Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH TINGKAT PENGUNGKAPAN WAJIB

DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP


BIAYA MODAL EKUITAS

Putu Prima Wulandari


Sari Atmini

Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono 156 Malang
Email: putuprima@gmail.com

Abstract: The Influence of mandatory disclosure and voluntary disclosure


towards cost of equity capital. The purpose of this research is to analyze the
effect of mandatory disclosure and voluntary disclosure towards cost of equity
capital. This research used the multiple regression and t-test with total asset as a
variabel control. The sample used were 84 companies listed in IDX until December
2007. Purposive sampling used as sampling method. The result shows that there
is a difference effect of voluntary disclosure between liquid and non liquid com-
pany. Mandatory disclosure does not having an affect in liquid and non liquid
company. Whereas, voluntary disclosure has significant influence in non liquid
company but voluntary disclosure does not affect in liquid company.

Abstrak: Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan Sukarela


terhadap Biaya Modal Ekuitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganali-
sis pengaruh pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela terhadap biaya
modal ekuitas. Penelitian ini menggunakan regresi multipel dan t-test dengan
total aset sebagai variabel kontrol. Sampel yang digunakan sejumlah 84 peru-
sahaan yang tercatat di IDX sampai Desember 2007. Metode pengambilan sam-
pel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
terdapat perbedaan pengaruh pengungkapan sukarela antara perusahaan lan-
car dan tidak lancar. Pengungkapan wajib tidak berpengaruh pada perusahaan
lancar dan tidak lancar. Sementara itu, pengungkapan sukarela berpengaruh
signifikan pada perusahaan tidak lancar tetapi pengungkapan sukarela tidak
berpengaruh pada perusahaan lancar.

Kata kunci: pengungkapan wajib, pengungkapan sukarela, biaya modal ekuitas,


perusahaan lancar, perusahaan tidak lancar.

Perkembangan pasar modal tusan para pelaku pasar sangat di-


di Indonesia yang semakin pesat pengaruhi oleh kualitas informasi
menuntut perusahaan emiten yang diungkapkan oleh emiten.
untuk lebih transparan dalam Dalam melakukan investasi,
mengungkapkan informasi peru- para investor perlu mengetahui
sahaan agar dapat lebih bersaing dan memilih saham mana yang
dalam memperoleh sumber pem- dapat memberikan keuntungan
biayaan eksternal dalam rangka paling optimal bagi dana yang mer-
melakukan ekspansi usaha. Se- eka investasikan dengan meng-
luruh pihak yang berkecimpung gunakan berbagai informasi yang
di pasar modal seperti investor, mereka peroleh. Pada umumnya,
kreditor, dan para pelaku pasar para investor tidak mempunyai
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
lainnya sangat membutuhkan ali- akses langsung kepada sumber JAMAL
Volume 3
ran informasi yang cepat, akurat, informasi dan hanya semata-mata Nomor 3
Halaman 334-501
dan juga cukup lengkap dalam menyandarkan diri pada informasi Malang, Desember 2012
ISSN 2086-7603
menjalankan aktivitasnya (Sari dalam pelaporan keuangan (finan-
2005). Perilaku dan kualitas kepu- cial reporting) perusahaan emiten.

424
425 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

Pengungkapan dalam pelaporan keuangan sahaan sangat tergantung pada biaya dan
mempunyai arti penting dalam pengam- manfaat dari pengungkapan tersebut (Fi-
bilan keputusan investasi. Pengungkapan tiany 2001). Dalam penelitian Gulo (2000)
(disclosure) sangat diperlukan oleh inves- pengungkapan sukarela dibagi menjadi lima
tor, karena dengan adanya pengungkapan bagian yang terdiri dari informasi mengenai
tersebut risiko informasi yang dihadapinya latar belakang perusahaan, ringkasan hasil
menjadi berkurang. Berkurangnya risiko in- operasi perusahaan, proyeksi perusahaan,
formasi ini dapat meningkatkan rasa aman informasi non keuangan penting, analisis
bagi investor untuk melakukan investasi dan pembahasan pihak manajemen.
pada sekuritas perusahaan publik tertentu Jika investor menilai suatu perusahaan
(Subroto, 2003). Pengungkapan (disclosure) berisiko tinggi berdasarkan laporan keuan-
yang dilakukan oleh perusahaan merupakan gan yang dipublikasikan, maka tingkat re-
upaya keterbukaan emiten terhadap publik turn yang diharapkan oleh investor juga
mengenai kondisi perusahaan. tinggi, dan akan menyebabkan tingginya bi-
Informasi yang diungkapkan dalam aya modal ekuitas yang harus dikeluarkan
laporan tahunan dapat dikelompokkan men- oleh perusahaan (Coles 1995 dan Clarkson
jadi dua, yaitu pengungkapan wajib (manda- et al. 1996 dalam Juniarti dan Yunita 2003).
tory disclosure) dan pengungkapan sukarela Salah satu pengaruh tingkat disclosure bagi
(voluntary disclosure). Pengungkapan wajib perusahaan adalah meningkatnya jumlah
merupakan pengungkapan informasi yang investor dan mengurangi asimetri informasi
diharuskan oleh peraturan yang berlaku yai- (Lang et al. 1996 dan Coller et al. 1997 dalam
tu peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Juniarti dan Yunita 2003). Dengan mengu-
Pengawas Pasar Modal (Bapepam), sedan- rangi tingkat asimetri informasi maka lapo-
gkan pengungkapan sukarela adalah pen- ran keuangan lebih transparan dan menye-
gungkapan yang melebihi dari yang diwajib- babkan estimasi risiko oleh investor rendah
kan (Gunawan 2000). Pengungkapan wajib karena tidak ada informasi yang disembu-
menurut Bapepam adalah pengungkapan nyikan. Dengan demikian, tingkat pengem-
yang diatur menurut surat keputusan ketua balian (return) yang diminta oleh investor
Bapepam No Kep-97/PM/1996, yang kemu- juga rendah, dan akan mengurangi biaya
dian diubah menjadi surat keputusan ketua modal ekuitas (Coles 1995 dan Clarkson et
Bapepam No Kep-06/PM/2000 (peraturan al. 1996 dalam Juniarti dan Yunita 2003).
VIII.G.7). Dalam peraturan nomor VIII.G.7, Manajer dapat memberikan sinyal mengenai
ditegaskan bahwa selain yang diatur dalam kondisi perusahaan kepada para investor
peraturan tersebut, Bapepam mewajibkan guna meningkatkan nilai saham perusahaan
perusahaan publik untuk mengikuti Stan- dan mengurangi biaya modal ekuitas. Sinyal
dar Akuntansi Keuangan (SAK) (Subroto yang diberikan dapat dilakukan melalui pen-
2003). Keputusan pengungkapan informasi gungkapan (disclosure) yang dapat digunak-
wajib lainnya yang dikeluarkan oleh Bape- an investor dalam pengambilan keputusan
pam adalah surat keputusan ketua Bapep- investasi (Murni 2003).
am No Kep-17/PM/1995 yang diubah men- Terdapat beberapa penelitian terdahu-
jadi keputusan ketua Bapepam No Kep-38/ lu yang berkaitan dengan pengaruh tingkat
PM/1996 (peraturan VIII.G.2) yang berisi pengungkapan terhadap biaya ekuitas, na-
tentang aturan keharusan mengungkapkan mun ada dua argumen yang mendasari
informasi akuntansi kepada publik dalam penelitian-penelitian tersebut. Argumen per-
laporan tahunan. tama menyatakan bahwa secara teoritis ter-
Pengungkapan sukarela (voluntary dis- dapat hubungan negatif antara tingkat dis-
closure) merupakan butir-butir pengungka- closure dengan biaya modal ekuitas. Artinya,
pan yang dilakukan secara sukarela oleh peningkatan disclosure akan meningkat-
perusahaan tanpa diharuskan oleh per- kan likuiditas harga pasar saham sehingga
aturan yang berlaku. Pengungkapan suk- dapat menurunkan estimasi biaya modal
arela merupakan pilihan bebas bagi mana- ekuitas baik melalui penurunan biaya tran-
jemen perusahaan untuk memberikan in- saksi ataupun melalui peningkatan permin-
formasi akuntansi dan informasi lainnya taan sekuritas saham. Pendapat tersebut
yang dipandang relevan dengan kebutuhan didukung oleh Demzet (1968), Copeland dan
pengambilan keputusan bagi para pemakai Galai (1983), Glosten dan Milgrom (1985),
informasi (Huda 2006). Namun luasnya pen- Amihud dan Mendelson (1986), serta Dia-
gungkapan sukarela yang dilakukan peru- mond dan Verrecchia (1991) dalam Murni
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...426

(2003). Argumen kedua menyatakan bah- tingkat voluntary disclosure tetap signifikan
wa adanya pengaruh positif antara tingkat terhadap biaya modal ekuitas.
pengungkapan terhadap biaya modal ekui- Penelitian ini merupakan replikasi dari
tas. Peningkatan pengungkapan (disclosure) penelitian Juniarti dan Yunita (2003). Per-
akan mengurangi estimasi risiko sehingga bedaan penelitian ini dengan penelitian se-
return aset meningkat. Para investor akan belumnya terletak pada sampel dan periode
meminta kompensasi yang tinggi sehingga penelitian. Penelitian sebelumnya menggu-
biaya modal ekuitas perusahaan meningkat. nakan sampel perusahaan bluechip dan non
Penelitian yang mendukung pengaruh posi- bluechip, sedangkan sampel yang digunak-
tif tersebut adalah Klein dan Bawa (1976), an dalam penelitian ini adalah perusahaan
Barry dan Brown (1985), Coles dan Loewen- yang sahamnya likuid dan non likuid. Tahun
stein (1988), Handa dan Linn (1993) dalam 2005 sampai dengan tahun 2007 dipilih se-
Mardiyah (2001). bagai periode penelitian dalam penelitian ini
Hasil penelitian yang disimpulkan oleh sedangkan penelitian sebelumnya menggu-
Botosan (1997) mendukung adanya hubun- nakan periode tahun 1997 sampai dengan
gan negatif antara tingkat pengungkapan tahun 2000. Seperti yang telah dijelaskan
sukarela dan biaya modal ekuitas perusa- dalam penelitian sebelumnya bahwa pening-
haan. Dalam penelitian tersebut pengaruh katan likuiditas dapat menurunkan biaya
tingkat pengungkapan sukarela (voluntary modal ekuitas, maka dari itu penelitian ini
disclosure) terhadap biaya modal ekui- mengambil sampel perusahaan manufaktur
tas lebih signifikan pada perusahaan yang yang sahamnya termasuk dalam indeks LQ
kurang mendapat perhatian sejumlah besar 45 mewakili perusahaan yang sahamnya li-
para analis keuangan dibandingkan dengan kuid dan perusahaan-perusahaan manufak-
perusahaan yang menjadi pusat perhatian tur yang tidak pernah tercatat dalam indeks
para analis keuangan. Murni (2003) men- LQ 45 mewakili perusahaan yang sahamnya
gungkapkan bahwa pengungkapan sukarela tidak likuid.
yang dibuat oleh pihak manajemen dalam Berdasarkan latar belakang yang telah
laporan tahunan perusahaan tidak menu- dipaparkan sebelumnya maka masalah (re-
runkan cost of equity capital. Hasil penelitian search problem) dalam penelitian ini diru-
tersebut konsisten dengan penelitian yang muskan dalam bentuk pertanyaan sebagai
dilakukan oleh Gulo (2000). Hasil pengujian berikut: 1). Apakah tingkat pengungkapan
empiris yang dilakukan oleh Gulo (2000) wajib (mandatory disclosure) berpengaruh
menunjukkan bahwa variabel indeks ungka- negatif terhadap biaya modal ekuitas? 2).
pan sukarela yang disampaikan oleh perusa- Apakah tingkat pengungkapan sukarela
haan dalam laporan tahunan secara statistik (voluntary disclosure) berpengaruh negatif
tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap biaya modal ekuitas? 3). Apakah
dengan cost of equity capital perusahaan. terdapat perbedaan pengaruh tingkat peng-
Tidak selamanya disclosure yang tinggi ungkapan wajib (mandatory disclosure) ter-
akan menurunkan biaya modal ekuitas. Hal hadap biaya modal ekuitas antara perusa-
yang sebaliknya dapat terjadi ketika peru- haan likuid dengan perusahaan non likuid
sahaan ternyata mempunyai banyak ma- yang terdaftar di BEI? 4). Apakah terdapat
salah, khususnya yang terkait dengan bi- perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan
dang keuangan. Dengan tingkat disclosure sukarela (voluntary disclosure) terhadap bi-
yang tinggi, semakin banyak informasi yang aya modal ekuitas antara perusahaan likuid
riskan akan diketahui oleh investor sehing- dengan perusahaan non likuid yang terdaf-
ga investor meminta return yang tinggi dan tar di BEI?
akibatnya meningkatkan biaya modal ekui- Definisi disclosure adalah pengungkap-
tas yang harus ditanggung oleh perusahaan an atas informasi yang diberikan sebagai
Juniarti dan Yunita (2003). Hasil penelitian lampiran pada laporan keuangan dalam ben-
Juniarti dan Yunita (2003) menyimpulkan tuk catatan kaki atau tambahan informasi.
bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh Informasi ini menyediakan penjelasan yang
tingkat voluntary disclosure terhadap biaya lebih lengkap mengenai posisi keuangan dan
modal ekuitas pada perusahaan bersaham hasil operasi perusahaan. Informasi penjela-
bluechip ataupun nonbluechip. Jadi tanpa san mengenai kesehatan keuangan dapat
memperhatikan suatu perusahaan terma- juga diberikan dalam laporan pemeriksaan.
suk dalam kategori perusahaan bersaham Semua materi harus diungkapkan termasuk
bluechip ataupun nonbluechip, pengaruh infomasi kuantitatif dan kualitatif yang akan
427 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

sangat membantu pengguna laporan keuan- standar untuk menentukan tingkat


gan (Siegel dan Shim 1994 dalam Juniarti pengungkapan.
dan Frency 2003). Perusahaan memberikan 3. Kebutuhan khusus
pengungkapan melalui laporan tahunan dan
Tujuan ini merupakan gabungan dari
laporan keuangan yang telah diatur oleh Ba-
tujuan perlindungan publik dan tujuan
pepam dan lembaga profesi maupun melalui
informatif. Pengungkapan kepada pub-
pengungkapan sukarela sebagai tambahan
lik dibatasi dengan apa yang dipandang
pengungkapan minimum yang telah ditetap-
bermanfaat bagi pemakai yang dituju.
kan (Khomsiyah 2003).
Sedangkan untuk tujuan pengawasan,
Pengungkapan merupakan informasi
informasi tertentu harus disampaikan
yang ada di dalam laporan keuangan mau-
kepada badan pengawas berdasarkan
pun komunikasi pelengkap yang mencak-
peraturan melalui formulir-formulir
up catatan kaki, peristiwa setelah pelapo-
pengungkapan secara rinci.
ran, analisis manajemen tentang operasi
yang akan datang, peramalan keuangan Hasil penelitian Chol dan Levich (1990)
dan operasi, dan laporan keuangan tam- dalam Gulo (2000) menunjukkan adanya
bahan. Laporan keuangan dan komunikasi manfaat dari pengungkapan (disclosure)
pelengkap tersebut disebut sebagai pelapo- yang dilakukan oleh perusahaan. Manfaat
ran keuangan (financial reporting) (Wolk et tersebut adalah terdapat keseimbangan an-
al. 1991 dalam Subroto 2003). Suwardjono tara nilai biaya modal ekuitas yang rendah
(2005:579) membagi definisi pengungkapan dengan biaya yang diperlukan untuk mem-
menjadi dua, yaitu definisi secara umum dan persiapkan pengungkapan informasi akun-
definisi dalam arti sempit. Secara umum, tansi yang wajib dan sukarela. Pengungkap-
pengungkapan adalah konsep, metode, an tidak saja penting pada masa sekarang
dan media untuk menyampaikan informasi tetapi akan menjadi semakin penting pada
akuntansi kepada pihak yang berkepent- masa yang akan datang.
ingan. Dalam arti sempit, pengungkapan Menurut Wolk et al. (1991) dalam Sub-
adalah penyajian informasi lain yang relevan roto (2003) alasan semakin pentingnya peng-
lebih dari apa yang termuat dalam statement ungkapan pada masa mendatang adalah
keuangan pokok. karena lingkungan bisnis tumbuh semakin
Tujuan pengungkapan secara umum kompleks, dan pasar modal mampu menyer-
adalah untuk menyajikan informasi yang di- ap dan mencerminkan informasi baru dalam
anggap perlu demi tercapainya tujuan pel- harga saham secara cepat. Menurut Khom-
aporan keuangan, sehingga dapat melayani siyah (2003) ungkapan laporan keuangan
kebutuhan pengguna laporan keuangan bermanfaat memberi guide, fasilitas untuk
yang berbeda-beda. Menurut Suwardjono para investor dan pengguna dalam membuat
(2005: 580) tujuan pengungkapan terdiri keputusan ekonomi supaya terarah. Dengan
dari: demikian, para investor dapat memperoleh
1. Melindungi keuntungan yang optimal dari investasi yang
Pengungkapan dimaksudkan untuk dilakukannya.
melindungi pemakai laporan keuangan Menurut Mardiyah (2001) biaya modal
dari perlakuan manajemen yang mung- ekuitas adalah biaya yang dikeluarkan untuk
kin kurang adil dan kurang transpar- membiayai sumber pembelanjaan (source of
an. Dengan adanya tujuan ini, maka financing). Biaya ekuitas dalam penelitian ini
tingkat pengungkapan akan menjadi mengacu pada tingkat pengembalian yang
lebih tinggi. Tujuan melindungi biasan- merupakan hak investor atas investasinya di
ya menjadi pertimbangan Badan Pen- perusahaan tertentu (Ross et al. 1998 dalam
gawas Pasar Modal (Bapepam) dalam Juniarti dan Yunita 2003). Menurut Boto-
membuat peraturan demi kepentingan san (1997), biaya ekuitas dipengaruhi oleh
publik. tingkat disclosure, risiko (BETA) dan nilai
pasar ekuitas. Biaya modal ekuitas meru-
2. Informatif pakan tarip diskonto yang digunakan inves-
Pengungkapan diarahkan untuk me- tor untuk menilaitunaikan arus kas yang
nyediakan informasi yang dapat mem- akan diterima dimasa yang akan datang
bantu keefektifan pengambilan keputu- (Utami 2005).
san pemakai laporan keuangan. Tujuan Menurut Utami (2005) biaya modal
ini biasanya melandasi penyusunan adalah merupakan konsep yang dinamis
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...428

yang dipengaruhi oleh beberapa faktor


ekonomi. Struktur biaya modal didasarkan
pada beberapa asumsi yang berkaitan den-
gan risiko, pajak dan inflasi. Asumsi dasar
yang digunakan dalam estimasi biaya mod- Dengan syarat: ks > g
al adalah risiko bisnis dan risiko keuangan Keterangan:
adalah tetap (relatif stabil). Biaya modal dihi- P0 = nilai saham biasa perusahaan
tung atas dasar sumber dana jangka panjang D1 = dividen pada tahun pertama
yang tersedia bagi perusahaan. Ada empat ks = tingkat hasil/pengembalian mini-
sumber dana jangka panjang yaitu: (1) hu- mum saham biasa
tang jangka panjang, (2) saham preferen, (3) g = tingkat pertumbuhan dividen
saham biasa, dan (4) laba ditahan. Biaya
hutang jangka panjang adalah biaya huta- Kelemahan dari pendekatan ini adalah
ng sesudah pajak saat ini untuk mendapat- bahwa untuk menentukan tingkat
kan dana jangka panjang melalui pinjaman. pengembalian yang disyaratkan inves-
Biaya saham preferen adalah dividen saham tor, penghitungan masing-masing sa-
preferen tahunan dibagi dengan hasil pen- ham pesaing harus dilakukan sendiri-
jualan saham preferen. Biaya modal saham sendiri. Kelemahan yang lain adalah
biasa dan laba ditahan atau sering disatu- bahwa tingkat pertumbuhan dividen
kan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekui- yang konstan dalam kenyataannya
tas/ biaya modal saham biasa). Biaya modal mungkin tidak selalu tepat.
saham biasa adalah besarnya rate yang di- 2. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
gunakan oleh investor untuk mendiskonto- Berdasarkan model CAPM, biaya ekui-
kan dividen yang diharapkan diterima di- tas adalah tingkat return yang diharap-
masa yang akan datang, atau biaya modal kan oleh investor sebagai kompensasi
ekuitas merupakan biaya yang dikeluarkan atas risiko yang tidak dapat dideversi-
perusahaan yang memperoleh dana dengan fikasi yang diukur dengan beta.
menjual saham biasa atau menggunakan
3. Model Ohlson
laba ditahan untuk investasi.
Menurut Ross et al. (1998) dalam Ju- Model Ohlson digunakan untuk
niarti dan Frency (2003) dalam menentukan mengestimasi nilai perusahaan dengan
cost of equity, terdapat dua pendekatan, yai- mendasarkan pada nilai buku ekuitas
tu The Dividend Growth Model Approach dan ditambah dengan nilai tunai dari laba
The SML (Security Market Line) Approach atau abnormal. Berikut ini adalah rumus
CAPM (Capital Asset Pricing Models). Pengu- untuk menghitung biaya modal ekuitas
kuran biaya modal saham biasa (biaya dengan menggunakan model Ohlson.
modal ekuitas), dipengaruhi oleh model pe-
nilaian perusahaan yang digunakan. Ada be-
Pt = Yt +
berapa model penilaian perusahaan (Utami
2005), antara lain: Keterangan:
1. Model penilaian pertumbuhan konstan Pt = harga saham pada periode t
(constant growth valuation model) yt = nilai buku per lembar saham periode t
Dasar pemikiran yang digunakan xt = laba per lembar saham
adalah bahwa nilai saham sama r = ekspektasi biaya modal ekuitas
dengan nilai tunai (present value) dari
semua dividen yang akan diterima di Botosan (1997) pada dasarnya me-
masa yang akan datang (diasumsi- makai model Ohlson untuk mengestimasi
kan pada tingkat pertumbuhan kon- biaya modal ekuitas, namun data yang di-
stan) dalam waktu yang tidak terbatas. gunakan untuk menerapkan model Ohlson
Pendekatan ini mengacu pada penilaian belum terdapat di pasar modal Indonesia.
saham biasa dengan pertumbuhan Menurut Prakoso (2008) Capital Asset Pricing
konstan atau normal. Model ini dikenal Model (CAPM) adalah suatu teori penetapan
dengan sebutan Gordon Model. Nilai sa- biaya ekuitas. Nilai yang diperoleh dari per-
ham biasa dengan pertumbuhan nor- hitungan biaya modal ekuitas adalah tingkat
mal diformulasikan sebagai berikut: pengembalian bebas risiko dari ekuitas atau
surat berharga ditambah selisih antara
429 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

pengembalian pasar dengan tingkat pengem- dibandingkan dengan pedagang sekuritas


balian risiko dikalikan dengan risiko tidak (dealer). Dealer mengetahui bahwa informed
sistematik ekuitas tersebut. CAPM mengkaji investor hanya akan berdagang jika trans-
hubungan antara pengembalian dari saham aksi yang mereka lakukan dapat memberi-
individual dengan pengembalian dari pasar kan keuntungan bagi mereka, disisi lain
saham secara keseluruhan. Husnan (1998: pedagang sekuritas juga mengetahui bahwa
352) juga berpendapat bahwa penaksiran bi- ia akan memperoleh keuntungan jika berda-
aya modal ekuitas dapat dilakukan dengan gang dengan investor yang kurang informed.
menggunakan rumus CAPM. Rumus perhi- Dalam melakukan perdagangan sekuritas
tungan dari CAPM adalah sebagai berikut: dengan risiko asimetri informasi, dealer
akan menetapkan bid ask spread sedemiki-
Kcs = Rf + β( Km – Rf )
an rupa sehingga keuntungan yang diharap-
Keterangan: kan dari pedagang uninformed dapat menu-
tupi kerugian dari pedagang informed.
Kcs = Biaya ekuitas Secara teoritis Amihud dan Mendelson
(1986) dalam Komalasari (2000) menyatakan
Rf = tingkat pengembalian bahwa cost of equity capital akan lebih be-
bebas risiko sar untuk sekuritas dengan tingkat bid ask
spread yang lebih besar karena investor me-
β = beta
merlukan return yang lebih tinggi guna me-
Km – Rf = selisih antara tingkat nutupi tambahan biaya transaksi yang ha-
pengembalian pasar rus ditanggung. Terdapat suatu komponen
dengan tingkat spread yang turut memberikan kontribusi
pengembalian risiko terhadap kerugian yang dialami dealer ke-
tika bertransaksi dengan pedagang terinfor-
Model tersebut hampir sama dengan masi (Komalasari 2000). Komponen tersebut
model CAPM yang dinyatakan dalam Hartono adalah sebagai berikut:
(2003: 352) dengan rumus sebagai berikut: 1. Biaya pemrosesan pesanan (order pro-
cessing cost), yang terdiri dari biaya
yang dibebankan oleh pedagang sekuri-
tas (dealer) kepada perusahaan emiten
Keterangan: atas kesiapannya mempertemukan
E (Ri) = return ekspektasi untuk pesanan pembelian dan penjualan.
portofolio dengan aktiva berisiko
2. Biaya penyimpanan persediaan (inven-
RBR = return ekspektasi portofolio
tory holding cost) yaitu kos yang di-
dengan aktiva tidak berisiko
tanggung oleh pedagang sekuritas un-
βi = beta (risiko tidak sistematis) tuk membawa persediaan saham agar
dapat diperdagangkan sesuai dengan
permintaan.
= return ekspektasi portofolio pasar
3. Adverse selection component, meng-
Hartono (2003: 358) menyatakan bah- gambarkan suatu upah (reward) yang
wa model CAPM tersebut merupakan model diberikan kepada pedagang sekuritas
untuk return ekspektasi. Return ekspektasi untuk mengambil risiko ketika berha-
(expected return) menurut Hartono (2003: dapan dengan investor yang memiliki
126) adalah return yang digunakan untuk informasi superior.
pengambilan keputusan investasi. Return ini Lebih banyak pengungkapan informa-
penting dibandingkan dengan return historis si yang dilakukan maka akan mengurangi
karena return ekspektasi merupakan return dampak kerugian harga dalam perdagangan
yang diharapkan dari investasi yang akan sekuritas, sehingga investor berkeinginan
dilakukan. untuk mengambil posisi yang lebih besar
Menurut Komalasari (2000) asimetri dalam saham perusahaan tertentu diband-
informasi yang terjadi antara dealer dengan ingkan dengan saham perusahaan lainnya.
pedagang terinformasi akan tercermin dari Tindakan investor tersebut akan meningkat-
spread yang ditentukan oleh dealer. Seba- kan permintaan terhadap sekuritas perusa-
gian investor memiliki lebih banyak informa- haan, sehingga harga saham akan mengal-
si mengenai nilai saham perusahaan emiten ami peningkatan yang pada akhirnya biaya
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...430

Perusahaan
dengan
Informed Investor
Inadequate
disclosue Para investor hanya
membeli saham dalam
jumlah kepemilikan yang
kecil, dengan proses yang
Terjadi asimetri
lama sehingga likuiditas
informasi diantara
atas saham perusahaan
para pelaku pasar
Uninfomred menurun
Investor
Menyebabkan perusahaan
menanggung lebih banyak
biaya yang disyaratkan
dealer untuk menyiapkan
return yang diinginginkan
oleh investor (biaya modal
ekuitas)
Dealer memperoleh
Investor
keuntungan lebih
Dealer mensyaratkan
besar dari
return yang tinggi
uninformed trader

Memperlebarspread karena risiko kerugian


yang ditanggungnya akan menjadi lebih besar.
Komponen spreadterdiri dari: (1) biaya
transaksi, (2) biaya penyimpanan sekuritas, (3)
adverse selection.

Gambar 1
Skema Hubungan antara Tingkat Disclosure
yang Tidak Memadai Dengan Biaya Modal Ekuitas

modal ekuitas yang ditanggung perusahaan Tingkat pengungkapan sukarela (volun-


akan berkurang. Ketika terjadi asimetri in- tary disclosure) berpengaruh negatif terha-
formasi, semua investor akan berhadapan dap biaya modal ekuitas pada perusahaan-
dengan bid ask spread yang lebih besar. perusahaan non likuid yang terdaftar di BEI.
Investor juga akan memiliki kemungkinan Terdapat perbedaan pengaruh tingkat
berada pada posisi yang salah dalam perda- pengungkapan wajib (mandatory Disclosure)
gangan yang berkibat pada peningkatan re- terhadap biaya modal ekuitas antara peru-
turn yang diharapkan oleh investor untuk sahaan likuid dengan perusahaan non likuid
menutupi risiko kerugian atas investasi mer- yang terdaftar di BEI.
eka (Komalasari 2000). Terdapat perbedaan pengaruh tingkat
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian pengungkapan sukarela (voluntary disclo-
ini menduga bahwa: sure) terhadap biaya modal ekuitas antara
Tingkat pengungkapan wajib (mandato- perusahaan likuid dengan perusahaan non
ry disclosure) berpengaruh negatif terhadap likuid yang terdaftar di BEI.
biaya modal ekuitas pada perusahaan-peru-
sahaan likuid yang terdaftar di BEI. METODE
Tingkat pengungkapan wajib (manda- Penelitian ini tergolong penelitian em-
tory disclosure) berpengaruh negatif terha- piris. Indriantoro dan Supomo (2002:29)
dap biaya modal ekuitas pada perusahaan- mengatakan bahwa penelitian empiris men-
perusahaan non likuid yang terdaftar di BEI. gutamakan penelitian terhadap data berupa
Tingkat pengungkapan sukarela (volun- fakta empiris. Populasi dalam penelitian ini
tary disclosure) berpengaruh negatif terha- adalah seluruh perusahaan publik yang ter-
dap biaya modal ekuitas pada perusahaan- daftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari ta-
perusahaan likuid yang terdaftar di BEI. hun 2005 sampai dengan tahun 2007. Sam-
431 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

pel penelitian ditentukan dengan metode pe- Setelah TVA setiap perusahaan sam-
nyampelan bertujuan (purposive sampling). pel diketahui, selanjutnya dihitung rata-rata
Purposive sampling adalah tipe pemilihan volume perdagangan untuk seluruh perusa-
sampel secara tidak acak yang informasinya haan sampel selama periode penelitian den-
diperoleh dengan menggunakan pertimban- gan menggunakan rumus berikut:
gan tertentu dan disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian (Indriantoro dan
Supomo, 2002: 131).
Sampel penelitian terdiri dari dua ke-
lompok sampel yaitu kelompok sampel peru- Setelah rata-rata TVA dihitung langkah
sahaan yang sahamnya likuid dan kelompok selanjutnya adalah meranking perusahaan
sampel yang sahamnya tidak likuid. Untuk sampel berdasarkan rata-rata Volume perda-
menjadi sampel dengan kategori perusahaan gangan sahamnya dari jumlah rata-rata TVA
yang sahamnya likuid dalam penelitian ini, paling tinggi ke jumlah rata-rata TVA paling
perusahaan publik harus memenuhi krite- rendah. Kemudian perusahaan-perusahaan
ria-kriteria sebagai berikut: (1) Perusahaan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, bagian
termasuk dalam kategori industri pemanu- sepertiga terendah digunakan sebagai sam-
fakturan; (2) Perusahaan berturut-turut ter- pel yang mewakili perusahaan yang saham-
daftar di BEI dari tahun 2005 sampai dengan nya tidak likuid.
tahun 2007; (3) Perusahaan pernah tercatat Jenis data yang digunakan dalam
sebagai perusahaan yang sahamnya terma- penelitian ini adalah data sekunder. Data
suk dalam indeks LQ 45 dari tahun 2005 sekunder adalah data yang diperoleh secara
sampai dengan tahun 2007; (4) Perusahaan tidak langsung melalui media perantara (di-
tidak melakukan merger selama periode peroleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indrian-
penelitian; (5) Perusahaan memiliki data toro dan Supomo, 2002: 147). Data sekunder
yang lengkap untuk keperluan penelitian. umumnya berupa bukti catatan atau lapo-
Sedangkan untuk menjadi sampel den- ran historis yang telah disusun dalam arsip,
gan kategori perusahaan yang sahamnya baik yang dipublikasikan maupun yang ti-
non likuid maka perusahaan publik harus dak dipublikasikan. Data-data yang dipergu-
memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: nakan dalam penelitian ini adalah: (1) Data
(1) Perusahaan termasuk dalam kategori in- laporan tahunan setiap perusahaan sampel;
dustri pemanufakturan; (2) Perusahaan ber- (2) Data tingkat suku bunga Sertifikat Bank
turut-turut terdaftar di BEI dari tahun 2005 Indonesia (SBI); (3) Data Indeks Harga Sa-
sampai dengan tahun 2007; (3) Perusahaan ham Gabungan (IHSG); (4) Data risiko tidak
tidak pernah tercatat sebagai perusahaan sistematis (beta) untuk setiap perusahaan
yang sahamnya termasuk dalam indeks LQ sampel; (5) Data total aktiva setiap perusa-
45 selama tiga tahun berturut-turut (dari haan sampel yang diperoleh dari Indonesian
tahun 2005 sampai dengan tahun 2007); Capital Market Directory (ICMD).
(4) Perusahaan tidak melakukan merger se- Teknik pengumpulan data yang digu-
lama periode penelitian; (5) Perusahaan me- nakan dalam penelitian ini adalah teknik
miliki data yang lengkap untuk keperluan dokumentasi. Sumber data diperoleh dari
penelitian. www.idx.ac.id, www.bi.go.id, ICMD (Indo-
Perusahaan yang memenuhi kriteria nesian Capital Market Directory), pojok BEI
1 sampai dengan 5 selanjutnya dipering- Universitas Brawijaya Malang serta Pusat
kat berdasarkan rata-rata volume perda- Data dan Bisnis Ekonomi UGM.
gangan sahamnya. Volume perdagangan Variabel dependen dalam penelitian
saham diukur dengan menggunakan pen- ini adalah cost of equity capital (CEC) peru-
gukuran perubahan likuiditas saham. Se- sahaan. Perhitungan cost of equity capital
cara umum likuiditas saham diukur dengan setiap perusahaan sampel dengan menggu-
menggunakan Trading Volume Activity (TVA). nakan metode Capital Asset Pricing Model
TVA dihitung dengan menggunakan ru- (CAPM) yaitu:
mus yang diperkenalkan oleh Foster (1986)
dalam Junaedi (2005) sebagai berikut: CECi,t = Rf,t + (Rm,t – Rf,t )βi
Keterangan:
CEC i,t
= estimasi cost of equity capital
Rf, t = return bebas risiko yang
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...432

diproksikan dengan tingkat bunga VIII.G.2. Informasi mengenai pengungkapan


SBI satu bulan sukarela (voluntary disclosure) menggunak-
Rm,t = return pasar yang diperoleh dari an checklist item pengungkapan sukarela

indeks harga saham gabungan seperti yang digunakan dalam penelitian
(IHSG) pada hari t dikurangi Gulo (2000). Sedangkan disclosure Checklist
dengan IHSG pada hari t–1 dibagi yang digunakan dalam pengungkapan wajib
dengan IHSG pada t-1 menggunakan checklist yang dikembang-
kan dari penelitian Subroto (2003). Struktur
βi = risiko tidak sistematis (beta) untuk checklist yang digunakan untuk pengung-
setiap saham perusahaan i
kapan wajib adalah sebagai berikut:
Berkaitan dengan estimasi beta, Har-
1. Item pengungkapan berdasarkan lam-
tono (2003: 293) menyatakan bahwa pasar
piran keputusan ketua Bapepam No-
modal Indonesia tergolong thin market. Tran-
mor: Kep-38/PM/1996, peraturan
saksi perdagangan di pasar modal Indonesia
masih tipis atau jarang terjadi. Kondisi ini VIII.G.2 yang dirinci sebagai berikut:
akan menimbulkan perhitungan beta yang (a) Ketentuan umum laporan keuan-
bias disebabkan oleh adanya perdagangan gan; (b) Iktisar data keuangan penting,
yang tidak sinkron. Tindakan yang dapat analisis dan pembahasan umum oleh
dilakukan untuk mengatasi bias beta seku- manajemen, dan laporan manajemen;
ritas ini adalah dengan melakukan koreksi, (c) Laporan keuangan.
maka dari itu dalam mengestimasi cost of eq- 2. Item pengungkapan berdasarkan lam-
uity capital beta yang digunakan adalah beta piran keputusan ketua Bapepam No-
koreksi metode Fowler dan Rorke. mor Kep-06/PM/2000 dan PSAK, yang
Variabel independen (bebas) yang di- mengatur tentang ketentuan penyajian
gunakan dalam penelitian ini adalah tingkat dalam laporan keuangan.
pengungkapan wajib dan pengungkapan su-
karela. Tingkat pengungkapan (disclosure) Sedangkan variabel kontrol yang digu-
baik untuk pengungkapan wajib maupun nakan dalam penelitian ini adalah ukuran
pengungkapan sukarela dalam penelitian ini perusahaan yang diproksikan dengan total
akan diukur dengan cara melakukan perhi- aset. Penelitian ini menggunakan total aset
tungan terhadap indeks ungkapan. Perhi- sebagai indikator dari ukuran perusahaan,
tungan indeks ungkapan dilakukan dengan karena dalam penelitian Fitriany (2001) dise-
prosedur sebagai berikut: (a) Menentukan butkan bahwa total aset lebih menunjuk-
skor total diharapkan yang diperoleh dari kan ukuran perusahaan daripada market
jumlah total masing-masing jenis peng-un- capitalization.
gkapan; (b) Pemberian skor pengungkap-
an adalah dengan cara memberikan skor
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 (satu) jika diungkapkan dan diberi skor 0
Sampel yang digunakan dalam peneli-
(nol) jika tidak diungkapkan. Menggunakan
tian ini berjumlah 84 perusahaan. Dari 84
model pengungkapan yang tidak diberi bo-
bot sehingga memperlakukan semua item peru sahaan tersebut, 31 merupakan sampel
pengungkapan secara sama; (c) Skor yang perusahaan likuid dan 53 merupakan sam-
diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan pel perusahaan non likuid. Teknik pengam-
untuk mendapatkan skor total; (d) Menghi- bilan sampel yang digunakan adalah purpo-
tung indeks ungkapan setiap perusahaan sive sampling. Hasil perhitungan statistik
dengan cara membagi skor total yang diper- deskriptif untuk sampel likuid ditunjukkan
oleh dengan skor total yang diharapkan. pada tabel 1 di bawah ini.
Informasi mengenai indeks ungkapan Dengan melihat nilai statistik pada
wajib terdapat dalam keputusan ketua Bape- Tabel 1, dapat dilihat bahwa besarnya ni-
pam No Kep-97/PM/1996 yang telah direvisi lai tingkat pengungkapan wajib (INDEKS M)
minimum untuk perusahaan likuid adalah
menjadi SK Bapepam No Kep-06/PM/2000
sebesar 46,25% dan nilai maksimumnya
(peraturan VIII.G.7) dan keputusan ketua
adalah sebesar 68,77%. Dari tabel 1 juga dik-
Bapepam No Kep-38/PM/1996 (peraturan
etahui bahwa nilai minimum untuk tingkat
VIII.G.2), serta pengungkapan-pengungkap-
pengungkapan sukarela (INDEKS V) pada
an yang diwajibkan dalam PSAK yang tidak perusahaan likuid adalah sebesar 31,03%
terdapat dalam peraturan VIII.G.7 ataupun dengan nilai maksimum sebesar 82,76%.
433 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

Tabel 1: Statistik Deskriptif Sampel Likuid


Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INDEKSM 31 46.24506 68.77470 5.5756726E1 5.49765812
INDEKSV 31 31.03448 82.75862 5.7730812E1 13.50174290
CECL 31 3.01489 18.82585 9.3342657E0 3.99370673
SIZE 31 27.85 31.78 29.8329 1.05290
Sumber data: Data yang diolah

Pada perusahaan likuid nilai minimum cost ingkan dengan perusahaan non likuid. Ha-
of equity capital (CECL) adalah sebesar 3% sil tersebut menguatkan pendapat Mar-
dengan nilai maksimumnya sebesar 18,83%. wata (2001) dan Mardiyah (2001) yang me-
Nilai statistik pada Tabel 4.1 juga menunjuk- nyatakan bahwa semakin besar perusahaan
kan bahwa rata-rata tingkat pengungkapan maka jumlah informasi yang diungkapkan
wajib untuk perusahaan likuid adalah sebe- juga semakin tinggi. Rata-rata jumlah uku-
sar 55,76%, rata-rata tingkat pengungkapan ran perusahaan pada perusahaan likuid
sukarela adalah sebesar 57,73%. Sedangkan juga lebih besar jika dibandingkan dengan
nilai rata-rata biaya modal ekuitas dan uku- perusahaan non likuid. Artinya ukuran pe-
ran perusahaan untuk perusahaan likuid rusahaan likuid lebih besar dibandingkan
adalah sebesar 9,33% dan 29,83%. dengan perusahaan non likuid. Rata-rata
Perhitungan statistik deskriptif untuk biaya modal ekuitas pada perusahaan li-
kelompok sampel non likuid ditunjukkan kuid menunjukkan jumlah yang lebih ren-
pada tabel 2. dah dibandingkan dengan perusahaan non
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai likuid, sehingga hasil tersebut menguat-
minimum untuk tingkat pengungkapan wa- kan pendapat Komalasari (2000) dan Murni
jib pada perusahaan non likuid adalah sebe- (2003).
sar 35,18%, dan nilai maksimumnya adalah Terdapat beberapa hal yang diduga
sebesar 56,52%. Sedangkan nilai minimum menjadi alasan mengapa tingkat pengung-
tingkat pengungkapan sukarela adalah sebe- kapan wajib perusahaan publik masih ter-
sar 17,24% dengan nilai maksimum sebesar golong rendah. Kemungkinan pertama
65,52%. Nilai minimun biaya modal ekui- adalah bahwa perusahaan dalam men-
tas untuk perusahaan likuid adalah sebe- jalankan operasionalnya memiliki sumber
sar 2,12% dengan nilai maksimum sebesar dana lainnya selain dari pasar modal yaitu
19,73% dan nilai minimun ukuran peru- pinjaman dari kreditor. Perusahaan yang
sahaan perusahaan likuid sebesar 24,05% lebih banyak menggunakan pinjaman dari
dengan nilai maksimum sebesar 28,61%. kreditor merasa tidak perlu tergantung pada
Rata-rata tingkat pengungkapan wajib dan pasar modal. Kedua, perusahaan merasa
sukarela pada perusahaan non likuid adalah tidak perlu memperoleh kepercayaan dari
sebesar 45,72% dan 39,17%. Sedangkan ni- para investor publik, karena dana dari inves-
lai rata-rata biaya modal ekuitas dan ukuran tor yang digunakan relatif kecil dibanding-
perusahaan untuk perusahaan non likuid kan dengan dana pinjaman. Oleh karena itu
adalah sebesar 10,69% dan 26,56%. mereka merasa tidak perlu mematuhi keten-
Dari nilai-nilai statistik tersebut dapat tuan pengungkapan wajib yang ditetapkan
diketahui bahwa rata-rata tingkat pengung- oleh Bapepam (Subroto 2003).
kapan wajib dan pengungkapan sukarela Uji normalitas digunakan untuk men-
pada perusahaan likuid lebih besar diband- guji apakah model regresi variabel indepen-
Tabel 2 : Statistik Deskriptif Sampel Non Likuid
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INDEKS M 53 35.17787 56.52174 4.5715564E1 4.79721279
INDEKS V 53 17.24138 65.51724 3.9167209E1 10.14606441
CECNL 53 2.12337 19.72932 1.0694350E1 3.76316596
SIZE 53 24.05 28.61 26.5585 1.02545
Sumber data: Data yang diolah
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...434

Tabel 3: Hasil Uji Normalitas Sampel Likuid dan Non Likuid


Likuid Non Likuid
Variabel K-S Z Asymp. Sig K-S Z Asymp. Sig
CECL 0,706 0,701 0,369 0,999
INDEKS M 0,624 0,832 0,519 0,950
INDEKS V 0,595 0,870 0,697 0,716
SIZE 0,569 0,903 0,888 0,409
Sumber data: Data yang diolah

den dan variabel dependen berdistribusi penden dalam model regresi yang digunakan.
normal atau tidak. Untuk menguji apak-
ah sampel penelitian berdistribusi normal Kondisi heteroskedastistas timbul karena
maka digunakan pengujian One Sample Kol- varian faktor penggangu tidak sama atau
mogorov Smirnov Test terhadap masing-ma- tidak konstan. Kondisi yang diharapkan
sing variabel dengan kaidah keputusan sig- adalah homokedastisitas yaitu varian dari
nifikansi jika lebih besar dari α = 0,05 (taraf residual satu pengamatan ke pangamatan
kesalahan 5%) maka dapat dikatakan data lain dalam kondisi tetap. Pengujian non-het-
tersebut berdistribusi normal. Hasil pengu- eroskedastisitas dalam penelitian ini meng-
jian normalitas disajikan dalam tabel 3 dan gunakan uji Glejser dengan kaidah kepu-
tabel 4. tusan jika signifikansi lebih besar dari 0,05
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa un- maka berarti tidak terjadi gejala heteroske-
tuk sampel perusahaan likuid, nilai Asymp- dastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisi-
totic Significances setiap variabel lebih besar tas disajikan dalam tabel 5.
dari 0,05. Hal yang sama juga terjadi pada Berdasarkan hasil uji heteroskedastisi-
sampel perusahaan non likuid yang memi- tas pada tabel 5 dapat disimpulkan bahwa
liki nilai lebih besar dari 0,05. Sesuai dengan tidak terjadi heteroskedastisitas pada varia-
kaidah pengujian maka dapat disimpulkan bel bebas dalam penelitian ini. Hal tersebut
bahwa model regresi telah memenuhi asum- ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang
si kenormalan. lebih besar dari 0,05.
Uji multikolinearitas digunakan un- Autokorelasi didefinisikan sebagai ter-
tuk menguji adanya korelasi antar variabel jadinya korelasi diantara data pengamatan,
independen. Metode yang digunakan untuk munculnya suatu data dipengaruhi oleh data
mendeteksi adanya multikolinearitas adalah sebelumnya (Gujarati, 1997:201). Adanya
dengan menggunakan nilai tolerance dan VIF autokorelasi berarti bahwa koefisien korelasi
(Variance Inflation Factor). Hasil uji gejala yang diperoleh kurang akurat. Penelitian ini
multikolinearitas disajikan dalam tabel 4. menguji autokorelasi dengan metode Durbin-
Berdasarkan hasil pengujian pada ta- Watson. Syarat untuk bebas autokorelasi
bel 4 semua variabel independen yang digu- adalah nilai du < d < 4-du.
nakan baik pada perusahaan likuid maupun Berdasarkan tabel 6 dan gambar 2
perusahaan non likuid menghasilkan nilai dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi ge-
tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan VIF jala autokorelasi antar variabel.
yang lebih kecil dari 10. Berdasarkan hasil Untuk menguji dugaan pertama
tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat digunakan analisis regresi berganda dengan
gejala multikolinearitas antar variabel inde- persamaan regresi sebagai berikut:

Tabel 4: Hasil Uji Multikolinearitas


No Sampel Variabel Bebas Tolerance VIF
1 Likuid INDEKS M 0,508 1,967
INDEKS V 0,644 1,553
SIZE 0,721 1,387
2 Non INDEKS M 0,974 1,027
likuid INDEKS V 0,987 1,014
SIZE 0,972 1,029
Sumber data: Data yang diolah
435 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

Tabel 5: Hasil Uji Heteroskedastisitas


No Sampel Variabel Bebas T Sig
1 Likuid INDEKS M 0,584 0,564
INDEKS V 0,518 0,608
SIZE -1,155 0,258
2 Non likuid INDEKS M 0,527 0,600
INDEKS V -0,204 0,840
SIZE -1,083 0,284
Sumber data: Data yang diolah

CEC = α + β1INDEKSM+ β2INDEKSV + β3SIZE Ha ditolak apabila - t tabel < t hitung < t
+ε tabel
Keterangan: Ha diterima apabila t hitung < -t tabel
CEC = cost of equity capital atau t hitung > t tabel
α = konstanta Hasil regresi dapat dilihat dari tabel 7
β1, β2, β3 = koefisien regresi dan tabel 8.
INDEKSM = indeks ungkapan wajib Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat hasil
INDEKSV = indeks ungkapan sukarela pengujian secara parsial (uji t) untuk sam-
SIZE = ukuran perusahaan pel perusahaan likuid menunjukkan bahwa
ε = tingkat kesalahan (error) tingkat pengungkapan wajib tidak memiliki
Model persamaan regresi tersebut tidak pengaruh terhadap biaya modal ekuitas (cost
memasukkan variabel beta karena estimasi of equity capital). Hal tersebut dapat dilihat
cost of equity capital dalam penelitian ini dari nilai t hitung tingkat pengungkapan wa-
telah memasukkan unsur beta. jib -1,233 yang lebih besar dari t tabel yai-
Ketentuan dari penerimaan atau pe- tu -2,0518. Selain itu nilai signifikansi dari
nolakan adalah apabila nilai signifikansi tingkat pengungkapan wajib untuk perusa-
dibawah 0,05 maka H alternatif (Ha) diteri- haan likuid sebesar 0,232 yang lebih besar
ma dan H nol (H0) ditolak. Sebaliknya jika dari α = 0,05 menunjukkan bahwa tingkat
angka signifikansi di atas 0,05 maka H al- pengungkapan wajib tidak memiliki penga-
ternatif (Ha) ditolak dan H nol (H0) diterima. ruh terhadap biaya modal ekuitas. Dengan
Selain itu penelitian ini juga menggunakan demikian hasil pengujian tersebut tidak
kriteria pengujian dengan membandingkan mendukung dugaan 1a.
antara t hitung dengan t tabel. Kriteria pen- Hasil yang sama juga didapat pada
gujian tersebut adalah sebagai berikut: pengujian terhadap sampel perusahaan non
likuid. Dari hasil pengujian tersebut diketa-

Tabel 6: Hasil Uji Autokorelasi


Sampel Dl Du D 4-du
Likuid 1,229 1,650 1,804 2,350
Non
1,452 1,681 1,504 2,319
Likuid
Sumber data: Data yang diolah

Terjadi Daerah bebas Terjadi


autokorelasi autokorelasi autokorelasi
positif Daerah Daerah negatif
keragu- keragu-
raguan raguan

L 1,229 1,650 2 2,350 2,771


NL 1,452 1,681 2 2,319
2,548
Sumber : Gujarati (1997)
Gambar 2
Uji Durbin Watson
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...436

Tabel 7: Hasil Pengujian Untuk Sampel Perusahaan Likuid


Variabel Koefisien t Hitung Sig. R R2 Keterangan
Konstanta 2,874
INDEKS M -0,231 -1,223 0,232 0,281 0,079 Tidak
Signifikan
INDEKS V -0,006 -0,091 0,928 Tidak
Signifikan
SIZE 0,655 0,794 0,434 Tidak
Signifikan
Sumber data: Data yang diolah

hui bahwa tingkat pengungkapan wajib pada pengaruh yang signifikan terhadap biaya
perusahaan non likuid juga tidak memiliki modal ekuitas sehingga dugaan 2b didukung
pengaruh terhadap biaya modal ekuitas. Dil- oleh data empiris.
ihat dari tabel 4.8 nilai t hitung tingkat peng- Hasil analisis korelasi yang digunakan
ungkapan wajib adalah sebesar 0,455 yang untuk mengetahui keeratan hubungan an-
lebih rendah dari t tabel sebesar 2,0096 dan tar variabel ditunjukkan pada tabel 7 dan
nilai signifikansi tingkat pengungkapan wa- 8 dengan nilai R untuk perusahaan likuid
jib pada perusahaan likuid lebih besar dari α adalah sebesar 0,281 dan nilai R untuk pe-
= 0,05 yaitu sebesar 0,651. Hasil pengujian rusahaan non likuid adalah sebesar 0,348.
tersebut tidak mendukung dugaan 1b. Artinya bahwa keeratan hubungan an-
Pada tabel 7 dapat dilihat hasil pengu- tara variabel tingkat pengungkapan wajib,
jian secara parsial (uji t) yang menunjukkan tingkat pengungkapan sukarela dan ukuran
bahwa tingkat pengungkapan sukarela tidak perusahaan terhadap biaya modal ekuitas
memiliki pengaruh terhadap biaya modal pada perusahaan likuid dan non likuid san-
ekuitas pada perusahaan likuid. Tabel 7 gat lemah.
menunjukkan nilai t hitung untuk tingkat Nilai koefisien determinasi R2 untuk
pengungkapan sukarela pada perusahaan perusahaan likuid adalah sebesar 0,079
likuid sebesar -0,091 yang lebih besar dari t menunjukkan bahwa dukungan variabel
tabel yaitu -2,0518. Hal tersebut juga dapat tingkat pengungkapan wajib, tingkat peng-
dilihat dari nilai signifikansi tingkat peng- ungkapan sukarela dan ukuran perusahaan
ungkapan sukarela pada perusahaan likuid terhadap biaya modal ekuitas adalah sebesar
adalah sebesar 0,928 yang lebih besar dari 7,9% dan sisanya yaitu 92,1 % berasal dari
α = 0,05. Dengan demikian hasil pengujian variabel lainnya yang tidak masuk dalam
tersebut tidak mendukung dugaan 2a. model penelitian. Untuk sampel perusahaan
Selain itu pada tabel 8 dapat dilihat non likuid nilai R2 adalah sebesar 0,121 yang
bahwa nilai t hitung tingkat pengungkap- menunjukkan bahwa dukungan variabel
an sukarela pada perusahaan non likuid tingkat pengungkapan wajib, tingkat peng-
sebesar -2,467 yang lebih rendah dari nilai ungkapan sukarela dan ukuran perusahaan
t tabel sebesar -2,0096. Nilai signifikansi terhadap biaya modal ekuitas adalah sebe-
tingkat pengungkapan sukarela dalam pen- sar 12,1 % dan sisanya yaitu 87,9 % ber-
gujian tersebut sebesar 0,017 sehingga lebih asal dari variabel lainnya yang tidak masuk
rendah dari kriteria α = 0,05. Hal tersebut dalam model penelitian. Variabel lainnya
menunjukkan tingkat pengungkapan suk- yang tidak termasuk dalam model pene-
arela pada perusahaan non likuid memiliki litian dapat berupa variabel ekonomi mak-

Tabel 8: Hasil Pengujian Untuk Sampel Perusahaan Non Likuid


Variabel Koefisien t Hitung Sig. R R2 Keterangan
Konstanta 21,069
INDEKS 0,049 0,455 0,651 0,348 0,121 Tidak
M Signifikan
INDEKS V -0,123 -2,467 0,017 Signifikan
SIZE -0,291 -0,584 0,562 Tidak
Signifikan
Sumber data: Data yang diolah
437 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

Tabel 9: Data Hasil Regresi Untuk Menguji Dugaan Keempat


Kel. Koefisien Koefisien SSE Df t Keterangan
Sampel konstanta INDEKS V statistik

Likuid 2,874 -0,006 440,818 27 -0,091 Tidak Signifikan


Non 21,069 -0,123 647,421 49 -2,467 Signifikan
Likuid
Sumber data: Data yang diolah

ro seperti tingkat inflasi dan tingkat suku Hasil pengujian dugaan kedua menun-
bunga bebas risiko (suku bunga SBI). Dari jukkan bahwa tingkat pengungkapan suk-
hasil pengujian dugaan pertama dan kedua arela pada perusahaan likuid tidak berpen-
juga diketahui bahwa variabel kontrol yaitu garuh negatif terhadap biaya modal ekuitas.
ukuran perusahaan tidak memiliki penga- Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian
ruh terhadap biaya modal ekuitas. Hal ini Murni (2003). Namun pada perusahaan non
dapat dilihat dari nilai signifikansi ukuran likuid tingkat pengungkapan sukarela ber-
perusahaan pada perusahaan likuid adalah pengaruh negatif terhadap biaya modal ekui-
sebesar 0,434 dan nilai signifikansi untuk tas. Hasil pengujian ini konsisten dengan
perusahaan non likuid adalah sebesar 0,562 hasil penelitian Botosan (1997) serta Juniar-
yang lebih besar dari α = 0,05. ti dan Yunita (2003) namun tidak konsisten
Hasil pengujian dugaan pertama dengan hasil penelitian Murni (2003). Hasil
menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan penelitian ini juga menguatkan pernyataan
wajib tidak berpengaruh negatif terhadap bi- Lang dan Lundholm (1996) dalam Murni
aya modal ekuitas baik pada perusahaan li- (2003) yang menyatakan pengungkapan
kuid maupun non likuid. Hasil penelitian ini (disclosure) yang memadai akan memberi-
tidak konsisten dengan argumen-argumen kan keuntungan potensial bagi perusa-
dari penelitian terdahulu yang menyatakan haan dalam bentuk penurunan biaya modal
bahwa tingkat pengungkapan (disclosure) ekuitas.
berhubungan negatif dengan biaya modal Semakin tinggi tingkat pengungkapan
ekuitas dan tingkat pengungkapan (dis- sukarela maka biaya modal ekuitas yang
closure) berhubungan positif dengan biaya harus ditanggung perusahaan akan men-
modal ekuitas. Selain itu hasil penelitian jadi semakin rendah. Peneliti menemukan
ini juga tidak menguatkan pendapat Koma- bahwa hal tersebut hanya berlaku pada
lasari (2000) yang menyatakan bahwa lebih pengujian yang dilakukan terhadap sampel
banyak informasi yang diungkapkan pihak perusahaan non likuid. Hasil penelitian ini
manajemen maka akan menurunkan bi- sesuai dengan hasil penelitian yang dikemu-
aya modal ekuitas yang harus ditanggung kakan oleh Botosan (1997) yang menyebut-
perusahaan. kan bahwa pengaruh tingkat pengungkapan
Subroto (2003) menyebutkan bahwa sukarela terhadap biaya modal ekuitas pada
investor tidak banyak menaruh perhatian perusahaan yang diamati oleh sedikit ana-
kepada laporan tahunan secara umum dan lis keuangan lebih signifikan dibandingkan
kepatuhan perusahaan publik kepada peng- dengan perusahaan yang diikuti oleh sejum-
ungkapan wajib pada khususnya. Hal ini di- lah besar para analis keuangan. Hal terse-
duga karena para investor menganggap bah- but dikarenakan perusahaan yang diikuti
wa ketentuan pengungkapan wajib sudah oleh sejumlah besar analis lebih menggu-
merupakan suatu kewajiban yang harus dip- nakan jasa para analis keuangan dibanding-
atuhi oleh perusahaan publik. Para investor kan menggunakan laporan tahunan untuk
juga menganggap tidak ada perbedaan yang berkomunikasi dengan para investor di pas-
signifikan dalam hal pengungkap-an wa- ar modal. Namun untuk perusahaan yang
jib yang dilakukan oleh perusahaan publik diikuti oleh sedikit analis keuangan hanya
dari tahun ke tahun. Kemungkinan lainnya dapat mengandalkan laporan tahunan seb-
adalah tersedianya informasi di luar laporan agai alat komunikasi di pasar modal.
keuangan dan laporan tahunan yang lebih Kondisi yang sama juga terjadi pada
bermanfaat bagi para investor untuk pen- perusahaan likuid dan non likuid. Perusa-
gambilan keputusan investasi. haan dengan tingkat likuiditas yang lebih
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...438

tinggi, total risiko yang ditanggung oleh in- liki pengaruh terhadap biaya modal ekuitas
vestor juga lebih besar. Hal tersebut dikare- baik pada perusahaan likuid maupun peru-
nakan keuntungan per saham yang diper- sahaan non likuid. Dengan demikian tidak
oleh investor pada perusahaan likuid lebih diperlukan pengujian terhadap perbedaan
tinggi dibandingkan dengan perusahaan pengaruh tingkat pengungkapan wajib terh-
non likuid, sehingga saham perusahaan li- adap biaya modal ekuitas pada perusahaan
kuid menarik lebih banyak perhatian inves- likuid dan non likuid.
tor dan para analis keuangan (Diamond dan Data yang digunakan untuk melaku-
Verrechia, 1991 dalam Komalasari 2000). kan pengujian dugaan keempat ditunjukkan
Implikasi dari penelitian ini adalah untuk pada tabel 9.
perusahaan non likuid yang mengandalkan Berdasarkan tabel 9 persamaan regresi
laporan tahunan sebagai alat komunikasi di yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
pasar modal dengan para investor seharus- 1. Perusahaan likuid: CEC = 2,874 – 0,006
nya dapat memberikan pengungkapan yang INDEKS V
lebih memadai. Dengan adanya pengung- 2. Perusahaan non likuid: CEC = 21,069 –
kapan yang memadai oleh pihak manajemen 0,123 INDEKS V
perusahaan, maka asimetri informasi yang
Pada perusahaan likuid setiap kenaikan
terjadi antara pihak manajemen dengan para
satu satuan variabel tingkat pengungkapan
investor akan berkurang. Investor juga tidak
sukarela akan mengakibatkan penurunan
akan menuntut tingkat return yang tinggi
variabel biaya modal ekuitas sebesar 0,006
atas investasinya yang pada akhirnya dapat
satuan. Sedangkan pada perusahaan non li-
menurunkan biaya modal ekuitas yang di-
kuid, setiap kenaikan satu satuan variabel
tanggung oleh perusahaan.
tingkat pengungkapan sukarela akan men-
Ukuran perusahaan yang diproksikan
gakibatkan penurunan variabel biaya modal
dengan total aset tidak berpengaruh terha-
ekuitas sebesar 0,123. Hal ini menunjukkan
dap biaya modal ekuitas pada perusahaan
bahwa penurunan biaya ekuitas sebagai aki-
likuid dan non likuid. Hasil tersebut tidak
bat dari peningkatan tingkat pengungkapan
konsisten dengan hasil penelitian Komala-
sukarela lebih besar pada perusahaan non
sari (2000) dan Murni (2003). Kemungkinan
likuid dibandingkan dengan perusahaan
yang menyebabkan terjadinya hal tersebut
likuid. Dari data tersebut didapat t hitung
adalah para investor lebih memperhatikan
sebesar 2,32362 yang dihitung dengan ru-
tingkat likuiditas perusahaan dibandingkan
mus berikut ini (Hartono 2004):
dengan ukuran perusahaan saat melakukan
Nilai t hitung tersebut lebih besar
investasi.
dibandingkan dengan t tabel yaitu sebesar
Dugaan ketiga dan keempat diuji den-
1,9913 sehingga hasil pengujian tersebut
gan melakukan uji t yaitu membandingkan
signifikan dan dugaan keempat diterima.
beda dua koefisien regresi. Namun peneliti
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
tidak melakukan pengujian terhadap dugaan
perbedaan pengaruh tingkat pengungkapan
ketiga karena dari hasil regresi untuk men-
sukarela terhadap biaya modal ekuitas an-
guji dugaan pertama diperoleh bukti bahwa
tara perusahaan likuid dan non likuid.
tingkat pengungkapan wajib tidak memi-

Keterangan:
= parameter of estimate untuk regresi pertama dan kedua

SSE(1) dan SSE(2) = sum of squared errors of the regression pertama dan kedua
df(1) dan df(1) = degree of freedom regresi pertama dan kedua
t(1) dan t(2) = t-statistik hasil regresi pertama dan kedua
439 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 3, Desember 2012, Hlm. 424-440

Dugaan ketiga tidak diuji karena hasil kuid dapat membahayakan posisinya dalam
pengujian dugaan pertama telah menun- kompetisi (Singhvi dan Desai 1971 dalam
jukkan bahwa tingkat pengungkapan wajib Mardiyah 2001).
tidak berpengaruh terhadap biaya modal
ekuitas baik pada perusahaan likuid mau- SIMPULAN
pun non likuid. Hasil pengujian dugaan Simpulan dari penelitian ini menun-
keempat menunjukkan bahwa pengaruh jukkan bahwa tingkat pengungkapan wajib
tingkat pengungkapan sukarela terhadap bi- tidak berpengaruh negatif terhadap biaya
aya modal ekuitas pada perusahaan likuid modal ekuitas pada perusahaan likuid dan
dan non likuid memiliki perbedaan yang sig- non likuid yang terdaftar di BEI. Sedangkan
nifikan. Pengujian ini menunjukkan hasil tingkat pengungkapan sukarela tidak ber-
yang konsisten dengan hasil penelitian Bo- pengaruh negatif terhadap biaya modal ekui-
tosan (1997), namun tidak konsisten dengan tas pada perusahaan likuid yang terdaftar di
hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniarti BEI. Namun tingkat pengungkapan sukarela
dan Yunita (2003). Hasil penelitian ini men- berpengaruh negatif terhadap biaya modal
dukung pendapat Komalasari (2000) yang ekuitas pada perusahaan non likuid yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan terdaftar di BEI. Selain itu penelitian ini juga
memiliki perbedaan pengaruh terhadap bi- menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan
aya modal ekuitas. Semakin besar ukuran wajib tidak berpengaruh negatif terhadap
perusahaan maka biaya modal ekuitas akan biaya modal ekuitas baik pada perusahaan
semakin rendah, dan semakin kecil ukuran likuid maupun non likuid yang terdaftar di
perusahaan maka biaya modal ekuitas akan BEI. Terdapat perbedaan pengaruh tingkat
semakin meningkat. pengungkapan sukarela terhadap biaya
Kemungkinan yang terjadi atas ha- modal ekuitas pada perusahaan likuid dan
sil pengujian dugaan keempat adalah ter- non likuid yang terdaftar di BEI.
dapat perbedaan sumber informasi tentang Keterbatasan dari penelitian ini adalah
kondisi keuangan perusahaan publik yang terletak pada metode pemilihan sampel den-
digunakan oleh para investor dalam men- gan menggunakan metode purposive sampling
gambil keputusan investasi. Pada peru- menjadikan sampel yang terpilih berjumlah
sahaan likuid, laporan tahunan memiliki sedikit. Berdasarkan kriteria yang digunak-
peranan yang kurang relevan bagi para in- an hanya 84 emiten yang memenuhi krite-
vestor dalam mengambil keputusan. Oleh ria dari periode 2005 sampai dengan 2007.
karena itu, para investor akan berusaha Dari 84 sampel tersebut dibagi lagi menjadi
mencari informasi keuangan perusahaan li- dua kelompok sampel yaitu 31 sampel likuid
kuid melalui insider trading, analis keuan- dan 53 sampel non likuid. Jumlah tersebut
gan, RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) mungkin tidak dapat menggambarkan ke-
dan pengumuman informasi lainnya yang adaan populasi yang sesungguhnya. Selain
tersedia di pasar modal ataupun media lain- itu penelitian ini tidak memasukkan variabel
nya (Hartono, 2003:373). Sedangkan pada lainnya yang juga mungkin berpengaruh ter-
perusahaan non likuid para investor hanya hadap biaya modal ekuitas, seperti variabel
bisa mengandalkan laporan tahunan untuk ekonomi makro. Disisi lain pemakaian CAPM
mendapatkan informasi keuangan dan non sebagai proksi dari biaya modal ekuitas
keuangan karena perusahaan non likuid mengandung beberapa kelemahan seperti
memiliki sumber daya yang terbatas un- yang diungkapkan Botosan (1997) dalam Ko-
tuk melakukan disclosure yang terperinci. malasari (2000). Kelemahan tersebut antara
Pengungkapan informasi tambahan yang lain, CAPM kurang tepat digunakan sebagai
dilakukan oleh perusahaan non likuid akan proksi cost of equity capital mengingat ia ti-
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain dak mencerminkan keterkaitannya secara
itu pengungkapan yang mendetail mengenai langsung dengan disclosure yang dilakukan
kondisi perusahaan pada perusahaan non li- oleh perusahaan emiten.
Wulandari, Atmini, Pengaruh Tingkat Pengungkapan Wajib dan Pengungkapan...440

DAFTAR RUJUKAN Juniarti, F.Y. 2003. Pengaruh Tingkat Dis-


Bapepam. 2000. Pedoman Penyajian Laporan closure Terhadap Biaya Ekuitas. Jurnal
Keuangan. (Online), (http://www. ba- Akuntansi dan Keuangan. (Online), Vol5
pepam.go.id/old/ hukum/peraturan/ No2 (http://www.digilibpetra.ac.id).
emiten/VIII.G7.PDF). Diunduh tanggal Diunduh tanggal 15 September 2008.
19 Februari 2009. Khomsiyah. 2003. “Hubungan Corporate
Anonim 1996. Pedoman Penyajian Laporan Governance dan Pengungkapan Infor-
Tahunan. (Online), (http://www. ba- masi: Pengujian Secara Simultan. Sim-
pepam.go.id/old/ hukum/peraturan/ posium Nasional Akuntansi VI”. Sura-
emiten/VIII.G7.PDF), diakses 28 Janu- baya.
ari 2009. Komalasari, P.T. 2000. “Asimetri Informasi
Botosan, C.A. 1997. “Disclosure Level and dan Cost Of Equity Capital”. Simposium
the Cost of Equity Capital”. The Ac- Nasional Akuntansi III. Jakarta.
counting Review. Vol 72, No3 hal. 323- Mardiyah, A.A. 2001. “Pengaruh Informasi
349. Asimetri dan Disclosure terhadap Cost
Fitriany. 2001. “Signifikansi Perbedaan of Capital”. Simposium Nasional Akun-
Tingkat Kelengkapan Pengungkapan tansi IV. Bandung.
Wajib dan Sukarela Pada Laporan Marwata. 2001. “Hubungan Antara Karak-
Keuangan Perusahaan Publik Yang teristik Perusahaan dan Kualitas Ung-
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Sim- kapan Sukarela dalam Laporan Tahu-
posium Nasional Akuntansi IV. Band- nan Perusahaan Publik di Indonesia”.
ung. Simposium Nasional Akuntansi IV.
Gulo, Y. 2000. “Analisis Efek Luas Pengung- Bandung.
kapan Sukarela Dalam Laporan Tahu- Murni, S.A. 2003. Pengaruh Luas Pengung-
nan Terhadap Cost Of Equity Capital kapan Sukarela dan Asimetri Informasi
Perusahaan”. Jurnal Bisnis dan Akun- Terhadap Cost Of Equity Capital Pada
tansi. Vol 2, No 1 April, hal 45-62. Perusahaan Publik di Indonesia. Simpo-
Gunawan, Y. 2000. “Analisis Pengungkapan sium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Informasi Laporan Tahunan Pada Pe- Prakoso, Y. 2008. Capital Aset Pricing Mod-
rusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek els. (Online), (http://www.sahambei.
Jakarta”. Simposium nasional akuntna- co.id). Diunduh tanggal 20 September
si III. Jakarta. 2008.
Huda, N. 2006. “Analisa Hubungan Antara Sari, R.S. (2005). Pengaruh Pengungkapan
Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Sukarela dan Ukuran Perusahaan Ter-
Sukarela Laporan Keuangan Tahu- hadap Biaya Modal Ekuitas Pada Pe-
nan Dengan Tingkat Lukuiditas Dan rusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Tingkat Leverage Perusahaan Pub- Jakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
lik Yang Terdaftar di BEJ”. Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas
Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
Brawijaya. Subroto, B. 2003. Faktor-Faktor yang Mem-
Husnan, S. dan E. Pudjiastuti. 1998. Dasar- pengaruhi Kepatuhan Kepada Ke-
Dasar Manajemen Keuangan. Yogya- tentuan Pengungkapan Wajib Oleh
karta. UPP AMP YKPN. Perusahaan-Perusahaan Publik dan
Indriantoro, N dan B. Supomo. 2002. Implikasinya Terhadap Kepercayaan
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Para Investor Di Pasar Modal. Disertasi.
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakar- Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
ta. BPFE. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Per-
Hartono, J. 2003. Teori Portofolio dan Anali- ekayasaan Pelaporan Keuangan. Yog-
sis Investasi. Yogyakarta. BPFE. yakarta. BPFE.
Hartono, J. 2004. How,Why, and When Inves- Utami, W. 2005. “Pengaruh Manajemen Laba
tors Revise Their Beliefs to Company In- Terhadap Biaya Modal Ekuitas (Studi
formation and Their Implication to Firm’s Pada Perusahaan Publik Sektor Manu-
Announcement Policy. Yogyakarta. Andi faktur)”. Simposium Nasional Akuntansi
VIII. Solo.

Anda mungkin juga menyukai