Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya


sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat.
Salah satu syarat yang paling penting dalam pelayanan kesehatan adalah
pelayanan yang bermutu. Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan
kepuasan pada pasien. Kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan
mencakup beberapa dimensi. Salah satunya adalah dimensi kelancaran komunikasi
antaran petugas kesehatan (termasuk dokter) dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan
kesehatan bukan hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga
berorientasi pada komunikasi karena pelayanan melalui komunikasi sangat penting dan
berguna bagi pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan.
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.
Sedangkan komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk
membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain.
1.2 Tujuan penulisan
Untuk mengetahui dan memahami manajemen keperawatan yaitu tentang Trend
dan Issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Issu dan Trend dalam Pelayanan Kesahatan


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,
trend juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada
saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat. Jadi trend adalah sesuatu
yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta
Sedangkan issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis. Atau sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun
belum jelas faktanya atau buktinya
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan rumah sakit
merupakan salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu yang dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Potter dan
Perry, 2005).

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Issu dan Trend


1. Faktor Agama dan Istiadat
Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam
membuat keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai
yang diyakini maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini
memang diperlukan proses. Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar,
seseorang akan lebih mengenal siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
2. Faktor Sosial
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis.
Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan
teknologi, hukum, dan peraturan perundang-undangan.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem
kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program
medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim
kesehatan.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya.
Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang.
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta
memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik
kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien
dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesin
hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai
inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan etika.

4. Faktor Legislasi dan Keputusan Yuridis


Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap
perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan
reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum
sehingga orang yang bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik. Saat
ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan
sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi
suatu bidang ilmu, dan perundang-undangan baru banyak disusun untuk
menyempurnakan perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi
perkembangan permasalahan hukum kesehatan.
5. Faktor dana/keuangan.
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat
menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat,
pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang
dibiayai pemerintah.

6. Faktor pekerjaan.
Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan
suatu keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan,
namun harus diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang
mengutamakan kepentingan pribadi sering mendapat sorotan sebagai perawat
pembangkang. Sebagai konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi administrasi atau
mungkin kehilangan pekerjaan.

7. Faktor Kode etik keperawatan.


Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo, menyatakan bahwa kode etik
merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam
penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan
bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah yang
menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisis
permasalahan-permasalahan etis.

8. Faktor Hak-hak pasien.


Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak
manusia. Hak merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi
konsekuensi dan kepraktisan suatu situasi. Pernyataan hak-hak pasien cenderung
meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hukum dan hak-hak moral. Hak-hak pasien
yang secara luas dikenal menurut Megan (1998) meliputi hak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak untuk diberi informasi, hak
untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang pengobatan dan perawatan,
hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui nama dan status tenaga
kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat kedua(secand opini),
hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas
(termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak
untuk mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian
dengan bangga.

2.3 Konsep Issu dan Trend dalam Keperawatan

1. engahargai keyakinan klien menurut budayanya

Perawat harus bisa menghargai keyakinan klien tetapi tetap melaksanakan


tindakan untuk perawatan klien dengan mengganti dengan alternative lain. Misalnya
klien yang tidak mengkonsumsi obat-obatan kimia, berpikir kritis dengan mengganti
dengan obat herbal yang telah terbukti pengobatannya. misalnya di budaya Jawa,
Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri.

2. Menghentikan kebiasaan buruk


Apabila klien mempunyai kebiasaan merokok pada saat setelah makan, maka
perawat harus dapat melarang kebiasaan tersebut. Karena dapat membahayakan klien
dan terapi penyembuhan dapat mengalami kegagalan. Contoh lain, kebiasaan bagi
orang jawa yakni jika ada salah satu pihak keluarga atau sanak saudara yang sakit,
maka untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan dulu semua saudaranya
dan bersama – sama mengunjungi saudaranya yang sakit tersebut. Karena dalam
budaya Jawa dikenal prinsip “ mangan ora mangan , seng penting kumpul.

3. Mengganti kebiasaan pengobatan yang buruk


Bagi masyarakat Jawa dukun adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati
penyakit melalui “Japa Mantera“, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada
pasien. Misalnya dukun pijat/tulang (sangkal putung) khusus menangani orang yang
sakit terkilir , patah tulang , jatuh atau salah urat.

2.4 Issu dan Trend Komunikasi dalam Keperawatan


Hubungan perawat dengan dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang

telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang
berbeda dalam memendang pasien, dalam prakteknya menyebabkan munculnya

hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala sikologi

keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini

memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborsi yang dapat menjadikan keduanya lebih

solid dengan semangat kepentingan pasien.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak aspek positif yang dapat timbul

jika hubungan kolaborasi dokter dengan perawat berlangsung baik. American Nurses

Credentialing Center (ANCC) melakukan risetnya pada 14 Rumah Sakit melaporkan

bahwa hubungan dokter dengan perawat bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga

berlangsung pada hasil yang dialami pasien. Terdapat hubungan kolerasi positif antara

kualitas huungan dokter perawat dengan kualitas hasil yang didapatkan pasien.

Hambatan kolaborasi dokter dengan perawat sering dijumpai pada tingkat

profesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber

utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi.

Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar

dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendkung dominasi dokter.

Inti sesungghnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap

profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.

Dari hasil berbagai penelitian di Rumah Sakit nampaknya perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan belum dapat melaksanakan fungsi kolaborasi

khususnya dengan dokter. Perawat bekerja memberikan pelayanan kepada pasien

berdasarkan instruksi medis yang juga didokumentasikan secara baik, sementara

dokumentasi asuhan keperawatan meliputi proses keperawatan tidak ada. Disamping itu

hasil wawancara penulis dengan beberapa perawat Rumah Sakit Pemerintah dan swasta,
mereka menyatakan bahwa banyak kendala yang dihadapi dalam melaksanakan

kolaborasi, diantaranya pandangan dokter yang selalu menganggap bahwa perawat

merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai asistennya, serta kebijakan Rumah Sakit

yang kurang mendukung. Isu tersebut jika tidak ditanggapi dengan benar dan

proporsional dikhawatirkan dapat menghambat upaya melindungi kepentingan pasien

dan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayang kesehatan, serta menghambat upaya

pengembangan dari keperawatan sebagai profesi.

Nilai-Nilai dalam Issu dan Trend

1. Nilai intelektual

Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari :

a. Body of Knowledge

b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)

c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral

Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic dan memperhatikan kode

etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional

terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.

3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat

Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara

mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti

bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan

kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat

terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.


Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau

seseorang.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, tren

juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat

ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak

terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,

hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang

krisis.

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan

memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya.

Sedangkan komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk

membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan patologis dan belajar

bagaimana berhubungan dengan orang lain.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri

atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan rumah sakit

merupakan salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan

secara menyeluruh dan terpadu yang dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang bermutu

dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi tambahan untuk STIkes

Muhamadiyah Pringsewu pada khususnya dan semua pembaca pada umumnya.

2. Bagi Mahasiswa
Setelah mempelajari dan memahami secara lebih dalam tentang konsep dan gambaran

umum tentang trend dan issu komunikasi dalam pelayanan kesehatan diharapkan

mahasiswa mampu melihat kejadian yang terjadi dilapangan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Awalia Muharamiatul. 20012. Trend dan Issu Pelayanan Kesehatan.


http://awalia.or.id/Stats/StatCurr.pdf, diakses Minggu, 23 Oktober 2016, pukul 20.00
WIB.

2. Mundakir. 2006. Komunitas Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yokyakarta:


Graha Ilmu.

3. Potter A. particia dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses dan Praktik. Vol. I. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai