“Opini mengenai Pro-Kontra Wacana Penghapusan IMB dan
AMDAL”
Pemerintah mengeluarkan wacana penghapusan izin AMDAL dan IMB
dari syarat-syarat pengurusan izin investasi. Menurut pemerintah, izin AMDAL dan IMB menghambat waktu dan biaya investasi. Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil menyampaikan rencana tersebut pada pertengahan September lalu. Penghapusan IMB dan Amdal itu rencananya bakal dimasukkan ke rancangan Perppu Omnibus Law Bidang Investasi. Dengan tidak adanya IMB dan AMDAL, rencana pengawasan investasi akan dilaksanakan oleh pihak ketiga tersertifikasi, berdasar Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) setiap daerah.1 Di sisi lain, menurut walikota Bogor Arya Bima IMB dan AMDAL tidak dapat dihapus, karena bisa menghilangkan kepatuhan warga terhadap RDTR dan RTRW yang telah disusun oleh pemerintah. Menurutnya, pembuatan RDTR dan RTRW saja tidak cukup untuk membuat keamanan dan kehandalan investasi di dalam suatu daerah. IMB dan AMDAL diperlukan sebagai bukti bahwa investasi yang direncanakan bermanfaat besar bagi daerah tersebut, dan dampaknya bagi lingkungan bisa diminimalisasi dengan berbagai cara. Maka dari itu, saya berpendapat bahwa IMB dan AMDAL tidak boleh dihapus dari syarat perizinan investasi. Alasannya supaya terjadi kestabilan dalam investasi, dan menimimalisasi dampak pembangunan dan investasi bagi lingkungan. Adapun pendapat bahwa IMB dan AMDAL menghambat waktu dan memboroskan biaya investasi, bisa diselesaikan dengan memperbaiki mekanisme perizinan IMB dan AMDAL, dan penyederhanaan izin terkait lingkungan lainnya.