DEFINISI
F. Label B3
Label B3 adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3
G. Pengangkutan B3
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan
H. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Menurut Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor tahun 2014 adalah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 1
RS DANAU SALAK
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Limbah yang dihasilkan oleh Rumah Sakit yang
telah dikategorikan bahan berbahaya dan beracun oleh Rumah Sakit dan peraturan
perundangan yang berlaku berupa padat, cair dan gas adalah sisa suatu kegiatan di Rumah
Sakit yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang karena sifat atau
konsentrasinya, baik secara langsung atau tak langsung merusak lingkungan hidup,
kesehatan maupun manusia.
I. Limbah Rumah Sakit
Limbah yang dihasilkan oleh Rumah Sakit dari semua kegiatan rumah sakit baik dalam bentuk
padat, cair dan gas
J. MSDS (Material Safety Data Sheet)
Adalah dokumen atau bahan tertulis mengenai suatu bahan kimia berbahaya yang
memberikan informasi mengenai bahaya potensial yang terdapat berdampak kesehatan dari
paparan bahan berbahaya dan beracun, cara penanganan yang selamat (aman) atas bahan
yang digunakan termasuk bahan yang terkandung didalamnya dan juga cara penyimpanan
bahan kimia tersebut. Tujuan spesifik dari penggunaan MSDS di tempat kerja adalah untuk
menjamin bahwa bahaya bahan kimia dan fisik yang ada di tempat kerja dan cara
penanganannya, hal ini dikeluarkan/diterbitkan oleh pabrikan bahan berasal.
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 2
RS DANAU SALAK
BAB II
RUANG LINGKUP
RSKD Ibu dan Anak Pertiwi adalah institusi pelayanan kesehatan dibawah naungan
Pemprov Sulsel yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. PengelolaanRS
Danau Salak sebagai institusi pelayanan publik harus dikelola secara aman dari pencemaran
lingkunganRS Danau Salak yang diakibatkan oleh bahan berbahaya dan beracun (B3) serta
limbah B3.
Sebagai institusi pelayanan publik yang memberikan jasa pelayanan kesehatan,RS
Danau Salak berkewajiban untuk mengupayakan keselamatan dan keamanan di lingkungan
rumah sakit. Agar dapat memberikan jasa pelayanan kesehatan secara maksimal,
mengamanakan dan mencegah pencemaran lingkungan,RS Danau Salak harus dalam
keadaan aman akibat dari penggunaan bahan berbahaya dan beracun.
RSKD Ibu dan Anak Pertiwi menggunakan berbagai jenis bahan berbahaya dan
beracun dalam penyelenggaran pelayanan kesehatan yang berpotensi menimbulkan
berbagai risiko. Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi dampak dari kemungkinan risiko-
risiko tersebut, maka perlu dibuat panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sehingga memberikan rasa aman kepada petugas
dan lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut maka pelu dibuat panduan pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan
tujuan:
1. Sebagai acuan diRS Danau Salak dalam pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
serta limbah B3 yang dihasilkan dalam pelayanan kesehatan.
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 3
RS DANAU SALAK
Ruang lingkup panduan pengelolaan bahan dan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) diRS
Danau Salak meliputi :
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 4
RS DANAU SALAK
BAB III
TATA LAKSANA
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 5
RS DANAU SALAK
Sifat B3 dan limbah B3 dan Instalasi / unit kerja yang menghasilkan limbah B3 diRS Danau
Salak disajikan tabel 4.1
Tabel 4.1
Sifat B3 dan limbah B dan Instalasi/unit penghasil
Instalasi/unit penghasil B3 dan
No Jenis B3 dan limbah B3
limbah B3
1 Ruang Operasi Infeksius
2 Radiologi Korosif, berbahaya terhadap lingkungan
3 Laboratorium Infeksius, mudah terbakar
4 Perawatan Infeksius, mudah terbakar
5 Isolasi Infeksius
6 Hcu Infeksius
7 IGD dan poliklinik Infeksius, mudah terbakar
8 Kesehatan Lingkungan Beracun, Korosif, berbahaya terhadap
lingkungan
9 Gizi, Laundry, Gudang Gas Mudah meledak, mudah terbakar
Gb.4.1 Label B3
Infeksius Reaktif
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 6
RS DANAU SALAK
Setiap bahan berbahaya beracun yang digunakan akan menghasilkan limbah Bahan
Berbahaya Beracun (B3). Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatanRS Danau Salak,
selain dihasilkan limbah B3 sesuai dengan bahan yang digunakan, juga dihasilkan limbah B3
lain sebagai akibat dari pelayanan kesehatan. Jenis limbah B3 yang dihasilkan diRS Danau
Salak, sesuai Peraturan Pemerintah RI No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Beracun dan Kep.Menkes RI No.1204 tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan LingkunganRS Danau Salak diberi label sesuai dengan tabel 4.2
Tabel 4.2
Label limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) dalam wadah
Dirigen tertutup
Drum
Dirigen tertutup
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 7
RS DANAU SALAK
B. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
1. Pengadaan B3
Pengadaan B3 dilakukan oleh distributor B3 yang telah memiliki ijin dari Kementerian
Lingkungan Hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam pengadaannya,
distributor wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet – MSDS).
2. Penyimpanan B3
Penyimpanan B3 harus memperhatikan sifat – sifat dari bahan tersebut dan reaksi akibat
interaksi bahan dalam penyimpanan. Interaksi yang terjadi selama dalam proses
penyimpanan antara lain adalah interaksi bahan dengan lingkungan, interaksi bahan
dengan wadah, interaksi bahan dengan bahan.
a. Penyimpanan bahan mudah terbakar (flammabel)
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2) Jauh dari sumber api
3) Sediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b. Penyimpanan bahan mudah meledak (eksplosive)
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Hindarkan tumbukan/benturan mekanis
c. Penyimpanan bahan oksidator
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor
d. Penyimpanan bahan reaktif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Jauhkan dari sumber api / panas
3) Sediakan alat pemadam api ringan tanpa air (CO2, Halon, Dry Powder)
e. Penyimpanan bahan beracun
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi
3) Sediakan alat pelindung diri, masker, gloves dan pakaian kerja
f. Penyimpanan bahan korosif
1) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2) Disimpan terpisah dari bahan beracun
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 8
RS DANAU SALAK
3) Wadah tertutup dan beretiket
4) Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja
g. Penyimpanan gas bertekanan
1) Disimpan tegak dan terikat
2) Disimpan pada ruangan dingin dan tidak terkena matahari langsung
3) Jauh dari sumber api/panas
4) Disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak kran-kran.
3. Penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Dalam penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang harus
diperhatikan adalah sifat fisik, kimia, bahaya dan akibat dari bahan tersebut.
Gambar 3.1 berikut menggambarkan diagram dalam penanganan Bahan Berbahaya
Beracun (B3).
Gb. 4.1 diagram penanganan bahan berbahaya beracun (B3)
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 9
RS DANAU SALAK
b. c.
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page
10 RS DANAU SALAK
dapat dihindari risiko infeksi nosokomial. Trolley (Bin) pengangkutan limbah B3
disajikan pada gambar 4.1
Gb.4.2 Trolley / Bin limbah B3
2. Penyimpanan Limbah B3
a. Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan penimbangan
dan dicatat di dalam log book/catatan limbah B3 untuk mengetahui jumlah limbah B3
setiap harinya.
Tempat penyimpananan limbah B3 dialasi dengan pallet agar lantai dapat dibersihkan
setiap saat.Petugas yang menimbang harus menandatangani catatan jumlah B3 di dalam
logbook/catatan produksi limbah B3.
Ruang penyimpanan limbah B3 harus memiliki ventilasi yang baik, dilengkapi dengan
penerangan dan APAR. Gambar 4.2 menyajikan standar Tempat Penampungan
Sementara (TPS) limbah B3.
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 11
RS DANAU SALAK
Gb.4.3 Disain TPS Limbah B3
3. Pembuangan Limbah B3
A. Pembuangan dan pemusnahan limbah B3 diRS Danau Salak dilakukan oleh pihak
ketiga yang telah memenuhi syarat dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia dan dituangkan dalam perjanjian kerjasama. Frekuensi pengangkutan
disesuaikan dengan produksi limbah B3. Maksimal waktu penyimpanan sementara di
lokasiRS Danau Salak 30 hari dari ketentuan 90 hari. Rata – rata limbah B3 diangkut
dari TPS limbah B3 ke tempat pemusnahan adalah 1 kali dalam 1 bulan.
B. Sebelum limbah B3 diangkut oleh pihak ketiga, dilakukan penimbangan disaksikan
oleh petugasRS Danau Salak yang bertanggung terhadap penanganan limbah B3.
C. Pihak ketiga harus memberikan manifest tentang jumlah dan jenis limbah B3 yang
akan dimusnahkan kepada pihakRS Danau Salak yang telah ditandatangani oleh pihak
ketiga.
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 12
RS DANAU SALAK
Pengemasan, pelabelan B3 dan limbah B3 harus memenuhi hal-hal
berikut ini:
Kemasan B3 dan limbah wajib diberi simbol dan label yang sesuai.
B3 dapat dikemas ulang dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan dan
keamanan.
Simbol dan label B3 diberikan pada kemasan, tempat penyimpanan, dan tempat
pengumpulan B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Simbol dan label yang mengalami kerusakan wajib diganti dengan yang baru.
Selain itu diperlukan cara penanganan tumpahan yang benar agar tidak terjadi paparan
terhadap petugas.
1. Penanganan tumpahan limbah B3
a. Penanganan tumpahan limbah infeksius.
1) Cuci tangan menggunakan handrub.
2) Petugas menggunakan Alat Pelindung diri (kacamata/google, masker disposible,
apron disposible, sarung tangan disposible, dan sepatu kerja).
3) Gunakan adsorbent kain/koran bekas untuk menyerap dan membersihkan
tumpahan limbah infeksius.
4) Masukan kain/koran bekas yang telah digunakan ke plastik kuning.
5) Basahi lantai yang terkena tumpahan dengan desinfektan/larutan chlorine 0.05%
selama 5 menit.
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 13
RS DANAU SALAK
6) Bersihkan lantai dengan adsorbent kain/koran bekas untuk menyerap dan
membersihkan sisa desinfektan.
7) Lepas APD (sarung tangan disposible, masker disposible, apron disposible) dan
masukkan ke kantong plastik kuning.
2. Pelaporan insiden
Kontaminasi/paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya dapat
menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian
kontaminasi/tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja sehingga perlu
pelaporan (accident report).
Alur pelaporan insiden sama dengan kejadian pelaporan kecelakaan akibat kerja
(SPO pelaporan kecelakaan akibat kerja di RS Danau Salak. Laporan insiden dilaporkan
dan dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh panitia K3 kepada Direktur. Arahan Direktur
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 14
RS DANAU SALAK
dijadikan petunjuk untuk meningkatkan/memperbaiki agar tidak terjadi lagi insiden
kecelakaan akibat kerja akibat kontaminasi baik bahan maupun limbah berbahaya
beracun
Tumpahan Pencatatan
Kecelakaan Pengobatan accident report &
/kontaminasi
akibat kerja di IGD evaluasi
B3/Limbah B3
oleh PK3 RS
Pelaporan
data accident
report ke
Direktur
Arahan &
tindak lanjut
dari Direktur
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 15
RS DANAU SALAK
Apron disposible
Jas lab
Baju operasi
Seluruh instalasi/unit kerja yang yang mempunyai risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Jenis Alat Pelindung Diri menurut
tempat kerja disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Jenis Alat Pelindug Diri (APD) Di RS Danau Salak
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 16
RS DANAU SALAK
No Jenis APD Instalsi/Unit Risiko Bahaya Gambar
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 17
RS DANAU SALAK
5 Celemek Dapur Tumpahan minyak
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 18
RS DANAU SALAK
BAB V
DOKUMENTASI
Untuk menjamin keamanan dalam kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 (bahan
berbahaya dan beracun) diRS Danau Salak, maka perlu dilakukan pendokumentasian terhadap
berbagai tahapan pengelolaannya, mulai dari pengadaan hingga pemusnahan B3.
C. Pemusnahan limbah B3
Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan
dibawah pengawasan Manajer Rumah Tangga. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Pendokumentasian perijinan terhadap rekanan yang bekerjasama dalam pemusnahan
limbah B3.
2. Pengarsipan manifest limbah B3 dari rekanan.
3. Pendokumentasian melalui sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari rekanan.
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Page 19
RS DANAU SALAK