PENDAHULUAN
Ilmu bahan kedokteran gigi adalah ilmu yang mempelajari mengenai jenis bahan,
komposisi, sifat-sifat, kegunaan serta cara penggunaannya. Bahan tumpatan berkembang
di dunia kedokteran gigi, diantaranya tambalan resin komposit. Resin komposit
merupakan bahan tambalan yang banyak digunakan di masyarakat, karena nilai
estetiknya yang lebih bagus dibanding tambalan amalgam, sedangkan dari segi
kekuatanya hampir sama dengan tambalan amalgam. Dengan meningkatnya kebutuhan
estetik di bidang kedokteran gigi, dan pertimbangan mengenai sifat toksik merkuri saat
tambalan amalgam distorsi membuat penggunaan restorasi resin komposit meningkat.
Keberhasilan dalam suatu perawatan biasanya ditentukan oleh jenis bahan yang dipakai,
oleh karena itu seorang dokter gigi dituntut harus mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang bahan-bahan kedokteran gigi yang digunakan.
Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling banyak digunakan selama
beberapa tahun terakhir. Bahan cetak ini memiliki kelebihan antara lain mudah pada
manipulasi, nyaman pada pasien, harga yang lebih ekonomis dan tidak membutuhkan
banyak peralatan saat dilakukan pencetakan (Anusavice, 2004).
1
Bahan cetak alginat juga memiliki kekurangan berupa perubahan dimensi. Perubahan
dimensi adalah berubahnya ukuran cetak alginat dari keadaan semula. Perubahan dimensi
bahan cetak alginat meliputi proses sineresis dan imbibisi. Cetakan alginat bisa
mengalami ekspansi atau mengembang apabila berkontak dengan air dalam waktu
tertentu, hal ini disebabkan oleh sifat cetakan alginat yang bersifat imbibisi atau
menyerap air. Alginat juga dapat mengalami sineresis yaitu pengerutan karena
penguapan kandungan air sehingga alginat tampak menyusut. Imbibisi dan sineresis
tersebut bisa menyebabkan ketidakakuratan dimensi bahan cetak (Imbery dkk., 2010).
Proses sineresis terjadi akibat dari tekanan yang terjadi terhadap air yang berada
diantara rantai polisakarida yang berakibat keluarnya tetes-tetes kecil air pada permukaan
bahan cetak. Imbibisi merupakan kebalikan dari sineresis dimana air disekitar alginat
diserap melalui rantai polisakarida (Mccabe, 2008).
Perubahan dimensi bahan cetakan alginat yang melibatkan sineresis dan imbibisi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses desinfeksi, waktu, perubahan suhu
(Anusavice, 2004).
Cara pencegahan terjadinya imbibisi ialah menghindarkan bahan cetakan alginat dari
lingkungan yang terdapat banyak air dan apabila dilakukan desinfeksi pada bahan
cetakan maka waktu desinfeksi tidak boleh melebihi 10 menit. Bahan cetakan juga harus
segera diisi dengan menggunakan gips stone (Mccabe, 2008 ; Anusavice, 2004).
2
dan menggigit dengan kuat. Selain itu juga melindungi gigi dan menjaga penampilan gigi
tetap alami.
Jangan khawatir perawatan saluran akar gigi tidak akan menyebabkan rasa sakit.
Justru perawatan tersebut akan meredakan rasa sakit akibat infeksi atau peradangan.
Umumnya perawatan saluran akar gigi menggunakan bius lokal untuk memastikan Anda
tetap nyaman. Hanya saja gigi kemungkinan akan terasa lebih sensitif beberapa hari
setelah perawatan. Untuk meredakan rasa tidak nyaman, dokter mungkin akan
memberikan obat pereda nyeri untuk dikonsumsi selama masa pemulihan.
Perawatan saluran akar gigi perlu dilakukan jika muncul gejala-gejala sebagai
Nyeri pada saat makan atau minum air panas dan dingin, Gigi terasa longgar, Nyeri pada
saat menggigit atau mengunyah.
Gejala-gejala tersebut merupakan tanda terjadinya infeksi pada rongga gigi yang
biasanya dapat terdeteksi melalui foto Rontgen. Rongga gigi akan mulai mengalami
pembusukan dan kerusakan akibat infeksi bakteri. Jika tidak diobati dengan baik, infeksi
dapat bertambah parah, namun gejala-gejala infeksi awal di atas justru akan menghilang
akibat kematian rongga gigi. Pada saat itu, gigi akan terasa seperti sembuh, namun
sebenarnya infeksi sudah menyebar ke daerah sekitar akar gigi.
3
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum dental material ini yaitu mahasiswa diharapkan mempunyai
ketrampilan dalam mengaduk cement dan amalgam. Dan mahasiswa dapat mengetahui
dan mengerti mengenai teori, bahan yang disiapkan dan cara kerja, serta mengetahui tata
tertib yang harus dipatuhi selama praktikum.
4
BAB II
PEMBAHASAN
3. Setiap jenis kegiatan yang telah dilaksanakan harus dimintakan tanda tangan
pembimbing
7. Jika dapat mengikuti salah satu item praktikum, mahasiswa diwajibkan inhal.
2.2.1 Teori
Semen yang digunakan dalam kedokteran gigi tersedia dalam bentuk serbuk
dan cairan. Pada pengadonan keduanya terbentuk pasta kental yang selanjutnya
membentuk massa yang padat. Berikut ini berbagai penggunaan macam-macam
semen. Untuk cavity lining dapat dipakai Zinc Oxide Eugenol, Gutta Percha, EBA
cement. Untuk restorasi gigi susu dapat dipakai zinc phosphat, semen glass ionomer.
Untuk bahan restorasi gigi depan dapat dipakai Glass Ionomer dll.
Zinc Oxide Phosphat merupakan semen dengan bahan dasar fosfat. Terdiri
dari serbuk logam, cairan berupa larutan asam fosfor dalam air. Sebagai cavity lining,
konsistensi adonan dibuat kental seperti dempul, untuk penyemenan, konsistensi
adonan encer. Waktu setting tergantung pada serbuk dan cairannya.
Zinc Oxide Eugenol terdiri dari serbuk dan cairan. Komposisi serbuk adalah
zinc oxide, magnesium oxide, bahan akselerator, sedangkan cairannya adalah
5
eugenol. Konsistensi adonan yang baik dapat diperoleh dengan mencampurkan serbuk
ke dalam cairan dan perbandingan serbuk cairan adalah 4/1 sampai 6/1. Waktu setting
tergantung pada komposisi serbuk, bahan ekselator, perbandingan serbuk cairan,
adanya kontaminasi dan peningkatan suhu.
2.3.1 Teori
Zinc oxide eugenol terdiri dari serbuk dan cairan. Komposisi serbuk adalah
zinc oxide,magnesium oxide,bahan akselerator, sedangkan cairannya adalah eugenol.
Konsistensi adonan yang baik dapat di peroleh dengan mencampurkan serbuk
kedalam cairandan perbandingan serbuk cairan adalah 4/1 sampai 6/1. Waktusetting
bervariasi tergantung pada komposisi serbuk,bahan akselator,perbadingan serbuk
cairan,adanya kontaminasi dan peningkatan suhu.
6
Reaksi ZOE tidak eksotemik tidak di butuhkan mixing slab yang dingin. Dapat
menggunakan disposable paper mixing pad (tidak perlu di bersihkan)/dari pabrik
pembuatan /glass slab. Glass slab di rekomendasikan untuk semen dengan modifikasi
EBA-alumina. Pencampuran powdwe ke likuid tidak perlu secara incremental,
sejumlah powdwe langsung dicampurdengan liquid,dispatulasi/aduk,dan kemudian
sejumlah powdwer kecil di tambahkan sampai mixing selesai. Alat yang di gunakan :
spatula, spatula, semen dengan modifikasi EBA-alumunia di takar sesuai instruksi
pabrik, dicampur selama 30 detik, dan stropped selam 60 detik,konsistensi seperti
dempul/krim aplikasi sebagai tambalan sementara.
7
2.4 Pengadukan Fletcher
2.4.1 Teori
Fletcher adalah bahan tumpatan sementara yang terdiri atas bubuk dan cairan.
Bubuk dan cairan di campur di atas glasplate dengan spatel semen menghasilkan
suatu campuran berbentuk adonan yang lama kelamaan akan mengeras. Kegunaan
bahan flacher yaitu sebagai campuran sementara yang termudah namun rapuh, puder
flacher (ZNO), sering di gunakan sebagai bahan campuran semen OSE, untuk
mencetak mahkota sementara.
Puder/bubuk : cairan ;
Fenol 1 tetes
8
2.5 Pengadukan Bahan Tumpatan Amalgam.
2.5.1 Teori
Amalgam kedokteran gigi merupakan alloy yang terdiri dari merkuri, perak, tembaga,
dan timah dan mungkin juga bias mengandung palladium, zinc, dan elemen-elemen lain
untuk meningkatkan karakteristik dan kinerja klinis amalgam itu sendiri.
Indicator utama bahan restorasi amalgam adalah sebagai bahan tambal posterior.
Restorasi dental amalgam ini sangat baik karena secara teknik tidak sensitive, dapat
mempertahankan bentuk anatomi dari gigi, tidak mudah fraktur dan tahan lama.
Bahan tambal amalgam di perlukan sejak awal abad 19 di buat dari campuran koin
perak Spanyol/Meksiko dengan air raksa. Standardisasi amalgam merupakan standardisasi
pertama yang di buat American Dental Association (ADA) tahun 1919, sehingga di sebut
ADA Spefications No.1
9
c. Tembaga (Cu) 0-6%
1. Menaikkan hardness dan streght
2. Menaikkan setting expansion
2.6.2 Komposisi
1. Sodium alginate 18%, sebagai pembentuk hidrogel
2. Kalsium sulfat dihidrat 14%, sebagai penyedia ion kalsium
10
3. Sodium fosfat 2%, sebagai control waktu kerja
4. Potasium sulfat 10%, sebagai setting model
5. Pengisi tanah diatom 56%, sebagai control konsistensi
6. Sodium silikon fluoride 4%, sebagai control Ph
1. Reaksi setting Apabila bahan cetak alginate dicampur dengan air, maka sodium alginate
kalsium sulfat, natrium fosfat a akan terurai/terion. Pada tahap pertama akan terjadi reaksi
antara sodium fosfat dan kalsium sulfat membentuk kalsium fosfat yang mengendap.
Reaksi ini akan terus terjadi hingga sodium fosfat habis. Manfaat dari reaksi ini adalah
untuk memperlambat pembentukan gel.(reaksi antara sodium alginate dengan kalsium
sulfat) agar didapat waktu kerja yang cukup.
2. Manipulasi Bahan alginate tersedia dalam kantong besar ( untuk beberapa kali
pencetakan), atau sachet. Sebelum digunakan bahan cetak harus dicetak agar homogeny
atau komponennya menyebar merata. Perbandingan puder: air/water-puwder ratio/WP-
ratio. Diukur sesuai petunjuk pabrik. Biasanya telah disediakan sendok ukur untuk serbuk
dan gelas ukur untuk airnya. Digunakan air dengan suhu ruang, bila air lebih panas dari
suhu ruang akan mempercepat reaksi. Bila lebih dingin akan memperlambat reaksi.
Pengadukan air dan bahan cetak dilakukan dalam rubber bowl/mangkuk plastic dengan
memakai spatula. Retensi alginate dengan sendok cetak dapat melalui pemakaian sendok
cetak berlubang atau bahan adhesive Cetakan alginate harus dilepas secara cepat dari
jaringan mulut agar elastisitasnya tetap baik. Setelah dilepas cetakan alginate sebaiknya
dicuci dengan air dingin untuk menghilangkan saliva ditutup dengan serbet basah untuk
mencegah sineresis dan segera diisi dengan gips (kurang dari 15 menit dari pencetakan).
11
a. Tidak toksis, tidak iritan, baud an rasanya dapat diterima
b. Waktu setting tergantung komposisi dan suhu pencampuran
c. Bahan cetak alginate tidak stabil, dalam penyimpanan bila kondisinya lembab atau
suhu tinggi
d. Sulit disterilisasi semprotan disinfektan mempengaruhi detil permukaan,
sedangkan rendaman mempengaruhi ketepatan dimensi.
12
e. Waktu setting dihitung dari awal pencampuran serbuk alginat dan air atau aquades
hingga adonan bahan cetak tidak melekat pada cetakan yang dipakai.
f. Waktu setting tergantung tipenya, untuk tipe reguler antara 1 – 4,5 menit dan tipe fast
antara 1 – 2 menit.
2.7.1 Teori:
Plaster Of Paris ( Gips Plaster). Komposisi Secara umum sama dengan gips plaster
yang digunakan untuk mengisi cetakan (gips untuk model) hanya ditambahkan
beberapa bahan lain untuk mendapatkan sifat yang diperlukan sebagai bahan cetak.
Komponen utama: kalsium sulfa beta hermihidrat
Komponen tambahan: potassium sulfat mengurangi ekspansi, borax/mengatur waktu
setting, starch/pemisah dengan stone model
1. Reaksi setting:
Serbuk gips plester bila dicampur dengan air akan bereaksi membentuk massa
kalsium sulfat dehidrat yang kaku. Reaksi yang terjadi, sama dengan reaksi gips plester
untuk model.
2 Sifat-sifat:
a. Viskositas rendah sehingga material cetak ini bersifat mukostatik.
b. Hidrofilik sehingga dapat beradaptasi baik dan dapat mencetak detil.
c. Kaku setelah setting sehingga tidak dapat mencetak undercut sehingga hanya
digunakan untuk mencetak rahang tanpa gigi.
d. Menimbulkan sensasi kering pada pasien.
13
b. Timbang serbuk gips sebanyak 50 gram dan masukkan ke dalam mangkuk karet
yang telah berisi air sedikit demi sedikit dan biarkan mengendap selama 30 detik
untuk menghilangkan gelembung udara yang ada
c. Aduk campuran gips menggunakan spatula dengan gerakan memutar dan
bersamaan itu pula mangkuk karet diputar perlahan-lahan sampai adukan
homogen selama 1 menit.
d. adonan ke dalam cetakan yang telah disediakan dan letakkan di atas vibrator untuk
menghilangkan gelembung udara yang terperangkap dan kemudian permukaan
cetakan diratakan.
14
Air atau Aquades
Cetakan Nrgatif
2.8.4 Hasil
Pada praktikum kali ini menghasilkan cetakan yang sesuai dengan bentuk ccetakan
negatif, seting waktu yang digunakan sesuai sehingga gipsstone mudah untuk dicetak dan
tidak menggumpal
2.8.5 Hambatan
Praktikum ini tidak dilakukan oleh semua mahasiswa, hanya di contohkan
oleh dosen saja. Sehingga tidak semua mahasiswa dapat mencoba
Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan, berupa bubuk
putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Secara kimiawi, gypsum
yang dihasilkan untuk tujuan kedokterangigi adalah kalsium sulfat dihidrat. Material ini
berkembang atas responuntuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips yan
glebihtinggi salah satunya yaitu dental stone.
15
Material ini berwarna biru atauhijau dan paling banyak membutuhkan biaya
dibandingkan semua produk gips.(Hatrick dkk, 2003)Produk gypsum dalam
kedokteran gigi digunakan untuk membuatmodel studi dari rongga mulut serta
struktur maksilo Fasial dan untuk piranti penting
untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yangmelibatkan pembuatan
protesa gigi. Penggunaannya pun telah meluasyang diperlihatkan dalam pembuatan
model gigi tiruan. Selain itukegunaan klinis maupun laboratories yang lain yaitu
untuk membuatmodel kerja maupun model studi sehingga bahan gypsum ini
harusmempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam pembuatan
restorasi gigi tiruan.
16
2.9.4 Hasil
Pada praktikum kali ini menghasilkan cetakan yang sesuai dengan bentuk
ccetakan negatif, seting waktu yang digunakan sesuai sehingga gipsstone mudah
untuk dicetak dan tidak menggumpal.
2.9.5 Hambatan
Praktikum ini tidak dilakukan oleh semua mahasiswa, hanya di contohkan oleh dosen
saja. Sehingga tidak semua mahasiswa dapat mencoba
3.1 Endodontik.
17
3) antibakteri,
4) sebagai pelumas. Tahap terakhir dari perawatan saluran akar adalah
pengisian saluran akar atau obturasi. Pengisian saluran akar bertujuan
untuk memberikan penutupan yang sempurna dalam saluran akar.
Penutupan ini akan mencegah bakteri dan racun mengalir menuju jaringan
periapikal serta sebaliknya sehingga saluran akar tetap steril dari iritasi
yang berasal dari jaringan apikal. Hal ini dapat diperoleh dengan cara
menciptakan kerapatan sempurna pada sistem saluran akar yaitu dari
koronal sampai apikal.
Pengisian saluran akar bertujuan menutup saluran akar dan menutup semua
pintu masuk yang terdapat antara periodonsium dan saluran akar. Pengisian saluran
akar diperoleh dengan memasukkan suatu bahan pengisi ke dalam ruangan yang
sebelumnya ditempati oleh jaringan pulpa, sehingga mencegah infeksi berulang.
Bahan pengisi saluran akar dari bahan utama yang berbentuk padat misalnya guta
perca, dan bahan semipadat yang berbentuk pasta disebut siler saluran akar.
Bahan pengisi saluran akar yang ideal mampu mengisi sistem saluran akar secara
sempurna sampai batas apikal dan tidak sampai masuk ke jaringan periapikal
sehingga menutup rongga pulpa dari kamar pulpa tepat pada penyempitan apikal.
Untuk mendapatkan hasil obturasi yang baik bagian terbesar dari saluran akar diisi
dengan bahan padat seperti konus guta perca dan celah – celah dinding saluran akar
diisi dengan pasta siler saluran akar yang dapat beradaptasi dengan dinding saluran
akar.
3.1.2 Hasil
18
2. Paraformaldehid
Bahan yang kami temukan mengandung paraformaldehid adalah Pulp-X.
Pulp-X memiliki warna pink, tekstur pulp-x adalah setengah padat dan juga
lengket.
3. Pasta N2
Pasta N2 terdiri dari dua jenis yaitu, Apikal dan Universal. Apikal
digunakan untuk akar sedangkan universal dapat digunakan dimna saja. Pasta
N2 terdiri dari powder dan liquid, tidak memiliki bau khas yang menyengat.
19
Chlorphenol Kamfer Mentol memiliki bentuk lebih cair dari
Cresphene dan memiliki bau yang lebih menyengat
2. Cresophene
Cresophene terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene, thymol,
dan dexamethasone, yaitu sebagai anti-phlogisticum. Pemakaian terutama
pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi
misalnya pada peristiwa overinstrumentasi. Cresophene berbentuk cairan
dan memiliki bau mint.
3. Cresatine
Dikenal juga sebagai metakresilasetat. Bahan ini merupakan cairan
jernih, stabil, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat
antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek antimikrobial lebih kecil dari
formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal lebih kecil
daripada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali,
sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi
20
4. Eugenol
Bahan ini adalah zesens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan
mempuyai hubungan dengan fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak
cengkeh dan keduanya golongan anodyne. Eugenol menghalangi impuls
saraf interdental. Biasanya digunakan unuk perawatan pulpektomi. Bagian
dari sealer (endomethasone-eugenol) dan bahan campuran tumpatan
sementara. (Zn Oksid-eugenol).
5. Paper Point
Digunakan untuk mengetahui apakah saluran akar sudah steril atau
belum, warna pada ujung paper point digunakan sebagai penanda ukuran
saluran akar. Cara penggunaanya adalah dengan memasukkan paper point
ke dalam saluran akar, apabila paper point basah berarti saluran akar
belum steril
21
hidrogen peroksida juga digunakan sebagai antiseptik, hidrogen peroksida
dengan konsentrasi rendah (3-9%) biasanya digunakan sebagai campuran
aplikasi obat
2. Cresopate
Cresopate memiliki bentuk seperti krim agak padat.
22
3. Etsa
Etsa mimiliki warna biru dan berbentuk cair tetapi lebih kental dari
bonding. Etsa biasanya digunakan untuk membuka pori-pori
4. Bonding
Bonding berbentuk cairan, berwarna bening, dan memiliki bau seperti lem
5. Light Cure 2
Digunakan untuk melakukan tumpatan, terdiri dari powder dan liquid.
Sebelum penggunaan light cure 2 digunakan dentin conditioner terlebih
dahulu untuk membuka pori-pori
23
6. GC Fuji Coat
GC fuji coat LC untuk menambah daya tahan restorasi GC fuji II
7. Endomethasone Ivory
Endomethasone Ivory berbentuk bubuk dan berwarna putih, tidak
memiliki bau yang menyengat
8. Endomethasone
Endomethasone berbentuk bubuk dan berwarna pink, tidak memiliki bau
yang menyengat
24
9. Mikrobrush
Digunakan untuk memasukan cairan ke dalam saluran gigi
10. Komposit
Digunakan untuk menyesuaikan tumpatan dengan warna gigi asli
25
12. Dental fill
Bentuknya semi padat tidak terlalu padat sekali, digunakan untuk menambal
gigi, caranya diambil fill dimasukan kedalam cavitas dengan bertahap tidak
langsung dimasukan semua harus titip-titip terus di leser habis itu tempelkan
lagi.
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Bahan tumpatan berkembang di dunia kedokteran gigi, diantaranya tumpatan sementara dan
tumpatan tetap.
Konsep alam, cantik, dan menarik memiliki arti yang berbeda untuk setiap pasien. Ini
adalah tugas dari dokter untuk mengetahui apa yang pasien inginkan. Dokter dan perawat gigi
harus mengetahui sejauh mana pasien mewujudkan tujuan yang ideal untuk diri mereka
sendiri.
Keberhasilan dalam suatu perawatan biasanya ditentukan oleh jenis bahan yang
dipakai, oleh karena itu seorang dokter gigi dituntut harus mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang bahan-bahan kedokteran gigi yang digunakan.
Dan kita juga dapat mengetahui dari identifikasi bahan yaitu Medikamen pada
Endodontik, bagamaimana bentuk bahannya, baunya, warnanya, komposisinya, dll.
.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/362524390/250402448-makalah-gipsum-docx
file:///C:/Users/isna/Downloads/S1-2014-149728-chapter1.pdf
https://www.academia.edu/9656037/ENDODONTIK_PERAWATAN_SALURAN_AKA
R
https://www.alodokter.com/mengenal-hidrogen-peroksida-kegunaan-serta-bahayanya
https://faeda.wordpress.com/2008/01/02/disinfeksi-saluran-akar-dengan-berbagai-macam-
bahan-medikamen/
https://gakken-idn.id/articles/memilih-bahan-devitalisasi-pulpa
28