IPM 2015 Min PDF
IPM 2015 Min PDF
7310
INDEKS
PEMBANGUNAN
MANUSIA
2015
BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN BARRU
Statistics of Barru Regency
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
KABUPATEN BARRU TAHUN 2015
No.Publikasi : 73100.1624
No.Katalog : 4102002.7310
Cetakan Kedua
KATA PENGANTAR
Data yang digunakan untuk menganalisis dua hal tersebut di atas adalah hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi sehingga terbitnya publikasi ini
diucapkan banyak terima kasih. Saran dan kritik yang membangun kami harapkan
untuk perbaikan publikasi.
Samingun, S.Si
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan
1.1.Latar Belaknag . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2.Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3.Sistimatika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Bab V. Penutup
5.1.Kesimpulan .................................... 27
5.2.Inplikasi Kebijakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
METODOLOGI
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
upaya pemberdayaan yang telah dicapai masyarakat secara cepat adalah
indikator komposit. Beberapa indikator komposit yang telah dikembangkan
dan direkomendasi UNDP adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Indeks Pembangunan Jender (IPJ), Indeks Pemberdayaan Jender (IDJ), dan
Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Indikator tersebut digunakan dalam
perspektif yang berbeda, dan dalam penyajian laporan ini secara khusus
hanya membahas IPM.
3
𝐼𝑃𝑀 = √𝑥 (1)𝑥(2)𝑥(3) … … … (1)
Dimana :
X(i) : Indikator ke-i (i=1,2,3)
X(i)maks : Nilai maksimum X(i)
X(i)min : Nilai minimum X(i)
Tabel 2.1
Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM
yang digunakan dalam penghitungan
dan lain lain, oleh karena itu AHH untuk sementara bisa mewakili
indikator lama hidup.
𝐸𝑡
𝐻𝐿𝑆𝑎𝑡 = 𝐹𝐾 × ∑𝑛𝑖=𝑎 𝑃𝑖𝑡
𝑖
Keterangan :
𝐻𝐿𝑆𝑎𝑡 Harapan Lama Sekolah pada umur 𝑎 di tahun 𝑡
𝐸𝑖𝑡 Jumlah penduduk usia 𝑖 yang bersekolah pada tahun 𝑡
𝑃𝑖𝑡 Jumlah Penduduk usia 𝑖 pada tahun 𝑡
𝑖 Usia (a,a+1, ..., n)
𝐹𝐾 Faktor koreksi pesantren
Dimana :
Tabel 2.2
Jenjang Pendidikan dan Skor yang Digunakan untuk
Menghitung Rata-rata Lama Sekolah (MYS)
𝒎 𝒑𝒊𝒋 𝟏⁄
𝑷𝑷𝑷𝒊 = ∏ ( ) 𝒎
𝒊=𝟏 𝒑𝒊𝒌
Keterangan
𝑝𝑖𝑘 : Harga komoditas 𝑖 di Jakarta Selatan
𝑝𝑖𝑗 : Harga komoditas 𝑖 di Kab/Kota 𝑗
𝑚 : jumlah komoditas
Dalam penyajian laporan ini sebagai indikator atau data basis adalah data
yang dihasilkan dari kor Susenas 2014 atau 2015 terutama yang
berkaitan dengan indikator pendukung, seperti indikator kependudukan,
indikator bidang kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan dan perumahan.
BAB III
KONDISI SOSIAL EKONOMI
Besar kecilnya AHH dipengaruhi oleh banyak variabel baik yang bersifat
endogen (kondisi bawaan) maupun eksogen (pengaruh dari luar). Khusus
untuk varibel eksogen dapat dibuat daftar yang cukup panjang
diantaranya mencakup input makanan, upaya kesehatan dan kondisi
lingkungan yang juga dipengaruhi oleh variabel lainnya.
yang tergolong sebagai angkatan kerja, tetapi kondisi krisis pula yang
mengakibatkan terbatasnya peluang/kesempatan kerja. Salah satu
akibatnya dapat berupa peningkatan tingkat pengangguran terbuka
(TPT), tetapi data tahun 2014 dibandingkan data tahun 2015
menunjukkan peningkatan TPT (dari 2,27 persen menjadi 7,68 persen).
Dampak krisis ekonomi lebih terasa pada sektor industri, yang banyak
mengandalkan komponen import. Mereka yang kehilangan pekerjaan
dari sektor industri kemudian sebagian beralih ke sektor pertanian dan
jasa (termasuk perdagangan) yang bersifat fleksibel dalam penyerapan
tenaga kerja. Hal ini tercermin dari penyerapan tenaga kerja sektor
industri relatif kecil dibanding dengan sektor pertanian dan jasa-jasa.
3.6 Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB atas dasar
harga konstan yang diperoleh pada tahun tertentu dibandingkat dengan
nilai PDRB sebelumnya. Penggunaan angka atas dasar harga konstan
dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga
perubahan yang diukur adalah perubahan produksi yang menggambarkan
pertumbuhan riil ekonomi, sedangkan harga konstan yang dimaksud
adalah harga konstan tahun 2010.
Tabel. 3.1.
Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Barru seri 2010
2011-2015
PDRB adh Perkembangan PDRB adh Pertumbuhan
Tahun Berlaku (Persen) Konstan (persen)
(Juta Rp) (Juta Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
2011 2.914.969,86 13,85 2.768.518,38 8,13
2012 3.363.617,10 15,39 3.000.719,47 8,39
2013 3.833.299,62 13,96 3.237.001,48 7,87
2014 4.434.059,13 15,67 3.475.199,99 7,36
2015 4.918.367,60 10,92 3.694.855,55 6,32
BAB IV
PERBANDINGAN ANTAR DAERAH
Dalam era reformasi sekarang ini, otonomi daerah telah diterapkan secara
menyeluruh sejak tahun 2004, sehingga roda pembangunan terfokus
pelaksanaannya pada wilayah kabupaten/kota. Untuk itu, tingkat
keberhasilan pembangunan (kinerja) perlu diukur pada masing-masing
kabupaten/kota. Dalam pembahasan ini, kenerja pembangunan yang
dimaksud adalah kinerja pembangunan manusia yang disajikan dalam satu
indikator komposit (angka tunggal) yaitu Indeks Pemabangunan Manusia
(IPM)
IPM dapat digunakan sebagai ukuran kebijakan dan upaya yang dilakukan
dalam kerangka pembangunan manusia khususnya upaya pemberdayaan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi dalam
pembangunan. Namun indeks ini hanya akan memberikan gambaran
perbandingan antar waktu dan perbandingan antar wilayah. Perbandingan
antar kabupaten yang dimaksud dalam buku ini adalah kabupaten yang
secara geografis berbatasan langsung dengan Kabupaten Barru, yaitu
Tabel.4.2. Nilai absolut dan Angka Indeks di Sekitar Kabupaten Barru, 2015
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peningkatan IPM pada tahun 2015 Kabupaten Barru yaitu dari
67,94 tahun 2014 menjadi 68,64 tahun 2015; kondisi itu
menempatkan posisi padperingkat ke-8 se Sulawesi Selatan.
2010-
Kabupaten Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Selayar 20 20 20 21 21 21 21
2 Bulukumba 18 17 19 19 17 18 18
3 Bantaeng 19 19 17 16 16 16 17
4 Jeneponto 24 24 24 24 24 24 24
5 Takalar 22 22 22 22 22 22 22
6 Gowa 12 13 14 14 15 13 14
7 Sinjai 21 21 21 20 20 20 21
8 Maros 10 10 10 11 11 11 11
9 Pangkep 17 16 15 15 13 15 15
10 Barru 8 8 8 8 8 8 8
11 Bone 23 23 23 23 23 23 23
12 Soppeng 13 15 16 18 19 19 17
13 Wajo 15 14 13 12 12 12 13
14 Sidrap 7 7 7 7 7 7 7
15 Pinrang 6 6 6 6 6 6 6
16 Enrekang 5 5 5 5 5 5 5
17 Luwu 11 11 11 10 9 9 10
18 Tana Toraja 16 18 18 17 18 17 17
19 Luwu Utara 9 9 9 9 10 10 9
20 Luwu Timur 4 4 4 4 4 4 4
21 Toraja Utara 14 12 12 13 14 14 13
22 Makassar 1 1 1 1 1 1 1
23 Pare-Pare 2 2 2 2 2 2 2
24 Palopo 3 3 3 3 3 3 3
Provinsi 15 13 13 16 15 14 14
Sumber : BPS Kabupaten Barru