Laporan Modul 5
Laporan Modul 5
Teknik Kimia I
Percobaan V
Oleokimia
Kelompok XI
Azizul Haq Ar Rasyid 1707113752
DOSEN PENGAMPU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
Lembar Pengesahan Laporan Praktikum
Oleokimia
KELOMPOK XI
Catatan Tambahan :
Pekanbaru,
Dosen Pengampu
iii
ABSTRAK
Metil ester termasuk bahan oleokimia dasar, turunan dari trigliserida (minyak
atau lemak) yang dapat dihasilkan melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi.
Bahan baku pembuatan metil ester antara lain minyak sawit, minyak kelapa,
minyak jarak, minyak kedelai, dan lainnya. Tujuan dari praktikum ini adalah
menjelaskan proses dan pengaruh variabel proses pada pembuatan metil ester
asam lemak, menghitung konversi asam lemak bebas menjadi metil ester asam
lemak. Langkah pertama pada percobaan ini adalah esterifikasi asam lemak
dengan memasukkan minyak kelapa sawit dan metanol ke dalam reaktor tangki
berpengaduk pada suhu 60°C dengan katalis asam sulfat pekat selama 60 menit,
90 menit dan 120 menit. Kemudian metil ester asam lemak yang terbentuk
dipisahkan dari sisa katalis, metanol berlebih, dan gliserol dengan alat pemisah
sentrifugal. Metil ester asam lemak tersebut dianalisa kadar asam lemak bebas
dengan cara dititrasi dengan larutan KOH. Dalam praktikum ini diberlakukan
perbandingan berat minyak terhadap metanol yaitu sebesar 1:4 dan dengan variasi
waktu proses 60 menit, 90 menit, 120 menit. Dari hasil perhitungan di peroleh
nilai ALB produk 1.7% , 1.28%, 0.85% . Dari hasil dapat diketahui waktu
berpengaruh terhadap konversi asam lemak. Semakin lama waktu reaksi, semakin
banyak produk yang terbentuk.
Kata Kunci: asam lemak, esterifikasi, metil ester asam lemak, oleokimia.
ABSTRACT
Methyl esters include basic oleochemicals, derivatives of triglycerides (oils or
fats) that can be produced through esterification and transesterification
processes. Raw materials for making methyl esters include palm oil, coconut oil,
castor oil, soybean oil, and others. The purpose of this practicum is to explain the
process and the effect of process variables on the manufacture of fatty acid methyl
esters, to calculate the conversion of free fatty acids to fatty acid methyl esters.
The first step in this experiment is the esterification of fatty acids by inserting
palm oil and methanol into a stirred tank reactor at 60 ° C with a concentrated
sulfuric acid catalyst for 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes. Then the fatty acid
methyl ester formed is separated from the rest of the catalyst, excess methanol,
and glycerol by centrifugal separator. The fatty acid methyl ester was analyzed by
free fatty acid levels by titrating with KOH solution. In this practicum a weight
ratio of oil to methanol is applied which is equal to 1: 4 and with a processing
time variation of 60 minutes, 90 minutes, 120 minutes. From the calculation
results obtained ALB product values 1.7%, 1.28%, 0.85%. From the results it can
be seen that time influences the conversion of fatty acids. The longer the reaction
time, the more products are formed.
Keywords: fatty acids, esterification, fatty acid methyl esters, oleochemistry.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16
LAMPIRAN A Dokumentasi
LAMPIRAN B Perhitungan
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pernyataaan Masalah
Metil ester merupakan salah satu komponen utama dari pembentukan
biodiesel, dimana metil ester dapat dibentuk dari reaksi esterifikasi. Alasan
pemilihan metil ester sebagai bahan dasar pembuatan biodiesel dikarenakan
dapat diproduksi dengan energi thermal yang sedikit, mendapatkan produk
samping gliserol, memiliki titik didih yang lebih rendah dari asm lemak
lainnnya.
Dengan meningkatnya kebutuhan metil ester pada pabrik, terjadinya
produksi minyak nabati yang lebih banyak, sehingga diperlukannya perhitungan
antara minyak nabati dan metanol. Maka didapatkan variabel keduanya yang
membawa profit atau keuntungan dalam pabrik. Dengan begitu kita dapat
menghitung variabel dari pembuatan metil ester.
1.2 Tujuan Paktikum
1. Menjelaskan proses dan pengaruh variabel proses pada pembuatan metil
ester asam lemak.
2. Menghitung konversi asam lemak bebas menjadi metil ester asam lemak.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.2 Esterifikasi
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO 2 R
dengan R dapat berupa alkil maupun aril. (Aniek, 2006).
Dialam praktikum ini esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak
bebas menjadi ester. Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol.
Katalis-katalis yang cocok adalah zat berkarakter asam kuat. Untuk mendorong
agar reaksi bisa berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah
(misalnya paling tinggi 120°C), reaktan alcohol harus ditambahkan dalam jumlah
yang sangat berlebih (biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah stoikhiometrik) dan
air produk ikutan reaksi harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak.
Melalui kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode
penyingkiran air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat
dituntaskan dalam waktu 1 hingga beberapa jam (Siti, 2004).
3
tentang laju reaksi serta mekanismenya disusun berdasarkan karakter
kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan reaksi dinyatakan sebagai
konstanta kesetimbangan. Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam
karboksilat hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester
(Fukuda, 2001).
Secara umum laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan
paling lambat alkohol tersier.
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai
batas konversi yang tinggi
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak
terlalu berpengaruh terhadap laju reaksi.
2.3 Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi adalah reaksi bolak balik (reversible), oleh karena
itu digunakan jumlah alkohol berlebih untuk menggeser kesetimbangan ke arah
produk (Ranggita, 2013). Adajuga bahan baku yang akan digunakan pada reaksi
transesterifikasi harus memiliki asam lemak bebas yang kecil (< 2 %) untuk
menghindari pembentukan sabun. (Susila, 2008)
Di antara alkohol-alkohol monohidrik yang menjadi kandidat
sumber/pemasok gugus alkil, metanol adalah yang paling umum digunakan,
karena harganya murah dan reaktifitasnya paling tinggi (sehingga reaksi disebut
metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini, biodiesel praktis identik dengan
ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Metil Ester, FAME).
Gambar 2.1 Reaksi Transesterifikasi dari Trigliserida menjadi ester metil asam-
asam lemak
4
Transesterifikasi juga menggunakan katalis dalam reaksinya. Tanpa adanya
katalis, konversi yang dihasilkan maksimum namun reaksi berjalan dengan lambat
(Mittlebatch, 2004).
Penggunaan katalis basa dalam jumlah ekstra dapat menetralkan asam lemak
bebas di dalam trigliserida. Sehingga, semakin banyak jumlah katalis basa yang
digunakan, maka metil ester yang terbentuk akan semakin banyak.
Katalis yang biasa digunakan pada reaksi transesterifikasi adalah katalis
basa, karena katalis ini dapat mempercepat reaksi. Produk yang diinginkan dari
reaksi transesterifikasi adalah ester metil asam-asam lemak. Terdapat beberapa
cara agar kesetimbangan lebih ke arah produk, yaitu:
a) Menambahkan metanol berlebih ke dalam reaksi
b) Memisahkan gliserol
c) Menurunkan temperatur reaksi (transesterifikasi merupakan reaksi
eksoterm)
Menurut Susila (2008) ada beberapa kondisi reaksi yang mempengaruhi
konversi serta dalam memperoleh biodiesel melalui transesterifikasi adalah
sebagai berikut :
a. Pengaruh air dan asam lemak bebas
Minyak nabati yang akan ditransesterifikasi harus memiliki angka asam
yang lebih kecil dari 1. Banyak peneliti yang menyarankan agar kandungan asam
lemak bebas lebih kecil dari 0.5% (<0.5%). Selain itu, semua bahan yang akan
digunakan harus bebas dari air. Karena air akan bereaksi dengan katalis, sehingga
jumlah katalis menjadi berkurang. Katalis harus terhindar dari kontak dengan
udara agar tidak mengalami reaksi dengan uap air dan karbon dioksida.
b. Pengaruh perbandingan molar alkohol dengan bahan mentah
Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk reaksi adalah 3
mol untuk setiap 1 mol trigliserida untuk memperoleh 3 mol alkil ester dan 1 mol
gliserol. Perbandingan alkohol dengan minyak nabati 4,8:1 dapat menghasilkan
konversi 98%. Secara umum ditunjukkan bahwa semakin banyak jumlah alkohol
yang digunakan, maka konversi yang diperoleh juga akan semakin bertambah.
Pada rasio molar 6:1, setelah 1 jam konversi yang dihasilkan adalah 98-99%,
5
sedangkan pada 3:1 adalah 74-89%. Nilai perbandingan yang terbaik adalah 6:1
karena dapat memberikan konversi yang maksimum.
c. Pengaruh jenis alkohol
Pada rasio 6:1, metanol akan memberikan perolehan ester yang tertinggi
dibandingkan dengaan menggunakan etanol atau butanol.
d. Pengaruh jenis katalis
Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi bila
dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling populer untuk reaksi
transesterifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH),
natrium metoksida (NaOCH3), dan kalium metoksida (KOCH3). Katalis sejati
temperatur 60oC konversi telah mencapai 94% sedangkan pada 45oC yaitu 87%
dan pada 32oC yaitu 64%. Temperatur yang rendah akan menghasilkan konversi
yang lebih tinggi namun dengan waktu reaksi yang lebih lama (Soerawidjaja,
2006)
6
(CPO) dimana berat molekul asam lemak bebas tersebut dianggap sebesar 256
(sebagai asam palmitat). Mutu minyak sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam
lemak bebasnya, karena jika kadar asam lemaknya bebasnya tinggi, maka akan
timbul bau tengik di samping juga dapat merusak peralatan karena mengakibatkan
timbulnya korosi (Susila, 2008).
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas
dalam CPO antara lain adalah (Susila, 2008) :
𝑅 − 𝑂𝐻 + 𝐾𝑂𝐻 → 𝐾𝑂𝑅 + 𝐻2 𝑂
2.5 Katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut
terkonsumsi oleh keseluruhan reaksi. Pada dasarnya, katalis justru harus ikut
bereaksi dengan reaktan untuk membentuk suatu zat antara yang aktif. Zat antara
ini kemudian bereaksi dengan molekul reaktan yang lain menghasilkan produk.
Pada akhirnya, produk kemudian terlepas dari permukaan katalis (Wahyu, 2007).
Katalis yang biasa digunakan pada pembuatan metil ester adalah katalis
homogen seperti KOH, NaOH, H2SO4, AlCl. Penggunaan katalis ini memiliki
kelemahan selain bersifat korosif dan beracun juga sulit untuk memisahkan
7
produk akhir dari katalisnya (Nurdini, 2008).Reaksi antara trigliserida dan akohol
dengan katalis asam pada pembuatan biodiesel kerap disebut sebagai reaksi
esterifikasi. Sedangkan, jika menggunakan katalis basa, disebut sebagai reaksi
transesterifikasi. Syarat berlangsungnya suatu reaksi ialah (Wahyu, 2007):
1. Terjadi kontak (tumbukan) dengan orientasi yang tepat.
2. Disertai dengan energi yang cukup (melebihi energi aktivasi reaksi).
Dengan adanya katalis, kedua syarat di atas dapat terkomodasi dengan
baik.
Katalis dapat mengantarkan reaktan melalui jalan baru yang lebih mudah
untuk berubah menjadi produk. Jalan baru yang dimaksud yaitu jalan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah. Keberadaan katalis juga dapat meningkatkan
jumlah tumbukan dengan orientasi yang tepat. Hal itu disebabkan molekul-
molekul reaktan akan teradsorp pada permukaan aktif katalis sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul-molekul reaktan akan semakin
besar. Selain itu, ketepatan orientasi tumbukan pun akan semakin meningkat
(Susila, 2008). Katalis memiliki beberapa sifatsifat tertentu, yang pertama ialah
katalis tidak mengubah kesetimbangan dan katalis hanya berpengaruh pada sifat
kinetik seperti mekanisme reaksi. Oleh karena itu, sebagus apa pun katalis yang
digunakan, konversi yang dihasilkan tidak akan melebihi konversi kesetimbangan
(Susila, 2008).
8
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat yang digunakan
1. Buret
2. Corong Pisah
3. Erlenmeyer
4. Gelas Kimia 500 ml
5. Gelas Ukur 50 ml
6. Kondensor
7. PenagasaAir
8. Pipet Tetes
9. Reaktor Berpengaduk
10. Statif dan Klem
3.2 Bahan yang digunakan
1. Asam Oksalat
2. Asam Sulfat Pekat
3. Etanol
4. Indikator PP
5. KOH
6. Metanol
7. Minyak Goreng
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Pembuatan Metil Ester Asam Lemak
1. Minyak goreng dan katalis asam sulfat pekat ditimbang sebanyak 100 gr
dan 2 gr ( 3 tetes).
2. Kemudian metanol ditimbang sesuai dengan nisbah molar metanol-minyak
dengan yang ditugaskan.
3. Masukan metanol dan asam sulfat kedalam reactor tangki berpengaduk
dan panaskan hingga suhu 60oC.
4. Kemudian masukan minyak goreng kedalam reactor.
5. Reaksi esterifikasi dilakukan selama 60 menit, 90 menit dan 120 menit.
9
6. Setelah itu sampel dimasukan kedalam tabung sentifugasi untuk
disentrifugal. Hal ini dilakukan untuk pemisahaan.
7. Setelah itu, lapisan atas (pada tabung sentrifugal) dicuci hingga pH larutan
pencucian akhir netral.
3.3.2 Analisa Kadar Asam Leak Bebas (Reaktan dan Produk)
1. Sampel ± 3 gram ditimbang, lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer.
2. Etanol 95% 50 ml ditambahkan kedalam erlenmeyer.
3. Sampel dipanaskan pada suhu 70OC diatas penangas air selama 10 menit.
4. Indikator PP ditambahkan 2 tetes kedalam erlenmeyer.
5. Sampel dititrasi dengan larutan KOH yang sudah distandarisasi sampai
warna merah jambudan dapat bertahan ± 30 menit.
3.4 Rangkaian Alat
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Praktikum oleokimia ini bertujuan untuk menjelaskan proses dan pengaruh
variabel proses terhadap pembuatan metil ester asam lemak. Pada praktikum ini,
variabel yang akan ditinjau pengaruhnya adalah waktu dari pembuatan metil ester
asam lemak. Selain itu, praktikum ini juga bertujuan untuk mempelajari cara
menghitung konversi asam lemak bebas yang menjadi metil ester asam lemak.
11
lemak dan methanol yang masih bersisa. Lapisan bawah merupakan sisa katalis
dan gliserol yang terbentuk. Hal ini bisa terjadi dikarenakan densitas masing
masing zat yang ada berbeda beda. Untuk asam sulfat densitasnya adalah 1.84
gr/cm3, untuk metanol, densitasnya adalah 0.7918 gr/cm3, untuk gliserol
densitasnya adalah 1.26 gr/cm3, dan untuk metil ester asam lemak densitasnya
berkisar antara 0.85 hingga 0.89 gr/cm3. Selanjutnya, lapisan atas diambil dan
dicuci dengan menggunakan akuades panas, hal ini bertujuan untuk melarutkan
metanol yang masih tersisa sehingga tidak mengganggu titrasi pada langkah
selanjutnya. Terakhir, metil ester asam lemak di titrasi dengan menggunakan
KOH, hal ini bertujuan untuk menganalisis kadar asam lemak bebas yang masih
ada pada metil ester asam lemak
Gambar 4.1 Grafik analisis kadar asam lemak pada metil ester asam lemak
vs waktu
Setelah melakukan percobaan, didapatkan hasil konversi dari asam lemak
menjadi metil ester asam lemak untuk percobaan 1, 2, dan 3 adalah 0.33 %, 0.55
%, dan 0.66 %. Dapat dilihat dari konversi yang semakin meningkat, variabel
waktu berpengaruh terhadap konversinya. Namun jika dilihat dari kecilnya
persentase konversi dari asam lemak tersebut, menunjukkan bahwa, jika hanya
waktu yang divariasikan, pengaruhnya kecil terhadap konversi dari asam lemak
tersebut.
12
Gambar 4.2 Grafik analisis kadar asam lemak bebas vs waktu
Selain itu, kadar ALB menurun seiring dengan waktu yang semakin lama.
Hal ini dapat dilihat dari besar persentase hasil pengujian kadar ALB yang
didapatkan untuk percobaan 1, 2, dan 3 yaitu 1.7 %, 1.28 %, dan 0.85 %. Menurut
Affandi dkk (2013), semakin lama waktu dari reaksi tersebut, maka akan semakin
banyak produk yang dihasilkan dikarenakan lama waktu tersebut memberi
kesempatan untuk molekul dari reaktan untuk bertumbukan satu sama lain.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Waktu berpengaruh terhadap konversi asam lemak. Semakin lama waktu
reaksi, semakin banyak produk yang terbentuk
2. Pada variabel waktu 60, 90, dan 120 menit, konversi meningkat yaitu 0.33
%, 0.50 %, dan 0.66 %, sedangkan kadar ALB menurun hingga 1.7 %, 1.28
%, dan 0.85 %.
5.2 Saran
1. Pastikan menggunakan alat pengaman, dikarenakan panas dari air yang
digunakan untuk memanaskan reaktor.
2. Pengukuran berat sebaiknya dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R.D.N., dkk. (2013). Produksi Biodiesel dari Lemak Sapi dengan Proses
Transesterifikasi dengan Katalsi Basa NaOH. Jurnal Teknik Kimia USU.
Vol. 2. No. 1
Bradshaw and Meuly, (1944). Encyclopedia Of Chemical Processing And Design,
Vol. 1, Marcel Dekker, New York.
Chobert, Harold H. (2013). Chemistry of Fossil Fuels and Biofuels. Cambridge,
NY: Cambridge University Press. (62-64)
Freedmen,B.(1984).Variables Affecting the Yields of Fatty Esters from
Transesterified Vegetables Oils, J. Am. Oil Soc., 61,1638-1643
Ketaren, S. (2005). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-
Press.
Kuncahyo. Priyohadi, (2013). Analisa Prediksi Potensi Bahan Baku Biodiesel
Sebagai Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Di Indonesia. JURNAL
Teknik Pomits. Vol. 2, No. 1
Mounts, T.L.,(1984). The Environmental Science and Policy journal, palm oil
biodiesel Vol.1, New York
National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Methanol,
CID=887, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Methanol (accessed
on Nov. 1, 2019)
National Center for Biotechnology Information. PubChem Database. Sulfuric
acid, CID=1118, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Sulfuric-acid
(accessed on Nov. 1, 2019)
Westfechtel, Alfred (2006). "Fatty Acids". Ullmann's Encyclopedia of Industrial
Chemistry. Weinheim: Wiley-VCH.
15
16
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI
= 2,56 %
𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 × 𝑁 𝐾𝑂𝐻 × 𝑀𝑅 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
ALB Produk (1) = × 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000
0,4 𝑚𝑙 ×0,5 𝑁 ×256 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= × 100 %
3 𝑔𝑟 × 1000
= 1,7%
𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 × 𝑁 𝐾𝑂𝐻 × 𝑀𝑅 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
ALB Produk (2) = × 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000
0,3 𝑚𝑙 ×0,5 𝑁 ×256 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= × 100 %
3 𝑔𝑟 × 1000
= 1,28 %
𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 × 𝑁 𝐾𝑂𝐻 × 𝑀𝑅 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘
ALB Produk (3) = × 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 1000
0,2 𝑚𝑙 ×0,5 𝑁 ×256 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= × 100 %
3 𝑔𝑟 × 1000
= 0,85%
= 0,33 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐿𝐵 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐿𝐵 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
X2 = 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐿𝐵 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛
2,56 % −1,28 %
= 2,56 %
= 0,5 %
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐿𝐵 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐿𝐵 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
X1 = 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝐿𝐵 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛
2,56 % − 0,85 %
= 2,56 %
= 0,66 %