Anda di halaman 1dari 21

JURNAL PENELITIAN EKOLOGI PERAIRAN

Penelitian ini Dilaksanakan di Kawasan Perairan Gua Sarang Gampong Iboih,


Kecamatan Sukaraya Kota Sabang

DI SUSUN
OLEH
Kelompok : 5
Nama Kelompok : 1. Rahmatun Nisa
2. Nur Arfadilla
3. Sherly Nuzulianza
4. Nurul Amalia
5. Siti Noviana
6. M.Ikbal
7. Cici Harlisna
8. Nikmat Sari Hutagalung
Asisten : Diana Anggreyani dan Januardi
Dosen Pengasuh : Ilham Zulfahmi, M.Pd.

LABORATORIUM PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
TAHUN 2019
STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG( Coral Refs ) DI
KAWASAN PERAIRAN GUA SARANG GAMPONG IBOIH KECAMATAN
SUKAKARYA KOTA SABANG

Rahmatun Nisa 1), Sherly Nuzulianza 2), Nur Arfadilla3) , Siti Noviana4) ,
M.Ikbal5) , Cici Harlisna6) , Nikmat Sari Hutagalung7) , Nurul Amalya8) .
Program Studi Biologi Sains dan Teknologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Email : rahmatunn.nisaa@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian tentang struktur komunitas terumbu karang (Coral Refs) di kawasan
erairan Gua Sarang Gampong Iboih Kecamatan Sukaraya Kota Sabang. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 23 mei 2019 yang berlokasi di Gua Sarang Kecamatan Suka
Karya kota Sabang Provinsi Aceh. Alat – alat yang digunakan saat praktikum di
lapangan adalah papan skala, tali rafia, pelampung, sechi disk, termometer, GPS,
kamera gopro dan botol aqua bekas. Ada beberapa jenis terumbu karang yang diamati
pada praktikum ini yaitu, HC, RB, SD, SP, RAC, SI, NIA, SC, P, AC, HCB, dan CB.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dan kondisi terumbu karang
yang hidup di Gua Sarang Sabang, sebelum LIT digunakan, terlebih dahulu dilakukan
pemantauan dengan snorkeling. Pada penelitian peletakan garis transek. Metode yang
digunakan ialah metode transek garis yang mengikuti pola sejajar kontur garis pantai
yang horizontal dari data tersebut akan diketahui persentase terumpu karang. Garis
transek dibuat dengan menggunakan rol meter. Panjang garis LIT yang digunakan
untuk pengamatan terumbu karang dilakukan dilakukan sepanjang 25 meter dengan 50
titik dan jeda pengamatan antara titik 10-25. Sampling dilakukan pada 8 titik area,
berdasarkan kedalaman 5-7 meter sehingga area sampling hanya diakukan pada
kedalaman tersebut. Hasil yang diperoleh ada beberapa jenis terumbu karang yang
diamati pada praktikum ini yaitu, HC, RB, SD, SP, RAC, SI, NIA, SC, P, AC, HCB,
dan CB, setiap titik transek yang diamati lebih banyak ditemukannya SD, RC, HC, dan
RAC. Gua Sarang banyak ditemukan batu jumlahnya mencapai 118 dan banyak
ditemukan genus Acorpora berjumlah 15 yang bermacam-macam bentuk. Batu di Gua
Sarang banyak di pertumbuhan karang juga dipengaruhi oleh parameter fisika dan
kimia seperti suhu, pH, DO, intensitas cahaya, salinitas, kecerahan dan pasang surut
Kata kunci: Terumbu karang, Filum Cnidaria

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Terumbu karang adalah suatu ekosistem yang bersimbiosis dengan kelompok
hewan anggota filum Cnidaria yang dapat menghasilkan kerangka luar dari kalsium
karbonat. Karang dapat berkoloni atau sendiri tetapi hampir semua karang hermatipik
merupakan koloni dengan berbagai individu hewan karang atau polip menepati
mangkuk kecil atau kolarit dalam kerangka yang massif ( Prasetya, 2003 ).
Tebumbu karang dikenal sebagai ekosistem yang sangat kompleks dan produktif
dengan keanekaragaman biota tinggi seperti moluska, crustacea dan ikan karang. Biota
yang hidup di terumbu karang merupakan suatu kesatuan komunis yang meliputi
kumpulan kelompok biota dari berbagai tingkat trofik, dimana masing masing
komponen dalam komunitas terumbu karang ini mempunyai ketergantungan yang erat
satu sama lain ( Rifardi, 2012 )
Terumbu karang dikenal sebagai suatu komponen yang memiliki fungsi penting
dalam ekosistem. Terumbu karang tidak terlepas dari peran ekologisnya sebagai daerah
pemijahan ( spawning ground ), tempat pengasuhan( feeding ground ) bagi biota
ekonomis penting. Selain dari peran tersebut, terumbu karang juga memiliki peran
sebagai pemecah gelombang, pencegah abrasi pantai, dan ekosistem penghalang
gelombang menuju ke pesisir pantai untuk menjaga stabilitas pantai ( Thamrin, 2006 ).
Terumbu karang (coral reefs) merupakan kumpulan binatang karang (
reefcoral), yang hidup di dasar perairan dan menghasilkan bahan kapur CaCO3.
Mereka mendapatkan makanan melalui dua cara pertama dengan menggunakan
tentakel mereka untuk menangkap plankton dan kedua melalui alga kecil
(zooxanthellae) yang hidup di jaringan karang. Beberapa jenis zooxanthellae yang
hidup di jaringan dapat hidup di satu jenis karang, biasanya mereka ditemukan daalam
jumlah besar dalam setiap polip, hidup bersimbiosis, memberikan warna pada polip,
energy dari fotosintesa dan 90% kebutuhan karbon polip. Zooxanthellae menerima
nutrisi nutrisi dari karang dan memberikan sebanyak 95% dari hasil fotosintesisnya (
energi dan nutrisi ) kepada karang ( Supriharyono, 2007 ).
Karang merupakan pembangunan utama dalam ekosistem terumbu karang.
Terumbu karang adalah endapan endapan masif yang penting dari kalsium karbonat (
CaCO3 ) yang terutama dihasilkan oleh karang ( filum cnidaria, kelas anthozoa,ordo
Madroporar = Sceleractinia ) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan
organisme organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat ( Nybakken, 1992 ).
Komonitas karang terbatas keberadaan pada perairan dangkal, karena ganggang
simbiotik membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis. Kebutuhan dan adaptasi
sinar dalam koral seperti untuk kepentingan memelihara laju maksimum dari
pengkapuran dan fotosintesis dapat dipertahankan hingga dibawah kedalaaman 20
meter dalam kondisi perairan bersih ( Thamrin, 2006 ).
Terumbu karang hampir tersebar di sepanjang pantai di Indonesia karena sangat
mendukung bagi kehidupan teerumbu karang khususnya pada wilayah pulau pulau
kecilnya. Salah satu keindahan terumbu karang di Indonesia dapat di jumpai pada
wilayah pulau Sabang yang dikenal dengan keindahan bawah laut nya yang
bertempatan di Gua Sarang. Gua Sarang merupakan gua alami yang terletak di sebelah
barat kawasan wisata pantai Iboih, tepatnya dijalan balik gunung Sabang. Gua Sarang
merupakan salah satu tempat wisata di sabang yang masih alami dan belum tercemar,
dengan demikian dilakukan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan kondisi terumbu
karang yang hidup di Gua Sarang Sabang, Sehingga penelitian ini dapat memberikan
pengalaman kepada praktikan.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 April2019 yang berlokasi di Gua
Sarang pulau Sabang, Provinsi Aceh. Peta lokasi penilitian pada gambar 1:

Gambar 1. Peta lokasi penelitian Kawasan Perairan Gua Sarang Gampong Iboih
Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, Provinsi Aceh.

Tabel 1. Titik Koordinat


Stasiun Titik koordinat
1 5 49’40.72”U 95o15’34.95’T
o

2 5o49’4.31”U 95o15’35.64’T
3 5o49’41.96”U 95o15’36.26’T
4 5o49’42.81”U 95o15’36.75’T
5 5o49’43.72”U 95o15’36.95’T
6 5o49’44.67”U 95o15’37.02’T
7 5o49’45.50”U 95o15’36.95’T
8 5o49’46.17”U 95o15’36.55’T

Alat dan Bahan


Alat – alat yang digunakan pada praktikum ini adalah papan skala, tali rafia,
pelampung, sechi disk, termometer, GPS, kamera go pro dan botol aqua bekas.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey, yakni dengan memakai Line
lntercept Transect ( LIT ). Sebelum LIT digunakan, terlebih dahulu dilakukan
pemantauan dengan snorkeling. Pada penelitian peletakan garis transek. Metode yang
digunakan ialah metode transek garis yang mengikuti pola sejajar garis kontur pantai
yang horizontal dari data tersebut akan diketahui persentase terumpu karang. Garis
transek dibuat dengan menggunakan rol meter. Panjang garis LIT yang digunakan
untuk pengamatan terumbu karang dilakukan dilakukan sepanjang 25 meter dengan 50
titik dan jeda pengamatan antara titik 10-25. Sampling dilakukan pada 8 titik area,
berdasarkan kedalaman 5-7 meter sehingga area sampling hanya diakukan pada
kedalaman tersebut.
Pengukuran data parameter diukur pada setiap sampling di 8 titik area lokasi,
pengukuran data parameter meliputi, salinitas kecerahan, kecepatan arus, pH,suhu air,
suhu udara, dan pasang surut, dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada masing
masing titik pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penilitian

Tabel 2. Hasil penilitian yang dilakukan di Kawasan Perairan Gua Sarang Gampong
Iboih Kecamatan Sukakarya Kota Sabang, Provinsi Aceh.
Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Titik Jumla
No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 h
1 RC 20 22 5 6 9 9 10 37 118
2 HC 12 3 - - - 1 - 10 26
4 NIA 6 3 16 2 3 - - 2 32
5 RAC 3 - - - - - - - 3
6 SP 1 - - - - - - - 1
8 SD - 15 3 14 15 3 4 - 44
9 SI - - - - - 2 2 - 4
10 SC - - - 1 1 3 - - 5
11 Ni2 - - - - - 8 8 - 16
12 RKC - - - 3 5 11 12 - 31
13 RD - - - 2 - 9 9 - 20
14 HCE - - 3 2 2 - - - 7
15 CB - - - 2 1 - - - 3
16 ACB - - - 4 1 - - - 5
17 CF - - 5 - - - - - 5
AC
18 M - - 1 - - - - - 1
19 DC - - 1 - - - - - 1
20 ACD - - 5 - - - - - 5
22 HCB - 1 - - - - - - 1
24 ACH - 1 - - - - - - 1
25 ACP - 1 - - - - - - 1
26 AC - 1 - - - - - - 1

Keterangan:
HC : Hard Coral (keras)
HCE/CE: Karang Keras
CB : Patahan Karang Mati Keras
RB : Rabel (Patahan Karang Mati)
SD/P : Sand (Pasir)
RC : Rock (Batu)
SP : Sponge
RAC/JD: Karang Mati/ Warna Putih
RKC : Karang Mati
CF : Celah Fiscal
SI : Pasir Berlumut
NIA : Karang Berlumut
SC : Karang Lunak
AC : Acorpora
ACP : Acorpora Panjang
ACH : Acorpora Hitam
HCB : Karang Keras Bulat
ACD : Digitate Acropora
ACB : Acorpora Branching
NI2 : Karang diatas Karang
RD : Karang berpasir
ACM : Karang berbentuk Meja
DC :Dead Cora

Tabel 3. Data parameter air di Kawasan Perairan Gua Sarang Gampong Iboih Kecamatan
Sukakarya Kota Sabang, Provinsi Aceh.
N Paramet
O er 1 2 3 4 5 6 7 8
1 pH 8,12 8,2 8,23 8,24 8,32 8,11 8,11 8,24
Suhu 34°
34oC 34oC 34oC 34oC 34oC 34oC 34oC
2 Udara C
Suhu 26° 28,4o 28,8o
25oC 25oC 30oC 29oC 28oC
3 Air C C C
Intensit 194
300x 216x 216x 293x 293x 350x1
as 1x 350x100
10 10 10 10 10 00
4 cahaya 10
7,0
7,2 6,9m 6,4 4,5 4,5 4,5
DO mg/ 3,5 mg/l
mg/l g/l mg/l mg/l mg/l mg/l
5 l
Salinita 31,5 32,5 32,2 32,4 32,6 32,5 33,5
33,5 ppm
6 s ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
Kecerah 1,3 61 60 63
3m 3m 61 cm 63 cm
7 an m cm cm cm
90/5
Pasang 60/40 80/50 90/55 90/50 70/50 90/50
5 90/50 cm
Surut cm cm cm cm cm cm
8 cm

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di pantai Gua Sarang ditemukan berbagai jenis
terumbu karang dan keseluruhannya banyak terdapat jenis RC atau batu di setiap titik
di 8 lokasi yang telah di lakukan pengamatan. Pada titik satu terdapat banyak batu( RC)
dan hanya terdapat beberapa jenis terumbu karang seperti, ( HC ) dan terumbu karang
mati / warna putih ( JD ), ( NIA ), ( RAC ), dan ( SP ). Pada titik kedua terdapat beberapa
batu ( RC ) juga dan terumbu karang seperti ( HCB ), ( ACP ), ( ACH ), dan ( NIA ).
Pada titik ketiga terdapat satu batu ( RC ) dan beberapa jenis karang seperti ( NIA ),
(DC ), ( CF ), ( ACT ), ( CE ), ( SD ), dan ( ADC ). Pada titik keempat terdapat beberapa
batu dan beberapa jenis terumbu karang seperti ( SD ), ( HCE ), ( ACB ), ( CB ), (
NIA), ( RKC ), dan ( CE ). Pada titik kelima terdapat beberpa batu ( RC ) dan bebrapa
jenis terumbu karang seperti ( SD ), ( HCE ), ( ACB ), ( CB ), ( NIA ), ( RKC ) , dan
pada titik ini banyak ditemukan batu ( RC ) dan ( SD ). Pada titik keenam terdapat
beberpa batu ( RC ) dan terumbu karang yaitu ( NIA ), ( RKC ), ( SC ) dan ( SD ). Pada
titik ketujuh batu ( RC ), dan juga beberpa karang yaitu karang ( NIA ), ( SC ), dan (
SD ) dan pada titik terakhir terdapat banyak nya batu ( RC ) dan satu jenis karang yaitu
( HC ), (SI). (RC) yang paling banyak ditemuakan di perairan Gua Sarang sampai 118
dan banyak ditemukan genus Acorpora berjumlah 15 dengan bermacam-macam
bentuk.
Pantai Gua Sarang pertumbuhan terumbu karang tidak padat terdapat
banyaknya bebatuan dan pasir dan ini diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu suhu, pH,
DO, intensitas cahaya, salinitas, kecerahan dan pasang surut atau factor fisik dan kimia.
Banyaknya batu di setiap titik diperkirakan karena faktor fisika dan
kimianya,hal ini diperkuat saat pengambilan data dengan kondisi arus yang cepat
sehingga membawa nutrient-nutrien juga kecerahannya mencapai 7 meter jadi pada
titik 3, 4, 5, dan 6 termasuk titik yang terdapat beberapa jenis karang. Pada beberapa
titik seperti titik 1, 2, 7, dan 8 yang arus tenang dan kecerahannya tidak memadai
sehingga pada titik tersebut hanya ada batu dan satu hingga 3 jenis karang saja.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terumbu karang merupakan suatu ekosistem di laut yang dibentuk oleh biota
penghasil kapur. Terumbu karang berperan sebagai daerah pemijahan, tempat
pengasuhan, dan pemecah gelombang juga pencegah abrasi pantai. Terumbu karang
dapat hidup bahkan pada kedalaman 90 M ,ada beberapa jenis terumbu karang yang
diamati pada praktikum ini yaitu, HC, RB, SD, SP, RAC, SI, NIA, SC, P, AC, HCB,
dan CB, setiap titik transek yang diamati lebih banyak ditemukannya SD, RC, HC, dan
RAC. Gua Sarang banyak ditemukan batu jumlahnya mencapai 118. Batu di gua sarang
banyak di pertumbuhan karang juga dipengaruhi oleh parameter fisika dan kimia
seperti suhu, pH, DO, intensitas cahaya, salinitas, kecerahan dan pasang surut.

DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J. W.1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan ekologis, Jakarta ; PT Gramedia
Pustaka Utama.
Rifardi, 2012. Ekologi Sadimen Laut Modern Edisi Revisi, Pekanbaru ;UIRI Press.
Supriharyono, 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Jakarta ; Djambatan
118 hal.
Thamrin, 2006. Karang: Biologi Reproduksi dan Ekologi. Pekanbaru ; Minamandiri
Press.
LAMPIRAN I

Gambar 1. Terumbu Karang


Lampiran II

LAMPIRAN II
Gambar 2. Pengukuran Parameter
LAMPIRAN III
Gambar 3. Data Pertitik Terumbu Karang
no transek kode Transek kode
titik 1
1 0,5 RC 13 JD
2 1 RC 13,5 RC
3 1,5 RC 14 JD
4 2 RC 14,5 NIA
5 2,5 HC 15 NIA
6 3 RC 15,5 JD
7 3,5 RC 16 RAC
8 4 RC 16,5 NIA
9 4,5 RC 17 RC
10 5 RC 17,5 JD
11 5,5 RC 18 RAC
12 6 HC 18,5 SP
13 6,5 RC 19 NIA
14 7 HC 19,5 RAC
15 7,5 RC 20 SC
16 8 HC 20,5 HC
17 8,5 HC 21 HC
18 9 RC 21,5 HC
19 9,5 RAC 22 JD
20 10 RC 22,5 HC
21 10,5 HC 23 RC
22 11 RC 23,5 HC
23 11,5 RC 24 HC
24 12 RC 24,5 HC
25 12,5 RC 25 HC
titik 2
no transek kode Transek kode
1 0,5 RC 13 RC
2 1 RC 13,5 P
3 1,5 RC 14 RC
4 2 HCB 14,5 ACH
5 2,5 RC 15 ACP
6 3 RC 15,5 P
7 3,5 HC 16 RC
8 4 HC 16,5 P
9 4,5 P 17 HC
10 5 RC 17,5 RC
11 5,5 RC 18 P
12 6 P 18,5 NIA
13 6,5 P 19 P
14 7 RC 19,5 RC
15 7,5 RC 20 RC
16 8 HC 20,5 RC
17 8,5 RC 21 NIA
18 9 P 21,5 RC
19 9,5 P 22 HC
20 10 RC 22,5 RC
21 10,5 P 23 P
22 11 P 23,5 NIA
23 11,5 AC 24 P
24 12 P 24,5 RC
25 12,5 RC 25 RC
titik 3 no transek kode Titik transek kode
1 0,5 NIA 13 CF
2 1 NIA 13,5 SD
3 1,5 CF 14 ACT
4 2 NIA 14,5 NIA
5 2,5 CF 15 CF
6 3 NIA 15,5 DC
7 3,5 NIA 16 CE
8 4 NIA 16,5 CE
9 4,5 NIA 17 RC
10 5 SD 17,5 RC
11 5,5 NIA 18 RC
12 6 NIA 18,5 NIA
13 6,5 CF 19 NIA
14 7 NIA 19,5 CE
15 7,5 DC 20 NIA
16 8 DC 20,5 DC
17 8,5 NIA 21 ACD
18 9 ACD 21,5 ACD
19 9,5 CF 22 CE
20 10 ACD 22,5 SD
21 10,5 ACD 23 RC
22 11 RC 23,5 RC
23 11,5 DC 24 NIA
24 12 ACD 24,5 NIA
25 12,5 DC 25 RC
titik 4 no transek kode transek kode
1 0,5 SD 13 SD
2 1 SD 13,5 SD
3 1,5 HCE 14 SD
4 2 ACB 14,5 SD
5 2,5 RC 15 SD
6 3 HCE 15,5 SD
7 3,5 RC 16 RKC
8 4 RC 16,5 CB
9 4,5 RC 17 CE
10 5 RC 17,5 ACB
11 5,5 RC 18 CE
12 6 ACB 18,5 SD
13 6,5 RC 19 RKC
14 7 SD 19,5 RKC
15 7,5 CB 20 CE
16 8 NIA 20,5 RC
17 8,5 NIA 21 SD
18 9 SD 21,5 ACB
19 9,5 SD 22 SC
20 10 SD 22,5 RKC
21 10,5 SD 23 RKC
22 11 SD 23,5 CB
23 11,5 SD 24 SD
24 12 SD 24,5 SD
25 12,5 SD 25 SD
titik 5 no Titik Transek Kode Titik transek kode
1 0,5 HCE 13 RC
2 1 SD 13,5 JD
3 1,5 SD 14 SD
4 2 RC 14,5 SD
5 2,5 SD 15 SD
6 3 HCE 15,5 SD
7 3,5 RC 16 RKC
8 4 RC 16,5 CB
9 4,5 RC 17 CE
10 5 RC 17,5 ACB
11 5,5 RC 18 CE
12 6 SD 18,5 SD
13 6,5 RC 19 RKC
14 7 SD 19,5 RKC
15 7,5 NIA 20 CE
16 8 CB 20,5 RC
17 8,5 NIA 21 SD
18 9 SD 21,5 ACB
19 9,5 RC 22 SC
20 10 SD 22,5 RKC
21 10,5 RC 23 RKC
22 11 SD 23,5 CB
23 11,5 SD 24 SD
24 12 RC 24,5 SD
25 12,5 JD 25 SD
titik 6 no transek kode transek kode
1 0.5 SD 13 Ni2
2 1 RC 13,5 RKC
3 1,5 Ni2 14 SI
4 2 RKC 14,5 Ni2
5 2,5 RC 15 SC
6 3 RD 15,5 RKC
7 3,5 Ni2 16 RD
8 4 RKC 16,5 RKC
9 4,5 Ni2 17 RD
10 5 RC 17,5 RC
11 5,5 SC 18 Ni2
12 6 RKC 18,5 RC
13 6,5 SD 19 RKC
14 7 HC 19,5 RKC
15 7,5 SD 20 RKC
16 8 RKC 20,5 RC
17 8,5 RD 21 RKC
18 9 RC 21,5 RD
19 9,5 RKC 22 RC
20 10 RD 22,5 RD
21 10,5 RC 23 Ni2
22 11 RD 23,5 RC
23 11,5 RC 24 SI
24 12 Ni2 24,5 SD
25 12,5 RD 25 SC
titik 7 no transek kode transek kode
1 0.5 SD 13 Ni2
2 1 RC 13,5 RKC
3 1,5 Ni2 14 SI
4 2 RKC 14,5 Ni2
5 2,5 RC 15 SC
6 3 RD 15,5 RKC
7 3,5 Ni2 16 RD
8 4 RKC 16,5 RKC
9 4,5 Ni2 17 RD
10 5 RC 17,5 RC
11 5,5 SC 18 Ni2
12 6 RKC 18,5 RC
13 6,5 SD 19 RKC
14 7 HC 19,5 RKC
15 7,5 SD 20 RKC
16 8 RKC 20,5 RC
17 8,5 RD 21 RKC
18 9 RC 21,5 RD
19 9,5 RKC 22 RC
20 10 RD 22,5 RD
21 10,5 RC 23 Ni2
22 11 RD 23,5 RC
23 11,5 RC 24 SI
24 12 Ni2 24,5 SD
25 12,5 RD 25 SC
titik 8 no transek kode transek kode
1 0.5 Hc 13 Rc
2 1 Hc 13,5 Rc
3 1,5 Hc 14 Rc
4 2 Nia 14,5 Rc
5 2,5 Nia 15 Rc
6 3 Rc 15,5 Rc
7 3,5 Rc 16 Rc
8 4 Rc 16,5 Rc
9 4,5 Rc 17 Rc
10 5 Hc 17,5 Rc
11 5,5 Rc 18 Rc
12 6 Rc 18,5 Rc
13 6,5 Rc 19 Hc
14 7 Rc 19,5 Hc
15 7,5 Rc 20 Rc
16 8 Rc 20,5 Rc
17 8,5 Rc 21 Hc
18 9 Rc 21,5 HC
19 9,5 Rc 22 Rc
20 10 Rc 22,5 Rc
21 10,5 Rc 23 Rc
22 11 Rc 23,5 Rc
23 11,5 Hc 24 Rc
24 12 Hc 24,5 Rc
25 12,5 Hc 25 Rc

Keterangan:
HC : Hard Coral (keras)
HCE/CE : Karang Keras
CB : Patahan Karang Mati Keras
RB : Rabel (Patahan Karang Mati)
SD/P : Sand (Pasir)
RC : Rock (Batu)
SP : Sponge
RAC/JD : Karang Mati/ Warna Putih
RKC : Karang Mati
CF : Celah Fiscal
SI : Pasir Berlumut
NIA : Karang Berlumut
SC : Karang Lunak
AC : Acorpora
ACP : Acorpora Panjang
ACH : Acorpora Hitam
HCB : Karang Keras Bulat
ACD : Digitate Acropora
ACB : Acorpora Branching
NI2 : Karang diatas Karang
RD : Karang berpasir
DC : Dead Cora
ACM : Karang berbentuk meja

Anda mungkin juga menyukai

  • KATA PENGANTAR-WPS Office
    KATA PENGANTAR-WPS Office
    Dokumen3 halaman
    KATA PENGANTAR-WPS Office
    princes shafira
    Belum ada peringkat
  • Biokim
    Biokim
    Dokumen31 halaman
    Biokim
    princes shafira
    Belum ada peringkat
  • Mind Map PDF
    Mind Map PDF
    Dokumen18 halaman
    Mind Map PDF
    edwin
    Belum ada peringkat
  • Ekotum
    Ekotum
    Dokumen36 halaman
    Ekotum
    princes shafira
    Belum ada peringkat
  • Metopel
    Metopel
    Dokumen28 halaman
    Metopel
    princes shafira
    Belum ada peringkat
  • Modul Bentos
    Modul Bentos
    Dokumen26 halaman
    Modul Bentos
    aynuddin87
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 PDF
    Bab 3 PDF
    Dokumen12 halaman
    Bab 3 PDF
    Akhid Maulana
    Belum ada peringkat
  • 04.bab I PDF
    04.bab I PDF
    Dokumen7 halaman
    04.bab I PDF
    Vitalis Raga
    Belum ada peringkat
  • 04.bab I PDF
    04.bab I PDF
    Dokumen7 halaman
    04.bab I PDF
    Vitalis Raga
    Belum ada peringkat
  • Kurva Sigmoid
    Kurva Sigmoid
    Dokumen14 halaman
    Kurva Sigmoid
    princes shafira
    Belum ada peringkat