BAB 1
PENDAHULUAN
jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah
penduduk disana menderita IMA, setiap tahunnya dan sekitar 20% meninggal
meningkat dari 25% ke 40% dari presentase infark miokard (Depkes, 2013).
Husada Utama Surabaya selama tahun 2014 ditemukan 91 kasus (63%) dari
151 kasus Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah IMA dengan ST Elevasi
1
2
(STEMI) (Gayarti et al, 2016). Jumlah kasus tertinggi yang ada di Provinsi
okulasi coroner akut. STEMI terjadi akibat stenosis total pembuluh darah
irreversible (Brown & Edwars, 2005 dikutip dalam Sunayo 2014). Keluhan
yang khas pada pasien STEMI adalah nyeri dada yang menjalar kebagian
lengan kiri, leher, rahang bawah gigi, punggung perut dan dapat juga
mual muntah, rasa tidak nyaman didada dapat menyebabkan sulit bernafas,
yang saat ini dikembangkan dengan tujuan untuk merelaksasi pasien. Terapi
komlementer yang saat ini sedang mulai digunakan adalah jenis terapi religi.
3
yang fatal termasuk hiperventilasi yang terjadi spasme koroner dan dapat
Kondisi ini disebut sebagai respon relaksasi (Subandi, 2013). Seni melagukan
ayat-ayat suci Al-Qur’an merupakan hal yang sering didengar saat ini,
rangsangan dari luar ( terapi Al-Qur’an) maka otak memproduksi zat kimia
reseptor mereka yang ada didalam tubuh memberi umpan balik berupa rasa
4
berada antara 30-70 menit secara konstan, tidak ada irama yang mendadak,
dan dalam nada yang lembut (Widayati, 2011). Berdasarkan penelitian yang
Rumah Sakit Dr. Moewardi merupakan salah satu Rumah Sakit terbesar
Sakit tersebut. Oleh karena besarnya kasus tersebut maka penulis tertarik
untuk menulis Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan yang
jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah
pasien STEMI adalah nyeri dada yang menjalar kebagian lengan kiri, leher,
rahang bawah gigi, punggung perut dan dapat juga ke lengan kanan.
Terdapat juga gangguan pada suluran pencernaan seperti mual muntah, rasa
5
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
2. Bagi Perawat