Anda di halaman 1dari 6

A.

JUDUL PRAKTIKUM
Pengukuran Antropometri 1

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui penilaian status gizi secara antropometri
2. Untuk mengetahui pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT)
3. Untuk mengetahui pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Status gizi adalah salah satu indikator untuk menilai status kesehatan
dengan memantau berat badan dan tinggi badan. Salah satu cara
penilaian ststus gizi dapat dilakukan dengan pengukuran antropometri.
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh
manusia yang digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering
digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran
tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit,
lingkar pinggul.
Status gizi dihitung dengan menggunakan rumus indeks massa
tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah IMT atau BMI (Body
Mass Index). Akan tetapi IMT bukan tanpa kelemahan, karena IMT
hanya menggambarkan proporsi ideal tubuh seseorang antara berat
badan saat ini terhadap tinggi badan yang dimilikinya. IMT tidak
mampu mengambarkan tentang proporsi lemak yang terkandung di
dalam tubuh seseorang. Meskipun demikian, jika nilai IMT sudah
menunjukkan ke arah kelebihan berat badan atau overweight/obesitas,
biasanya seseorang diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Lingkar lengan atas (LILA) saat ini juga merupakan salah satu
pilihan untuk penentuan status gizi dengan memberikan gambaran
tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Oleh
karena itu pada praktikum antropometri 1 dilakukan pengukuran
antropometri dengan mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar
lengan atas untuk mengetahui status gizi.
2. Tinjauan Teori

Status gizi merupakan cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan


gizi. Status gizi secara parsial dapat diukur dengan antropometri
(pengukuran bagian tertentu dari tubuh). Penilaian status gizi
merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi
atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi
lebih. Pemeriksaan status gizi dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan antropometri.

Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang


berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan
tingkat gizi seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur
dimensi dan komposisi tubuh seseorang. Ukuran yang sering
digunakan adalah berat badan dan tinggi badan, selain itu juga ukuran
tubuh lainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit,
tinggi lutut, lingkar perut, lingkar pinggul.

Status gizi dapat dihitung dengan menggunakan rumus indeks


massa tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah IMT atau BMI
(Body Mass Index). IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk
memantau status gizi orang khususnya yang berkaitan kekurangan dan
kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih
panjang. IMT berguna sebagai indikator untuk menentukan adanya
indikasi kasus KEK (Kurang Energi Kronik) dan kegemukan
(obesitas). IMT dihitung dengan pemberian berat badan (dalam kg)
oleh tinggi badan (dalam) pangkat dua. IMT bisa digunakan untuk
mengukur status gizi karena IMT dapat memperkirakan ukuran lemak
tubuh yang sekalipun hanya estimasi tetapi lebih akurat daripada
pengukuran berat badan saja.
Tabel Kategori IMT
Kategori IMT
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 - 18,4
Normal 18,5 - 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 - 27,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0

Selain IMT, status gizi dapat diukur dengan rumus % LILA


(Lingkar lengan atas) yaitu hasil pengukuran LILA dibagi standar
LILA, dikali 100%. Pengukuran LILA dapat memberikan gambaran
tentang keadaan jaringan otot dan lapisan bawah kulit. Lingkar lengan
atas biasanya digunakan untuk mengidentifikasi adanya malnutrisi
pada anak-anak. Pada ibu hamil lingkar lengan atas digunakan untuk
memprediksi kemungkinan bayi yang dilahirkan berat badan lahir
rendah. Pengukuran lingkar lengan atas dapat menentukan apakah
seseorang menderita KEK atau tidak.

Tabel Kategori % LILA


Kategori % LILA
Obesitas > 120%
Overweight 110 - 120%
Normal 90 - 11%
Underweight < 90%
D. HASIL PRAKTIKUM
1. Identitas Responden
Nama : Mafta Pramesti Cahya Rinjani
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Tabel Hasil Pemeriksaan Antropometri

Hasil Pengukuran dan Perhitungan


Pengukuran BB Pengukuran 1: 63,4 kg Pengukuran 3: 63,4 kg
Pengukuran 2: 63,4 kg Rata – rata BB: 63,4 kg

Pengukuran TB Pengukuran 1: 161 cm Pengukuran 3: 161,5 cm


Pengukuran 2: 161,5 cm Rata – rata TB: 151,3 cm

Perhitungan 𝐵𝐵(𝑘𝑔) 63,4 63,4


= (1,61)2 = =24,3 kg/m2
𝑇𝐵 2 (𝑚) 2,6
IMT

Pengukuran Pengukuran 1: 29,5 cm Pengukuran 3: 29 cm


LILA Pengukuran 2: 29 cm Rata – rata LILA: 29,1
cm
Perhitungan 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝐿𝐼𝐿𝐴 29,1
𝑥100% = 𝑥100%
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐿𝐼𝐿𝐴 28,5
% LILA
= 1,02 𝑥100%
= 102%

E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan terhadap seorang
responden umur 21 tahun, jenis kelamin perempuan, responden termasuk
dalam kategori status gizi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan melihat kategori ambang
batas IMT, maka Status Gizi responden dalam keadaan normal yaitu 24,3.
Hal ini sesuai dengan tabel interpretasi IMT yaitu angka 18,5 – 25,0
termasuk dalam kateglori normal.
Hasil pengukuran LILA pada responden adalah 29,1 cm. Setelah
dilakukan perhitungan % LILA kemudian didapatkan hasil sebesar 102%.
Sehingga status gizi responden dapat dikategorikan Normal menurut %
LILA karena berada diantara 90 – 110 %.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum terhadap responden yang dilakukan
pengukuran antropometri ( IMT dan % LILA) adalah sebagai berikut,
responden memiliki IMT = 24,3 dan % LILA = 102 %, berarti responden
tersebut memiliki status gizi yang normal karena hasil pengukuran IMT dan
% LILA berada pada rentang kategori normal.

G. DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; PT Gramedia
Pustaka Utama
Barasi, M.2007. Nutrition at a Glance. Penerjemah: Hermin. 2009. At a
Glance: Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.
Hidayati, L. (2010). Kekurangan Energi dan Zat Gizi merupakan resiko
kejadian stunted, Jurnal Kesehatan, Vol 3 No 1, 89-104.
Sandjaja, Atmarita. 2010. Kamus Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Supariasa. I. (2002). Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai