Makalah Model Pembelajaran Berbasis Web
Makalah Model Pembelajaran Berbasis Web
Makalah ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Model – Model Pembelajaran
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Eva Arnika (2103 0802 16 1033)
Tiara Kirana (2103 0802 16 1027)
Tugas ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Dalam proses pembuatan makalah ini, kami harap dapat
membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana manfaat, sumber, dan implikasi ilmu
pengetahuan, informasi dan teknologi dari model – model pembelajaran ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam isi
dan bahasa penulisannya. Sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun, sangat
membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini seiring berkembangnya era globalisasi teknologi informasi dan
komunikasi terus berkembang pesat dan mendapat banyak respon dari masyarakat,
sehingga interaksi dan penyampaian informasi bisa berlangsung dengan cepat dan
mudah. Salah satu pengaruh dan dampak dari perkembangan teknologi, informasi dan
komunikasi ialah dalam aspek pembelajaran, yang mana saat ini proses pembelajaran
menjadi lebih mudah dari zaman dahulu yaitu dengan cara berbasis komputer.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
1
Idayoce, “Model Pengembangan Berbasis Web (e-Learning)”,
(http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html accessed on 27
Maret, 2018)
berkomunikasi langsung secara tatap muka masih dibutuhkan. Ada tiga alasan
mengapa forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Alasan
tersebut adalah:
2
Ihfanhariri, 2015, “Interaksi secara Tatap Muka dan Virtual”,
(http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secara-tatap-muka-danvirtual.html
accessed on 27 Maret, 2018)
Di negara-negara maju seperti Amerika seriakat, teknologi informasi sudah
betul-betul merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai hal dapat kita
lihat implikasinya.
Kerja sama antarahli dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan
secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu seseorang harus berkelana
atau berjalan jauh untuk menemui seseorang pakar untuk mendiskusiakn sebuah
masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan e-mail.
Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan silang tukar menukar data melalui
internet, via email, ataupun dengan mengggunakan mekanisme file sharing, jadi disini
batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Selanjutnya hubungi provider terdekat jika, andaikan semua prasarat tadi tidak
dimiliki, cukup mendatangi warnet terdekat yang banyak terdapat di kota-kota besar,
bahkan sampai ke desa-desa, kita dapat mengakses situs-situs apa saja sesuai dengan
kebutuhan kita. Bahkan Rusman menyebutkan bahwa internet merupakan
perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat miliaran sumber
informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan
kebutuhan.
3
Nesaba Media, 2018, “Pengertian Internet Beserta Fungsi dan Manfaat Internet yang Perlu Anda
Ketahui” (https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-dan-manfaat-internet-lengkap/
accessed on 27 Maret, 2018)
Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analisis, tidak
hanya konsumen informasi saja. Mereka menganilisis informasi yang relavan dengan
pembelajaran IPS dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehiduapan nyatanya
(real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secar fisik di kelas (classroom meeting),
karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengajarkan tugas-tugas pembelajaran
serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara
online. Siswa juga dapat bekerja sama satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-
mail untuk mendiskusikan bahan ajar. Kemudian, selain mengerjakan tugas-tugas
pembelajaran dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru siswa dapat
berkomunikasi dengan teman sekelasnya.
Berikut ini hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya internet, yaitu:
Fitur – fitur yang digunakan di CMS ialah: pengelola hak akses pengguna
(user), pengelolaan courses, pengelolaan bahan ajar (resources), pengelolaan aktifitas
(activity), pengelolaan nilai (grades), penampilan nilai dan transkrip, pengelolaan
visualisasi e-learning sehingga bisa diakses dengan web browser. CMS bertujuan
untuk menjadikan pembelajaran lebih interaktif, membuat siswa dan guru masuk ke
dalam “kelas digital” untuk saling berinteraksi (berdiskusi, menjadikan kelas online,
dsb) serta mengakses materi pembelajaran lebih leluasa, dimana saja dan kapan saja
selama terkoneksi dengan internet.4
4
Amiroh, Kupas Tuntas Membangun e-Learning dengan Learning Management System Moodle,
(Sidoarjo: Genta Group Production, 2012) hal 1
5
Warto Adi Nugraha, “e-Learning vs i-Learning (Online)”, 2007, hal 11
pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran ‘e-learning’ focus
utamanya adalah pelajar.6 Adapun karakteristik e-learning, antara lain:
6
Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali
Pers,2014), cet.5, hal 347
7
Chandrawati dan Sri Rahayu, “Pemanfaatan e-Learning Dalam Pembelajaran”, Jurnal Untan, Vol.8,
No.2, September 2010, 4
8
Rijal09, 2017, “9 Manfaat e-Learning dalam Pembelajaran”, (http://www.rijal09.com/2017/04/9-
manfaat-e-learning-dalam-pembelajaran.html, accessed on 25 Maret 2018)
sepenuhnya menggunakan computer, dan kedua yaitu Computer Assisted Learning
(CAL) yaitu pembelajaran menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi ini
terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat di kelompokkan
menjadi dua, yaitu:
Tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning yaitu: Pertama, e-learning
bersifat jaringan, yang membuat mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau
menyimpulkan kembali, medistribusikan dan sharing dalam pelajaran dan informasi.
Kedua, e-learning dikirmkan kepada pengguna melalui computer dengan
menggunakan standar teknologi internet. Ketiga, e-learning terfokus pada pandangan
pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigm
tradisional dalam pelatihan.10
Ada beberapa alternative paradigma pendidikan melalui internet ini yang salah
satunya adalah sistem “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000), di
antaranya adalah:
9
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal 99
10
Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali
Pers,2014), cet.5, hal 349
2. Virtual school system, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang tidak memerlukan ruang dan
waktu.
3. Paradigma cyber education resources system atau dot com learning resources
system, merupakan pendukung kedua paradigm di atas, dalam membantu akses
terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis
dalam internet.11
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI), kata model diartikan sebagai (1) pola
(contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan; (2)
orang yang dipakai sebagai contoh untuk dilukis (difoto); (3) orang yang
(pekerjaannya) memperagakan contoh pakaian yang akan dipasarkan; (4) barang tiruan
yang kecil dengan bentuk (rupa) tepat benar seperti yang ditiru. Dalam makalah ini,
yang dimaksudkan dengan model adalah pada arti yang pertama yakni sebagai pola
(contoh, acuan, ragam, dsb) dari pada sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
11
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Ibid, hal349
learning tidak hanya didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal ataupun
internet, tetapi juga didistribusikan secara off-line menggunakan media CD/DVD.12
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar
jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui
internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam
model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi
pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk
mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan
pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui
internet tersebut.
12
Deni Darmawan, Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hal 125
pendekatan blended learning ini perlu dikembangkan dengan tujuan untuk memperluas
kesempatan belajar, diantaranya model pembelajaran jarak jauh. Model ini merupakan
gabungan pelaksanaan pendidikan konvensional dan IT-Based education.
1. Selective model
2. Sequential model,
3. Static station model
4. Laboratory model.
13
Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012), hal 292
2. Hemat – hemat disini bermaksudkan bahwa siswa tidak usah membeli
buku materi pembelajaran lagi karena semua materi sudah dapat dicari
di internet.
3. Tingkat pemahaman yang lebih baik – terkadang faktor penghambat
dari kegiatan pembelajaran ialah cara penyampaian materi seorang
pengajar yang cukup susah dipahami. Melalui e-Learning siswa dapat
mencari konten materi yang memiliki konten penyampaian yang mudah
dipahami seperti melalui video dan gambar.
4. Wawasan tidak terbatas – dengan melakukan e-learning murid selalu
menemukan hal semula yang mereka tidak ketahui. Tidak hanya melalui
pembelajaran tatap muka saja atau hanya dengan membaca buku. Murid
akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan tidak
terbatas.
5. Mandiri – berbeda dengan pembelajaran tatap muka, melalui e-learning
murid dapat berguru dengan internet tanpa adanya campur tangan dari
guru lagi. Sehingga murid dapat terbiasa mencari materi yang ia tahu
tanpa harus selalu bertanya kepada guru yang ada dikelas.
6. Relative efisien – bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tingg
atau sekolah konvensional.14
B. Kekurangan e-Learning
1. Wawasan yang seharusnya tidak dilihat – e-learning memberikan
kebebasan akses kepada murid untuk menambah wawasan mereka.
Namun tidak semua yang ada di internet itu positif. Jika tidak hati – hati
peserta didik dapat mengakses hal yang seharusnya mereka belum boleh
akses seperti konten – konten porno yang beredaran di internet.
2. Kesosialan terganggu – dengan e-learning murid akan memiliki
wawasan yang berbeda – beda. Hal ini cenderung membuat siswa satu
dengan lainnya menjadi lebih superior karena lebih banyak mengetahui
14
Dewi Salma.P & Eveline S, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hal
200-201
dari yang lainnya. Bahkan merasa minder karena wawasan yang ia
punya tidak luas sehingga ia akan mengucilkan dirinya sendiri.
3. Interaksi antar pendidik dan peserta didik berkurang – hal ini dapat
memperlambat terbentuknya values dalam proses pembelajaran.
4. Kurangnya akses internet – tidak semua tempat tersedia fasilitas
internet.
5. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan internet.15
15
Rusman, Deni Kurniawan, Riyana Cepi, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikas,
ibid, hal 192-193
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Salma Dewi & S. Evelline. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Dari jurnal:
Dari website:
https://www.nesabamedia.com/pengertian-fungsi-dan-manfaat-internet-lengkap/
http://idayoce.blogspot.co.id/2013/12/model-pembelajaran-berbasis-web-e.html
http://ihfanhariri1102411073.blogspot.co.id/2015/12/interaksi-secara-tatap-muka-
danvirtual.html
http://www.rijal09.com/2017/04/9-manfaat-e-learning-dalam-pembelajaran.html