Anda di halaman 1dari 6

BAB V

PENYEARAH TERKENDALI

Penyearah terkendali merupakan pengubah (konverter) sumber daya ac menjadi sumber


daya dc, dengan tegangan keluaran dc yang dapat diatur. Sumber tegangan ac dapat
berasal dari sumber satu fasa atau tiga fasa. Penyearah terkendali dapat berupa penyearah
setengah gelombang maupun gelombang penuh.

5.1 PRINSIP PENYEARAH TERKENDALI

Rangkaian penyearah terkendali satu fasa setengah gelombang ditunjukkan oleh gambar
5.1. Tegangan sumber vs berupa gelombang sinusoidal. Thyristor T1 sebagai komponen
penyearah. Beban penyearah adalah hambatan R. T1 disulut dengan sudut α pada saat
prasikap tegangan maju, yaitu pada saat siklus positif dari tegangan vs. Bentuk
gelombang tegangan keluaran ditunjukkan oleh gambar 5.1 (c).

Gambar 5.1. Penyearah terkendali satu fasa menggunakan thyristor.

48
Tegangan dan arus positif dihasilkan pada beban. Penyearah ini merupakan penyeara satu
kuadran. Urutan penyulutan thyristor adalah sebagai berikut. (1) Bangkitkan sinyal pulsa
pada saat tegangan suplai vs positif. (2) Lakukan tunda pulsa tersebut dengan sudut alpha
yang diinginkan dan mengaplikasikan pada terminal gerbang terhadap katoda thyristor
T1. Jika Vm adalah tegangan puncak dari sumber vs, maka tegangan rata-rata pada beban
adalah:

Tegangan keluaran dc dapat bervariasi tergantung sudut penyulutan α. Sudut α


meningkat akan membuat tegangan dc menjadi mengecil. Tegangan maksimum adalah:

Tegangan keluaran rms beban diberikan oleh

5.2 PENYEARAH TERKENDALI GELOMBANG PENUH, BEBAN RESISTIF


DAN INDUKTIF

Penyearah terkendali satu fasa gelombang penuh ditunjukkan oleh gambar 5.2. Thyristor
T1 dan T2 disulut bersamaan saat perioda gelombang sumber bernilai positif. Sedangkan
T3 dan T4 disulut saat perioda gelombang berikutnya. Tegangan keluaran ditentukan oleh
sudut penyulutan α. Selama waktu α sampai π tegangan masukan dan arus masukan
adalah positif, daya mengalir dari sumber ke beban. Kondisi ini disebut sebagai mode
penyearahan (rectification mode). Selama periode π sampai (π+α), polaritas tegangan
masukan adalah negatif, sedangkan arus masukan positif, dan arus balik mengalir dari
dari beban ke sumber daya. Konverter dikatakan beroperasi pada mode inversi (inversion
mode). Konverter dapat dioperasikan untuk menghasilkan tegangan positif atau negatif
tergantung dari sudut α.

49
Gambar 5.2. Penyearah terkendali satu fasa gelombang penuh.

Tegangan rata-rata pada beban dapat dicari melalui persamaan:


1   Vm
Vdc   Vm sin  t  d  t     cos t   0 
 0 
2Vm
Vdc  cos  

dan dapat divariasikan mulai dari 2Vm/ π sampai dengan -2Vm/ π dengan cara mengatur
sudut penyulutan α mulai dari 0 sampai π.
Tegangan rms keluaran diberikan oleh persamaan:

Jika menggunakan beban hambatan saja, maka thyristor T1 dan T2 menghantar pada
periode α sampai π, sedangkan T3 dan T4 menghantar pada periode (α+π) sampai 2 π.

5.3 KONVERTER GANDA (DUAL CONVERTER)

50
Rangkaian konverter ganda (dual converter) ditunjukkan oleh gambar 5.3, terdiri dari dua
konverter gelombang penuh, yang polaritasnya salaing berlawanan. Tegangan masukan
kedua konverter dapat berasal dari sumber yang sama. Konverter ini dapat beroperasi
pada keempat kuadran

Gambar 5.3. Konverter ganda (dual converter).

Konverter ganda dapat dioperasikan dengan atau tanpa arus sirkulasi. Dalam kasus
operasi tanpa arus sirkulasi, hanya ada satu konverter yang aktif, sedangkan konverter
yang satunya tidak diaktifkan. Operasi menggunakan arus sirkulasi terdapat beberapa
kelebihan, antara lain: (1) arus sirkulasi menjaga konduksi yang kontinyu pada kedua
konverter, tidak tergantung pada beban. (2) aliran daya dalam arah yang berbeda akan
dimungkinkan, karena konverter yang satu selalu sebagai penyearah dan yang lain sebagai

51
inverter. (3) Tanggapan waktu untuk mengubah dari satu kuadran ke kuadran yang lain
akan lebih cepat.
Tegangan keluaran rata-rata untuk konverter pertama dan konverter kedua adalah

Oleh karena satu konverter sebagai penyearah dan yang lain sebagai inverter, maka:

Arus sirkulasi bisa terjadi antar konverter tidak melalui beban. Arus sirkulasi dapat
dihitung sebagai berikut.

Untuk α1 =0 hanya konverter 1 yang beroperasi; untuk α2 = 0, hanya konverter 2 yang


beroperasi. Untuk 0 ≤ α1 ≤ π/2, konverter 1 menyuplai arus positif ke beban dan hanya
arus sirkulasi positif yang bisa mengalir. Untuk π/2 ≤ α1 ≤ π, konverter 2 menyuplai arus
negatif ke beban dan hanya arus sirkulasi negatif yang bisa mengalir.

5.4 SEMI-KONVERTER SATU FASA


Susunan semi-konverter satu fasa ditunjukkan oleh gambar 5.4. Komponen penyearah
berupa dua buah dioda dan dua buah thyristor yang disusun sebagai jembatan. T1
diaktifkan saat berprasikap tegangan maju bersamaan dengan konduksi D2 selama siklus
positif dari sumber tegangan. T2 diaktifkan dan D1 aktif pada saat berprasikap tegangan
maju. Ketika thyristor T1 disulut pada saat wt=alpha, beban dihubungkan ke tegangan
masukan melalui T1 dan D2 selama α ≤ ωt ≤ π. Selama perioda π ≤ ωt ≤ (π+α) tegangan
masukan negatif dan dioda Dm berada pada kondisi prasikap tegangan maju. Konduksi
Dm menyebabkan arus pada beban menjadi kontinyu. Selama siklus tegangan sumber
negatif, thyristor T2 berprasikap tegangan maju, dan penyulutan T2 pada saat ωt = π+α .
Beban dihubungkan ke suplai melalui T2 dan D1.

52
Gambar 5.4.Semi-konverter satu fasa

Tegangan dc keluaran semikonverter adalah:

Tegangan dc ternormalisasi adalah:

Tegangan keluaran rms beban dapat ditentkan melalui persamaan:

53

Anda mungkin juga menyukai