Aset
“Aset adalah manfaat ekonomik masa depan yang cukup pasti yang diperoleh
atau dikuasai atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau
kejadian masa lalu.
Terdapat tiga kata kunci dalam definisi aset tersebut yakni aset harus mencakupi
manfaat ekonomik, dikuasai oleh entitas dan akibat transaksi atau kejadian masa lalu.
Manfaat ekonomik mengisyaratkan bahwa manfaat aset tersebut dapat terukur dan
dapat mendatangkan pendapatan atau aliran kas di masa akan datang. Dikuasai oleh
entitas mempunyai implikasi bahwa aset cukup dikuasai tidak harus dimiliki, karena
penguasaan aset lebih penting dalam konsep pemilikan aset. Akibat kejadian masa
lalu mempunyai makna bahwa traksaksi atau kejadian itu dapat menimbulkan
(menambah) bahkan mengurangi aset. Sedangkan, karakteristik pendukung aset
meliputi melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan dan berkekuatan hukum.
Pengukuran
Penilaian Aset
Penilaian aset bermaksud untuk menentukan berapa jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada tiap pos aset dan menggunakan basis penilaian yang sesuai. Terdapat
dua dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan, untuk mencapai kerandalan penilaian
atas dasar nilai pertukaran yaitu arah aliran aset dan waktu. Maka dari itu, terdapat
enam basis pengukuran yang digunakan yaitu: kos historis, kos pengganti, kos
harapan, harga jual masa lalu, harga jual sekarang, dan nilai terealisasi harapan.
Pengakuan Kewajiban
Pengakuan kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat transaksi
yang telah terjadi. Kriteria pengakuan untuk memenuhi karakteristik elemen statemen
keuangan tidak berbeda dengan kriteria pengakuan aset yaitu adanya definisi,
keberpautan, keterandalan dan keterukuran dipenuhi. Saat untuk menandai bahwa
kriteria umum terpenuhi adalah terlaksanakannya kaidah pengakuan meliputi
ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar konservatisme, ketertentuan
substansi ekonomik transaksi dan keterukuran nilai kewajiban.
Pengukuran
Pengukuran yang paling objektif untuk menentukan kos kewajiban pada saat
terjadinya adalah penghargaan sepakatan dalam transaksi tersebut dan bukan jumlah
rupiah pengorbanan ekonomik masa datang. Penghargaan sepakatan suatu kewajiban
merefleksi nilai setara tunai atau nilai sekarang kewajiban yaitu jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonomik seandainya kewajiban dilunasi pada saat terjadinya.
Dengan demikian basis pencatatan kewajiban adalah nilai sekarang tunai buka nilai
nominal utang. Dalam pengukuran diskon dan premium obligasi, utang obligasi
diukur dan diakui atas dasar jumlah rupiah yang diterima dalam penerbitan obligasi.
Jadi idak terdapat untung maupun rugi dalam transaksi tersebut, jumlah rupiah
sebagai diskun atau premium merupakan harga sepakatan atau harga efektif obligasi.
Penilaian
Penyajian Kewajiban
Penyajian kewajiban dalam neraca berdasarkan urutan jatuh temponya, ini berarti
jika kewajiban jangka pendek disajikan lebih dulu dibandingkan kewajiban jangka
panjang. Tujuannya adalah memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas
perusahaan.