Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE

PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMAN 31

JAKARTA TAHUN AJARAN 2017/2018

Dosen Pengampu : Sarkadi, M.Si

Mata Kuliah : Metodelogi Penelitian

Disusun Oleh:

Carina Kusuma Wardani

NIM. 4115155591

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017
OUTLINE USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA SARANA PENDIDIKAN DAN METODE


PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMAN
31 DI JAKARTA

ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Kegunaan Penelitian

BAB II. KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseptual
1. Prestasi Belajar
2. Sarana Pendidikan
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Teoretik
D. Perumusan Hipotesis

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Metode Penelitian
1. Metode
2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel
D. Populasi dan Teknik Sampling
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Definisi Operasional

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dan bersifat dinamis.

Pendidikan sebagai suatu sistem yang memiliki tata kehidupan masyarakat yang

kita kehendaki seperti yang tertuang dalam ketetapan UU No 20 Tahun 2003

Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsa Indonesia

saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan

tuntunan pembangunan secara bertahap. Semakin maju kualitas pendidikan, maka

semakin maju pula negara tersebut. Tidak meratanya pendidikan juga

mengakibatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia masih rendah

dibandingkan dengan negara lain. Bukan hanya kualitas pendidikan yang belum

merata melainkan hal – hal yang menunjang tercapainya prestasi belajar di

Indonesia seperti sarana pendidikan, dukungan masyarakat dan lainnya. Indeks

pembangunan pendidikan (Education Development Index/EDI) pada data tahun

2008 menunjukkan angka 0,934. Nilai ini berarti terjadinya penurunan peringkat

pendidikan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan

yang paling pokok. Keberhasilan proses belajar bergantung pada kegiatan belajar

yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Namun, banyak sekali anak Indonesia
salah satunya daerah Jakarta yang belum mendapatkan kegiatan belajar dengan

materi yang sudah disediakan kementrian pendidikan dan kebudayaan karena

tingkat keberhasilan anak dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan

prestasi belajarnya. Hal ini bisa dilihat bahwa masih banyak anak yang tinggal di

jakarta tidak sekolah dan menyebabkan kegiatan belajar tidak tercapai sehingga

prestasi belajar rendah.

Prestasi siswa merupakan salah satu indikator sekolah yang berkualitas.

Biasanya masyarakat menilai suatu sekolah pada prestasi siswanya. Menurut

pemerintah daerah beberapa sekolah di Jakarta memiliki passing grade yang

rendah salah satunya adalah SMAN 31 Jakarta yang hanya mencapai 324,0 dalam

penyeleksian masuk ke dalam sekolah tersebut. Passing grade ini merupakan

gambaran prestasi siswa dimana masyarakat memiliki pandangan bahwa sekolah

tersebut berkualitas. Dengan angka passing grade 324,0 yang termasuk angka

yang rendah dalam tahap rata – rata penyeleksiannya sehingga SMAN 31 dipandang

oleh masyarakat dengan sekolah yang berkualitas rendah dan memiliki prestasi

siswa yang rendah.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa

(faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi,

tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor

lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat.

Jakarta merupakan kota besar di Indonesia, bukan hal yang tabu lagi jika

lingkungan perkotaan adalah tempat yang kurang baik dalam hal pendidikan anak.
Banyaknya tuntutan pekerjaan membuat kurangnya dukungan masyarakat terkait

pendidikan di Jakarta. Masyarakat Jakarta seperti orang tua dari SMAN 31 lebih

berfokus pada pekerjaan yang sedang dilakukannya daripada pendidikan yang

harus di dapatkan anaknya. Hal ini terlihat dari rendahnya partisipasi masyarakat

dalam kegiatan serta respon dari orang tua saat diskusi terkait pendidikan.

Akibatnya adalah terjadi rendahnya dukungan masyarakat terhadap pendidikan.

Dimana beberapa masyarakat menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada

pihak sekolah. Hal ini sama seperti di SDN Kecamatan Pariaman Utara Kota

Pariaman yang sebagian masyarakatnya masih rendah dalam hal dukungan untuk

perkembangan pendidikan anaknya.

Salah satu faktor eksternal adalah faktor lingkungan sekolah seperti guru.

Guru merupakan pendidik utama dalam lingkungan sekolah. Seorang guru di

tuntut untuk bisa menerapkan ilmunya dalam mengajar. Namun, beberapa guru

masih belum bisa menyesuaikan sistem pembelajaran dan bahan ajar pada zaman

modern ini. Kurangnya sosialisasi sistem pembelajaran dan bahan ajar juga

menjadi masalah di beberapa daerah seperti di daerah 3T yaitu di Kabupaten

Kutai Barat yang perlu melakukan peningkatan kualitas guru, yakni melalui

peningkatan kualifikasi dan peningkatan kompetensi agar guru di Kabupaten

Kutai Barat lebih profesional dalam mendidik peserta didiknya. Rendahnya

kualifikasi dan kompetensi guru di Kabupaten Kutai Barat secara tidak langsung

mempengaruhi kualitas guru dalam proses belajar mengajar sehingga perlu

ditingkatkan kualitas guru tersebut. Kejadian seperti ini masih terjadi juga di

Jakarta yang minimnya sosialisasi sistem pembelajaran dan implementasi bahan


ajar seperti kurikulum masih terjadi di Jakarta. Kurangnya sosialisasi terkait

pendidikan juga terjadi di SMAN 31. Hal itu menyebabkan rendahnya kompetensi

guru dalam mengajar.

Pada umumnya prestasi belajar didukung juga oleh salah satu faktor yaitu

kelengkapan sarana pendidikan dalam proses belajar yang dilakukannya. Sarana

pendidikan yang memadai akan mendukung siswa dalam mencapai prestasi

belajar. Pemakaian sarana pendidikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan

akan banyak memberikan peluang kepada siswa untuk berprestasi. Namun, sarana

pendidikan di daerah tertinggal yang kurang memadai membuat kualitas

pendidikan Indonesia masih rendah. Bukan hanya wilayah 3T, SMAN 31 yang

berada di Jakarta juga masih kurang dalam memanfaatkan sarana pendidikan agar

menjadi kegiatan belajar yang efektif dan efisien. Sarana pendidikan merupakan

hal penunjang pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan. Rendahnya

pengoptimalan dalam pengadaan dan pemanfaatan sarana pendidikan di kegiatan

pembelajaran SMAN 31 ini masih belum tercapai. Sehingga perkembangan

prestasi siswa di SMAN 31 masih rendah. Berdasarkan uraian di atas peneliti

tertarik untuk meneliti masalah prestasi belajar.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan bahwa

Rendahnya Prestasi Belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta disebabkan oleh hal-

hal sebagai berikut :

1. Rendahnya daya dukung masyarakat

2. Rendahnya kompetensi guru

3. Rendahnya sarana pendidikan

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, ternyata masalah rendahnya prestasi

belajar memiliki penyebab yang luas. Berhubung keterbatasan peneliti dalam

waktu, dana dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi hanya pada masalah:

“Hubungan Antara Sarana Pendidikan Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa

SMAN 31 di Jakarta”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah dapat dirumuskan

sebagai berikut, apakah terdapat hubungan antara sarana pendidikan dengan

prestasi belajar pada siswa SMAN 31 di Jakarta?

E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti, pemerintah DKI Jakarta

dan SMAN 31 Jakarta, yaitu:

a. Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai sarana

pendidikan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan diharapkan mampu

menjadi referensi untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.

b. Manfaat bagi pemerintah DKI Jakarta adalah untuk membantu pemerintah

dalam mengambil kebijakan sarana pendidikan agar dapat meningkatkan

prestasi belajar.

c. Manfaat bagi SMAN 31 Jakarta adalah untuk menjadi referensi dalam

pemanfaatan sarana pendidikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar.

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseptual
1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan realisasi dari kecakapan - kecakapan

potensial atau kapasitas yang di miliki seseorang. Prestasi belajar dapat di

lihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Di sekolah, prestasi

belajar ini dapat di lihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang

telah di tempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi belajar disebut tes

prestasi belajar atau achievement test yang di susun oleh guru yang

mengajar mata pelajaran yang bersangkutan.

Prestasi belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dari

belajar di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola

baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian

atau suatu pengertian.1

Sama halnya dengan Morgan yang menyatakan bahwa prestasi

belajar adalah hasil belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut

ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu,

sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya.2

Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Witherington

serta Morgan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

1
Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 2006) hlm. 62

2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009) hlm. 10
belajar yang membuat perubahan kebiasaan atau perilaku berupa

kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Mohamad Surya mengatakan bahwa prestasi belajar adalah usaha

maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha

belajar. Prestasi dapat di ukur melalui tes yang sering di kenal dengan tes

prestasi belajar.3

Menurut Bloom bahwa prestasi belajar di gambarkan sebagai hasil

belajar yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil

dari aktivitas dalam belajar. Prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.4

Jadi berdasarkan definisi prestasi belajar menurut Mohamad Surya

dan Bloom adalah suatu keadaan dimana seseorang berusaha maksimal

dalam kegiatan belajar yang di ukur berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu keadaan

dimana seseorang atau siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan

belajar yang dimana terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan

berdasarkan 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.Dalam

3
Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006) hlm.
75
4
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010) hlm. 2
berbagai definisi prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu :

Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap.

2. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah semua yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai

tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan

efisien. Keberadaan akan sarana pendidikan sebagai penunjang kegiatan

belajar tentulah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, dikarenakan

keberadaan serta kondisi dari sarana pendidikan dapat mempengaruhi

kelancaran serta keberlangsungan proses belajar anak.

Menurut Jame J. Jones sarana pendidikan merupakan semua

benda bergerak maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk

menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara

langsung maupun tidak langsung.5

Stoops dan Johnson berpendapat bahwa sarana pendidikan yaitu

peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk

menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti

gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media

pembelajaran.6

Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Jame J. Jones

dan Stoops serta Johnson adalah seluruh peralatan dan perlengkapan yang

5 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006) hlm. 115
6 Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana (Padang : UNP PRESS, 2007) hlm. 2
diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar agar terciptanya

proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

Sarana pendidikan menurut Oemar Hamalik sebagai unsur

penunjang belajar yang berupa tiga hal yakni media atau alat bantu

belajar, peralatan -perlengkapan belajar, dan ruangan belajar. Ketiga

komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara keseluruhan,

ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara sendiri-

sendiri maupun secara bersama - sama terhadap kegiatan dan

keberhasilan belajar.7

Menurut Hunt Pierce sarana pendidikan adalah fasilitas belajar

lengkap yang menunjang proses belajar mengajar agar berjalan dengan

lancar sehingga tujuan pendidikan tercapai.8

Jadi berdasarkan definisi sarana pendidikan menurut Oemar

Hamalik dan Hunt Pierce adalah fasilitas belajar yang menunjang

aktivitas pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan dengan efektif dan

efisien serta terciptanya keberhasilan belajar.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas secara keseluruhan, maka

dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah seluruh benda yang

bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang

7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) hlm. 102
8
Widjaya, Sarana Pendidikan (Bandung : Tarsito, 2007) hlm.92
efektif dan efisien. Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat

indikator – indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan

belajar serta ruangan belajar.

3. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis

melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam hal ini metode

pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan

rancangan. Proses pembelajaran aktifitasnya dalam bentuk interaksi

belajar mengajar dalam suatu interaksi edukatif, yaitu interaksi yang

sadar akan tujuan, artinya interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu

tujuan tentunya setidaknya adalah pencapaian tujuan intruksional atau

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran.

Metode pembelajaran sangatlah berpengaruh atas tercapainya

keberhasilan pembelajaran karena dalam metode pembelajaran akan di

rencanakannya teknik untuk memudahkan proses penerimaan ilmu

pengetahuan dalam pembelajaran.

Menurut Hebert Bisno yang dimaksud metode pembelajaran adalah

teknik - teknik yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima

atau dapat diterapkan secara sama dalam sebuah praktek, atau bidang

disiplin dan praktek.


Sedangkan menurut Max Siporin yang dimaksud metode adalah

sebuah orientasi aktifitas yang mengarah pada tujuan - tujuan dan tugas -

tugas nyata.

Jadi, berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut hebert

bison dan max siporin adalah suatu teknik belajar dalam orientasi

aktifitas yang digeneralisasikan dengan baik agar dapat diterima dan

diterapkan di dalam praktek atau pembelajaran langsung yang memiliki

tujuan dan tugas yang nyata.

Menurut Gagne, Briggs, dan wagner menyatakan bahwa metode

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.

Sama halnya dengan Gerlach dan Elly, metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai suatu cara atau strategi pembelajaran yang dilakukan

oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk

mencapai tujuan

Jadi berdasarkan definisi metode pembelajaran menurut gagne,

briggs, wagner, gerlach dan elly metode pembelajaran merupakan suatu

cara dalam perancangan kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk

terciptanya proses pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan pendapat – pendapat diatas secara keseluruhan, maka

dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau

strategi pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada


siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai

jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik

belajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran

terdapat indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi

pembelajaran dan teknik belajar.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan bulan Agustus 2012, ISSN

1979-9330 dengan judul “Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah,

Ketersediaan Sarana Prasarana, Kapabilitas Mengajar Guru, dan

Dukungan Orang Tua, Kaitannya Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP

Negeri di Kota Surabaya”. Ruang lingkup penelitian adalah SMP Negeri

di Kota Surabaya.

Dalam jurnal ini menunjukkan bahwa hubungan langsung antara

ketersediaan sarana dan prasarana dengan prestasi belajar siswa diperoleh

angka b = 0,147 dengan signifikansi 0,000. Sehingga dapat disimpulkan

sarana prasarana secara parsial berpengaruh signifikan dan salah satu

faktor yang berpengaruh secara positif terhadap prestasi belajar.

Pada penelitian peneliti hanya membahas hubungan antara sarana

pendidikan dengan prestasi belajar di Jakarta.

C. Kerangka Teoretik
Dalam kegiatan belajar yang efektif dan efisien membutuhkan

beberapa hal untuk menunjang kegiatan seperti alat, ruangan dan

perlengkapan lainnya. Sarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang

memudahkan dan memperlancar pelaksanaan suatu usaha dalam kegiatan

belajar mengajar. Kelengkapan ketersediaan sarana pendidikan akan

membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajarnya.

Teori media pembelajaran yang dikemukakan oleh Kemp dan

Dayton adalah suatu teori yang didalamnya menjelaskan akan pentingnya

sarana pendidikan terhadap prestasi belajar siswa yang membantu

keefektifan belajar agar tercapainya tujuan pendidikan.9

Berdasarkan uraian di atas terdapat hubungan antara sarana

pendidikan dengan prestasi belajar.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoretik di atas, maka hipotesis dapat

dirumuskan sebagai berikut, terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar. Maka semakin tinggi

kelengkapan dan kualitas sarana pendidikan, semakin tinggi pula prestasi

belajar yang akan dicapai.

BAB III

9
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Press, 2009)
METODOLOGI PENELITIAN

Metode adalah cara atau jalan peneltian yang dilakukan dengan upaya
ilmiah. Sedangkan metodelogi penelitian adalah cara-cara untuk mencapai tujuan
penelitian melalui proses berfikir, penelitian ini didukung oleh beberapa metode.

A. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka


tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat (sahih,
benar dan valid) dan dapat dipercaya (reliable) tentang:

1. Hubungan antara sarana pendidikan dengan prestasi belajar.


2. Hubungan antara metode pembelajaran dengan prestasi belajar.
3. Hubungan antara saran pendidikan dan metode pembelajaran
dengan prestasi belajar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 31 Jakarta dengan alasan


SMAN 31 Jakarta ini memiliki program terkait pendidikan yang
digunakan dalam pembelajaran dan terdapat masalah. Waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2018 hingga 15 Mei 2018.
Dilakukan pada tanggal 15 Januari 2018 hingga 15 Mei 2018 dengan
alasan pengaplikasian pembelajarang menggunakan sarana pendidikan
terjadi di tanggal tersebut. Pada rentang waktu tersebut peneliti ingin
mendapatkan data di tempat penelitian serta pada kurun waktu penelitian
tersebut peneliti sudah tidak dilibatkan dengan jadwal kegiatan
perkuliahan.

C. Metode Penelitian
1. Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei. Menurut Mubyanto dan Suratno (2008), survey
merupakan suatu cara yang utama untuk mengumpulkan data primer
bila data sekunder dianggap belum cukup lengkap untuk menjawab
pertanyaan.

Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang


ingin dicapai, yakni untuk memperoleh informasi yang bersangkutan
dengan status gejala pada saat penelitian dilakukan.

2. Konstelasi Hubungan Antar Variabel


𝑋𝟏 Keterangan:
↕ Y 𝑋𝟏 = Sarana Pendidikan
𝑋2 𝑋2 = Metode Pembelajaran
Y = Prestasi Belajar
= Arah hubungan

D. Populasi dan Teknik Sampling


1. Populasi

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya


terbatas atau tidak terbatas (Moh. Pabundu Tika, 2005:24). Dalam
penelitian ini yang dipilih sebagai populasi adalah siswa kelas XI
SMAN 31 di Jakarta. Siswa kelas XI SMAN 31 Jakarta dipilih
sebagai subyek penelitian mengingat mereka merupakan komponen
penting/utama dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki
hubungan dalam sarana pendidikan dan metode pembelajaran dengan
prestasi belajar.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 31


Jakarta. Dalam data base sekolah (2017) jumlah siswa kelas XI yang
berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari 120
siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Populasi terjangkau
adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31 Jakarta yang berjumlah 120
siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39 orang, XI IPS 2 sejumlah 40
siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.

2. Sampel

Penelitian yang berjudul “ Hubungan antara sarana pendidikan dan


metode pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMAN
31 Jakarta, meliputi 240 siswa yang terdiri dari 120 siswa kelas XI
IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Dalam penelitian ini diganakan
metode probability sampling melihat subyek penilitian terlalu luas
dan peneliti tidak bisa mencakup semua subyek. Probability sampling
adalah teknik untuk memberikan peluang yang sama pada setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Buchari
Alma, 2004:57).

Sampel yang digunakan untuk menentukan kelas dan responden


sampel adalah metode simple random sampling. Random sampling
adalah teknik pengambilan sample dimana semua individu dalam
populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Cholid
Narbuko dan Abu Achmadi, 2009: 111).

Kelas XI di SMAN 31 Jakarta memiliki jumlah siswa kelas XI


yang berada di SMAN 31 Jakarta adalah 240 siswa yang terdiri dari
120 siswa kelas XI IPS dan 120 siswa kelas XI IPA. Diambil sampel
sebanyak 120 siswa dari kelas XI IPAS 1,2, dan 3 melalui tabel Isaac
dengan signifika 𝛼 = 0,05 adalah 89 siswa.

Dari populasi terjangkau adalah siswa kelas XI IPS SMAN 31


Jakarta yang berjumlah 120 siswa dari kelas XI IPS 1 sejumlah 39
orang, XI IPS 2 sejumlah 40 siswa dan XI IPS 3 sejumlah 120 siswa.
Maka, dari sampel berjumlah 89 siswa terdiri dari 29 siswa kelas XI
IPS 1, 30 siswa kelas XI IPS 2, dan 30 siswa kelas XI IPS 3.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Instrumen Penilaian

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, yaitu sarana pendidikan


sebagai variabel (𝑋1 ) , metode pembelajaran sebagai variabel (𝑋2 ) dan
prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y). Instrumen penelitian
digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian adalah angket mengenai motivasi dan minat bekerja di
industri. Angket adalah sejumlah pernyataan yang diberikan pada
responden untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang ingin
diketahui untuk mendapatkan data yang diperlukan. Pengumpulan data
dilakukan dengan seperangkat angket dalam bentuk skala Likert dan
kemudian diberikan kepada responden yang secara langsung mengisinya.

Responden memilih kategori jawaban sangat setuju (SS), setuju (S),


ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dengan
memberikan tanda check list (√) pada jawaban yang dirasa cocok. Untuk
menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan
dengan nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1. Berikut merupakan tabel 1 skoring
angket:

Jawaban Angket Skoring


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Berikut ini merupakan indikator pengukur hubungan antara sarana
pendidikan dan metode pembelajaran dengan prestasi belajar:

Skor Keterangan
> 78 Sangat Baik
76-71 Baik
70-66 Cukup
<66 Kurang

Penyusunan instrumen yang berbentuk angket dilakukan melalui


beberapa tahap yaitu: (a) Menentukan indikator variabel dan (b) Membuat
butir-butir pertanyaan. Butir-butir angket disusun berdasarkan kisi-kisi
seperti pada tabel 3.

No. Variabel Indikator Nomor Item


1. Sarana Pendidikan - Ketersediaan sarana 1,5,7,8,10,11,13,1
- Kelayakan sarana 6,18,20
- Manfaat
2. Metode Pembelajaran - Penyampaian 2,3,4,6,9,12,14,15
- Pemahaman terhadap ,17,19
peserta didik
- Interaksi

2. Uji Validitas Intrumen

Sebelum instrumen digunakan, diuji coba terlebih dahulu. Uji coba


dilakukan untuk memeriksa kesahihan (validitas), baik isi maupun
validitas konstruk serta kehandalan (reliabilitas), sehingga angket tersebut
memenuhi syarat untuk digunakan Pengujian ini dilakukan pada siswa
kelas XI SMA 31 Jakarta sebanyak 89 orang. Setelah melakukan uji coba,
selanjutnya dilakukan analisis item untuk memeriksa validitas dan
reliabilitas dari masing-masing item.
a. Validitas Instrumen

Suatu instrumen penelitian dikatakan baik apabila memenuhi syarat valid


dan reliabel. Oleh karena itu sebelum instrumen digunakan, perlu dilakukan
validasi instrumen agar instrumen yang digunakan valid atau tepat mengukur
apa yang harus diukur. Validitas menurut Trianto (2010:269) adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Pengukuran kevalidan item meliputi validitas isi (content validity)
dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi dilakukan dengan
analisis rasional, yaitu dengan cara mengkonsultasikan dengan penimbang ahli
(expert judgement).

Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya


dilakukan analisis dengan rumus korelasi product moment (Riduwan,
2006:98).

𝑁( ∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√{𝑁∑𝑋 2 − (∑𝑋)2 }{𝑁∑𝑌 2 − (∑𝑌)2

Keterangan:

rhitung = koefesien korelasi satu item dengan item total

∑X = jumlah skor setiap item

∑Y = jumlah skor seluruh item

∑XY = jumlah hasil kali skor X dan Y

N = jumlah responden

Data dikatakan valid apabila harga rhitung lebih besar dari harga rtabel
secara teoritis atau bisa ditulis (rhitung > rtabel) pada taraf signifikansi 0,05.

Jika rHitung > ttabel berarti Valid

Jika rHitung < tabel berarti tidak Valid


Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji
validitas, rhitung dikonsultasikan terhadap harga rtabel pada taraf signifikani
5% dimana rtabel adalah 0,361 didapatkan 21 siswa yang gugur atau tidak
valid sehingga jumlah item pada angket untuk responden sesungguhnya terdiri
dari 89 siswa.

b. Reliabilitas Instrumen

Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keandalan


instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan
metode Alpha. Rumus Alpha tersebut menurut Riduwan (2006:115) adalah
sebagai berikut:

𝑘 𝑆𝑖
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑘−1 𝑆𝑡

Keterangan :

r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = varians total

k = Jumlah item

Data dikatakan reliabel apabila harga rhitung lebih besar dari harga

rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11 > rtabel) pada taraf signifikansi

0,05.

Jika r11 > ttabel berarti Reliabel

Jika r11 < ttabel berarti Tidak Reliabel


Angket uji coba terdiri dari 120 siswa dimana setelah dilakukan uji
realibilitas harga rhitung dikonsultasikan terhadap rtabel sebesar 0,367 pada
taraf signifikansi 0,05 maka semua item dinyatakan Reliabel.

F. Teknik Analisis Data


1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebarandata


berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas digunakan rumus
Chi Kuadrat (Riduwan, 2006:132).

𝑘
2
(𝑓0 − 𝑓𝑒 )2
𝑋 =∑
𝑓𝑒
𝑖=𝑙

Keterangan :

X = Harga Chi Kuadrat yang dicari

𝑓0 = Frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan


keadaan )

𝑓𝑒 = Frekuensi yang diharapkan, sesuai dengan teori

Data dikatakan tersebar secara normal apabila harga Chi Kuadrat lebih
kecil dari harga Chi Kuadrat dalam tabel atau bisa ditulis ( 2 hitung < 
2 tabel) pada taraf signifikansi 0,05. Jika Hitung Tabel berarti distribusi
tidak normal Jika Hitung Tabel berarti distribusi normal.

2. Uji Linearitas

Pengujian linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antara


variabel X dengan variabel Y linear atau tidak. Rumus yang dipakai
menurut Riduwan (2006:148).

Y = a + bx

Keterangan :
Y = Hasil transformasi linear data

a = Konstanta penambahan terhadap hasil perkalian

b = Konstanta perkalian

Data dikatakan linear apabila harga Fhitung lebih kecil dari harga
Ftabel atau bisa ditulis (Fhitung < Ftabel) pada taraf signifikansi 0,05.
Jika FHitung Tabel berarti data linear Jika FHitung Tabel berarti data
tidak linear

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan konsep-konsep yang dibuat untuk


membantu dalam pengumpulan data di lapangan yang selanjutnya
membantu dalam mengelola serta menganalisis data.

Sejumlah konsep operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Prestasi belajar merupakan suatu keadaan dimana seseorang atau

siswa yang berusaha maksimal dalam kegiatan belajar yang dimana

terjadi perubahan tingkah laku atau kebiasaan berdasarkan 3 aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam berbagai definisi

prestasi belajar terdapat indikator - indikator yaitu : Pengetahuan,

Keterampilan dan Sikap.

2. Sarana pendidikan adalah seluruh benda yang bergerak maupun tidak

bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar

mengajar sehingga tercipta tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

Dalam berbagai definisi sarana pendidikan terdapat indikator –


indikator yaitu alat bantu belajar, peralatan dan perlengkapan belajar

serta ruangan belajar.

3. Metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi pembelajaran

dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode juga

dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju

keberhasilan dalam proses belajar mengajar dengan teknik belajar.

Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Dalam berbagai definisi metode pembelajaran terdapat

indikator – indikator yaitu pemilihan metode, strategi pembelajaran

dan teknik belajar.


DAFTAR PUSTAKA

Nurkencana, Evaluasi Hasil Belajar Mengajar, Surabaya: Usaha

Nasional, 2006

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada, 2009

Mohamad, Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung:

Pustaka Bani Quraisy, 2006

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2010

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta,

2006

Syahril, Manajemen Sarana dan Prasarana, Padang : UNP PRESS,

2007

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara,

2008

Widjaya, Sarana Pendidikan, Bandung : Tarsito, 2007

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : Rajawali Press, 2009


TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI
TERTENTU

DENGAN TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10 %

Siginifikasi Siginifikasi

N 1% 5% 10% N 1% 5% 10%

10 10 10 10 280 197 155 138

15 15 14 14 290 202 158 140

20 19 19 19 300 207 161 143

25 24 23 23 320 216 167 147

30 29 28 28 340 225 172 151

35 33 32 32 360 234 177 155

40 38 36 36 380 242 182 158

45 42 40 39 400 250 186 162

50 47 44 42 420 257 191 165

55 51 48 46 440 265 195 168

60 55 51 49 460 272 198 171

65 59 55 53 480 279 202 173

70 63 58 56 500 285 205 176

75 67 62 59 550 301 213 182

80 71 65 62 600 315 221 187

85 75 68 65 650 329 227 191

90 79 72 68 700 341 233 195

95 83 75 71 750 352 238 199

100 87 78 73 800 363 243 202

110 94 84 78 850 373 247 205

120 102 89 83 900 382 251 208


130 109 95 88 950 391 255 211

140 116 100 92 1000 399 258 213

150 122 105 97 1100 414 265 217

160 129 110 101 1200 427 270 221

170 135 114 105 1300 440 275 224

180 142 119 108 1400 450 279 227

190 148 123 112 1500 460 283 229

200 154 127 115 1600 469 286 232

210 160 131 118 1700 477 289 234

220 165 135 122 1800 485 292 235

230 171 139 125 1900 492 294 237

240 176 142 127 2000 498 297 238

250 182 146 130 2200 510 301 241

260 187 149 133 2400 520 304 243

270 192 152 135 2600 529 307 245


ANGKET HUBUNGAN SARANA PENDIDIKAN DAN
METODE PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI SMAN 31 DI JAKARTA

Identitas Responden
Nama :
Kelas XI :
Jenis Kelamin :

Petunjuk :
1. Bacalah dengan seksama pernyataan yang sudah disediakan, kemudian pilihlah
bagaimana pendapat dan sikap anda terhadap pernyataan tersebut dengan memberi
tanda check list (√) pada setiap pernyataan

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
R = Ragu Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

2. Angket ini bukan merupakan tes. Tidak ada jawaban yang benar dan salah
terhadap pernyataan yang anda pilih. Jawaban anda juga tidak mempengaruhi
mata pelajaran.

Jawaban
No. Pernyataan
SS S R TS STS
Dalam proses pembelajaran saya
1.
menggunakan alat belajar sederhana

2. Materi yang dijelaskan mudah dicermati

Kelompok diskusi membantu saya dalam


3.
belajar

Materi yang diajarkan mudah ditemui di


4.
kehidupan sehari – hari
5. Saya sering melakukan simulasi materi

Kesempatan menjawab sering terjadi


6.
dalam proses pembelajaran

7. Sumber belajar mudah ditemukan

8. Adanya praktek langsung materi

Pembelajaran yang digunakan


9. tidak mampu mengembangkan kemampuan
saya dalam berpikir krtitis
Saya merasa sulit berinteraksi dengan
10. teman dalam proses pembelajaran yang
berlangsung.
Saya termotivasi untuk mencari
data/informasi dari berbagai sumber (buku,
11.
internet, dan sebagainya) untuk
menyelesaikan permasalahan pembelajaran

12. Saya tidak bersemangat saat pembelajaran

13. Saya lebih suka belajar sendiri

14. Saya suka saat guru menjelaskan

15. Nilai saya menjadi lebih baik semester ini

Terdapat alat-alat penunjang belajar


16.
mengajar seperti proyektor, LCD dsb.

Saya dapat menggunakan media elektronik


17.
saat kegiatan belajar mengajar.

Penangan yang cepat apabila terjadi


18. kerusakan pada alat-alat penunjang belajar
seperti alat praktikum, proyektor, LCD.
Penggunaan alat-alat penunjang yang
19.
mudah di aplikasikan serta gunakann.
Saya dapat merawat alat-alat elektronik di
20. dalam kelas serta alat praktikum dengan
baik.

 TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA 

Anda mungkin juga menyukai