya berasal dari;
 Hukum Perdata (KUH Perdata)
 Hukum Dagan (KUH Dagang)
 Hukum Publik (pidana Ekonomi/KUH Pidana)
 Peraturan Perundang-Undangan
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya hukum
perdata dalam sektor perdagangan ini tentunya bertujuan baik karena memang
untuk melindungi para pelaku perdagangan. Sifat hukum yang memaksa atau
dipaksakan dengan adanya sanksi juga bisa menjadi hal po sitif agar para pelaku
usaha selalu melihat aturan-aturan yang berlaku ketika melakukan kegiatan
bisnis atau dagang. Dengan demikian, maka seluruh orang akan merasakan
manfaatnya.
Hukum perdata dalam perdagangan tentunya akan membuat masyarakat
terutama para pelaku usaha dan yang lainnya yang terlibat dalam perdagangan
akan lebih tertib dan tertata. Hal ini akan berdakmpak positif bagi keseimbangan
dan ketertiban. Sudah bisa dipastikan pula bahwa hukum ini akan membagi tugas
antara hak dan kewajiban bagi setiap yang terlibat dalam aktivitas perdagangan.
Adanya wewenang yang mengatur, dan memecahkan masalah tertentu sehingga
para pelaku bisnis bisa menjalani bisnisnya lebih tenang lagi. Dari sinilah
pentingnya sebuah hukum perdata dalam perdagangan. Ada ban yak sekali
manfaat dari diterapkannya hukum ini. Anda juga bisa membayangkan jika tida
adanya hukum yang mengatur perdagangan ini, maka sudah bisa dipastikan
perkembangan bisnis tidak akan berjalan secepat seperti saat ini. Oleh sebab itu,
pahami lebih jauh lagi tentang bisnis ini.
Jadi, memang sudah sewajarnya para pelaku usaha menjalankan bisnisnya
sesuai dengan apa yang sudah diatur. Adapun pembahasan lebih jauh dan
detailnya bisa ditambahkan. Yang jelas, pelaku bisnis tidak hanya berkutat
tentang modal, pinjaman serbaguna atau hal lain namun tentang wawasan serta
hukum dari berbisnis itu sendiri juga sangat penting sehingga para pelaku bisnis
bisa lebih aware lagi.

5 . Implementasi Dan Penerapan Hukum Positif Dalam Aktivitas Bisnis


 penerapan hukum dalam aktivitas bisnis
Kegiatan bisnis dan perdagangan merupakan indikator mengenai kemajuan suatu negara.
Semakin besar volume perdagangan internasional suatu negara menunjukkan semakin
majunya negara tersebut. Sebagai negara berkembang Indonesia memerlukan kepastian
hukum yang lebih besar ketimbang negara-negara maju guna menjamin perdagangan
internasional yang terbuka dan adil. Untuk itu, Indonesia telah meratifikasi beberapa
perjanjian penting yang diantaranya adalah menjadi peserta organisasi internasional seperti
WTO, APEC, AFTA dan lain-lain.
Dalam hal pembentukan hukum bisnis khususnya dalam bidang transaksi bisnis
internasional sangat dipengaruhi oleh politik hukum dari Indonesia itu sendiri. Politik Hukum
tersebut merupakan kebijakan yang menentukan arah dalam transaksi internasional yang akan
dibentuk atau yang sudah dibentuk. Arah dari politik hukum sangat dipengaruhi oleh
kepentingan politik serta perkembangan teknologi.
Konsekuensi dari keanggotaan suatu organisasi dunia seperti WTO tersebut mewajibkan
Indonesia berhati-hati dalam memberlakukan peraturan ekonominya yang tentunya sangat
mempengaruhi politik hukum yang diterapkan dibidang perdagangan dan kegiatan bisnis
internasional.
Dengan adanya progresifitas dari kemajuan teknologi telah melahirkan suatu hukum
perjanjian (The Law of Treaties), mengimplikasikan kebijakan ad hock yang bersumber
dari regional trading dan bilateral trade agreement. Susunan dari bilateral trade ini telah
menghasilkan cukup banyak agreements hasil kesepakatan banyak negara yang berisikan
mengenai berbagai hal seperti hak atas kekayaan intelektual, perlindungan konsumen, anti
monopoli, persaingan usaha tidak sehat, dan lain-lain. Kemudian agreements tersebut
diterjemahkan kembali dalam hukum suatu negara. Selain itu keadaan internal suatu negara
juga mendorong negara tersebut untuk membuat hukum nasional sesuai hukum internasional.
Secara garis besar globalisasi telah menciptakan suatu bisnis dan perdagangan yang
menekankan pada liberalism dan protection. Kegiatan bisnis dan perdagangan internasional
menganut nilai-nilai rasionalisme, materialisme and individualisme yang berakar dari akal
manusia yang dapat berlaku kapan saja, dimana saja, dan bagi siapa saja. Hukum bisnis dan
perdagangan internasional yang berlaku saat ini adalah hukum yang ditetapkan oleh WTO
(World Trade Organization) yang menjunjung tinggi liberalism.
Sistem dualisme yang terjadi sejak masa orde baru mengakibatkan munculnya anomie
dikalangan masyarakat. Dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas
diamanatkan bahwa perekonomian Indonesia adalah perekonomian yang berdasarkan
kerakyatan. Namun kontras dengan hal tersebut, produk perundang-undangan yang dibuat
justru lebih mengutamakan kepentingan individu yang didominasi oleh nilai materialistis. Hal
ini menciptakan anomi, dan kebingungan untuk mematuhi hukum atau tidak sehingga muncul
ketidak pastian hukum bagi masyarakat.
Indonesia adalah negara hukum, sehingga sistem perekonomian bangsa adalah
perekonomian kerakyatan. Namun dengan adanya arus globalisasi yang deras dapat
membuka kemungkinan perubahan sistem perekonomian Indonesia menjadi liberal. Dalam
hal ini dibutuhkan konsistensi yang kuat terhadap ideologi dan hukum Indonesia agar ke-
Bhineka Tunggal Ika-an tetap terjaga dalam usaha pengembangan perekonomian bangsa.
Dalam menjalankan usaha-usaha tersebut Indonesia menetapkan berbagai kebijakan
ekonomi luar negeri yang berimplikasi pada kegiatan bisnis dan perdagangan internasional
Indonesia. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia adalah Multilateral Trading
Agreement, dengan bergabung dalam WTO; Regional Trading Agreement, dengan
bergabung dalam APEC dan AFTA; Keikut sertaan sebagai negara pihak ketiga dalam USA-
Singapore FTA; dan Bilateral Relationship.
WTO adalah organisasi internasional yang mengatur kegiatan bisnis dan perdagangan
antar negara untuk meningkatkan perdagangan dunia lebih fokus mengenai free
trade dan protectionism.
Pembentukan WTO dinilai membuka peluang pasar yang luas karena para penanda
tangan GATT sepakat untuk antara lain mengurangi tarif atas dasar MFN (Most Favoured
Nation), menerapkan secara ketat aturan non-tarif, khususnya dalam kaitan “safeguards”,
”anti-dumping”, dan “countervailing measures”, menetapkan kebijakan nasional yang
transparan dan menetapkan aturan yang lebih jelas dalam perdagangan produk pertanian,
sektor jasa, dan HAKI.
Ketika kesepakatan atau perjanjian WTO disahkan pada tanggal 15 April 1994, maka
GATT 1947 terlebur ke dalam perjanjian WTO. Sampai dengan tahun 1993, yaitu sebelum
putaran Uruguay berakhir, GATT memiliki 120 negara anggota, termasuk Indonesia. Waktu
itu ke-120 negara ini diperkirakan memainkan peranan sekitar 90 persen dari produk
perdagangan dunia.
Sistem perdagangan multilateral WTO diatur berdasarkan persetujuan yang berisi aturan-
aturan yang telah disetujui dan ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan
tersebut berbentuk kontrak atau perjanjian yang mengikat bagi para negara anggota dan
terikat untuk mematuhi isi tersebut. Indonesia sebagai salah satu anggota WTO berdasarkan
persetujuan dari para anggota DPR dan juga Presiden telah
tahun 1995 hingga saat ini Indonesia telah membuat undang-undang yang diadopsi dari
persetujuan WTO yaitu peraturan mengenai pencantuman komposisi bahan baku untuk
produk industri makanan dan minuman (generically engineered and irradiated ingredients),
ketetapan anti dumping dan countervailing duty, the safeguarde dan juga banyak
membongkar mengenai kebijakan non-tariff barriers.
AFTA dibentuk pada waktu KTT ASEAN Ke IV di Singapura tahun 1992. Latar
belakang mengapa terjadi kerjasama antar negara ASEAN adalah adanya persamaan
komoditi perdagangan dan tujuan ekspor. Tujuan strategis AFTA adalah meningkatkan
keunggulan komparatif regional ASEAN sebagai suatu kesatuan unit produksi. Untuk itu
penghapusan rintangan tarif dan non-tarif diantara negara-negara anggota diharapkan untu
meningkatkan efisiensi ekonomi, produktivitas, dan daya saing negara-negara ASEAN.
Indonesia yang telah melakukan ratifikasi sebagai anggota WTO atas persetujuan dari
DPR dan Presiden memiliki kewajiban untuk melaksanakan sistem perdagangan
internasionalnya sesuai dengan perjanjian WTO tersebut. Prinsip dasar dalam WTO
adalah non discrimination (equal treatment), bahwa setiap anggota WTO memiliki hak yang
sama terutama mengenai tariff. Selain itu terdapat pula prinsip reciprocity yaitu hubungan
timbal balik antar anggota yang melindungi semua kepentingan. Indonesia dalam
menjalankan sistem perdagangannya mengadopsi prinsip WTO tersebut dengan membangun
hukum nasional yaitu UU No. 7 tahun 1994 untuk kepentingan nasional. Melalui undang-
undang tersebut sistem perdagangan internasional Indonesia akan menuju suatu sistem Free
Trade dan juga memunculkan protectionism.
Selain menjadi anggota WTO kebijakan bisnis dan perdagangan internasional lain yang
ditetapkan pemerintah adalah kerjasama kawasan regional dengan ikut sebagai pendiri AFTA
(Asean Free Trade Area), melakukan hubungan bilateral dan terlibat dalam US-Singapore
FTA yang memberikan dampak cukup besar berupa peningkatan tajam perdagangan illegal di
Indonesia.
Hingga saat ini sistem bisnis dan perdagangan Indonesia diatur sesuai dengan hukum
bisnis dan perdagangan internasional yang diterjemahkan dalam bentuk perundangan di
Indonesia yang diharapkan dapat melindungi kepentingan nasional.

6. Definisi ,Tujuan Dan Manfaat Etika Secara Umum, Etika Bisnis Dan Hukum Bisnis .
 Etika secara umum
 Definisi etika secara umum
Etika (dalam bahasa Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah
sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis
dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan
kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak
jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia.
Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika
memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk
terhadap perbuatan manusia. Salah satu tujuan etika adalah untuk mendapatkan konsep yang
sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu
tertentu.
Etika sendiri terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu meta-etika (studi konsep etika), etika
normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian etika secara umum adalah suatu peraturan atau
norma yang bisa digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan
sifat yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang serta merupakan suatu kewajiban
dan tanggungan jawab moral.
Makna mudahnya, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana
sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-
prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar.

 Tujuan etika secara umum


Tujuan menerapkan atau mempelajari etika di masyarakat, yaitu:
 Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya
perilaku atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
 Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
 Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara
otonom.
 Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
 Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab
terhadap hidupnya.Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.Sebagai norma
yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar suatu norma itu dan apakah dasar
itu membenarkan ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap norma yang dapat
berlaku
 Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan
haknya Etika mempersolakan pula hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah,
negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati
 Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional
terhadap semua norma
 Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli
dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang
ada.
Jadi kesimpulannya tujuan untuk mempelajari etika adalah untuk menciptakan nilai moral
yang baik. Etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh setiap manusia, sebagai
modal utama moralitas pada kehidupan di masyarakat. Etika yang baik, mencerminkan
perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk , mencerminkan perilaku kita yang buruk dan
akan menciptakan suatu keluaran yaitu berupa penilaian di masyarakat.

 Manfaat Etika
Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut :
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh
dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai
Manfaat etika menurut (Ketut Rinjin, 2004 melalui Sjafri Mangkuprawira, 2006) yaitu :
Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat istiadat
danpermainan. Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit kebebasannya.
Jadi manfaat mempelajari etika adalah, menciptakan standar diri yang baik di mata
masyarakat, mengetahui tingkat kualitas yang baik dan dapat membedakan prilaku di masyar

 Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli


o Hill dan Jones
Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar. Di mana hal
tersebut dapat memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral
yang kompleks.
o Velasques
Studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.

o Yosephus
Etika Bisnis secara hakiki merupakan Applied Ethics (etika terapan). Di sini, etika bisnis
merupakan wilayah penerapan prinsip-prinsip moral umum pada wilayah tindak manusia di
bidang ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki sasaran etika bisnis adalah perilaku
moral pebisnis yang berkegiatan ekonomi

 Tujuan Etika Bisnis


Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha yang
sudah lama terjun di dunia bisnis. Tujuan etika bisnis bagi pengusaha adalah untuk
mendorong kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan bagi para pengusaha atau
pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau
dirty business. Di mana, hal itu dapat merugikan banyak pihak yang terkait.
Dengan etika bisnis, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat mengarahkan mereka
dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik, sehingga dapat diikuti oleh semua
orang yang memercayai bahwa bisnis tersebut memiliki etika yang baik. Memiliki etika
bisnis juga dapat menghindari citra buruk seperti penipuan, serta cara kotor dan licik. Bisnis
yang memiliki etika baik biasanya tidak akan pernah merugikan bisnis lain, tidak melanggar
aturan hukum yang berlaku, tidak membuat suasana yang tidak kondusif pada saingan
bisnisnya, dan memiliki izin usaha yang sah.

 Contoh Etika Bisnis

1. Menyebutkan Nama
Pengusaha yang mengerti etika bisnis, biasanya akan menyebutkan nama secara lengkap
ketika bertemu dengan orang baru. Hal ini penting dilakukan untuk menunjukkan bahwa
Anda memiliki etika yang baik. Namun, jika nama Anda terlalu panjang untuk diucapkan,
Anda dapat menyingkatnya sedikit.
2. Berdiri Saat Berkenalan
Selain menunjukkan kesopanan, berdiri saat memperkenalkan diri juga mempertegas
kehadiran Anda. Namun, jika kondisinya tidak memungkinkan untuk berdiri, Anda dapat
sedikit membungkuk. Dengan begitu, rekan bisnis akan melihat bahwa Anda adalah orang
memiliki nilai positif dan memiliki citra baik.
3. Ucapkan Terima Kasih
Ketika Anda menghadiri suatu acara bisnis jangan pernah lupa untuk mengucapkan terima
kasih, misalnya “terima kasih sudah datang”. Namun, jangan pernah ucapkan kata tersebut
secara berlebihan. Dengan mengucapkan terima kasih secara berlebih, rekan kerja akan
memandang bahwa Anda sangat membutuhkan bantuan dari mereka. Dan setelah pertemuan
selesai, ada baiknya untuk mengirimkan pesan dan mengucapkan terima kasih melalui email.
4. Bayar Tagihan Ketika Mengundang
Terkadang pertemuan bisnis dilakukan di luar kantor, misalnya di sebuah kafe, restoran, dan
lain sebagainya. Sebagai tuan rumah yang mengundang pertemuan, ada baiknya membayar
tagihan tersebut. Jika rekan bisnis menolak karena alasan dia laki-laki dan Anda perempuan,
Anda tetap harus membayarnya dan katakan bahwa perusahaan akan menggantinya.
Selain etika bisnis, perusahaan juga harus memiliki laporan keuangan yang tepat. Tanpa
adanya laporan keuangan, perusahaan tidak akan dapat berkembang dengan mudah. Jurnal
adalah software akuntansi online yang membantu Anda menyiapkan laporan keuangan secara
instan. Dengan Jurnal, Anda juga dapat mengelola keuangan di mana pun dan kapanpun,
serta memonitornya secara realtime.
 Hukum bisnis
Pengertian Hukum Bisnis
Hukum bisnis adalah perangkat hukum yang mengatur suatu tatacara dan pelaksanaan
suatu urusan atau suatu kegiatan perdagangan, industri, ataupun tentang kegiatan keuangan
yang berhubungan dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, kegiatan produksi maupun
suatu kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para pengusaha bisnis dengan usaha
dan usaha yang lainnya, dimana enterpineur sudah mempertimbangkan suatu segala resiko
yang mungkin terjadi.
Pengertian Hukum Bisnis Menurut Para Ahli
1. Munir Fuady
Menurut Munir Fuady menyatakan bahwa Hukum Bisnis merupakan suatu perangkat
atau kaidah hukum termasuk upaya penegakannya yang mengatur mengenai tata cara
pelaksanaan urusan atau aktivitas dagang , industri atau keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpeneur
dalam risiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.
2. Abdul R.Saliman dkk
Menurut Abdul R.Saliman dkk menyatakan bahwa Hukum Bisnis atau Business
Law/Bestuur Rechts merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan hukum, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban yang muncul dari
perjanjian-perjanjian maupun suatu perikatan-perikatan yang terjadi dalam praktek bisnis.
3.Dr. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum
Menurut Dr. Johannes Ibrahim, SH, M.Hum menyatakan Hukum Bisnis merupakan
seperangkat kaidah hukum yang diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan berbagai
persoalan yang muncul dalam kegiatan antar manusia, khususnya dalam bidang perdagangan.

 Tujuan Hukum Bisnis


1. Untuk menjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar secara efisien dan lancar
2. Untuk melindungi berbagai suatu jenis usaha, khususnya untuk jenis Usaha Kecil
Menengah (UKM)
3. Untuk membantu memperbaiki suatu system keuangan dan system perbankan
4. Memberikan perlindungan terhadap suatu pelaku ekonomi atau pelaku bisnis
5. Untuk mewujudkan sebuah bisnis yang aman dan adil untuk semua pelaku bisnis.

 Fungsi Hukum Bisnis


Bisa untuk dijadikan suatu sumber informasi bagi semua yang menggeluti para pelaku
bisnis.Pelaku bisnis bisa lebih mengetahui hak dan kewajbannya saat mambangun sebuah
usaha. agar usaha atau bisnis nya tidak menyimpang dari aturan yang ada didunia perbisnisan
yang udah tertulis di perundang-undangan dan tidak ada yang dirugikan.Untuk pelaku bisnis
agar memahami suatu hak-hak dan kewajibannya dalam suatu kegiatan bisnis
Agar untuk terwujud suatu watak dan prilaku kegiatan dibidang bisnis atau kegiatan usaha
yang adil, jujur, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin suatu hukum bisnis).
 Sumber Hukum Bisnis
Sumber hukum bisnis yang berkaitan dengan dasar terbentuknya hukum bisnis. Sumber
hukum bisnis yaitu sebagai berikut :
 Asas kontrak perjanjian yaitu yang dilakukan oleh para pihak, sehingga masing-
masing pihak patuh pada sebuah kesepakatan.
 Asas kebebasan berkontrak yaitu yang dimana para pelaku usaha bisa membuat dan
menentukan sendiri isi perjanjian yang disepakati.
Sedangkan menurut perundang-undangan, sumber hukum bisnis yaitu sebagai berikut :
 Hukum Perdata yang tertuang dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPerdata).
 Hukum Publik yang tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
atau Pidana Ekonomi.
 Hukum Dagang yang tercantum dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD), dan
 Peraturan lainnya diluar KUHPerdata, KUHP, dan KUHD.

Anda mungkin juga menyukai