JUDUL : SIKAP PEMILIH PEMULA DALAM MENGHADAPI MARAKNYA BERITA BOHONG PADA PILPRES 2019
NAMA : Ahmad Najib dan Muhammad Rayhan Zaydan 2. Apa penelitian ini lanjutan dari
penelitian sebelumnya
SEKOLAH : MAN Insan Cendekia Tanah Laut o Tidak
4. Metode Penelitian
17 April 2019 akan kembali digelar pesta demokrasi besar besaran o Wawancara
dimana rakyat akan kembali memilih presiden beserta wakil presiden. Dalam o Kuisoner
pesta demokrasi tahun ini beredar berbagai macam berita bohong di media
Catatan:
sosial yang menyerang kedua paslon presiden dan wakil presiden,
Hapus yang tidak perlu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap pemilih
pemula di kec. Pelaihari kab. Tanah Laut dalam menyikapi berita bohong yang
beredar di media sosial. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 5 bulan,
terhitung dari bulan April 2019 hingga bulan September 2019. Seluruh pemilih
pemula yang berdomisili di Kec. Pelaihari Kab. Tanah Laut akan bertindak
sebagai populasi sedangkan sampel yang diambil adalah 75 orang pemilih
pemula yang mempunyai sosial media. Pengambilan sampel tersebut
dilakukan melalui teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
disebabkan oleh adanya suatu atau beberapa perkara.
Presiden beserta wakil presiden merupakan instrumen penting dalam suatu negara yang
memegang sistem pemerintahan presidensial, Indonesia salah satu negara yang memegang sistem
pemerintahan tersebut. Dalam negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial, presiden
adalah pemegang kekuasaan eksekutif yang juga berperan sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemerintahan.
Sebagai Negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, seorang presiden dan
wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat dengan berlandaskan asas demokrasi dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Sejarah ini sudah dimulai sejak tahun 2004 yang mana ketika itu Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pertama yang
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu).
Sejak ditetapkannya amandemen UUD 1945 pada tahun 2002, para calon presiden (capres)
dan calon wakil presiden (cawapres) semakin gencar dalam mengambil hati rakyat. Demi
memperebutkan kursi tertinggi di republik ini, berbagai cara untuk meraih suara rakyat dilakukan
oleh para capres dan cawapres, mulai dari berkampanye hingga beradu visi misi.
17 april 2019, Indonesia akan kembali menggelar pesta demokrasi, dimana masa depan bangsa
akan kembali dipertaruhkan. Masa kampanye pun dimulai sejak 23 september 2018 hingga 13
april 2019. Bukan waktu yang pendek untuk rakyat bisa menentukan kemana suaranya akan
dimasukkan, dan para calon untuk meyakinkan.
Media sosial salah satu media yang digunakan para capres dan cawapres dalam meyakinkan
para pemilihnya. Keterjangkauan dan aksesbilitas yang tinggi menjadikan media sosial sebagai
media andalan dalam berkampanye. Namun disamping itu, kurangnya literasi serta pemahaman
pengguna media sosial di Indonesia menyebabkan berbagai macam berita bohong mudah masuk
dan mudah dipercaya. Hal ini kemudian menjadi tantangan dari keberadaan media sosial sebagai
media baru dalam kampanye ketika tingkat keterlibatan, keterhubungan, dan mobilitas tinggi tapi
tidak disertai dengan tingkat pemahaman yang baik di masyarakat (Perdana dan Wildanti,
2018:27)
Berita bohong menjadi “senjata” yang ampuh dan berbahaya pada pesta demokrasi tahun ini.
Berita bohong dibuat dengan memperhatikan isu-isu yang berpotensi menjadi titik kelemahan
salah satu paslon yang dianggap mampu mengurangi suara paslon yang bersangkutan. Dikutip dari
tempo.com menyebutkan bahwa kedua paslon yaitu pasangan Jokowi – Ma’ruf dan Prabowo-
Sandi sangat rentan sekali terserang berita bohong, per September saja pasangan Jokowi- Ma’ruf
diserang 36 hoax sedangkan pasangan Prabowo-Sandi diserang 16 hoax.
Berita bohong selalu dibungkus dengan berbagai macam cara, seperti halnya video yang
sedang viral beredar di media sosial, yaitu tiga orang ibu-ibu yang melakukan kampanye hitam
dengan menyebarkan berita bohong secara door to door di karawang, jawa barat. Dalam video
tersebut terlihat ketiga ibu-ibu tersebut mengatakan bahwa apabila paslon 01 terpilih maka
pengumandangan adzan akan dilarang.
Kemudian pada tanggal 15 Oktober 2018 seorang pemuda berusia 27 tahun ditangkap karena
telah menyebarkan berita bohong melalui akun instagramnya, ia mengunggah foto Presiden Joko
Widodo yang disebut sebut sebagai PKI.
Tak hanya sampai disana, pada tanggal 27 November 2018 terdapat unggahan yang
memperlihatkan foto Prabowo yang tertempel di dinding sebuah kantor di luar negri, unggahan
tersebut diunggah oleh seorang pemilik akun facebook bernama Saputra Siregar. Dalam unggahan
tersebut tertulis “Di dalam ruangan kantor2 para pemimpin luar negri. Poto prabowo presiden
sudah mulai dilengketkan di dindingnya. Amiin yaa rabbal alamiin”.
Berbagai berita bohong yang tersebar diberbagai media seperti diatas tentu saja berpengaruh
kepada kondisi politik di Indonesia, terlebih itu menyangkut kepada kedua paslon yang sedang
berusaha untuk meyakinkan para pemilihnya. Rakyat atau calon pemilih harus bisa
membandingkan serta menyaring informasi-informasi yang berkeliaran di sosial media. Terutama
seorang pemilih pemula yang dimana belum mempunyai pengalaman dan masih memerlukan
bimbingan-bimbingan agar dapat memilih ataupun menggunakan suaranya dengan baik. Pemilih
pemula dalam ritual demokrasi selama ini sebagai objek dalam kegiatan politik, yaitu mereka yang
masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemauannya
ke tingkat yang lebih optimal agar dapat berperan dalam bidang politik (Rachmat dan Esther
28:2016).
Dalam hal ini para pemilih pemula harus bisa menyikapi berbagai isu-isu bahkan berita bohong
yang berkeliaran di berbagai media. Maka dari itu sesuai dengan uraian di atas peneliti tertarik
untuk meneliti bagaimana para pemilih pemula menyikapi maraknya berita bohong yang tersebar
di media sosial.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
Bagaimana pemilih pemula dalam menyikapi maraknya berita bohong di media sosial pada pilpres
2019?
Mengacu pada rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
bagaimana pemilih pemula dalam menyikapi maraknya berita bohong yang beredar di media sosial
pada pilpres 2019.
1. Membantu penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan politik serta dapat menjadi
bahan studi lanjutan bagi penelitian sejenis,
2. Membantu pemilih pemula di MAN Insan Cendekia Tanah Laut atau sekitarnya dalam
menghadapi berita bohong di media sosial yang terjadi pada pemilihan umum dan berkaitan
dengan isu politik.
BAB II
Perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan
dengan hubungan timbal balik antar pribadi. (Krech, Crutchfield, dan Ballachey, 1982
dalam Ibrahim, Rusli, 2001). Perilaku sosial yang dilakukan oleh para pemilih pemula
dalam menanggapi berita bohong beragam, mulai dari kembali menyebarkannya karena
berita bohong tersebut berhubungan dengan paslon yang tidak disukai dan sangat
menguntungkan paslon yang disukai, mempercayainya saja dan tidak menyebarkannya,
ataupun melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mempercayainya.
Perilaku menyimpang merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah dan norma-
norma yang berlaku di dalam lingkungan hidup masyarakat (Aspian 2017:17). Perilaku
menyimpang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Perilaku menyimpang
sering dilakukan oleh remaja. Sebab kondisi kejiwaannya masih labil, remaja gampang
terpengaruh oleh keadaan lingkungan sehingga berdampak pada kepribadiannya (Aspian
2017:13).
Menyebarkan berita bohong merupakan salah satu dari perilaku menyimpang, karena
tindakan ini tidak sesuai dengan kaidah serta norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Pemilih pemula yang menyebarkan kembali berita bohong juga termasuk melakukan
penyimpangan, ini tak bisa ditangguhkan karena seperti yang dijelaskan oleh Aspian (2017:
13) dalam penelitiannya, secara sosiologis, remaja pada umumnya memang rentan terhadap
pengaruh-pengaruh eksternal. Berita bohong merupakan salah satu faktor eksternal yang
bisa membuat pemilih pemula menyebarkan kembali berita bohong yang diperoleh, namun
ini semua kembali tergantung kepada pribadi pemilih pemula masing-masing, bagaimana ia
menyikapi berita bohong yang beredar di media sosial.
Berita bohong adalah upaya dalam memutarbalikkan fakta melalui proses pembacaan
dengan informasi yang meyakinkan, tetapi tidak dapat diverifikasi (Aulia 2018:2). Berita
bohong juga bisa diartikan sebagai suatu fenomena sosial yang terjadi dan bertujuan untuk
membohongi publik dengan motif tertentu dengan cara menyebarkan berita berita tidak benar.
Politik merupakan isu yang paling sering diserang oleh berita bohong, sebagaimana yang
di utarakan Marwan dan Ahyad, (2017) dalam penelitiannya, isu sensitif soal sosial, politik,
lalu suku, agama, ras dan antar golongan, dimanfaatkan para penyebar hoax untuk
memengaruhi opini publik, sebanyak 91,8% responden mengaku paling sering menerima
konten hoax tentang sosial politik, seperti pemilihan kepala daerah dan pemerintahan.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan
dunia virtual (Cahyono, 2016:140). Kemudahan tersebut membuat oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab semakin mudah dalam menyebarkan berta bohong.
Pemilih pemula adalah pemilih yang pertama kali memilih karena usia mereka baru
memasuki usia pemilih yaitu 17 hingga 21 tahun (Afnaniyati 2011:21). Para pemilih pemula
pada umumnya banyak berasal dari kalangan pelajar.
Berita bohong (hoax) merupakan akses negatif kebebasan berbicara dan berpendapat di
internet, khususnya media sosial dan blog (Herlinda dalam Laudia 2017:10). Terlalu bebasnya
akses menyebabkan berita bohong mudah beredar.
2.2.3 Media Sosial
Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial manusia
menggunakan internet dan teknologi web (Muqaffi, 2017:35). Akses yang mudah membuat
media sosial menjadi media penghubung yang tidak mengenal batas.
2.3 Hipotesis
Para pemilih pemula mudah terpengaruh dengan berita bohong yang terdapat di media
sosial. Hal ini dikarenakan para pemilih pemula yang belum mempunyai pengalaman serta masih
membutuhkan bimbingan lebih lanjut agar mampu memberikan kontribusi politik bagi pilpres di
Indonesia. Berita bohong membuat para pemilih pemula bingung dan labil dalam menjatuhkan
pilihan, sehingga terkesan ikut ikutan. Artinya mereka juga terpengaruh faktor lingkungan seperti
keluarga,teman, dan lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Tanggal
No. Tempat penelitian Kegiatan Penelitian
penelitian
MAN Insan Cendekia Pembuatan Proposal
1.
Tanah Laut
2. Pelaksanaan penelitian
April s.d.
3. Kabupaten Tanah Wawancara dengan pihak terkait
September 2019
Laut Pembagian angket kepada pemilih
4. pemula di kec. Pelaihari kab. Tanah
Laut, Kalimantan Selatan
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan suatu
objek umum dari penelitian yang akan dilaksanakan.
Sesuai dengan tempat penelitian yang kami terangkan sebelumnya, populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pemilih pemula yang bertempat tinggal di Kecamatan
Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Pemilihan tempat sampel ini
memperhitungkan jarak yang peneliti dapat tempuh yang dapat memudahkan peneliti untuk
mengambil sampel dan mempermudah penelitan.
3.2.2 Sampel
Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap
dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004). Dengan kata lain, sampel
merupakan suatu bentuk objek penelitian secara lebih spesifik. Mengacu pada populasi
yang telah dijelaskan sebelumnya, ,maka sampel yang peneliti ambil dalam penelitian ini
adalah 75 pemilih pemula yang tinggal di kecamatan Pelaihari, kabupaten Tanah Laut,
Kalimantan Selatan.
Berdasarkan objek yang diteliti, maka teknik yang digunakan untuk menetukan
sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu sampel yang dipilih
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2016: 52).Sampel yang peneliti pilih
dilihat berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan pemilih pemula yaitu, berumur 17 sampai
dengan 21 tahun yang sudah menguasai teknologi dan menggunakan media sosial, setelah
mempertimbangkan syarat dan ketentuan diatas kecamatan pelaihari merupakan tempat
yang memenuhi kriteria tersebut.
3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, ada dua jenis data yang didapat, yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh menggunakan dua pendekatan, yaitu dengan pendekatan secara kualitatif
dan pendekatan secara kuantitatif (mix method).
Pendekatan secara kualitatif dilaksanakan melalui wawancara mendalam kepada pihak-
pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu kepada pihak berwenang yaitu KPU dan
BAWASLU. Kemudian pada pendekatan kuantitatif didapatkan dengan cara kuesioner.
Pembagian kuesioner dilakukan kepada sampel yaitu pemilih pemula yang berdomisili di
kecamatan Pelaihari, kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Aditya Perdana, Delia Wildianti. 2018. Narasi Kampanye dan Media Sosial dalam Pemilihan
Presiden Dan Wakil Presiden Tahun 2019. Jurnal Bawaslu DKI Jakarta. Hal 27.
Juli Hantoro. 2018. Dalam Sebulan Jokowi Diserang 36 Kabar Hoax, Prabowo 16. [Internet].
Tersedia di: https://nasional.tempo.co/read/1136884/dalam-sebulan-jokowi-diserang-36-kabar-
hoax-prabowo-16.
Basuki Rachmat, Esther. 2016. Perilaku Pemilih Pemula dalam Pilkada Serentak Di Kecamatan
Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2015. Jurnal Ilmu Pemerintahan Widyapraja (42)2: 28.
I A Sri Rahayu Endang Lindawati. 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Sosial
Remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember. Skripsi. Universitas Islam Negri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Ibrahim, Rusli. 2001. Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip
dan Metode. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga Depdiknas.
Aspian. 2017. Peran Kepala Madrasah dalam Mencegah Perilaku Menyimpang Siswa Madrasah
Aliyah Al-Khairat Mekar Jaya Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Skirpsi.
Institut Agama Islam Negri Kendari.
Dwi Putri Aulia. 2018. Memerangi Berita Bohong di Media Sosial. Skripsi. Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Anang Sugeng Cahyono. 2017. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat
di Indonesia.
Mir’aatunnisa Afnaniyati. 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilih Pemula Terhadap Angka
Golput Pada Pilkada Lamongan 2010 di Kec. Kedungpring Kab. Lamongan. Skripsi. Institut
Agama Islam Negri Sunan Ampel Surabaya
Shelly Laudia. 2017. Tinjauan Yuridis Sosiologis Terhadap Berita Hoax dalam Media Sosial dan
Upaya Pencegahannya oleh Polri.
Ahmad Muqaffi. 2017. Penggunaan Media Sosial Instagram dalam Proses Rekrutmen Batch 3
Mahar Agung Organizer.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Peneitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung: Alfabeta.
BIODATA PESERTA
Ketua Tim
Nama : Ahmad Najib
Sekolah : MAN Insan Cendekia Tanah Laut
Alamat Sekolah : Jl. Ahmad Yani RT 5 KM 6 desa Ambungan, Pelaihari,
Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
Alamat Rumah : Jl. Rajawali 1 Komplek BLBP RT 13 RW 01 No 02
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Tempat Lahir : Tabalong
Tanggal Lahir : 04 September 2002
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kelas :X
Nomor HP : 082158997994
Email : ahmadnajib301@gmail.com
Anggota Tim
Nama : Muhammad Rayhan Zaydan
Sekolah : MAN Insan Cendekia Tanah Laut
Alamat Sekolah : Jl. Ahmad Yani RT 5 KM 6 desa Ambungan, Pelaihari,
Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
Alamat Rumah : Jl. Tasan Panyi No 23 RT 08 Kelurahan Rantau Kanan,
Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan
Tempat Lahir : Banjarmasin
Tanggal Lahir : 16 Desember 2002
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kelas :X
Nomor HP : 0822690081
FOTO
Email : rathanzaydan@gmail.com
Kelas : X
Ayah : Pedagang
Ibu : Pedagang
Kelas : X
Ayah : Wiraswasta
Ibu : -
Penghargaan yang pernah diraih : -