REKOM - PNDHL - Tumor Mediastinum PDF
REKOM - PNDHL - Tumor Mediastinum PDF
TUMOR MEDIASTINUM
A. Landasan Teori
1. Definisi
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam mediastinum yaitu rongga
di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar, pembuluh
darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan
salurannya. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di mediastinum yaitu rongga imaginer
di antara paru kiri dan kanan. Mediastinum berisi jantung,
pembuluh darah besar, trakea, timus, kelenjar getah bening dan jaringan ikat. (Elisna
Syahruddin)
Tumor adalah suatu benjolan abnormal yanga ada pada tubuh, sedangkan
mediastinum adalah suatu rongga yang terdapat antata paru-paru kanan dan paru-paru
kiri yang berisi jantung, aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena besar, trakea,
kelenjar timus, saraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya. Jadi, Tumor
mediastinum adalah tumor yang berada di daerah mediastinum. Tidak ada hal yang
spesifik yang dapat mencegah tumor mediastinum ini. Tetapi jika kita terbiasa
berperilaku hidup sehat insyaalloh kita akan tehindar dari penyakit tumor dan kanker.
(dr. Agus Rahmadi, 2010).
2. Etiologi
1. Penyebab kimiawi
Di berbagai negara ditemukan banyak tumor kulit pada pekerja pembersih
cerobong asap. Zat yang mengandung karbon dianggap sebagai penyebabnya.
perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal dan
pengaruh protein bisa menekan atau meningkatkan perkembangan tumor.
3. Faktor fisik
4. Faktor nutrisi
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang dihasilkan oleh
jamur pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus timbulnya tumor.
5. Penyebab bioorganisme
6. Faktor hormon
1. Timoma
Thymoma adalah tumor yang berasal dari epitel thymus. Ini adalah
tumor yang banyak terdapat dalam mediastinum bagian depan atas. Dalam
golongan umur 50 tahun, tumor ini terdapat dengan frekuensi yang meningkat.
Tidak terdapat preferensi jenis kelamin, suku bangsa atau geografi. Gambaran
histologiknya dapat sangat bervariasi dan dapat terjadi komponen limfositik
atau tidak. Malignitas ditentukan oleh pertumbuhan infiltrate di dalam organ-
organ sekelilingnya dan tidak dalam bentuk histologiknya. Pada 50% kasus
terdapat keluhan lokal. Thymoma juga dapat berhubungan dengan myasthenia
gravis, pure red cell aplasia dan hipogamaglobulinemia. Bagian terbesar
Thymoma mempunyai perjalanan klinis benigna. Penentuan ada atau tidak
adanya penembusan kapsul mempunyai kepentingan prognostic. Metastase
jarak jauh jarang terjadi. Jika mungkin dikerjakan terapi bedah. (Aru W.
Sudoyo, 2006).
2. Teratoid
Kista Dermoid
Contoh dari kista dermoid adalah dahak penderita mengandung gigi, tulang,
rambut.
3. Teratoma (Mesoderm)
Teratoma merupakan neoplasma yang terdiri dari beberapa unsur jaringan yang
asing pada daerah dimana tumor tersebut muncul. Teratoma paling sering
ditemukan pada mediatinum anterior. Teratoma yang histologik benigna
mengandung terutama derivate ectoderm (kulit) dan entoderm (usus).
Pada teratoma maligna dan tumor sel benih seminoma, tumor teratokarsinoma
dan karsinoma embrional atau kombinasi dari tumor itu menduduki tempat yang
terpenting. Penderita dengan kelainan ini adalah yang pertama-tama perlu
mendapat perhatian untuk penanganan dan pembedahan.
4. Limfoma
5. Tumor Tiroid
Tumor tiroid merupakan tumor berlobus, yang berasal dari Tiroid.
6. Kista pericardium
Ini adalah kista dengan dinding yang tipis, terisi cairan jernih yang selalu dapat
menempel pada perikard dan kadang-kadang berada dalam hubungan terbuka
dengan perikard itu. Yang terbanyak terdapat di ventral, di sudut diafragma
jantung. Kista ini juga dikenal sebagai kista coelom. Kista pleuroperikardial adalah
kelainan congenital, tetapi baru muncul manifestasi pada usia dewasa. Sampai
desenium ke 5 atau 6, ukuran tumor biasanya secara lambat bertambah, tetapi
jarang sampai lebih dari 10 cm. pada fluoroskopi, kista-kista ini sering terlihat
sebagai rongga-rongga dengan dinding yang tipis dengan perubahan bentuk pada
pernapasan dalam. Kista-kista coelom di sebelah kanan harus differensiasi dengan
lemak parakardial dan dengan hernia diafragmatika melalui foramen Morgagni.
Kista-kista ini sering terdapt, meskipun tentang hal ini tidak ada data yang jelas.
Kista ini tidak menimbulkan keluhan, infeksi sangat jarang dan malignitasnya tidak
diketahui. Karena itu ekstirpasi hanya diperlukan pada keraguan yang serius
mengenai diagnosisnya atau pada ukuran kista yang sangat besar.
7. Tumor neurogenik
8. Kista Bronkhogenik
Kista Bronkogen kebanyakan mempunyai dinding cukup tipis, yang terdiri dari
jaringan ikat, jaringan otot dan kadang-kadang tulang rawan. Kista ini dilapisi
epitel rambut getar atau planoselular dan terisi lendir putih susu atau jernih. Kista
bronkus terletak menempel pada trakea atau bronkus utama, kebanyakan dorsal dan
selalu dekat dengan bifurkatio. Kista ini dapat tetap asimptomatik tetapi dapat juga
menimbulkan keluhan karena kompresi trakea, bronki utama atau esophagus.
Kecuali itu terdapat bahaya infeksi dan perforasi sehingga kalau ditemukan
diperlukan pengangkatan dengan pembedahan. Gejala dari kista ini adalah batuk,
sesak napas s/d sianosis.
4. Manifestasi Klinis
Mengeluh sesak nafas, nyeri dada, nyeri dan sesak pada posisi tertentu
(menelungkup)
Sekret berlebihan
Batuk dengan atau tanpa dahak
Riwayat kanker pada keluarga atau pada klien
Pernafasan tidak simetris
Unilateral Flail Chest
Effusi pleura
Egophonia pada daerah sternum
Pekak/redup abnormal pada mediastinum serta basal paru
Wheezing unilateral/bilateral
Ronchii
Batuk atau stridor karena tekanan pada trachea atau bronchi utama.
Gangguan menelan karena kompresi esophagus.
Vena leher yang mengembang pada sindroma vena cava superior.
Suara serak karena tekanan pada nerves laryngeus inferior.
Serangan batuk dan spasme bronchus karena tekanan pada nervus vagus.
Nyeri dada timbul paling sering pada tumor mediastinum anterosuperior. Nyeri
dada yang serupa biasanya disebabkan oleh kompresi atau invasi dinding dada
posterior dan nervus interkostalis. Kompresi batang trakhebronkhus biasanya
memberikan gejala seperti dispneu, batuk, pneumonitis berulang atau gejala yang
agak jarang yaitu stridor. Keterlibatan esophagus bisa menyebabkan disfagia atau
gejala obstruksi. Keterlibatan nervus laringeus rekuren, rantai simpatis atau plekus
brakhialis masing-masing menimbulkan paralisis plika vokalis, sindrom Horner
dan sindrom Pancoast. Tumor mediastinum yang meyebabkan gejala ini paling
sering berlokalisasi pada mediastinum superior. Keterlibatan nervus frenikus bisa
menyebabkan paralisis diafragma.
5. Penatalaksanaa
1. Pembedahan
2. Obat-obatan
3. Immunoterapi
4. Kemoterapi
5. Radioterapi.
Masalah dalam radioterapi adalah membunuh sel kanker dan sel jaringan
normal. Sedangkan tujuan radioterapi adalah meninggikan kemampuan untuk
membunuh sel tumor dengan kerusakan serendah mungkin pada sel normal.
6. Pemeriksaan diagnostik
A. Prosedur Radiologi
1. Foto thoraks
Dari foto thoraks PA atau lateral untuk menentukan lokasi tumor anterior,
medial atau posterior, tetapi pada kasus dengan ukuran tumor yang besar sulit
ditentukan lokasinya yang pasti.
2. Tomografi
Dapat menentukan lokasi tumor, mendeteksi klasifikasi pada lesi yang sering
ditemukan pada kista dermoid, tumor tiroid, dan kadang-kadang timoma. Teknik
ini semakin jarang digunakan.
3. CT-scan toraks dengan kontras
4. Flouroskopi
5. Ekokardiografi
Untuk mendeteksi pulsasi pada tumor yang diduga terjadi aneurisma aorta.
6. Angiografi
7. Esofagografi
Pemeriksaan ini dianjurkan dilakukan bila ada dugaan invasi atau penekanan
pada esofagus.
B. Prosedur Endoskopi
1. Bronkoskopi
2. Mediastinoskopi
3. Esofagoskopi
4. Torakoskopi Diagnostik
Tindakan ini merupakan metode yang aman untuk mengambil sampel lesi-lesi
yang terletak agak ke perifer dimana bronkoskopi biasa tidak bisa mencapainya.
Selain itu tindakan ini dapat digunakan untuk mengambil sampel lesi tumor
mediastinum dengan cara Tranbroncial Needle Bronchoscopy Aspiration (TNBA),
dimana dapat memberikan hasil diagnostik yang tinggi serta tidak dipengaruhi oleh
besar kecil dan lokasi tumor.
Obstruksi trachea
Sindrom Vena Cava Superior
Invasi vascular dan catastrophic hemorrhage, dan
Rupture esofagus.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dada bagian tengah seperti tertekan benda berat dan
sifatnya menetap, batuk dengan atau tanpa sputum (batuk kering), sesak
nafas, merasa sakit bila menelan makanan.
Ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama dengan klien,
anggota keluarga menderita penyakit kanker,.
2. Pemeriksaan Fisk
v B1 (Breathing)
Batuk dengan atau tanpa sputum, batuk dengan atau tanpa darah, pernafasan
stridor, sesak, ada pergerakan otot bantu nafas.
v B2 (Blood)
Sindrom obstruksi vena kava superior (SVKS), tekanan darah dan atau
Heart Rate (HR) mungkin meningkat, CRT mungkin masih dalam batas
normal (kurang dari 2 detik), disritmia, peningkatan JVP.
v B3 (Brain)
kesadaran composmentis, gelisah, nyeri dada.
v B4 (Bladder)
v B5 (Bowel)