Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)

(MODEL – MODEL PEMBELAJARAN)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Model – Model Pembelajaran

Dosen Pengampu: Drs. Etep Rohana, M.M.pd

Disusun Oleh:

Kelompok 7
Eva Arnika (2103 0802 16 1033)
Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT serta
salam dan cinta kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas segala rahmat
dan karunia Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)”.

Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat
membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana manfaat, sumber, dan implikasi ilmu
pengetahuan, informasi dan teknologi dari model – model pembelajaran ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi
dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat
membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 27 Maret 2018

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini seiring berkembangnya era globalisasi teknologi informasi dan
komunikasi terus berkembang pesat dan mendapat banyak respon dari masyarakat,
sehingga interaksi dan penyampaian informasi bisa berlangsung dengan cepat dan
mudah. Salah satu pengaruh dan dampak dari perkembangan teknologi, informasi dan
komunikasi ialah dalam aspek pembelajaran, yang mana saat ini proses pembelajaran
menjadi lebih mudah dari zaman dahulu yaitu dengan cara berbasis komputer.

Pembelajaran yang berbasis web atau disebut dengan e-Learning merupakan


aktfitas pembelajaran yang menggunakan jaringan internet untuk menyampaikan dan
memfasilitasi ketika dalam proses pembelajaran. Dewasa ini, dengan berkembangnya
teknologi membuat gaya hidup kebanyakan manusia cenderung bergerak secara
dinamis sehingga kebutuhan akan proses belajar jarak jauh yang biasa disebut dengan
tele-edukasi semakin meningkat pula.

Menggunakan internet sebagai salah satu sarana untuk pembelajaran


merupakan cara agar kita tidak tertinggal dengan teknologi yang semakin maju ini.
Adapun langkah – langkah awal yang harus dilakukan sebelum menggunakan metode
pembelajaran yang berbasis web ialah dengan menentukan ranah mana yang harus akan
dipakai oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotorik dan afektif.

Web merupakan kumpulan dokumen yang banyak tersebar diseluruh server


penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan yang disebut dengan internet.
Dalam pembelajaran yang menyertakan web sebagai salah satu cara pengembangan
dalam proses pembelajaran ini sangat membantu kita dalam melakukan berbagai
kegiatan secara efektif, karena kita dapat mencari dan mendapatkan ilmu seluas
mungkin disini, serta mengetahui banyak hal yang belum kita pahami sebelumnya. Dan
yang terpenting ialah menggunakan web ini untuk kebutuhan yang positif tidak untuk
keperluan yang negatif.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, berikut ialah rumusan masalah
yang akan dibahas:

1. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web?


2. Bagaimana interaksi tatap muka atau virtual?
3. Bagaimana pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran?
4. Bagaimana penggunaan internet dalam pembelajaran?
5. Mengapa internet sebagai sumber belajar?
6. Bagaimana internet untuk manajemen pembelajaran?
7. Bagaimana pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran?
8. Apa saja teknologi pendukung e-Learning?
9. Bagaimana pengembangan model e-Learning?
10. Apa saja kelebihan dan kekurangan e-Learning?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran berbasis web.


2. Untuk mengetahui interaksi tatap muka dan virtual.
3. Untuk mengetahui bahwa adanya pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran.
4. Untuk mengetahui apa saja penggunaan internet dalam pembelajaran.
5. Untuk mengetahui sebab – sebab internet digunakan sebagai sumber belajar.
6. Untuk mengetahui bahwa internet juga dapat digunakan untuk manajemen
pembelajaran.
7. Untuk mengetahui pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran.
8. Untuk mengetahui bahwa ada teknologi pendukung e-Learning.
9. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan model e-Learning.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan e-Learning.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Implementasi Pembelajaran Berbasis Web

Model pembelajaran dirancang dengan mengintegerasikan pembelajaran


berbasis web dalam progam pembelajaran konvensional tatap muka. Proses
pembelajaran konvensional tatap muka dilakuakan dengan pendekatan student
centered learning (SCL) melauli kerja kelompok model ini menuntut partisipasi peserta
didik yang tinggi.

Untuk merancang dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis web, langkahnya


adalah sebagai berikut.

1. Sebuah progam pendidikan untuk peningkatan mutu pembelajaran di


lingkungan kampus dengan berbasis web. Progam ini dialkukan idealnya
selama 5-10 bulan dan dibagi menjadi 5 tahap. Tahap 1, 3, dan 5 dilakukan
secara jarak jauh dan untuk dipilih media web sebagai alat komunikasi.
Sedangakan tahap 2 dan 4 dilakukan secara konvensional dengan tatap muka.
2. Menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan. Pembelajaran dengan tatap
muka dilakukan secara rutin tiap minggu pada tujuh mingggu pertama. Setelah
itu, tatap muka dilakukan setiap 2 atau 3 minggu sekali.

Dua progam pendidikan itu disampaikan melalui berbagai macam kegiatan


belajar secara kelompok. Belajar dan mengerjakan tugas secara kolaberatif dalam
kelompok sangat dominan pada kedua progam tersebut.1

2.2 Interaksi Tatap Muka dan Virtual

Sekalipun teknologi web memungkinkan pembelajaran dialkukan virtual secar


penuh, namun kesempatan itu tidak dipilih. Interaksi satu sama lain untuk dapat

1
Idayoce, “Model Pengembangan Berbasis Web (e-Learning)”,
(http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html accessed on 27
Maret, 2018)
berkomunikasi langsung secara tatap muka masih dibutuhkan. Ada tiga alasan
mengapa forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Alasan
tersebut adalah:

1. Perlunya forum untuk menjelaskan maksud dan mekanisme belajar


yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik.
Keberhasilan sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh
pemahaman peserta didik tentang apa, mengapan dan bagaimana proses
belajar dan mengerjakan tugas berlangsung. Peserta didik perlu
mengetahui keluaran dan kompetensi apa yang akan didapat setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
2. Perlunya memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar
dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada setiap
peserta didik. Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut
kerja kelompok, maka peserta didik perlu memiliki kompetensi dan
komunikasi. Iklim partisipatoris dan aktif terlibat dalam berbagai
kegiatan perlu dikenalkan sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk
itu, mengenal pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara
langsung guna membangun suatu kelompok yang kokoh, selama kerja
secara virtual.
3. Perlunya pemberian pelatihan sekupnya dalam mengggunakan
komputer yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web
kepada setiap peserta didik. Dengan menyertakan berbagai kegiatan
menggunakan komputer beserta fasilitas sistem komunikasi
pendukungnya, maka setiap pesrta didik harus mempunyai ketrampilan
mengoperasikanya.2

2
Ihfanhariri, 2015, “Interaksi secara Tatap Muka dan Virtual”,
(http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secara-tatap-muka-danvirtual.html
accessed on 27 Maret, 2018)
Di negara-negara maju seperti Amerika seriakat, teknologi informasi sudah
betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita
lihat implikasinya.

Sejarah teknologi informasi tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Di


Amerika TI mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET). Demikian di
Indonesia, TI mulai tumbuh di lingkungan akademis seperti di ITB, UPI, dan UI.

Adanya TI atau internet membuka sumber informasi yang tadinya susah di


akses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan
merupakn salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya jaringan TI atau
internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di
Amerika Serikat. Tanpa adanya internet banyak tugas akhir, tesis dan disertasi yang
mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

Kerja sama antarahli dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan
secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu seseorang harus berkelana
atau berjalan jauh untuk menemui seseorang pakar untuk mendiskusiakn sebuah
masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan e-mail.
Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan silang tukar menukar data melalui
internet, via email, ataupun dengan mengggunakan mekanisme file sharing, jadi disini
batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat menjadi


alasan yang kuat untuk menjadikan internet sebagai infrastruktur bidang pendidikan.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan munculnya berbagai software yang dapat
digunakan untuk kepentingan pembelajaran, sekarang ini para guru dapat merancang
pembelajaran berbasis komputer, dengan menggunakan salah satu bahasa pemograman
seperti Delphi, pascal, makromedia flash, swiss MX dan lainya. Hal ini dapat
memberikan variasi dalam mengajar.Seorang guru tidak harus menjejali siswa dengan
informasi yang membosankan. Dengan menggunakan teknologi informasi seorang
guru dapat memanfaatkan komputer sebagai total teaching, dimana guru hanya sebagai
fasilitator dan sisiwa dapat belajar dengan berbasis komputer baik dengan
menggunakan model pembelajaran driils, tutorial, simulasi ataupun, instrucsioanl
games.

2.3 Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran

Pengertian internet (interconnection networking) sendiri adalah jaringan


komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan
komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti
telepon, satelit dan lain sebagainya. Awalnya internet merupakan jaringan komputer
yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969 melalui
sebuah proyek yang disebut dengan ARPANET. Misi awal dari proyek ini awalnya
hanya untuk keperluan militer saja, tetapi lambat laun terus berkembang dan bisa
dinikmati oleh semua kalangan.3

Selanjutnya hubungi provider terdekat jika, andaikan semua prasarat tadi tidak
dimiliki, cukup mendatangi warnet terdekat yang banyak terdapat di kota-kota besar,
bahkan sampai ke desa-desa, kita dapat mengakses situs-situs apa saja sesuai dengan
kebutuhan kita. Bahkan Rusman menyebutkan bahwa internet merupakan
perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat miliaran sumber
informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan
kebutuhan.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa


untuk belajar secara mandiri. “Through independent study, students become doars, as
well as thinkers” (cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari
berbagai pustakawan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang
berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, dan statistik, (Gordin ET. Al.,
1995).

3
Nesaba Media, 2018, “Pengertian Internet Beserta Fungsi dan Manfaat Internet yang Perlu Anda
Ketahui” (https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-dan-manfaat-internet-lengkap/
accessed on 27 Maret, 2018)
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analisis, tidak
hanya konsumen informasi saja. Mereka menganilisis informasi yang relavan dengan
pembelajaran IPS dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehiduapan nyatanya
(real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secar fisik di kelas (classroom meeting),
karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengajarkan tugas-tugas pembelajaran
serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara
online. Siswa juga dapat bekerja sama satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-
mail untuk mendiskusikan bahan ajar. Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat
berkomunikasi dengan teman sekelasnya.

Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa


kelebihan sebagai berikut.

1. Dimungkinkan terjadinya distribusii pendidikan ke semua penjuru tanah air


dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan
ruang kelas.
2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka
biasa.
3. Pembelajaran dapat memilh topik atau bahan ajar yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing.
4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa.
5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
6. Pembelajran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa; dan
memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat
turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek
tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online

Perkembangan/kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah


keseluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi dan ahli
untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran.
Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (progam aplikasi) yang
dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan/pembelajaran terus dilakukan.

2.4 Penggunaan Internet dalam Pembelajaran

Internet merupakan sebuah jaringan global yang merupakan kumpulan dari


jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet mempermudah para pemakainya
untuk mendaptkan informasi-informasi di dunia cyber, lembaga-lembaga milik
pemerintah, dan institusi pendidikan dengan menggunakan kumunikasi komputer yang
terdapat pada komputerseperti Transmission Control protocol (TCP), TCP merupakan
suatu protokol yang sanggup memungkinkan sistem apapun sehingga antar sisitem
jaringan komputer dapat berkomunikasi baik secara lokal maupun internasional dengan
modus koneksi serial line internet protocol (SLIP) point to point protocol (PPP). Tahun
1983 merupakan tahun kelahiran internet yang ditandai dengan diadopsinya
transmission control (TCP) sebagai standar bagi aparnet. Protokol yang lainya adalah
IP (Internet protocol).

Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu:

1. Discovery (penemuan), ini meloputi browsing dan pencarian nformasi-


informasi tertentu
2. Communication (komunikasi), internet menyediakan jaringan
komunikasi yang cepat dan murah mulai dari pesan-pesan yang berupa
buletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang bersifat kompleks
antar atau inter organisasi. Juga termasuk diantaranya transfer informasi
(antarkomputer) dan proses informasi. Adapun contoh-contoh media
komunikasi yang utama seperti e-mail, chat group (percakapan secar
berkelompok), dan news group (gabiungan kelompok yang bertukar
berita).
3. Collaboration (kolaborasi), seiring dengan semakin meningkatnya
komunikasi dan kolaborasi antar media elektronik, baik itu antar
individu maupun antarkelompok, maka beberapa fasilitas canggih dan
modern pun digunakan mulai dari screen sharing (pertukaran sumber-
sumber informasi), yang menyediakan akses pada server-server yang
sesuai dengs bidangnya masing-masing.

2.5 Internet Sebagai Sumber Belajar

Peranan internet dalam pendidian sangat menguntungkan karena


kemampuanya dalam mengelola data dengan jumlah yang sangat besar. Teknologi
sudah menjadi jaringan komputer terbesar di dunia, yang dapat berfungsi dengan baik
jika didukung oleh perangkat komputer dengan perangkat lunak yang baik dan dengan
guru yang terlatih baik. Mengguakan internet dengan segala fasilitasnya akan
memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang
secar langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilanya dalam
belajar. Karena internet merupakan sumber informasi utama dan pengetahuan, melalui
teknologi ini kita dapat melakukan beberapa hal, diantaranya untuk;

1. Penulusuran dan pencarian bahan pustaka


2. Memberi kemudahan untuk mengakses apa yng disebut dengan virtual
classroom atau virtual university
3. Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.
Kegunaaan-kegunaan seperti diatas itu dapat diperluas bergantung pada
peralatan komputer yang dimiliki, jaringan dan fasilitas telepon yang tersedia, serta
provider yang bertanggung jawab agar penggunaan jaringan komunikasi dan informasi
tersebut tetap terpelihara. Dari waktu ke waktu, jika dilihat dari jumlah pemakaian yang
makin meningkat secar eksponensial, setiap tahunya memungkinkan fasilitas yang
pada mulanya hanya dinikmati segelintir orang, dan sekelompok kecil sekolah
terkemuka dengan biaya operasional yang tinggi, ke depan besar kemungkinan biaya
yang besar itu akan dapt ditekan, sehingga pemanfaatanya benar-benar dapt menjadi
penunjang utama bagi pengelola pendidikan khususnya bagi pusat sumber belajar bagi
kegiatan pendidikan di daerah.

2.6 Internet untuk Manajemen Pembelajaran


Learning Management System (LMS) atau Content Management System
(CMS) dikenal sebagai Virtual Learning Environment (VLE) merupakan aplikasi
perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik baik di sekolah atau perguruan
tinggi/universitas sebagai media pembelajaran online berbasis web (e-learning).
Dengan menggunakan CMS dosen/guru dapat mengelola program atau kelas dan
bertukar informasi dengan siswa hal ini untuk memicu fenomena information
superhighway.

Fitur – fitur yang digunakan di CMS ialah: pengelola hak akses pengguna
(user), pengelolaan courses, pengelolaan bahan ajar (resources), pengelolaan aktifitas
(activity), pengelolaan nilai (grades), penampilan nilai dan transkrip, pengelolaan
visualisasi e-learning sehingga bisa diakses dengan web browser. CMS bertujuan
untuk menjadikan pembelajaran lebih interaktif, membuat siswa dan guru masuk ke
dalam “kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, menjadikan kelas online,
dsb) serta mengakses materi pembelajaran lebih leluasa, dimana saja dan kapan saja
selama terkoneksi dengan internet.4

2.7 Pemanfaatan e-Learning untuk pembelajaran

e-Learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah


satu media yang digunakan adalah jaringan computer. Dengan dikembangkannya di
jaringan computer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web,
sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan computer yang lebih luas yaitu internet,
inilah makanya sistem e-learning dengan berbasis internet disebut juga dengan internet
enabled learning. 5 penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif.

Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning, yaitu kelas tradisional.


Guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu

4
Amiroh, Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management System Moodle,
(Sidoarjo: Genta Group Production, 2012) hal 1
5
Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007, hal 11
pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ focus
utamanya adalah pelajar.6 Adapun karakteristik e-learning, antara lain:

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik dimana guru dan siswa dapat


berkomunikasi dengan relative mudah.
2. Memanfaatkan keunggulan computer (digital media dan computer netwroks)
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
computer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana
saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan
hal – hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat
setiap saat di komputer.7

Berikut juga alah pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran, yakni:

1. Pembelajaran lebih realistis dan kontekstual


2. Penggunaan media e-learning sangat efisien dan efektif.
3. Penggunaan e-learning bisa menghemat biaya
4. E-learning sebagai sumber belajar.
5. Berfungsi sebagai media pembelajaran.
6. Membuat siswa lebih peka terhadap kemajuan teknologi.
7. Memudahkan pelaksanaan ujian nasional.
8. Pembelajaran jadi lebih menyenangkan.8

2.8 Teknologi Pendukung e-Learning

Dalam mempraktikkannya e-learning membutuhkan bantuan teknologi.


Karenanya dikenal istilah: Computer Based Learning (CBL) yaitu pembelajaran yang

6
Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali
Pers,2014), cet.5, hal 347
7
Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, Jurnal Untan, Vol.8,
No.2, September 2010, 4
8
Rijal09, 2017, “9 Manfaat e-Learning dalam Pembelajaran”, (http://www.rijal09.com/2017/04/9-
manfaat-e-learning-dalam-pembelajaran.html, accessed on 25 Maret 2018)
sepenuhnya menggunakan computer, dan kedua yaitu Computer Assisted Learning
(CAL) yaitu pembelajaran menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi ini
terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat di kelompokkan
menjadi dua, yaitu:

1. Technology based learning


2. Technologi based web learning9

Dalam pembelajaran sehari – hari yang dikenal dari teknologi tersebut


(audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga dipakai dalam pendidikan
jarak jauh artinya komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dikarenakan
keunggulan teknologi e-learning. Ada lima aplikasi standar internet yang dapat
digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu email, mailing list, news group, file
transfer protocol (FTC), dan World Wide Web (WWW).

Tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning yaitu: Pertama, e-learning
bersifat jaringan, yang membuat mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau
menyimpulkan kembali, medistribusikan dan sharing dalam pelajaran dan informasi.
Kedua, e-learning dikirmkan kepada pengguna melalui computer dengan
menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan
pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigm
tradisional dalam pelatihan.10

Ada beberapa alternative paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah
satunya adalah sistem “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000), di
antaranya adalah:

1. Paradigma virtual teacher resources yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah


guru yang berkualitas, sehingga siswa tidak harus secara intensif memerlukan
dukungan guru.

9
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 99
10
Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali
Pers,2014), cet.5, hal 349
2. Virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan
waktu.
3. Paradigma cyber education resources system atau dot com learning resources
system, merupakan pendukung kedua paradigm di atas, dalam membantu akses
terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis
dalam internet.11

Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan


teknologi. Dengan kemudian yang sudah disediakan akan mengurangi pengenalan
sistem e-learning itu sendiri. Syarat personal pengajar dapat berinteraksi dengan baik
seperti guru di depan kelas. Dengan pendekatan interaksi yang lebih personal peserta
didik diperhatikan kemajuannya. Hal ini membuat peserta didik lebih nyaman di depan
computer. Kemudian respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik
lainnya.

2.9 Pengembangan Model e-Learning

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan sebagai (1) pola
(contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan; (2)
orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto); (3) orang yang
(pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan; (4) barang tiruan
yang kecil dengan bentuk (rupa) tepat benar seperti yang ditiru. Dalam makalah ini,
yang dimaksudkan dengan model adalah pada arti yang pertama yakni sebagai pola
(contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.

Maka dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah model pembelajaran yang


memanfaatkan berbagai perangkat elektronik sebagai sarana/media pembelajaran.
Perangkat elektronik yang dimaksud mencakup perangkat hardware seperti video, tape,
radio, handphone, maupun perangkat software seperti jaringan internet. Materi e-

11
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Ibid, hal349
learning tidak hanya didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal ataupun
internet, tetapi juga didistribusikan secara off-line menggunakan media CD/DVD.12

Yang dimaksudkan dengan model pengembangan e-learning adalah pola


representasi yang akan digunakan untuk merancang e-learning sehingga dapat
manfaatkan oleh user semaksimal mungkin.

Pendapat Haughey (Rusman, 2007) tentang pengembangan e-learning adalah


ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet,
yaitu:

Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang


mana mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap
muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain
model ini menggunakan sistem jarak jauh.

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar
jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui
internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam
model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi
pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk
mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan
pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui
internet tersebut.

Menurut Munir (2009: 199-200), dalam beberapa kenyataan di lapangan


pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran jarak jauh yang seluruh proses
pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka diberlakukan blended distance learning (campuran
antara online course dan tatap muka). Model pembelajaran jarak jauh dengan

12
Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hal 125
pendekatan blended learning ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk memperluas
kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh. Model ini merupakan
gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-Based education.

Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang


peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar,
17esame peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan narasumber lain.
Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari
informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs
yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang
menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan
kecakapan lain yang diperlukan.13

Dalam penjelasan selanjutnya tentang strategi pelaksanaan model pembelajaran


e-learning, Sihabudin menguraikaan bahwa terdapat empat model yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan e-learning di sekolah yakni:

1. Selective model
2. Sequential model,
3. Static station model
4. Laboratory model.

2.10 Kelebihan dan Kekurangan e-Learning


A. Kelebihan e-Learning
1. Murah – dengan bermodalkan paket data internet saja murid dapat
mengakses materi pembelajaran yang mereka inginkan tanpa harus
khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir.

13
Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hal 292
2. Hemat – hemat disini bermaksudkan bahwa siswa tidak usah membeli
buku materi pembelajaran lagi karena semua materi sudah dapat dicari
di internet.
3. Tingkat pemahaman yang lebih baik – terkadang faktor penghambat
dari kegiatan pembelajaran ialah cara penyampaian materi seorang
pengajar yang cukup susah dipahami. Melalui e-Learning siswa dapat
mencari konten materi yang memiliki konten penyampaian yang mudah
dipahami seperti melalui video dan gambar.
4. Wawasan tidak terbatas – dengan melakukan e-learning murid selalu
menemukan hal semula yang mereka tidak ketahui. Tidak hanya melalui
pembelajaran tatap muka saja atau hanya dengan membaca buku. Murid
akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan tidak
terbatas.
5. Mandiri – berbeda dengan pembelajaran tatap muka, melalui e-learning
murid dapat berguru dengan internet tanpa adanya campur tangan dari
guru lagi. Sehingga murid dapat terbiasa mencari materi yang ia tahu
tanpa harus selalu bertanya kepada guru yang ada dikelas.
6. Relative efisien – bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tingg
atau sekolah konvensional.14
B. Kekurangan e-Learning
1. Wawasan yang seharusnya tidak dilihat – e-learning memberikan
kebebasan akses kepada murid untuk menambah wawasan mereka.
Namun tidak semua yang ada di internet itu positif. Jika tidak hati – hati
peserta didik dapat mengakses hal yang seharusnya mereka belum boleh
akses seperti konten – konten porno yang beredaran di internet.
2. Kesosialan terganggu – dengan e-learning murid akan memiliki
wawasan yang berbeda – beda. Hal ini cenderung membuat siswa satu
dengan lainnya menjadi lebih superior karena lebih banyak mengetahui

14
Dewi Salma.P & Eveline S, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal
200-201
dari yang lainnya. Bahkan merasa minder karena wawasan yang ia
punya tidak luas sehingga ia akan mengucilkan dirinya sendiri.
3. Interaksi antar pendidik dan peserta didik berkurang – hal ini dapat
memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
4. Kurangnya akses internet – tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet.
5. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.15

15
Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikas,
ibid, hal 192-193
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Langkah implementasi pembelajaran berbasis web terdapat dua yaitu sebuah


program pendidikan untuk peningkatan mutu di lingkungan kampus dengan
berbasis web, kedua menetapkan sebuah mata kuliah pilihan di jurusan.
2. Perlunya interaksi tatap muka dan virtual yaitu ntuk menjelaskan maksud dan
mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua
peserta didik, memberikan pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan
mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaberatif pada setiap peserta didik.
3. Pemanfaat internet sebagai media pembelajaran ialah pembelajaran tidak
terbatas oleh waktu, pembelajaran menjadi lebih interaktif, lama waktu belajar
tergantung masing – masing siswa.
4. Penggunaan internet dalam pembelajaran yaitu discovery, communication, dan
collaboration.
5. Internet sebagai sumber belajar yaitu pertama, penelusuran dan pencarian
bahan pustaka, memudahkan yang disebut dengan virtual classroom. Ketiga
pemasaran hasil karya penelitian.
6. Internet untuk manajemen pembalajaran ialah Content Management System
(CMS) merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh pendidik baik
di sekolah atau perguruan tinggi/universitas sebagai media pembelajaran online
berbasis web (e-learning).
7. Pemanfaatan e-learning untuk pembelajaran salah satunya pembelajaran lebih
realistis dan kontekstual, e-learning sebagai sumber belajar, dan masih banyak
lagi.
8. Teknologi pendukung e-learning dibagi menjadi dua kelompok yaitu
technology based learning dan technology based web learning.
9. Pengembangan model e-learning ada tiga yaitu web course, web centeric
course, web enhanced course.
10. Kelebihan dan kekurangan e-learning: salah satu kelebihannya ialah relative
lebih efisien. Salah satu kekurangannya ialah kurangnya interaksi antara guru
dan murid atau bahkan sesame murid itu sendiri.

3.2 Saran

Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Amiroh. 2012 Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management


System Moodle. Sidoarjo: Genta Group Production.

Darmawan Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman, Kurniawan Deni, Cepi Riyana. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi


Informasi dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Rusman. 2014. Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Rajawali Pers.

Salma Dewi & S. Evelline. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.

Dari jurnal:

Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, Jurnal


Untan, Vol.8, No.2, September 2010

Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007.

Dari website:

https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-dan-manfaat-internet-lengkap/

http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html

http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secara-tatap-muka-
danvirtual.html

http://www.rijal09.com/2017/04/9-manfaat-e-learning-dalam-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai