Anda di halaman 1dari 20

10/20/2019

1. Mengetahui jenis-jenis motor induksi 3 fasa yg ada & pengertian


umum ttg motor induksi 3 fasa.

2. Mengetahui konstruksi motor induksi 3 fasa

3. Mengetahui perbedaan konstruksi antara motor sangkar & motor


slip ring

4. Mengetahui prinsip kerja motor induksi 3 fasa

5. Mengetahui proses terjadinya medan putar & putaran rotor motor


induksi 3 fasa

6. Mengetahui apakah yg dimaksud dengan Slip motor induksi

1
10/20/2019

Jenis Mesin Listrik


Trafo 1 Phasa

Transformator Trafo 3 Phasa


𝒅𝝋
𝒆 = −𝑵 Trafo Instrumen
𝒅𝒕 3 Phasa
Motor Asinkron
( M Induksi ) 1 Phasa
Motor AC
Motor Sinkron 3 Phasa
Mesin Listrik Motor
Motor DC M DC Seri
M DC Shunt 1 Phasa
𝑭 = 𝑩 𝑰 𝒍 𝐬𝐢𝐧 ∅
M DC Compound
M DC Terpisah
G. Sinkron 3 Phasa
Generator Generator AC
1 Phasa
𝒆 = 𝑩 𝒍 𝒗 𝐜𝐨𝐬 ∅ G. Asinkron
Generator DC

Umum
• Motor induksi adalah suatu peralatan listrik yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik dengan prinsip induksi
elektro magnetik

• Motor induksi 3 fasa banyak digunakan dalam beberapa


aplikasi industri dan mempunyai :
• Keuntungan a.l :
• Self starting
• Biaya konstruksinya murah
• Handal ditinjau dr sisi mekanisnya
• Kecepatannya cenderung konstan
• Tidak membutuhkan sumber khusus utk rotornya

• Kelemahan a.l :
• Pengaturan kecepatannya tidak mudah
• Arus Startingnya bisa mencapai 5 - 8 dari full load current
• Mempunyai power faktor yg rendah & lagging saat dibebani dng beban
yg rendah.

2
10/20/2019

Motor asinkron terdiri dari dua bagian yaitu :


a. STATOR adalah bagian dari motor yang tidak bergerak
(statis). Pada stator ini dibangkitkan medan putar
yang dihasilkan dari kumparan stator yang diberi
suplay bolak-balik (AC).
b. ROTOR adalah bagian yang berputar dari motor.

Rotor ada dua jenis yaitu, rotor sangkar (squirrel cage)


dan rotor belit (wound rotor).

3
10/20/2019

Iron Core

Supply 3 Phase
2 Kutub 4 Kutub

4
10/20/2019

• Motor induksi 3 fasa berputar berdasarkan prinsip induksi


elektromagnetik, sesuai dengan rumus :

F = B. I. L sin 
• Gaya putar dr motor (F) dihasilkan dari hasil interaksi antara medan putar (B) yang
dihasilkan oleh stator dengan arus rotor (I) di penghantar rotor (L). Arus rotor
timbul dikarenakan adanya tegangan induksi di rotor yg dihasilkan dr hasil
perpotongan antara medan putar dengan penghantar di rotor. Jika penghantar rotor
dlm keadaan tertutup (short circuit) maka akan menghasilkan arus rotor.

• Medan putar pada stator yang terhubung  ( star ) atau  ( delta ) timbul bila 3
kumparan stator yg dipasang dengan jarak 1200 listrik dihubungkan dengan sumber
listrik AC 3 phasa.

5
10/20/2019

t1 t2 t3 t4

120o

R1

S2 T2

T S
T1 S1

R2

6
10/20/2019

Nr

V1 I1 Medan Putar + Belitan GGL I2


Stator Stator (stator) Rotor Rotor Rotor

Putaran Torsi Gaya F


Rotor Rotor Rotor

7
10/20/2019

• Sesuai dengan prinsip kerja di atas jika kopel mula ( T start) dr motor mampu untuk
memutar poros rotor, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar.

• Putaran rotor (Nr) selalu lebih kecil dari medan putar (Ns), karena besarnya daya pada
rotor selalu lebih kecil dibandingkan daya di stator dikarenakan adanya rugi elektris
maupun mekanis pada motor induksi.

• Selain itu jika Ns = Nr maka tidak ada perbedaan relatif antara Nr dengan Ns maka
akan menyebab tidak timbulnya ggl induksi (e) pada rotor sehingga tidak akan timbul
arus pada rotor (I) yang berakibat tidak dihasilkan gaya putar (F) pd motor.

• Perbedaan relatif antara ns dengan nr disebut slip pada motor induksi timbul adanya
perbedaan kecepatan antara Ns dan Nr. Besarnya kecepatan stator Ns dpt dihitung
dengan rumus sbb :

• Besarnya Slip dpt dihitung dengan rumus :

• Besarnya slip antara 0 < Slip <= 1 & bervariasi terhadap beban yg dipasang pd poros
motor. Saat beban nol maka besarnya slip akan mendekati 0 & semakin besar beban
dipasang pada motor maka kecepatan motor (Nr) akan semakin berkurang & semakin
besar slip dari motor. Jika beban motor sangat besar melebihi kemampuan daya
motor (overload) maka motor akan berhenti (Nr = 0) & slip akan mencapai 1.

8
10/20/2019

1. Mengetahui rangkaian ekuivalen dari motor induksi 3 fasa &


bagaimana cara mendapatkan parameter-parameternya

2. Mengetahui proses percobaan DC Test

3. Mengetahui proses percobaan No Load & Blocked Rotor Test

4. Mengetahui bagaimana aliran daya pada motor induksi 3


fasa

5. Mengetahui bagaimana menentukan effisiensi motor induksi


3 fasa

Keterangan :
V1 : Tegangan masukan stator ( V ) Rc : Tahanan inti besi (Ω)
R1 : Tahanan belitan stator (Ω) Xm : Reaktansi pemagnetan (Ω)
X1 : Reaktansi bocor stator (Ω) I1 : Arus stator (A)
R’2 : Tahanan belitan rotor ditinjau dari sisi stator (Ω) I’2 : Arus rotor ditinjau dari sisi stator (A)
X’2 : Reaktansi bocor rotor ditinjau dari sisi stator (Ω) s : Slip

9
10/20/2019

Penentuan parameter motor induksi dilaksanakan dengan menggunakan 3


percobaan antara lain :
a. Pengukuran Tahanan Stator & Rotor (utk M Slip ring) – DC Test
b. Pengukuran Beban Nol
c. Pengukuran Block Rotor Test

1. Pengukuran Tahanan Stator (R1) & Rotor (R2).


Pada pengukuran tahanan R1 & R2 (MSR) dapat
dilakukan dengan pengukuran ohm meter atau dengan
metode volt-ampere. Saat pengukuran dengan metode
volt-ampere, tegangan DC diberikan ke belitan stator
atau rotor motor induksi (utk MSR) & pd metode ini
reaktansi belitan motor sama dengan nol karena
frekuensi = 0. Pada pengukuran ini akan didapatkan R1
& R2 ( utk MSR )

U2 V2 W2

M
3~

U1 V1 W1

U
CT1 CT2

U U
I1 PR PT
I I

R S T
3 x 0-220 V ~

P 3fasa = Pr ± Pt

10
10/20/2019

Pada pengujian tanpa beban, motor induksi diputar dengan menghubungkan motor
pada sumber tegangan 3 fasa dengan tegangan input nominal & frekuensi nominal dan
dalam kondisi tanpa beban .

Pada pengukuran tanpa beban nr ≈ ns, sehingga S ≈ 0 & menyebabkan nilai resistansi
R 2'
1  s 
pada s
menjadi sangat besar sehingga arus I’2 menjadi kecil dan rangkaian
ekuivalen motor induksi saat tanpa beban ini spt ditunjukkan pada gambar 1.
Pada keadaan motor induksi tanpa beban, Rc<Xm, maka Rc dapat diabaikan
sedangkan Xm tdk diabaikan krn arus Im cukup besar (30 – 50)% dr I nominal (sesuai
standar IEEE) maka gbr rangkaian ekuivalen akan spt gambar 2.

Im

ITB
Gbr 1
X1
RTB

XTB Xm
VTB

Gbr 2

Contoh : Contoh :
Jika diasumsikan stator terhubung Bintang Jika diasumsikan stator terhubung Delta &
& arus yg terukur adalah arus line arus yg terukur adalah arus line

ITB ITB

ZTB
ZTB
VTB

Vfasa VTB
Z TB / fasa  
I fasa 3 I TB
P fasa PTB / 3
RTB /fasa  2
 2
I fasa I TB
ZTB = RTB + j XTB ;
XTB = √(ZTB2 - RTB2) = X1 + Xm

11
10/20/2019

Pada pengujian rotor ditahan (Block Rotor Test), rotor ditahan sehingga tidak berputar.
Motor dihubungkan dengan sumber tegangan yang diatur dari tegangan kecil sampai arus
stator mencapai arus nominal, Pada keadaan ini slip s = 1; sehingga R 2 ' 1  s  sama
s
dengan nol. Karena harga Rc & Xm jauh lebih besar dan V1 kecil sehingga Im kecil, maka
dari itu hampir seluruh arus mengalir melalui R2’ dan X2’ & tidak melalui impedansi
pemagnetan (Rc & Xm).

Dari pengujian dapat dihitung :

PBR
R BR 
VBR 3.I 2 nom
Z BR 
3.I nom
X BR  Z BR
2
 RBR
2

Impedansi, Resistansi & Reaktansi keadaan rotor ditahan adalah :


ZBR = Z1 + Z2’ = Z ek
XBR = X1 + X2’ = X ek
RBR = R1 + R2’ = R ek

Besarnya tahanan rotor :


R2’ = RBR - R1
Besarnya reaktansi bocor rotor :
X2’ = XBR - X1 atau ditentukan berdasarkan tabel IEEE 112 di bawah ini.
Untuk menentukan besarnya X1 dan X2’ maka ditentukan dari jenis motor induksi,
seperti ditunjukkan dalam Tabel IEEE 112 di bawah ini.

Motor Class Description X1/(X1+X2’) X2’/(X1+X2’)

A Normal starting torque, normal starting current 0,5 0,5


B Normal starting torque, low starting current 0,4 0,6

C High starting torque, low starting current 0,3 0,7

D High starting torque, high slip 0,5 0,5

Wound rotor Performance varies with rotor resistance 0,5 0,5

12
10/20/2019

Pada perhitungan R2’ sebelumnya, besarnya Xm diabaikan. Jika harga Xm tidak


diabaikan sesuai yg direkomendasikan oleh IEEE maka besarnya RBR adalah
penjumlahan antara R1 dengan R dimana R adalah komponen impedansi dari jumlah
parallel antara R2’+jX2’ dengan Xm seperti terlihat pd gambar di bawah :

1
2
3 4

1 2 3 4
Daya Input Daya Input Daya Mekanik Daya Poros
ke Stator ke Rotor

13
10/20/2019

Daya Input Stator


( P in )

P out
 x 100 %
P in

• Terdapat 2 metode penentuan effisiensi motor induksi 3 fasa antara lain :


a. Metode Langsung ( Direct Method)

P out

P in

b. Metode Tidak Langsung ( Indirect Method)

P out P out
 
P in P out  Total Losses

14
10/20/2019

TUJUAN 3
1. Mengetahui cara & jenis starting motor induksi 3
fasa

2. Mengetahui karakterisik umum dari motor induksi 3


fasa

3. Mengetahui cara & jenis pengaturan kecepatan


motor induksi 3 fasa

• Starting motor pd tegangan input nominal menimbulkan I start yg sangat besar


(5-8 x I nominal) sehingga dapat menyebabkan beberapa efek a.l drop
tegangan sekejap ( flicker/tegangan SAG) pada saluran. Flicker dapat
mengakibatkan peredupan pada lampu penerangan saat terjadi starting dan
juga dapat berpengaruh pada motor-motor dan beban lainnya jika besar &
durasi tegangan SAG melampaui standar yang ada.

• Untuk mengatasi kondisi tersebut di atas, maka terdapat beberapa macam cara
starting a.l:
a. D O L (Direct On Line )
b. Starting Y-D
c. Primary Resistor Starting
d. Secondary Resistor Starting
e. Reactor Starting
f. Auto Transformer Starting
g. Starting Part-Winding

15
10/20/2019

Full Load
Slip

Terdapat bermacam-macam cara pengaturan kecepatan motor induksi


3 fasa antara lain :

1. Pengaturan Tegangan Suply


2. Pengaturan Tahanan Rotor
3. Pengaturan Frekuensi f
Ns  120
4. Pengaturan Kutub p
a) 1 set lilitan stator (consequent stator winding): motor Dahlander
b) 2 set lilitan stator (multiple stator winding): motor Double Speed

16
10/20/2019

TUJUAN 4
1. Mengetahui jenis & cara pengereman motor induksi 3 fasa
2. Mengetahui pengaruh tegangan tidak seimbang pada motor induksi
3 fasa

Terdapat empat macam metoda pengereman motor induksi sebagai


berikut:
1. Mekanik
2. Dinamik
3. Regeneratif
4. Plugging

17
10/20/2019

Plug Braking (Plugging)


merupakan pengereman
motor dengan cara
membalikkan salah satu fasa
dr sumber sehingga motor
berbalik arah putar &
membentuk daya
perlambatan.

• Pengereman Dinamik adalah pengereman dengan


cara menginjeksi sumber DC pada lilitan stator
dari motor untuk mempercepat proses
demagnetisasi pada kumparan stator setelah
suplai ke stator diputus.
• Pengereman dinamik terkadang disebut juga
sebagai pengereman elektronik.

18
10/20/2019

• Pengereman regeneratif terjadi saat kecepatan motor


induksi diatas kecepatan sinkron & akan merubah
motor menjadi sebuah generator induksi dan
membentuk daya torsi pengereman.
• Energi yang dibentuk motor yg berubah menjadi
generator tersebut akan dialirkan kembali menuju
saluran suply.

• Pengereman mekanik dilaksanakan menggunakan


sepatu rem (kampas rem) & juga membantu proses
pengereman lainnya yang tidak mampu untuk
membawa motor hingga berhenti dengan cepat.
• Sebagai contoh, dengan menggunakan rem dinamik
maka tidak akan bisa memberhentikan motor secara
total sehingga diperlukan penggunaan rem mekanik
utk menghentikan putaran motor setelah daya
diputus hubungkan.

19
10/20/2019

R2

rpm

I2
U2 V2 W2
A A
F2 A2
K
L
G TG M
M

F1 A1
U1 V1 W1

U
T1 T2
S
U U
I1 PR PT
I I
- +
220 V
F
K

R S T
3 x 0-220 V ~
RB
F

20

Anda mungkin juga menyukai