PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GAKI iodium meningkat secara bermakna dalam air susu dan daging yang
pada gilirannya kelak akan bertindak sebagai wahana pembawa
Program iodisasi garam merupakan program jangka panjang untuk iodium bagi konsumen. penanggulangan Ganguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI ) , Upaya untuk mencegah GAKI ternyata memiliki banyak hambatan cara ini dianggap yang paling sederhana dan aman, karena secara antara lain bahwa di Indonesia garam dapur di produksi oleh rakyat fisiologis memberikan iodium melalui makanan. Pengobatan GAKI yang tersebar disepanjang pantai Indonesia, sedangkan upaya tidak memberikan hasil yang memuaskan, yang terpenting dan fortifikasi iodium harus dilaksanakan di pabrik dengan kontrol dan memberikan hasil baik adalah upaya pencegahan. Upaya pengawasan yang ketat. Selain itu, pada penyuntikan lipiodol biaya pencegahan itu dilakukan dengan tiga cara : yang diperlukan terlalu mahal dan memerlukan dukungan logistik 1. Penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular (alat suntik, tenaga pelaksana yang terlatih, transport obat yang dengan dosis 2 ml. Dosis ini diberikan kepada anak-anak dan kepada menjamin tidak menyebabkan penurunan kadar preparat) dan sistem ibu usia subur terutama pada ibu hamil. Penyuntikan ini merupakan pemeliharaan data hasil monitoring. upaya pencegahan sementara karena hanya menyediakan iodium Beberapa faktor penghambat program iodinasi: dalam jangka waktu 6 bulan. 1. Harga garam beriodium yang jauh lebih mahal dibandingkan 2. Distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KJO3) , dengan garam non-iodium membuat banyak masyarakat penderita tetapi ternyata kurang stabil karena mengalami kerusakan oksidatif, lebih memilih garam non-iodium untuk konsumsi sehari-hari. terutama jika terkena sinar matahari di udara terbuka. Saat ini 2. Minat masayarakat penderita yang rendah akan garam beriodium. digunakann KJO3 yang ditambahkan pada garam dapur (NaCl) Selain karena harganya yang dianggap lebih mahal, hal ini juga dengan dosis 30.000 mg per kg garam. Penyediaan garam beriodium disebabkan karena masih sangat kurang kampanye kesehatan ini harus dibarengi oleh penyuluhan kepada masyarakat dan mengenai pentingnya mengkonsumsi garam beriodium, terutama ditopang oleh peraturan dimana GAKI menjadi endemik. daerah-daerah endemik. 3. Suplementasi iodium pada binatang ternak. Peningkatan aras 3. Kurangnya kesadaran produsen untuk memproduksi garam beriodium. Tingginya biaya produksi mengkin menjadi penyebab endemik dan ditopang oleh Peraturan Daerah yang hanya utama hal ini. Kondisi masayarakat yang cenderung untuk membeli mengizinkan perdagangannya garam beriodium di daerah-daerah garam yang lebih murah harganya, membuka kesempatan untuk endemik tersebut. Pada bahan-bahan yang dapat menghambat bersaing secara tidak sehat, diantaranya dengan memproduksi garam penyerapan iodium harus mendapatkan perhatian dan sebaiknya beriodium yang tidak memenuhi syarat. diteliti lebih jauh, terutam bagi wilayah yang menggunakan 4. Lemahnya pengawasan mutu yang dilakukan pemerintah. singkong sebagai konsusmsi utama. Semua hal ini jika berjalan Meskipun berbagai peraturan sudah ada, namun tidak adanya sanksi dengan lancar diharapkan dapat menurunkan penderita GAKI. yang tegas dan jelas mengundang produsen untuk menghasilkan Pemilihan cara intervensi didasarkan pada derajat keparahan atau produk yang tidak memenuhi syarat. keendemisan GAKI: 5. Distribusi garam beridoium masih terbatas, sehingga masih • GAKI derajat ringan, kisaran prevalensi pada anak sekolah 5 – banyak daerah endemik yang belum memperolehnya. 20% dan kadar iodium dalam urin 3,5 – 5,0 μg/dl; dapat dikoreksi Kondisi GAKI tidak saja karena defisiensi primer dari zat gizi dengan pemberian garam beriodium sebanyak 10 – 25 mg/kg. GAKI iodium. Ada kemungkinan terdapat bahan-bahan yang menghambat yang ringan ini biasanya akan lenyap dengan sendirinya bila status penyerapan iodium atau menghambat penggunaanya oleh sel-sel ekonomi penduduk ditingkatkan. kelenjar gondok. Misalnya saja zat organik yang terdapat pada sawi • GAKI derajat sedang, prevalensi gondok mencapai angka 30%, cina yang menghambat pengikatan iodium pada rongga usus kadar iodium dalam urin 2,0 – 3,5 μg/dl; dapat dikoreksi dengan sehingga tidak dapat terserap oleh tubuh, HCN pada singkong dan garam beriodium sebanyak 25 – 40 mg/kg; dengan catatan bila kacang-kacangan yang dibebaskan dari glukosida cyanogenik dan garam tersebut dapat diproduksi dan disebar secara efektif. Jika didetoksifikasi di hati menjadi HCNS, zat ini menghambat iodium tidak mungkin, lebih baik diberi minyak beriodium yang bisa diberi masuk ke kelenjar thyroid. secara oral atau suntikan melalui puskesmas. Segala upaya yang dilakukan seperti penyuntikan lipiodol dan • GAKI berat, dengan prevalensi gondok 30% atau lebih, kretin distribusi garam dapur harus ditunjukkan pada daerah-daerah endemis 1 – 10% dan kadar iodium urin kurang dari 2,0 μg/dl; harus diberi minyak beriodium baik secara oral suntikan. Dosis oral diberikan setiap 3, 6 dan 12 bulan. Suntikan dilakukan setiap 2 tahun. Pada kenyataannya, pemberian secara oral baru berhasil bila “penderita” bisa dihubungi setidaknya setahun. Oleh karena itu, preparat suntikan lebih disukai.