Anda di halaman 1dari 5

1.

Utama dan yg Paling utama


Asuhan Keperawatan : kayaknya udah diluar otak semua,,, secara di perkuliahan tentunya
udah sering tuh yg namanya bikin Askep. "From the start to the Result" . maksudnya dari
mulai pengkajian sampai dengan Evaluasi akhir. Biasanya diberikan dalam bentuk cerita.
Sepertinya tidak usah di bahas terlalu dalam PERAWAT pasti udah ADVANCE bikin
ASKEP.

2. Pelajari dan Kuasai PERHITUNGAN CAIRAN INFUS


Masih inget gakkkk, Klo gak inget nih ADMIN kasih Formulanya :

RUMUS MENCARI JUMLAH TETESAN TIAP MENIT


Jumlah cairan yg dibutuhkan x Faktor tetesan
-----------------------------------------------------
Waktu yg ditentukan dlm Jam x 60 Menit

RUMUS MENCARI LAMANYA DLM JAM


Jumlah cairan yg dibutuhkan x Faktor tetesan
----------------------------------------------------
Tetesan yg ditentukan dlm (jam) x 60 Menit

RUMUS MENCARI VOLUME / JUMLAH CAIRAN YG DIBUTUHKAN


Jam x Tetesan yg dibutuhkan x 60 Menit
----------------------------------------------
Faktor tetesan

3. Pelajari perhitungan DOSIS OBAT


Contoh
Seorang bayi mendapatkan suntikan amoxylin via IM dengan dosis 150mg. Berapa Jumlah
obat yg disuntikkan bila sediaan obat 1 gr di encerkan 5ml aquades ?

Jawab
Dosis yg dibutuhkan = 150 mg
dosis sediaan 1 gr = 1000mg
jumlah obat setelah di encerkan = 5ml

Rumus
Dosis Instruksi x Kuantitas
----------------
Dosis Sediaan

150 x 5ml
----------------
1000

Jadi 0,75ml.

4. Pahami 5 Jenis obat Masing-masing (Antibiotik, Antipiretik, Antiemetik, antiviral,


Analgetik)
5. Pelajari dan kuasai Tekhnik memasang Sonde, 5 Cara dan Lokasi Penyuntikkan. PPGD or
BTCLS (Bagi yg minat Unit Gawat Darurat)

6. Tekhnik Aseptic dan Anti Septic

Demikian Penjabarannya semoga membantu

Hitung dengan tepat dosis obat yang akan diberikan sesuai dengan resep

Permintaan dosis obat biasanya ditulis dalam angka-angka matematika, begitupula dengan
sediaan obat yang ada. Perawat harus dapat menghitung dosis obat yang akan diberikan pada
klien, walaupun pada beberapa obat sangat berbeda antara sediaan obat dengan dosis obat
yang akan diberikan. Bila dosis obat yang diinginkan sama dengan dosisi obat yang tersedia,
gunakan rumus berikut untuk menghitung dosis obat :

Contoh 1:

Bp. R membutuhkan 400 mg antibiotic sesuai dengan resep yang ada, tablet
antibiotic yang tersedia adalah 200 mg. Berapa tablet antibiotic yang
perawat harus berikan pada Bp. R ?
Jawab :

 Jika tablet yang harus diberikan = X Tablet.


 Diketahui: 1 tablet = 200 mg
 Maka:
 X = 400 mg/tablet
 X= 400 mg /200 mg
 X = 2 tablet

200 mg = 400 mg

1 X&&& tablet

Contoh 2 :

Ibu S, 65 tahun, harus diberikan obat antiaritmia (digoksin) sebanyak 0,25 mg per intra vena
(IV). Pada vial / kemasan obat tersebut tertulis 0,125 mg = 1 cc. Berapa cc digoksin yang
harus perawat berikan untuk Ibu S ?
Jawab :

Dosis digoksin yang harus Ibu S terima = X cc.

0,125 mg = 0,25 mg
1 cc X
0,125X = 0,25
X = 2 cc

Menghitung dosis pada anak

Dosis obat yang diberikan pada anak-anak dihitung berdasarkan berat badan anak atau luas
permukaan tubuh anak. Kebanyakan obat-obat tersebur diproduksi khusus untuk anak
sehingga tidak dihitung dengan cara yang sama pada orang dewasa. Perhatikan ukuran dan
laju metabolisme pada anak, kaena hal ini sangat berpengaruh pada reaksi terapi obat yang
diharapkan. Observasi selalu respon yang terjadi sehingga dosis yang diberikan dapat
disesuaikan dengan kondisi anak.

Contoh :
An. P, 2 tahun, membutuhkan paracetamol untuk menurukan panas tubuhnya.Berat badan (BB) An. P 10 kg
Dalam kemasan obat tercantum dosis untuk anak adalah 10 mg/KgBB.
Jawab: Misalkan Anak. P membutuhkan = a mg Paracetamol.

Maka a= 10 mg X 10 Kg = 100 mg

Gunakan prosedur yang sesuai dan aman, ingat prinsip 5 benar dalam pengobatan

Setelah memvalidasi dan menghitung dosis obat dengan benar, pemberian obat dengan akurat
dapat dilakukan berdasarkan prinsip 5 benar, yaitu :

PRINSIP 5 BENAR PENGOBATAN :

1. Benar Klien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis Obat
4. Benar Waktu Pemberian
5. Benar Cara Pemberian

Benar Klien

Benar klien berarti bahwa obat yang diberikan memang benar dan sudah dipastikan harus
diberikan kepada klien yang bersangkutan. Kesalahan identifikasi klien dapat terjadi jika
terdapat 2 orang klien dengan nama yang sama atau mirip berada pada satu ruangan atau unit.
Untuk menghindari kesalahan pemberian, cocokkan selalu nama klien pada papan nama di
tempat tidur klien dengan catatan rekam medik

Benar Obat

Benar yang kedua adalah benar obat, yang berarti obat yang diberikan adalah obat yang
memeng diminta untuk diberikan kepada klien tersebut sesuai dengan dosis yang diinginkan
tim medis. Kesalahan pemberian obat dapat terjadi ketika dalam situasi :
Farmasist atau apoteker salah memberikan obat dengan obat yang hamper sama dengan obat
yang dipesankan

Apoteker atau perawat salah memberikan obat yang mempunyai nama / merk sama dengan
obat yang dimaksud

Tim medis atau pemberi resep salah menuliskan obat atau obat tersebut tidak sesuai dengan
klien

Perawat memberikan obat yang tidak dipersiapkan oleh perawat sendiri

Perawat salah mengidentifikasi obat

Untuk mengurangi kesalahan pemberian obat dapat digunakan sistem “dosis obat per unit”,
yaitu pemberian obat yang telah dipersiapkan dan diberikan label oleh perawat atau apoteker
yang bersangkutan., memeriksa kembali label obat yang akan diberikan dengan catatan
pemberian obat, mengetahui nama generic atau merk dagang obat serta manfaat obat tersebut
diberikan kepada klien, dan mendengarkan dengan teliti komentar klien tentang obat yang
diberikan, misalnya “ ini tidak seperti obat yang kemarin saya minum.”
Bila mendengar hal demikian, segera tarik obat yang akan diberikan dan cocokkan dengan
catatan pemberian obat atau order obat.

Benar Dosis Obat

Benar dosis obat berarti obat yang diberikan memang dosis yang diinginkan oleh tim medis
dan dosis tersebut telah sesuai untuk klien. Kesalahan dosis obat dapat terjadi bila tim medis
memberikan obat yang tidak sesuai dengan klien, apoteker salah mengeluarkan jumlah obat,
perawat salah memberikan dosis obat, perawat atau asisten perawat salah menuliskan kembali
obat-obatan yang diresepkan oleh tim medis.

Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-sama
mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim
medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat. Lakukan pengecekkan ulang
terhadap dosis obat yang diberikan bila :

 Klien mengatakan bahwa dosis obat berubah dari biasanya


 Beberapa obat harus diberikan dalam waktu yang bersamaan
 Dosis obat yang diinginkan dalam jumlah yang besar
 Jumlah sediaan obat yang tersedia dari apoteker tidak sesuai dengan dosis obat yang
harus diberikan kepada klien

Benar Waktu Pemberian

Benar yang keempat adalah benar waktu pemberian, artinya adalah memberikan obat sesuai
dengan frekuensi dan waktu yang sudah ditetapkan. Pembeagian obat yang dilakukan secara
rutin sangant bervariasi pada setiap institusi, misalnya : untuk pemberian obat pagi, diberikan
pada pukul 07.30, 08.00, atau 09.00. Atau waktu pemberian obat dibuat berdasarkan
frekuensi, misalnya : untuk obat yang diberikan 4 kali sehari; waktu yang digunakan adalah
pukul 09.00, 13.00, 17.00, dan 21.00, atau beberapa institusi menetapkan 08.00, 12.00, 16.00,
dan 20.00.
Masalah ketepatan waktu juga sangat berbeda pada beberapa institusi, misalnya ada institusi
yang menganggap pemberian obat setengah jam sampai 1 jam sebelum atau sesudah waktu
yang seharusnya sebagai “tepat waktu”. Banyak factor yang mempengaruhi sebuah institusi
dalam menetapkan waktu pemberian obat, diantaranya adalah :

 Obat akan lebih efektif bila diberikan selama 1 hari


 Obat yang memiliki reaksi terhadap makanan sebaiknya diberikan sebelum makan
diberikan
 Obat yang berefek mengiritasi lambung harus diberikan bersamaan dengan waktu
makan

Benar Cara Pemberian

Benar yang terakhir adalah benar cara pemberian, artinya adalah memberikan obat sesuai
dengan pesanan medis dan cara tersebut aman dan sesuai untuk klien.

Tim medis dalam menuliskan resep atau instruksi harus menjelaskan cara pemberian obat
dengan spesifik. Bila cara pemberian dinilai kurang tidak atau kurang cocok dengan kondisi
klien, segera lakukan klarifikasi dengan tim medis atau pemberi instruksi tersebut.
Untuk memastikan obat diberikan melalui cara yang sesuai, perawat harus mengetahui cara
pemberian obat yang biasa digunakan dan cara pemberian obat yang aman bila harus sesuai
dengan instruksi yang diberikan. Lakukan validasi ulang terhadap obat sebelum melakukan
pemberian obat.

Dokumentasikan pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di


rumah sakit.

Pendokumentasian pemberian obat termasuk didalamnya adalah waktu, cara, dosis, dan area
pemberian (intradermal, SC, atau IM). Dokumentasi yang detail dibutuhkan bila ternyata
perawat tidak memberikan obat tersebut pada waktu seperti biasanya, harus tercantum alasan
mengapa perawat tidak memberikan obat dengan cara semestinya, misalnya ada perubahan
cara pemberian dari IM ke PO, sehingga klien tidak perlu diinjeksi.
Pemakaian beberapa obat seperti insulin atau heparin dicatat dalam lembar tersendiri,
sehingga dapat dimonitor regimen pengobatan yang diberikan kepada klien baik oleh tim
medis maupun perawat. Setiap melakukan injeksi terhadap klien, sebaiknya
didokumentasikan dengan jelas area yang diinjeksi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari penusukkan atau injeksi pada area yang sama untuk beberapa kali sehingga
dapat merugikan atau membahayakan klien.
Perawat bertanggung jawab melakukan dokumentasi efek terapi dan non terapi dari
pengobatan yang diberikan. Misalnya, pada pemberian obat opiate atau sejenis morfin,
dokumentasikan jumlah / dosis yang diberikan pada catatan klien. Bila klien mengalami
reaksi alergi setelah pemberian obat, dokumentasikan reaksi yang timbul dan onset / waktu
kejadian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai