Anda di halaman 1dari 17

Macam Komponen Darah Transfusi 13/07/2010

Filed under: informasi kesehatan — alimrois @ 10:31

Macam2 Komponen Darah Transfusi adalah sebagai berikut

1. Whole blood

Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif.
Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah mayor
dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen
dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin
1 g/dl

2. Packed Red Blood Cell (PRBC)

PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah
plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit
PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRBC biasa
diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada kelainan jantung. Saat
hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga sama dengan suhu tubuh
(37ºC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke
organ tubuh.

3. Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma)

Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama
faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan
koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar
faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan
pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.

4. Trombosit

Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3)
disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan,
transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000
trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor
yang berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi
sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.

5. Kriopresipitat

Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat
diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia (kekurangan faktor VIII) dan juga pada
pasien dengan defisiensi fibrinogen.
jenis produk darah....

Darah Lengkap (Whole Blood)

Berguna untuk meningkatkan jumlah Red Blood Cell dan Plasma secara bersamaan. Setelah
ditransfusi 450 ml akan terjadi peningkatan HB 0,9±1,2 g/dl atau peningkatan Hct 3-4%.
Kontra indikasi diberikan pada pasien:

 Anemia tanpa kehilangan volume darah


 Variasi dari plasma intolerance
 Kasus intoleransi seperti leucocyte Ag

Efek samping dari pemberian WB

 Circulatory overload
 Reaksi trans hemolitik
 Infeksi Mnular Lewat Transfusi Darah
 Intoksikasi sitrat pada kelainan hepar
 Biochemical imbalance spt hyperkalemi
 Post transfusi purpura
 Transmisi bakteri patogen yg tidak dikatahui

Cara perhitungan pemberian WB

Jumlah darah yg diberikan:


BB (pound0 x 3 x (HB yg diinginkan _ HB yg tercatat)
Atau
BB(kg) x 6 x (HB yg diinginkan _ HB yg tercatat)

Packet Red Cell (PRC)


Berisi eritrosit. Nilai hematokrit 70%. Suhu simpan 4±2ºC. Lama simpan 24 jam dengan sistem
terbuka dan sama dengan WB dengan sistem tertutup.

Kegunaan PRC:
Mengurangi volume trans Memungkinkan trans cocok serasi tidak identik ABO pada keadaan
darurat
Trombosit Concentrat /TC
Volume ± 50cc. Kandungan 5,5 x 10ˆ10 per 1 unt, diman diperkirakan setiap satu unit dapat
meningkatkan jumlah trombosit 10.000/m² Luas Permukaan Badan. Suhu simpan 22 ± 2 ºC. Lama
simpan 5 hari dengan goyangan atau 3 hari tanpa goyangan. Lama simpan tergantung terhadap jumlah
trombosit, volume plasma,suhu simpan,goyangan, permeabilitas kantong dan pH. Trombosit sangat
sensitif terhadap perubahan suhu dan pH.
Efek sampingnya adanya urtikaria, menggigil,demam, alloimunisasa antigen trombosit.

Fresh Frozen Plasma/ FFP


Berisi faktor pembekuan labil,juga masi ada faktor pembekuan stabil dan protein plasma. Suhu
simpan kurang dari 18ºC. Lama simpan selama 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan faktor
pembekuan labil bila faktor pembekuan pekat/kriokresipitat tidak ada. Ditransfusikan selama 6 jam
segera setelah dicairkan.

Kriokresipitat (Anti Hemofilia faktor)


Berisi :

 Faktor pembekuan VIII 80%

 Faktor pembekuan XIII 30%

 Faktor von willbrand 40-70%

 Fibrinogen 250 ml

Dipakai untuk mengobati perdarahana atau untuk persiapan operasi pasien hemofilia A, von
willebrand dan hipofibrigenomia, kadang diberikan pada pasien DIC (dissemnata intravascular
coagulation). Dosis yg dianjurka 40-50 unit/KgBB sebagai loading dose dan diteruskan 20-25
unit/KgBB setiap 12 jam sampai perdarahan atau luka operasi sembuh. Suhu simpan kurang dari 18ºC.
Lama simpan selama 1 tahun. (RN)

Referat Transfusi Darah

26 December 2011 by isnanos Leave a comment

PEMBAHASAN

1.DARAH

Darah berasal dari bahasa Yunani haima yang artinya darah. Dalam darah terkandung
hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein
pengangkut oksigen.

1.1. KOMPONEN DARAH

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka
ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang
berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk
medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

1. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).


Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi
biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga
berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4
juta sel/cc darah. Kadar Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit Anemia.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari.

1. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 – 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Normal berkisar antara 200.000-
300.000 keping/mm³

1. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Fungsi
utama dari leukosit tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan) bibit penyakit/ benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Peningkatan jumlah lekosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Orang
yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit
menderita penyakit leukopenia. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 – 9000 sel/cc
darah.Plasma darah adalah bagian yang tidak mengandung sel darah. Komposisi plasma darah :

1. Air
2. Protein

Protein plasma terdiri dari :

1. Albumin ( 57% )

-Menjaga tekanan osmotik koloid

2. Globulin ( 40% )

-Terdiri dari α1, α 2, ß , γ globulin.

-Berperan dlm kekebalan tubuh.

-Tiap antibodi bersifat spesifik terhadap antigen dan reaksinya bermacam-macam:

1. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen (Presipitin)

2. Antibodi yang dapat menguraikan antigen (Lisin)

3. Antibodi yang dapat menawarkan racun (Antitoksin)

3. Fibrinogen ( 3% )
-Mengandung faktor-faktor koagulasi

Serum adalah cairan berwarna kuning supernatan yg terdapat pada darah yg mengalami
koagulasi. Serum tidak mengandung fibrinogen, faktor koagulasi ( f. II, f.V , f. VIII ).

1.2. FUNGSI DARAH

Fungsi Umum Darah adalah :


1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)
2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)
3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)
4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

2. TRANSFUSI DARAH

Transfusi darah adalah tindakan memindahkan darah atau komponennya ke dalam sistim
pembuluh darah seseorang. Komponen darah yang biasa ditransfusikan ke dalam tubuh

seseorang adalah sel darah merah, trombosit, plasma, sel darah putih. Transfusi darah adalah
suatu pengobatan yang bertujuan menggantikan atau menambah komponen darah yang hilang
atau terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi.

Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya,yaitu


transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan
untuk transfusi berasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang
disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan
setelah 3 hari ditransferkan kembali ke pasien.

2.1 TUJUAN TRANSFUSI DARAH

Tujuan dari transfusi darah atara lain :

1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma).


2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada
klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi (misalnya: faktor pembekuan untuk
membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
4. Meningkatkan oksigenasi jaringan.
5. Memperbaiki fungsi Hemostatis.

2.2 INDIKASI TRANSFUSI DARAH

Dalam pedoman WHO disebutkan :


1. Transfusi tidak boleh diberikan tanpa indikasi kuat.
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah pengganti yang hilang/kurang.
Berdasarkan pada tujuan di atas, maka saat ini transfusi darah cenderung memakai komponen
darah disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya kebutuhan akan sel darah merah, granulosit,
trombosit, dan plasma darah yang mengandung protein dan faktor-faktor pembekuan. Indikasi
transfusi darah dan komponen-konponennya adalah :

1. Anemia pada perdarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan cairan.
2. Anemia kronis.
3. Gangguan pembekuan darah karena defisiensi komponen.
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia.
5. Kehilangan sampai 30% EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan elektrolit saja. Kehilangan
lebih daripada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu dilanjutkan dengan transfusi jika Hb<8
gr/dl.

2.3. JENIS TRANSFUSI DARAH

 Darah lengkap (whole blood)

Darah lengkap mempunyai komponen utama yaitu eritrosit, darah lengkap juga mempunyai
kandungan trombosit dan faktor pembekuan labil (V, VIII). Volume darah sesuai kantong darah
yang dipakai yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan dalam suhu 4°±2°C.
Darah lengkap berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan plasma secara bersamaan. Hb
meningkat 0,9±0,12 g/dl dan Ht meningkat 3-4 % post transfusi 450 ml darah lengkap. Tranfusi
darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan
mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh
yang diketahui. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan
untuk stabilisasi.

Indikasi :

1. Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakar
2. Pasien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25% dari volume darah total.

Rumus kebutuhan whole blood

6 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

Ket :

-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

-Hb pasien : Hb pasien saat ini

Darah lengkap ada 3 macam. Yaitu :

1. Darah Segar
Yaitu darah yang baru diambil dari donor sampai 6 jam sesudah pengambilan. Keuntungan
pemakaian darah segar ialah faktor pembekuannya masih lengkap termasuk faktor labil (V dan
VIII) dan fungsi eritrosit masih relatif baik. Kerugiannya sulit diperoleh dalam waktu yang tepat
karena untuk pemeriksaan golongan, reaksi silang dan transportasi diperlukan waktu lebih dari 4
jam dan resiko penularan penyakit relatif banyak.

1. Darah Baru

Yaitu darah yang disimpan antara 6 jam sampai 6 hari sesudah diambil dari donor. Faktor
pembekuan disini sudah hampir habis, dan juga dapat terjadi peningkatan kadar kalium, amonia,
dan asam laktat.

1. Darah Simpan

Darah yang disimpan lebih dari 6 hari sampai 35 hari. Keuntungannya mudah tersedia setiap
saat, bahaya penularan lues dan sitomegalovirus hilang. Sedang kerugiaannya ialah faktor
pembekuan terutama faktor V dan VIII sudah habis. Kemampuan transportasi oksigen oleh
eritrosit menurun yang disebabkan karena afinitas Hb terhadap oksigen yang tinggi, sehingga
oksigen sukar dilepas ke jaringan. Hal ini disebabkan oleh penurunan kadar 2,3 DPG. Kadar
kalium, amonia, dan asam laktat tinggi.

 Sel darah merah

Packed red cell

Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma secara tertutup atau septik
sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi 70-80%. Volume tergantung kantong darah yang
dipakai yaitu 150-300 ml. Suhu simpan 4°±2°C. Lama simpan darah 24 jam dengan sistem
terbuka.(3)

Packed cells merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan
memisahkan komponen-komponen yang lain. Packed cells banyak dipakai dalam pengobatan
anemia terutama talasemia, anemia aplastik, leukemia dan anemia karena keganasan lainnya.
Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi jaringan dan alat-alat tubuh.
Biasanya tercapai bila kadar Hb sudah di atas 8 g%.

Untuk menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kgBB atau 1 unit dapat
menaikkan kadar hematokrit 3-5 %. Diberikan selama 2 sampai 4 jam dengan kecepatan 1-2
mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.

Kebutuhan darah (ml) :

3 x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB


Ket :

-Hb normal : Hb yang diharapkan atau Hb normal

-Hb pasien : Hb pasien saat ini

Tujuan transfusi PRC adalah untuk menaikkan Hb pasien tanpa menaikkan volume darah secara
nyata. Keuntungan menggunakan PRC dibandingkan dengan darah jenuh adalah:

1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit


2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan overload berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien lain.

Indikasi: :

1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml.
2. Hemoglobin <8 gr/dl.
3. Hemoglobin <10 gr/dl dengan penyakit-penyakit utama : (misalnya empisema, atau penyakit
jantung iskemik)
4. Hemoglobin <12 gr/dl dan tergantung pada ventilator.

Dapat disebutkan bahwa :

Hb sekitar 5 adalah CRITICAL

Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE

Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL

Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah mencapai batas
TOLERABLE atau OPTIMAL

1. Frozen Wash Concentrated Red Blood Cells (Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci)

Diberikan untuk penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap.

1. Washed red cell

Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2-3 kali dengan saline, sisa plasma
terbuang habis. Berguna untuk penderita yang tak bisa diberi human plasma. Kelemahan washed
red cell yaitu bahaya infeksi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan yang pendek
(4-6 jam). Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired hemolytic anemia dan exchange
transfusion.(3) Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma

1. Darah merah pekat miskin leukosit


Kandungan utama eritrosit, suhu simpan 4°±2°C, berguna untuk meningkatkan jumlah eritrosit
pada pasien yang sering memerlukan transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi
reaksi panas dan alergi.(6)

 White Blood Cells (WBC atau leukosit)

Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, plasma dihilangkan 80 % ,
biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah ABO
dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen
ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan
disambung dengan antibiotik.

Indikasi :

Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan kultur
darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia).

 Suspensi trombosit

Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang disebabkan oleh
kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang berulang-ulang dapat menyebabkan
pembentukan thrombocyte antibody pada penderita. (3) Transfusi trombosit terbukti bermanfaat
menghentikan perdarahan karena trombositopenia. Komponen trombosit mempunyai masa
simpan sampai dengan 3 hari.(2)

Indikasi pemberian komponen trombosit ialah :

1. Setiap perdarahan spontan atau suatu operasi besar dengan jumlah trombositnya kurang dari
50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada trombocytopenic purpura, leukemia, anemia aplastik,
demam berdarah, DIC dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitostatika terhadap tumor
ganas.
2. Splenektomi pada hipersplenisme penderita talasemia maupun hipertensi portal juga
memerlukan pemberian suspensi trombosit prabedah.

Rumus Transfusi Trombosit

BB x 1/13 x 0.3

Macam sediaan:

1. Platelet Rich Plasma (plasma kaya trombosit)

Platelet Rich Plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar. Penyimpanan 34°C
sebaiknya 24 jam.
1. Platelet Concentrate (trombosit pekat)

Kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan 20°±2°C. Berguna untuk
meningkatkan jumlah trombosit. Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-rata 5.000-
10.000/ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, alloimunisasi Antigen trombosit
donor.(6)

Dibuat dengan cara melakukan pemusingan (centrifugasi) lagi pada Platelet Rich Plasma,
sehingga diperoleh endapan yang merupakan pletelet concentrate dan kemudian memisahkannya
dari plasma yang diatas yang berupa Platelet Poor Plasma. Masa simpan ± 48-72 jam.(3)

 Plasma

Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah (hypovolemia, luka
bakar), menggantikan protein yang terbuang seperti albumin pada nephrotic syndrom dan
cirhosis hepatis, menggantikan dan memperbaiki jumlah faktor-faktor tertentu dari plasma
seperti globulin.(3)

Macam sediaan plasma adalah:

1. Plasma cair

Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada pembuatan packed red cell.

1. Plasma kering (lyoplylized plasma)

Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3 tahun).

1. Fresh Frozen Plasma

Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung dibekukan pada suhu -
60°C. Pemakaian yang paling baik untuk menghentikan perdarahan (hemostasis).(3)

Kandungan utama berupa plasma dan faktor pembekuan, dengan volume 150-220 ml. Suhu
simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan
faktor pembekuan bila faktor pembekuan pekat/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam
waktu 6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma
(faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah
masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FFP biasanya
dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama
dengan PRC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu
tubuh.

Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar diperlukan koreksi
adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Perlu dilakukan
pencocokan golongan darah ABO dan system Rh.
Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam, hipervolemia.

Indikasi :

– Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)

– Neutralisasi hemostasis setelah terapi warfarin bila terdapat perdarahan yang mengancam
nyawa.

– Adanya perdarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal setelah transfusi massif

– Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan

1. Cryopresipitate

Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII, faktor pembekuan XIII, faktor
Von Willbrand, fibrinogen. Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan karena
kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A.

Cara pemberian ialah dengan menyuntikkan intravena langsung, tidak melalui tetesan infus,
pemberian segera setelah komponen mencair, sebab komponen ini tidak tahan pada suhu
kamar. (2)

Suhu simpan -18°C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun, ditransfusikan dalam waktu 6
jam setelah dicairkan. Efek samping berupa demam, alergi. Satu kantong (30 ml) mengadung 75-
80 unit faktor VIII, 150-200 mg fibrinogen, faktor von wilebrand, faktor XIII

Indikasi :

– Hemophilia A

– Perdarahan akibat gangguan faktor koagulasi

– Penyakit von wilebrand

Rumus Kebutuhan Cryopresipitate :

0.5x ∆Hb (Hb normal -Hb pasien) x BB

1. Albumin

Dibuat dari plasma, setelah gamma globulin, AHF dan fibrinogen dipisahkan dari plasma.
Kemurnian 96-98%. Dalam pemakaian diencerkan sampai menjadi cairan 5% atau 20% 100 ml
albumin 20% mempunyai tekanan osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa
Rumus Kebutuhan Albumin

∆ albumin x BB x 0.8

2.4 GOLONGAN DARAH DAN CARA PENGUMPULAN DARAH

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

– Sistem ABO

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:

 Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan
membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah A hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A atau O.

 Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B atau O

 Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB tidak dapat mendonorkan
darah kecuali pada sesama AB.

 Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi
terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O dapat mendonorkan
darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor universal.
Namun, orang dengan golongan darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O

– Sistem Rhesus

Sistem rhesus ini ditemukan melalui penyuntikan sel-sel darah merah kera Macacca rhesus
kepada marmot (guinea-pig) untuk mendapatkan anti serum. Anti serum yang didapat ternyata
bereaksi dengan sel-sel darah merah. ,antigen-Rh yang ditemukan dalam darah kera Macaca
rhesus oleh Landsteiner dan Wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam darah manusia.

Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua
kelompok, yaitu :
1.Rhesus positif, bila dalam darah merahnya terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah
merahnya

2.Rhesus negatif, bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh pada permukaan sel darah
merahnya

Jika seseorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau Rh(-). Sedangkan orang
dengan Rh(-), hanya bisa menerima darah dengan Rh (-) saja. Oleh karena itu darah Rh(-) sering
disediakan untuk operasi-operasi darurat dimana tidak ada waktu lagi untuk melakukan
pengecekan golongan darah seseorang.

Untuk dapat menyumbangkan darah, seorang donor darah harus memenuhi syarat sebagai
berikut:[1]

1. calon donor harus berusia 17-60 tahun,


2. berat badan minimal 50 kg
3. kadar hemoglobin >12,5 gr%
4. tekanan darah 100-150 (sistole) dan 70-100 (diastole).
5. Nadi 30-100x/menit teratur
6. menandatangani formulir pendaftaranan
7. tidak mengalami gangguan pada pembeku darah
8. lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah, dan pemeriksaan oleh dokter
9. untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah, calon donor tidak boleh dalam kondisi atau
menderita sakit seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi, atau kelompok
masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau
influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima transfusi kurang dari
setahun; begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik, atau akupunktur; hamil;
atau sedang menyusui.

Penyumbang darah (donor) disaring keadaan kesehatannya.


Denyut nadi, tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa untuk
mengetahui adanya anemia.

Ditanyakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang menyebabkan darah
mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan.
Keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker (kecuali bentuk tertentu misalnya
kanker kulit yang terlokalisasi), asma yang berat, malaria, kelainan perdarahan, AIDS dan
kemungkinan tercemar oleh virus AIDS.

Hepatitis, kehamilan, pembedahan mayor yang baru saja dijalani, tekanan darah tinggi yang
tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau pemakaian obat tertentu; untuk sementara
waktu bisa menyebabkan tidak terpenuhinya syarat untuk menyumbangkan darah. Biasanya
donor tidak diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari 1 kali setiap 2 bulan.

Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman.


Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam, pengambilan darahnya sendiri hanya
membutuhkan waktu 10 menit. Biasanya ada sedikit rasa nyeri pada saat jarum dimasukkan,
tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.

Standard unit pengambilan darah hanya sekitar 0,48 liter.


Darah segar yang diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung bahan
pengawet dan komponen anti pembekuan.

Sejumlah kecil contoh darah dari penyumbang diperiksa untuk mencari adanya penyakit infeksi
seperti AIDS, hepatitis virus dan sifilis. Darah yang didinginkan dapat digunakan dalam waktu
selama 42 hari. Pada keadaan tertentu, (misalnya untuk mengawetkan golongan darah yang
jarang), sel darah merah bisa dibekukan dan disimpan sampai selama 10 tahun.

Karena transfusi darah yang tidak cocok dengan resipien dapat berbahaya, maka darah yang
disumbangkan, secara rutin digolongkan berdasarkan jenisnya; apakah golongan A, B, AB atau
O dan Rh-positif atau Rh-negatif. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, sebelum memulai
transfusi, pemeriksa mencampurkan setetes darah donor dengan darah resipien untuk
memastikan keduanya cocok: teknik ini disebut cross-matching.

Crossmatch adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai atau tidak sesuainya darah
donor dengan darah resipien. Dilakukan sebelum
transfusi darah dan bila terjadi reaksi transfusi darah.

Terdapat dua cara pemeriksaan, yaitu:

1. Crossmatch mayor : mencampur enitrosit donor (aglutinongen donor) dengan serum resipien
(aglutinin resipien)
2. Crossmatch minor : mencampur eritrosit resipien (aglutinongen resipien) dengan serum donor
(aglutinin donor)

Cara menilai basil pemeriksaan adalah sebagai berikut:

– Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak mengakibatkan aglutinasi
eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi
darah boleh dilakukan; bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan
hasil Crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien
sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu

– Bila Crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan


Crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka Crossmatch minor harus diulangi dengan
menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak
menghasilkan aglutinasi, maka transfusi darah masih dapat dilakukan dengan menggunakan
darah donor tersebut. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan
aglutinasi, maka darah donor
itu tidak dapat ditransfusikan.

2.5 PROSES TRANSFUSI DARAH


1. Jelaskan prosedur kepada klien. Tentukan apakah klien pernah mendapatkan transfusi
sebelumnya dan catatan reaksi ,jika ada.
2. Minta klien untuk melaporkan gejala berikut: Menggigil, sakit kepala, gatal dan kemerahan
dengan segera.
3. Pastikan bahwa klien telah menandatangani format persetujuan / informed concern.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan.
5. Buat jalur IV dengan kateter besar (diameter 18-G atau 19-G).
6. Gunakan selang infus yang mempunyai filterGantungkan wadah larutan NaCl 0,9% untuk
diberikan setelah menginfuskan/ pemberian transfusi darah.
7. Ikuti protokol institusi dalam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah bila anda
telah siap menggunakannya.
8. Dengan perawat yang lain, identifikasi kebenaran produk darah dan klien :
1. Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantong darah dan informasi pada kantong itu
sendiri.
2. Untuk darah lengkap, periksa golongan ABO dan tipe RH pada catatan klien.
3. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter.
4. Periksa tanggal kadaluarsa pada kantong darah.
5. Periksa darah terhadap adanya bekuan / gumpalan darah.
6. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokkan dengan gelang tangannya/gelang nama.
7. Dapatkan data dasar tanda-tanda vital klien.
8. Mulai untuk mentransfusikan darah :
1. Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9 % normal saline.
2. Mulai transfusi dengan lambat melalui tetesan pertama pada filter.
3. Atur kecepatan tetesan 2 ml/menit pada 15 menit pertama transfusi dan tetap
bersama klien. Jika ditemukan adanya reaksi, hentikan transfusi, siram / suntik
jalur IV dengan normal saline secara lambat dan beritahu dokter dan bank
darah.
4. Monitor tanda-tanda vital :
1. Dapatkan tanda vital klien setiap 5 menit selama 15 menit pertama
transfusi dan setiap jam untuk yang berikutnya mengikuti kebijakan
institusi/rumah sakit.
2. Observasi klien terhadap adanya kemerahan, ruam kulit, gatal, dispnea,
bintik-bintik merah di kulit.

12 Lepaskan dan buang sarung tangan. Cuci tangan.

13. Lanjutkan mengobservasi terhadap reaksi samping / efek samping transfusi.

14. Catat pemberian darah dan produk darah. Catat cairan yang digunakan mengikuti kebijakan
rumah sakit / institusi.

Bila transfusi sudah selesai (complete), Kembalikan kantong plastik dan selangnya ke bank
darah.

2.6 REAKSI TRANSFUSI DAN PENCEGAHANNYA

Pada umumnya komplikasi transfusi ini dibagi menjadi :


I. Reaksi imunologi

II. Reaksi non imunologi

I. REAKSI IMUNOLOGI

A. REAKSI TRANSFUSI HEMOLITIK

Reaksi transfusi hemolitik merupakan reaksi yang jarang terjadi tetapi serius dan terdapat pada
satu diantara dua puluh ribu penderita yang mendapat transfusi.

Lisis sel darah donor oleh antibodi resipien. Hal ini bisa terjadi dengan cara reaksi transfusi
hemolitik segera dan reaksi transfusi hemolitik lambat

Reaksi ini sering terjadi akibat kesalahan manusia sebagai pelaksana, misalnya salah memasang
label atau membaca label pada botol darah.

Tanda-tanda reaksi hemolitik lain ialah menggigil, panas, kemerahan pada muka, bendungan
vena leher , nyeri kepala, nyeri dada, mual, muntah, nafas cepat dan dangkal, takhikardi,
hipotensi, hemoglobinuri, oliguri, perdarahan yang tidak bisa diterangkan asalnya, dan ikterus.
Pada penderita yang teranestesi hal ini sukar untuk dideteksi dan memerlukan perhatian khusus
dari ahli anestesi, ahli bedah dan lain-lain.

Tanda-tanda yang dapat dikenal ialah takhikardi, hemoglobinuri, hipotensi, perdarahan yang
tiba-tiba meningkat, selanjutnya terjadi ikterus dan oliguri.

Terapi reaksi transfusi hemolitik : pemberian cairan intravena dan diuretika. Cairan digunakan
untuk mempertahankan jumlah urine yang keluar. Diuretika yang digunakan ialah :

1. Manitol 25 %, sebanyak 25 gr diberikan secara intravena kemudian diikuti pemberian 40 mEq


Natrium bikarbonat.
2. Furosemid

Bila terjadi hipotensi penderita dapat diberi larutan Ringer laktat, albumin dan darah yang cocok.
Bila volume darah sudah mencapai normal penderita dapat diberi vasopressor. Selain itu
penderita perlu diberi oksigen. Bila terjadi anuria yang menetap perlu tindakan dialysis.

B. REAKSI TRANSFUSI NON HEMILITIK

1. Reaksi transfusi “febrile”

Tanda-tandanya adalah sebagai berikut : Menggigil, panas, nyeri kepala, nyeri otot, mual.

2. Reaksi alergi

a. Anafilaksis : Keadaan ini terjadi bila terdapat protein asing pada darah transfusi.
b. Urtikaria, paling sering terjadi dan penderita merasa gatal-gatal. Biasanya muka penderita
sembab.

Terapi yang perlu diberikan ialah antihistamin, dan transfusi harus disetop.

II. REAKASI NON IMUNOLOGI

a. Reaksi yang disebabkan oleh volume yang berlebihan.

b. Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi

c. Virus hepatitis, Malaria, sifilis, virus CMG dan virus Epstein-Barr parasit serta bakteri.

e. AIDS

Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya reaksi selama transfusi, dilakukan beberapa


tindakan pencegahan. Setelah diperiksa ulang bahwa darah yang akan diberikan memang
ditujukan untuk resipien yang akan menerima darah tersebut, petugas secara perlahan
memberikan darah kepada resipien, biasanya selama 2 jam atau lebih untuk setiap unit darah.

Karena sebagian besar reaksi ketidakcocokan terjadi dalam15 menit pertama, , maka pada awal
prosedur, resipien harus diawasi secara ketat.
Setelah itu, petugas dapat memeriksa setiap 30- 45 menit dan jika terjadi reaksi ketidakcocokan,
maka transfusi harus dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai