Anda di halaman 1dari 113

Kumpulan Esai Mitos Bayi dan Anak

Dosen Pembimbing: A. Fahmy Arif Tsani, S.Gz., M.Sc., Dietisien

Tim Penyusun Mitos Bayi

Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Nadia Savitri, S.Gz.

Nurhidayah Husna, S.Gz.

Wieke Apriana, S.Gz.

Tim Penyusun Mitos Anak

Izka Sofiyya, S.Gz.

Nurwafia Marda, S.Gz.

Safrullah Amir, S.Gz.

Sri Wahyuni Muhsin, S.Si.

i
Daftar Isi

Daftar Isi ....................................................................................................................................ii


Mitos pada Bayi
Pisang Dapat Menyembuhkan Diare Pada Bayi ........................................................................ 1
Bayi Yang Sedang Sakit Tidak Boleh Disusui .......................................................................... 3
Bayi Yang Belum Tumbuh Gigi Tidak Boleh Diberikan Makanan Bertekstur......................... 4
Semua Yang Berwarna Putih: Susu, Roti Tawar Boleh Diberikan Pada Bayi .......................... 5
Merebus ASI Zat Gizinya Hilang .............................................................................................. 6
Susu Formula Membuat Bayi Lebih Sehat ................................................................................ 8
Frekuensi Menyusui Hendaknya Dikurangi Saat Anak Mulai MP ASI .................................... 9
Menambahkan Gula dan Garam Pada Makanan Bayi Agar Bayi Mau Makan ....................... 10
Asi Yang Pertama Keluar Tidak Baik Bagi Bayi Karena Susu Basi ? .................................... 12
Susu Formula Membuat Bayi Lebih Sehat ? ........................................................................... 14
Bayi Belum Mengerti Rasa Makanan Sehingga Hanya Perlu Diberikan Satu Jenis Makanan16
Bayi Yang Tidak Mau Makan Boleh Diberikan Asi Saja........................................................ 18
Memberi Makan Bayi Bisa Dengan Bermain, Yang Penting Bayi Mau Makan ..................... 20
Boleh Hanya Memberikan Makanan Pendamping ASI yang Disukai Bayi ............................ 22
Hati Adalah Organ Beracun Jangan Diberikan Pada Bayi ! .................................................... 23
Madu Untuk Bayi ..................................................................................................................... 26
ASI Saja Cukup Untuk Bayi 0-6 Bulan. .................................................................................. 27
Kopi Dapat Mengatasi Kejang (Step) Pada Bayi ..................................................................... 29
Bayi Hanya Boleh Diberi Makanan Lembut ........................................................................... 30
Membekukan ASI Perahan Merusak Nilai Gizi ...................................................................... 31
Makanan Yang Hanya Boleh Diberikan Pada Bayi Hanya Kaldu, Hati,Pisang, Pepaya,
Bayam Dan Wortel. ................................................................................................................. 32
Gula Menyebabkan Hiperaktif Anak ....................................................................................... 33
Bayi Baru Lahir Diberikan Teh Agar Bertenaga ..................................................................... 34
Diare Pertanda Pintar ............................................................................................................... 35
Bayi Bisa Alergi ASI ............................................................................................................... 38
ASI Eksklusif Bisa Ditambah Air Putih .................................................................................. 42
Bayi Sudah Memasukkan Jari Ke Mulut Tanda Sudah Siap Makan ....................................... 44
Bayi Yang Suka Menyembur Makanan Artinya Tidak Suka Makanannya ............................. 46
Semakin Cepat Memulai MPASI Semakin Baik ..................................................................... 48

ii
Mitos pada Anak
Tunda Pemberian Ikan Dan Telur Hingga Anak Usia 1 Tahun ............................................... 53
Konsumsi Buah Saja Tidak Menjadi Masalah Bila Anak Tidak Menyukai Sayuran .............. 56
Jus Kemasan yang Sering dikonsumsi Anak memiliki Kandungan Gizi yang Sama dengan Jus
Buah Asli ................................................................................................................................. 58
Snack Sayuran dan Buah-Buahan yang Dikeringkan Sama-Sama Sehatnya .......................... 60
Roti Gandum Bebas Gula sehingga Dapat dikonsumsi Terus-menerus oleh Anak................. 62
Makanan dan Minuman berlabel Organic Menjadi Pilihan Terbaik pada Anak ..................... 64
Anak Laki-Laki Harus Makan Lebih Banyak Daripada Anak Perempuan ............................. 65
Selama Anak Minum Vitamin, Nutrisi Terjamin .................................................................... 67
Makanan Makanan Rendah Lemak , Anak Lebih Sehat.......................................................... 69
Minuman Bersoda Tidak Berbahaya Bagi Anak ..................................................................... 72
Gaya Hidup Vegetarian Untuk Anak Tidak Berbahaya ......................................................... 74
Anak Tidak Boleh Terlalu Banyak Makan Daging ................................................................. 77
Minum Susu 1 Gelas /hari Mencukupi Kebutuhan Gizi Anak ................................................ 78
Makanan Berserat Tinggi penting Bagi Anak ......................................................................... 79
Anak Sehat=Banyak Makan dan Gemuk ................................................................................. 81
Oatmeal Adalah Makanan Terbaik Bagi Anak ........................................................................ 82
Madu Dapat Menyebabkan Karies Gigi Anak ......................................................................... 84
Telur Ikan Menyebabkan Cacar atau Bopeng .......................................................................... 85
Jantung Pisang Menyebabkan Anak Bodoh ............................................................................ 89
Saat Diare Anak Minum Sari Lemon Tanpa Campuran Apapun ............................................ 92
Ikan Adalah Makanan Untuk Otak .......................................................................................... 95
Makan es krim menyebabkan batuk dan flu pada anak ........................................................... 99
Makan Telur Pada Anak Akan Menyebabkan Bisul.............................................................. 102
Makan Kelapa Parut Menyebabkan Anak Cacingan ............................................................. 104
Kurang Gula Menyebabkan Anak Kurang Gizi..................................................................... 107
Mengkonsumsi Vit C Setelah Memakan Udang Menyebabkan Keracunan Pada Anak ....... 108
Anak Sehat = Banyak Makan Dan Gemuk ............................................................................ 110

iii
Pisang Dapat Menyembuhkan Diare Pada Bayi
Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Diare merupaan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit lain

yang menyebabkan tubuh mengeluarkan tinja dalam bentuk cairan 3 kali sehari atau lebih.

Penyakit ini merupakan penyakit berbahaya yang menyebabkan kematian bagi lebih dari

760.000 balita di seluruh dunia. Kabar baiknya, penyakit ini merupakan salah satu penyakit

yang mudah dicegah melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

PHBS dalam Pedoman Umum PHBS yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan

(2011) diartikan sebagai sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok, atau

masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan

aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Definisi tersebut membuat PHBS dapat

diartikan secara luas, meliputi dari hal-hal yang bisa dilakukan oleh pribadi seperti makan-

makanan yang bergizi dan tidak merokok sampai ke kebiasaan komunitas seperti

membersihkan lingkungan sekitar dan aktif dalam kegiatan upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat (UKBM). Dalam rangka mempermudah pengawasan dan evaluasi, maka sejak

2007 pemerintah menetapkan 10 indikator PHBS yaitu, persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air

bersih, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik

nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan

tidak merokok di dalam rumah. Jika masyarakat melakukan seluruh indikator tersebut setiap

hari, maka dapat dijamin bahwa penyakit, virus, dan bakteri akan tertolak dengan sendirinya.

PHBS merupakan upaya yang efektif untuk mencegah penyakit diare, namun bila bayi

kita terkena diare tentu diperlukan pengetahuan khusus untuk mengatasinya.Salah satu

kepercayaan yang umum di Indonesia adalah, bahwa pisang mampu menyembuhkan bayi

1
yang terkena diare. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena berbagai penelitian menunjukkan

bahwa pisang memiliki aktivitas anti diare yang cukup besar.

Penelitian pada tikus galur wistar yang diberikan asupan pisang (Musa paradisiaca)

menunjukkan bahwa pisang memiliki aktivitas anti diare yang tinggi. Aktivitas anti diare

pada pisang disebabkan oleh kandungan alkaloid, fenol, flavonoid, dan/atau saponin yang

mungkin meningkatkan penyerapan cairan dan elektrolit melalui sintesis de novo dari

potassium ATPase dan/atau mengurangi tingkat nitrit oksida. Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa kandungan pektin dan inulin atau serat tidak larut air pada pisang, dapat

membantu untuk menyerap kotoran dalam usus besar. Namun pertanyaannya, apakah perlu

memberikan pisang pada bayi yang diare?

Pertanyaan di atas merupakan pertanyaan yang mudah dijawab dengan akal sehat. Bayi

memiliki ukuran usus yang sangat kecil, hanya seukuran jari kelingking orang dewasa.

Ukuran yang sangat kecil tersebut membuat usus bayi tidak akan bisa menerima makanan

padat yang bila dipaksakan dapat membuat eksaserbasi atau yang lebih dikenal sebagai bocor

usus. Usus bayi baru bisa menerima makanan padat pada usia 6 bulan ke atas. Jadi sudah

jelas bahwa bayi yang diare tidak boleh diberikan pisang bila berumur di bawah 6 bulan, bila

di atas itu maka boleh memberikan pisang namun tentu saja setelah dihaluskan.

Bila bayi mengalami diare maka Ibu cukup memberikan ASI secara lebih sering. Hal ini

dikarenakan ASI mengandung imun dan zat gizi lain yang diperlukan sehingga akan mampu

membantu bayi untuk bertahan dari serangan penyakit. Bila bayi mengalami kejang atau

muntah dan diare berat selama lebih dari 3 hari, maka bayi harus segera dibawa ke dokter

untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

2
Bayi Yang Sedang Sakit Tidak Boleh Disusui
Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Mitos ini timbul dikarenakan kekhawatiran seorang ibu pada anaknya yang sakit. Hanya

saja mitos ini tidak tepat, karena berhenti untuk menyusui bayi meskipun sebentar memiliki

dampak yang sangat besar. ASI merupakan makanan yang paling cocok dengan organ

pencernaan bayi sehingga mudah untuk dicerna dan diserap tubuh bayi, selain itu ASI juga

memberikan antibodi yang dibuat khusus oleh tubuh ibu untuk melawan penyakit yang

menghinggapi. Proses menyusui juga membuat bayi merasa tenang dan nyaman sehingga

turut membantu membuat proses penyembuhannya menjadi lebih cepat.

Satu hal yang patut menjadi perhatian adalah ketika bayi menolak untuk menyusu. Hal

ini biasanya terjadi saat bayi mengalami radang tenggorokan atau merasa tidak nyaman

akibat infeksi telinga. Kedua penyakit tersebut membuat bayi mengalami rasa sakit ketika

menyusus. Saat hal ini terjadi seorang Ibu harus pintar-pintar mencari cara agar bayi tetap

mau menyusu dikarenakan ASI merupakan makanana terbaik yang dapat diberikan dalam

kondisi itu. Beberapa cara agar bayi mau menyusu antara lain:

1. Mencoba menyusui dengan posisi lain, misalnya menyusui dengan posisi tegak dan

tetap mencoba memberikan ASI maksimal setiap 1 jam sekali.

2. Cobalah memberikan ASI yang telah diperah dengan menggunakan sendok atau

gelas.

3. Ibu bisa mencoba untuk membekukan ASI dan kemudian diberikan dalam kondisi

lembut seperti es krim.

4. ASI dapat dicoba untuk diolah menjadi makanan lain semisal bubur susu atau yogurt.

Mitos lain yang terkait dengan hal ini adalah larangan bagi seorang ibu memberikan ASI

pada bayi yang sedang pilek dikarenakan bahwa susu dapat menyebabkan bayi merasa

kembung sehingga membuatnya semakin tidak nyaman. Hal ini tidaklah benar karena ASI

3
berbeda dari susu sapi, dikarenakan ASI memiliki kandungan zat imun yang tinggi sehingga

dapat membantu bayi dalam menuju kesembuhannya.

Berkebalikan dengan hal di atas, terkadang ada pula ibu atau pengasuh yang percaya

bahwa ibu yang sedang sakit tidak boleh menyusui bayi. Padahal yang seharusnya seorang

Ibu yang sedang sakit sebaiknya tetap menyusui anaknya dikarenakan dengan begitu antibodi

dari Ibu dapat membantu meningkatkan imunitas dari sang bayi. Hal yang harus diperhatikan

dari ibu adalah untuk tidak sembarang bersin ke arah bayi, sering mencuci tangan dengan

sabun, dan membatasi kontak wajah dengan bayi. Hanya ada satu kondisi dimana seorang Ibu

harus menghentikan pemberian ASI yaitu saat Ibu terkena penyakit HIV dan HTLV-1.

Bayi Yang Belum Tumbuh Gigi Tidak Boleh Diberikan Makanan Bertekstur
Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Gigi bayi mulai tumbuh sejak bulan kedua (minggu ke-6) usia kehamilan Ibu, namun

pada saat itu gigi bayi masih tertutup oleh gusi sehingga tidak terlihat secara kasat mata. Usia

terlihatnya gigi bayi pun berbeda-beda antara satu anak dan anak yang lain, ada yang sudah

terlihat di usia 3 atau 4 bulan, namun ada juga yang baru terlihat setelah berusia 1 atau 2

tahun. Hal inilah yang tentunya membuat diet untuk bayi tidak bisa disamaratakan antara satu

dan lainnya juga.

Pemberian makanan pada bayi sebenarnya tidak sekedar melihat ada atau tidaknya gigi

bayi tetapi melihat saat kondisi pencernaan bayi sudah mampu menerima makanan atau

belum. Saat masih di bawah 4 bulan kondisi pencernaan bayi masih belum siap menerima

makanan selain ASI dikarenakan organ-organ pencernaan seperti usus dan lambung masih

belum siap untuk menerima makanan padat. Makanan yang terbaik diberikan pada usia

tersebut adalah ASI atau susu lain sesuai dengan kondisinya.

Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan di atas usia 6 bulan yang

langkahnya dimulai dengan memberikan ASI dahulu baru memberikan makanan lain.

4
Pemberian makanan lain harus memperhatikan frekuensi, jumlah, kepekatan, variasi,

pemberian makan aktif/responsif, dan kebersihan. Makanan yang diberikaan tidak harus

makanan instan siap saji, tetapi bisa juga makanan keluarga yang dihaluskan teksturnya.

Pemberian makanan halus dapat diberikan pada bayi sampai dengan usia 8 bulan, setelah usia

tersebut bayi dapat diberikan makanan dengan tekstur yang lebih padat.

Kesimpulannya, tidak sepenuhnya benar karena bayi memerlukan makanan yang

bertekstur lembut untuk dapat belajar mengunyah.

Semua Yang Berwarna Putih: Susu, Roti Tawar Boleh Diberikan Pada Bayi
Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Seorang anak dikatakan sebagai bayi mulai dari hari kelahirannya sampai dengan berusia

satu tahun. Bila bayi masih berusia di bawah 6 bulan maka makanan yang boleh diberikan

hanyalah ASI atau lebih populer dikenal sebagai ASI eksklusif. Hal ini penting karena ASI

merupakan satu-satunya makanan yang cocok bagi bayi, baik bentuk, tekstur, komposisi, dan

rasanya. Pemberian ASI sendiri tidak hanya sekedar makan, tetapi juga merupakan sebuah

proses membangun kedekatan antara ibu dan anak sehingga hal ini juga akan berperan pada

perkembangan anak ke depannya.

Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat untuk bayi tetapi juga memberi banyak manfaat

untuk Ibu. Ibu yang menyusui akan menjadi lebih rileks dan tidak mudah terkena depresi

pasca kelahiran (baby blue syndrome), selain itu menyusui juga merupakan kontrasepsi

alami. Ibu yang menyusui secara eksklusif selama 6 bulan akan mendapati menstruasinya

tertunda sehingga dapat terhindarkan dari kehamilan.

Pemaksaan untuk memberikan makanan bayi berupa makanan campuran (misal: bubur

sayur, pisang yang dihaluskan, susu formula, air putih, madu) dapat memberikan dampak

negatif yang berupa diare, pneumonia, atau bahkan gizi buruk. Pemberian makanan campuran

juga dapat merusak mukosa pada usus bayi sehingga mengurangi efektivitas dari pemberian

5
ASI. Apabila hal ini terjadi maka manfaat dari ASI eksklusif dapat berkurang, atau bahkan

hilang sama sekali.

Bayi baru diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan yang lebih padat semisal bubur

saring atau bubur halus/ sum-sum setelah berusia 6 bulan. Pada usia ini pencernaan bayi

sudah cukup sempurna sehingga bisa mulai dikenalkan makanan yang lembut. Hal yang patut

diingat, bahwa di usia ini refleks muntah masih ada sehingga terkadang bayi menyemburkan

apa yang dikonsumsinya. Ibu tidak perlu khawatir, tetap berikan makanan dalam jumlah

sedikit-sedikit namun beberapa kali sekali, niscaya bayi akan mulai makan dengan baik.

Makanan yang diberikan tidak harus berwarna putih, malahan semakin berwarna atau

bervariasi akan lebih baik karena sekaligus membuat anak terbiasa mengkonsumsi berbagai

jenis makanan. Kebiasaan mengonsumsi makanan bervariasi akan membuat anak tidak pilih-

pilih makan sehingga mempermudah pemberian makan di fase usia selanjutnya.

Kesimpulannya, mitos dalam judul tidak benar pada bayi berusia di bawah 6 bulan tetapi

untuk usia di atas itu tergantung dari kondisi pencernaannya.

Merebus ASI Zat Gizinya Hilang


Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

ASI merupakan makanan pokok bagi bayi, namun ada kalanya seorang ibu tidak bisa

menyusui bayinya dikarenakan kesibukan di kantor atau alasan-alasan lain. Hal ini terkadang

membuat ibu harus memerah dan merebus ASI nya lagi sehingga menimbulkan kekhawatiran

bahwa zat gizi dalam ASI akan hilang semua. Kekhawatiran ini menyebabkan ibu

menambahkan susu formula pada makanan bayi untuk menambah kandungan zat gizinya.

Penambahan ini tentu tidak baik dikarenakan hal ini merusak pemberian ASI eksklusif dan

mungkin akan timbul komplikasi lain akibat perilaku tidak perlu ini.

Penurunan nilai gizi dalam jumlah besar sebenarnya tidak akan terjadi kecuali bila

dilakukan siklus pembekuan dan pencairan dalam waktu yang lama. Bila tidak maka

6
penurunan zat gizi masih dalam koridor yang wajar. Zat gizi tertentu seperti vitamin C

merupakan salah satu zat yang mudah rusak sehingga saat pemberian dalam bentuk perahan

baru pun zat gizinya sudah berkurang. Hal pertama dan utama yang harus diperhatikan adalah

menjaga kebersihan tubuh ketika melakukan pemerahan ASI sehingga kontaminasi dapat

dihindarkan dan zat gizi dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama.

Dalam melakukan pemerahan dan penyimpanan ASI sebaiknya memperhatikan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Siapkan dahulu wadah yang terbuat dari plastik yang aman untuk makanan (kode 5

PP atau kode 7 SAN dan ABS) atau yang berbahan kaca.

2. Berikan label yang berisi tanggal dan waktu pemerahan serta identitas dari bayi

(nama dan usia).

3. Perhatikan standar keamanan yang digunakan oleh Rumah Sakit atau tempat kerja

secara lebih seksama mengingat hal ini bisa bervariasi di tempat yang berbeda.

4. Batasi waktu berada di suhu ruang maksimal selama 4 jam dan 48 jam di dalam

lemari es, bila lebih dari itu maka sebaiknya ASI di buang saja.

5. ASI dapat bertahan dalam keadaan beku selama 3 bulan, tetapi setelah dicairkan ASI

hanya bisa dipakai dalam waktu 1 x 24 jam.

6. Jangan pernah gunakan microwave untuk menghangatkan ASI, lebih baik

menggunakan air hangat yang mengalir atau direndam dalam air hangat.

7. Bila memungkinkan hindari pemberian dengan menggunakan botol bayi, lebih baik

menggunakan gelas atau sendok.

Beberapa teknik penghangatan ASI telah terbukti mampu mengeliminasi bakteri patogen

sekaligus mempertahankan kandungan gizinya secara optimal. Tiga teknik terbaik untuk

memanaskan ASI adalah sebagai berikut,

7
1. Teknik pemanasan suhu tinggi waktu singkat, yaitu memanaskan ASI pada suhu 72o

C selama 15 detik.

2. Teknik pasteurisasi terbatas, yaitu memanaskan ASI pada uhu 62,5oC selama 30

detik.

3. Teknik flash heating yaitu merendam botol ASI dalam waterbath selama beberapa

detik lalu ASI dikeluarkan dan dengan cepat didinginkan.

Zat gizi yang hilang dalam ketiga teknik pemanasan di atas sangatlah minimal, namun

hal ini menurunkan konsentrasi dan aktivitas dari komponen bioaktif terutama yang berasal

dari protein. Zat bioaktif yang mengalami penurunan secara signifikan antara lain adalah

sIgA, lisozim, BSSL, sitokin, lipase, TGF-β, dan adiponektin serta beberapa protein lainnya.

Pasteurisasi merusak beberapa jenis protein secara lebih banyak daripada lainnya tetapi hal

ini menjadi lebih merusak ketika digabungkan dengan siklus pembekuan dan pencairan yang

berulang-ulang.

Susu Formula Membuat Bayi Lebih Sehat


Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Iklan susu formula yang begitu aktif dilakukan di berbagai media informasi, bahkan ada

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, membuat banyak Ibu merasa tergiur dengan manfaat

yang dijanjikan olehnya. Padahal sebenarnya kandungan gizi dalam susu formula tidak

selengkap kandungan gizi di dalam ASI, terlebih lagi susu formula mengandung protein susu

(kasein) jauh lebih banyak dari ASI.

Kandungan kasein yang tinggi dalam susu formula dapat menyebabkan diare pada bayi

dikarenakan belum sempurnya produksi laktosa adalam sistem pencernaan. Kejadian diare

pada bayi akan jauh lebih rendah pada mereka yang mendapatkan ASI eksklusif dikarenakan

ASI mengandung enzim laktase sehingga mampu bekerja sinergis di dalam usus halus dan

membantu pemecahan dan penyerapan protein. Selain zat gizi, ASI juga mengandung enzim

8
laktosa dan antibodi dari Ibu sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan zat gizi dan

memudahkan aktivitas pencernaan tetapi juga membantu meningkatkan imunitas dari bayi.

Bahaya lain dari pemberian susu formula adalah kemungkinan terjadinya kontaminasi

silang dari alat-alat yang digunakan untuk menyiapkan maupun memberikan ASI pada bayi.

Kontaminasi tersebut bisa terjadi karena bahan yang digunakan tidak bersih, peralatan yang

tidak steril, atau penyimpanan yang tidak tepat. Salah satu kasus kontaminasi yang pernah

terkenal adalah ditemukannya bakteri E. sakazakii dalam beberapa merek susu bayi yang

beredar di Indonesia. Bakteri E. sakazakii adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang, dan

tahan panas yang dapat menyebabkan diare, infeksi usus, dan bahkan sepsis. Kasus lain yang

berkaitan dengan susu formula adalah adanya dugaan penambahan melamin pada produk-

produk susu yang diimpor oleh China. Melamin yang masuk ke tubuh bayi dapat

menghambat kecerdasan dan memungkinkan timbulnya kanker di masa depan, sehingga

meskipun produk bermelamin sudah ditarik, dampak yang mungkin timbul tinggal menunggu

waktu saja.

Lebih baik mencegah daripada mengobati, itu pula prinsip yang harus dipegang oleh Ibu

saat menghadapi dilema memberikan susu formula pada bayi. Ketika Ibu telah siap dengan

langkah-langkah pencegahan dan memang tidak ada solusi lainnya maka baru boleh

dilakukan pemberian susu formula meskipun hanya sampai batas yang ditentukan.

Frekuensi Menyusui Hendaknya Dikurangi Saat Anak Mulai MP ASI


Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Ada sebagian orang tua yang berpikir bahwa setelah selesai masa ASI eksklusif maka

pemberian ASI harus sengaja dikurangi. Hal ini tidak lah benar, dikarenakan berkurang atau

bertambahnya konsumsi ASI seharusnya ditentukan oleh bayi itu sendiri. Bila bayi berusia 2

tahun, baru pemberian ASI dapat dihentikan secara bertahap. Pada umumnya fase pemberian

MP ASI dibagi menjadi 3 yaitu di usia 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan 12-24 bulan.

9
Pemberian MP ASI pada bayi berusia 6-9 bulan berbeda dari fase-fase selanjutnya,

dikarenakan ASI masih memberikan kontribusi sebesar 50% dari total kebutuhan energi bayi.

Hal ini berarti bayi harus tetap disusui sesuai permintaan baik siang dan malam serta

diberikan ASI dahulu sebelum makanan lain. Proses pemberian seperti yang telah disebutkan

dapat membantu bayi untuk menjaga kesehatan dan kekuatannya. MP ASI diberikan dalam

bentuk makanan keluarga yang dilunakkan dengan frekuensi 3 kali sehari dan volume kira-

kira 125 ml per pemberian. Setelah bayi berusia 8 bulan dapat mulai diberikan makanan

yang bisa digenggamnya Variasi makanan harus diperhatikan, terutama yang mengandung

zat besi, protein dan karbohidrat dalam jumlah cukup. Selama pemberian Ibu harus bersabar

dan tidak memaksa anak untuk makan dengan cepat serta selalu memperhatikan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Setelah mencapai usia 9-12 bulan, bayi mulai bisa diberikan makanan yang diiris-iris dan

makanan keluarga yang dipotong-potong. Untuk pemberian ASI, pada usia ini masih sama

dengan di rentang usia sebelumnya. Pada usia 12-24 bulan, ASI hanya dapat memenuhi 1/3

kebutuhan gizi bayi sehingga jumlah MP ASI yang diberikan harus ditingkatkan menjadi 200

ml per hari. Konsistensi makanan yang diberikan pada usia ini sama dengan yang diberikan

pada usia sebelumnya hanya saja bila bayi telah mampu maka bisa ditingkatkan menjadi

makanan keluarga. Pada fase ini biasanya anak sudah mulai jarang meminta menyusu dan

lebih memilih untuk makan-makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya.

Menambahkan Gula dan Garam Pada Makanan Bayi Agar Bayi Mau Makan
Oleh: Arif Rahmat Kurnia, S.Gz.

Banyak Ibu yang khawatir anaknya tidak mau makan sehingga kemudian menambahkan

gula dan garam ke dalam makanan. Hal ini dalam pandangan ilmu gizi tidaklah tepat

dikarenakan penambahan gula dan garam dapat menyebabkan anak menjadi ketergantungan

10
terhadap kedua zat tersebut. Padahal sebenarnya lidah anak masih netral sehingga tidak bisa

membedakan mana makanan yang enak dan mana yang tidak.

Penambahan gula pada makanan bayi dapat membuat anak menjadi suka makanan manis

sehingga menolak bila diberikan makanan yang tidak manis. Hal ini akan memberikan

dampak buruk pada anak berupa timbulnya berbagai penyakit, baik yang bersifat jangka

pendek maupun jangka panjang. Penyakit jangka pendek yang mungkin muncul antara lain

adalah gigi berlubang, mudah rewel, dan hiperaktif, sedangkan penyakit jangka panjang yang

muncul dapat berupa obesitas, diabetes tipe 2, kanker, dan penyakit jantung koroner.

Bila penambahan gula memberikan banyak efek yang buruk, maka penambahan garam

pada makanan bayi tidak lah lebih baik. Bayi yang pada makanannya selalu ditambahkan

garam, maka lama-lama kelamaan akan menolak untuk makan-makanan yang terasa hambar.

Hal ini dapat membuat bayi tidak menyukai sayur-sayuran dan makanan sehat lainnya.

Kebiasaan mengkonsumsi garam dalam jumlah banyak dapat merusak ginjal sehingga pada

akhirnya akan menyebabkan bayi memiliki masalah gagal ginjal dan tekanan darah tinggi.

Seorang Ibu seharusnya tidak menambahkan zat-zat aditif seperti gula dan garam pada

makanan anak. Makanan terbaik bagi anak tentu saja adalah ASI, sayur-sayuran, buah-

buahan, dan makanan lain yang bervariasi. Anak tidak boleh dibiasakan mengkonsumsi

makanan tinggi garam, tinggi gula, atau tinggi lemak. Jika anak rewel dan menolak makan,

maka bisa dibiarkan dahulu dan ketika lapar baru kita tawari untuk makan.

11
Asi Yang Pertama Keluar Tidak Baik Bagi Bayi Karena Susu Basi ?
Oleh: Nadia Savitri, S.Gz.
Air susu ibu atau ASI telah diketahui secara luas manfaatnya bagi kesehatan dan

kecerdasan anak. Seluruh masyarakat pun telah mengetahui bahwa ASI adalah makanan

terbaik bagi bayi hingga balita. Namun, terdapat sebuah kepercayaan atau mitos di sebagian

masyarakat mengenai ASI yang pertama kali keluar. ASI yang pertama kali keluar dikatakan

tidak baik bagi bayi karena merupakan susu basi. Hal ini mungkin dikarenakan penampakan

dari ASI tersebut berwarna kekuningan, sedikit pekat dan lengket, tidak seperti air susu pada

umumnya yang berwarna putih bersih dan cair. Karena kepercayaan inilah sebagian

masyarakat membuang ASI yang pertama kali keluar setelah bayi dilahirkan, sehingga bayi

tidak mendapatkannya. Apakah hal ini benar atau salah ? Anda perlu mengetahui

jawabannya, terutama bagi Anda para calon ibu. Jadi, mari simak ulasannya dengan seksama.

Berdasarkan ilmu gizi dan kesehatan, pada kenyataannya kepercayaan bahwa ASI

yang pertama kali keluar adalah susu basi sehingga tidak baik bagi bayi tidaklah benar.

Dengan kata lain, hal tersebut hanyalah sebuah mitos belaka. Kebenarannya justru

sebaliknya, ASI yang pertama kali keluar sangat baik dan sangat diperlukan bayi. ASI yang

pertama kali keluar setelah bayi lahir, disebut dengan kolostrum. Kolostrum di produksi di

akhir masa kehamilan hingga beberapa hari setelah melahirkan. Kolostrum sangat baik untuk

perkembangan fisik dan mental bayi serta dapat mencegah berbagai macam penyakit, karena

memiliki kandungan zat gizi dan zat kekebalan tubuh yang lengkap. Kolostrum bekerja

sebagai vaksin alami yang 100% aman bagi bayi. Dengan mendapatkan kolostrum, bayi dapat

terhindar dari berbagai macam infeksi karena telah memiliki sistem pertahanan tubuh atau

imunitas yang kuat.

Meskipun kolostrum kaya akan zat gizi dan zat kekebalan tubuh, namun kolostrum

hanya diproduksi dalam jumlah yang sedikit, yaitu sekitar 50 ml pada manusia. Kolostrum

tinggi akan karbohidrat, protein, dan antibodi, namun rendah lemak. Hal ini tidak masalah,

12
justru baik bagi pencernaan bayi, karena pencernaannya belum dapat mencerna lemak dengan

sempurna. Selain itu, kolostrum mengandung vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin

A dan E, vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C, asam folat atau vitamin B9, tiamin

atau vitamin B1, riboflavin atau vitamin B2, asam pantotenat atau vitamin B5, piridoksin atau

vitamin B6, dan vitamin B12. Selain vitamin, kolostrum juga mengandung berbagai macam

mineral, diantaranya kalsium, potasium, zat besi, magnesium, fosfor, kromium, zink, dan

sodium, serta berbagai macam immunoglobulin. Immunoglobulin adalah antibodi utama yang

menyediakan imunitas pasif bagi bayi yang responsif untuk pencegahan infeksi virus dan

bakteri di masa mendatang.

Kolostrum dikatakan sebagai “golden milk” atau susu emas karena berbagai macam

kandungan dan manfaatnya. Dengan demikian, diharapkan semua bayi yang lahir

mendapatkan kolostrum. Hal inilah yang mendorong munculnya anjuran untuk Inisiasi

Menyusui Dini atau dikenal dengan istilah IMD. IMD pada prinsipnya adalah memberikan

ASI secepat mungkin pada bayi setelah dilahirkan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

mengatakan IMD paling lambat dilakukan satu jam setelah bayi dilahirkan, artinya semakin

cepat bayi diberikan ASI setelah lahir akan semakin baik. Dengan keberhasilan IMD, maka

dapat dipastikan bahwa bayi mendapatkan kolostrum. Jadi bagi Anda calon ibu, jangan ragu

lagi untuk memberikan kolostrum untuk bayi Anda. Lakukan IMD dan berikan ASI saja

secara eksklusif pada bayi Anda hingga berusia 6 bulan, karena ASI adalah makanan

terlengkap dan terbaik yang disediakan oleh Tuhan khusus untuk bayi Anda.

13
Susu Formula Membuat Bayi Lebih Sehat ?
Oleh: Nadia Savitri, S.Gz.
Pernyataan di atas adalah pernyataan yang sangat membuat para ibu gundah gulana.

Apalagi, apabila tidak mengetahui kebenarannya secara pasti. Jika pernyataan tersebut benar,

maka susu formula akan semakin banyak digunakan oleh para ibu. Apalagi, susu dianggap

praktis terutama bagi ibu yang bekerja yang tidak dapat setiap saat menyusui bayinya.

Dengan demikian tidak ada masalah apabila susu formula menjadi pilihan untuk

menggantikan peran air susu ibu atau ASI. Namun jika pernyataan tersebut salah, masih perlu

kah memberikan susu formula pada bayi ? Manakah yang lebih baik, bayi yang diberikan

ASI dan susu formula, bayi yang diberikan ASI saja, atau bayi yang diberikan susu formula

saja ? Untuk mendapatkan jawabannya mari simak pembahasan berikut.

Pernyataan bahwa susu formula membuat bayi lebih sehat tidak sepenuhnya salah dan

tidak sepenuhnya benar. Pada kondisi tertentu, ada bayi yang akan lebih sehat apabila

mendapatkan susu formula sebagai tambahan, karena jika hanya diberikan ASI pertumbuhan

dan perkembangannya tidak akan optimal. Pada kondisi tertentu pula, misalnya jika ibu tidak

dapat memberikan ASI pada bayinya karena alasan medis, maka bayi akan lebih sehat jika

mendapat susu formula. Namun pada kondisi normal, baik pada ibu dan bayi, ASI tetaplah

makanan terbaik bagi bayi. Sehingga, pada 6 bulan pertama bayi dianjurkan untuk diberikan

ASI saja secara eksklusif, karena pada usia 0-6 bulan, kebutuhan gizi bayi sudah dapat

dipenuhi hanya dengan ASI dan sistem pencernaannya pun belum sempurna sehingga belum

dapat menerima makanan lainnya selain ASI.

Lalu sepenting apakah ASI bagi bayi ? Dan sehebat apa ASI jika dibandingkan

dengan susu formula ? Sebagai anak manusia, tentu ASI adalah makanan yang terbaik bagi

bayi. ASI merupakan makanan dengan kandungan gizi terlengkap yang sesuai dengan

kebutuhan bayi, yang telah diciptakan oleh Tuhan. Bahkan di Indonesia sudah terdapat

kebijakan dari pemerintah yang mengatur mengenai anjuran untuk memberikan ASI eksklusif

14
dan pembatasan peredaran susu formula. Hal ini karena manfaat ASI yang sangat banyak

bagi bayi. Apa saja keunggulan ASI yang utama ? Pertama, ASI sangat spesifik, kandungan

atau komposisinya akan berubah mengikuti kebutuhan bayi sesuai dengan usianya. Kedua,

ASI mengandung faktor kekebalan tubuh alami bagi bayi yang tentu ini tidak dapat Anda

temukan dalam susu formula. Bahkan menurut penelitian, ASI eksklusif dapat menurunkan

mortalitas atau kematian pada bayi yang disebabkan “common childhood illnessess” seperti

diare atau pneumonia, dan membantu mempercepat proses penyembuhan selama sakit. Maka,

jika dibandingkan dengan susu formula, tentu ASI memiliki komposisi yang lebih lengkap.

Perbandingan komposisi dari ASI dan susu formula dapat dilihat dari tabel berikut ;

Susu Formula ASI


Antibodi
Hormon
Anti virus
Anti alergi
Anti parasit
Faktor pertumbuhan
Enzim
Mineral Mineral
Vitamin Vitamin
Lemak Lemak
DHA/ARA DHA/ARA
Karbohidrat Karbohidrat
Protein Protein
Air Air

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh kandungan dalam susu

formula juga terdapat dalam ASI, namun tidak semua kandungan dalam ASI terdapat dalam

susu formula. Dengan demikian, jelas sudah bahwa ASI sangat penting bagi bayi.

Perlu diketahui pula bahwa sesuai anjuran, susu formula sebaiknya tidak diberikan

pada bayi dibawah usia satu tahun. Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pada

kondisi tertentu atau khusus yaitu apabila bayi tidak dapat mendapatkan ASI, susu formula

dapat diberikan sebagai pengganti ASI. Kondisi khusus tersebut diantaranya apabila bayi

15
menderita kelainan metabolisme bawaan sehingga tidak dapat diberikan ASI atau

membutuhkan formula khusus dan bayi yang dapat diberikan ASI namun untuk sementara

waktu tidak dapat hanya mendapatkan ASI saja secara eksklusif, misalnya bayi dengan berat

lahir dibawah 1500 gram atau bayi lahir prematur kurang dari 32 minggu. Selain itu susu

formula dapat diberikan sebagai pengganti ASI jika kondisi ibu tidak memungkinkan untuk

memberikan ASI, misalnya ibu dalam kondisi medis tertentu seperti menderita sakit berat,

sedang mengonsumsi obat-obat tertentu yang dapat berdampak bagi bayi, atau menderita

herpes di daerah payudara.

Bayi Belum Mengerti Rasa Makanan Sehingga Hanya Perlu Diberikan Satu Jenis
Makanan
Oleh: Nadia Savitri, S.Gz.

Masyarakat Indonesia khususnya yang berada di perdesaan tidak dapat dipisahkan

dari berbagai anggapan atau kepercayaan yang belum terbukti kebenaran atau kesalahannya.

Hal tersebut yang biasa disebut dengan mitos. Begitu banyak mitos yang berkembang dari

mulut ke mulut dan dipercayai oleh sebagian masyarakat, tidak terkecuali mitos yang

berhubungan dengan bayi. Salah satu mitos tentang bayi yang beredar di masyarakat adalah

anggapan bahwa bayi belum mengerti rasa makanan, sehingga hanya perlu diberikan satu

jenis makanan. Mitos tersebut tidak dapat serta-merta dikatakan benar atau salah. Karena

mitos tersebut bisa menjadi benar atau salah, tergantung dengan kondisi atau keadaannya.

Berikut penjelasannya agar Anda dapat memahami artinya dan dapat menilai dalam kondisi

apa mitos tersebut benar dan dalam kondisi apa mitos tersebut salah.

Sebenarnya, bayi boleh saja diberikan satu jenis makanan, yaitu air susu ibu atau ASI.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa hal tersebut hanya berlaku pada saat bayi berusia 0

hingga 6 bulan. Pada usia tersebut bayi memang diharuskan hanya mendapatkan ASI secara

eksklusif, artinya bayi hanya boleh diberikan ASI saja tanpa tambahan apapun. Namun,

16
setelah melewati usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi,

karena kebutuhannya semakin banyak seiring dengan bertambahnya usia. Sehingga perlu

untuk memberikan makanan sebagai tambahannya, selain tetap meneruskan pemberian ASI

hingga usia 2 tahun. Makanan yang diberikan bersamaan dengan ASI disebut makanan

pendamping ASI (MP ASI) atau disebut juga sebagai makanan pelengkap bayi.

Makanan pendamping ASI diberikan agar bayi tidak mengalami perlambatan

kenaikan berat badan akibat kekurangan zat gizi yang dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan bayi selanjutnya. Selain untuk memenuhi kebutuhan zat gizinya, makanan

pendamping ASI harus diberikan karena bertujuan agar bayi dapat mulai belajar untuk

merasakan dan menerima jenis makanan yang lain selain makanan bertekstur cair. Pemberian

jenis makanan pendamping ASI pun bertahap, diawali dengan makanan bertekstur halus,

kemudian makanan bertekstur kasar, dan terakhir makanan padat seperti yang dimakan oleh

orang dewasa. Beberapa penelitian mengatakan bahwa bayi yang terlambat diberikan

makanan pendamping ASI, yaitu pada usia di atas 10 bulan, maka ia akan cenderung

menerima makanan yang lebih tidak bervariatif atau cenderung menjadi pemilih dalam hal

makanan, dibandingkan bayi yang mendapat makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,

karena motorik mulutnya terganggu. Dalam jangka lama, hal ini dapat mengakibatkan bayi

mengalami berat badan kurang dibandingkan dengan rata-rata berat badan pada kelompok

usianya.

Lalu, perlukah bayi mendapatkan makanan yang beragam ? Atau hanya cukup

diberikan satu jenis makanan saja karena masih mendapatkan ASI ? Jawabannya sebagai

berikut. Bayi berusia di atas 6 bulan membutuhkan banyak zat gizi untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangannya. Zat gizi tersebut tidak dapat hanya didapatkan dari satu

jenis makanan, karena tidak ada satu jenis makanan pun yang memiliki zat gizi terlengkap.

Oleh sebab itu, makanan yang diberikan harus bervariasi agar berbagai zat gizi didapatkan

17
oleh bayi. Sebagai contoh, bayi membutuhkan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan

mineral meskipun dalam jumlah yang tidak sebanyak orang dewasa. Ke lima zat gizi tersebut

tidak dapat didapatkan dalam jumlah yang cukup jika hanya dari satu jenis makanan.

Misalnya pada daging yang mengandung banyak protein dan lemak, tetapi sedikit vitamin

dan mineral. Sehingga agar bayi mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup, perlu untuk

diberikan buah dan sayur sebagai sumber pemenuhan vitamin dan mineralnya. Jenis-jenis

vitamin dan mineral pun berbeda antara satu jenis buah dan sayur yang satu dengan yang

lainnya. Contohnya, pepaya merupakan sumber vitamin A, dan pisang merupakan sumber

kalium. Maka, semakin bervariasi makanan yang diberikan, maka akan semakin bervariasi

pula zat gizi yang didapatkan oleh bayi.

Meskipun begitu pentingnya pemberian makanan tambahan untuk pemenuhan

kebutuhan zat gizi bayi, namun pemberiannya harus memperhatikan kesiapan bayi dalam

menerima jenis makanan tertentu, misalnya memberikan makanan dengan tekstur yang

bertahap agar menyesuaikan dengan kemampuan sistem pencernaannya, kemudian diberikan

dalam porsi yang sesuai dengan porsi bayi, sehat, bersih, dan aman. Untuk mendapatkan

informasi yang lebih lanjut, konsultasikan dengan Ahli Gizi mengenai kebutuhan gizi bayi

dan makanan tambahan yang tepat untuk bayi Anda.

Bayi Yang Tidak Mau Makan Boleh Diberikan Asi Saja


Oleh: Nadia Savitri, S.Gz.

Anda memiliki bayi yang telah berusia 6 bulan ke atas ? Apakah Anda mengalami

masalah dimana bayi Anda susah makan atau menolak makanan yang diberikan ? Lalu solusi

apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya ? Sudah benarkah solusi tersebut ? Berikut ini

adalah ulasan yang perlu Anda baca untuk mendapatkan jawabannya.

Bayi berusia di atas 6 bulan sudah seharusnya mendapatkan makanan pendamping

ASI. Makanan pendamping ASI diberikan dengan tekstur makanan yang bertahap, mulai dari

18
halus, kasar, dan padat. Makanan pendamping ASI diberikan setelah bayi berusia 6 bulan ke

atas dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang semakin banyak seiring dengan

bertambahnya usianya. Hal tersebut dikarenakan zat gizi dari ASI saja sudah tidak

mencukupi ketika bayi berusia 6 bulan ke atas. Namun, pada kenyataannya tidak semua bayi

mau menerima makanan yang diberikan kepadanya. Hal tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti terlambat dalam memperkenalkan makanan pendamping ASI

sehingga bayi tidak siap menerima makanan, trauma terhadap makanan karena bayi pernah

mengalami tersedak, atau lain sebagainya.

Di kalangan masyarakat, masih terdapat anggapan yang salah kaprah, jika bayi tidak

mau makan, mereka hanya memberikan ASI saja. Hal ini mungkin dikarenakan masyarakat

telah mengetahui bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, maka mereka menganggap

tidak menjadi masalah jika bayi tidak mau makan, karena ASI saja sudah cukup. Anggapan

tersebut benar, jika bayi mereka berusia 0 hingga 6 bulan, dimana bayi dengan usia tersebut

memang hanya boleh mendapatkan ASI saja. Namun, jika bayi mereka telah berusia 6 bulan

atau lebih, maka anggapan tersebut tidaklah tepat, karena bayi berusia 6 bulan ke atas

membutuhkan zat gizi yang lebih banyak daripada bayi berusia dibawah 6 bulan. Sementara

kebutuhan gizi yang meningkat tersebut tidak cukup hanya didapatkan dari ASI saja,

mengingat beberapa kandungan ASI telah menurun prosentasenya seiring dengan

bertambahnya usia bayi. Oleh sebab itu, bayi berusia di atas 6 bulan dianjurkan untuk

diberikan makanan pendamping ASI untuk mencegah kekurangan gizi pada bayi hingga

menyebabkan status gizi menurun. Selain itu, melalui pemberian makanan pendamping ASI,

bayi dapat mulai belajar menerima makanan bertekstur selain cair. Hal tersebut juga berefek

baik terhadap perkembangan motorik mulut bayi.

Dengan demikian, para ibu seharusnya bijak dalam memberikan makanan atau asupan

terhadap bayinya. Meskipun ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, namun di saat usia bayi

19
sudah cukup, ibu harus memberikan makanan pendamping ASI sebagai pemenuhan

kebutuhan bayi. Tekstur maakanan pendamping ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan

usia dan kesiapan bayi. Tekstur makanan di mulai dari makanan halus, seperti bubur saring

atau bubur sumsum, pure buah dan sayur, kemudian dilanjutkan dengan makanan bertekstur

kasar, seperti bubur nasi, daging yang dicincang halus, dan yang terakhir adalah makanan

padat yaitu nasi dan lauk pauk yang sama seperti makanan orang dewasa.

Makanan pendamping ASI dapat di buat sendiri di rumah atau dapat dibeli dalam

bentuk kemasan siap pakai. Keduanya sama-sama baik dalam pemenuhan gizi bayi, namun

apabila ibu membuat sendiri di rumah, bahan makanan yang digunakan dapat lebih beragam

dan berganti-ganti setiap harinya agar bayi tidak bosan dan semakin mendapatkan zat gizi

yang beragam pula. Namun dalam pembuatannya secara “home made” ibu harus

memperhatikan kualitas masing-masing bahan makanan, serta menjaga higiene dan sanitasi

agar terhindar dari kontaminasi yang dapat membahayakan kesehatan bayi.

Memberi Makan Bayi Bisa Dengan Bermain, Yang Penting Bayi Mau Makan
Oleh: Nadia Savitri, S.Gz.

Sebagai orang tua, Anda tentu khawatir jika bayi Anda yang tidak mau atau susah

menerima makanan. Karena seperti yang kita tahu bahwa bayi di atas usia 6 bulan harus

mendapat makanan pendamping ASI untuk mencukupi kebutuhan gizinya yang telah

bertambah. Di usia saat bayi mendapat makanan pendamping ASI, biasanya bayi tidak akan

menolak makanan, bayi cenderung menerima apa yang disuapkan kepadanya. Namun, di usia

satu atau dua tahun ke atas, mereka sudah mampu merasakan jenis-jenis makanan sehingga

dapat menjadi pemilih soal makanan. Akibatnya, anak menjadi susah makan atau pun hanya

mau makan jenis-jenis makanan tertentu saja.

Banyak orang tua yang anaknya susah makan melakukan segala cara agar anaknya

mau makan, salah satunya dengan mengajak bermain. Meskipun akan memakan lebih banyak

20
waktu, namun dengan bermain anak di anggap lebih mau menerima makanan karena

perhatiannya beralih pada bermain. Benarkah hal tersebut boleh untuk dilakukan ? Adakah

dampak negatif yang akan timbul ? Untuk mengetahuinya silahkan baca ulasan berikut.

Menurut responsive feeding practice yang dianjurkan oleh WHO, salah satu yang

disarankan adalah pada saat makan anak seharusnya tidak dengan bermain, menonton tv,

ataupun bermain gadget. Hal ini agar anak tidak terdistraksi di saat makan. Pada saat makan,

aktivitas yang dilakukannya seharusnya hanya makan saja tidak ada hal lain. Setelah selesai

makan, sebaiknya tidak ada makanan lagi di dekat anak. Hal tersebut untuk menanamkan

disiplin makan pada anak, sehingga mencegah anak kelebihan asupan dan mengalami

obesitas. Dengan mengenali waktu makannya, anak akan mengerti kapan ia harus makan dan

kapan ia merasa lapar, sehingga pada saatnya makan, ia akan memakan makanannya dan

tidak menolak.

Makan dengan bermain membuat anak menjadi tidak fokus dengan makanannya,

tidak dapat merasakan makanan dengan baik, tidak dapat mengenali kapan merasa kenyang

dan lapar, serta cenderung tidak mengenali waktu atau jadwal makannya. Selain itu, makan

dengan bermain dapat memperpanjang durasi makan. Durasi yang dianjurkan responsive

feeding practice adalah tidak lebih dari 30 menit. Apabila sudah lebih dari 30 menit,

singkirkan makanan dari anak. Selain itu, makan sambil bermain dapat pula diartikan oleh

anak sebagai hal yang menyenangkan. Jika telah tertanam bahwa makan adalah hal yang

menyenangkan maka ketika dewasa di saat ia mengalami stress, ia akan mengalihkan

perhatiannya dengan banyak makan. Hal tersebut akan memicu obesitas ketika dewasa.

Dengan demikian, sebaiknya orang tua tidak memberi makan anak dengan mengajaknya

bermain, namun mencontohkan dengan benar bagaimana seharusnya sikap saat makan.

21
Boleh Hanya Memberikan Makanan Pendamping ASI yang Disukai Bayi
Oleh: Nadia Savitri, S.Gz.

Ketika bayi Anda sudah memasuki usia 6 bulan, maka sudah tiba saatnya bagi Anda

untuk mulai memberikan makanan pendamping ASI. Makanan pendamping ASI diperlukan

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang sudah tidak dapat dipenuhi dari ASI saja dan juga

penting untuk perkembangan kemampuan psikomotor bayi. Namun muncul masalah ketika

bayi Anda memasuki tahun kedua, pada usia ini bayi mengalami masa transisi untuk mulai

beralih ke makanan dewasa sehingga ada kecenderungan untuk takut atau tidak mau

menerima makanan baru yang ia anggap asing dan mulai memilih-milih makanan. Dengan

problema tersebut terdapat anggapan di masyarakat bahwa boleh hanya memberikan

makanan pendamping ASI yang disukai bayi. Apakah hal tersebut dibenarkan ?

Dengan hanya memberikan makanan yang disukai bayi, terdapat beberapa akibat yang

berkaitan dengan asupan zat gizi. Yang pertama, belum tentu makanan yang disukai bayi

adalah makanan yang sehat dan dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Kedua, bayi hanya akan

mendapatkan makanan yang monoton atau tidak beragam, dengan demikian asupan zat

gizinya pun akan tidak beragam. Padahal tidak ada satu jenis makanan pun yang memiliki zat

gizi paling lengkap, maka anjurannya adalah makan makanan yang beragam agar zat gizinya

saling melengkapi. Ketiga, bayi tidak dapat belajar menerima makanan baru terutama di masa

transisinya, sehingga di saat usianya sudah cukup untuk makan makanan dewasa ia belum

mau menerimanya. Dengan beberapa akibat di atas, dapat dikatakan bahwa anggapan untuk

hanya memberikan makanan pendamping ASI yang di sukai bayi tidaklah tepat.

Preferensi makanan anak-anak sangat mempengaruhi asupannya, dan oleh karena itu

penting untuk memahami bagaimana preferensi ini timbul. Penelitian psikologis

mengungkapkan interaksi yang kompleks dari faktor bawaan, faktor belajar dan faktor

22
lingkungan adalah yang membentuk pola makan anak. Preferensi makanan berkembang dari

kecenderungan yang ditentukan secara genetik seperti rasa manis dan asin dan tidak suka rasa

pahit dan asam. Dalam usia 1-3 tahun, regulasi asupan energi akan efektif jika ada tawaran

jenis makanan polos atau tidak berasa. Dengan makanan polos, anak akan memilih diet

mereka dan memiliki pertumbuhan yang teratur, tanpa instruksi dari orang dewasa. Selain

teori self-regulation ada bukti bahwa perilaku makan dapat dipelajari dan sangat mungkin

untuk memodifikasi asupan energi dengan cara menawarkan makanan secara berulang-ulang.

Akuisisi rasa untuk makanan tertentu merupakan konsekuensi dari pembelajaran. Dengan

demikian apabila bayi menolak makanan tertentu dan menerima makanan tertentu, orang tua

tidak boleh mengikutinya. Sebaiknya orang tua tetap memperkenalkan makanan-makanan

lain yang sehat selain yang diinginkan anak, karena meskipun preferensi makanan

berkembang dari kecenderungan genetik, namun dapat dimodifikasi dengan pengalaman.

Hati Adalah Organ Beracun Jangan Diberikan Pada Bayi !


Oleh: Nadia Savitri, S.Gz.

Mitos mengenai makanan tumbuh dan berkembang di masyarakat Indonesia. Mitos

tersebut berawal dari kepercayaan – kepercayaan yang ada di tengah - tengah masyarakat itu

sendiri. Mitos tentang makanan tidak selamanya akan menjadi mitos, karena seiring dengan

berkembangnya ilmu dan teknologi khususnya di bidang gizi dan juga pangan, mitos - mitos

makanan yang dipercayai masyarakat dapat dibuktikan kebenaran atau ketidakbenarannya.

Salah satu mitos atau kepercayaan yang cukup dikenal masyarakat adalah tentang memakan

organ hati. Meskipun di Indonesia sendiri khususnya Pulau Jawa, organ hati sapi dan hati

ayam mudah ditemukan di penjual daging di pasar tradisional maupun di pasar modern

seperti supermarket, namun tidak semua masyarakat mengonsumsinya dengan alasan yang

mereka tidak ketahui benar atau salahnya.

23
Sebagian dari masyarakat terbiasa mengonsumsi hati dan sebagian lagi tidak

mengonsumsinya karena percaya bahwa hati adalah organ yang beracun. Sehingga apabila

dimakan akan menyebabkan keracunan pada si pemakan. Dari sebagian yang terbiasa

mengonsumsi hati pun ada yang beranggapan bahwa hati hanya boleh dimakan oleh orang

dewasa dan tidak diperbolehkan untuk bayi dan anak-anak. Dengan demikian cukup terlihat

kekhawatiran masyarakat dalam mengonsumsi hati sapi dan ayam, terutama untuk

dikonsumsi bayi dan anak-anak. Lalu bagaimanakah kebenarannya ? Benarkah hati beracun

jika dimakan ? Atau benarkah hati berbahaya jika dimakan bayi dan anak-anak ? Berikut

ulasannya.

Hati merupakan organ vital bagi manusia dan hewan. Salah satu fungsi utama hati

adalah detoksifikasi atau memecah senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia,

urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Fungsi inilah yang

dikatakan bahwa hati berfungsi untuk menetralkan racun. Hal ini yang menjadi salah kaprah

di masyarakat, hati dikatakan sebagai organ yang beracun untuk dimakan. Padahal, hati

bertugas menetralkan racun, dan bukan berarti karena fungsi tersebut hati menjadi tempatnya

racun sehingga beracun untuk di makan, karena senyawa-senyawa racun telah dipecah oleh

hati dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat yang kemudian dikeluarkan melalui urin.

Hati aman untuk dikonsumsi apabila hati tersebut berasal dari hewan yang sehat,

dalam kondisi yang baik ketika akan dimasak atau tidak busuk, dan dengan proses pemasakan

yang baik pula. Orang tua tidak perlu khawatir untuk memberikan hati sebagai makanan

pendamping ASI, karena hati merupakan sumber lemak, protein hewani, vitamin A, asam

folat, zat besi, dan fosfor yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan

bayi. Dalam 100 gram hati sapi mengandung 161 kalori, 24.4 gram protein, 4.9 gram lemak,

389 mg kolesterol, 20357 µg vitamin A, 290 µg asam folat, 235 mg kalium, 404 mg fosfor,

6.8 mg zat besi, dan 6.1 zink. Sedangkan dalam 100 gram hati ayam mengandung 157 kalori,

24
24.4 gram protein, 5.5 gram lemak, 631 mg kolesterol, 11325 µg vitamin A, 590 µg asam

folat, 140 mg kalium, 312 mg fosfor, 8.5 mg zat besi, dan 4.3 mg zink.

Lemak dan kolesterol diperlukan oleh bayi untuk perkembangan otak, protein

diperlukan untuk metabolisme, mengganti sel yang rusak, dan mencegah bayi mengalami

kekurangan energi protein atau KEP, vitamin A diperlukan untuk kesehatan penglihatan dan

kekebalan tubuh, asam folat dan zat besi berfungsi untuk mencegah anemia, serta zink dan

fosfor dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan demikian, pernyataan bahwa

hati adalah organ beracun sehingga tidak boleh diberikan pada bayi tidaklah benar.

Kebenarannya justru sebaliknya, hati mengandung zat – zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh

bayi. Hati dapat diberikan sebagai makanan pendamping ASI, konsistensinya yang lunak

tidak akan menyusahkan bayi. Untuk bayi yang belum dapat mendapat makanan lunak,

setelah direbus hati dapat diblender atau dihaluskan bersamaan dengan sayuran.

Zat Gizi Hati Sapi Hati Ayam


Kalori/energi 161 157
Protein (g) 24.4 24.4
Lemak (g) 4.9 5.5
Kolesterol (mg) 389 631
Vitamin A (µg) 20357 11325
Kalium (mg) 235 140
Asam Folat (µg) 290 590
Zat Besi (mg) 6.8 8.5
Fosfor (mg) 404 312
Zink (mg) 6.1 4.3
Kandungan Gizi Hati Sapi dan Hati Ayam dalam 100 gr

25
Madu Untuk Bayi
Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Siapa sih yang tidak tahu dengan makanan satu ini? Yaap.. madu.. sejak dari jaman

kakek nenek moyang dulu madu sudah di kenal sebagai makanan dengan banyak manfaatnya.

Manfaat yang dihasilkan setelah mengonsumsi madu tidak lepas dari kandungan yang

ada dalam madu. Madu mengandung gula yang berbeda dengan gula pasir atau pemanis pada

umummnya. Dalam madu kandungan gula utamanya adalah jenis glukosa dan fruktosa

sementara gula pasir atau gula lainnya mengandung sukrosa. Hal ini yang membuat madu

mudah di serap dalam darah.

Madu juga dalam beberapa kajian ilmiah dapat menjadi anti oksidan karena

mengandung berbagai vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh. Kandungan Fe dalam madu

juga dapat membantu penderita anemia dalam meningkatkan kadar hemoglobin darahnya.

Nah selain itu tentu dari sebagian kita juga tahu kalau madu ini banyak di gunakan

dalam dunia kecantikan karena kaya akan vitamin C yang dapat mencegah penuaan dini.

Karena banyaknya manfaat dari madu ini tidak jarang banyak dari orangtua juga

memberikan madu kepada bayi mereka. Lalu bagaimana dengan bayi yang diberikan madu?

Ternyata, pemberian madu pada anak di bawah umur 1 tahun tidak di anjurkan.

Kenapa yah?

Pemberian madu pada anak di bawah 12 bulan (1 tahun) dapat menyebabkan penyakit

infant botulism.. apa itu infant botlism?

Infant botulism merupakan penyakit yang disebabkan oleh sopra dari bakteri

Clostridium botulinum. Walaupun termasuk kasus yang jarang namun bakteri ini dapat

memproduksi racun yang dapat menghambat transmisi impuls saraf. Saat menyerang sistem

saraf akan menyebabkan kelemahan otot atau hipotonia, sehingga pada bayi akan dijumpai

26
gejala lesu, lemas,sesak napas, menolak menyusu, sulit menelan, sembelit, sulit membuka

mata, dan mulut keing, pada kasus ektreme dapat menyebabkan kematian akibat kelemahan

otot napas.

Spora colostrodium botolinium ini dapat ditemukan pada madu sehingga jika bayi

diberi madu saluran cerna mereka belum siap untuk bersaing dengan sopra yang dihasilkan

bakteri tersebut, berbeda dengan pada anak di atas 1 tahun dan pada orang dewasa. Untuk itu

madu tidak di sarankan diberikan pada anak dibawah 1 tahun.

ASI Saja Cukup Untuk Bayi 0-6 Bulan.


Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Sudah pada tahu kan apa itu program ASI ekslusif?

Program ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan. Dari kata

ASI saja ini kita tahu bahwa anak usia 0-6 bulan hanya boleh di beri ASI hal ini membuat

beberapa ibu di sekitar kita khawatir, apakah ASI saja cukup untuk kebutuhan anak saya?

Jika sudah diberi ASI anak saya masih menangis apakah ASI nya kurang? Apa anak saya

tidak kelaparan jika hanya ASI saja? Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya.

Jadi ASI saja cukupkah untuk bayi 0-6 bulan?

Jawabannya

IYA...

ASI merupakan makanan yang seimbang untuk bayi usia 0-6 bulan yang mengandung

bioaktif yang baik untuk pertumbuhan otak, imun dan saluran cerna anak.

ASI mengandung laktosa sebagai karbohidrat utama yang persentasenya ebih banyak

jika dibadnigkan dengan susu sapi, dalam ASI laktosa terdapat 20-30% yang sangat

dibutuhkan untuk perkembangan otak anak dan membantu pertumubuhan bakteri usus baik

untuk kesehatan saluran cerna anak. Selain itu laktosa dalam ASI juga membantu dalam

pertumbuhan tulang karena mampu meningkatkan penyerapan kalsium. Kandungan lemak

27
yang tepat dalam ASI seperti omega 3, omega 6, DHA dan AA merupanan komponen

penting untuk pertumbuhan otak bayi. Untuk kandungan proteinnya sama halnya dengan susu

sapi ASI juga mengandung 2 macam protein utama yaitu whey dan casein . Whey adalah

protein yang halus, lembut dan mudah dicerna sedangkan Casein adalah protein yang

bentuknya kasar, bergumpal dan sukar dicerna oleh usus bayi, namun dalam ASI

perbandingan Whey dan casein adalah 60 : 40, semetara susu sapi 20:80. Selain kandungan

gizi makro di atas ASI juga mengandung vitamin dan mineral.

Takaran kandungan nutirisi dalam ASI sudah cukup dengan kebutuhan bayi dan

sangat spesifik sesuai dengan perkembangannya, jadi untuk ibu-ibu tidak perlu khawatir

anaknya kekurangan atau kelebihan nutirisi jika hanya di beri ASI.

Bagaimana frekuensi pemberian ASI pada bayi? Menurut IDAI Frekuensi pemberian

ASI lebih tepat ditentukan berdasarkan tanda lapar (on cue) daripada on demand. Jadi untuk

ibu agar dapat mengenali tanda lapar pada bayi, tanda lapar yaitu bayi membuka mulut,

mencari puting susu serta memasukkan tangannya ke mulut. Jika tidak segera disusui bayi

akan menangis. Beberapa dari ibu beranggapan bahwa jika anak lapar berarti menangis

menangis merupakan tanda lapar yang sudah lanjut dan saat menangis justru bayi jangan

disusui dulu, seharusnya ditenangkan terlebih dulu sampai menunjukkan tanda lapar dini

kembali

Lalu bagaimana jika bayi terus saja menangis?

Ibu.. bayi menangis belum tentu lapar, periksa popok bayi, atau gendong bayi

beberapa bayi butuh perhatian lebih.

Untuk ibu yang produksi ASI nya sedikit susui bayi lebih sering dari biasanya,

semakin sering ibu menyusui maka produksi ASI akan semankin banyak, biarkan bayi

menyusui sampai payudara terasa kosong dan berikan ASI dari kedua payudara ibu.

28
Kecukupan ASI pada bayi dapat dilihat dengan tanda kecukupan ASI. Kecukupan

ASI dipastikan dengan frekuensi buang air kecil 6-8 kali sehari, durasi menyusu 10-30 menit

untuk

satu payudara, dan kenaikan berat badan yang adekuat.

Kopi Dapat Mengatasi Kejang (Step) Pada Bayi


Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Kejang atau step pada bayi sering di jumpai dalam kehidupan kita, yang tentunya

membuat orangtua sangat khawatir. Kejang pada bayi biasanya terjadi sebagai sebuah respon

akibat kenaikan suhu tubuh yang sangat tinggi, atau karena adanya infeksi pada tubuh yang

sering dijumpai pada anak yang berusia 6 bulan hingga 5 tahun.

Orangtua tentu sangat khawatir jika sang buah hati tiba-tiba kejang, hal ini membuat

kebanyakan dari orangtua panik sehingga tidak jarang mengupayakan apapun agar kejang

anak berhenti. Beberapa masyarakat kita percaya bahwa jika memberikan kopi dapat

mengatasi kejang pada bayi.

Benarkah demikian?

Pada saat bayi kejang proses menelannya terganggu jadi akan sangat berbahaya jika

diberikan sesuatu ke mulut mereka. Kopi yang diberikan pada bayi saat kejang tidak akan

masuk ke dalam lambung justru dapat masuk ke paru-paru yang dapat menyebabkan

terjadinya radang pada paru-paru bayi.

Kopi merupakan minuman yang mengandung kafein yang dapat menyebabkan sakit

perut, sakit kepala dan gangguan istrahat pada anak, berbeda dengan orang dewasa. Kafein

dalam kopi juga menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan

turunnya kadar hemoglobin dalam darah sehingga anak anak atau bayi akan mengalami

anemia.

29
Sehingga pemberian kopi pada bayi tidak di anjurkan untuk bayi sehat apalagi pada

bayi yang mengalami kejang.

Bayi Hanya Boleh Diberi Makanan Lembut


Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Setelah menginjak usia 6 bulan ASI sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan

bayi semingga dibutuhkan tambahan asupan. Makanan pendamping ASI yang diberikan

harus menucukup kebutuhan yang tidak dapat lagi dipenuhi dengan ASI saja. Lalu bagaimana

dengan konsistensi makanan yang tepat untuk makanan pendamping ASI?

Secara bertahap konsistensi makanan yang diberikan pada bayi harus menyesuaikan

dengan kemampuan mengunyah dan menelannya.

Kebanyakan dari orangtua kadang keliru dalam menilai kemampuan anak tersebut,

sehingga kebanyakan anak tidak dapat mengunyah atau membutuhkan waktu yang lama

untuk mengonsumsi makanan yang diberikan

Bayi bisa makan bubur , tumbuk dan

makanan semi padat mulai dari enam bulan, kemudian terus meningkatkan

konsistensinya menjadi finger food pada usia 7- 8 bulan hal ini dapat melatih kemampuan

mengunyah anak dan mendorong mereka untuk makan sendiri.

Berikan makanan yang beragam untuk memastikan bayi mendapatkan vitamin dan

mineral yang cukup serta dapat menstimulus bayi untuk merasakan berbagai macam rasa dan

tesktur dari makanan nantinya.

Setelah menginjak usia 12 bulan anak sudah mampu mendapatkan makanan keluarga

mengingat kebutuhan nutrisi mereka sudah lebih besar dibandingkan periode sebelumnya.

Meskipun masih ada beberapa orangtua yang tetap memberikan makanan semi padat

(mungkin karena mereka

30
bisa menelan mereka lebih efisien, sehingga sedikit waktu untuk makan diperlukan

dari pengasuh). Namun perlu diketahui bahwa periode makan anak merupakan “jendela

kritis” dalam memperkenalkan makanan padat, jika ini tertunda melampaui sepuluh bulan,

itu dapat meningkatkan risiko kesulitan makan. perkembangan anak yang optimal disarankan

untuk secara bertahap meningkatkan makanan konsistensi dengan usia. konsistensi makanan

dan jenisnya harus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan anak.

Membekukan ASI Perahan Merusak Nilai Gizi


Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Para ibu tentunya sudah tidak asing lagi dengan kegiatan memerah ASI, apalagi ibu

yang kegiatannya di luar rumah. ASI merupakan hak anak yang wajib dipenuhi oleh ibu.

Sehingga, kapanpun dan dimanapun ketika sang buah hati membutuhkan ASI sang Ibu harus

dapat memenuhinya, Nah, salah satu caranya adalah dengan menyediakan stock ASI di

rumah. Kemudian yang muncul dibenak para ibu bagaimana agar ASI tersebut tetap aman

dan terjaga nilai gizinya, sementara susu merupakan salah satu makanan yang sangat cepat

mengalami kontaminasi.

Apakah ASI perahan tersebut ditaruh di suhu ruang? Atau kah di taruh di lemari

pendingin? Jika di lemari pendingin bagaimana jika ASI nya beku, apakah nilai gizi ASI nya

tidak rusak?

Mengetahui cara menyimpan ASI perahan sangat penting bagi para ibu. Suhu

menentukan bertahan tidaknya kualitas dan lama umur simpan ASI perah. Dalam suhu ruang

ASI hanya dapat bertahan selama 6-8 jam, jika ingin bertahan selama berhari-hari ibu dpat

menyimpan ASI dalam lemari pendingin. ASI yang disimpan dalam lemari pendingin bisa

bertahan 3-8 hari, dan jika disimpan dalam freezer ASI dapat bertahan 3-6 bulan. Jika

menaruh ASI dalam lemari pendingin atau freezer letakkan di bagian dalam lemari jangan di

31
depan pintu, karena jika diletakkan di depan pintu dapat terjadi perubahan suhu saat

membuka dan menutup pintu yang menyebabkan variasi suhu penyimpanan.

Jika di rumah ibu tidak memiliki lemari pendingin atau freezer ASI perahan dapat di

letakkan dalam termos berisi es, ASI yang ditaruh dalam termos berisi es dapat bertahan

hingga 24 jam asalkan suhunya tetap terjaga.

ASI perah yang dibekukan sebelum diberikan kepada bayi harus terlebih dahulu

dicairkan di dalam lemari pendingin sebelum dihangatkan. ASI perah tidak dianjurkan untuk

direbus atau dihangatkan dengan air mendidih. Saat memberikan ASI pada bayi kadang ada

ASI yang bersisa, ASI yang sudah dihangatkan tidak boleh dibekukan lagi untuk kemudian

disimpan.

Jadi, Untuk ibu-ibu jangan khawatir jika membekukan ASI perah. Membekukan ASI

tidak merusak nilai gizi ASI jika dilakukan dengan cara yang benar, memperhatikan suhu

penyimpanan, kontaminasi, dan cara penyajiannya.

Makanan Yang Hanya Boleh Diberikan Pada Bayi Hanya Kaldu, Hati,Pisang,
Pepaya, Bayam Dan Wortel.
Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

Setelah melewati periode ASI ekslsif, bayi yang menginjak usia 6 bulan mulai

diperkenalkan dengan makanan. Makanan pendamping ASI diharapkan dapat memberikan

bantuan asupan pada bayi yang sudah tidak mampu lagi tercukupi dengan ASI saja. Periode

pemberian makanan pendamping ASI ini tentunya menjadi periode yang tepat untuk

memperkenalkan semua jenis makanan pada bayi sesuai dengan kemampuan mengunyah dan

menelan bayi.

Beberapa ibu mulai khawatir jika sang buah hati telah memulai periode MP ASI nya

ini. Ibu-ibu kebanyakan bingung makanan apa yang dapat diberikan agar mampu memenuhi

kebutuhan buah hatinya. Ibu yang kebingunganpun tidak jarang mulai mencari informasi

32
keberbagai sumber. Beberapa sumber kadang memberikan informasi yang kurang tepat,

informasi yang banyak beredar terkait dengan makanan yang boleh diberikan pada bayi

hanya jenis makanan tertentu. Jadi, jenis makanan apa saja yang boleh diberikan pada bayi?

Makanan pendamping ASI yang baik jika mampu memenuhi kebutuhan bayi dan

terjaga keamanannya. MP ASI harus padat energi protein dan kaya zat gizi mikro seperti zat

besi, zink, vitamin A, vitamin C, asam folat dan kalsium.untuk mencakup semua zat gizi

tersebut maka bahan makanan yang disediakan ibu harus yang beragam dan tidak hanya

terpaku pada jenis pangan tertentu. Keberagaman bahan makanan yang dipilih ibu

menentukan kualitias MP ASI untuk sang buah hati.

Saat pemberian MP ASI diharapkan ibu dapat memperhatikan kecukupan protein,

baik dari nabati seperti tahu dan tempe, maupun dari protein hewani seperti ikan, telur, hati,

ayam, maupun daging. Protein merupakan zat gizi esensial bagi pertumbuhan bayi demikian

juga dengan lemak. Omega 3 dari sumber lemak sangat dibutuhkan untuk perkembangan

bayi. Lemak yang baik seperti omega 3 ini dapat diperoleh dari ikan. Selain memperhatikan

sumber protein dan lemak, MP ASI juga harus kaya akan buah dan sayuran. Hal ini untuk

menjamin kecukupan mineral dan vitamin, dan sebagai antioksidan bagi tubuh anak.

Makanan pendamping ASI ini sangat penting karena merupakan periode kritis bagi

perkembangan bayi, kesalahan dalam memberikan MP ASI dapat menyebabkan defesiensi

nutrien pada bayi yang ditandai dengan melambatnya kenaikan berat badan anak.

Jadi, untuk para ibu agar jangan bingung dalam menyiapkan makanan untuk bayi.

Prinsipnya makanan bayi harus beraneka ragam, aman, dan bebas dari bahan tambahan

pangan.

Gula Menyebabkan Hiperaktif Anak


Oleh: Nurhidayah Husna, S.Gz.

33
Bayi Baru Lahir Diberikan Teh Agar Bertenaga
Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

Makanan pokok yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir adalah ASI. Pemberian ASI dari

ibu kepada bayinya pun tidak selalu mudah dan lancar. Banyak permasalahan yang ditemui

ketika ibu memberikan ASI kepada anaknya, salah satunya ASI yang keluar hanya sedikit

sehingga ibu bayi merasa perlu menambahkan cairan lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

supaya bayinya kenyang dan tidak menangis. Beberapa cairan yang biasa diberikan kepada

bayi antara lain air putih, susu formula, dan ada juga yang memberikan teh manis.

Belakangan ini muncul keyakinan atau mitos pada masyarakat bahwa bayi baru lahir

dapat diberikan teh manis supaya bertenaga. Apakah tindakan pemberian teh kepada bayi

baru lahir aman untuk anak Anda? Mari kita ulas pembahasan tentang manfaat dan kerugian

teh, khususnya untuk anak Anda berikut ini.

Teh merupakan minuman favorit banyak orang karena memiliki rasa yang

menyegarkan dan dapat memberi perasaan rileks setelah meminun teh. Rasa nikmat yang

ditimbulkan setelah minum teh hanya dapat dirasakan dan dinikmati oleh orang dewasa,

bukan dengan bayi. Hindari pemberian teh, baik teh manis maupun teh pahit pada bayi Anda

jika tidak ingin menyesal dikemudian hari. Teh memiliki kandungan tannin dan kafein yang

berbahaya bagi bayi karena fungsi organ bayi yang belum sempurna.

Kafein dapat mempengaruhi system syaraf otak bayi, menimbulkan perasaan gelisah

pada bayi sehingga bayi sulit tidur, padahal tidur merupakan fase perkembangan yang paling

penting bagi pertumbuhan bayi. Kafein juga dapat merangsang pernafasan, sehingga dapat

mengganggu kerja jantung si kecil. Selain itu, kadar kafein pada bayi dapat mengendap lebih

lama dibandingkan pada orang dewasa, karena ketidakmampuan bayi dalam memetabolisme

kafein yang masuk ke dalam tubuhnya. Pada orang dewasa, dibutuhkan waktu 5-6 jam untuk

mengeluarkan setengah dari kadar kafein dalam darah. Sedangkan pada bayi, dibutuhkan

waktu hingga 14 jam untuk mengeluarkan kadar kafein.

34
Sedangkan, tannin dapat mengikat mineral besi dalam makanan, membentuk asam

tannat. Tannat yang terbentuk akan keluar bersama feses, sehingga mineral besi keluar dari

tubuh dengan sia-sia. Hal tersebut dapat menyebabkan anemia pada bayi. Asam tannat yang

terkandung dalam the juga dapat mempengaruhi penyerapan vitamin B dalam tubuh,

sehingga menyebabkan bayi mengalami defisiensi vitamin yang dibutuhkan untuk proses

tumbuh kembang.

Untuk pemberian cairan lain sebaiknya dipertimbangkan manfaat dan kerugiannya.

Sari buah, kuah sayur/daging, ikan, dll baik untuk dimasukkan dalam menu harian anak

Anda, itupun ketika anak Anda sudah memasuki usia >6 bulan, tetapi pemberian air teh

manis sebaiknya dihindari. Konsumsi teh dapat menghambat penyerapan mikronutrien dari

makanan, khususnya dari ASI yang seharusnya bayi Anda dapatkan, dimana ASI

mengandung berbagai macam zat gizi lengkap baik makro maupun mikronutrien. Kandungan

fitat dalam teh dapat menghambat penyerapan zat yang penting untuk pertumbuhan sel otak,

sel darah merah, dan sel kekebalan tubuh yang terkandung dalam ASI.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa lebih banyak kerugian dibandingkan

keuntungan memberikan air teh kepada bayi. Masihkah Bunda akan memberikan teh kepada

bayi Bunda?

Diare Pertanda Pintar


Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih

banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak

menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Hingga sekarang

penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang.

Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare

(Salwan, 2008). Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang

35
menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Diare disebabkan faktor cuaca,

lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang

memerhatikan kebersihan makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya

melalui 4F, yaitu Food, Fly, Feces, dan Finger.

Kini, bermunculan mitos terkait dengan diare pada anak yang menyatakan bahwa

diare sebagai pertanda bahwa anak akan bertambah pintar. Jangan mudah mempercayai mitos

tentang diare sebagai pertanda bahwa anak akan bertambah pintar. Bayi dan anak-anak

memang rentan mengalami diare yang disebabkan oleh rotavirus. Diare pada anak bayi juga

bisa disebabkan oleh bakteri, alergi susu, atau keracunan makanan bagi bayi yang sudah

mendapatkan makanan pendamping ASI. Perlu mewaspadai jika bayi terkena diare supaya

tidak terjadi dehidrasi. Perlu memantau terus frekuensi buang air besar pada bayi dan

sebaiknya perlu ditingkatkan frekuensi pemberian ASI supaya bayi tidak mengalami

dehidrasi.

Menurut World Health Organization (WHO), diare merupakan suatu penyakit yang

ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan

frekuensi buang air besar yang bertambah dari biasanya, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari

yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Diare akut menurut

World Gastrienterology Organization Global Guidelines 2005 dapat ditimbulkan oleh empat

penyebab, antara lain (Simadibrata & Setiati, 2006) :

a) Bakteri : Shigella, Salmonela, E. coli, Golongan Vibrio, Bacillus cereus,

Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas

b) Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus

c) Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantadium coli,

Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis

36
d) Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,

imunodefisiensi, kesulitan makan, dll

e) Faktor yang diduga sangat berkaitan erat dengan kejadian diare adalah faktor

persediaan air bersih, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, selain itu juga

pembuangan tinja dan air limbah, perilaku hygiene perorangan, dan

kependudukan. Diare dapat juga disebabkan oleh intoleransi laktosa, alergi

protein susu sapi, namum tetap sebagian besar diare disebabkan oleh agen

infeksius. Di Indinesia, penyebab utama diare adalah beberapa agen infeksius

seperti Shigella, Salmonella, Campylobacter, E. coli, dan Entamoeba histolytica

(Depkes RI, 2002).

Manifestasi klinis dari penyakit diare menurut (Kusmaul, 2002) antara lain:

a) Awalnya anak/bayi menjadi cengeng/gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan

berkurang

b) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

c) Tinja berubah warna menjadi kehijauan karena bercampur empedu

d) Anus dan sekitarnya lecet karena sering defekasi dan tinja menjadi lebih asam

akibat asam laktat meningkat

e) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, elastisitas kulit menurun, ubun-ubun dan

mata cekung, membrane muosan kesing dan disertai penurunan berat badan

f) Perubahan tanda-tanda vital, seperti nadi dan respirasi menjadi cepat, tekanan

darah menurun, denyut jantung cepat, pasien merasa sangat lemas, mengalami

penurunan kesadaran sebagai akibat dari hipovokanik

g) Diuresis berkurang (oliguria hinggak anuria)

h) Pasien tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalamketika terjaid asidosis

metabolic

37
Menurut Kusmaul (2002), diare dapat menimbulkan beberapa komplikasi sebagai

berikut:

a) Dehidrasi , yang terdiri dari dehidrasi ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic,

atau hipertonik

b) Renjatan hipovolemik

c) Hypokalemia dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,

perubahan pada elektro kardiagram

d) Hipoglikemia

e) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat dari defisiensi enzim lactase karena

kerusakan vili mukosa, usus halus

f) Kejang yang sering terjadi pada dehidrasi hipertonik

g) Malnutrisi energy, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan

Dari penjelasan di atas tidak terdapat bukti ilmiah bahwa kejadian diare pada bayi dan

anak ada kaitannya dengan peningkatan kecerdasan.

Bayi Bisa Alergi ASI


Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui

proses menyusui (Khasanah, 2011). Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat

makanan, sehingga dapat mencukupi seluruh kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, social,

maupun spiritual. Selain mengandung nutrisi, ASI juga mengandung hormone, unsur

kekebalan tubuh, anti alergi, serta anti inflamasi (Hubertin & Purwati, 2004). Menurut WHO,

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja selama 6 bulan tanpa diberi tambahan cairan

atau makanan lain. Menurut Depkes RI (2005), ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja

38
tanpa makanan dan minuman lain yang dianjurkan pemberiannya sampai 6 bulan pertama

kehidupan dan dianjutkan hingga berusia 2 tahun.

Pemberian ASI dapat memberi manfaat bagi bayi dan bagi ibu yang menyusui. Bagi

ibu, memberikan asi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, karena pada ibu yang

menyusui akan terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk konstriksi/penutupan

pembuluh darah sehingga dapat menghentikan perdarahan (Siswono, 2001). Pemberian ASI

dapat memberikan jarak kehamilan berikutnya karena menyusui merupakan cara kontrasepsi

alami yang aman, murah, dan cukup berhasil. Menurut (Anna, 2005), selama ibu masih

memberikan ASI eksklusif maka 98% ibu tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah

melahirkan dan 96% tidak akan hamil hingga bayi berusia 12 bulan. Memberian ASI kepada

bayi juga dapat mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium pada ibu.

Manfaat ASI bagi bayi yang utama adalah sebagai nutrisi, selain itu ASI juga dapat

meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan kecerdasarn, dan dapat meningkatkan

hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi (Roesli, 2000). Namun, di masyarakat masih ada

saja keyakinan atau mitos-mitos yang berkembang terkait dengan ASI yang belum terbukti

kebenarannya. Salah satu mitosnya adalah “Bayi dapat alergi ASI” atau “ASI dapat

menyebabkan alergi pada bayi”. Dengan adanya mitos seperti ini, membuat beberapa ibu-ibu

yang memberikan makanan atau minuman selain ASI pada anaknya pada usia <6 bulan yang

dapat berakibat tidak baik bagi kesehatan pencernaannya. Pada bagian ini, kita akan

membuktikan bahwa mitos tersebut tidak benar.

UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI hingga 6 bulan pertama

kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang diperlukan

pada anak usia tersebut. Justru pengenalan dini makanan yang rendah energy dan gizi atau

yang disiapkan dalam kondisi yang tidak higienis dapat menyebabkan anak mengalami

39
kurang gizi dan terinfeksi organisme asing, sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang

rendah terhadap penyakit.

Menurut (Roesli, 2005), ASI dapat merangsang pembentukan faktor daya tahan tubuh

bayi sehingga ASI berfungsi sebagai imunisasi aktif.

Tabel 1. komposisi air susu berbagai spesies

Spesies 2 x BL (hari) Lemak (%) Protein (%) Karbohidrat (%)


Manusia 180 3,8 0,9 7,0
Sapi 47 3,7 3,4 4,8
Kambing 19 4,5 2,9 4,1
Tikus 6 15 12 3

Kandungan gizi ASI:

a. Lemak

Kalori ASI 50% berasal dari lemak yang terutama terdiri dari triglisderida yang

mudah diuraikan menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat

dalam usus bayi dan di dalam ASI (Colon AR, 1985). Bayi yang mendapatkan ASI memiliki

kadar asam asetat dari spectrum asam lemak berantai pendek lebih tinggi dibandingkan bayi

yang mendapat susu formula. Asam asetat bersama dengan monogliserida dapat menghambat

pertumbuhan virus, bakteri, dan fungi (Siigur, Ormission, & Tamm, 1993).

b. Protein

Protein dalam ASI jumlahnya lebih sedikit dibandingkan protein dalam susu sapi.

Protein ASI sangat cocok untuk bayi karena unsur protein yang terkandung dalam ASI

hampir seluruhnya terserap oleh system pencernaan bayi. Hal ini disebabkan karena protein

ASI merupakan kelompok protein whey (protein yang bentuknya lebih halus). Protein whey

memiliki karakteristik yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna, sedangkan kelompok

protein yang terkandung pada susu sapi merupakan kelompok kasein yang kasar, bergumpal,

dan sangat sukar dicerna oleh unsur bayi (Purwanti, 2004).

40
Perbandingan protein whey dan kasein dalam ASI adalah 60:40, sedangkan pada susu

sapi perbandingannya 20:80. Hal ini menunjukkan bahwa protein susu sapi hanya 1/3nya

protein ASI yang dapat diserap oleh system pencernaan bayi dan harus membuang dua kali

lebih banyak protein yang sukar diresorpsi dan harus dikeluarkan dari system pencernaan,

sehingga dapat menimbulkan gangguan metabolism, membebani system pencernaan usus

bayi (Purwanti, 2004).

Sebagian susu formula telah mengubah perbandingan Casein dan Whey protein

hingga mendekati ASI. Begitu juga dengan Taurin yang cukup banyak terdapat dalam ASI,

namun tidak terdapat dalam susu formula telah ditambahkan ke dalamnya. Taurin berfungsi

sebagai neurotransmitter dan pematangan otak (Suradi, 2001).

Tabel 2. Komposisi protein antara ASI dan Susu sapi

ASI Susu sapi


Protein (g/l) 8,9 31,4
Casein 2,5 27,3
Whey protein 6,4 5,8
Alfa-lactalbumin 2,6 1,1
Beta-lactoglobin - 3.6
Lactoferrin 1,7 Sangat
sedikit
IgA 1 0,03
c. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang hanya terdapat dalam air susu dan

tidak terdapat padda jaringan tubuh lain. Laktosa dalam ASI memiliki konsentrasi paling

tinggi dibandingkan dalam air susu mamalia lain dan sering dihubungkan dengan berat otak.

Laktosa meningkatkan absorbs kalsium dan mudah terurai menjadi glukosa yang digunakan

sebagai sumber energy untuk pertumbuhan otak. Selain itu, ASI juga mengandung

oligosakarida yang dapat merangsang pertumbuhan Lactobacillus bifidus yang dapat

meningkatkan keasaman saluran pencernaan dan menghambat pertumbuhan kuman pathogen.

41
Selain memiliki kandungan gizi tersebut, di dalam ASI juga terdapat faktor anti

infeksi yang dapat memberikan proteksi local pada mukosa saluran pencernaan. Di dalam

ASI juga mengandung zat penangkal penyakit berupa faktor selular dan faktor humeral.

Tabel 3. faktor protektif dalam ASI

Faktor antibakteri Efektif terhadap


SIgA E. coli, C. tetani, C. diphteriae, K. pneumonia,
Salmonella, Shigella, Streptokokus, H. influenza
Virus : Polio, Rubella, GMV, Rotavirus, Influenza, RSV
Parasit : G. lamblia, E. histolitika
IgG, IgM V. cholera, E. coli
IgD E. coli
Bifidobacterium bifidum Enterobacteriacea, pathogen enteric
Laktoferin E. coli
Laktoperoksidase Streptococus, Pseudomonas, E. coli, S. typhimurium
Lysozyme E. coli, Salmonella
Makrofag, neutrophil, Dengan cara fagositosis, pembentukan interferon,
limfosit sitokin, dan limfokin
Lipid S. aureus, H. simplex, G. Lamblia, E. histolytica, T.
vaginalis

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kandungan ASI kaya akan manfaat, baik bagi

ibu maupun bagi bayi sendiri. ASI justru memberikan pertahanan terhadap imunitas bayu,

sehingga tidak terbukti jika ASI dapat menimbulkan alergi bagi bayi.

ASI Eksklusif Bisa Ditambah Air Putih


Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

Mitos lain yang muncul pada masyarakat terkait bayi dan ASI adalah ASI eksklusif

dapat ditambahkan air putih. Mitos ini belum diketahui kebenarannya, oleh karena itu mari

kita ulas dampak dari pemberian air putih ke dalam ASI untuk membuktikan mitos tersebut

benar atau tidak. Pemberian air putih pada bayi berusia kurang dari 6 bulan ternyata sangat

berbahaya. Hal ini terkadang masih disepelekan oleh para ibu karena menganggap air putih

baik untuk kesehatan, padahal hal ini tidak baik untuk bayi.

42
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan dari Johns Hopkins Children‟s

Center di Baltimore Amerika Serikat menunjukkan bahwa bayi di bawah 6 bulan yang

diberikan air putih akan terancam mengalami intoksikasi atau keracunn jika terlalu sering

meminum air. Hasil lain menunjukkan bahwa pemberian air kepada bayi dikhawatirkan dapat

memicu reflex haus sehingga bayi akan mengalami kelebihan cairan.

Sumber lain menjelaskan beberapa bahaya pemberian air putih kepada bayi, antara

lain (Ahmad, 2016):

a. Resiko infeksi bakteri

Infeksi bakteri dapat menyerang bayi di bawah 6 bulan yang diberi air putih jika air

yang dipakai tercemar, peralatan yang digunakan tidak higienis, dan cara memasak airnya

yang tidak tepat.

b. Gangguan pada otak bayi

Fungsi ginjal bayi di bawah 6 bulan belum berkerja secara baik, sehingga jika bayi

diberi air putih maka air seninya akan membawa serta elektrolit dalam darah, seperti natrium.

Natrium berguna bagi tubuh, sehingga jika kekurangan zat tersebut bayi akan beresiko

mengalami kejang dan gangguan fungsi otak.

c. Bisa merusak ginjal

Fungsi ginjal bayi di bawah 6 bulan yang belum bekerja dengan baik juga

menyebabkan bayi “keracunan” jika diberi air putih. Hal ini disebabkan karena air yang

masuk tidak sebanding dengan air yang dikeluarkan, sehingga tubuh bayi mengalami

kelebihan cairan dan beresiko merusak ginjal bayi.

d. Menyebabkan keracunan

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jennifer Anders dari John Hopkins Children‟s

Center di Baltimore Amerika Seikat membuktikan bahwa pemberian air putih pada bayi

dapat beresiko menimbulkan keracunan (intoksikasi).

43
Dari penjelasan di atas terbukti bahwa pemberian air putih pada bayi di bawah 6 bulan

tidak memiliki manfaat, oleh karena itu hindari pemberian air putih pada anak jika ingin bayi

bunda sehat.

Bayi Sudah Memasukkan Jari Ke Mulut Tanda Sudah Siap Makan


Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

Pasti bunda sering mendapati bayi bunda memasukan jari ke dalam mulutnya.

Terkadang beberapa bunda salah mengartikan bahwa ketika bayi memasukkan jari ke dalam

mulutnya sebagai tanda sudah siap makan. Akhirnya bunda-bunda memberikan makanan

tambahan kepada bayi yang sudah memasukkan jari ke dalam mulutnya, karena merasa

bayinya sudah ingin makan padahal bayi masih berusia di bawah 6 bulan.

Perlu diketahui bahwa, setiap bayi pasti akan mengalami fase oral, sehingga

memasukkan benda asing termasuk tangannya ke dalam mulut pasti akan dialami oleh bayi.

Menurut dr. Ni Luh Karunia Wahyuni, SPKFR(K), merupakan hal yang normal jika bayi

memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya ketika berusia 2-3 bulan, karena hal tersebut

membuat bayi merasa nyaman dan aman. Menurutnya, bayi usia 2-3 bulan sudah mulai

memasukkan tangan ke mulutnya, dan lama-kelamaan bayi juga akan memasukkan kakinya

ke dalam mulut. Hal tersebut merupakan proses bereksplorasi dan belajar mengenal benda

bagi bayi dengan memasukkannya ke dalam mulut dan menghisapnya. Kebiasaan seperti ini

lambat laun akan menghilang seiring bertambahnya usia dan kecerdasan mereka.

Menurut penelitian ilmiah yang telah dilakukan di Prancis menunjukkan bahwa bayi

yang baru lahir memang memiliki naluri untuk memasukkan berbagai benda asing ke dalam

mulutnya, termasuk jari. Tindakan seperti ini sebagai bagian dari upaya untuk bertahan

hidup. Sebab bagi bayi, memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya dapat diartikan sebagai

kemampuan untuk dapat makan.

44
Memasukkan jari ke dalam mulut bayi bukan merupakan tanda bayi memerlukan

makanan pendamping ASI (MP ASI) (Sudaryanto, 2014). Patokan pemberian MPASI atau

makanan padat kepada bayi dilihat dari kemampuan system pencernaannya. Perlu diingat lagi

bahwa MPASI baru bisa diberikan kepada bayi setelah berusia 6 bulan, karena usia kurang

dari 6 bulan system pencernaan bayi belum sempurna dan belum mampu memetabolisme

berbagai makanan dengan baik selain ASI.

Departemen Kesehatan merekomendasikan pemberian makanan tambahan dimulai

sejak bayi berusia 6 bulan, karena ketika bayi semakin aktif maka mulai menggunakan

energy yang lebih banyak. Setelah usia 6 bulan, aktivitas bayi semakin meningkat sesuai

perkembangan tubuhnya, seperti mengangkat dadanya dari lantai, berguling atau belajar

duduk, akan menimbulkan nafsu makan yang lebih besar.

Berikut ini ciri-ciri bayi sudah siap menerima MPASI yang mungkin bayi belum

melakukan semuanya (Salsabila, 2009):

a. Bayi dapat duduk dan mempertahankan kepalanya dengan baik tanpa dibantu

b. Bisa melakukan gerakan mengunyah

c. Berat badan terlihat meningkat 2 kali dari berat badanketika lahir

d. Telrihat tertarik pada makanan

e. Mulai membuka mulut ketika sendok mendekati mulut

f. Bisa memindahkan makanan dari mulut bagian depan ke bagian belakangan

g. Bisa menggerakan lidah dan tidak lagi mendorong makanan keluar

menggunakan lidah

Tapi, perlu bunda ingat bahwa kebiasaan “mengemut” jari bukanlah kebiasaan yang

baik. Mengemut jari dapat merusak bentuk fisik jari dan gigi geligi. Selain itu juga dapat

berpotensi memasukkan kotoran, kuman, atau mikroorganisme lain. Belum lagi secara

45
psikologis, anak akan sering mengalami “ketergantungan” memasukkan jari ke dalam

mulutnya.

Jika bayi bunda sudah memiliki kebiasaan untuk memasukkan jari ke dalam mulutnya

terus, perlu upaya dari bunda untuk menghentikan kebiasaannya. Memang tidak mudah, tapi

bunda bisa memulainya dengan mengalihkan perhatiannya. Misalnya dengan meraih tangan

bayi bunda setiap kali akan dimasukkan ke dalam mulut. Berikan bayi bunda mainan untuk

digenggam, lalu ajaklah mengobrol, bernyanyi, dan menghibur dengan cara bunda lainnya.

Setelah membaca penjelasan di atas, maka jadilah bunda yang pintar. Ketahui

kemauan bayi bunda dari tingkah lakunya. Ketahui kapan bayi bunda boleh diberi makanan

tambahan dan bunda mengerti apa yang harus dilakukan jika bayi bunda memiliki kebiasaan

yang tidak baik.

Bayi Yang Suka Menyembur Makanan Artinya Tidak Suka Makanannya


Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

Bayi bunda sering menyembur dan melepeh makanan yang bunda berikan??? Tenang

saja, itu bukan pertanda bayi bunda tidak menyukai makanan yang bunda berikan. Banyak

mitos yang muncul menyatakan bahwa jika bayi suka menyembur dan melepeh makanan

yang diberikan itu pertanda bayi tidak suka makanan yang bunda berikan. Benarkan mitos

tersebut??? Mari kita ulas pembahasannya di bawah ini.

Menyemburkan makanan bukan berarti bayi bunda tidak menyukai makanan yang

bunda berikan. Menyemburkan makanannya bisa terjadi karena bayi yang baru belajar makan

melakukan reflex akibat benda asing masuk ke dalam mulutnya. Namun, jika usia bayi bunda

sudah lebih besar (misalnya 9 bulan atau 1 tahun) masih menyemburkan makan yang

diberikan, bisa saja itu tanda bahwa bayi bunda sudah kenyang (Sudaryanto, 2014).

46
Bunda juga perlu mencari tahu penyebab lain yang membuat si kecil melepeh

makanannya, apakah si kecil belum lapar, sudah kenyang, atau penyebab lain seperti berikut

ini:

a. Pemilihan makanan yang kurang sesuai dengan tahapan perkembangan bayi

b. Usia pemberian makanan tambahan kurang tepat (terlalu dini atau justru

terlambat)

c. Cara pemberian makanan yang kurang tepat, misalnya terlalu memaksakan

waktu dan jumlahnya

d. Si kecil sedang sakit sehingga mengganggu nafsu makannya

e. Bosan dengan makanan yang disajikan bunda karena kurang variatif

Untuk menghindari kebiasaan melepeh si kecil, ada beberapa tips yang bisa bunda

lakukan, antara lain (Andriyani, 2004):

a. Perhatikan jadwal makan si kecil, jadi si kecil makan ketika benar lapar dan hindari

pemberian cemilan kepada si kecil menjelang waktu makannya supaya si kecil tidak

kenyang duluan sebelum makan

b. Bunda bisa memvariasi makanan secara sederhana yang bisa menarik perhatian si

kecil dan supaya tidak bosan

c. Perhatikan rasa makanan yang akan diberikan kepada si kecil. Sama halnya dengan

orang dewasa, si kecil juga akan makan lebih lahap jika rasa makanannya enak.

d. Buat suasana makanan yang lebih menyenangkan, jangan tegang supaya si kecil tidak

stress dan lahap makannya. Misalnya sambil mendengrkan music kesukaannya,

sambil dihibur dan diajak ngobrol sedikit-sedikit.

e. Buat variasi posisi makanan yang berbeda setiap waktu makan supaya si kecil tidak

bosan.

47
f. Sesuaikan porsi makanan yang diberikan dengan kebutuhan si kecil, bisa dengan porsi

kecil namun sering

g. Berikan sugesti kepada si kecil bahwa makan yang diberikan rasanya enak. Bila perlu,

bunda mencicipinya di depan si kecil supaya si kecil mengikutinya dan tidak

melepehnya

Jadi, jika si kecil melepeh makanannya bunda tidak perlu panic dan tetap harus

tenang. Hal penting yang perlu dilakukan adalah terus memantau tumbuh kembangnya,

khususnya berat badan dan panjang badannya.

Semakin Cepat Memulai MPASI Semakin Baik


Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

Banyak pendapat yang dianut oleh masyarakat tentang MPASI, namun sayangnya

tidak semuanya benar. Salah satu pendapat yang tidak benar adalah “semakin cepat memulai

MPASI semakin baik”. Mari kita ulas kenapa pendapat seperti itu tidak benar.

Pemberian ASI eksklusif wajib dilakukan selama 6 bulan dan terbukti dapat

melindungi bayi dari infeksi saluran cerna (Kramer & Kakuma, 2003) dan dapat

meningkatkan perkembangan motoric. Selain itu, ASI eksklusif selama 6 bulan juga dapat

berfungsi sebagai KB alami pada ibu dan mempercepat menurunkan berat badan ibu setelah

melahirkan (Dewey, 2001).

Bunda tidak perlu khawatir tentang kecukupan ASI dalam pemenuhan kebutuhan

energy bayi. Pemberian ASI saja selama 6 bulan sangat cukup memenuhi kebutuhan energy

bayi, dengan catatan status gizi bunda juga baik.

Sesuai dengan rekomendari WHO dalam “Complementary feeding: Family foods for

breastfed children” , MPASI sebaiknya dimulai setelah bayi berusia 6 bulan. Kurang dari 6

bulan, bayi tidak direkomendasikan untuk diberikan makanan tambahan karena fungi motoric

48
lidah belum berkembang sempurna dan saluran pencernaannya dianggap belum matang untuk

mencerna makanan padat yang masuk.

Beberapa faktor yang menjadi alasan pengenalan MPASI pada usia 6 bulan antara

lain:

a. Kebutuhan zat gizi bayi di atas 6 bulan semakin meningkat dan tidak dapat

dipenuhi hanya dari ASI saja

b. Saluran cerna dan ginjal bayi sudah cukup berkembanguntuk menerima jenis

makanan yang lebih kompleks

c. Tubuh bayi mulai memproduksi enzim amylase untuk mencerna karbohidrat

yang lebih kompleks

d. Koordinasi saraf dan otot pada bayi sudah cukup berkembang, sehingga anak

dapat menahan kepalanya tetap tegak dan dapat makan menggunakan sendok

Dari beberapa sumber menjelaskan tanda-tanda bayi sudah siap mendapatkan

makanan tambahan, antara lain (Nutricia, 2014):

a. Bayi sudah dapat menegakkan kepalanya

b. Bayi sudah dapat duduk di high chair

c. Bayi mau membuka mulutnya lebar-lebar bila didekatkan dengan sendok

d. Bayi tetap menangis dan meminta susu lagi setelah minum banyak susu

e. Bayi tidak sabar menunggu hingga menyusu berikutnya

f. Mudah terbangun di malam hari ketika tidur untuk minum susu

g. Tidur siang menjadi tak menentu, tidak nyenyak atau cepat terbangun

h. Bayi terlihat tertarik melihat ibu makan dan mencoba menjangkau makanan yang

dipegang oleh ibu

i. Mampu menghisap sejumlah kecil makanan atau bubur di sendok

49
Terdapat dua kerugian utama memperkenalkan MPASI terlalu dini sebelum usia 6

bulan, yaitu dapat meningkatkan resiko diare dan infeksi lainnya. Selain itu, jumlah ASI yang

diterima bayi juga akan menurun, padahal ASI merupakan makanan yang lebih bergisi

dibandingkan makanan padat lain. Selain itu, terdapat beberpaa kerugian pemberian MPASI

terlalu dini ketika berusia kurang dari 6 bulan, antara lain:

a. Terjadi kenaikan berat badan yang berlebih pada bayi, pada jangka waktu

panjang dapat meningkatkan resiko oobesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit

jantung ketia ia tumbuh dewasa

b. Meningkatkan resiko aspirasi, yaitu masuknya makanan ke dalam saluran

napas akibat koordinasi saraf dan otot lidah, mulut, dan organ terkait lainnya

yang belum berkembang secara sempurna

c. Meningkatkan beban kerja ginjal bayi

d. Zat makanan tertentu ada yang diyakini dapat menjadi antigen terhadao

saluran cerna anak yang belum berkembang sempurna

Pemberian MPASI yang terlalu lambat juga memiliki kerugian, yaitu bayi tidak dapat

memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan, terutama energy dan protein. Kondisi seperti

ini dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak. Asupan zat besi bayi juga akan kurang,

sehingga bayi dapat menderita anemia (Ramaiah (2007) dalam Mutmainnah (2010)). Selain

itu juga bayi akan mengalami kesulitan menerima makanan padat seiring dengan

bertambahnya usia.

Pemberian MPASI perlu memperhatikan dua hal penting, antara lain:

a. Waktu pemberian yang bisa dilakukan secara bertahap pada anak usia 6 bulan ke atas

b. Memberikan makanan yang memadai, baik dari segi:

 Jumlah: berikan 2-3 sendok tiap makan (sebagai pengenal rasa)

 Frekuensi: berikan makan pada bayi 2x sehari

50
 Konsistensi/kepekatan: harus cukup pekat/kental untuk diberikan

dengan tangan

 Variasi jenis makanan: mulai dari makanan pokok, pisang, atau

kentang yang dilumatkan

 Pemberian makanan secara aktif/responsive

1) Bayi mungkin perlu waktu untuk terbiasa dengan makanan lain

selain ASI

2) Bunda harus sabar dan memberikan dorongan kepada bayi untuk

mau makan

3) Jangan memaksa bayi untuk makan

4) Gunakan piring sendiri untu memberi makan bayi

 Kebersihan: kebersihan sangat penting diperhatikan untuk

menghindari diare dan penyakit lain

1) Gunakan sendok dan cangkir bersih

2) Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat

aman dan bersih

3) Cuci tangan bunda dengan sabun sebelum menyiapkan

makanan/memberikan makan

4) Cuci tangan bunda dan bayi sebelum makan

5) Cuci tangan bunda dengan sabun setelah ke toilet dan setelah

membersihkan kotoran bayi

Berikut ini tahapan dan cara pemberian MPASI kepada bayi (Kementerian Kesehatan

RI, 2014):

a. Usia 6-9 bulan :

1) Teruskan pemberian ASI sesering mungkin

51
2) Berikan ASI dulu baru MPASI

3) MPASI berupa bubur beras, pisang lumat, dan makanan lumat lainnya

4) Setiap hari (pagi, siang, sore) bayi diberikan MPASI sebagai berikut:

 Usia 6 bulan diberikan 2x makan masing-masing 6 sdm peres

 Usia 7 bulan diberikan 2-3x makan masing-masing 7 sdm peres

 Usia 8 bulan diberikan 3x makan masing-masing 8 sdm peres

 Usia 9 bulan diberikan 3x makan masing-masing 9 sdm peres

b. Usia 9-11 bulan:

1) Teruskan pemberian ASI sesering mungnkin

2) Berikan ASI dulu baru MPASI

3) MPASI lebih padat dan kasar, seperti bubur, nasi tim, nasi lembik

4) Untuk selingan bisa diberikan biscuit bayi dan buah

5) Setiap hari (pagi, siang, sore) bayi diberikan MPASI sebagai beriku:

 Usia 9 bulan diberikan 3x makan masing-masing 9 sdm peres dan

makanan selingan 2x

 Usia 10 bulan diberikan 3x makan masing-masing 10 sdm peres dan

makanan selingan 2x

 Usia 11 bulan diberikan 3x makan masing-masing 11 sdm peres dan

makanan selingan 2x

c. Usia 12-24 bulan:

1) Teruskan pemberian ASI sesering mungkin

2) Berikan MPASI dulu baru ASI

3) Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak, dapat

diawali dengan makanan dalam bentuk dicincang

52
4) Berikan makanan keluarga 3x sehari sebanyak 1/3 sampai ½ porsi dewasa, yang

terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah

5) Beri makanan selingan kaya zat gizi sebanyak 2x sehari diantara waktu makan,

seperti pudding, kue, jus buah, dsb

6) Makanan keluarga yang diberikan kepada bayi harus bervariasi

Masihkan bunda percaya akan pendapat bahwa “semakin cepat memberikan MPASI

semakin baik”? Sayangilah si kecil dimulai dengan memperhatikan pemberian nutrisi

dasarnya jika bunda tidak ingin menyesal di kemudian hari.

Tunda Pemberian Ikan Dan Telur Hingga Anak Usia 1 Tahun


Oleh: Wieke Apriana, S.Gz.

Masih terdapat beberapa mitos terkait pemberian MPASI yang masih dipercaya oleh

masyarakat. Mulai dari dahulukan pemberian sayur sampai tunda telur dan ikan untuk

mencegah alergi. Selain itu beberapa pendapat juga menyatakan menunda pemberian ikan

dan telur hingga anak usia 1 tahun karena badan si kecil menjadi amis setelah makan telur

dan ikan. Benarkan pendapat seperti itu? Mari kita ulas di bawah ini.

Pendapat seperti di atas sangatlah kuno. Memang ada sindroma tubuh berbau ikan

atau disebut dengan Fish Odor Syndrome. Sindrom ini bukan disebabkan karena setelah

mengonsumsi makan ikan, namun karena adanya gangguan metabolism trimethylamine di

dalam tubuh dan sangat jarang terjadi. Gangguan ini ditandai dengan pengeluaran senyawa

trimethylamin di dalam air seni, keringat, nafas, dan cairan tubuh lainnya.

Jadi, bau amisnya bukan karena setelah bayi bunda diberikan ikan kan??? Bunda

sudah dapat mengenalkan ikan sebagai makanan padat kepada si kecil dengan cara

dihaluskan. Ikan mengandung zat gizi yang sangat baik untuk perkembangan otak si kecil.

Menurut Murdiati & Amaliah (2013), secara umum ikan mengandung 13-20% protein yang

dapat membantu pertumbuhan sel otak. Kandungan omega 3 pada ikan sebagai asam lemak

53
tak jenuh bermanfaat untuk pertumbuhan otak, mata, dan saraf bagi si kecil. Ikan juga

mengandung vitamin D yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang si kecil.

Penelitian terbaru yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa penundaan makanan

tertentu tidak berhubungan dengan kejadian alergi. WHO telah merekomendasikan anak

diberikan berbagai jenis protein. Protein memiliki fungsi yang sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan si kecil serta dapat memperbaiki jaringan-jaringan yang

rusak. Ikan dan telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat diberikan

sebagai makanan tambahan kepada si kecil.

Makanan tambahan yang dianjurkan untuk diberikan kepada bayi, antara lain

(Kementerian Kesehatan RI, 2014)

a. Bubur tepung beras/beras merah yang dimasak menggunakan air atau kaldu daging

atau sayuran

b. Sayur-sayuran dan kacang-kacangan (seperti kacang polong, kacang merah, wortel,

tomat, kentang, labu kuning, kacang hijau) yang direbus kemudian dihaluskan

menggunakan blender. Ketika diblender sebaiknya ditambahkan kaldu atau air

matang agar lebih halus.

c. Buah-buahan yang dihaluskan atau diblender seperti papaya, pisang, apel, melon, dan

alpukat

d. Daging sapi yang tidak berlemak direbus dengan sedikit air, kemudian diblender,

ditambahkan ke dalam bubur tepung

e. Ikan yang tidak berduri, seperti daging ikan kakap yang segar, ikan gindra, atau ikan

salmon yang diblender

54
Makanan tambahan yang tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi, antara lain

(Sudaryanto, 2014):

a. Makanan terlalu berlemak

b. Buah-buahan yang terlalu asam, seperti jeruk dan sissak

c. Makanan yang terlalu pedas atau bumbu yang terlalu tajam

d. Makanan yang mengandung protein gluten, yaitu tepung terigu, barley, biji gandum,

dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan ini dapat membuat perut bayi

kembung, mual, dan diare yang disebabkan karena gluten intolerance.

e. Gula, garam, bumbu masak, atau penyedap rasa. Utamakan pemberian MPASI

dengan rasa asli makanan, karena fungsi ginjal bayi belum sempurna.

f. Buah-buahan dan sayuran yang mengandung gas, seperti durian dan cempedak, kol,

kembang kol, dan lobak. Makanan tersebut dapat membuat perut bayi menjadi

kembung.

g. Kacang tanah yang dapat menyebabkan alergi atau pembengkakan pada tenggorokan

sehingga bayi mengalami kesulitan untuk bernafas.

h. Kadang telur yang dapat memicu alergi. Berikan bertahap dengan porsi kecil. Jika

bayi menunjukkan gejala alergi lebih baik segera dihentikan pemberiannya

i. Susu sapi dan olahannya yang terkadang membuat bayi alergi atau lactose

intolerance

Jadi, jangan takut bau amis dan terjadi alergi jika memberikan telur dan ikan kepada si

kecil. Manfaat yang diberikan oleh telur dan ikan lebih besar dibandingkan ketakutan bunda.

Utamakan pemenuhan kebutuhan gizi si kecil dengan berbagai macam makanan dengan tetap

memperhatikan MPASI yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada si kecil.

55
Konsumsi Buah Saja Tidak Menjadi Masalah Bila Anak Tidak Menyukai Sayuran
Oleh: Izka Sofiyya, S.Gz.

Berdasarkan PGS (Pedoman Gizi Seimbang), konsumsi sayur dan buah minimal 3

porsi/hari. Pola konsumsi sayur dan buah pada penduduk Indonesia memang masih rendah

daripada jumlah yang dianjurkan (Soegondo, 2008). Penelitian menunjukkan bahwa sekitar

90% anak mengkonsumsi sayur dan buah dengan ukuran <3 porsi/hari dengan anak

perempuan lebih sering mengkonsumsi sayur dan buah dibandingkan dengan anak laki-laki

(Ayu & Sartika, 2011).

Kebanyakan anak-anak masih memilih makanan yang dikonsumsi, apalagi untuk

memakan beraneka ragam makanan. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 90% anak

mengkonsumsi sayur dan buah dengan ukuran <3 porsi/hari dengan anak perempuan lebih

sering mengkonsumsi sayur dan buah dibandingkan dengan anak laki-laki (Ayu & Sartika,

2011). Padahal sayuran menjadi sumber utama vitamin dan mineral bagi tubuh, serta yang

tidak kalah penting adalah sebagai sumber serat yang penting bagi anak dalam masa

pertumbuhan, khususnya berhubungan dengan anak dengan obesitas serta overweight (Field,

Gilman, Rosner, Rockett, & Colditz, 2003).

Vitamin merupakan kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan

protein, karbohidrat maupun lemak (Mochammad Agus Krisno, 2004). Kebutuhan vitamin

ini relatif kecil, namun peranannya dalam tubuh sangat penting. Peranannya termasuk dalam

kelompok zat pengatur pemeliharaan dna pertumbuhan. Disamping itu, vitamin adalah

senyawa organik yang mudah rusak oleh pengolahan dan penyimpanan. Karenanya jumlah

asupan sayuran dan buah ini relatif tinggi agar orang mendapatkan kemanfaatannya.

Namun beberapa anak lebih menyukai mengkonsumsi buah-buahan saja dibandingkan

dengan mengkonsumsi sayuran serta beberapa ibu beranggapan bila tidak menjadi masalah

anak tidak mengkonsumsi sayuran karena buah-buah saja sudah dapat menggantikan nilai

gizi dari sayuran. Apakah anggapan tersebut benar?

56
Sayuran dan buah-buahan mengandung beragam vitamin dan sayuran mengandung

beragam mineral dan vitamin yang satu sama lain akan mendukung ketersediaan yang

mencukupi bagi tubuh. Memang makan buah-buahan lebih baik daripada tidak sama sekali

makan sayuran, akan makan tetapi jika hanya mengandalkan nutrisi dari buah tanpa sayuran

akan terlewatkan suatu zat yaitu phytochemicals yang merupakan suatu kandungan yang

terdapat di dalam sayuran. Selain itu, kebanyakan kandungan gula di dalam buah-buahan

lebih tinggi, oleh karenanya buah cocok sebagai makanan selingan di sore hari atau sebagai

makanan pencuci mulut.

Namun buah-buahan tidak dapat menggantikan nutrisi yang terdapat di dalam

berbagai macam sayuran, menurut Clydesdale (1988) dalam Trace Minerals in Foods

mengatakan bahwa kandungan mineral pada buah-buahan dan sayuran berbeda-beda

sehingga diperlukan kombinasi konsumsi buah dan sayur. Selain itu beberapa buah tidak

dapat dikonsumsi kulitnya sehingga kandungan serat dalam buah tersebut dapat berkurang,

namun tidak dengan sayuran yang dapat dikonsumsi seluruhnya. Sehingga tidak cukup hanya

mengkonsumsi satu jenis sayur atau buah saja, namun mengkonsumsi sayur dan buah secara

beragam dengan minimal 3 porsi perhari.

Berdasarkan uraian pentingnya konsumsi sayur dan buah serta susahnya konsumsi

bahan makanan tersebut pada anak, maka para orang tua perlu untuk menyiasatinya agar anak

mau dan suka makan sayur dan buah. Beberapa trik orangtua yang dapat dilakukan seperti :

a. Menjadikan buah dan sayur sebagai snack yang dapat dibawa berpergian dan

diletakan ditempat yang mudah dijangkau anak-anak

b. Menyajikan sayur dan buah di setiap waktu makan, seperti menambahkan irisan atau

parutan sayur di setiap menu

c. Memilih buah yang masak karena rasa manis lebih disukai anak

57
d. Sayuran dan buah menjadi makanan yang menyenangkan dengan men jadikan

sayuran untuk menghias roti atau telur dadar menyerupai wajah lucu

e. Membuat kompetisi makan sayur dan buah di rumah dan beri hadiah bagi pemenang

yang menarik bagi anak-anak

f. Orangtua menjadi contoh yang baik bagi anaknya dengan selalu makan buah dan

sayur dan memilih sayur atau buah ketika makan di restoran

Jus Kemasan yang Sering dikonsumsi Anak memiliki Kandungan Gizi yang Sama
dengan Jus Buah Asli
Oleh: Izka Sofiyya, S.Gz.

Kegemaran anak-anak dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang serba

manis, praktis, instan, mudah dibawa, mudah ditemukan dimana saja serta tergolong murah

menjadikan orangtua suka memberikan jus buah kemasan kepada anak-anaknya. Apalagi

orangtua tergiur dengan iklan-iklan yang beredar mengenai berbagai macam kandungan gizi

yang terdapat dalam jus kemasan seperti vitamin C, B12, B9, maupun antioksidan.

Kebanyakan orangtua memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap jus kemasan karena terbuat

dari buah sehingga orangtua berpendapat bahwa kandungan gizinya sama bahkan lebih baik

dari pada jus buah asli. Banyak orangtua yang menganggap bahwa kebutuhan gizi dari sayur

dan buah untuk tubuhnya yang porsinya belum tercukupi dapat digantikan dengan konsumsi

jus dalam kemasan.

Karena bahan dasarnya adalah buah, kebanyakan masyarakat menggangap jus

memiliki kandungan gizi dengan buah aslinya, sehingga muncul pula anggapan jika

meminum jus berarti akan mendapatkan manfaat sama ketika memakan buah yang masih

utuh atau masih fresh. Jus dan buah asli memang memiliki kandungan gizi yang hampir

sama. Namun perlu diketahui bahwa saat ini tidak sedikit produsen pembuat jus sering

mencampurkan bahan-bahan tambahan lain untuk memotong biaya produksi. Mereka

58
membuat jus buah dalam kemasan dengan kandungan buah yang sedikit dan menambahkan

banyak gula dalamnya untuk memberikan rasa yang enak. Dalam 300-500 ml satuan saji

minuman jus berpemanis yang beredar di Indonesia terkandung gula sebanyak 37-54 gram.

Jumlah kandungan gula ini melebihi 4 kali rekomendasi penambahan gula yang aman pada

minuman yaitu 6-12 gram (Harvard University, 2009).

Tulisan „fresh juice’ di jus kemasan, tidak menjamin bahwa minuman tersebut terbuat

dari buah asli dan mempunyai kandungan manfaat yang sama. Jus buah dalam kemasan

biasanya terbuat dari banyak tambahan pangan buatan dengan banyak tambahan senyawa

kimia. Komponen perasa, pewarna dan beberapa senyawa kimia lainnya akan ditambahkan

dalam proses produksi sehingga minuman mempunyai warna yang menarik dan rasa yang

segar mirip seperti jus asli.

Terdapat dua jenis jus buah kemasan yang beredar dipasaran, yaitu minuman sari

buah dan minuman rasa buah. Perbedaan minuman sari buah dengan minuman rasa buah,

adalah :

a. Sari buah (35-100% kandungan sari buah asli) memiliki lebih banyak kandungan

buah aslinya. Cocok untuk yang ingin mendapatkan nutrisi dan kenikmatan buah

asli karena kandungan gula yang rendah

b. Rasa buah (kurang dari 35% kandungan sari buah asli) lebih untuk mendapatkan

kesegaran dan menghilangkan dahaga, tapi kandungan buah aslinya tidak terlalu

banyak, jadi kurang bisa memberikan manfaat buah asli serta kandungan gula

yang tinggi

Kandungan nutrisi pada jus buah hampir berbeda dengan kandungan nutrisi pada buah

asli atau buah utuh. Apalagi dengan kandungan serat dalam jus buah kemasan yang sudah

hilang . Serat pada buah asli juga sangat penting untuk memberikan efek rasa kenyang yang

lebih lama, sedangkan pada minuman jus buah yang tidak terdapat serat tidak akan memiliki

59
efek yang sama, justru akan membuat mudah lapar dan meningkatkan ketagihan karena

kandungan gula yang tinggi pada anak-anak. Penelitian Pan & Hu (2011) menunjukkan

bahwa individu tidak merasakan kenyang ketika mengonsumsi minuman berpemanis karena

bentuknya yang cair sehingga tidak membuat lambung terasa penuh (bloating) dan waktu

transitnya singkat.

Manfaat dari serat pangan yang terdapat banyak pada sayuran dan buah-buahan bagi

anak dikemudian hari sebagai investasi pada masa dewasa adalah mengontrol berat badan

atau kegemukan (obesitas), menanggulangi penyakit diabetes, mencegah gangguan

gastrointestinal, kanker kolon (usus besar), serta mengurangi tingkat kolesterol darah dan

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

Snack Sayuran dan Buah-Buahan yang Dikeringkan Sama-Sama Sehatnya


Oleh: Izka Sofiyya, S.Gz.

Konsumsi sayur dan buah pada anak-anak menjadi hal yang sulit dilakukan terutama

bagi orangtua. Kebutuhan vitamin ini relatif kecil, namun peranannya dalam tubuh sangat

penting. Peranannya termasuk dalam kelompok zat pengatur pemeliharaan dan pertumbuhan.

Beberapa orangtua menyiasati kurangnya konsumsi sayur dan buah anak dengan memberikan

sayuran dan buah-buahan berupa snack, frozen fruit, buah yang dikeringkan dan lain-lainnya.

Orangtua sering menganggap bahwa kudapan-kudapan tersebut menyehatkan dan lebih baik

untuk dikonsumsi anak-anak sebagai pengganti sayuran dan buah-buahan.

Konsumsi sayuran dan buah-buahan ditunjukan orang tua untuk memenuhi kebutuhan

vitamin dan mineral bagi anaknya. Namun disamping itu, vitamin adalah senyawa organik

yang mudah rusak oleh pengolahan dan penyimpanan. Penanganan, penyimpanan dan

pengawetan sayuran sering menyebabkan terjadinya perubahan nilai gizi. Zat gizi yang

terkandung dalam bahan pangan akan rusak pada sebagaian besar proses pengolahan karena

60
sensitif terhadap pH, oksigen, sinar dan panas atau kombinasi diantaranya (Harris & Karmas,

1988).

Pengolahan sayuran dan buah-buah yang menggunakan suhu tinggi dalam

pengolahanya dapat merusak vitamin yang ada dalam buah/ sayur tersebut. Seperti vitamin A

yang banyak pada sayuran dan buah-buahan berwarna kuning atau merah akan stabil dalam

kondisi ruang hampa udara, namun akan cepat rusak ketika dipanaskan dengan adanya

oksigen, terutama pada suhu yang tinggi. Vitamin tersebut akan rusak seluruhnya apabila

dioksidasi dan didehidrogenasi. Vitamin ini juga akan lebih sensitif terhadap sinar ultra violet

dibandingkan dengan sinar pada panjang gelombang yang lain.

Pengeringan dengan suhu tinggi dan waktu pengeringan yang lama akan

mengakibatkan kerusakan komponen gizi dari bahan. Menurut Andarwulan & Koswara

(1992) menyatakan bahwa vitamin A dan provitamin A akan hilang pada produk-produk

yang dikeringkan akibat proses oksidasi, sehingga makin lama waktu pengeringan dan makin

tinggi suhu pengeringan kerusakan yang terjadi akan semakin meningkat yang dapat

mengakibatkan penurunan nilai gizi. Riboflavin atau vitamin B2 sangat sensitif terhadap sinar

dan kecepatan kerusakanya akan meningkat seiring dengan meningkatnya pH dan temperatur

(Harris & Karmas, 1988).

Proses pemanasan serta pengolangan selain mempengaruhi jumlah vitamin yang dapat

diterima oleh tubuh, proses tersebut juga mempengaruhi kandungan mineral dalam

sayur/buah. Perlakuan pengolahan serta pemanasan pada sayuran dan buah-buahan untuk

mendapatkan sayur dan buah kering yang disenangi anak akan sangat mempengaruhi

beberapa mineral. Proses pengolahan tersebut akan melalui memecahkan ikatan sehingga

membuat mineral-mineral tersebut kurang dapat diabsorpsi meskipun mineral tersebut sangat

dibutuhkan secara fisiologis dalam tubuh. Beberapa mineral seperti zat besi yang nilainya

sangat besar terutama pada sayuran, kemungkinan akan teroksidasi (tereduksi) selama proses

61
pemanggangan serta pemanasan sehingga akan mempengaruhi absorpsi dan nilai biologisnya

didalam tubuh (Harris & Karmas, 1988).

Berdasarkan penjelasan mengenai konsumsi sayur dan buah segar lebih baik daripada

konsumsi sayur dan buah kering serta nilai gizi sayur serta buah segar yang tidak bisa

tergantikan dengan sayur dan buah yang kering saja, sehingga diperlukan kejelian dan

kreativitas orangtua agar anak-anaknya menyukai sayuran dan buah-buahan yang segar

dengan menjadikan sayuran dan buah-buahan menjadi makanan yang menyenangkan yaitu

menggunakan sayuran untuk menghias roti atau telur dadar menyerupai wajah lucu.

Roti Gandum Bebas Gula sehingga Dapat dikonsumsi Terus-menerus oleh Anak
Oleh: Izka Sofiyya, S.Gz.

Berbagai jenis roti beredar dipasaran biasa disebut roti biasa dan roti gandum. Roti

biasa atau white bread dan roti gandum disebut dengan wheat bread menjadi dua jenis roti

yang mudah ditemui dan dikonsumsi. Para orangtua lebih memilih memberikan roti gandum

kepada anak-anaknya dibandingkan memberikan roti biasa karena beranggapan bahwa roti

gandum jauh lebih bergizi dan bebas gula sehingga baik untuk anak-anak.

Menurut bahan baku yang digunakan, roti biasa dan roti gandum sama-sama terbuat

dari gandum, perbedaan dari kedua roti ini adalah pada cara pengolahan bahan baku. Pada

roti gandum, bahan baku terbuat dari whole wheat flour, yaitu tepung gandum yang dibuat

dengan menggiling seluruh bagian biji gandum termasuk kulit arinya sehingga pada roti

gandum terlihat lebih kasar dengan butiran-butiran coklat tampak di permukaan. Sementara

roti biasa terbuat dari white flour, yaitu tepung gandum yang dibuat dari biji gandum yang

dikupas dan dihaluskan, sehingga serat pada roti tawar terlihat lebih putih dan lebih lembut.

Kandungan karbohidrat pada roti tawar putih lebih tinggi dibandingkan dengan

kandungan pada roti gandum, sedangkan kandungan protein keduanya berkebalikan. Roti

62
gandum lebih banyak mengandung protein, sehingga banyak ahli yang merekomendasikan

roti gandum menjadi makanan yang baik.

Selain karbohidrat, sisi lain yang menjadi keunggulan dari roti gandum adalah nilai

indeks glikemik. Roti gandum memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dari roti tawar

putih. Sehingga memiliki arti bahwa mengkonsumsi roti gandum lebih aman bagi penderita

diabetes, karena roti gandum hanya sedikit menaikkan kadar gula darah dibandingkan dengan

mengkonsumsi karbohidrat sederhana seperti pada roti tawar putih. Oleh sebab itu roti

gandum relatif aman dikonsumsi oleh mereka para penderita diabetes.

Berdasar tekstur dari roti gandum dan roti biasa dapat terlihat bahwa roti gandum

memiliki tekstur lebih kasar karena kandungan butiran-butiran kulit ari sehingga roti gandum

memiliki serat lebih tinggi dibanding roti tawar putih. Oleh karenanya roti gandum dianggap

sebagai makanan sehat untuk membantu memperlancar proses metabolisme tubuh. Adanya

serat selain bersifat mengenyangkan, juga membantu menurunkan kolesterol, serta menjaga

kesehatan jantung.

Namun kadar gula yang terdapat pada roti gandum tetap masih ada dalam roti

tersebut. Gula tetap diperlukan dalam pembuatan roti gandum untuk mengembangkan roti

tersebut sehingga memiliki terkstur yang baik. Walaupun masih terdapat gula, roti gandum

memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah dari roti biasa, yaitu nilainya 71 sedangkan

roti tawar biasa 100. Hal tersebut menjadi penting bila orangtua yang menderita diabetes

lebih memilih roti gandum daripada roti biasa, dan menularkan kebiasaan yang baik kepada

anak dengan mengajarkan konsumsi makanan dengan nilai indeks glikemik yang rendah.

63
Makanan dan Minuman berlabel Organic Menjadi Pilihan Terbaik pada Anak
Oleh: Izka Sofiyya, S.Gz.

Orangtua selalu ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Sebelum membeli

produk makanan atau minuman dalam kemasan, orangtua yang sadar dengan kesehatan anak

akan selalu pertimbangkan kandungan gizi dan nutrisi di dalamnya terlebih dahulu. Saat ini

trend hidup sehat mulai muncul kembali di kalangan sebagian masyarakat, tidak terkecuali

trend yang diberikan orangtua bagi anak-anaknya. Di Indonesia salah satu dari sekian usaha

untuk kembali hidup sehat juga telah dilakukan termasuk dengan memperkenalkan makanan

organik kepada anak-anaknya.

Sementara itu pertumbuhan pasar makanan organik di Indonesia terlihatme meningkat

seiring dengan meningkatnya konsumen dari makanan organik itu sendiri. Orangtua bahkan

rela mengeluarkan dana lebih besar demi mendapatkan buah atau sayur organik walaupun

makanan organik di tanah air relatif lebih mahal dibandingkan makanan konvensional.

Menurut Steven (2007) mengatakan bahwa bahan pangan organik merupakan bahan pangan

yang diproduksi secara sedikit atau bebas sama sekali dari unsur kimia berupa pupuk,

pestisida, hormon, dan obat-obatan.

Menurut Sienny Thio (2008), bahan pangan organik memang berbeda dengan bahan

pangan konvensional. Selain lezat cita rasanya, bahan pangan organik lebih menyehatkan dan

aman dikonsumsi. Hampir tidak ada pencemaran bahan kimia yang dapat membentuk radikal

bebas ditemukan dalam bahan pangan organik. Bahan pangan organik hanya menggunakan

bibit lokal dan pupuk dari alam seperti kotoran hewan atau kompos. Selain itu, bahan pangan

organik tidak boleh mengandung bibit yang dihasilkan dari rekayasa genetika dan tidak

memanfaatkan teknologi radiasi untuk mengawetkan produknya. Jadi, semua proses produksi

dilakukan secara alamiah, mulai aspek budidaya hingga cara pengolahan (Sienny, 2008).

Produk organik memiliki lebih banyak vitamin, mineral, dan enzyme yang baik bagi

kesehatan tubuh, juga memiliki rasa yang lezat dan merupakan jalan yang sangat praktis

64
untuk menghindari makanan yang mengandung rekayasa genetik dan zat-zat kimia lain yang

tidak baik untuk kesehatan tubuh. Selain itu, dengan mengkonsumsi produk organik secara

berkala dapat membantu mengurangi resiko terkena penyakit kronis, seperti kanker, jantung,

hipertensi, diabetes, kolesterol, dan lain-lain. Mengkonsumsi makanan organik merupakan

langkah awal untuk memulai hidup sehat (Sienny, 2008).

Melalui pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa makanan organik memiliki

berbagai macam manfaat bagi kesehatan tubuh, sehingga orang tua dapat memberikan

berbagai macam makanan dan minuman organik bagi anak dengan berbagai variasi sehinga

kecukupan berbagai gizi yang anak butuhkan dapat terpenuhi.

Anak Laki-Laki Harus Makan Lebih Banyak Daripada Anak Perempuan


Oleh: Izka Sofiyya, S.Gz.

Di lingkungan masyarakat berkembang mitos bahwa anak laki-laki harus lebih banyak

makan daripada anak perempuan. Keterkaitan budaya dalam penerapan pola makan anak

sangat bergantung orangtua. Masalahnya, pemenuhan gizi secara gender kerapkali jadi tidak

menyehatkan anak. Masyarakat beranggapan bahwa anak perempuan yang makan dengan

porsi yang besar akan terlihat seperti kuli, namun bila anak laki-laki makan dengan porsi

banyak orangtua akan memakluminya. Menurut mitos yang ada di kalangan masyarakat, bila

anak laki-laki tidak makan banyak maka anak laki-laki tersebut akan lemas.

Perbedaan-perbedaan perlakuan bagi anak laki-laki dan perempuan tersebutlah yang

dapat membuat anak dapat terkena malnutrisi, baik kekurangan gizi maupun kelebihan gizi.

Padahal sebagai orangtua memberikan gizi bagi anak harusnya sesuai dengan

kebutuhan masing-masing dari setiap anak, yaitu sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang,

yaitu :

a. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan

b. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan

65
c. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi

d. Biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok

e. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak

f. Biasakan Sarapan

g. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

h. Biasakan membaca label pada kemasan pangan

i. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir

j. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada

masa pertumbuhan yang cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak usia 2-5 tahun

sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan. Oleh

karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu

atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan

yang bergizi seimbang. Disamping pola makan, anak pada usia ini sering keluar rumah

sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih

perlu dibiasakan untuk mencegahnya (Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Maka orangtua seharusnya tidak memberikan membedakan pemberian makan bagi

anak laki-laki dan perempuan untuk usia 1-3 tahun, yaitu dengan jumlah energi per hari nya

sebesar 1125 kkal sesuai dengan anjuran Angka Kecukupan Gizi 2013. Namun saat anak-

anak mulai menginjak usia 10 tahun, kebutuhan energi anak laki-laki dan perempuan mulai

dibedakan yaitu untuk anak laki-laki 2100 kkal dan anak perempuan 2100 kkal.

66
Selama Anak Minum Vitamin, Nutrisi Terjamin
Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

Di Indonesia, tren untuk konsumsi buah dan sayur masih sangat kecil. Buah dan sayur

sebagai sumber vitamin masih sangat kurang di konsumsi, sehingga kebutuhan akan vitamin

dan mineral tidak terpenuih. Untuk mengatasi hal ini kebanyakan orang tua mengakalinya

dengan memberi suplemen vitamin dan mineral dengan maksud, bila suplemen vitamin

diberika maka nutrisinya akan tercukupi. Selain itu kebanyakan orang berfikir dengan

memberikan anak vitamin maka nutrisi tubuhnya terjamin. Pemahaman seperti ini kurang

tepat vitamin dan mineral memang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan

metabolismenya. Namun bila kita mengkonsumsi vitamin dan mineral yang tidak sesuai

dengan kebutuhan, maka malah akan mengakibatkan gangguan kesehatan.

Mengkonsumsi vitamin memang merupakan sesuatu yang baik bagi anak. Akan tetapi

yang harusdisadari ialah bahwa multivitamin yang terkadung dalam kemasan suplemen anak

hanya sebagian kecil dari beragam nutrisi yang ada dalam tumbuh-tumbuhan. Dengan

demikian, walaupun sang buah hati terbiasa minum vitamin secara teratur namun bukan

berarti hal itu sebagai pengganti dari sumber makanan yang utuh.

Suplemen vitamin saat ini dikemas dalam bentuk dan rasa yang menggugah selera

anak. Banyak juga yang dibuat seperti permen, sehingga anak memakannya berulangkali

dalam sehari tanpa sepengetahuan bunda. Padahal, mengonsumsi terlalu banyak vitamin atau

mineral tertentu (seperti zat besi) bisa berakibat fatal. Anak-anak di bawah 5 tahun bisa

keracunan jika mengonsumsi terlalu banyak suplemen zat besi. Diare dan muntah-muntah

adalah gejala yang kerap ditimbulkan akibat keracunan.

Banyak yang berfikir bahwa semakin banyak konsumsi vitamin dan mineral maka

makin sehat dan kuatlah anak kita karena kondisi nutrisinya terpenuhi dan kondisi tubuh

semakin baik, benarkah demikian? Ternyata tidak. Meskipun amat vital bagi tubuh, jumlah

vitamin yang dibutuhkan si kecil amat terbatas. Kebutuhan vitamin dalam tubuh sebenarnya

67
sedikit saja, dengan makanan yang baik dan benar serta bergisi seimbang, kebutuhan itu pasti

terpenuhi. Jika bunda sudah memberikan nutrisi yangcukup pada makanan si kecil, ia tak

perlu tambahan suplemen vitamin. Sumber nutrisi yang baik bagi anak bisa berasal dari

daging atau ikan, kacang-kacangan, telur juga buah dan sayuran.

Hampir semua vitamin didapat dari luar (misalnya dalam bentuk makanan). Vitamin

dalam bahan makanan pun ada yang masih berbentuk calon vitamin (provitamin) dan yang

sudah jadi vitamin. Jika bentuknya masih provitamin, maka perangkat tubuh seperti enzim,

hormon, bakteri atau zat lain di luar tubuh (semisal sinar matahari) akan mengubahnya

menjadi vitamin. Contohnya adalah provitamin D.

Bagaimana jika anak malas makan makanan sumber vitamin dan Mineral?

Ada juga orang tua yang memberikan suplemen vitamin pada anak, dengan alasan si

kecil malas makan makanan sumber vitamin seperti buah dan sayur. Jika sementara waktu

anak masih belum mau mengonsumi sayuran, orang tua bisa memberinya multivitamin.

Biasanya, tiap merek multivitamin memiliki komposisi berbeda. Ada merek yang komposisi

vitamin larut lemaknya (A, D, E, K) lebih besar dari vitamin larut air (B,C), ada pula yang

sebaliknya. Untuk itu, orang tua sebaiknya tidak memberi anak vitamin dari satu jenis merek.

Kalau vitamin merek yang satu sudah dihabiskan, ganti penggunaan vitamin merek lain agar

seimbang.

Namun sekali lagi ditekankan bahwa kalau bisa, jangan jadikan suplemen vitamin

sebagai kebutuhan mendesak bagi anak. Pasalnya, vitamin itu penting, namun kebutuhannya

tidaklah banyak. Jadi, dengan pemberian makanan alami yang bergizi, kebutuhan itu sudah

terpenuhi. Dengan melakukan varias-variasi dalam penyajian makanan mulai dari penyajian

dari segi rasa dan tampilan sehingga anak semakin tertarik dalam menyatap makanan yang

diberikan.

68
Kasus lain yang juga banyak terjadi adalah, terkadang bunda memberikan suplemen

vitamin kepada anak, meskipun kebutuhan vitamin sudah terpenuhi dari asupan sehari-hari

anak. Padahal anak-anak ini tidak membutuhkan konsumsi vitamin tambahan karena sudah

tercukupi dari makanan. Namun karena anggapan bahwa nutrisi tidak akan lengkap bila tidak

mengkonsumsi vitamin tambahan, maka suplemen terus dikonsumsi meskipun kebutuhannya

sudah si kecil sudah tercukupi. Pemahaman seperti ini cukup keliru karena mengonsumsi

suplemen vitamin dan mineral dalam jumlah banyak dapat menyebabkan efek samping yang

bervariasi, mulai dari muntah sampai efek samping serius seperti kerusakan ginjal. Faktanya

kebuthan vitamin dapatdipenuhi hanya dengan konsumi makanan yang bergizi dan seimbang.

Makanan Makanan Rendah Lemak , Anak Lebih Sehat


Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

Mendengar kata "lemak" kebanyakan dari kita menganggapnya sebagai sumber

penyakit yang menakutkan. Padahal, lemak sehat juga berguna bagi tumbuh kembang anak.

Setidaknya menjadi tolak ukur berat badan ideal anak. Tubuh kita membutuhkan lemak,

sebagaimana halnya juga membutuhkan karbohidrat dan protein. Zat lemak bagian dari

nutrisi utama dalam menu harian manusia. Artinya, memang harus senantiasa hadir dalam

menu di meja makan rumah, kalau tidak ingin sampai menderita kekurangan gizi. Lemak

merupakan nutrisi penting untuk anak. Anak-anak membutuhkan asupan lemak dengan

takaran yang pas untuk memasok energi atau kalori pada masa pertumbuhan. Beberapa orang

tua tidak memberikan asupan lemak yang cukup atau dengan kata lain memberikan diet

rendah lemak pada anak karena takut kegemukan. Padahal lemak sangat dibutuhkan untuk

pertumbuhan anak, terutama pertumbuhan otak. Jika asupan lemak dikurangi dalam menu

anak, maka bisa dipastikan pertumbuhan dan perkembangan anak bisa terhambat.

Jumlah dan jenis lemak yang dikonsumsi sehari-hari berpengaruh bagi perkembangan

dan pertumbuhan anak. Pengaruh tersebut terjadi melalui kandungan kalori atau anergi yang

69
dimiliki dan peranan asam-asam lemak tertentu yang terdapat di dalamnya. Lemak

merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan aktifitas fisik bagi anak dan balita.

Kebutuhan energi ini akan terpenuhi jika konsumsi lemak/minyak hanya menyumbang 15

persen atau kurang dari total energi yang dibutuhkan perhari. Sampai umur dua tahun, lemak

yang dikonsumsi oleh anak disamping sebagai sumber energi, harus dilihat juga dari segi

fungsi strukturalnya. Lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan kolestrol yang

ternyata dibutuhkan untuk membentuk sel-sel membram pada semua organ. Organ-organ

penting seperti retina dan sisitim saraf pusat terutama disusun oleh lemak. Asam lemak yang

dangat dibutuhkan oleh jaringan tubuh tersebut terutama adalah asam lemak yang esensial.

Asam lemak yang esensial adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat didalam tubuh

sehingga harus diperolaeh dari makanan, terdiri dari asam Linoleat, linulenat dan

arakhidonat.

Tapi lemak itu jahat, menyebabkan penyakit!

Orang tua tidak perlu takut memberikan asupan lemak kepada anak, selama masih

dalam porsi yang dianjurkan. Oleh karena itu perlu komposisi seimbang antara karbohidrat

(45-65 persen), protein (10-25 persen), lemak sedikitnya 30 persen, dan bermacam vitamin

lain mutlak diberikan kepada anak untuk membantu mengoptimalkan pertumbuhan fisik,

perkembangan otak, kepandaian, dan kematangan sosial. Perencanaan makan yang cerdas

oleh orangtua diperlukan demi menciptakan pola makan yang sehat, terkontrol, dan

menyenangkan. Kuncinya adalah jumlah kalori sesuai kebutuhan, jadwal makan teratur, dan

jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak seimbang, di samping

nutrien spesifik yang terpenuhi.

Yang terjadi di rumah-rumah adalah, orang tua memasukkan diet rendah lemak pada

sang anak karena takut anak kegemukan, takut kolesterol, dan lainnya. Beberapa orangtua

keliru membedakan berbagai jenis lemak. Secara umum, minyak dan lemak yang berasal dari

70
hewan merupakan lemak jenuh. Lemak dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni lemak jenuh,

lemak tidak jenuh, dan lemak trans Ketiga jenis lemak tersebut juga memiliki pengaruh yang

berbeda pula pada kadar kolesterol pada tubuh. Sifat lemak jenuh dan lemak trans banyak

membawa kolesterol LDL dalam darah yang mengakibatkan plak menempel pada saluran

pembuluh darah yang akhirnya akan mengganggu sistem peredaran darah dan suplai oksigen

dalam tubuh.

Lemak bukanlah senyawa yang serta merta akan membuat tubuh dipenuhi berbagai

penyakit. Meski terkesan jahat, lemak juga sangat berperan penting dalam kinerja tubuh kita.

Misalnya lemak jenuh bermanfaat dalam menyehatkan tulang, membantu daya tahan tubuh,

serta melindungi organ sedangkan lemak tak jenuh mengusir lemak jahat pada arteri,

meningkatkan kadar HDL dalam darah sehingga dapat membantu mengurangi penumpukan

lemak jahat pada saluran darah yang menyebabkan stroke. Untuk kolesterol

Oleh karena itu, tidak selamanya lemak merupakan sumber penyakit sehinga orang

tua tidak perlu takut untuk memberikan asupan lemak kepada anak, selama dikonsumsi dalam

batas yang dianjurkan, atau sesuai dengan kebutuhan Jangan sampai si kecil tidak

mendapatkan asupan makanan yang rendah lemak karena khawatir kegemukan akibatnya

asupan lemak anak malah berkurang, padahal lemak malah akan menjadi sumber zat gizi

yang berperan penting dalam tubuh kita, terutama pada anak yang dalam proses pertumbuhan

dan perkembangan.

71
Minuman Bersoda Tidak Berbahaya Bagi Anak
Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

Siapa sih yang tidak suka minuman bersoda? Sensasi minuman bersoda yang segar,

dingin akan terasa nikmat jika diminum dalam keadaan udara dan cuaca panas terik, selain

rasanya yang nikmat, minum minuman bersoda juga memberi kesan berbeda dibandingkan

minum miuman yang lain, apalagi ditambah dengan rasa yang bermacam-macam dan

cenderung manis, membuat banyakorang terutama anak dan remaja semakin suka pada

minuman satu ini, bahkan ada sebagian orang yang selalu menyediakan minuan bersoda di

dalam lemari pendingin di rumah sebagai salah satu minuman wajib di rumah.

Karena rasa yang enak dan bermacam-macam, maka si kecil akan langsung suka

dengan minuman satu ini. Lalu bagaimanakah kandungan gizi minuman ini, apakah dengan

mengkonsumsi minuman bersoda aman bagi kesehatan anak?

Banyak iklan-iklan yang ditayangkan 1x24 jam di TV dengan taglin “enjoy aja”,

“segarkan akalmu”, dan “ceriakan harimu” seolah-olah meyakinkan orang bahwa minuman

tersebut tidak apa-apa,minum saja, tidak akan terjadi apa-apa, malah kelihatan keren dan

tidak merusak kesehatan kita. Tentu saja ini akan sangat menarik perhatian anak-anak

kitauntukmengkonsumsi makanan ini.

Sebenarnya fungsi dari minuman ini adalah sebagai minuman penyegar dan

penambah cairan, selain itu bisa menjadi sumber energy tambahan. Kandungan zat gizi dari

minuman ini adalah asam fosfat, gula, aspartame dan kafein. Asam fosfat dapat menganggu

kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium dan dapat menyebabkan osteoporosis, sedangkan

kafein dapat menyebabkan kegelisahan, insomnia,tekanan darahtinggi, pengurangan

penyerapan vitamin dan mineral, sedangkan gula dan aspratam (digunakan sebagai pengganti

gula), kandungan kedua zat ini sudah lama dikenal banyak terkandung pada minuman

bersoda. Tigginya konsumsi gula dan aspartame dapat menyebabkan anak jadi gemuk,

diabetes dini, gula darah tinggi dan peningkatan kolesterol.

72
Masih aman kok!

Namun demikian soft drink maupun minuman kemasan lainnya masih tergolong aman

untuk dikonsumsi anak . Sekalipun soft drink mengandung kafein, gula dan asparta serta

soda, namun biasanya soda tersebut diperkaya dengan kandungan vitamin seperti vitamin C.

sehingga bisa menjadi tambahan asupan vitamin bagi anak. Selain itu sisipositif lainnya dari

soft drink adalah kandungan kalorinya. Pemenuhan kalori anak yang s=cenderung sulit

daripada pemenuhan kebutuhan zat gizi lain. Sehingga banyak anak yang kekurangan kalori

daripada protein. Nah soft drink ini berkontribusi positif dalam pemenuhan kalori anak. Jadi

kebutuhan kalori anak dapat disubtis=tusi dari sift drink. Disamping itu soft drink dan

berbagai jenis minuman penyegarlainnya juga bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan cairan

anak .

Kalau seorang anak hanya minum air putih, kadang ia menjadi malas minum. Nah,

variasi produk-produk minuman, termasuk soft drink itu positif untuk membentuk pola

minum yang baik. Hanya saja, perlu Bapak-Ibu ingat, karena kandungan soft drink yang

terutama adalah kalori sementara unsur gizi lainnya tak ada, maka soft drink juga bisa

mempengaruhi berat badan anak. "Anak bisa menjadi obesitas, loh."

Sesekali, jangan dibiasakan!

Meskipun belum ada penelitian soal ini, namun sudah menjadi suatu kekhawatiran,

apalagi jika minum soft drink sudah menjadi kebiasaan. Akibat lebih jauh, setelah dewasa

anak bisa terserang jantung koroner dan stroke. Tapi tentu dalam jangka panjang. Setelah

timbul masalah kegemukan, kemudian terjadi penyumbatan pembuluh darah, baru kemudian

jantung dan stroke

Nah, bapak/ibu sudah lebih paham kan? Jadi kita tidak bisa bilang bahwa soft drink

itu baik sekali atau jelek sekali, di satu sisi soft drink memang memili dampak positif namun

di sisi lain bisa berdampak buruk bagi kesehatan bila dikonsumsi berlebihan terutama pada si

73
buah hati. Jadi, sepanjang minum soft drink tak menjadi kebiasaan si kecil, Bapak dan Ibu

tidak usah terlalu khawatir. Tentu saja, akan lebih baik bila Bapak-Ibu menyediakan

minuman yang selain bersifat menyegarkan, juga mengandung nutrisi seperti susu atau jus

jeruk. Pada jus jeruk, kandungan vitamin C-nya bisa sampai 50 mg, lo. Ini cukup untuk

memenuhi kebutuhan vitamin C pada anak, karena anak membutuhkan vitamin C sekitar 45

mg per hari. Akan lebih baik lagi bila bapak/ibu tidak memperkenalkan minuman ini pada

buah hati, asupan cairan, energy dan vitamin dicukupkan dari asupan makanan sehari-hari

yang lebih alami, sehat dan bergizi

Gaya Hidup Vegetarian Untuk Anak Tidak Berbahaya


Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

Banyak yang meyakini bahwa dengan diet vegetarian bisa menghindarkan dari segala

jenis penyakit sehingga pola hidup ini mulai banyak diterapkan oleh orang dewasa, dan juga

orang tua mulai mengaplikasikan kepada anak-anaknya. Tapi sebenarnya dapatkah anak-anak

tetap sehat saat menjadi vegetarian? Apakah pola hidup ini tidak berbahaya bagi anak?

Banyak diantara kita yang mungkin berpikir vegetarian adalah orang yang

menghindari semua jenis daging, ikan, dan unggas. Namun, ada subkategori lagi dalam istilah

vegetarian, yang paling dikenal di antaranya adalah lacto-vegetarian, vegetarian lacto-ovo,

dan vegan. Lacto-ovo merupakan jenis vegetarian paling umum di Indonesia. Mereka adalah

orang-orang yang tidak makan dagng sapi, babi, ungags, ikan, seafood, dan segala jenis

hewan akan tetapi mereka masih makan telur dan produk susu. Sedangkan lacto vegetarian

adalah mereka yang menghindari semua daging dan telur namun mengonsumsi produk susu

dan yang terakhir adalah vegan yang hanya mengonsumsi sayuran, buah-buahan dan biji-

bijian. Kelompok ini termasuk vegetarian ketat yang menghindari semua produk hewani

termasuk telur, produk susu dan gelatin,bahkan madu juga masuk daftar terlarang bagi

sebagian besar anggota kelompok ini karena termasuk dalam produk lebah. Subkategori

74
vegetarian ini mempengaruhi jumlah asupan anak semakin ketat kelompok vegetariannya

maka semaki besar usaha yang dibutuhkan untuk memenuhi semua kebutuhan zat gizi yang

bersumber dari nabati. Bagi orang dewasa yang notabene telah melewati masa pertumbuhan,

menjadi vegetarian mungkin tidak terlalu menjadi masalah. Pola makan vegetarian biasanya

sangat tinggi kandungan besi, tapi rendah kolesterol dan lemak. Sehingga dapat megurangi

resiko kegemukan, penyakit jantung dan diabetes, tapi bagaimana bila anak yang

menjalaninya, yang masih dalam pertumbuhan?

Tidak berbahaya, asal…..

Si kecil yang masih dalam masa pertumbuhan memang membutuhkan nutrisi lengkap

agar dapat tumbuh kembang dengan optimal dan sehat. Sebenarnya tidak ada masalah bila

ayah dan ibu ingin mengenalkan pola makan vegetarian ini. Yang pasti kombinasi

makanannya disusun dengan benar. Dan harus mengandung nutrisi lengkap seperti

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, serat.

Pada dasarnya, anak menjadi vegetarian aman-aman saja, selama vegetarian ini

direncanakan dengan baik sesuai dengan umur dari si kecil. Orang tua harus berkonsultasi ke

hali gizi yang mendalami pola makan vegetarian ini, karena untuk mengatur pola makan anak

vegetarian yang mencukupi semua kebutuhan gizi anak sangat sulit, apalagi beda jenis

vegetarian, beda pula susunan makanannya.

Pengetahuan seperti apa yang harus ibu-ibu ketahui mengenai makanan vegetarian

bagi anak-anaknya? Ibu-ibu minimal mengetahui kebutuhan protein, karbohidrat dan lemak

yang dibutuhkan oleh anak mereka, kemudian mampu mengenali bahan makanan yang ada

apakah termasuk bahan makanan nabati tinggi/rendah protein, karbohidrat, lemak dan apakah

mengandung vitamin dan mineral. Kandungan vitamin dan mineral biasanya dapat dikenali

dari warna bahan makanan sebelum diolah.

75
Untuk anak, jenis vegetarian mana yang diterapkan menjadi sangat penting. Sebab

dengan makin ketatnya aturan vegetarian yang diterapkan, maka makin sulit pula upaya

memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup.

Sebenarnya….

Karena rumitnya mengatur dan memenuhi kebutuhan gizi anak yang masih dalam

proses pertumbuhan hampir bisa dibilang diet vegetarian tidak terlalu disarankan untuk anak,

karena asupan gizi yang kurang seimbang. Gizi yang seimbang seperti apakah yang harus

dipenuhi oleh anak yang vegetarian? Adanya salah kaprah yang sudah terlanjur ada di

masyarakat yang didukung oleh media massa. Yaitu, jika seorang anak mengkonsumsi

berbagai jenis makanan nabati dalam sehari hampir pasti mereka tidak akan mengalami

masalah gizi. Pengetahuan yang kurang memadai diantara beberapa vegetarian bisa memicu

si kecil malah kekurangan zat gizi

Melihat kebutuhan nutrisinya, jika si kecil menjadi vegetarian maka akan lebih sulit

dalam memenuhi asupan asam amino. Asam amino ini adalah zat yang tersusun dalam

protein. Manfaatnya untuk membantu membentuk dan mengintegrasikan sel-sel membran,

membentuk sistem kekebalan tubuh, menyeimbangkan enzim dan hormon, memperbaiki

jaringan yang rusak, memacu perkembangan fungsi otak dan mendukung koordinasi otot.

Protein yang bisa memenuhi secara lengkap 8 asam amino essential atau bisa

dikatakan “protein lengkap” adalah protein dari hewan seperti keju dan telur atau protein

nabati seperti kedelai dan tahu. Sedangkan protein yang didapat dari kacang-kacangan, biji-

bijian, atau gandum memiliki asam amino yang kurang lengkap. Kuncinya, jika memakan

protein nabati tersebut adalah ayah dan ibu perlu pintar-pintar mengombinasikan jenis

protein, agar kebutuhan protein si vegetetarian cilik tetap terpenuhi.

76
Anak Tidak Boleh Terlalu Banyak Makan Daging
Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

Sebenarnya mengkonsumsi daging bukanlah masalah besar bagi anak karena selain

enak juga menyehatkan dan mengandung zat gizi yang amat diperlukan oleh tubuh. Tapi

awas, jagnan sampai kebanyakan karena bisamenyebabkan masalah kesehatan. Karena

meskipun mengandung zatyang sangat dibuthkan oleh si kecilnamun juga mengandung zat

yang tak boleh berlebihan di dalam tubuh.

Apa sih manffat daging?

Selain rasa yang enak, daging juga sangat diperlukan oleh buah hati, terutama di

periode emas pertumbuhan anak usia 2-3 tahun. Dimana pada usia ini perkembangan otak

dan pertumbuhan anak berkembang sempurna sehingga dibutuhkan nutrisi untuk

perkembangan otak dan kecerdasan anak. Salah satu zat penting untuk perkembangan sel

saraf otak adalah zat besi. Karena itu, menjaga anak agar tak menderita kekurangan zat besi

merupakan salah satu kebutuhan mutlak Sebab, jika sampai kekurangan zat besi, bisa

mengganggu pertumbuhan sel saraf pada otak si kecil. Dari berbagai kajian ilmiah

menunjukkan bahwa kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta

sel otak. Nah, Zat besi ini bisa diperoleh dari daging yang dikonsumsi secara cukup.

Selainmengandung zat besi daging juga mengandung proteindan lemak tinggi.

Jadi konsumsinya, harus bagamana?

Pemberian daging pada anak hendaknya paling sedikit 2 - 3 kali dalam seminggu

sampai usia 2 – 3 tahun dapat mencegah anak kekurangan zat besi. Dapat diselingi dengan

daging lainnya seperti ikan atau ayam. Mengonsumsi 122 gram daging sapi per hari dapat

memenuhi kebutuhan zat besi untuk mendapatkan manfaat yang setara, kita harus

mengonsumsi 7,9 kg ikan. Sayangnya, hanya 2 dari 10 anak diindonesia yang mengonsumsi

daging sapi secara cukup.

77
Keseimbangan adalah kuncinya, dan pesan yang utama adalah makanlah aneka ragam

makanan untuk mendapat aneka macam gizi, terutama pada anak-anak. Jika mereka

dibiasakan makan seimbang, maka hal ini akan menghasilkan status gizi baik yang bisa

mengurangi angka gizi buruk.

Minum Susu 1 Gelas /hari Mencukupi Kebutuhan Gizi Anak


Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

Masih ingat konsep 4 Sehat 5 Sempurna (Si penyempurnanya itu susu)? Konsep itu

udah konsep lama ditinggalkan loh, sekarang yang dipakai adalah konsep Gizi Seimbang.

Sosialisasi konsep baru seperti PUGS (Panduan Umum Gizi Seimbang) di Indonesia ini

memang masih kurang. Bisa dilihat di gambar pesan utama PUGS : TIDAK ada anjuran :

Minumlah Susu Setiap Habis Makan bahkan Tidak Ada Anjuran Minumlah Susu Setiap

Hari.menurut konsep ini, tidak ada makanan yang memiliki zat gizi lengkap untuk semua

kebutuhan.

Susu dikenal sebagai sumber minuman yang padat akan zat gizi. Namun demikian,

susu ini bukan menjadi sebuah keharusan loh… Ia dibutuhkan ketika konsumsi makanan

anak dirasa kurang, terutama dalam sumber protein dan kalsiumnya. Namun meningkatnya

kasus obesitas pada anak di Indonesia ditengarai karena konsumsi susu yang berlebihan.

Karena dianggap sebagai makanan yang sempurna, tak jarang orang tua memberikan susu

dalam jumlah berlebihan pada si kecil, tanpa memperhatikan kandungansusu yang

dikonsumsinya.

Sebenarnya, konsumsi susu bisa efektif memenuhi kebutuhan nutrisi harian si kecil,

Minum cukup 1-2 gelas per hari, yang setara dengan 500-750 mililiter. Porsi itu termasuk

untuk anak-anak. Anggapan bahwa anak harus minum susu banyak jika sulit makan adalah

salah. Asupan gizi yang masuk pada anak harus dari sumber beragam. Namun menjadikan

78
susu sebagai penyempurna zat gizi anak adalah anggapan yang keliru, karena kandungan zat

gzi di dalam susu masih bisa didapatkan dari sumber bahan makanan yang lain.

Kesimpulannya, susu bukanlah satu-satunya sumber zat gizi penting bagi tubuh, kerap

kali iklan susu yang menghubungkan susu dengan kecerdasan anak membuat orang tua

cenderung memberikan susu secara berlebihan kepada anaknya. Pada kenyataanya tidak

sedikit anak yang mempunyai alergi terhadap produk yang terbuat dari susu dan angka

kejadian osteoporosis justru paling tinggi di negara yang masyarakatnya banyak

mengkonsumsi susu. Jadi bijak dalam mengkonsumsi susu dan tidak berlebihan merupakan

langkah tepat bagi para orang tua. Yang lebih utama adalah susu bukanlah pengganti bagi

protein yang terkandung dalam daging atau telur.

Makanan Berserat Tinggi penting Bagi Anak


Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.
Sebagaimana asupan makanan lainnya, serat juga memiliki peran yang sangat penting

dalam menjaga kesehatan tubuh. Tanpa adanya serat, kita bisa memiliki masalah pada saluran

pencernaan dan bisa mendapatkan sembelit. Serat sendiri cukup mudah ditemukan pada

makanan sehari-hari layaknya sayuran atau buah-buahan. Sayangnya, tidak semua orang

menyukai makanan sehat ini dan lebih memilih makanan yang berlemak atau memiliki

kandungan gula tinggi karena terasa lebih enak

Karena bersumber dari sayuran dan buah-buahan pemenuhan serat pada anak

umumnya masih sangat rendah. Anak - anak cenderung tidak menyukai sayuran dan buah

lebih menyukai makanan yang maniis,gurih dan berlemak sehingga kebutuhan serat tidak

terpenuhi. Menurut hasil penelitian kementrian kesehatan hanya 1 dari

setiap sepuluh penduduk Indonesia (10,7%) yang mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah

cukup. Dalam jurnal Gizi dan Pangan Maret 2014, terungkap bahwa anak Indonesia hanya

mengonsumsi ½ dari porsi serat yang dianjurkan dan konsumsi serat anak kota lebih rendah

ketimbang di pedesaan. Tak dapat dipungkiri bahwa perilaku makan buah dan sayur,

79
terutama pada usia anak-anak masih sangat rendah. Kementrian Kesehatan melalui pedoman

gizi seimbang menganjurkan konsumsi buah dan sayur 300-400 gram per orang per hari bagi

anak balita dan anak usia sekolah yang setara dengan 3-4 porsi buah dan 1,5-3 porsi sayur,

tergantung usia. Bagi remaja dan orang dewasa dianjurkan 400-600 gram per orang per hari

atau setara dengan 4-5 porsi buah dan 3-4 porsi sayur per orang per hari.

Beberapa jenis buah-buahan yang kaya akan serat diantaranya apel, pisang, pir,

alpukat, pepaya, jambu biji merah, kacang-kacangan dan kentang. Sedangkan jenis sayuran

yang tinggi serat banyak terdapat pada jagung, brokoli, bayam, lobak, kembang kol dan kubis

merah serta kacang kedelai dan labu. Konsumsi buah dan sayur, bukan jus bergula, dapat

menurunkan asupan energi atau kalori yang berlebihan, sehingga dapat menjaga berat badan

ideal anak. Bila kebiasan baik mengonsumsi buah dan sayur secara rutin dipertahankan

hingga usia dewasa, maka si Kecil memiliki risiko rendah terkena penyakit jantung dan

kanker di kemudian hari.

Anak-anak sudah dikenal cukup rewel dalam hal pemilihan makanan terutama untk

sayur dan buah. Lalu, bagaimana trik menyajikan buah dan sayur agar si Kecil tertarik untuk

mencobanya dan belajar menyukainya? Ibu dan ayah dapat menyiasati dengan membuat

sandwich atau roti lapis dengan menyelipkan selada serta tomat yang dipotong-potong kecil

ke dalamnya. Selain itu, menu buah dapat disajikan saat sarapan, misalnya dengan

menambahkan beberapa potongan buah mangga, stroberi atau pisang bersama seral atau

yogurt. Berbagai sayuran seperti jagung dan wortel serta potongan tomat dapat diolah

seperti sajian nasi tim atau sebagai campuran nasi goring yang dapat dijadikan sebagai menu

makan siang atau malam. Bila si Kecil menyukai pasta, Ibu pun dapat memasukkan beberapa

sayuran ke dalam saus untuk pasta dengan cara diblender bersama krim atau susu untuk saus

pasta. Sajikan makanan si Kecil dengan tampilan menarik, misal membentuk beruang,kucing,

kelinci dan karakter-kaakter favorit sikecil dari sayuran a sehingga ia tertarik untuk

80
mencoba menu makanan barunya yang kaya akan serat dan lebih sehat. Ikut melibatkan si

kecil dalam membuat makan juga dapat merangsang si kecil yang mudah tertarik untuk

menikmati hasil buatan tangannya.

Bunda dan anak yang kurang atau bahkan tidak mengonsumsi buah dan sayur, tentu

sulit untuk mendapat manfaat kesehatan dari variasi makanan serta kandungan zat gizi di

dalamnya, terutama serat. Oleh karena itu peran Ibu sebagai „ahli gizi keluarga‟ sangat

penting dalam mendukung si Kecil agar menyukai dan mengonsumsi berbagai variasi buah

dan sayur, sehingga tumbuh kembangnya sehat dan optimal.

Oleh karena itu karena anak masih dalam pertumbuhan dan perkembangan sangat

dianjurkan untuk memperkenalkan sikecil dengan aneka bahan makanan tinggi serat.

Untuk memenuhi kebutuhan serat pada anak, pengenalan buah dan sayur sejak dini

bisa dilakukan secara bertahap, kombinasikan dengan lauk pauk sumber protein hewani dan

nabati, serta makanan pokok sumber kalori, tingkatkan jumlahnya secara bertahap dalam

porsi seimbang, dan biasakan mengonsumsi buah dan sayur secara teratur agar terbiasa

hingga dewasa.

Anak Sehat=Banyak Makan dan Gemuk


Oleh: Nurwafia Marda, S.Gz.

81
Oatmeal Adalah Makanan Terbaik Bagi Anak
Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Anak mengalami laju pertumbuhan fisik yang pesat, disamping aktivitas sehari-hari

mereka yang banyak menghabiskan waktu dan energi untuk aktivitas belajar dan bermain.

Semua kegiatan tersebut memerlukan dukungan sumber energi yang prima, inilah yang

mejadi alasan utama kenapa anak harus diberikan jenis makanan terbaik dengan porsi yang

cukup dan menu berimbang bagi mereka.

Diantara ragam jenis makanan yang direkomendasikan untuk anak, ada satu jenis

sumber makanan dari kelompok biji-bijian yang diklaim bagus dan dianggap favorit oleh para

orang tua, yaitu oatmeal. Oatmeal dianggap mengandung banyak zat gizi penting, oleh

karena itu manfaat oatmeal untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak seakan menjadi

rekomendasi makanan terbaik untuk anak.

Hal yang menyebabkan jenis makanan ini begitu populer adalah kandungan zat

gizinya. Dibandingkan dengan beras, gandum, dan jagung, oat dinilai lebih kaya akan

protein, lemak, kalsium, zat besi, magnesium, unsur zinc, mangan, vitamin B1, vitamin E, dan

asam folat. Komponen lain yang menjadi kelebihan oat adalah kandungan serat dan

karbohidrat kompleksnya.

Karbohidrat kompleks dicerna secara perlahan sehingga mampu memberikan energi

lebih lama, sementara kandungan seratnya yang terdiri dari serat larut air dan serat tak larut

air masing-masing memiliki peran penting bagi tubuh anak. Serat tak larut membantu proses

pencernaan dan menghindari gangguan buang air besar, sedangkan serat larut dalam jangka

panjang terbukti secara ilmiah mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Hal ini

menurunkan resiko anak di masa mendatang terserang berbagai penyakit yang berhubungan

dengan jantung dan pembulu darah.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Tufts University, mengungkap bahwa

anak yang sarapan pagi dengan oatmeal 20% lebih baik dalam mengerjakan tugas yang

82
memerlukan fokus dan daya ingat. Diduga hal ini karena oat mampu memberikan energi ke

otak lebih lama dibanding jenis makanan lain. Sementara itu, sebuah penelitian yang

dilakukan di Italia tahun 2009 menyatakan bahwa beta-glukan yang terkandug dalam biji oat

mampu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh anak dalam menghadapi serangan virus, jamur,

bakteri, dan parasit.

Melihat berbagai manfaat oatmeal yang telah dibuktikan dengan berbagai penelitian,

maka tak salah jika para orang tua memberikan produk makanan ini bagi buah hati. Namun,

mengagung-agungkan bahan makanan ini jangan sampai menggeser pemahaman orang tua

akan pentingnya aspek keberagaman makanan. Kuncinya adalah tak ada bahan makanan satu

pun yang dilengkapi kandungan zat gizi sempurna, selain Air Susu Ibu (ASI). Sama halnya

dengan oatmeal yang tetap harus dikombinasikan dengan bahan makanan lain untuk benar-

benar mencukupi kebutuhan zat gizi anak. Terlebih pada masa anak tumbuh kembang

berjalan cepat, tentunya dibutuhkan dukungan zat gizi yang adekuat pula.

Mengonsumsi oatmeal juga tidak boleh berlebih-lebihan. Kandungan serat yang

cukup tinggi menyebabkan gangguan penyerapan zat gizi. Penelitian menunjukkan bahwa

mineral dan vitamin yang seharusnya bisa diserap tubuh justru tidak optimal ketika

mengonsumsi terlalu banyak serat. Hal ini disebabkan berbagai kandungan zat gizi tersebut

akan diikat oleh serat dan ikut terbuang bersama kotoran. Sementara beragam vitamin dan

mineral sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak. Misalnya saja

beberapa mineral utama seperti zinc, zat besi, magnesium dan bahkan kalsium

memungkinkan mengalami defisiensi akibat kelebihan serat. Padahal mineral-mineral ini

memegang peranan yang sangat esensial dalam proses pertumbuhan anak.

83
Madu Dapat Menyebabkan Karies Gigi Anak
Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Karies atau lubang gigi merupakan sebuah penyakit dalam rongga mulut yang

diakibatkan oleh aktivitas perusakan mikroorganisme terhadap jaringan keras gigi. Kerusakan

ini jika tidak mendapatkan penanganan segera dapat menyebar dan meluas. Jika terus

berlanjut, lubang yang terdapat pada gigi dapat berimbas pada rasa sakit, gigi tanggal, infeksi,

bahkan kematian (Sandira, 2009).

Celakanya, pada anak yang mengalami karies dapat disertai dengan penurunan nafsu

makan. Selain itu, proses mengunyah makanan pun akan terganggu sehingga partikel

makanan tidak mengalami pencernaan mekanik secara sempurna di mulut. Kondisi ini tentu

saja membuat orang tua prihatin, dimana ada kecenderungan anak menjadi kurus dan

diasosiasikan secara langsung dengan gangguan tumbuh kembang anak.

Konsumsi gula ditengarai menjadi penyebab langsung terjadinya karies pada anak.

Padahal secara awam telah dipahami bahwa gula menjadi sumber energi dan pada anak

dibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi untuk mengimbangi aktivitas belajar, bermain,

dan laju tumbuh kembangnya. Termasuk dalam komponen ini adalah madu. Madu dianggap

sebagai penyebab karies dan digolongkan kedalam bahan makan yang bersifat kariogenik.

Bahan makanan kariogenik dicirikan dengan kandungan gula yang tinggi, lengket, dan pH

rendah.

Rasa madu yang manis disebabkan oleh kandungan fruktosa. Indikator rasa manis

inilah yang menyebabkan orang tua enggan memberikan madu pada anak karena dianggap

penyebab karies pada anak. Padahal dibalik rasa khawatir itu, dalam madu terdapat berbagai

kandungan zat gizi yang penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Hasi analisis

kandungan zat gizi madu menunjukkan berbagai kandungan utama yang yang sangat

dibutuhkan bagi anak-anak seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, D, E, K, uric acid, dan asam

nikotinal.

84
Kandungan zat gizi tersebut memang terdapat pula pada bahan pangan selain madu.

Namun, madu tergolong kedalam karbohidrat sederhana dimana proses penyerapan zat gizi

didalamnya berlangsung lebih cepat. Hal ini berbeda dengan vitamin-vitamin yang

terkandung dalam makanan lain, seperti buah-buahan dan sayuran, dimana proses

penyerapannya tidak secepat penyerapan pada madu.

Hal kontradiktif malah terjadi, seakan terdapat kesenjangan pemahaman masyarakat

dengan fakta ilmiah. Madu yang dianggap dapat menyebabkan penurunan nafsu makan

dengan faktor perantara terjadinya karies menimbulkan hal dilematis. Kandungan vitamin B

kompleks dalam madu justru berlaku sebaliknya, ketercukupan vitamin B kompleks ini dapat

menstimulasi peningkatan nafsu makan.

Pembahasan mengenai karies pada anak sebetulnya multifaktorial. Tak hanya

konsumsi gula berlebihan saja, akan tetapi kebersihan mulut dan praktik Pola Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) menjadi penentu di dalamnya. Faktor tersebut saling berhubungan dan

mempengaruhi satu sama lain. Karies akibat konsumsi madu dapat diminimalkan dengan

upaya menjaga kebersihan mulut dengan melakukan sikat gigi sesuai rekomendasi.

Telur Ikan Menyebabkan Cacar atau Bopeng


Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Janganlah makan telur ikan khususnya untuk anak, karena kelak akan berakibat

terjangkit penyakit cacar yang membuat muka bopeng. Asumsi ini telah berkembang luas di

masyarakat, imbasnya telur ikan menjadi sesuatu yang tabu di kalangan orang tua. Wajar saja

jika orang tua memiliki kecenderungan menghindari faktor-faktor yang dianggap memiliki

kontribusi terhadap kejadian penyakit pada buah hati. Terlebih pada penyakit cacar yang

kadangkala meninggalkan bekas dan terbawa hingga dewasa.

Hal yang berlaku umum dalam setiap kelompok sosial adalah adanya pembatasan-

pembatasan tertentu terhadap bahan pangan yang tersedia dalam lingkungan alamnya.

85
Artinya, ada bahan pangan yang potensial namun tidak dikonsumsi karena dianggap memiliki

dampak negatif. Sebaliknya makanan yang dianggap tidak memiliki tabu menjadi bagian

penting dari kebudayaan suatu masyarakat dan diwariskan ke generasi berikutnya lewat

proses sosialisasi (Khumaidi,1994).

Bagi sebagian masyarakat, jenis-jenis makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa

anak-anak akan berlanjut menjadi makanan kesukaan pada saat dewasa. Sangat miris

tentunya jika terdapat bahan makanan yang menyajikan manfaat yang besar terhadap

optimalisasi pertumbuhan anak, namun aspek ilmiahnya dikesampingkan. Jenis makanan

tersebut akan menjadi pantangan yang dihindari dari generasi ke generasi.

Pembatasan terhadap produk-produk ikan termasuk telur ikan nampaknya banyak

disayangkan oleh para praktisi kesehatan. Mengingat wilayah perairan Indonesia yang

diklaim memiliki luas 5,8 juta km² atau sekitar 64,97% dari luas total wilayah Indonesia

menurut data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Wilayah perairan yang sangat

luas ini tentu saja menjanjikan berbagai macam produk hewani, mulai dari berbagai macam

jenis ikan, kerang, udang, hingga telur ikan. Sumber pangan ini memiliki beragam kandungan

zat gizi yang memiliki kontribusi penting dalam menunjang proses tumbuh kembang anak.

Lalu sebenarnya apa manfaat telur ikan bagi anak? Kandungan zat gizi apa yang

terdapat di dalamnya?

Telur ikan merupakan sumber yang kaya asam lemak omega-3. Merujuk pada sebuah

penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2009 dan dipresentasikan di Konferensi Weston A.

Price Foundation menunjukkan bahwa semua telur ikan mengandung asam lemak omega-3

yang tinggi. Lemak esensial yang terdapat pada telur ikan meningkatkan fungsi kognitif,

penurunan level depresi, serta gangguan yang berhubungan dengan mental dan gangguan

neurobehavioral (gangguan fungsi otak yang berhubungan perilaku seseorang).

86
Selain asam lemak omega-3, telur ikan juga mengandung zat gizi lain. Satu sendok

makan telur ikan berisi 19-40 kalori. Sementara kandungan protein berkisar 3-4 gram dalam

satu sendok makan telur ikan. Kandungan energi dan protein ini memberikan sumbangsih

sebagai persediaan energi dan untuk pertumbuhan serta perbaikan jaringan otot.

Beberapa vitamin dan mineral turut memperkaya kandungan zat gizi telur ikan. Zat

besi adalah yang paling dominan dan esensial. Mengonsumsi telur ikan sebanyak satu sendok

makan memasok hingga 11% kebutuhan zat besi. Manfaat besi untuk tubuh anak sangat

penting dalam mempromosikan oksigenasi dari darah serta otot. Akibat kekurangan zat besi

dapat berakibat terjadinya kelelahan akibat suatu kondisi yang disebut anemia. Hal ini akan

menyebabkan produktitivitas anak dalam belajar dan bermain mengalami penurunan. Dari

golongan vitamin, kandungan vitamin C telur ikan cukup diperhitungkan dimana satu sendok

makan telur ikan dapat menyuplai hingga 4% kebutuhan vitamin C untuk anak.

Lalu bagaimana dengan penyakit cacar? Benarkah telur ikan memiliki asosiasi dengan

kejadian cacar?

Penyakit cacar air umumnya diderita oleh anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun.

Penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zoster ini umumnya ditandai dengan

munculnya ruam pada kulit. Ruam tersebut akan berubah menjadi bintil merah berisi cairan

yang terasa gatal yang kemudian akan mengering dan terkelupas dalam waktu 7-14 hari.

Bagian-bagian tubuh yang biasa ditumbuhi bintil cacar air adalah wajah, belakang telinga,

kulit kepala, lengan dan kaki. Bekas cacar inilah yang membuat para orang tua khawatir akan

menjadi bopeng dan terbawa hingga anak tumbuh dewasa.

Anak-anak memang sangat rentan terkena cacar air karena anak-anak memiliki

kekebalan tubuh yang belum sempurna. Cacar air dapat dicegah dengan proses vaksinasi. Di

Indonesia sendiri, cacar air tidak termasuk daftar imunisasi wajib untuk anak, tapi tetap

dianjurkan.

87
Vaksin varicella sudah dapat diberikan sejak anak berusia 12 bulan. Sebaiknya vaksin

ini diberikan sebelum anak mulai masuk sekolah. Apabila vaksin ini diberikan setelah anak

berusia 12 tahun, maka vaksin perlu diberikan 2 kali dengan jarak minimal antara pemberian

pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian, vaksin varicella dapat

memberikan perlindungan hingga 20 tahun seteleh divaksinasi.

Berdasarkan berbagai kajian yang ada, tampak jelas bahwa tidak terdapat efek

kausalitas antara telur ikan dengan terjadinya penyakit cacar. Penyebab terjadinya cacar

adalah virus yang medium penularannya melalui udara. Dikatakan bahwa semua anak akan

mengalami cacar sekali selama hidupnya, dengan atau tanpa mengonsumsi telur ikan. Namun

seiring dengan penemuan vaksin cacar, peluang terjadinya infeksi virus ini dapat diprevensi.

Dengan demikian, faktor yang sesungguhnya paling berperan adalah imunitas anak.

Mengamati kandungan protein yang terdapat pada telur ikan memberikan pemahaman yang

kontradiksi dengan asumsi masyarakat. Hal yang sebaliknya berlaku, telur ikan yang

dianggap menyebabkan cacar malah menjadi faktor protektif melalui mekanisme imunitas.

Imunitas pada vertebrata, termasuk manusia tersusun atas banyak jenis protein. Pemenuhan

protein melalui makanan dapat mestimulasi pembentukan zat antibodi yang akan merespon

berbagai mikroorganisme patogen yang menyerang tubuh, misalnya infeksi virus varisela

zoster.

Pertimbangan lain yang muncul sebagai konsekuensi adanya makanan pantangan

dalam suatu struktur sosial adalah tidak dibenarkan memaksakan perubahan terhadap suatu

nilai yang dianut oleh masyarakat. Tabu makanan tersebut akan dipatuhi atau tidak,

tergantung dari kekuatan budaya setempat, keyakinan yang dianut serta budaya luar yang

mempengaruhinya. Jika pada akhirnya masyarakat telah tersentuh dengan fakta ilmiah, lantas

keyakinan tersebut mengakar kuat ada baiknya untuk memilih makanan lain sebagai

substituen yang dianggap memiliki kandungan gizi yang sama. Mengingat telur ikan

88
bukanlah satu-satunya sumber zat gizi tertentu yang penting selama masa tumbuh kembang

anak.

Jantung Pisang Menyebabkan Anak Bodoh


Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Pisang merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari buah, batang,

daun, kulit hingga jantungnya. Iklim di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan dan budi

daya tanaman pisang. Keuntungannya lagi, pisang dapat berbuah tanpa mengenal musim

sehingga kita bisa menikmatinya sepanjang tahun. Buah pisang memang lazim dikonsumsi

oleh masyarakat termasuk kalangan anak-anak, namun tidak disertai dengan pemanfaatan

bagian lain yang dapat dijadikan bahan makanan. Misalnya saja jantung pisang, meski oleh

para ahli telah ditetapkan sebagai bahan pangan fungsional, nampaknya tidak sejalan dengan

tingkat penggunaanya yang masih rendah.

Jantung pisang merupakan bunga yang dihasilkan oleh pohon pisang yang akan

berkembang menjadi buah pisang. Jantung pisang ini dihasilkan selama proses pisang

berbunga dan menghasilkan tandan pisang. Dalam perkembangan akhir setelah tandan pisan

lengkap, jantung pisang ini akan tetap tinggal. Pada tahap inilah jantung pisang kerapkali

dapat dimanfaatkan sebagai sayur-sayuran.

Memberikan gizi secara seimbang kepada anak adalah sesuatu yang mutlak dipenuhi.

Termasuk ke dalam komponen ini adalah pemunahan zat gizi dari golongan sayur-sayuran.

Susunan makanan sehari–hari anak harus mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah

yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau

variasi makanan. Patut disyukuri sebab Indonesia adalah negara yang hamparan alamnya

begitu luas sehingga menyediakan berbagai hasil alam yang potensial digunakan sebagai

bahan pangan. Berbagai komoditi sayuran dapat tumbuh, hal ini memungkinkan prinsip

penganekaragaman pangan terwujud. Tak salah, jika kemudian ada orang tua yang mengolah

jantung pisang sebagai hidangan pelengkap buah hati mereka.

89
Ketersediaan jantung pisang sama melimpahnya dengan buah pisang, dimana

sepanjang tahun dapat kita nikmati. Namun, sepertinya jumlah jantung pisang yang melimpah

tidak disertai dengan daya terima oleh masyarakat. Selain penolakan oleh anak, kerapkali

jantung pisang dilekatkan stigma negatif. Jantung pisang selalu disebut-sebut sebagai

makanan kelas bawah, di samping beberapa budaya tertentu yang menganggap pemberian

jantung pisang pada anak adalah sesuatu yang pamali.

Mitos yang hingga saat ini berkembang adalah jantung pisang dilarang dikonsumsi

oleh anak karena berpotensi menyebabkan kebodohan. Pernyataan ini sebetulnya tidak

didasarkan atas temuan-temuan ilmiah, melainkan asumsi masyarakat yang terbungkus oleh

budaya atau adat istiadat. Budaya ini kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi

berikutnya, seakan tak ada upaya untuk mencari kebenaran sesungguhnya. Tak heran jika

jantung pisang belum dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan pangan alternatif dalam

memenuhi kebutuhan zat gizi anak dari golongan sayuran.

Kandungan zat gizi di dalam jantung pisang cukup menjanjikan dalam pemenuhan

beberapa komponen zat gizi penting yang dibutuhkan oleh anak. Dalam jantung pisang

terkandung flavonoid, protein, fospor, kalsium, vitamin B1, vitamin C hingga serat. Diantara

sekian banyak kandungan zat gizi jantung pisang, berbagai riset telah membuktikan bahwa

jantung pisang menjadi faktor prndukung tumbuh kembang anak, faktor prevensi, dan bahkan

faktor kurasi atau penyembuhan penyakit.

Jantung pisang berkhasiat hampir sama baiknya dengan pisang. Jantung pisang

mengandung berbagai zat yang baik bagi kesehatan anak, seperti protein, mineral, vitamin,

dan kandungan serat yang cukup tinggi. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992)

merilis beberapa kandungan zat gizi yang terdapat dalam 100 gram jantung pisang, antara

lain; energi 31 kkal, protein 1,2 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 7,1 g, kalsium 3,0 mg, fosfor 50

90
mg, zat besi 0,1 mg, vitamin A 170 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 10 mg dengan Bagian

Dapat Dimakan (BDD) sebanyak 25%.

Selain begitu banyak kandungan zat gizi dalam jantung pisang, juga terdapat

komponen bioaktif. Kandungan bahan bioaktif utama dalam jantung pisang adalah flavonoid

dan saponin. Flavonoid yang terkandung dalam jantung pisang berfungsi sebagai antiradikal

bebas, antikanker, dan antipenuaan. Sementara kandungan saponin berfungsi dalam

menurunkan kadar kolesterol yang banayak diasosiasikan dengan penyakit kardiovaskular

dan meningkatkan kekebalan tubuh anak serta meminimalkan resiko kanker pada masa

mendatang.

Kandungan serat pangan yang cukup tinggi dan rendah lemak menambah keunggulan

jantung pisang. Serat pangan baik untuk kesehatan pencernaan dan memberikan rasa kenyang

yang lebih lama. Khasiat serat yang dihubungkan dengan efek memberi rasa kenyang dapat

mencegah anak memiliki berat badan lebih. Sementara lemak yang rendah baik untuk sistem

kardiovaskular sehingga dapat mengurangi resiko penyakit jantung dan stroke serta dapat

memperlancar siklus darah yang dapat mencegah terjadinya penggumpalan di dalam darah.

serta mengandung yodium untuk mencegah penyakit.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efek jantung pisang sebagai penyebab

kebodohan pada anak tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Hal yang menjadi momok bagi

orang tua dan menjadikan jantung pisang sebagai makanan tabu semestinya dihilangkan.

Mengingat begitu banyak manfaat yang terdapat dalam jantung pisang yang dapat

mendukung tumbuh kembang anak secara optimal disamping menurunkan faktor resiko

berbagai penyakit berbahaya di masa mendatang bagi anak.

91
Saat Diare Anak Minum Sari Lemon Tanpa Campuran Apapun
Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Ada beberapa jenis penyakit tertentu pada anak yang bisa diobati dengan kandungan

vitamin maupun mineral yang terdapat pada air perasan lemon. Lemon juga memiliki efek

antiseptik yang berguna untuk membersihkan organ-organ dalam tubuh anak dari serangan

berbagai macam mikroorganisme dan radikal bebas. Fakta-fakta ini menjadikan sari lemon

sebagai salah satu alternatif pengobatan yang dipilih oleh orang tua saat sang buah hati

terserang penyakit. Diare dianggap salah satu penyakit yang dapat disembuhkan dengan

pemberian sari lemon.

Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan

dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya.

Pada umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi

bakteri, virus, atau parasit. Diare yang berkepanjangan menyebabkan ketidakseimbangan

cairan di dalam tubuh anak dan pengeluaran substansi yang diperlukan tubuh anak

disebabkan intensitas buang air besar yang sering. Diare memang kondisi yang umum terjadi

pada anak, namun tetap bisa berdampak fatal apabila anak telah mengalami dehidrasi berat

akibat kehilangan banyak cairan dari tubuh. Oleh sebab itu diare pada anak tidak boleh

dianggap remeh.

Dehidrasi yang disebut-sebut sebagai keluaran dari kejadian diare pada anak membuat

orang tua merasa cemas. Oleh karena itu, orang tua berusaha memberikan air dalam jumlah

banyak untuk tetap menjaga keseimbangan cairan. Akan tetapi, kondisi anak yang memburuk

terkadang disertai dengan penolakan untuk meminum air putih dalam jumlah yang banyak

terlebih lagi rasanya yang hambar. Kondisi ini menyebabkan orang tua mencari alternatif

lain, salah satunya dengan pemberian sari lemon. Selain rasanya yang memiliki daya terima

lebih tinggi, kandungan cairannya juga relatif banyak.

92
Apa sebenarnya kandungan sari lemon ini? Mengapa orang tua tidak menghendaki

sari lemon dicampur dengan bahan lain?

Sama halnya dengan buah citrus, lemon kaya akan vitamin C. Kandungannya bahkan

lebih tinggi dibandingkan jeruk nipis, yakni dapat memenuhi memenuhi 88% kebutuhan

harian per 100 gram. Asam sitrat merupakan asam organik yang paling melimpah di dalam

lemon, dengan jumlahnya mencapai 47 gram/liter dalam sari buahnya. Kandungan asam sitrat

yang melimpah inilah yang membuat rasa asam pada sari lemon.

Selain itu, kita juga dapat menemukan vitamin dan mineral penting lainnya di dalam

sari lemon seperti vitamin B6, potasium, zat besi, magnesium, kalsium, dan serat pangan.

Lebih jauh lagi, banyak senyawa-senyawa fitokimia yang terdapat dalam sari lemon. Buah

yang berwarna kuning segar umumnya diperkaya dengan senyawa fitokimia seperti polifenol,

terpenes, naringin, naringenin, hesperidin, diosmin, eriositrin, dan d-limonene.

Lalu, dengan kandungan zat gizi dan non-gizi yang begitu banyak, apa manfaat sari

lemon bagi kesehatan anak?

Terdapat berbagai manfaat sari lemon bagi anak bahkan orang dewasa. Salah satunya

mengatasi masalah pencernaan dan konstipasi. Serat yang terkandung dalam buah lemon

dapat memperlancar proses pencernaan melalui mekanisme penambahan massa feses.

Dengan lancarnya proses pencernaan, maka proses pembuangan kotoran juga teratur dalam

artian memiliki waktu yang jelas. Alasan inilah yang kadangkala mendorong orang tua untuk

memberikan sari lemon kitika anak mengalami diare.

Selain fungsi tersebut, sari lemon juga dapat mengatasi flu, demam, dan infeksi

tenggorokan, bertindak sebagai antikanker, mencegah pengerasan pembuluh darah,

memperlambat proses penuaan, mencegah keriput, membersihkan kulit, meningkatkan

stamina, menghilangkan lesu dan lelah, mengatasi sariawan, dan berbagai fungsi lain.

93
Ada alasan yang dapat dibenarkan dari pilihan orang tua memberikan sari lemon saat

anak diare. Yang pertama substansi sari lemon yang didominasi oleh cairan dapat mencegah

terjadinya dehidrasi yang dapat berimplikasi pada keselamatan anak. Dengan asupan cairan

yang disuplai dari sari lemon keseimbangan cairan di dalam tubuh anak dapat tercapai.

Alasan berikutnya adalah kandungan serat yang terdapat dalam buah lemon dapat

memperlancar proses pencernaan dan menormalkan kembali frekuensi Buang Air Besar

(BAB) sebagaimana biasanya. Pertimbangan yang lain bahwa kandungan vitamin C pada sari

lemon yang tinggi ditambah berbagai substansi bioaktif dapat mendeteksi kehadiran benda

asing (kontaminan) dalam tubuh dan dapat mengeluarkannya. Dengan kandungan ini pula,

terjadi peningkatan sistem imun pada tubuh anak yang dapat melawan mikroorganisme

patogen penyebab diare.

Salah satu keputusan yang tepat bagi orang tua dengan memberikan sari lemon saat

anak diare. Namun, nampaknya belum ada alasan mendasar terkait anjuran agar sari lemon

tidak boleh dicampur dengan bahan lain. Kemungkinan beredar anggapan bahwa efek sari

lemon akan berkurang jika diberikan bersamaan dengan bahan makanan yang lain. Memang

benar, dalam proses metabolisme terjadi interaksi antara zat gizi satu dengan yang lainnya

dan dapat mempengaruhi proses pencernaan, penyerapan, bahkan utilisasinya. Ada zat-zat

tertentu yang dapat bertindak sebagai inhibitor (penghambat) dan enhancer (pelancar) pada

proses metabolisme zat-zat gizi spesifik. Namun belum memadainya temuan-temuan ilmiah

cenderung melemahkan asumsi ini. Kekhawatiran berikutnya, anggapan ini dapat

mengabaikan prinsip penganekaragaman bahan makanan sementara saat anak mengalami

diare terjadi peningkatan kebutuhan akibat kondisi yang dideritanya. Dapat dipastikan bahwa

pemberian sari lemon saja sebagai pendamping makanan utama bagi anak belum dianggap

cukup. Dibutuhkan tambahan makanan lain untuk benar-benar memenuhi kebutuhan zat gizi

anak terlebih dalam proses penyembuhan kondisi diare yang dialami.

94
Mengamati begitu banyak kandungan gizi dan manfaat buah lemon memberikan

rekomendasi kepada orang tua bahwa lemon semestinya tidak hanya diberikan saat anak

diare. Berbagai kandungan zat gizi pada lemon memegang peranan penting dalam proses

pertumbuhan anak dengan aktivitas yang begitu padat. Selain itu, proses pemberiannya pun

tidak mesti dalam bentuk sari lemon dan tetap boleh diberikan berbarengan dengan bahan

lain, seperti madu dan gula.

Ikan Adalah Makanan Untuk Otak


Oleh: Safrullah Amir, S.Gz.

Otak merupakan bagian tubuh yang sangat penting dan paling rumit yang kita miliki.

Maka dari itu kita memiliki kewajiban untuk selalu menjaganya dan memaksimalkan

berbagai upaya untuk meningkatkan kinerjanya. Terlebih otak selalu dikaitkan dengan tingkat

kecerdasan seseorang. Sebagai orang tua memiliki anak dengan kecerdasan yang baik tentu

memberikan kebanggan tersendiri. Tak heran berbagai intervensi diberikan agar anak tumbuh

dengan level kecerdasan di atas rerata. Pada dasarnya anak telah memiliki otak dengan

kecerdasan masing-masing yang mungkin satu dengan yang lainnya berbeda. Meskipun

seperti itu, orang tua tetap dapat membuat otak anak semakin cerdas salah satunya dengan

memperhatikan asupan makanan sehari-hari.

Sebelum kita membahas mengenai makanan yang baik untuk meningkatkan

Intelegence Quotient (IQ) atau membuat otak anak menjadi pintar, terdapat beberapa hal

yang harus kita ketahui, yaitu periode yang paling tepat untuk membuat otak anak pintar

dengan memberikan asupan makanan yang tepat. Adapun masa yang paling tepat adalah

masa pertumbuhan dari bayi hingga menginjak remaja. Tentu periode kehamilan turut

memegang peranan penting dalam perkembangan otak anak, namun pembahasan ini kita

batasi hanya pada anak yang telah diberikan makanan selain Air Susu Ibu (ASI). Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak, yaitu faktor keturunan,

95
lingkungan, dan asupan makanan. Asupan makanan menjadi variabel yang paling bisa

diintervensi oleh orang tua.

Pertanyaanya sekarang, jenis makanan apa yang dapat memaksimalkan perkembangan

dan kinerja otak anak?

Tubuh adalah satu kesatuan unit kerja. Agar kinerja tubuh maksimal semua organ

harus menjalankan fungsinya dengan baik. Begitu pun otak, dukungan dari organ lain

menjadi sesuatu yang mutlak agar dapat bekerja optimal. Sebagai contoh, jika organ jantung

mengalami gangguan, maka suplai oksigen ke otak tidak memadai. Kondisi ini berakibat

menurunnya konsentrasi anak dan kemampuan memori yang kurang baik. Hal ini

menunjukkan bahwa otak bukanlah satu-satunya fokus intervensi untuk mencapai kecerdasan

yang prima pada anak. Tujuan sesungguhnya adalah memenuhi kebutuhan gizi anak untuk

mendukung tumbuh kembangnya, termasuk di dalamnya perkembangan otak.

Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200 milyar sel aktif yang saling

berhubungan dan bertanggung jawab atas fungsi mental dan intelektual anak. Otak terdiri dari

sel-sel otak yang disebut neuron (Leonard, 2008). Seiring laju pertumbuhan anak yang

mengalami percepatan, sel-sel otak ini akan berkembang semakin kompleks. Perkembangan

ini dapat distimulasi salah satunya dengan dukungan zat gizi yang adekuat.

Dirilis dari beberapa sumber, ada berbagai makanan yang dapat menunjung

perkembangan otak anak. Dalam buku “Brain Food for Kids,” Nicole Graimes menyebutkan

jenis-jenis zat gizi penunjang perkembangan otak dan kecerdasan anak antara lain:

 Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibuthkan sebagai

sumber energi untuk membentu sel-sel otak baru.

 Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan

penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel

otak satu ke sel otak yang lain.

96
 Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel

otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang

paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3,

EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3.

 Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi dan kerja otak dan

menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.

Lalu, dari mana sumber zat-zat gizi tersebut?

Fungsi karbohidrat yaitu menghasilkan energi bagi tubuh, termasuk untuk aktivitas

otak. Sumber karbohidrat antara lain nasi, gandum, sagu, jagung, dan ketela pohon. Dari

golongan karbohidrat sederhana, kerja otak dapat ditunjang dengan pemberian produk atau

bahan makanan seperti gula, sirup, madu, selai, jelly, yogurt, susu, cokelat, biskuit, dan lain-

lain. Struktur kimia karbohidrat jenis ini lebih sederhana sehingga memungkinkan lebih

cepat dicerna oleh tubuh.

Protein dan lemak kerapkali dianggap makanan yang paling berperan dalam

mencerdaskan anak. Golongan ini dapat ditemuk dalam produk hewani maupun nabati.

Dalam produk hewani dapat ditemukan antara lain pada daging, ikan, putih telur, ataupun

susu. Bahkan beberapa produk ikan begitu populer di kalangan orang tua untuk menunjang

perkembangan otak, salah satunya adalah ikan salmon dan ikan tuna. Ikan ini dianggap

sumber terbaik asam lemak omega-3, EPA, dan DHA yang memegang peranan penting

dalam pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak. Penelitian menunjukkan bahwa

anak yang mendapatkan asupan asam lemak omega-3 mempunyai kemampuan berpikir yang

lebih tajam. Oleh karena itu, tak heran jika melekat istilah “Ikan Adalah Makanan Untuk

Otak” di kalangan orang tua. Namun demikian, protein nabati juga tetap penting dalam hal

ini. Jenis kacang dan biji-bijian dapat melindungi membran saraf karena diperkaya dengan

97
antioksidan. Menurut hasil penelitian, kacang-kacangan juga mengandung lebih banyak asam

lemak omega-3, khususnya ALA yang penting bagi pertumbuhan dan fungsi otak anak.

Anjuran mengonsumsi sayur dan buah dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang

(PUGS) tak lepas dari banyaknya fungsi untuk menunjang tubuh, termasuk kesehatan otak

anak. Berbagai kandungan vitamin dan mineral dapat ditemukan pada sayur dan buah selain

sumber-sumber lain yang telah dipaparkan sebelumnya. Dengan demikian prinsip seimbang

dan beragam menjadi kunci sukses untuk memaksimalkan kinerja otak anak. Tidak hanya

dari golongan ikan saja, melainkan berbagai kombinasi bahan makanan untuk menyuplai

kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh anak, baik yang secara langsung memiliki

keterkaitan dengan perkembangan otak atau secara tidak langsung menjadi variabel

perantara.

98
Makan es krim menyebabkan batuk dan flu pada anak
Oleh : Sri Wahyuni Muhsin S.Si

Pasti semua orang tidak asing lagi dengan kata “Es Krim”. Tetapi, dibalik kelembutan

dan rasa manisnya ternyata es krim memiliki mitos yang bermacam macam loh. Salah

satunya adalah dapat menyebabkan batuk dan flu pada anak. Dari mana mitos itu berasal?

hampir semua lapisan masyarakat meyakini bahwa sakitnya yang diderita selama ini karena

hal tersebut. Tetapi benarkah demikian? Mari kita simak penjelasannya.

Masalah terjadinya batuk dan flu kemungkinan disebabkan oleh perubahan suhu yang

ditimbulkan, sehingga saluran pernapasan menjadi iritasi. Dapat juga berhubungan

dengan daya tahan/kesehatan si anak dan kekuatannya terhadap cuaca, dan virus/bakteri

lainnya. Seperti dalam Jurnal Pediatri 2014 menyatakan bahwa faktor daya tahan tubuh

menjadi faktor penting, karena meskipun ada kontak manusia bisa terhindar dari flu atau

paling tidak gejalanya ringan yang pernah kita sadari. Bila tidak ada kontak dan sumber

penularan flu tidak akan terjadi. karena virus tersebut tidak akan beterbangan di udara bebas

yang luas, seperti di jalan, di udara luas dan tertipup angin dengan jarak yang jauh.

Selain itu, faktor perubahan cuaca juga turut menyumbang dalam hal mendatangkan

flu, pilek dan batuk. Perubahan cuaca, khususnya peralihan musim kering dan musim

penghujan, atau sebaliknya sering menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap berbagai

macam penyakit, secara khusus batuk, pilek dan flu. Karena, pada masa peralihan cuaca

seperti ini, bakteri dan virus penyebab batuk dan pilek berkembang biak dengan sangat baik.

Padahal, pada masa tersebut, daya tahan tubuh cenderung menurun.

Harus kita ketahui sebenarnya influenza ini ditularkan melalui udara oleh batuk atau

bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Influenza juga dapat

ditularkan melalui kotoran burung, air liur, nasal secretions (ingus), kotoran dan darah.

Infeksi juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita misal ingus penderita dapat

berpindah ke orang lain melalui salaman tangan , memegang gelas yang sama atau berenang.

99
Udara yang tercemar virus ini dianggap bisa menyebabkan infeksi kebanyakan, walaupun

demikian, cara penularan dari udara ke tubuh masih belum jelas. Virus influenza dapat

menjadi tidak aktif/mati oleh sinar matahari, disinfectan dan deterjen. Virus dapat juga

dibunuh oleh sabun; sering mencuci tangan mengurangi risiko infeksi (Jurnal Pediatri 2014)

Kemudian kalau batuk saat makan es krim, biasanya disebabkan karena perubahan

suhu yang timbul pada kerongkongan. Fakta juga menjelaskan bahwa es krim cepat meleleh

saat masuk ke dalam rongga mulut karena pengaruh suhu tubuh, jadi saat es krim masuk ke

kerongkongan, suhunya sudah tidak sedingin air es.

Namun, para pakar mengatakan, es krim bisa saja menyebabkan batuk apabila es krim

tersebut dibuat dari susu dan krim nonpasteurisasi, dalam kondisi yang tidak higienis, dan

dijual tanpa bungkus. Es krim jenis ini biasanya tidak bermerek dan harganya murah karena

terbuat dari bahan yang tidak berkualitas. Tidak benar es krim menyebabkan batuk kecuali

jika anak alergi dingin atau alergi susu yang terkandung dalam es krim. Bahkan, es krim

mengandung susu, gula, dan lemak yang bisa menambah asupan kalori untuk anak. Bila es

krim tersebut dibuat dari bahan-bahan yang sehat, bebas pewarna, dan tidak mengandung

pemanis buatan yang berbahaya, es krim aman dikonsumsi anak.

Ternyata di balik kelembutan dan rasa manisnya, es krim juga terbukti memiliki

beberapa fakta gizi yang tak terduga dan sangat baik untuk kesehatan anak-anak karena kaya

akan nutrisi. Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku utamanya: susu tanpa lemak dan

lemak susu. Komposisi terbesar es krim adalah susu yang merupakan sumber protein dan

energi yangdapat membantu pertumbuhan anak (Chan, 2008). Pada pembuatan es krim

banyaknya kandungan lemak sangat berperan penting, karena mempengaruhi daya kesukaan

konsumen. Es krim mengandung lemak yang tinggi. Produk es krim yang telah ada, banyak

yang menggunakan lemak susu sebagai bahan utamanya. Kandungan lemak yang terdapat

pada es krim dapat mengandung lemak tinggi dan lemak rendah. Lemak yang tinggi berasal

100
dari susu dengan kandungan lemak tinggi seperti susu full cream, sedangkan lemak yang

rendah seperti susu skim. Agar kandungan lemaknya tidak terlalu tinggi, susu dapat

digantikan dengan menggunakan jus buah, sari buah-buahan, dan sari kacang-kacangan yang

disebut dengan es krim jenis sorbet (Chan, 2008)

Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizi yang

lengkap. Para peneliti menemukan lebih dari 100.000 jenis molekul yang terkandung di

dalam susu. Selain air dan lemak, molekul-molekul tersebut mencakup protein, karbohidrat,

mineral, enzim-enzim, gas, serta vitamin A, C, dan D. Terdapat beberapa peneliti yang

menyatakan bahwa susu termasuk dalam golongan pangan fungsional.

Menurut Prof Dr Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi, susu mengandung

beberapa komponen bioaktif yang memiliki efek kesehatan yang signifikan. Komponen

bioaktif susu di antaranya adalah protein susu, laktosa, asam-asam lemak dan mineral,

terutama kalsium. Hal ini menyebabkan produk-produk turunan susu juga masih memiliki

efek fungsional, termasuk es krim. Sebagian besar komponen dalam susu telah diketahui

fungsinya secara biologis bagi tubuh. Komponen yang telah diketahui fungsinya adalah

protein, terutama dari bagian whey, termasuk di dalamnya alfa-laktalbumin, beta-

laktoglobulin, imunogobulin, laktoferin, dan glikomakropeptida. Laktoferin adalah

glikoprotein pengikat zat besi, memiliki peran sebagai zat pertahanan tubuh nonspesifik

terhadap patogen.

Salah satu komponen dari golongan karbohidrat yang telah diteliti fungsinya adalah

laktosa. Laktosa akan menambah cita rasa dan mempertahankan rasa enak es krim.

Bahan lain yang turut menyusun es krim adalah gula, pengemulsi, dan penstabil. Jenis gula

yang sering dipakai adalah sukrosa, berfungsi memperbaiki tekstur, meningkatkan

kekentalan, dan memberi rasa manis. Jadi buat ibu-ibu jangan khawatir lagi ya jika ingin

memberikan es krim pada anak karena itu tidak ada hubungannya dengan batuk dan flu.

101
Makan Telur Pada Anak Akan Menyebabkan Bisul
Oleh : Sri Wahyuni Muhsin S.Si

Mengapa sih telur itu sering sekali dikaitkan dengan bisul? Pasti kita sering sekali

mendengarkan bahwa jika terlalu banyak makan telur bisa menyebabkan bisul, tapi benarkah

demikian? Ternyata makan telur yang dapat menyebabkan bisul hanyalah mitos! Sampai

sekarang masih banyak orang yang mempercayai hal tersebut apalagi para orang tua. Padahal

sampai sekarang belum ada penelitian atau studi yang betul-betul membuktikan bahwa

dengan mengkonsumsi telur dapat menimbulkan bisul di tubuh. Lalu bagaimana sebenarnya

bisul itu bisa muncul? Penyebab paling sering timbulnya bisul bukanlah karena makan telur,

melainkan pori-pori tersumbat misal akibat keringat yang mengering atau bisa jadi ada benda

asing yang masuk ke kulit. Nah, itulah sebabnya jangan takut dulu dengan mitos telur dan

bisul yang selama ini Anda dengar.

Sebelum kita bahas lebih jauh sebaiknya terlebih dahulu kita mengetahui definisi bisul

dan penyebabnya. Menurut NSW Goverment Helath Bisul merupakan infeksi kulit, yang

biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (umumnya dikenal sebagai golden

staph). Banyak orang yang sehat membawa bakteri ini pada kulitnya atau dalam hidungnya,

tetapi tidak mengalami infeksi. Bisul berjadi apabila bakteri melewati kulit pecah dan

mengakibatkan luka yang sakit dan bengkak yang penuh nanah. Bisul terjadi ketika suatu

area dari jaringan menjadi terinfeksi dan sistem kekebalan tubuh mencoba untuk

melawannya. Sel darah putih bergerak melalui dinding pembuluh darah ke daerah infeksi dan

masuk dalam jaringan yang rusak. Selama proses ini terbentuk nanah. Nanah adalah

penumpukan cairan, sel darah putih yang mati, jaringan mati, dan bakteri atau benda asing

lainnya (Medlineplus, 2012).

Menurut Journal and Agricultural Food Chemistry dalam buku “Buka Fakta! 101

Mitos Kesehatan" karangan Nutrifood Research Center, biasanya orang yang alergi telur

memiliki gejala-gejala seperti mual, sakit kepala, dan muncul ruam-ruam kemerahan di kulit

102
mereka dan bukannya bisul. Ciri-ciri bisul yang muncul di kulit kita adalah timbulnya

benjolan berwarna kemerahan yang kemudian membesar dan ada mata nanah berwarna putih

di tengah-tengah. Bisul ini sering muncul di tempat yang berbulu misal ketiak, selangkangan,

paha, bahu, tengkuk, dan tempat lainnya. Bisul mungkin dapat meninggalkan bekas luka di

kulit, dan untuk mengatasi bisul bisa dengan pemberian obat.

Bisul dan infeksi kulit lain ditularkan antara orang melalui:

- memeras, menggarut atau melalui dengan menyentuh bagian yang terinfeksi

- menggunakan pakaian, handuk atau seperai yang belum dicuci setelah digunakan oleh

seseorang yang menderita infeksi kulit

- menggunakan alat dandanan (mis. gunting kuku, pinset dan pisau cukur) yang telah

digunakan oleh seseorang yang menderita infeksi kulit

- tidak mencuci tangan dengan teliti

Nah, jadi sudah tahu kan kalau telur tidak ada hubungannya dengan bisul. Daripada

percaya dengan mitos yang belum terbukti benar, apakah Anda tahu apa saja manfaat jika

makan telur yang kaya akan protein?

1. Selain sebagai sumber protein, telur ternyata menjadi sumber mineral seperti

fosfor, zat besi, magnesium, kalium, kalsium, seng, dan tembaga yang sudah pasti

baik bagi tubuh.

2. Putih telur juga baik sebagai sumber vitamin B dan folat. Folat sangat baik

dikonsumsi bagi wanita yang sedang hamil sebab bagus untuk perkembangan

otak janin.

3. Putih telur yang tinggi protein juga dapat dijadikan menu dalam diet sehat Anda

karena manfaat protein dapat menggantikan fungsi karbohidrat sebagai sumber

energi bagi tubuh.

103
4. Telur mengandung kolin yang berguna untuk mencegah resiko penyakit kanker

payudara bagi wanita.

5. Telur merupakan nutrisi untuk kesehatan organ mata karena terdapat kandungan

vitamin A.

Nah, itulah beberapa manfaat atau khasiat yang bisa didapat dari mengonsumsi telur.

Kalau Anda takut dengan kolesterolnya yang tinggi, maka Anda bisa menghindari untuk

memakan bagian kuningnya karena kandungan kolesterol yang tinggi terdapat pada bagian

tersebut. Tapi harus diingat pula bahwa memang lebih baik tidak memakan apapun secara

berlebihan.

Makan Kelapa Parut Menyebabkan Anak Cacingan


Oleh : Sri Wahyuni Muhsin S.Si

Pernahkah anda mendengar jika makan kelapa parut anak akan mengalami cacingan?

Ya, hal-hal semacam ini mungkin sering Anda dengar. Perlukah Anda memercayainya atau

jangan-jangan semua itu cuma mitos belaka? Untungnya ini hanya mitos belaka, mari kita

simak penjelasannya.

Cacingan paling banyak dialami anak-anak. Tapi sayangnya masih banyak orang yang

belum menyadari. Bahkan di Indonesia anak kremian dikira karena terlalu banyak makan

kelapa. Menurut Prof dr Saleha Sungkar, DAP&E, MS selaku ketua departemen parasitologi

FKUI dalam acara Seminar Ilmiah waspadai infeksi kecacingan di gedung YKTI, Jakarta,

Rabu (12/10/2011) mengatakan bahwa "Anak kremian akibat banyak makan kelapa itu mitos,

yang benar anak tersebut kena infeksi cacing kremi,"

Fakta : Jenis cacing yang sering dihubungkan dengan mengonsumsi kelapa parut

adalah cacing kremi (Oxyuris vermicularis). Biasanya, penularan cacing kremi terjadi melalui

beberapa hal:

104
- Tangan ke mulut. Anak menggaruk-garuk anus sehingga telur-telur cacing terselip di

kuku. Ia tidak mencuci tangannya, namun langsung makan atau memasukkan jari-jari

ke dalam mulut.

- Telur kering yang diterbangkan angin bersama debu.

- Telur yang menempel di bulu-bulu hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing.

Gejala yang muncul dari infeksi cacing kremi adalah gatal di sekitar anus yang

membuat anak menjadi rewel dan juga sulit untuk tidur. Tapi cacing kremi ini juga bisa

masuk ke usus buntu dan vagina. Beberapa hal bisa dilakukan untuk mencegahnya seperti

menjaga kebersihan, makanan ditutup sehingga tidak terkena debu, mencuci tangan sebelum

makan dan setelah buang air kecil serta pakaian tidur dan perlengkapan tidur di cuci dan

disetrika setiap hari.

Menurut dr. Desiana Nurhayati, Sp.A, RS Bunda Depok menjelaskankan, penyebab

kremian akibat makan parutan kelapa bisa jadi terjadi jika parutan kelapa tersebut terinfeksi

oleh telur cacing kremi dan dia menjelaskan memang telur kremi bisa ditemukan dimana-

mana serta mudah hinggap di berbagai benda, jika parutan kelapanya yang dimaksud tersebut

terbuka lalu dihinggapi telur cacing kremi maka bisa dipastikan ia akan masuk ke perut jika

parutan kelapanya dilahap akhirnya kremian.

Nah, kelapa parut ini mengendung banyak nutrisi loh, apa saja nutrisinya?

Buah kelapa diketahui sebagai sumber lemak yang tinggi. Dalam 3 sdm kelapa parut

dapat mengandung sekitar 10 gr lemak total dan 9 gr lemak jenuh (tanpa lemak trans).

Berdasarkan saran dari sebuah organisasi kesehatan, setiap orang harus membatasi

mengkonsumsi lemak total hanya sekitar 25% - 35% dari keseluruhan kalori, asupan lemak

jenuh hanya 7% dari keseluruhan kalori, dan lemak trans dibawah 1% dari keseluruhan

asupan kalori per-harinya. Berdasarkan data diatas, kelapa parut memang tinggi akan

kandungan lemak jenuh, namun lemak jenuh dalam buah kelapa adalah lemak jenuh rantai

105
medium. Dan hasil penelitian telah mengungkapkan bahwa jenis lemak jenuh ini tidak akan

meningkatkan kadar kolesterol, bahkan bisa jadi mempunyai manfaat untuk mencegah

penyakit jantung.

Karbohidrat dalam makanan bertidak sebagai sumber energi utama. Dan menu

makanan yang sehat haruslah mengandung 45% - 65% karbohidrat dari keseluruhan total

kalorinya. Sedangkan serat dibutuhkan untuk meningkatkan pencernaan, mencegah sembelit,

dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Wanita dewasa membutuhkan 21 gr - 25 gr

serat per-harinya, sedangkan pria dewasa membutuhkan sekitar 30 gr - 38 gr serat per-hari.

Dalam 3 sdm kelapa parut anda mendapatkan sekitar 4 gr karbohidrat dan 2 gr serat.

Dalam 3 sdm kelapa parut terdapat sekitar 1 gr protein. Ketika dikonsumsi, protein

pada makanan tersebut akan dipecah oleh tubuh menjadi asam amino yang kemudian

digunakan untuk membangun kembali protein pada sel, jaringan, dan otot tubuh. Berdasarkan

aturan kesehatan tubuh, pria dewasa hanya membutuhkan sekitar 56 gr protein per-hari,

sedangkan wanita dewasa lebih sedikit yaitu hanya sekitar 46 gr per-harinya.

Sedikit tambahan selain protein, 3 sdm kelapa parut diketahui mengandung sekitar 5

mg natrium. Secara alami ini adalah jumlah yang rendah, dan ini juga sesuai dengan aturan

kesehatan yang ada. Setiap orang memang harus membatasi mengkonsumsi natrium tidak

lebih dari 2.300 mg per-harinya, karena kelebihan natrium dalam menu makan dapat

meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi.

Jadi, mulai sekarang jangan ada lagi yang percaya mitos bahwa mengkonsumsi kelapa

parut dapat menyebabkan anak cacingan ya!

106
Kurang Gula Menyebabkan Anak Kurang Gizi
Oleh : Sri Wahyuni Muhsin S.Si

Selama ini gula sering menjadi komok yang menyeramkan sebagian orangtua. Gula

sebenarnya memiliki manfaat untuk tubuh. Sebab gula merupakan sumber energi bagi sel

tubuh, terutama sel darah merah dan sel sistem saraf. Gula juga bermanfaat untuk mencegah

pemecahan protein untuk digunakan sebagai energi pada kondisi kekurangan asupan

karbohidrat, mencegah keadaan ketosis yang terjadi karena pemecahan lemak akibat

kekurangan asupan karbohidrat. Tetapi, ternyata ada pernyataan “kurang gula menyebabkan

anak kurang gizi”, apakah pernyataan itu benar? Atau cuma mitos belaka. Biar tidak

penasaran mari kita simak penjelasannya!

Yang benar: Sebaliknya, bila anak terlalu banyak makan gula, kemungkinan

kekurangan nutrisi makin besar. Segelas softdrink sama kalorinya dengan setangkup roti

gandum, tetapi kandungan nutrisinya akan berbeda. Jika si kecil terlalu banyak makan

makanan bergula melebihi kebutuhan kalorinya dan tak diimbangi makanan bergizi, ia

mungkin saja gemuk tetapi kekurangan nutrisi terutama vitamin dan mineral. (Whitney

2005).

Meskipun anak-anak lebih mudah membakar kalorinya dibandingkan orang dewasa,

namun tubuh mereka sangat rentan terhadap efek negatif akibat terlalu banyak konsumsi

gula. Selain kadar gula darah jadi meningkat, kelebihan konsumsi gula juga bisa

menyebabkan kerusakan gigi dan obesitas pada anak. Asupan gula yang berlebih pada anak

bisa terjadi karena produk makanan manis yang dikonsumsi. Seperti permen, biskuit, cake,

jus kemasan hingga minuman bersoda, yang cenderung sangat disukai anak-anak.

Menurut USDA (United States Department of Agriculture) merekomendasikan

konsumsi gula pada orang dewasa sekitar 40 gram atau 10 sendok teh per hari. Jumlah asupan

gula ini disesuaikan dengan angka kebutuhan kalori orang dewasa yang mencapai 2.000

kalori. Namun untuk anak-anak di bawah 18 tahun, tentulah jauh berbeda dengan orang

107
dewasa. Pada anak usia 1-3 tahun hanya diperbolehkan konsumsi 4-5 sendok teh gula.

Sedangkan anak usia 4-6 tahun anjuran konsumsinya sekitar 5-8 sendok teh gula per hari.

Untuk anak usia 6-11 tahun bisa berikan 8-11 sendok teh gula per hari.

Rekomendasi terbaik pemberian kebutuhan gula pada anak tidak lebih dari 10% total

kebutuhan energi yang ia butuhkan. Jadi, pada anak usia 1-3 tahun dengan kebutuhan energi

rata-rata hanya 1000 kilo kalori (Angka Kecukupan Gizi Indonesia) maka kebutuhan gula

anak usia 1 tahun maksimal hanya 25 gram dalam satu hari, atau setara dengan 5 sendok teh

gula. Pada anak usia 3-6 tahun dengan kebutuhan energi rata-rata 1550 kilo kalori, maka

kebutuhan gula tidak lebih dari 38 gram perhari atau 8 sendok teh gula per hari Pada anak

usia prasekolah memerlukan gula 16,7 gram per hari, usia empat tahun hingga delapan tahun

12,5 gram per hari dan usia praremaja hingga remaja memerlukan 21 gram hingga 33 gram

per hari. Untuk mempermudah penghitungan, satu sendok makan kira-kira berisi delapan

gram gula pasir. Selain itu, orang tua juga hendaknya memperhatikan makanan dan minuman

ringan yang dikonsumsi anak.

Mengkonsumsi Vit C Setelah Memakan Udang Menyebabkan Keracunan Pada


Anak
Oleh : Sri Wahyuni Muhsin S.Si

Mengkonsumsi Vit C setelah memakan udang akan menyebabkan keracunan, apakah

benar? Fakta : Selama udang masih dalam keadaan segar, masih aman untuk dikonsumsi.

Memang, pada beberapa orang dengan kadar kolesterol tinggi, harus membatasi diri dalam

mengonsumsi udang. Kenapa? Udang mengandung kolesterol sekitar 190mg/100mg. Dan,

vitamin C memang bisa membuat rasa tidak nyaman pada lambung yang mengalami

gangguan, seperti gastritis atau maag. Namun, secara umum, mengonsumsi udang dan

vitamin C tidak akan menimbulkan masalah.

108
Udang merupakan sumber protein yang padat nutrisi dan sangat rendah lemak. Udang

juga mengandung antioksidan yang cukup kuat, yaitu selenium yang dapat melindungi risiko

kebotakan dan kanker. Juga sangat berguna untuk sintesa hormon thyroid, suatu hormon yang

jika levelnya sangat rendah bisa menimbulkan obesitas atau pertumbuhan sel yang tidak

normal. Udang juga sudah terkenal di dalam pengobatan tradisional cina untuk menambah

darah, meningkatkan kesuburan dan kekuatan tulang. Semua ini karena kandungan vitamin

B12 dan vitamin D nya tinggi. Terakhir udang mengandung asam lemak omega-3 yang punya

manfaat sangat banyak. Mulai dari membuat awet muda, melindungi dinding pembuluh darah

dari kerusakan akibat radikal bebas, anti-radang, mencegah terjadinya darah yang

menggumpal, dan oksidasi koresterol jahat yang merupakan penyebab utama dari penyakit

jantung.

Kalori energi udang yang sangat rendah (hanya 106 kalori per 100 gr udang)

menjadikannya salah satu makanan diet yang sangat baik. Udang juga hanya mengandung

sedikit asam lemak jenuh. Bahkan seperti halnya makanan laut lain, kadar asam lemak sehat

pada udang justru sangat tinggi yaitu Omega-3 dan Omega-6 masing-masing mencapai 540

mg dan 28 mg per 100 gr udang segar. Berbagai vitamin baik jenis larut air dan lemak juga

sangat tinggi pada udang sehingga sangat baik dikonsumsi. Kandungannya yang tertinggi

berturut-turut sesuai dengan persentase kebutuhan harian (daily value) adalah vitamin D

(38%), vitamin B12 (19%), Niacin (13%), vitamin E (5%), vitamin B6 (5%), vitamin A (4%),

vitamin C (3%), dan lain-lain.

Jadi, tak perlu khawatir ketika mengonsumsi vitamin C dan makanan laut. Namun

juga jangan mengonsumsi terlalu banyak.

109
Anak Sehat = Banyak Makan Dan Gemuk
Oleh : Sri Wahyuni Muhsin S.Si

Banyak orangtua yang merasa aman-aman saja ketika anak punya berat badan

berlebihan. Tidak semua anak gemuk menunjukkan bahwa ia sehat. Dan sering kali dikaitkan

bahwa anak yang sehat itu adalah anak yang benyak makan dan gemuk. Benarkah demikian?

Ternyata pernyataan itu adalah mitos, Faktanya adalah anak dengan postur tubuh

yang padat sampai cenderung gemuk seringkali menjadi tolak ukur tingkat kesehatan anak di

masyarakat. Anggapan itu sebenarnya sudah kuno! Jadi jangan lagi ikut berlomba-lomba

memberi makan anak sebanyak-banyaknya biar cepat gemuk dan dianggap sehat. Anak

gemuk mungkin saja memang sehat, tapi belum tentu anak yang tidak gemuk itu tidak sehat.

Anak yang terlalu gemuk justru berisiko terkena banyak penyakit. Di antaranya,

obesitas, diabetes, napas pendek, kurang aktif bergerak, terhambatnya pertumbuhan tulang,

dan risiko penyakit lainnya. Makan saja secukupnya, yang perlu diperhatikan adalah asupan

nutrisinya. Anak tidak gemuk, namun pertumbuhannya sesuai dengan tahapan

perkembangan, itu berarti anak Anda cukup sehat.

Pola makan sehat ini tidak hanya ditujukkan bagi anak yang terlalu gemuk. Setiap

anak perlu memiliki pola makan yang seimbang agar di kemudian hari ia bisa menjaga berat

badannya. Jangan terbiasa memaksa anak untuk menambah porsi makanan. Terlalu banyak

makanan akan membuat anak mudah lapar dan terus makan.

110

Anda mungkin juga menyukai