Anda di halaman 1dari 14

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN

DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN


UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
Ferri Darmawan1), Lusiana2), Endang Mulyani2)

Abstrak

Kota Pontianak mengalami pertambahan penduduk yang sangat pesat dan cukup tinggi
yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan sebuah tempat tinggal. Perumahan
yang direncanakan terletak di jalan H.M.Suwignyo Gg. Margodadirejo ini merupakan
alternatif pembangun untuk mencari keuntungan dengan membangun perumahan, yang
terdiri dari 2 type yaitu type 65/135 dan type 80/135 dengan jumlah total yang akan
dibangun sebanyak 32 unit rumah. Mengikuti perkembangan kedepan bahwa rumah dapat
dijadikan sebuah alternatif yang menarik untuk dijadikan sebuah penghasilan dengan
modal kembali dan mendapatkan keuntungan yang optimal. Dalam kasus ini, metode
yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan maksimum adalah metode simpleks.
Dalam perhitungan dengan menggunakan metode simpleks, ditentukan batasan – batasan
sebagai acuan hasil yang didapat agar semua nilai – nilai atau hasil akhir dari perhitungan
tidak melebihi ketentuan ataupun batasan – batasan yang telah ditetapkan. Batasan –
batasan yang dimaksud antara lain adalah luas lahan untuk masing – masing type rumah
adalah 135m2 dengan luas lahan total yang diperuntukan untuk bangunan adalah 4320m2
,waktu yang tersedia untuk menyelesaikan bangunan selama 145 minggu. Kemudian
melalui harga produksi kedua type rumah dimana masing – masing type rumah
mempunyai harga produksi yang berbeda, untuk rumah type 65 harga produksi sebesar
Rp.230.000.000,- dan rumah type 80 harga produksi sebesar Rp.270.000.000,- .
Kemudian batasan terakhir yang menjadi acuan atau ketentuan untuk menghitung dengan
metode simpleks ini adalah berdasarkan minat atau kemampuan daya beli konsumen,
dimana lebih dari 50% konsumen memilih rumah type 65 dibandingkan dengan rumah
type 80. Berdasarkan dari batasan – batasan tersebut, didapat hasil yang optimal bahwa
rumah type 65 dapat diproduksi sebanyak 24 unit dan rumah type 80 sebanyak 8 unit.
Dari total keseluruhan produksi rumah yang didapat, maka diperoleh keuntungan
maksimum sebesar Rp. 3.360.000.000,- .

Kata Kunci: Keuntungan Maksimum.

1. PENDAHULUAN kota lain di daerah sekitar. Intensitas


pembangunan di kota yang semakin
1.1 Latar Belakang
meningkat, menyebabkan kebutuhan
Kalimantan Barat khususnya kota lahan untuk pembangunan perumahan,
Pontianak mengalami perkembangan fasilitas umum, prasarana maupun
sebagai akibat dari pertambahan kebutuhan lainnya semakin meningkat,
penduduk, perubahan sosial ekonomi dan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
budaya serta interaksinya dengan kota- lahan bagi pembangunan perumahan,

1
1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan
2. Dosen prodi Teknik Sipil FT Untan
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

terjadi pula perkembangan nilai lahan, 1.3 Tujuan Penulisan


baik nilai sosial maupun ekonomisnya.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
Menyadari akan pentingnya kebutuhan
penulisan Tugas Akhir/Skripsi ini adalah:
rumah tersebut, pemerintah telah
a. Menentukan jumlah rumah pada
berusaha untuk mencari jalan agar
masing-masing type rumah yang akan
pemerataan pemilikan rumah dapat
dibangun dengan tinjauan agar
dinikmati oleh masyarakat. Didalam
mendapatkan keuntungan yang
upaya pemerintah untuk mewujudkan
maksimum.
cita-citanya maka peranan swasta sangat
b. Optimalisasi type rumah yang akan
diharapkan dapat membantu pemerintah
dibangun agar mendapatkan keuntungan
untuk menyiapkan lokasi-lokasi
maksimum.
perumahan yang ideal serta membangun
c. Menentukan luas lahan yang tersisa
komplek-komplek Real Estate,
agar dapat dimanfaatkan untuk fasilitas –
Perumahan, Rumah Susun dan
fasilitas umum.
sebagainya. Kesempatan dan peluang
yang diberikan kepada swasta tersebut 1.4 Pembatasan Masalah
diharapkan hasilnya dapat betul-betul Adapun pembatasan pembahasan
terwujud. Konsep kota hunian maupun mengenai penulisan Tugas Akhir/Skripsi
pemukiman berwawasan lingkungan ini adalah sebagai berikut :
sebaiknya selaras dengan lingkungan asli
sekitarnya. Lingkungan asri, udara segar 1. Type rumah yang akan direncanakan
dan aman. Keasrian suasana lingkungan antara type 65 dan 80
perumahan dapat dilihat dan dirasakan 2. Biaya pembangunan masing-masing
betul pada saat konsumen melintas dan type rumah diasumsikan diborongkan
memasuki kawasan perumahan tersebut, kepada developer.
bentuk topografi lahan yang mengikuti
tofografi alam sekitarnya, tersedianya 3. Lokasi lahan perumahan yang akan
taman-taman lingkungan dengan desain direncanakan Jalan HM.Suwignyo Gg.
yang menarik. Margodadirejo.
2. TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Permasalahan 2.1 Perumahan
Secara teknis permasalahan yang sering 2.1.1 Pengertian Perumahan
kali timbul dalam menentukan dan
memanfaatkan lahan yang ada agar Perumahan adalah sebidang tanah yang
mendapatkan keuntungan yang maksimum pemanfaatannya untuk tempat tinggal.
adalah sebagai berikut : Pengembang adalah kegiatan untuk
mendirikan bangunan dengan tujuan
a. Berapa jumlah optimal yang didapat untuk dijual kepada masyarakat yang
untuk masing-masing type rumah yang berminat menghuni rumah tersebut.
akan dibangun sehingga mendapatkan Peningkatan pertumbuhan penduduk
keuntungan yang maksimum.. akan diikuti oleh kenaikan kebutuhan
b. Berapa luas lahan tersisa yang di rumah tinggal. Pangsa pasar untuk
peruntukan fasilitas – fasilitas umum. konsumen rumah bertambah berarti
kebutuhan akan rumah juga naik
sehingga pengembang rumah akan

2
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

memperhatikan peluang ini. Investasi lahan atau jarak lahan dengan pusat kota
pengembang perumahan membutuhkan terutama di daerah komersial, berimbas
permodalan yang besar dan waktu kepada pemilik lahan yang akan semakin
pengembalian yang tidak dapat dengan sulit untuk membayar fiskal lahan
segera didapat artinya memerlukan waktu sehingga mereka berusaha untuk
lama. Investasi pada usaha pengembang meningkatkan penghasilan dengan
perumahan memiliki banyak aspek dan mengefisiensikan pemanfaatan lahan.
satu dengan lainnya saling berhubungan ,
2.2.2 Derajat Aksesibilitas Lahan
antara lain aspek : teknis dan nonteknis,
ekonomi, sumber dana, peraturan- Semakin tinggi derajat aksesibilitas
peraturan /perijinan, penjualan, dan semakin tinggi keuntungan yang
masalah tanah itu sendiri. Perumahan diperoleh, derajat aksesibility yang di
adalah sebuah gedung yang dibangun maksudkan untuk menarik Costumer.
oleh manusia di atas tanah yang sifatnya Pada bagian yang dekat pusat kota maka
tidak dapat berpindah namun memiliki akan menimbulkan biaya transportasi
nilai ekonomi yang dapat dikuasai. yang murah, sehingga pengaruh ring road
dan radial road sangat dominan dalam
2.1.2 Karakteristik Investasi Perumahan perubahan fungsi lahan perumahan
demikian juga perpotongan jalan antar
Karekteristik investasi pembangunan
keduanya akan tumbuh pusat-pusat
perumahan memiliki dua kategori yaitu
perdagangan dan jasa komersial baru.
kategori ekonomi dan kategori fisik.
Karakteristik ekonomi adalah faktor yang 2.2.3 Karakteristik Personal Pemilik
mempengaruhi nilai investasi dan Lahan
berkaitan juga dengan konsep nilai waktu
Perubahan Pemanfaatan lahan perumahan
dari uang. Dalam jangka panjang harga
bukan hanya berasal dari luar perumahan
tanah pada lahan tersebut akan semakin
tetapi juga bersumber dari dalam
meningkat nilainya. Dimana pengolahan
masyarakat itu sendiri seperti
tanah pada suatu lahan adalah usaha
pertambahan penduduk dan juga
pengembangan / pematangan di atas
merubahnya struktur masyarakat seperti
tanah tersebut terkait dengan kesiapan
mata pencaharian dari bekerja sebagai
dari sumber daya yaitu pendanaan (modal
Pegawai Negeri Sipil menjadi tidak
pemilik dan kredit dari bank) dan tenaga
bekerja alias pensiun dan lain-lain.
kerja. Karekteristik fisik berupa tanah
Perubahan-perubahan social tersebut
bersifat unique artinya bersifat tetap
bersifat periodik dan non periodik yang
dimana posisi tanah satu dengan lainnya
terjadi karena perubahan terhadap
tidak bisa dipindahkan.
keseimbangan unsur geografis, biologis,
2.2 Pemanfaatan Lahan Perumahan ekonomis (penghasilan,pengeluaran dan
mata pencaharian), sosial (status lahan,
2.2.1 Karakteristik Lahan
lama tinggal, jumlah anggota keluarga,
Merupakan kondisi ekonomi yang umur) dan kebudayaan (agama, adat
memperhitungkan nilai lahan dan istiadat dll).
produktifitas lahan. Semakin tinggi
produktifitas lahan maka akan semakin
tinggi nilai lahan, kalau di perkotaan
produktifitas lahan dipengaruhi oleh lokasi

3
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

2.2.4 Inisiatif Para Pembangun jaman dan kebutuhan masyarakat,


Produsen mulai menawarkan keragaman
Berbicara tentang pemanfaatan lahan tipe perumahan. Hal ini dilihat dengan
tidak lepas land value (nilai lahan), rents keanekaragaman tipe – tipe perumahan
(sewa) dan costs (biaya), nampak bahwa yang ditawarkan. Ada yang menawarkan
penggunaan lahan yang mampu menawar perumahan dengan fasilitas club house,
lebih tinggilah yang mendapatkan tempat sarana olahraga, jogging track, arena
yang diinginkan dan itu dapat di lakukan bermain, waterboom sampai cluster
oleh para pembangun (Investor). dengan fasilitas pantai.
Semakin dekat suatu lahan dengan
perkotaan maka semakin tinggilah nilai 2.3.3 Pengaruh Lokasi Terhadap
lahan dalam arti faktor ekonomilah Permintaan Rumah
sangat dominan dalam perubahan
pemanfaatan lahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
pembeli untuk membeli perumahan
adalah letak perumahan tersebut atau
2.3 Faktor – Faktor Pengaruh Terhadap
lokasi. Dengan kesibukan masyarakat
Investasi Perumahan
dewasa ini tentu lokasi menjadi
pertimbangan pembeli dalam membeli
2.3.1 Pengaruh Harga Terhadap rumah. Akses jalan yang cepat dan
Permintaan Rumah mudah, dekat dengan pusat kota,
transportasi mudah, bebas banjir adalah
Hukum permintaan pada hakikatnya salah satu contoh mengapa lokasi
merupakan hipotesis yang menyatakan perumahan penting.
bahwa makin rendah harga suatu barang
maka makin banyak permintaan terhadap 2.3.4 Pengaruh Lingkungan Terhadap
barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi Permintaan Rumah
harga suatu barang maka makin sedikit
permintaan terhadap barang tersebut. Untuk sebagian besar masyarakat,
Hubungan yang wujud merupakan lingkungan memiliki peranan penting
hubungan terbalik, sehingga jika terdapat dalam menetukan keputusan terhadap
kenaikan harga, maka hal ini pembelian perumahan. Apalagi untuk
mengakibatkan permintaan rumah yang memiliki keluarga baru, karena
menurun. lingkungan akan membentuk karakter
anak dan keluarga, kenyamanan dan
2.3.2 Pengaruh Kelengkapan Fasilitas keamanan juga mempengaruhi pembeli
Terhadap Permintaan Rumah dalam menentukan pembelian rumah.
Apalagi ditambah kesibukan masyarakat
Pada jaman sekarang ini banyak sekali modern dengan pekerjaan, tentu untuk
jenis properti perumahan yang menghilangkan kejenuhan dan rutinitas
ditawarkan kepada masyarakat. Kalau hanya bisa diwujudkan dalam lingkungan
dulu hanya mengenal Perumnas perumahan, karena rumah adalah tempat
(Perumahan Umum Nasional) atau untuk beristirahat sekaligus
masyarakat hanya bisa membeli rumah menghabiskan waktu bersama keluarga.
berdasarkan kapling dan lokasi saja,
tetapi seiring dengan perkembangan

4
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

2.3.5 Pengaruh Pendapatan Terhadap pendapatan seseorang meningkat dan


Permintaan rumah kondisi perekonomian tidak terjadi resesi
dan inflasi, kecenderungan untuk
Besar kecilnya pendapatan seseorang memiliki rumah akan meningkat baik
berpengaruh kepada kemampuan daya secara kualitas maupun kuantitas.
beli seseorang, termasuk dalam membeli
rumah. Semakin tinggi pendapatan 2.4.3 Kemudahan Mendapatkan
semakin beragam pula keinginan Pinjaman
konsumen.
Kemudahan pendanaan ini dapat berupa
2.3.6 Pengaruh Pertambahan Penduduk fasilitas kredit pinjaman, penurunan
tingkat suku bunga pinjaman, dan jangka
Dengan alasan bahwa setiap orang waktu pelunasan pinjaman. Apabila
memerlukan tempat tinggal sebagai kemudahan tersebut dapat diperoleh
tempat berlindung, maka setiap konsumen, dipercaya permintaan akan
pertambahan penduduk baik secara rumah oleh konsumen akan bertambah.
alamai maupun non alami (karena Sebaliknya jika syarat mendapatkan
urbanisasi) akan meningkatkan pinjaman sangat ketat, atau suku bunga
permintaan akan rumah. pinjaman yang tinggi akan menurunkan
permintaan rumah oleh masyarakat.
2.4 Faktor Pertimbangan Konsumen
2.4.4 Fasilitas Dan Sarana Umum
2.4.1 Lokasi Perumahan
Fasilitas disini meliputi fasilitas umum
Keberadaan lokasi perumahan, apakah dan fasilitas sosial, diantaranya
dipusat di pinggir kota sangat infrastruktur, sarana pendidikan,
mempengaruhi minat konsumen dalam kesehatan, keagamaan, sarana
membeli rumah. Semakin strategis letak transportasi, dan lain-lain. Keberadaan
perumahan tersebut berarti semakin baik fasilitas tersebut membangun serta
dan memiliki tingkat permintaan yang menarik minta investor yang selanjutnya
semakin tinggi. Faktor-faktor ekonomi akan meningkatkan permintaan akan
dari keberadaan lokasi perumahan juga rumah di kawasan tersebut.
menjadi pertimbangan konsumen dalam
memilih rumah yang dikehendakinya. 2.4.5 Harga Rumah
Jarak menuju tempat kerja, tempat
hiburan, dan fasilitas umum sebagai Seperti dalam hal teori permintaan dan
motif efesiensi waktu dan biaya penawaran, semakin tinggi harga barang
transportasi merupakan faktor ekonomi akan mengakibatkan penurunan
yang menjadi pertimbangan konsumen di permintaan akan barang yang dimaksud.
dalam memilih lokasi rumah yang Apabila harga rumah menengah naik,
dimaksud. sementara kecenderungan memiliki
rumah dengan tingkat harga tersebut akan
2.4.2 Pendapatan Konsumen berkurang dan permintaan akan beralih
Kesanggupan seseorang di dalam ke rumah dengan harga yang lebih
memiliki rumah sangat dipengaruhi rendah.
pendapatan yang diperolehnya. Apabila

5
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

2.4.6 Lingkungan Rumah Pemrograman linear sebetulnya sudah


lahir pada tahun 1939 oleh ide seorang
Salah satu faktor yang mempengaruhi ahli matematika Rusia bernama L. V.
pembeli untuk membeli rumah juga Kantorovich dengan metode yang
disebabkan karena lingkungan, dimana terbatas. Akan tetapi, di Rusia ide ini
pembeli menginginkan kondisi tidak berkembang. Kemudian pada tahun
lingkungan rumahnya yang tenang, 1947 seorang ahli matematika dari
nyaman dan aman. Amerika Serikat yaitu George B. Dantzig
mengembangkan dan menemukan cara
memecahkan pemrograman linear
2.5 Optimalisasi
tersebut dengan “metode simpleks”
2.5.1 Definisi Optimalisasi (Supranto,1983).

Optimalisasi adalah tindakan untuk 2.6.3 Sifat Dasar Pemrograman Linear


memperoleh hasil yang terbaik dengan
keadaan yang diberikan. Dalam design, Sifat-sifat dasar atau Karakteristik
konstruksi, dan pemeliharaan dari sistem Pemrograman Linear adalah sebagai
teknik, harus diambil beberapa teknologi berikut :
dan keputusan managerial dalam
beberapa tahap. Optimalisasi juga dapat a. Sifat linearitas suatu kasus dapat
di definisikan sebagai proses untuk ditentukan dengan menggunakan
mendapatkan keadaan yang memberikan beberapa cara. Secara statistik, cara
nilai maksumum atau minimum dari ini dapat diperiksa kelinearan
suatu fungsi. menggunakan grafik (diagram
pencar).
2.5.2 Metode Optimalisasi b. Sifat proporsional dipenuhi jika
kontribusi setiap variabel pada fungsi
Perkembangan metode optimalisasi tujuan atau penggunaan sumber daya
semakin mengalami kemajuan tinggi yang membatasi proporsional
masa modern, hal ini dapat dilihat dengan terhadap level nilai variabel.
semakin banyak metode optimasi yang c. Sifat aditivitas mengasumsikan
ditemukan dan dapat menghasilkan solusi bahwa tidak ada bentuk perkalian
yang semakin optimal. silang di antara berbagai aktivitas,
sehingga tidak akan ditemukan
2.6 Pemrograman Linear bentuk perkalian silang pada model.
2.6.1 Definisi Pemrograman Linear d. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas
dapat dibagi ke dalam sembarang
Pemrograman Linear merupakan metode level fraksional, sehingga nilai
matematik dalam mengalokasikan variabel keputusan non integer
sumber daya yang terbatas untuk dimungkinkan.
mencapai suatu tujuan seperti e. Sifat Kepastian menunjukkan bahwa
memaksimumkan keuntungan dan semua parameter model berupa
meminimumkan biaya. konstan. Artinya koefisien fungsi
2.6.2 Sejarah Singkat Pemrograman tujuan maupun fungsi pembatas
Linear merupakan suatu nilai pasti, bukan

6
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

merupakan nilai dengan peluang 3. METODOLOGI PENELITIAN


tertentu.
3.1 Umum
Kelima asumsi (sifat) ini dalam dunia Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus
nyata tidak selalu dapat dipenuhi. Untuk meningkat berakibat pada kebutuhan akan
meyakinkan dipenuhinya kelima asumsi rumah juga meningkat. Melihat keadaan
ini (Siringoringo, 2005). ini banyak pengembang yang bermunculan
untuk menyediakan rumah tempat tinggal.
2.6.4 Model Pemrograman Linear Rumah yang dikembangkan mulai dari
rumah tipe sangat sederhana sampai tipe
Model matematis perumusan masalah rumah mewah.
umum pengalokasian sumberdaya untuk 3.2 Kerangka Konsep Penelitian
berbagai kegiatan, disebut sebagai model
pemrograman linear. Model pemrogram Penelitian ini mengenai optimalisasi
linear ini merupakan bentuk dan susunan pemanfaatan lahan dalam membangun
dalam menyajikan masalah-masalah yang perumahan untuk mendapatkan
akan dipecahkan dengan teknik keuntungan yang maksimum yang terletak
pemrogram linear. di Kota Pontianak.
Data yang dipergunakan dalam penelitian
2.6.5 Definisi Yang Berkaitan Dengan ini adalah data primer dan data sekunder
Pemrograman Linear yang didapat dari developer. Data
tersebut meliputi :
• Definisi 1 = Penyelesaian Fisibel a. Data lokasi, site plan, gambar rencana
• Definisi 2 = Variabel Basis dan biaya pembangunan proyek.
• Definisi 3 = Penyelesaian Optimum Disamping itu pula beberapa data
• Definisi 4 = Penyelesaian Basis pendamping untuk hal ini, diambil
Optimum berdasarkan penelitian dari responden
• Definisi 5 = Penyelesaian Optimum yang profesional dibidangnya masing-
Tetapi Tidak Fisibel masing, seperti : konsultan,
• Definisi 6 = Nilai Slack kontraktor, pemerintah dan
• Definisi 7 = Primal Fisibel perorangan. Data ini dipergunakan
sebagai penunjang di dalam
2.7 Metode Simpleks mengestimasi biaya – biaya proyek.
2.7.1 Pengertian Metode Simpleks b. Data lain yang menunjang analisis ini
yang didapat dari tulisan ilmiah,
Metode simpleks adalah suatu metode makalah atau sumber – sumber lain
yang secara sistematis penyelesaian untuk melengkapi proses analisis baik
pemrograman linear, dimulai dari suatu pada estimasi maupun pada peramalan
penyelesaian basis yang fisibel ke data.
penyelesaian dasar fisibel lainnya, yang c. Data kuesioner untuk mengetahui
dilakukan berulang-ulang (iteratif) keinginan dan minat konsumen akan
sehingga tercapai suatu penyelesaian produk perumahan.
optimum.

7
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

3.3 Analisa Data 1) Formulasi dan standarisasikan


modelnya.
3.3.1 Analisa Optimasi
2) Bentuk tabel awal simpleks
Analisa optimasi dalam penelitian ini berdasarkan informasi model di atas.
menggunakan metode simpleks. Metode
3) Tentukan kolom kunci
simpleks ini merupakan salah satu dari
model program linear. Model program 4) Tentukan baris kunci
linear dari masalah-masalah ini 5) Bentuk tabel berikutnya dengan
memperlihatkan karakteristik- memasukkan variabel pendatang ke
karakteristik umum seperti : kolom variabel dasar dan
a. Variabel-variabel keputusan untuk mengeluarkan variabel perantau dari
mengukur tingkatan aktivitas kolom tersebut, serta lakukan
b. Fungsi tujuan untuk dimaksimumkan transformasi baris-baris variabel.
dan diminimumkan
c. Kumpulan batasan-batasan 6) Lakukan uji optimalitas.
d. Semua hubungan batasan dan fungsi
tujuan adalah linear 3.4 Bagan Alir Penelitian
3.3.2 Metode Simpleks Kerangka konsep penelitian ini dapat
Metode simpleks adalah suatu metode digambarkan sebagai berikut :
yang secara sistematis dimulai dari suatu
pemecahan dasar yang fisibel ke
pemecahan yang fisibel lainnya dan ini
dilakukan berulang-ulang (dengan jumlah
ulangan yang terbatas) sehingga akhirnya
tercapai suatu pemecahan dasar yang
optimum dan pada setiap langkah
menghasilkan suatu nilai dari fungsi
tujuan yang selalu lebih besar, lebih
kecil, atau sama dari langkah-langkah
sebelumnya. Metode simpleks dibedakan
menjadi dua yaitu, metode simpleks
maksimasi untuk mencari keuntungan
maksimal dan metode simpleks minimasi
untuk mencari nilai minimal.

3.3.3 Langkah – Langkah Metode


Simpleks

Untuk memecahkan persoalan dengan


metode simpleks, model pemrograman
linear harus dalam bentuk standar, 3.4.1 Penjelasan Flow Chart / Diagram
adapun langkah-langkah pemecahan
pemrograman linear dengan metode Alir Penelitian
simpleks sebagai berikut :

8
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

1. Perumusan masalah 5. Mengevaluasi hasil analisa dan


Rekomendasi Hasil
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap
Setelah data di analisa dengan
di antara sejumlah tahap perencanaan yang
menggunakan metode simpleks tersebut,
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
maka selanjutnya mengevaluasi output
kegiatan perencanaan.
dari hasil akhir berupa keuntungan
2. Studi literatur dan pustaka maksimum yang ingin dicapai, dimana
keuntungan yang dimaksud tersebut
Studi Literatur yaitu mengadakan suatu
berupa jumlah total uang yang diperoleh
perencanaan dengan cara mempelajari dan
dari hasil penjualan.
membaca literatur-literatur yang ada
hubungannya dengan permasalahan yang 6. Kesimpulan dan saran
menjadi obyek perencanaan.
Berisikan kesimpulan tentang apa yang
3. Pengumpulan data dibahas pada penulisan skripsi ini.
Selanjutnya dari hasil kesimpulan dapat
Pengumpulan data-data umum dari proyek
diberikan saran-saran sehubungan dengan
konstruksi yang berhubungan dengan
hasil yang di dapat. Saran ini bertujuan
pembangunan perumahan serta data ketentuan-
untuk memberikan usulan yang berkaitan
ketentuan yang didapat dari literatur.
dengan pemanfaatan lahan dalam
Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara membangun perumahan untuk
yaitu : mendapatkan keuntungan maksimum.
- Primer
Data Primer yaitu dengan turun langsung 4. PENYAJIAN DATA
dilapangan dan memberikan Kuisioner kepada
4.1 Lokasi Penelitian
masyarakat Kota Pontianak, hal ini dilakukan
untuk mengetahui besarnya minat dan Obyek penelitian adalah proyek
kemampuan daya beli dari masyarakat. pembangunan perumahan di Kota
Pontianak, Kecamatan Pontianak Kota,
- Sekunder
Provinsi Kalimantan Barat. Lokasi
Data Sekunder yaitu dengan mengadakan studi perumahan ini terletak di jalan
literatur serta mengumpulkan beberapa HM.Suwignyo Pontianak Gang
informasi yang memiliki relevansi dengan Margodadirejo. Pusat-pusat layanan
materi yang akan di angkat dalam skripsi ini seperti sekolah, pusat perbelanjaan,
yaitu mengenai pemanfaatan lahan dalam tempat rekreasi, hotel Internasional,
membangun perumahan untuk mendapatkan lapangan bola serta tempat bekerja dapat
keuntungan maksimum. ditempuh rata-rata dalam waktu 5 - 30
4. Menganalisa proyek perumahan menit.

Analisa proyek perumahan dilihat dari biaya


pembangunan dan harga jual, dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan yang
maksimum.

9
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

Lokasi perumahan : 4.3 Data Hasil Survey


Dari beberapa pengumpulan data yang
ada ( data primer dan sekunder ), berikut
ini adalah hasil data survey yang
diperoleh agar dapat dianalisa dalam
LOKASI PERUMAHAN perhitungan dengan menggunakan
metode simpleks agar mencapai suatu
tujuan yaitu mendapatkan keuntungan
Gg
. MA
RG
OD
AD
IREJ
O3 yang maksimum dari pembangunan
perumahan dengan memanfaatkan dan
Gg. PERMAI

mengoptimalisasikan lahan yang tersedia.


JALAN HM.SUWIGNYO

Data-data hasil survey dapat ditabelkan


sebagai berikut :
Gg. MARGODADIREJO

Jembatan Jembatan

Jalan H.Rais A.Rahman


JALAN RE MARTADINATA

4.2 Tata Letak Dan Posisi Bangunan

Posisi atau letak rumah juga sangat


menentukan bagi minat masing-masing
responden. Berfikir akan kenyamanan,
keamanan dan berkebebasan dalam
beraktifitas. Berikut ini adalah gambar
site plane atau detail posisi perumahan
yang telah terbagi menjadi beberapa type
rumah yaitu type 65 dan 80 dengan luas
lahan yang sama.
Pembangunan perumahan ini mempunyai
2 type rumah yang akan dibangun yaitu
type 65 dan 80 dengan luas lahan total
yang tersedia adalah 6439,5248 m2.

5. ANALISA DAN OPTIMALISASI


Adapun langkah – langkah untuk
menganalisa perhitungan dengan
menggunakan metode simpleks adalah
FASUM
sebagai berikut :
FASUM

Gg. MARGODADIREJO 3

5.1 Menentukan Variabel Keputusan


Dua variabel keputusan dalam
perhitungan ini yang menunjukan type

10
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

rumah yang akan dibangun pada - Rumah type 80 diperlukan waktu


perumahan ini, ialah : selama 6 minggu per unit
X1 = Jumlah produksi rumah type 65
- Waktu yang diperlukan untuk
X2 = Jumlah produksi rumah type 80
membangun kedua type rumah tersebut
adalah 145 minggu
5.2 Menentukan Fungsi Tujuan Sehingga didapat suatu fungsi batasan
kedua yaitu :
Fungsi tujuan yang dimaksud adalah
sebuah persamaan yang ditampilkan untuk 4 X1 + 6 X2 ≤ 145
menghitung keuntungan yang diperoleh
investor, dimana keuntungan tersebut
dihitung dari selisih antara harga jual 3. Melalui harga produksi masing –
rumah dikurangi seluruh harga yang masing type rumah
dikeluarkan dalam proses membangun - Harga produksi untuk rumah type 65
rumah dari awal hingga selesai. adalah 230 ( dalam juta rupiah )
Maksimumkan : Z = 90 X1 + 150 - Harga produksi untuk rumah type 80
X2 adalah 270 ( dalam juta rupiah )
Keterangan : - Dana yang tersedia untuk membangun
- 90 adalah keuntungan untuk rumah kedua type rumah tersebut sebesar 7.700 (
type 65 ( dalam juta rupiah ) dalam juta rupiah )
- 150 adalah keuntungan untuk rumah Sehingga didapat suatu fungsi batasan
type 80 ( dalam juta rupiah ) ketiga yaitu :
230 X1 + 270 X2 ≤ 7.700
5.3 Menentukan Batasan – Batasan
Berikut ini adalah batasan – batasan yang 4. Melalui minat atau kemampuan daya
telah ditentukan sebagai berikut : beli konsumen
1. Melalui luas lahan untuk masing – - Jumlah seluruh rumah yang
masing type rumah direncanakan adalah 32 unit, berdasarkan
hasil survey dilapangan dihasilkan lebih
- Luas lahan untuk kedua type rumah
dari 50% konsumen memilih rumah type
tersebut adalah 135m2
65
- Luas lahan yang diperuntukan untuk
Sehingga didapat suatu fungsi batasan
bangunan adalah 4320m2
ketiga yaitu :
Sehingga didapat suatu fungsi batasan
X1 ≥ 16
pertama yaitu :
Jadi, keseluruhan batasan – batasan
135 X1 + 135 X2 = 4320
tersebut sebagai berikut :
2. Melalui waktu yang tersedia untuk
(1) 135 X1 + 135 X2 = 4320
menyelesaikan kedua type rumah
(2) 4 X1 + 6 X2 ≤ 145
- Rumah type 65 diperlukan waktu
selama 4 minggu per unit (3) 230 X1 + 270 X2 ≤ 7.700

11
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

(4) X1 ≥ 16 Dari ketiga ketentuan berikut, perhitungan


dilanjutkan dengan menggunakan tabel
X1, X2 ≥ 0
simpleks sehingga didapat hasil untuk
nilai X1 = 23,5 dan X2 = 8,5
Kemudian diubah kedalam Bentuk Untuk mendapatkan hasil pasti, dilakukan
Standar : dengan menggunakan tabel coba – coba
Maksimumkan : Z = 90 X1 + 150 X2 sebagai berikut :
- MR1 + 0S2 + 0S3 + 0S4 – MR4 JUMLAH
ALTERNATIF LUAS LAHAN TOTAL BIAYA PRODUKSI TOTAL HARGA PENJUALAN KEUNTUNGAN
X1 (TYPE 65) X2 (TYPE 80)
(1) 135 X1 + 135 X2 + R1 = 4320
1 23 9 4320 7.720.000.000 11.140.000.000 3.420.000.000
(2) 4 X1 + 6 X2 + S2 = 145 2 24 8 4320 7.680.000.000 11.040.000.000 3.360.000.000

(3) 230 X1 + 270 X2 + S3 = 7.700 Dengan menggunakan tabel ini, didapat


(4) X1 – S4 + R4 = 16 hasil yang optimal tanpa melebihi batasan
– batasan yang telah ditentukan adalah
X1, X2, R1, S2, S3, S4, R4 ≥ 0 sebagai berikut :
- Rumah type 65 sebanyak 24 unit
Dari persamaan-persamaan diatas yang - Rumah type 80 sebanyak 8 unit
mempunyai nilai R :
- Keuntungan maksimum yang didapat
135 X1 + 135 X2 + R1 = 4320 sebesar Rp.3.360.000.000,-
R1 = 4320 – 135 X1 – 135 X2
6. ANALISIS SENSITIVITAS
X1 – S4 + R4 = 16 6.1 Pengertian Analisis Sensitivitas
R4 = 16 – X1 + S4 Analisis sensitivitas ini digunakan untuk
Maka, fungsi tujuan menjadi : mengetahui pengaruh perubahan –
perubahan parameter dengan
Z = 90 X1 + 150 X2 – MR1 – MR4 menambahkan sedikit nilai – nilai pokok
Z = 90 X1 + 150 X2 – M (4320 – 135 X1 pada perhitungan yang telah didapat pada
– 135 X2 ) – M ( 16 – X1 + S4 ) tabel simpleks optimum. Perubahan yang
terjadi pada nilai – nilai parameter akan
Z = 90 X1 + 150 X2 – 4320 M + 135 mengakibatkan suatu perubahan pada hasil
MX1 + 135 MX2 - 16M + MX1 - MS4 akhir yang menjadi objek tujuan. Apabila
Z = ( 90 + 135M + M ) X1 + ( 150 + perubahan yang dilakukan pada nilai –
135M ) X2 – 4320M –16M - MS4 nilai parameter tersebut mengakibatkan
perubahan terhadap objek tujuan maka
Z = ( 90 + 136M ) X1 + ( 150 + 135M ) objek tujuan tersebut dapat dikatakan
X2 – 4336M – MS4 sensitiv terhadap perubahan nilai
Bentuk Kanonik : parameter tersebut.
Z – ( 90 + 136M ) X1 - ( 150 + 135M ) X2
+ MS4 = – 4336M

12
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

6.2 Perubahan Parameter mempunyai luas bangunan yang melebihi


luas tanah, tata lahan perkapling
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
sedemikian rupa agar mengurangi sisa-
metode simpleks dengan hasil optimal
sisa tanah untuk fasum, perlunya desain
yang telah didapat, kemudian dengan
rumah yang lebih menarik dan penataan
analisis sensitivitas ini dapat dilihat
ruangan agar dapat optimal dengan
kemungkinan perubahan pada saat tahap
berbagai macam fungsi, hal ini bertujuan
optimal dengan sedikit tambahan
agar mendapatkan keuntungan
perhitungan berdasarkan table simpleks
maksimum dengan memanfaatkan lahan
optimum. Untuk mengetahui perubahan
yang tersedia.
parameter yang dimaksudkan dalam kasus
ini, digunakan 2 cara untuk mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
perubahan – perubahan parameter adalah
sebagai berikut : Antony Catanese, Snyder, 1996,
Perencanaan Kota, Edisi II, Jakarta:
6.2.1 Perubahan Koefisien Fungsi
Erlangga.
Tujuan
Anonim, UU No. 4 tahun 1992 tentang
Perubahan dalam koefisien fungsi tujuan
Perumahan dan Permukiman.
dapat terjadi untuk variabel basis atau
variabel non basis. Interval sensitifitas
masing – masing ditentukan secara
Ardian, D.Y. 2010. Optimalisasi Pemilihan
berlainan. Pengaruh perubahan koefisien
Tipe Dan Jumlah Rumah PadaProyek
fungsi tujuan ditentukan secara langsung
Pengembangan Perumahan
dari tabel hasil akhir (tabel optimal).
Blumbungan Amertha Asri DiSibang,
Skripsi, Denpasar : Universitas
6.2.2 Perubahan Nilai Kanan Suatu
Udayana.
Pembatas
Awang Firdaos. 1997. “ Permintaan dan
Perubahan nilai kanan pembatas ini
Penawaran Perumahan” Valuestate,
dilakukan dengan memperhatikan baris 0,
Vol.007, Jakarta.
dimana pada baris 0 ini tidak mengalami
perubahan agar solusi basis tidak akan
Blaang, C. D., 1986. Perumahan Dan
menjadi suboptimal, hal ini merupakan
Pemukiman Sebagai Kebutuhan Pokok,
sifat-sifat dari primal dual.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Budihardjo, 2006, Sejumlah Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi Pemukiman Kota, Bandung: Intitut
ini adalah bagaimana mengoptimalkan Teknologi Bandung.
dan memanfaatkan lahan yang tersedia
untuk membangun perumahan dengan Budi Harjo, E., 2002. Sejumlah Masalah
tujuan untuk mendapatkan keuntungan Pemukiman Kota, City Planning
maksimum. Dengan lahan perkapling Indonesia, Jakarta
yang mempunyai luas tanah 135 m2
untuk 1 unit rumah, upayakan Edih Mulyadi, 2005, ”Pengaruh
perencanaan untuk bangunan tersebut Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektor

13
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN DALAM MEMBANGUN PERUMAHAN
UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN MAKSIMUM
(Ferri Darmawan, Lusiana, Endang Mulyani)

Industri Terhadap Permintaan Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek


Perumahan Sederhana dan Sangat (Dari Konseptual Sampai
Sederhana di Kabupaten Bekasi,” Operasional), Jilid I, Erlangga,
Direktorat PBB dan BPHTB, Jakarta.
Jakarta.
Susanta, G., 2007. Panduan Lengkap
Engel, James F, Blackwell, Roger D and Membangun Rumah, Penebar
Miniard, Paul W, 1994, Perilaku Swadaya, Bandung.
Konsumen Jilid I, Binarupa
Aksara, Jakarta, Undang Undang Republik Indonesia
nomor 4 tahun 1992, tentang
Endy Marlina, Suparno Sasma, M. 2006. Perumahan dan Permukiman.
Perencanaan dan Pengembangan
Perumahan Sebuah Konsep,
Pedoman, dan Strategi
Perencanaan dan Pengembangan
Perumahan. Yogyakarta : Andi.

Heinz Frick, 1999, Teori perancangan


kota dan penerapannya dalam
Perancangan Kota Secara Terpadu,
Yogyakarta: Kanisus.

Ismail, 2004. ”Analisis Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Jumlah
Rumah yang diminta di Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta,”
Jurnal Survey dan Penilaian, Vol.
028, Jakarta.

Proyek Pengembangan Perumahan Istana


Garayana Di Malang, Tugas Akhir,
Jurusan Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Merdeka Malang.

Pandju, 1999. Pengadaan Perumahan


Perkotaan dengan Peran Serta
Masyarakat Berpenghasilan
Rendah, Alumni, Bandung.

Real Estate Indonesia, 2009, Aturan


pembangunan sebuah kawasan
perumahan.

14

Anda mungkin juga menyukai