Anda di halaman 1dari 4

TEORI AKUNTANSI

BAB 4 : Rerangka Konseptual-Suatu Model

Tujuan Pelaporan Keuangan

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan


dicurahkan. Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan
langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan
menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Diharapkan tujuan
yang lebih luas (tujuan ekonomi dan sosial negara) akan tercapai pula.

Pemakai dan Kepentingannya

Kepentingan pemakai beragam tidak hanya antarkelompok pemakai tetapi juga di


dalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah penentuan tarif,
penentuan pajak, pengendalian sosial, pertanggungjawaban, kebermanfaatan
keputusan, riset keuangan dan pasar, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik,
dan pengukuran kinerja entitas. Jadi, penentuan tujuan merupakan suatu proses yang
kompleks.

Aspek Sosial Tujuan Pelaporan

Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa


sehingga tujuan sosial dan ekonomik negara tercapai. Tujuan nasionak dapat tercapai
apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan
individualnya juga memaksimumkan tujuan negara. Bila akuntansi harus berperan
dalam hal ini, maka tujuan pelaporan keuangan harus dipertimbangkan dalam konteks
tujuan kegiatan sosial atau masyarakat dalam suatu negara.

Tujuan Fungsional

Tujuan fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan


tanpa memerhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya. Tujuan
fungsional merupakan tujuan normatif yang menjadi pedoman dalam pembuatan
kebijakan di tingkat nasional atau organisasi. Sebagai kegiatan sosial (social activity),
tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan misalnya untuk:
1. Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.

2. Membantu perusahaan untuk dapat memeroleh dana untuk ekspansi.

3. Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien.

4. Membantu para manajer dalam keputusan investasi.

5. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan negara.

6. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial.

Tujuan Bersama

Tiap individu umumnya tidak hanya mempunyai satu tujuan tetapi sehimpunan
tujuan/motif. Tujuan bersama adalah satu atau beberapa (subhimpunan) tujuan
individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. Kalau tujuan fungsional
disusun tanpa memerhatikan tujuan-tujuan individual, tujuan bersama ditentukan
dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual kemudian memilih tujuan-
tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk dijadikan tujuan
kegiatan sosial.

Karakteristik dan Keterbatasan Informasi

Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang jenis


informasi yang dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah
bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisme pelaporan keuangan:

1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri
atau ekonomi secara keseluruhan.

2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pedekatan


(approximation) daripada hasil perhitungan yang pasti.

3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi
(historis).

4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka
yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos (cost)
sehingga pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus
dilaporkan.

Statement of Financial Accounting Concept Oleh FASB

Perkembangan kerangka konseptual (conceptual framework) FASB


melahirkan beberapa konsep dasar atau sering disebut dengan Statements of Financial
Accounting Concepts (SFAC) diantaranya :

 SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”,


yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.

 SFAC No. 2, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang


menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

 SFAC No. 3, ”Elements of Financial Statements of Business Enterprises”,


yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan
keuangan, seperti asset, liabilities, equity, revenue, dan expense

 SFAC No. 5, “Recognition and Measurements in Financial Statements of


Business Enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran
fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus
dimasukkan ke dalam laooran keuangan dan kapan waktu pelaporannya.

 SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”, yang menggantikan SFAC


No. 3 dan memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan
organisasi-organisasi nirlaba

 SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in


Accounting Measurements”, yang memberikan kerangka kerja bagi
pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai
dasar pengukuran

Pengukuran

Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur ( jumlah rupiah ) yang


akan diletakkan pada suatu objek ( elemen atau pos ) yang terlibat dalam suatu
transaksi, kejadian, atau keadaan untuk merepresentasi makna atau atribute objek
tersebut. Pengertian pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk
pengukuran pada saat suatu objek terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu objek.

Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan

FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat ditentukan secara


langsung dari lingkungan penerapan laporan keuangan. Maksudnya tujuan pelaporan
harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik Negara masing – masing tempat
dimana laporan keuangan tersebut dijalankan. Oleh karena itu tujuan pelaporan harus
dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan ekonomik para pemakai yang
terlibat di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai