Anda di halaman 1dari 11

DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) TERMINAL BARANG

DIPROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM


s
1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Konsekuensi dikeluarkan UU no 22 th 1999 mengenai otonomi daerah adalah


menunjukkan sebagian besar tanggung jawab pemerintah pusat dilimpahkan kepada
pemerintah daerah dalam hal perencanaan, pengelolaan dan pemanfaatan segala
potensi daerah yang ada. Penataan infrastruktur sarana dan prasarana wilayah kota
menjadi hal yang mendasar agar segala aktifitas pembangunan dapat terselenggara
secara optimal dan dapat terjalin sinergi antar kegiatan pembangunan.
Perkembangan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah musibah Tsunami
tahun 2004 sangat signifikan di semua sektor, mulai dari sektor ekonomi
pemerintahan, ekonomi dan tentu saja Transportasi sebagai urat nadi pembangunan,
sektor transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis. Kondisi ini tercermin
pada kebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah. Transportasi merupakan
sarana yang sangat penting dan strategis untuk memperlancar roda perekonomian,
merperkukuh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan.
Permasalahan yang muncul saat ini yakni keterbatasan lahan untuk
menampung jumah angkutan, dalam hal ini adalah angkutan barang. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan, saat ini berbagai jenis angkutan barang belum
memiliki tempat untuk melakukan bongkar muat barang, sehingga kadang
melakukan bongkar muat barang pada sembarang tempat, atau kadang dilakukan
diterminal angkutan umum sehingga mengganggu angkutan lainnya.
Beberapa hal tersebut menjadikan pemikiran perlu dilakukan pembangunan
terminal barang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang mampu
mengakomodir angkutan barang dalam melakukan aktifitas bongkar muat, sehingga
untuk mendukung rencana pembangunan tersebut perlu direncanakan suatu terminal
yang representif

b. Maksud dan Tujuan

Maksud dari tujuan pekerjaan DED ini adalah untuk melakukan perencanaan
Engineering Design terminal Angkutan Barang besrta fasilitas – fasilitas pendukung
lainnya selain itu pelaksanaan pekerjaan DED ini juga untuk mendukung pelaksaan
Pembangunan Terminal barang di Nanggroe Aceh Darussalam sehingga dapat
menjadi Acuan pedoman bagi pelaksanaan kontruksi.
c. Lokasi Proyek

Lokasi Proyek adalah : Meulaboh, Bireun , dan Takengon.

d. Sumber Dana

Sumber dana untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal dari APBA Dinas
Perhubungan, Kominikasi , Infomasi , dan Telematika Nanggroe Aceh
Darussalam Tahun Anggaran 2008

e. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa

Pengguna jasa dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan, Kominikasi,


Informasi, dan Telematika Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

II. LINGKUP KEGIATAN


Lingkup Kegiatan DED Terminal Barang adalah:
a. Melakukan pengumpulan data dan informasi serta inventarisasi awal yang
meliputi data fisiografi dan topografi, data instansional, data sosial
demografi, data lalu lintas, data harga bahan/material, serta studi ke terminal
daerah yang representatif.

b. Pekerjaan survey yang meliputi survey lalu lintas, survey pengukuran


topograf, survey penyelidikan tanah dan observasi menyeluruh lingkungan
sekitar lokasi.

c. Pekerjaan analisis yang meliputi data laboratorium tanah, analisis lalu lintas,
analisis struktur bangunan terminal serta evaluasi kondisi lingkungan serta
analisis biaya pembangunan terminal beserta fasilitasnya.

d. Detail Engineering Design (DED) meliputi perencanaan struktur bangunan


atas terminal (upper structure), struktur bangunan bawah terminal (sub
structure), struktur perkerasan area sirkulasi dan parkir terminal,
perencanaan jaringan drainase dan perancangan bangunan pelengkap
lainnya sebagai fasilitas terminal, serta rencana biaya pembangunan terminal
dan fasilitas pelengkapnya.

e. Penyiapan dokumen yang meliputi syarat kontrak (RKS), spesifikasi teknis


(SPEKTEK), syarat umum pelelanganserta gambar rencana (Gambar
Teknis) dan rencana anggaran biaya (RAB).
III. PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI
Pendekatan Perancangan Terminal
Terminal adalah tempat dimana sekumpulan angkutan mengakhiri dan
mengawali lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut maka
diterminal angkutan barang merupakan tempat memulainya aktivitas dan dapat pula
mengakhiri kegiatan bongkar muat. Di lain pihak bagi pengemudi angkutan barang
maka terminal ini adalah tempat untuk dimana awak kendaraan dapat beristirahat
sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk
perawatan ringan ataupun pengecekan mesin.
Dalam Detai Engineering Design Terminal barang ini beberapa pendekatan
yang dilakukan yaitu:
a. Pendekatan konsep arsitektur bangunan (konsep arsitektural) dan sirkulasi.
b. Pendekatan konsep stuktur bangunan (konsep struktural).
c. Pendekatan konsep utilitas bangunan (mekanikal, elektrikal dan
komunikasi).

a. Konsep Arsitektur Bangunan

1. Citra Bangunan
Konsep arsitektur bangunan tidak terlepas dari citra bangunan yang akan
dibentuk dalam sebuah lingkungan fisik. Citra bangunan merupakan
manifestasi dari kenampakan fisik bangunan secara global dari bentuk
atap, bentuk kolom bangunan, bentuk pintu dan jendela hingga bentuk-
bentuk ornamen yang ada.

Dalam perancangan bangunan terminal ini, pendekatan arsitektur


bangunan yang akan ditransformasikan ke dalam design adalah:
- Sesuai dengan fungsi bangunan dan image yang melekat pada
kawasan dimana bangunan berdiri.
- Rasional dalam skala, suasana dan detail.
- Berseni dalam kaidah proporsi, bentuk, garis, warna, gelap-terang
dan detail.
- Jujur dalam struktur dan bahan.

2. Tata Sirkulasi dan Organisasi Ruang


Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam perencanaan tata sirkulasi dan
organisasi ruang dalam bangunan terminal antara lain sebagai berikut:

1) Prinsip hubungan terdekat dengan semua fungsi. Dekat (dapat


diartikan jarak capai pendek, waktu capai pendek atau sedikitnya
hambatan dalam pencapaian).
2) Prinsip alternatif pencapaian, sesuaikan dengan kebudayaan orang
Indonesia yang sulit diatur, orang dibiarkan mengukur
kemampuannya sendiri, disamping pengrah dan pembatas ruang.
3) Kelancaran adalah prioritas utama.
4) Kemudahan layanan sistem.
5) Keamanan bagi pejalan kaki.
6) Kenyamanan inderawi.
7) Hubungan antar kegiatan, antar kelompok kegiatan dan pengawasan
yang mudah dan wajar.
8) Pembatasan: bagaimanapun efektifnya desain, tetap harus berada
pada jangkauan efisiensi ekonomi. Hal ini karena terminal juga
dianggap sebagai salah satu sumber pendapatan Pemerintah Daerah
(kabupaten/kota).

3. Pendekatan Peruangan Terminal


Pendekatan peruangan dalam disain bangunan terminal meliputi program
ruang, dimensi ruang, organisasi ruang dan karakter ruang. Selain itu,
pendekatan khusus yang akan diidentifikasikan dalam ruang pergerakan
meliputi sirkulasi kendaraan dan manusia. Pada sirkulasi ini, faktor yang
paling penting adalah pola dan standar dimensinya.

Pola Sirkulasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan pola sirkulasi yaitu
sebagai berikut:

1) Kendaraan umum di Indonesia, berjalan di kiri, stir kanan dan


berpintu di kiri dan atau belakang. Bis kota berpintu di kiri depan
untuk masuk, kiri belakang untuk keluar oplet berpintu di belakang.
2) Kendaraan merapatkan badan kirinya pada sisi kanan emplasemen.
3) Karena itu arah kendaraan mendekati terminal, searah jarum jam.
4) Kendaraan dapat masuk dari arah manapun, tetapi harus melewati
satu titik kontrol, yang biasanya merupakan juga pos retribusi.
5) Jalan masuk terminal cukup mudah, sehingga bis tidak perlu macet
di sana. Begitu pula jalan keluarnya. Jalan masuk dapat juga di bagi-
bagi menurut moda kendaraan dan arah datangnya.
6) Jalur kendaraan dan pejalan kaki terpisah.
7) Pejalan kaki dapat menghampiri atau menyilang kendaraan pada
tempat-tempat tertentu, dimana kecepatan kendaraan tidak lebih dari
10 km/jam.
8) Untuk menghindari persilangan, ketidaksesuaian, tiap moda
angkutan mempunyai jalur sendiri-sendiri.
9) Sirkulasi manusia menyebar dari suatu pintu masuk, tetapi relatif
tidak terlalu jauh, sehingga tidak melelahkan. Orang cenderung
masuk dari pintu yang sama dengan kendaraan.
10) Pada persilangan dengan kendaraan ada kemungkinan: orang terus,
kendaraan naik atau kebawah tanah.
11) Kendaraan terus, orang ke skyway/jembatan penyeberang atau ke
bawah tanah.

b. Kriteria Perencanaan Terminal


1. Sirkulasi Lalu Lintas
 Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar dan dapat bergerak
dengan mudah.
 Jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus
terpisah dengan keluar masuk kendaraan.
 Kendaraan didalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang
tidak perlu.

Sistem sirkulasi kendaraan didalam terminal di tentukan berdasarkan:


 Jumlah arah perjalanan
 Frekwensi perjalanan
 Waktu yang diperlukan untuk turun naik penumpang

Sistim sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur


bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus/kendaraan antar kota.

c. Pekerjaan Reconnaissance
Maksud dan Tujuan
a. Untuk mendapatkan informasi awal mengenai lokasi terminal barang,
fasilitas existing, kegiatan terminal barang, kondisi lingkungan, potensi
daerah hiterland dan rencana pengembangan.
b. Memberikan gambaran potensi daerah dan manfaat pembangunan fasilitas
terminal barang.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan reconnaissance yakni


pengamatan lokasi, untuk mengetahui:

 Layak atau tidaknya lokasi tersebut dibangun dan dikembangkan bila


ditinjau dari aspek teknis, operasional, keselamatan perjalanan, sosial,
ekonomi dan manfaat.
 Seberapa luas area yang perlu disurvey topografi dan melakukan
pengukuran
 Kondisi lingkungan, antara lain menyangkut keberadaan daerah
konservasi (daerah lindung) baik perairan, daratan (hutan lindung, hutan
bakau), sosial, dan lain-lain di lokasi terminal barang dan sekitarnya.
Pengumpulan data-data sekunder meliputi data-data kondisi terminal barang
(teknis maupun operasional), ekonomi, kondisi jaringan transportasi,
demografi, meteorologi (lokasi terdekat) dan Rencana Umum Tata Ruang
(dari Pemda setempat). Dalam perencanaan terminal barang agar dilengkapi
dengan alternatif.

Kesimpulan dari hasil pekerjaan reconnaissance:


a) Gambaran lokasi Terminal (back-up area, acces road) berupa gambar
informasi (berskala atau tanpa skala).
b) Gambaran manfaat pembangunan terminal barang.
c) Usulan/saran pembangunan terminal barang (dilengkapi dengan
fasilitas pelabuhan yang dibutuhkan).
d) Informasi terminal barang terdekat dari lokasi rencana pembangunan
terminal barang (jarak, kondisi jalan, dll).
e) Usulan luas area untuk survey topografi.

2) Pekerjaan Survey Topografi seluas ± 15 Ha (luas dapat berubah sesuai


dengan hasil reconnaissance).
Maksud dan tujuan dari pekerjaan survey dalam hal ini terutama untuk
mendapatkan gambaran tentang :

 Kondisi topografi daerah survey.

Kesimpulan dari hasil pekerjaan Topografi

Berdasarkan data-data teknis dari hasil survey, Topografi dan data-data


meteorologi, konsultan diminta untuk memberikan kesimpulan/kesan
teknis terhadap alternatif terminal barang sehingga diharapkan akan di
dapatkan lokasi terminal barang yang paling menguntungkan.
Faktor-faktor pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemberian
kesimpulan/kesan teknis ini adalah keamanan terhadap bangunan-
bangunan yang akan dibangun akibat proses alam.

3) Survey penyelidikan tanah (lokasi ditentukan setelah pembahasan Interim


Report)

Maksud dan Tujuan


Pekerjaan penyelidikan tanah berupa penelitian dilapangan dan
dilaboratorium adalah untuk mengetahui struktur dan jenis tiap lapisan
tanah bawah permukaan, dimana hasil pekerjaan penyelidikan tanah ini
dimaksud sebagai data yang akan dipergunakan untuk melaksanakan
konstruksi yang akan dibangun dilokasi yang bersangkutan. Hasil tersebut
harus memadai sebagai bahan analisa perencanaan dan perhitungan.
 Perencanaan sistem pondasi
 Analisa daya dukung (bearing capacity) untuk deep dan shallow
foundation.
 Analisa penurunan/settlement
 Analisa perbaikan tanah/soil improvement.
 Perencanaan retaining wall dan analisa slip circle.

Kegiatan yang dilakukan pada saat survey penyelidikan tanah antara lain:

Sondir : 10 titik

4) Pembuatan Desain
Lingkup pekerjaan pembuatan design meliputi perhitungan konstruksi,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Bill of Quantity (BQ), Rencana
Anggaran dan Biaya (RAB) dan gambar rencana terdiri dari:

- Lay Out Fasilitas Terminal Barang lainnya yang dibutuhkan


Fasilitas Terminal Barang ini yang dibutuhkan adalah fasilitas terminal
barang untuk menunjang kelancaran Bongkar Muat antara lain:

 Terminal Bongkar Muat


 Gudang
 Jalan
 Lapangan penumpukan
 Kantor di Terminal Barang
 Pagar
 Mushalla
 Penerangan

- Data kondisi tanah digunakan untuk perencanaan beberapa besaran


dibawah ini:

(1) Daya dukung tanah untuk pondasi langsung yaitu gravity structure,
areal penimbunan dan lain-lain.
(2) Perhitungan consolidation settlement untuk pondasi langsung,
timbunan dan lain-lain.

5) Pembuatan Gambar Perspektif

Gambar perspektif dilakukan dengan gambar teknis dalam perhitungan


konstruksi nantinya dan didukung dengan gambar terinci. Dan hal
penyampaian dan pemaparan sehingga operasional terminal nantinya bisa
tervisualisasi dengan baik.
6) Pembuatan Detail Konstruksi

Pembuatan detail konstruksi meliputi gambar detail konstruksi dan lay out
terminal, serta pola-pola perhitungan dan analisa struktur dan arsitektur
sehingga menghasilkan suatu pola konstruksi yang kompleksitas.

7) Penyusunan RAB

Penyusunan RAB dilakukan denagn dua bentuk yaitu RAB yang bersifat
menyeluruh dan RAB yang bersifat terinci. Sehingga pemanfaatannya
nanti dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Penyusunan RAB terinci terutama difokuskan pada upaya penghasilan
rancangan bangunan sehingga menghasilkan suatu struktur bangunan
secara lengkap. Sedangkan RAB secara macro merupakan pembagian dari
pada fasilitas-fasilitas terminal sehingga mempermudah dalam
menganalisa bagi pengambil kebijakan dan mempermudah proses
pentahapan dalam pembangunan terminal nantinya.

8) Penyusunan Dokumen Lelang

Penyusunan dokumen lelang yang diharapkan disusun oleh penyedia jasa


berupa Gambar Detail Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
Rencana Anggaran Biaya (RAB), Nota Perhitungan (Design Note) dan
Spesifikasi Teknis (Spektek) untuk proses pelelangan Konstruksi pada
tahap berikutnya.

d. Tenaga Ahli

Pekerjaan ini harus dipimpin oleh seorang Team Leader yang telah
berpengalaman minimal 10 tahun dalam pekerjaan Perencanaan bangunan.
Disamping itu, Team Leader harus didukung oleh personil-personil tenaga ahli
lainnya yang rincian kualifikasi dan tanggung jawab yang diharapkan
sebagaimana yang diuraikan dalam bagian ini.
Kualifikasi minimal dari personil inti yang disyaratkan untuk masing-masing
pekerjaan adalah:

Pekerjaan Pembuatan Desain:

Konsultan harus menugaskan tenaga-tenaga ahli untuk pekerjaan perencanaan


pelabuhan seperti persyaratan dibawah ini:

a) Ahli Struktur / Teknik Sipil

Ahli Struktur harus Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman dalam


penentuan sistim dan analisis struktur dermaga.
Pengalaman bekerja dalam bidang analisis konstruksi sekurang-
kurangnya 5 tahun.

b) Ahli Arsitektur

Ahli Arsitektur harus Sarjana Teknik Arsitektur yang berpengalaman


dalam bidang perencanaan bangunan.
Pengalaman bekerja dalam bidang perencanaan bangunan sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun.

c) Cost Estimator / Teknik Sipil

Cost Estimator minimal Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman


dalam pekerjaan perhitungan analisa biaya sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun dibidangnya.

e. Tenaga Pendukung Teknis

Konsultan harus menugaskan tenaga-tenaga pendukung seperti persyaratan


dibawah ini :

a) Surveyor

Tenaga Surveyor minimal mempunyai Ijazah STM yang


berpengalaman dalam pekerjaan surveyor sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun di bidangnya.

b) Cad Operator

Cad Operator minimal mempunyai Ijazah STM yang berpengalaman


dalam menggambar bangunan gedung minimal 5 (lima) tahun di
bidangnya.

c) Tenaga Administrasi dan Keuangan

Tenaga Administrasi dan Keungan minimal mempunyai Ijazah SMA


atau sederajat yang berpengalaman dalam mengelola administrasi dan
keuangan minimal 3 tahun dibidangnya.

IV. PELAPORAN

Laporan Pendahuluan (Inception Report)


Konsultan harus memasukkan Laporan Pendahuluan berjumlah 7 (tujuh) buku,
diserahkan pada bulan pertama setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK), berisi :
-Apresiasi studi yang pernah dilakukan.
-Review dan eksisting dan kondisi ekonomi di studi area.
-Usulan metodologi analisis yang akan diterapkan.
-Rincian struktur organisasi dan staf konsultan.
-Rincian program kerja dan penjadwalan yang memperlihatkan tambahan studi
lapangan dan pengumpulan data yang akan dilakukan.
Konsultan akan mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas untuk
Laporan Antara sebelum pengumpulan data.

Laporan Antara (Interim Report)


Konsultan harus menyerahkan laporan pada bulan ke II (kedua), setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Bekerja sebanyak 7 (tujuh) buku, berisi :
- Rincian data yang diperoleh, baik literatur maupun yang menyangkut
lokasi pembangunan.
- Hasil analisis awal pengembangan metodologi dan prosedur pembangunan

Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report)


Konsultan harus menyerahkan konsep laporan akhir pada awal bulan ke 3 (tiga)
setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Bekerja (SPMK) sebanyak 10 (sepuluh)
buku, yang berisi :
- Analisis lengkap pengembangan metodologi pembangunan terminal.
- Hasil rencana pembangunan terminal
- Kesimpulan dan Saran.

Laporan Akhir (Final Report) dan Executive Summary


Konsultan harus menyerahkan laporan pada akhir bulan ke 3 setelah diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Bekerja (SPMK) sebanyak 7 (tujuh) buku, yang berisi :
- Laporan Akhir Sementara yang telah disetujui Pemberi Tugas beserta
Temuan dan Tambahan yang dibutuhkan.
- Executive Summary berisi temuan penting dan kesimpulan studi.

Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)


Sebagai ringkasan dari laporan akhir yang dibuat, konsultan diminta membuat juga
ringkasan yang dicetak 7 (tujuh) exemplar. Diserahkan pada Akhir bulan ke 3 (tiga)
bersamaan dengan Laporan Akhir.

Semua Laporan yang diserahkan oleh Konsultan harus disertai dengan laporan
dalam bentuk Soft Copy/CD (Compact Disc) berjumlah 3 (tiga) buah dan Gambar
rencana sebanyak 5 (lima) Eksemplar.
V. PROSES KEGIATAN
1. Dalam Proses kegiatan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan harus berkonsultasi dengan pemberi tugas (Pengendali Kegiatan).

2. Dalam pertemuan konsultasi dapat ditentukan produk yang harus dihasilkan


konsultan sesuai dengan pengarahan pemberi tugas dalam hal ini
gambar/spesifikasi teknis perencanaan dan rencana anggaran biaya
konstruksinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan/situasi dan kondisi
lapangan.

3. Dalam pelaksanaan tugas konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa


waktu pelaksanaan tugas adalah mengikat.

VI. MASUKAN
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan harus mempertimbangkan informasi
yang diberikan Pemberi Tugas dalam pengarahan penugasan ini.

2. Konsultan harus memeriksa informasi yang digunakan dalam pelaksanaan


tugasnya, baik yang berasal dari pemberi tugas maupun yang dicari sendiri.
Kesalahan perencanaan akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung
jawab Konsultan.

VII. PENUTUP
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak ditetapkanya tanggal dimulainya Surat Perintah Mulai Bekerja
(SPMK). Hal lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan ini dan belum
disebut/tercantum dalam pengarahan Penugasan Pekerjaan (TOR) ini, dapat
dinegosiasikan kemudian oleh Konsultan kepada Pemberi Tugas (Pengendalian
Kegiatan).

Anda mungkin juga menyukai